You are on page 1of 8

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN


DIREKTORAT PENYIAPAN KAWASAN PERHUTANAN SOSIAL
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lantai 14
1. Gatot Subroto, Jakarta 10270, Telp (021) 5730206, Fax (021) 5730136

BERITA ACARA EVALUASI


PERSETUJUAN PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN
KTH MADU ABADI
KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NTB
Nomor BA. 93/PKPS/PHKHTR/PSL.0/8/2022
Pada hari ini Jumat tanggal Dua Puluh Enam Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua,
kami yang bertanda tangan di bawah ini :

No. Nama Instansi Jabatan dalam Tim


Bambang Subangkit, S. Hut, M. Si Direktorat PKTHA Ketua
Agung Susetyo, S. Si Direktorat PKPS Anggota
Huzziyatur Rikza Ms, S. Hut Direktorat PKPS Anggota
I Gusti Ketut Ardana Balai PSKL JBNT Anggota
Bramarvy Munajat Balai PSKL JBNT Anggota
Dindin Saefudin, S. Hut KPH Batu Lanteh Anggota
Sayza Novasani KPH Batu Lanteh Anggota
8 Yani Sagaroa Pokja PPS Prov NTB Anggota

Berdasarkan:
1. Surat Tugas Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial Norm r
ST.178/PKPS/PHKHTR/PSLO/08/2021 tanggal 19 Agustus 2021.
2. Surat Tugas Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Jawa
Bali Nusa Tenggara Nomor ST.277/X-2/BPSKL-3/PSL.1/08/2022 tanggal 5 Agustus 2022.
3. Surat Tugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat Nomor 090/1736/PDASRPM-DISLHK/2022.
4. Surat Tugas Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Batulanteh Nomor 090/719/BKPH-
BTL/2022 tanggal 24 Agustus 2022
Telah melakukan evaluasi izin Perthutanan Sosial pada tanggal 24 s.d 28 Agustus 2022
terhadap izin persetujuan pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HKM) yang
diberikan kepada:
Nama Pemegang Izin :IUPHHK-HKm Madu Abadi
Legalitas Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan
pada Kawasan Hutan Produksi Tetap kepada Kelompok Tani
Hutan Madu Abadi +200 (Dua Ratus) Hektare di Desa Olat
Rawa Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Luas 200 Ha
Nama :Syamsuddin H. Ali
NIK
No. Telp
Alamat :Desa Olat Rawa, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa

Dengan hasil sebagai berikut:


A. Hasil Evaluasi berdasarkan Wawancara dan FGD
B. Berdasarkan hasil wawancara dan Focus Group Discussion di Rumah ketua KTH Madu
Abadi yang dihadiri oleh Tim Evaluasi PS dari Direktorat PKPS, Direktorat PKTHA, BPSKL
Wil. Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Pokja Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan KPH
Batulanteh, didapatkan fakta, data, dan informasi sebagai berikut:
1. Aspek Administrasi
Kriteria Ketersediaan dokumen perencanaan perhutanan sosial
1) Keberadaan SK Persetujuan PS dan peta areal kerja
Dokumen lUPHHK-HKm KTH Madu Abadi terdapat pada arsip kelompok.
Pengurus KTH Madu Abadi juga bisa menunjukkan secara fisik kepada tim
evaluasi. KT Madu Abadi pernah memiliki RKU namun saat ini tidak ada
konsistensinya.
2) Keberadaan laporan pelaksanaan PS.
Berdasarkan hasil wawancara dan keterangan dari Pengurus KTH Madu Abadi
belum pernah membuat laporan secara tertulis terkait pelaksanan Perhutanan
Sosial yang berjalan
2. Aspek Ekologi
a. Kriteria Fungsi dan status kawasan hutan dapat dimanfaatkan sesuai
peruntukannya
KTH Madu Abadi melaksanakan kegiatan pengelolaan di areal kerjanya Sebagian
untuk pemanenan madu, area yang tidak terdapat madu seluas 15 Ha digunakan
untuk pondok pesantren, dan sisanya hanya dibiarkan saja.
b. Kriteria Perbaikan Tutupan Hutan
1) Kondisi tutupan hutan menurun
Sebagian besar areal HKm KTH Madu Abadi tidak dikelola, namun kondisi areal
tersebut masih terdapat vegetasi. Tutupan lahan pada areal HKm Madu abadi
tergolong tidak baik karenan tidak ada perbaikan tutupan lahan atau tidak
dilakukan penanaman pada areal HKm, masyarakat hanya terfokus pada hasil
madu yang ada. Bahkan diperoleh informasi juga anggota kelompok ada yang
menanam jagung saat menunggu masa panen madu.
Rata rata Areal Hkm Madu Abadi dalam 1 petak kurang dari 100 pohon
tumbuhan kayu.
C. Kriteria Keaneragaman Hayati
1) Jumlah dan keragaman bertambah
Berdasarkan hasil pengecekkan lapangan dan informasi dari Penyuluh,
diperoleh informasi bahwa jenis keanekaragamarn tetap.
2) Spesies endemik
Hasil dari informasi anggota kelompok dan informasi dari KPH keberadaan
spesies yang ada di dalam areal HKm adalah monyet.
d. Kriteria Perbaikan Kondisi Hidrologis
1) Pada umumnya jumlah mata air yang terdapat pada areal HKm Madu Abadi
meningkat, sumber mata air yang ada di areal HKm terjaga dengan baik setelah
tidak adanya tanaman jati.
2) Kualitas air yang bersumber dari mata air di areal perhutanan sosial memburuk
dikarenakan air yang ada digunakan kubangan untuk hewan ternak (kerbau).
e. Kriteria Perlindungan Hutan
1) Masih terjadi illegal logging
Praktek illegal logging masih terjadi di dalam areal HKm Madu Lestari walaupun
sudah semakin jarang terjadi. Illegal logging yang terjadi sudah ditangani oleh
pihak kelompok sendiri.

