Professional Documents
Culture Documents
Saat ini kondisi nelayan di Indonesia kebanyakan masih berada pada garis kemiskinan.
Tidak terkecuali nelayan di Subang. Pada tahun 2015 menurut Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Subang tercatat ada 6500 nelayan. Nelayan yang ada di pesisir Subang masih berada
dalam garis kemiskinan. Hasil tangkapan nelayan di Subang langsung dikumpulkan ke
pengepul dengan harga yang jauh dari pasaran. Harga pasaran cumi saat ini sekiatr Rp.
70.000,00, tetapi harga yang nelayan peroleh dari pengepul adalah Rp 30.000,00 – Rp.
40.000,00. Hal inilah yang menyebabkan nelayan sulit untuk berkembang dan berada pada
kemiskinan. Hadirnya Jenderal Cumi maka akan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan
meningkatkan kesejahreraanya dengan membeli langsung cumi dari nelayan dengan harga yang
lebih tinggi .
Produk makanan ringan memiliki peluang besar di pasar Indonesia. Mondelez sebuah
lembaga survei di Indonesia menemukan, satu dari tiga populasi konsumen Indonesia
mengonsumsi lebih dari tiga camilan per hari. Hasil penelitian Mondelez terhadap 1.500
cumi hanya mengandung 1,2 gram lemak total, tapi hanya 0,5 gram saja yang merupakan lemak
jenuh. Dapat dijamin kandungan gizi yang baik dalam camilan yang kami buat.
Produk ini akan dapat bersaing di pasar dengan kebutuhan akan makanan sehat dan
harga yang bersaing yang kami tawarkan. Jenderal Cumi adalah produk kekinian yang akan
dapat diterima di pasaran. Kedepannya jendal cumi akan akan menjadi benchmark dan
trendsetter produk lain untuk menghasilkan jajanan yang sehat dan ekonomis.
Tujuan mendasar dari adanya Jenderal Cumi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
nelayan cumi di Subang dengan menjadi pembeli langsung cumi hasil tanggapan nelayan
dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditawarkan tengkulak saat ini, menciptakan jajanan
sehat dan bergizi yang saat ini belum ada di pasaran dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Sasaran utama kami adalah kalangan pekerja terutama di daerah Jabodetabek yang
berjumlah sekiatr 25 juta orang dan mahasiswa yang banyak berasal dari daerah lain dengan
strategi pemasaran yang dapat dilakukan secara offline dengan penjualan di sekitar jalan
Jendral Cumi menjadi produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan makanan
ringan sehat bagi konsumen/pecinta camilan yang selama ini masih mengandalkan jajanan yang
kurang bergizi. Produk kami juga akan menjadi kontributor untuk meningkatkan konsumsi
hasil olahan laut yang secara tidak langsung akan membantu produktivitas nelayan.
Kesejahteraan nelayan turut ikut menjadi fokus kami dalam menjalankan bisnis kami karena
mereka adalah
partner vital dalam kelangsungan Jendral Cumi.
a2. Kegunaan
Kegunaan Jenderal Cumi adalah untuk memenuhi nilai gizi di setiap makanan ringan
yang diproduksi. Selain itu, terdapat tujuan dari perusahaan untuk memberdayakan para nelayan
sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraannya. Hal ini diwujudkan dalam:
1. Pemilihan mitra nelayan. Mitra utama kami adalah nelayan di daerah Subang yang di mana
kondisinya masih berada dalam kondisi kurang sejahtera. Hasil tangkap cumi selama ini
langsung dibeli oleh tengkulak dengan harga yang murah. Hal ini menyebabkan
keuntungan yang diperoleh nelayan sedikit dan berpengaruh langsung dengan
kesejahteraan nelayan. Kami akan langsung membeli cumi-cumi dari nelayan dengan
harga pasaran sehingga akan meberikan niali tambah nagi nelayan.
2. Jenderal Cumi ini dapat bertahan satu bulan tanpa pengawet dengan kemasan hampa
udara. Kemasan yang berkonsep ziplock dapat memudahkan konsumen untuk
mengonsumsi di
berbagai keadaan.
3. Harga yang lebih murah dan dapat bersaing karena bahan baku langsung dipasok dari
nelayan
Selain itu, berikut merupakan analisis dari kelemahan dan kelebihan produk dengan
menggunakan diagram SWOT.
Bulan
Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Biaya 23325 23325 23325 23325 27990 27990 27990 27990 32655 32655 32655 32655
Pendapatan 45000 45000 45000 45000 54000 54000 54000 54000 63000 63000 63000 63000
Jumlah 1500 1500 1500 1500 1800 1800 1800 1800 2100 2100 2100 2100
Akumulatif 1500 3000 4500 6000 7800 9600 11400 13200 15300 17400 19500 21600
Profit 21675 21675 21675 21675 26010 26010 26010 26010 30345 30345 30345 30345
Akumulatif 21675 43350 65025 86700 112710 138720 164730 190740 221085 251430 281775 312120
Dari tabel tersebut kapasitas produksi produk adalah 1500 unit per bulan. Untuk
menentukan BEP per unit dengan menggunakan rumus:
BEP = TFC / P – HPP = TFC / Margine
Dengan: TFC = Total nilai investasi awal; P = Harga Jual; HPP = Ongkos Produksi
Rp144.520.000,00
=
Rp 14450
= 10001,38408
≈ 10002
Dari perhitungan ini dapat disimpulkan untuk mencapai BEP atau titik impas maka
penjualan harus mencapai 10002 buah Jenderal Cumi. Dengan estimasi penjualan 1500
buah per bulan dan peningkatan 20% setiap 4 bulan maka titik impas akan di capai pada
bulan ke 6 terhitung setelah proses produksi di mulai.
Angkatan : 2015
Telp. / HP : 081398978151
merupakan anggota
dari Tim : Jenderal Cumi
MENYATAKAN BERKOMITMEN
1. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diberikan oleh Direktorat Inovasi dan
Inkubator Bisnis Universitas Indonesia selama proses UI Incubate 2018 dilaksanakan;
SURAT PERNYATAAN PENGUSUL ANGGOTA
Angkatan : 2015
Telp. / HP : 082299118686
merupakan anggota
dari Tim : Jenderal Cumi
MENYATAKAN BERKOMITMEN
1. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diberikan oleh Direktorat Inovasi dan
Inkubator Bisnis Universitas Indonesia selama proses UI Incubate 2018 dilaksanakan;
SURAT PERNYATAAN TIDAK MENERIMA PENDANAAN
Telp. / HP :
menyatakan bahwa proposal yang tim saya ajukan dengan judul Jenderal Cumi tidak sedang
menerima pendanaan dari pihak mana pun.
Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran, tanpa paksaan
dan tekanan dari pihak manapun. Saya bersedia mengembalikan dana pendanaan dari
Universitas Indonesia dan menerima sanksi hukum apabila proposal usaha saya terbukti