You are on page 1of 8

Modul 1.

1: Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional


Setelah mempelajari modul ini, 
1. CGP mampu memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
(KHD), 
2. CGP mampu mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan
sekolah,
3. CGP mampu bersikap reflektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran
yang merefleksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan
kodratnya.

Aksi nyata Modul 1.1: 


CGP membuat perubahan konkret di kelas dan menuliskannya dalam jurnal refleksi secara rutin. 

Modul 1.2: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak


Setelah mempelajari modul ini, Calon Guru Penggerak akan
1. CGP memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan merefleksikan pengaruhnya terhadap
peran sebagai Guru Penggerak.
2. CGP membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan peran seorang Guru
Penggerak.
3. CGP membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk
menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak.

Aksi Nyata Modul 1.2: 


1. CGP mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
2. CGP terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat selama rangkaian modul
1.2

Pendampingan Individu 1: Refleksi Awal Kompetensi Guru


Penggerak
1. Diskusi tantangan belajar daring
2. Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara
3. Diskusi pembuatan kerangka portofolio
4. Diskusi peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak

Lokakarya 1: Pengembangan komunitas praktisi


Setelah mengikuti lokakarya 1, Calon Guru Penggerak mampu:
(1) menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah 
(2) menjelaskan pentingnya dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan
belajar
(3) menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip pengembangan komunitas sebagai bagian dari peran guru
penggerak 
(4) mengindentifikasi komunitas praktisi yang sudah ada  
(5) mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru
penggerak. 

Modul 1.3: Visi Guru Penggerak


Setelah mempelajari modul ini, Calon Guru Penggerak akan

1. CGP mampu merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar yang berpihak pada murid
2. CGP mampu mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki CGP dalam mendukung penumbuhan
potensi murid
3. CGP mampu membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model
inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya
4. CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model
inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya

Aksi Nyata 1.3: 


CGP mengeksekusi rencana manajemen perubahan dengan menerapkan paradigma inkuiri
apresiatif dan membuat dokumentasi pribadi untuk proses pendampingan individu oleh Pengajar
Praktik

Modul 1.4: Budaya Positif


Setelah mempelajari modul ini, Calon Guru Penggerak akan

1. CGP mampu mendemonstrasikan pemahamannya mengenai konsep Budaya Positif yang di


dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori
motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan
penghargaan,  5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi.
2. CGP mampu menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan
ekosistem sekolah aman dan berpihak pada anak.
3. CGP mampu menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan
kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang 
dapat mengembangkan karakter murid.
4. CGP mampu bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa
mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.

Aksi Nyata 1.4: 


CGP menyampaikan kepada rekan-rekannya mengenai perubahan paradigma dan penerapan
strategi disiplin positif di kelas/sekolahnya masing-masing untuk menciptakan budaya positif.
Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid dalam belajar dengan aman dan nyaman untuk
meraih keselamatan dan kebahagiaan sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara
mengenai tujuan pendidikan.

Pendampingan Individu 2: Perubahan paradigma pemimpin


pembelajaran
 Diskusi refleksi diri tentang lingkungan belajar di sekolah 
 Diskusi refleksi perubahan diri setelah mempelajari paket modul 1.
 Diskusi rencana merintis komunitas praktisi di sekolah, berdasarkan hasil pemetaan di lokakarya
1

Lokakarya 2: Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar


Setelah mengikuti lokakarya 2, Calon Guru Penggerak mampu
 menjelaskan visi dan perkembangan/kemajuan prakarsa perubahan level diri (Aksi Nyata modul
1.3) serta memperbaharui rencana ke depan berdasarkan umpan balik Calon Guru Penggerak lain
 menjelaskan rencana penyampaian disiplin positif di kelas dan strategi penerapan di sekolah
(Aksi Nyata modul 1.4) serta memperbaharui rencana ke depan berdasarkan umpan balik Calon
Guru Penggerak lain
 menunjukkan kemampuan melakukan disiplin positif dengan Segitiga Restitusi
 menunjukkan kemampuan dalam membuat Keyakinan Kelas 

Modul 2.1: Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar


Murid
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang
mampu:

1. Mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran


berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan;
2. Menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid;
3. Menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk;
4. Mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di
sekolah atau kelas mereka sendiri;
5. Menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Aksi Nyata: 
CGP menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari untuk membuat rencana,
mengimplementasikan dan melakukan refleksi pembelajaran berdiferensiasi dan kemudian
mendokumentasikan proses tersebut dalam moda yang dapat dipilih sendiri

Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional


Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang
mampu:

1. Memahami pembelajaran sosial dan emosional yang berdasarkan kerangka CASEL


(Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning)
2. Memahami tentang pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) 
3. Memahami strategi untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran
penuh  sesuai dengan konteks masing-masing guru
4. Menerapkan  pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam
kegiatan di kelas, lingkungan sekolah, dan komunitas praktisi

Aksi Nyata Modul 2.2:


 CGP menerapkan rancangan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh  yang
dikoneksikan dengan materi modul lain  di  dalam kelas yang diampunya.
 CGP membuat sebuah RPP dengan memasukkan unsur diferensiasi dan kompetensi sosial-
emosional, untuk dipraktikkan dalam kelas. 
 CGP mendokumentasikan praktik pembelajaran tersebut dalam bentuk video.