2) Tidak terdapat SOP, sarana prasarana, dan kegiatan pencegahan dan


penanggulangan karhutla
Pernah terjadi kebakaran hutan di dalam areal kerja IUPHHK-HKM dan
ditangani oleh pihak kelompok sendiri. Info yang didapatkan dari kelompok
karena sengaja dibakar untuk pembukaan lahan.

3) Tidak ada kegiatan pemeliharaan dan perlindungan hutan


Kegiatan pemeliharaan dan perlindungan hutan oleh KTH Madu Abadi masih
kurang karena masih dilakukan juga pembakaran untuk pembukaan lahan oleh
kelompok.
3. Aspek Sosial
a. Kriteria Peningkatan Kesejahteraan kelompok/masyarakat/desa
1) Pendapatan tetap
Pendapatan masyarakat berasal dari madu yang berada areal kerja IUPHHK-
HKM, minimnya pengelolaan lahan yang ada pada areal HKm mengakibatkan
pendapatan ekonomi dari areal IUPHHK-HKM belum dapat dirasakan secara
menyeluruh.
2) Jumlah tenaga kerja dan lapangan kerja tetap
IUPHHK-HKM belum dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar kawasan karena saat ini belum terdapat kegiatan pengelolaan HKm
secara menyeluruh.
3) Tidak memiliki aset
Dari informasi ketua kelompok dan juga anggota kelompok sudah memilki
beberapat aset yang digunakan kelompok untuk melakukan pemanenan madu,
tetapi kelompok belum memiliki aset untuk pengolahan lahan yang di luar
penghasil madu.

b. Kriteria Penguatan Kelembagaan


1) KTH Madu Abadi belum memiliki aturan tertulis dan mekanisme kelembagaan
yang disepakati Bersama oleh kelompok. Kelompok memiliki aturan yang tidak
tertulis
2) KTH Madu Abadi belum memiliki KUPS yang tertulis, meskipun dulu sudah
memiliki.
3) Pertemuan rutin KTH Madu Abadi dilakukan saat akan dilakukan pemanenan
madu dan pertemuan dilakukan di rumah ketua kelompok.
4) Beberapa anggota pernah mengikuti madu yang dilakukan oleh LOH.
d. Tata kelola hasil hutan jasa lingkungan
Belum ada kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan oleh KTH Madu Abadi.
e. Tata usaha hasil hutan
1) Belum terdapat Kelompok Usaha Perhutanan Sosial untuk mengelola usaha
KTH Madu Abadi.
2) Tidak ada produk HHBK dan Koperasi belum melakukan pemasaran HHBK
sementara masyarakat yang memungut madu hanya bersipat perorangan saja
di dalam areal IUPHHK-HKM.
3) Kelompok memiliki sumberdaya (sarana, prasarana, modal).
4) Koperasi belum membangun sistem informasi dan manajemen pemasaran.
5) Tidak ada jasa lingkungan ekowisata di dalam areal IUPHHK-HKM.
6) Belum ada pengelolaan atau pemanfaatan jasa lingkungan di areal TUPHHK
HKM.
7) Kelompok belum pernah melakukan pembayaran PNBP
C. Hasil Evaluasi IUPHHK-HKM berdasarkan Desk Analysis dan Pengecekan
Lapangan
Berdasarkan desk analysis dan pengecekan ke lapangan, diperoleh data dan informasi
sebagai berikut
1. Letak lokasi
Desa :OlatRawa
Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa
Provinsi Nusa Tenggara Barat
DAS DAS Kakiang
2. Batas lokasi
Utara Hutan Produksi Tetap
Selatan Hutan Produksi Tetap
Barat Hutan Produksi Tetap
Timur Hutan Produksi Tetap

