Professional Documents
Culture Documents
JAPANEDU:
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
http://ejournal.upi.edu/index.php/japanedu/index
ABSTRACT
Microteaching is one of the subject matters to prepare student teachers. Many publications confirm the function and
importance of microteaching in improving the student teachers’ teaching skills. However, publication on the perception of
Japanese Language Education students about microteaching is still limited, despite its importance in guiding the students
for better improvement. This study aimed at analyzing the students’ perception on the implementation of microteaching at
the Japanese Language Education in a university in Bali on 2018. This study used qualitative research, and the data collected
by questionnaire and interview. The results of the analysis showed that holistically, the students have postive perception and
microteaching is perceived as very useful to improve the student teachers’ teaching skills. The instrumens used are not only
relevant to assess the progress and the achievement of the student teachers but also can function as guideline for students on
what to do in improving the teaching skills.
KEYWORDS
Microteaching; Students’ perception; Japanese Language Education.
ARTICLE INFO
First received: 20 August 2020 Final proof accepted: 30 November 2020
Available online: 31 December 2020
Kurikulum 2006, bahasa Jepang adalah mata Centre for Teaching and Learning, Harvard
pelajaran bahasa asing dan proses Univeristy menyatakan bahwa microteaching
pembelajarannya dilakukan lebih bersifat formal adalah praktek pembelajaran yang memiliki
dan teoritis. Dengan demikian, dengan tujuan untuk memberikan instruktur (calon
statusnya sebagai peminatan, pembelajaran guru) rasa percaya diri, dukungan, dan masukan
bahasa Jepang harus disesuaikan, dan guru dengan memberikan kesempatan kepada
pengajar harus memiliki kompetensi mereka mempraktekkan bagian demi bagian
pembelajaran yang menghasilkan siswa untuk dari apa yang telah direncanakan bersama
mampu menggunakan bahasa Jepang dalam teman mereka. Idealnya sesi microteaching
konteks kehidupan nyata (tidak hanya bersifat dimulai sebelum hari pertama perkuliahan
teoritis dan struktural) yang bisa dipakai sebagai dimulai, direkam untuk bisa direviu secara
bekal dan dasar untuk studi lanjut maupun individual bersama dosen yang berpengalaman.
untuk bekerja. Microteaching merupakan cara yang cepat,
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan efisien, menarik dan terbukti mampu membantu
di sekolah tempat mahasiswa melakukan calon guru mulai mengajar dengan awal yang
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di kota baik. “Microteaching is organized practice teaching.
Singaraja, dapat dinyatakan bahwa proses The goal is to give instructors confidence, support, and
pembelajaran masih bersifat konvensional dan feedback by letting them try out among friends and
kurang kontekstual. Dengan kata lain, colleagues a short slice of what they plan to do with
mahasiswa calon guru masih sangat tergantung their students. Ideally, microteaching sessions take
pada buku teks/lembar kerja siswa (LKS) dan place before the first day of class, and are videotaped
belum mampu secara inovatif melaksanakan for review individually with an experienced teaching
pembelajaran yang berpusat pada siswa (students consultant. Microteaching is a quick, efficient, proven,
centred approach). Oleh sebab itu perlu upaya and fun way to help teachers get off to a strong start”
kongkret untuk meningkatkan keterampilan (http://boxcentre.harvard.edu).
