You are on page 1of 9

Nama : Triana Purbasiwi, S.

Pd
Nim : 22425299072
LPTK : Universitas Negeri Yogyakarta
Kelas : Sosiologi

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi Jalan KH. Dewantara Kelurahan Wirotho Agung


Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi
Lingkup Pendidikan SMA Negeri 2 Tebo – Kelas X IPS1 – TP 2022-2023
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keaktifan dan semangat peserta didik
pada mata pelajaran Sosiologi, materi penyimpangan
sosial dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning di kelas X IPS1 SMA Negeri
2 Tebo
Penulis Triana Purbasiwi, S.Pd
Tanggal Desember 2022
Situasi: 1. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar Pembelajaran sosiologi pada dasarnya tidak
belakang masalah, mengapa hanya sekedar menghafal suatu konsep atau
praktik ini penting untuk materi yang sudah dipelajari atau yang ada dalam
dibagikan, apa yang menjadi buku. Konsep atau tujuan sosiologi yaitu dengan
peran dan tanggung jawab melibatkan siswa dalam melakukan setiap
anda dalam praktik ini. pemecahan masalah, karena pada dasarnya
pembelajaran sosiologi bertujuan agar peserta
didik dapat mencari tahu berbagai fenomena
sosial secara langsung untuk mendapatkan
pengetahuan dan fakta serta memiliki sifat
ilmiah. Namun kebanyakan peserta didik
beranggapan bahwa mata pelajaran sosiologi
adalah mata pelajaran yang tidak menyenangkan
dan lebih banyak menghafal. Karena kebanyakan
pembelajaran sosiologi dihadirkan secara tidak
kontekstual, padahal pada hakikatnya sosiologi
merupakan ilmu social yang nyata berada dalam
masyarakat. Metode mengajar guru yang tidak
bervariasi yang hanya menggunakan metode
ceramah saja mengakibatkan pembelajaran
berpusat pada guru. Selanjutnya Guru tidak
pernah menggunakan model pembelajaran dan
media belajar yang sesuai, sehingga
menyebabkan keaktifan belajar dan motivasi
belajar peserta didik dalam pembelajaran
sosiologi rendah.
Dari permasalahan diatas yang menjadi salah
satu alternatif solusi yang ditawarkan adalah
model pembelajaran inovatif yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning.

2. Pentingnya praktik ini dibagikan


Sosiologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
masyarakat, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami masyarakat secara ilmiah dan
alamiah. Alasan praktik ini penting untuk
dibagikan karena guru sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran khususnya dalam
merancang pembelajaran yang inovatif untuk
peserta didik. Dimulai dari pemilihan media
pembelajaran sampai penentuan model
pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan
karakteristik muatan pelajaran agar peserta didik
lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan
potensinya di kelas. Yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar Peserta didik. Dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan penggunaan TPACK dalam
pembelajaran agar dapat menarik minat belajar
Peserta didik sehingga dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam belajar sosiologi.
3. Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik
Dalam melakukan pembiasaan baik ini, penulis
berperan sebagai guru yang melaksanakan
tugas mengajar di kelas harus melakukan
persiapan awal dengan merancang perangkat
pembelajaran yang disesuaikan dengan
konten/ materi serta karakteristik peserta didik
dengan mengikuti perkembangan zaman yaitu
pembelajaran abad 21 dengan menggunakan
model pembelajaran yang inovatif. Sehingga
guru dapat menjembatani kebutuhan peserta
didik dengan memberikan pembelajaran yang
lebih bermakna.
Penulis juga berharap dapat menjadi contoh
untuk memulai pembiasaan baik dengan
menerapkan pembelajaran inovatif kepada
peserta didik khususnya di SMA Negeri 2 Tebo.
Tantangan : 1. Tantangan untuk mencapai tujuan
Apa saja yang menjadi Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tantangan untuk mencapai tersebut adalah :
tujuan tersebut? Siapa saja a. Dalam pembuatan perangkat pembelajaran
yang terlibat, inovatif K-13, guru membutuhkan waktu dalam
mempersiapkannya.
b. Pada saat proses pembelajaran, peserta didik
dibagi dalam kelompok. Dalam proses diskusi
ada siswa yang masih belum serius dalam
pengerjaanya, terutama pada saat guru
meminta peserta didik untuk berdiskusi guna
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Sehingga hasil analisis masalah kurang
maksimal.
c. Pada saat presentasi, tidak semua anggota
kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
hanya beberapa orang perwakilan anggota
kelompok yang memberikan tanggapan/
masukan pada kelompok lain.