Pendampingan Individu 3: Implementasi Pembelajaran yang Berpihak


pada Murid
 Refleksi hasil survei (feedback 360) + penilaian sendiri tentang kompetensi guru penggerak
 Diskusi rencana menerapkan pembelajaran sosial-emosional
 Diskusi hasil lokakarya 2 (keterlaksanaan dari tahapan BAGJA)

Lokakarya 3: Peran Pemimpin dalam Pengembangan


Pembelajaran
Setelah mengikuti lokakarya 3, Calon Guru Penggerak mampu
1. mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang pembelajaran berdiferensiasi.
2. mendemonstrasikan pemahaman mereka mengenai mindfulness dan integrasi 5 kompetensi
sosial emosional dalam praktek mengejarkan.  
3. merencanakan strategi berbagi dengan rekan sejawat mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan
kompetensi sosial emosional.
Modul 2.3: Coaching untuk Supervisi Akademik
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
1.
1. menjelaskan konsep coaching secara umum;
2. membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi,
dan training;
3. menjelaskan konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai pendekatan pengembangan
kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat);
4. menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk
pengembangan kompetensi;
5. menjelaskan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk
pengembangan kompetensi;
6. mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik; 
7. membedakan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka
memberdayakan rekan sejawat;
8. melakukan percakapan coaching dengan alur TIRTA; 
9. mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching: coaching presence, mendengar aktif, dan
mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching;
10. menjelaskan jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana, melakukan refleksi,
memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi;
11. memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip dan coaching; 
2. mempraktikan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching.
3.

Aksi Nyata:
CGP mengajak satu rekan sejawat di sekolah asal untuk menjalankan rangkaian supervisi
akademik dengan pendekatan coaching pada Pendampingan Individu ke-5 di hadapan Pengajar
Praktik.

Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan


Sebagai Pemimpin
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:

1. Melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran


2. Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun
orang lain; CGP mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema
tersebut.
3. Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam
dilema pengambilan keputusan.
4. Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema
pengambilan keputusan; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Aksi Nyata
CGP mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengambilan dan
pengujian keputusan di sekolah asal. CGP akan menjalankan praktik pengambilan keputusan dan
merefleksikannya pada saat pendampingan individu.

Pendampingan Individu 4: Evaluasi dan Pengembangan Proses


Pembelajaran
 PP observasi kelas CGP untuk melihat penerapan dari modul budaya positif, pembeljaaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional.
 Penilaian Observasi Praktik Pembelajaran
 Dijalankan dalam pola pikir coaching (pra, observasi dan pasca)

Lokakarya 4: Penguatan Praktik Coaching


Setelah mengikuti lokakarya 4, Calon Guru Penggerak mampu
  menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinya 
  mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses
pembelajaran yang berpihak pada murid 
 menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan pola
pikir coaching

Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:

1. Menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
2. Merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan
Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development).
3. Merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang sudah
dilakukan.
4. Menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.

Aksi Nyata : 
CGP melakukan implementasi materi dalam lingkup yang lebih luas, kemudian
mendokumentasikan proses, hasil dan perkembangan belajarnya dalam bentuk e-portfolio, dan
membuat refleksinya.

Modul 3.3: Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu:

1. Menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil
Pelajar Pancasila. 
2. Menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan
murid.
3. Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam
program intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
4. Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung
tumbuhnya kepemimpinan murid. 
5. Menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan
mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya.

Aksi Nyata:
(1) CGP menjalankan rancangan program/kegiatan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya
(2) CGP mendokumentasikan proses eksekusi program/kegiatan mereka dalam bentuk e-
portfolio

Pendampingan Individu 5: Rancangan Program yang Berpihak pada


Murid
 Refleksi penerapan aksi nyata modul 3.1 
 Diskusi rancangan program yang berdampak pada murid
 Diskusi perkembangan komunitas praktisi yang dijalankan di sekolah serta implementasi dari
rencana di lokakarya 3 untuk berbagi ke rekan sejawat

Lokakarya 5: Kolaborasi dalam Pengelolaan Program yang


Berpihak pada Murid
Setelah mengikuti lokakarya 5, Calon Guru Penggerak mampu
 memaknai data yang diperoleh dalam tahapan B (Buat pertanyaan) dan A (Ambil pelajaran)
untuk menjadi informasi dalam merancang fase Gali mimpi.
 menentukan aktor-aktor yang akan dilibatkan dalam fase gali mimpi sekaligus menyusun strategi
pelibatan aktor tersebut. 
 mulai membuat perencanaan program bagian Judul Program atau kegiatan, latar belakang, dan
tujuan program.

Pendampingan Individu 6: Refleksi perubahan diri dan dampak


pendidikan
 Persiapan panen hasil belajar
 Pengumpulan survei umpan balik dan refleksi hasil survei tentang kompetensi guru penggerak
(feedback 360)
 Refleksi perubahan dalam pembelajaran yang sudah diterapkan selama 6 bulan, diskusikan
dampak pada diri guru dan murid yang terjadi
 Penilaian pemetaan aset; diskusi apakah tujuan program sudah dikomunikasikan ke warga
sekolah

Lokakarya 6: Keberlanjutan Pengembangan Diridan Sekolah


Setelah mengikuti lokakarya 6, Calon Guru Penggerak mampu
 menghasilkan rencana pengembangan sekolah yang berdampak pada murid dan sesuai dengan
kondisi/sumberdaya sekolah
 menghasilkan rencana penguatan kompetensi diri sebagai pemimpinan pembelajaran untuk
mendukung pengembangan sekolah

Lokakarya 7: Festival Panen Hasil Belajar Calon Guru Penggerak


Setelah mengikuti lokakarya 7, Calon Guru Penggerak mampu
 menjelaskan proses yang dialami dan praktik baik yang didapatkan dalam mengembangkan
program yang berdampak pada murid
 membagikan hasil pembelajaran selama 6 bulan dan dampaknya terhadap diri kepada undangan
lokakarya (Kepala Sekolah, Dinas pendidikan, Komunitas daerah)
 mengumpulkan saran untuk pengembangan program dari para pengunjung

You might also like