mahasiswa calon guru agar mampu mengajar Konsep microteaching juga dijelaskan oleh
bahasa Jepang secara lebih inovatif, menarik University of Guelph dari sisi pelaksanaannya di
dan mampu menghasilkan siswa yang mampu kelas (www.tss.uoguelph.ca). Dinyatakan
berbahasa Jepang, seperti yang dinyatakan bahwa microteaching merupakan bentuk latihan
dalam standar proses Kurikulum 2013 pengajaran dimana kelompok kecil mahasiswa
(Permendikbud no 81a tahun 2013). saling merekam dan mengobservasi praktek
Ada tiga komponen yang dicakup dalam pembelajaran satu sama lain, memberikan
Standar Proses Kurikulum 2013 yaitu yang masukan, terlibat dalam diskusi dengan tujuan
berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan mereka
dan pelaksanaan pembelajaran yang harus dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam
menggunakan pendekatan saintifik (yang diatur microteaching, mahasiswa diberikan kesempatan
kembali dalam Permendikbud No 103/2014 untuk mempraktekkan keterampilan
tentang pembelajaran pada pendidikan dasar instruksional dalam lingkungan pembelajaran
dan pendidikan menengah), dan tentang yang berpusat pada siswa serta memiliki tujuan
penilaian (yang diatur dalam Permendikbud No untuk memperkuat pendekatan mahasiswa
104 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik tentang pembelajaran, mengidentifikasi
pada pendidikan dasar dan pendidikan kekuatan dan kelebihan mahasiswa melalui
menengah). Dengan adanya aturan-aturan baru refleksi dan diskusi, memperkaya pemhaman
tersebut, pihak Jurusan Pendidikan Bahasa dan keterampilan mahasiswa tentang berbagai
Jepang harus melakukan upaya agar lulusannya gaya mengajar yang efektif dan meningkatkan
memiliki kompetensi untuk mampu kemampuan mahasiswa untuk memberikan dan
menjalankan kebijakan yang dinyatakan dalam menerima masukan yang efektif. Microteaching
peraturan Kementrian Pendidikan dan merupakan teknik latihan untuk belajar menjadi
Kebudayaan Republik Indonesia. Salah satu guru (Bello & Ayelaagbe, 2015); latihan untuk
upaya yang dilakukan adalah mencermati dan menjadi guru baik untuk calon guru maupun
memberdayakan mata kuliah Microteaching untuk guru dalam jabatan (Ghafoor dkk., 2012).
sebagai muara keterampilan pedagogik dan Berdasarkan kutipan tersebut, inti mata
persyaratan untuk melakukan praktek mengajar kuliah microteaching adalah mempraktekkan
di sekolah. bagian demi bagian keterampilan mengajar
secara mikro, berulang, dan direviu oleh teman
70 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 05, No. 02, December 2020, pp. 69-81
sekelas dan dosen pengampu mata kuliah. tetapi persepsi mahasiswa Pendidikan Bahasa
Dengan demikian ada beberapa keterampilan Jepang terhadap pelaksanaan pembelajaran
dasar yang dipilah untuk dilatih dan microteaching belum banyak dipublikasikan.
dipraktekkan secara terpisah agar nanti Penelitian terkait persepsi pembelajaran
keterampilan-keterampilan dasar yang sudah microteaching bahasa Jepang pernah dilakukan
terlatih bisa membentuk kompetensi pedagogik oleh Arismayanti, Padmadewi, dan Hermawan
yang memadai. (2016), dimana diketahui bahwa dalam
Menurut PACE (Partnership for Advance pembelajaran microteaching di Pendidikan
Clinical Education), keterampilan dasar dalam Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan
microteaching dikelompokkan menjadi 6 Ganesha, mahasiswa tidak diberikan
keterampilan yaitu 1) Set induction (apersepsi), 2) keterampilan mengajar yang mengarahkan
planning (membuat perencanaan), 3) presentation pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum
(keterampilan melakukan presentasi), 4) Pupil 2013. Penelitian ini kemudian menjadi salah
presentation (presentasi siswa), 5) penggunaan satu dasar penelitian yang dilakukan oleh
media Audio Visual, dan 6) Closure (penutup). Padmadewi dan Mardani (2017).