Tantangan-tantangan tersebut menjadi


pendorong seorang guru harus mampu
menumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta
didik agar dapat menyampaikan pendapatnya di
depan teman- teman dalam pembelajaran.
Selain itu, seorang guru harus bisa menjadi
guru yang memesona bagi peserta didiknya agar
pembelajaran dikelas dapat menarik, inovatif
dan bermakna bagi peserta didik.
2. Pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan
Untuk mencapai tujuan tersebut pihak yang
terlibat adalah dosen pembimbing, guru pamong,
peserta didik kelas X IPS1, teman sejawat dan
kameramen yang mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
Aksi : 1. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru
Langkah-langkah apa yang untuk menghadapi tantangan
dilakukan untuk a. Guru dalam membuat perangkat pembelajaran
menghadapi tantangan yang mengimplementasikan K-13 dengan
tersebut/ strategi apa yang penerapan model Problem Based Learning
digunakan/ bagaimana (PBL) dan menggunakan media berbasis
prosesnya, siapa saja yang TPACK harus lebih banyak mencari referensi
terlibat / Apa saja sumber dengan literasi digital agar dalam
daya atau materi yang pembuatanya tidak membutuhkan waktu yang
diperlukan untuk lama.
melaksanakan strategi ini b. Pada saat membimbing peserta didik dalam
kelompok pada saat melaksanakan diskusi,
guru harus lebih memperhatikan dan
mengontrol penggunaan HP yang dilakukan
oleh kelompok agar penggunaan HP tersebut
tepat guna.
c. Pada saat peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi, guru harus mendorong/
memotivasi peserta didik yang lain untuk
memberikan tanggapan/ masukan terkait
dengan hasil diskusi kelompok yang
dilakukan. Jika diperlukan guru mewajibkan
setiap kelompok untuk memberikan
tanggapan sehingga pembelajaran lebih aktif
lagi.

2. Strategi yang dilakukan guru


1. Menyusun modul ajar/RPP yang sesuai dengan
kurikulum. Dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik diharapkan berkaitan erat
dengan masalah autentik dan kontekstual
yang ada di kehidupan sekitar peserta didik.
Oleh karena itu dalam penyusunan modul
ajar/RPP guru mampu mengaitkan hal
tersebut. Hal ini merupakan tahapan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dalam menyusun
perangkat pembelajaran dikarenakan RPP
merupakan rencana yang akan berpengaruh
terhadap penggunaan model pembelajaran,
media, bahan ajar, LKPD sampai kepada
penilaian.
2. Menggunakan media konkrit yang ada di
sekitar peserta didik baik sekolah atau rumah
sehingga peserta didik lebih bisa mengenal
media yang ada. Jika media konkrit sudah ada
bisa juga dikolaborasikan berbasis TPACK
sehingga peserta didik lebih mudah memahami
materi yang disampaikan dan membuatnya
lebih menarik.
3. Memilih model pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk aktif (student center).
Dalam hal ini dengan menggunakan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
Model pembelajaran tersebut fokus pada
penggunaan masalah secara autentik dan
konstekstual terhadap peserta didik.
4. Menggunakan bahan ajar yang bersumber dari
buku paket yang sudah tersedia di sekolah,
bahan ajar yang khusus disiapkan oleh guru
dan memanfaatkan tekhnologi untuk mencari
literatur dari internet.
5. Agar pembelajaran lebih bermakna dan untuk
menambahkan keantusiasan peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran, penilaian yang
akan dilakukan diinformasikan diawal
pembelajaran setelah guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Penilaian dilakukan
secara keseluruhan dari ranah Sikap, Kinerja
dan Pengetahuan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Tentunya,
instrumen harus lengkap mulai dari kisi-kisi,
indikator ketercapaian setiap ranah, dan
rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian
diakhir pembelajaran. Penilaian ranah
pengetahuan dengan menggunakan google
form sehingga peserta didik lebih antusias
dalam mengerjakan soal.
6. Penggunaan Lembar Kerja merupakan salah
satu bentuk stimulus siswa dalam belajar.
Didalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
guru dapat menuangkan kaitan dari masalah
autentik konteksual, tujuan pembelajaran,
pertanyaan analisis dengan acuan Higher
Order Thinking Skill (HOTS), sampai kepada
penarikan kesimpulan. Sehingga dengan LKPD
siswa terbantu untuk menemukan konsep
yang dicari melalui pemecahan masalah.
7. Mendesain ruangan dengan baik mulai dari
kebersihan, kerapian, dan keindahan sehingga
siswa memiliki motivasi belajar yang baik serta
pembelajaran yang nyaman.