Keterampilan tersebut dilatih di tiap-tiap sesi Untuk merespon tuntutan Kurikulum 2013,
untuk pertemuan sekitar 5-10 menit untuk di upaya kongkret strategis yang bisa dilakukan
kelompok terdiri dari sekitar 4-10 orang adalah mereviu mata kuliah microteaching
(chs.uonbi.ac.ke). selaku muara dari semua mata kuliah keguruan
Pendapat lain tentang keterampilan dasar sebagai wadah untuk menggodog calon guru,
microteaching di Jiaxing University China, terdiri dan menyesuaikan model pelaksanaan
dari: 1) teknik memberikan reinforcement, 2) pembelajarannya agar link dan match dengan
memvariasikan situasi stimulus, 3) keterampilan kebutuhan di lapangan. Hal ini sudah dilakukan
presentasi, 4) ilustrasi dan penggunaan contoh, melalui penelitian Padmadewi dan Mardani
dan 5) keterampilan menggali pertanyaan siswa (2017), dan penyesuaian materi microteaching
(Ping, 2013). Sedangkan Ghanaguru, Nair dan sudah dilakukan sejak 2017. Dalam penelitian
Yong (2013) menyatakan microteaching sebagai tersebut dihasilkan perangkat pembelajaran
upaya untuk menekankan pada praktek yang lengkap berupa: kontrak kuliah silabus,
pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa RPS (Rencana Program Semester), RTM
calon guru untuk menguji keterampilan (Rencana Tugas Mahasiswa), media
pedagogisnya yang diasimilasikan dalam pembelajaran (video dan powerpoint), buku ajar
konteks pembelajaran. serta buku panduan pelaksanaan pembelajaran
Berdasarkan kajian informasi di atas, dapat microteaching (di dalamnya terdapat rubrik
dinyatakan bahwa semua konsep tersebut penilaian pelaksanaan pembelajaran
mengacu pada muara tujuan yang sama bahwa microteaching). Keseluruhan perangkat tersebut
microteaching merupakan mata kulian untuk mengarahkan mahasiswa mempelajari dan
melatih keterampilan mengajar mahasiswa melatih pembelajaran sesuai dengan tuntutan
dengan mempraktekkan keterampilan- Kurikulum 2013. Perangkat microteaching ini
keterampilan dasar pedagogik dalam kelompok juga diinsersi dengan keterampilan Abad 21
kecil kemudian mendiskusikannya untuk yaitu 4C (communication, collaboration, creativity
perbaikan. Semua keterampilan dasar yang dan critical thinking) (Trilling & Fadel, 2009)
dilatih pada dasarnya mengacu pada tujuan serta disisipi oleh nilai-nilai karakter sehingga
yang sama yaitu terampil dalam mengajar. menjadi 5C. Penelitian tersebut sampai pada
Dengan kata lain siklus pembelajaran tahap penilaian perangkat pembelajaran oleh
microteaching seperti dipaparkan di atas ahli dan pengajar mata kuliah microteaching.
menekankan pada mempraktekkan Tetapi belum dilakukan sebuah penelitian
keterampilan dasar microteaching secara mikro, terkait tanggapan dan persepsi mahasiswa
yang kemudian diberikan masukan dari terhadap pelaksanaan microteaching yang telah
berbagai pihak sebelum kemudian diadakan disesuaikan tersebut. Oleh sebab itulah,
revisi perbaikan sebelum dipraktekkan kembali. penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan
Banyak penelitian telah dilakukan yang menganalisis persepsi atau tanggapan
menganalisis manfaat dan pentingnya mata mahasiswa tentang perkuliahan microteaching.
kuliah microteaching dalam pembentukan Diharapkan hasil penelitian ini bisa dipakai
keterampilan guru mengajar (Fernandez, 2005; sebagai bahan pertimbangan untuk
Kpanja, 2001; Kumar, 2016; Anthonia, 2014), penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran
71 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Desak Made Sri Mardani, Ni Nyoman Padmadewi,
The Perception of Japanese Language Education Students About Microteaching
73 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Desak Made Sri Mardani, Ni Nyoman Padmadewi,
The Perception of Japanese Language Education Students About Microteaching
No Pertanyaan Mean
Standard Dari hasil analisis penilaian mahasiswa
Deviation terhadap implementasi mata kuliah
1 Dengan microteaching, diperoleh nilai rata-rata 4.48
microteaching saya dengan standard deviasi 500. Ini menunjukkan
percaya saya 4.60 0.494 bahwa implementasi mata kuliah microteaching
menjadi terampil berada pada kategori baik.
dalam mengajar. Manfaat pembelajaran microteaching secara
2 Materi microteaching lebih rinci dinyatakan dalam Tabel 4.
yang dibuat sangat
bermakna bagi 4.77 0.425 Tabel 4: Respon mahasiswa terhadap manfaat
mahasiswa yang pelaksanaan pembelajaran microteaching.
belajar microteaching.
3 Melalui No Respon mahasiswa terhadap manfaat
microteaching, pelaksaan pembelajaran microteaching
mahasiswa menjadi 1 Pelaksanaan microteaching menyiapkan
yakin akan memiliki 4.90 0.309 mental sebelum menjadi guru.
keterampilan yang 2 Microteaching melatih mahasiswa bisa
memadai untuk mengajar, menilai diri sendiri, dan
menjadi guru. menyiapkan mental sebelum menjadi guru
4 Dengan yang professional.
microteaching 3 Meningkatkan mental untuk menjadi guru
keterampilan dasar yang profesional.
menjadi guru bahasa 4.31 0.468 4 Mahasiswa dapat belajar lebih awal tentang
Jepang dinyatakan berinterkasi langsung dengan siswa
berikut ini menjadi meskipun dengan teman sekelas. Mahasiswa
meningkat. mendapatkan gambaran tentang mengajar di
5 Melalui kelas, dapat belajar RPP dan media
microteaching pembelajaran, serta melatih kesiapan mental
keterampilan untuk menjadi guru bahasa Jepang.
4.21 0.410 5 Bisa melatih menjadi seorang guru yang
mahasiswa untuk
mengajar inovatif profesional dan bertanggung jawab dengan
menjadi meningkat. menerapkan keterampilan dasar mengajar,
6 Microteaching juga serta bisa meningkatkan rasa percaya diri.
melatih mahasiswa Mahasiswa paham komponen mengajar
untuk membuat seperti membuat RPP, memberi dan menilai
4.40 0.494 ujian dan sebagainya.
persiapan mengajar
dengan baik dan 6 Memahami bagaimana cara mengajar dan
benar. harus berani belajar dari kesalahan-
7 Microteaching juga kesalahan lewat refleksi yang diberikan.
meningkatkan 7 Menjadi tahu cara-cara mengajar yang baik,
kemampuan mengenal berbagai metode dan strategi yang
4.40 0.494 dipakai dalam mengajar.
mahasiswa calon
guru untuk menilai 8 Dapat melatih diri tentang cara mengajar di
pembelajaran. depan teman sekelas sebelum siap untuk
8 Microteaching PPL Riil
meningkatkan 9 Tahu bagaimana cara mengajar, percaya
keterampilan diri, dan merasa siap mental untuk terjun ke
mahasiswa dalam lapangan.
4.40 0.494
menyisip 10 Belajar tentang cara mengajar terutama
pendidikan karakter memilih strategi mengajar.
dan literasi dalam
pembelajaran. Di samping itu, mahasiswa juga
9 Microteaching juga memberikan komentar tentang dampak
meningkatkan pembelajaran microteaching terhadap
4.31 0.468
keterampilan keterampilan berbahasa Jepang mahasiswa.
mahasiswa mencari Dengan tuntutan simulasi pembelajaran bahasa
74 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 05, No. 02, December 2020, pp. 69-81
75 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Desak Made Sri Mardani, Ni Nyoman Padmadewi,
The Perception of Japanese Language Education Students About Microteaching
76 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 05, No. 02, December 2020, pp. 69-81
merupakan kebijakan lembaga sejak beberapa Selain hal di atas, dalam usaha
tahun sebelumnya. meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
membuat perencanaan, terdapat beberapa poin
Pembahasan yang masih menjadi kendala bagi mahasiswa.
Menurut mahasiswa hal yang belum mereka
Hasil analisis data tentang persepsi mahasiswa kuasai yaitu keterampilan abad 21,
bisa dinyatakan secara umum bahwa mahasiswa mengakomodasi keterampilan berpikir tingkat
memiliki persepsi yang positif tentang tinggi dan inovatif dalam perencanaan
pelaksanaan pembelajaran microteaching di pembelajaran. Ketiga hal tersebut merupakan
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Undiksha. bagian dari implementasi kurikulum 2013.