3. Proses yang dilakukan oleh guru


Pada Siklus 1 dilaksanakan di kelas X IPS1 dengan
penerapan K-13 melalui materi Penyimpangan
Sosial. Pembelajaran di kelas ini menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dikolaborasikan dengan pendekatan saintifik dan
TPACK. Masalah autentik kontekstual yang
diangkat oleh penulis untuk dikembangkan oleh
peserta didik adalah menganalisis faktor penyebab
penyimpangan sosial. Adapun tahapan model PBL
yang dilaksanakan oleh peserta didik ada 5
sintaks/langkah yaitu:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
Pada langkah pertama ini peserta didik
disuguhkan video dan gambar mengenai LGBT.
Terlihat peserta didik antusias menyaksikan
video tersebut, kemudian peserta didik
dirangsang dengan pertanyaan pemantik video
tersebut, sehingga ada beberapa dari Peserta
didik yang menyampaikan informasi-informasi
serta pertanyaan terkait video yang akan
dijadikan rumusan masalah. Pada siklus ini
terlihat hanya sedikit siswa yang mau
menyampaikan informasi maupun pertanyaan
terkait video tersebut. Hal ini disebabkan
peserta didik malu dalam menyampaikan
pendapat dan ketika temannya sudah
menjawab cenderung lebih memilih diam dan
seolah ikut dengan jawaban temannya tersebut.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok
heterogen baik jenis kelamin maupun
kemampuan akademiknya. Tiap kelompok
berjumlah 5 orang.
c. Membimbing penyelidikan kelompok.
Pada tahapan ini digunakan metode diskusi.
Peserta didik terlihat berkerja sama sehingga
penilaian sikap keaktifan peserta didik
kecenderunganya positif yang dideskripsikan
juga oleh observer. Pada tahap ini peserta didik
menganalisis berbagai masalah sesuai petunjuk
di LKPD. Setiap kelompok berdiskusi untuk
mengembangkan hasil penyelidikanya.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Pada tahap ini peserta didik berdiskusi antara
anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan di LKPD dan membuat catatan
untuk di presentasikan. Terlihat jawaban di
LKPD masih belum lengkap. Hal ini mungkin
disebabkan kurangnya waktu dalam
pengerjaannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Masing- masing melompok mempresentasikan
hasil diskusi, kemudian kelompok lain
menyimak dan guru mengarahkan untuk
mengevaluasi dan apresiasi kepada kelompok
yang sedang mempresentasikan hasil
penyelidikanya. Tampak peserta didik lain
kurang mampu mengevaluasi sehingga hanya
sebagian kecil siswa yang memberikan
tanggapan kepada kelompok presentasi.
4. Keterlibatan SDM
Kepala Sekolah, Teman Sejawat dan Siswa
5. Sumber daya atau materi yang digunakan
Sumber Daya yang digunakan antara lain adalah
Laptop, LCD, Media, bahan ajar serta peralatan
dan bahan yang digunakan dalam melakukan
pembelajaran yang dapat disiapkan baik oleh guru
maupun oleh peserta didik.
Refleksi Hasil dan dampak 1. Dampak aksi
Bagaimana dampak dari aksi Guru lebih tertib dalam membuat perangkat
dari Langkah-langkah yang pembelajaran sebagai rencana awal dalam
dilakukan? Apakah hasilnya persiapan pembelajaran dan membuat guru lebih
efektif? Atau tidak efektif? memahami pemakaian model-model pembelajaran
Mengapa? Bagaimana respon yang inovatif.
orang lain terkait dengan Penerapan model pembelajaran PBL dengan
strategi yang dilakukan, Apa menggunakan media berbasis TPACK yang
yang menjadi faktor diimplementasikan yaitu dengan menggunakan
keberhasilan atau canva yang didalamnya di tambahkan video yang
ketidakberhasilan dari ada hubungannya dengan masalah autentik yang
strategi yang dilakukan? Apa penulis pilih memberikan dampak positif terhadap
pembelajaran dari keaktifan peserta didik di kelas. Peserta didik
keseluruhan proses tersebut menjadi senang dan antusias mengikuti jalannya
pembelajaran yang dilakukan dengan metode
diskusi. Dengan demikian, permasalahan
keaktifan peserta didik yang rendah mampu
diatasi dengan menggunakan media pembalajaran
berbasis TPACK dan model pembelajaran inovatif
PBL.