Penggunaan buku ajar microteaching dirasakan Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
sangat memberikan manfaat karena mahasiswa dan Kebudayaan No 70/Tahun 2013 tentang
memiliki buku pegangan yang bisa dipakai Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
sebagai acuan untuk memahami konsep dasar Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
tentang microteaching. Hal ini terlihat dari Kejuruan dinyatakan bahwa pengembangan
penilaian mahasiswa terhadap buku ajar Kurikulum 2013 dilandasi oleh adanya
tersebut yaitu sangat baik. Pandangan tantangan eksternal dengan adanya arus
mahasiswa juga memperjelas bahwa konsep globalisasi. Dengan fenomena ini, maka
yang ditulis dalam buku ajar sangat bermanfaat keterampilan abad 21 yang diantaranya
disamping penggunaan bahasa pengantar dinilai menyangkut keterampilan belajar dan inovasi
mudah untuk dipahami. (yang sering disingkat 4C yaitu creativity, critical
Tanggapan mahasiswa ini sangat penting thinking, communication and collaboration) oleh
karena buku ajar microteaching merupakan Trilling dan Fadel (2009) sangat mutlak harus
sumber utama yang digunakan dalam dikuasai. Beberapa mahasiswa merasa belum
pembelajaran microteaching yang mempunyai percaya diri tentang strategi memasukkan
peran penting dalam pengenalan konsep keterampilan abad 21, dimana masalah ini
microteaching dan keterampilan dasar mengajar menjadi masukan bagi dosen pengampu mata
yang harus dikuasi mahasiswa. Di samping itu, kuliah untuk lebih menekankan dalam
kejelasan dan kemudahan bahasa pengantar perkuliahan. Di samping hal itu, keterampilan
buku ajar juga penting untuk diperhatikan agar dalam mengakomodasi keterampilan berpikir
mahasiswa membaca buku dengan nyaman dan tingkat tinggi juga dirasakan sebagai
mudah mencerna maknanya. keterampilan yang sulit bagi mahasiswa. Saran
Penguasaan konsep dasar microteaching dan yang diberikan oleh dosen pembimbing adalah
keterampilan dasarnya merupakan fondasi dasar meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa
agar mereka mampu mempraktekkan tiap-tiap dengan melatih mereka meningkatkan
keterampilan dasar untuk mengajarkan keterampilan bertanya. Keterampilan bertanya
topik/tema tertentu. Dalam membuat merupakan keterampilan yang sangat perlu
perencanaan pembelajaran (RPP) mahasiswa untuk dilatih (Shah & Masrur, 2011; Remesh,
merasakan bahwa pembelajaran microteaching 2013; Ghafoor dkk, 2012; Saban & Çoklar, 2013
melatih mereka membuat perencanaan menjadi dalam Padmadewi, Artini & Agustini, 2017)
lebih baik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan bahwa keterampilan bertanya
dikatakan Bell (2007) bahwa pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu keterampilan
microteaching tidak saja meningkatkan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
keterampilan praktek mengajar mahasiswa lanjut. Dalam konteks melatih keterampilan
tetapi juga dalam membuat perencanaan. berpikir tingkat tinggi, maka mahasiswa calon
Dalam pembuatan perencanaan guru bisa mendidik siswa untuk bertanya mulai
pembelajaran, sebagian besar mahasiswa dari bertanya dasar, dan jika bertanya dasar
merasa bahwa pembuatan RPP tersebut tidak sudah terampil, maka mereka bisa dilatih untuk
efisien, disebabkan banyaknya poin yang harus bertanya tingkat lanjut. Bertanya tingkat lanjut
dimasukkan. Mereka beranggapan bahwa RPP meliputi beberapa keterampilan yaitu
bisa dibuat lebih sederhana. Hal ini tentunya keterampilan mengubah pertanyaan untuk
bukan menjadi kendala lagi pada pembelajaran merangsang pemikiran kritis, menggunakan
sekarang, dimana terdapat perubahan dalam pertanyaan secara implisit untuk menggali
pembuatan RPP yang dituntut oleh pemerintah jawaban divergen dan kompleks, dan
yaitu hanya satu halaman. memberikan urutan pertanyaan yang
78 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 05, No. 02, December 2020, pp. 69-81
membimbing dan merangsang jawaban, serta diskusi dengan teman sejawat dan asesmen
membantu peserta didik. Hal ini dianggap sulit teman sejawat sangat jarang terjadi bahkan
oleh beberapa mahasiswa sehingga pada saat hanya dilakukan sekali atau dua kali setahun
simulasi banyak mahasiswa menggunakan (Tiknaz & Sutton, 2006). Dengan demikian
bahasa Indonesia ketika mereka menggunakan diharapkan studi ini bisa mengkonfirmasi
keterampilan bertanya lanjut. perlunya asesmen diri dan asesmen sejawat
Pitoy (2012) menyatakan bahwa memahami untuk mendapatkan refleksi bagi mahasiswa
informasi secara rinci adalah kunci untuk bisa dalam upaya meningkatkan keterampilan
berbagi informasi. Oleh sebab itu, keterampilan mereka mengajar.
dalam bahasa asing sangat dibutuhkan agar Diharapkan persepsi mahasiswa dalam
calon guru bisa berbagi informasi kepada siswa kajian ini bisa menginspirasi para dosen
secara benar. Sehubungan dengan hal ini, microteaching terutama dalam pembelajaran
persepsi mahasiswa tentang keterampilan bahasa asing untuk memahami kondisi riil
menjelaskan sangat perlu dicermati. Tabel 8 mahasiswa sehingga bisa membantu mereka
menjelaskan hasil penilaian teman sejawat menjadi lebih terampil dalam mengajar bahasa
tentang keterampilan menjelaskan. Dari hasil asing. Meskipun penelitian ini memberikan
tersebut ternyata mahasiswa merasa bahwa tanggapan yang positif, perlu penelitian lebih
beberapa mahasiswa kadang-kadang belum lanjut apakah persepsi mahasiswa berkorelasi
menjelaskan dengan baik. Hal yang menarik dengan keterampilan mereka mengajar, yang
adalah semua mahasiswa merasa bahwa mareka bisa menjadi rekomendasi untuk penelitian lebih
bisa menjelaskan lebih baik dari temannya. lanjut di waktu mendatang.
Kepercayaan diri tinggi ini dianggap sangat
positif agar mahasiswa calon guru yakin bisa
meningkatkan diri lebih baik dari teman KESIMPULAN DAN SARAN
sejawatnya.
Tabel 9 menggali kegiatan yang dilakukan Pembelajaran microteaching sangat penting
mahasiswa tentang strategi belajar untuk dalam membentuk keterampilan guru mengajar.
meningkatkan keterampilan menjelaskan Microteaching merupakan muara pertemuan teori
mereka. Hal ini sangat perlu bagi dosen dan praktek. Pembelajaran microteaching
pengampu agar memudahkan memberi saran menuntut calon guru untuk mampu
sesuai dengan apa yang disenangi oleh mempraktekkan teori keguruan yang dipelajari
mahasiswa. Dari Tabel 9 bisa diketahui bahwa baik itu dalam merencanakan pembelajaran,
mahasiswa menggunakan berbagai strategi melaksanakan pembelajaran maupun untuk
untuk meningkatkan keterampilan menjelaskan melaksanakan asesmen. Mempraktekkan tiap-
yaitu dengan menggunakan media, serta tiap keterampilan dasar perlu mendapat input
beragam cara yang digunakan untuk melatih tidak saja dari dosen pengajar tetapi juga dari
keterampilan berbahasa mereka. Strategi yang mahasiswa sendiri maupun dari teman sejawat.
paling sering digunakan oleh mahasiswa dalam Tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa
meningkatkan keterampilan menjelaskan adalah memberikan informasi dari perspektif
menjalin komunikasi dengan penutur bahasa mahasiswa yang sangat penting untuk
Jepang. diperhatikan dan dicermati agar dosen
Di samping keterampilan menjelaskan pengampu mata kuliah microteaching bisa
secara umum, mahasiswa memberikan memberikan masukan tepat sasaran sesuai
tanggapan bahwa implementasi pembelajaran dengan situasi dan kondisi mahasiswa. Persepsi
microteaching bermanfaat dalam meningkatkan yang diberikan mahasiswa merupakan kondisi
keterampilan mereka mengajar, hal ini nyata tentang kondisi mahasiswa itu sendiri
diperkuat oleh data kuisioner menunjukkan yang sering diabaikan oleh dosen pengampu.
hasil dengan kategori baik. Hal ini Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan
mengkonfirmasi penelitian-penelitian masukan kepada dosen microteaching tidak
sebelumnya (Fernandez & Robinson, 2006; hanya untuk pendidikan bahasa Jepang tetapi
Kilic, 2010; Ismail, 2011; Donnelly & juga untuk pendidikan bahasa asing lainnya.
Fitzmaurice, 2011; Anthonia, 2014; Astika,
2014). Penggunaan asesmen diri dan asesmen
sejawat sangat penting dalam pembelajaran
microteaching. Tetapi pada kenyataannya,
79 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Desak Made Sri Mardani, Ni Nyoman Padmadewi,
The Perception of Japanese Language Education Students About Microteaching
80 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 05, No. 02, December 2020, pp. 69-81
81 | P a g e
e- ISSN 2528-5548