2. Hasil aksi dan kesimpulan terkait keefektifan


pembelajaran
Model pembelajaran PBL memberikan hasil yang
efektif dan dapat membuat peserta didik lebih
bersemangat sehingga keaktifan mereka dalam
belajar sosiologi menjadi lebih meningkat. Dengan
PBL, peserta didik diajak untuk menemukan
permasalahan yang autentik dan sangat familiar
di dekat mereka, kemudian mereka dituntut
untuk mencari penyebab permasalahan tersebut
dengan melakukan sebuah penyelidikan
(pengamatan) dan mampu menemukan solusi dari
permasalahan yang mereka bahas. Dengan
mengimplementasikan model ini juga,
kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka mulai
terasah dan menuju ke keterampilan HOTS.
3. Respon siswa
Respon terhadap pembelajaran yang ditunjukkan
dengan antusiasme peserta didik dalam
pembelajaran dengan media berbasis TPACK dan
model pembelajaran PBL melalui metode diskusi
yang telah dilaksanakan. Kepala Sekolah serta
guru-guru lain dalam hal ini juga turut
mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini
sehingga dapat segera diterapkan di sekolah.
4. Faktor yang mendukung keberhasilan atau
ketidak berhasilan
1. Penggunaan Masalah Autentik Kontekstual
kepada peserta didik dalam menemukan
konsep sehingga peserta didik lebih tertarik
kepada masalah tersebut.
2. Penggunaan TPACK yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan sesuai dengan
generasi peserta didik yang telah banyak
mengenal teknologi.
3. Keinginan guru dalam belajar memahami
model-model pembelajaran inovatif abad 21
sehingga proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran menjadi optimal.
5. Pembelajaran baik yang didapat dari
pelaksanaan proses pembelajaran
Pembelajaran yang didapat dari keseluruhan
proses ini adalah bahwa pembelajaran dapat
dilakukan dengan sederhana melalui pemecahan
masalah yang ada dikehidupan sehari-hari
melalui konsep sosiologi sehingga peserta didik
lebih tertarik dan dengan cepat dapat memahami
konsep tersebut. Pembelajaran juga diharapkan
mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan
generasi peserta didik. Guru diharapkan mampu
menerapkan inovasi pembelajaran sehingga dapat
mengimbangi kemampuan berpikir generasi saat
ini sehingga tercipta pembelajaran di kelas yang
berpusat pada peserta didik (Student Center).

You might also like