3. Hasil checking lapangan menggunakan GPS adalah sebagai berikut:


Titik Nama Koordinat Tutupan Informasi Lain
No. Pemegang Lahan
X Y
Izin

1 KTH Madu 117.59576 Dataran Pembukaan lahan untuk


Abadi 8.4931997 penananam jagung seluas 15
Ha

2 117.59488 Didominasi Jalan masuk berupa tebing


8.495200 3 Belukar dan bebatuan, sudah
dilakukan pembukaan lahan
untuk pembangunan
pesantren di dalam areal
HKmyg sudah bekerja sama
dengan Ketua Kelompok HKm
seluas+-15 Ha
3 117.59617 Pohon Jambu Terdapat pohon jambu mente
8.495715 |2 Mente, Belukar seluas 1 Ha, namun
penanaman dilakukan dengan
jarak yg terlalu dekat.
Terdapat toren untuk
penampungan air.

117.59578 Dataran Lokasi dibuatnya sumur


8.493229 sedalam 104 Meter untuk
dijadikan sumber mata air

5 117.60031 Pohon, Belukar Merupakan 50% lahan HKm


8.493041 yg belum dilakukan
penanaman, snegaja
dilakukan untuk melestarikan
lebah di dalam kawasan
untuk budidaya madu.

4. Berdasarkan hitung ulang digital, areal kerja IUPHHK-HKM Madu Abadi memiliki

luasan + 107 Ha dan berada pada kasawan Hutan Produksi Terbatas.


5. Kondisi biofisik calon lokasi
a. Tutupan lahan : Belukar, tanah terbuka, pertanian lahan kering campuran
b. Ketinggian 25-125 mdpl
c. Kelerengan <25%
d. Topografi Datar berbukit
e. Jenis vegetasi Jambu Mete dan Semak Belukar
pada areal IUPHHK-HKM
6. Jenis tanaman yang sudah diusahakan masyarakat
adalah tanaman jagung, dan jambu mente
7. Potensi areal kerja:
a.Hasil Hutan Kayu Jati
Madu
b. Hasil Hutan Bukan Kayu|:|Jagung, jambu mente,
C. Pemanfaatan kawasan

d. Pemanfaatan jasling
D. Modal Sosial dan Inisiatif Baru yang dikembangkan
karena sebagian besar orang yang
Modal Sosial KTH Madu Abadi cukup rendah
dan pemegang IUPHKm.
tercantum di SK tidak tahu bahwa mereka merupakan Anggota
SK dan tidak ada Berita
Terjadi juga penambahan anggota tetapi penggantinya tidak ada di
bisa bersinergi dengan inisatif Desa karena
Acaranya. KTH Madu Abadi juga belum
pemanfaatan HKm
kurangnya pengetahuan dan tidak adanya perencanaan
E. Permasalahan Umum dan Harapan
Sudah
HKm belum terpetakan dengan baik.
1. Areal garapan masyarakat di Areal Kerja
ada masyarakat lain di luar anggota
dibagi blok blok Garapan masyarakat, tetapi di
HKM. Hal ini merupakan potensi konflik
kelompok yang masuk ke dalam areal
masyarakat mengingat pada umumnya anggota kelompok lebih dominan mengambil
madu dan area yang tidak terdapat pada sangat jarang atau bahkan tidak
dimanfaatkan oleh anggota.
2. Areal kerja HKm belum dimanfaatkan oleh KTH Madu Abadi sesuai peruntukannya,
sumber
walaupun diketahui ada potensi bibit bibit tanaman kehutanan dan juga
sumber air yang muncul, namun sampai saat ini anggota KTH masih tetap focus pada
hasil madu dari areal HKm tersebut.

F. Dampak Pengelolaan Perhutanan Sosial


1. Secara ekonomi, HKm Madu Abadi sudah cukup memberikan manfaat ekonomi bagi
dikirim
masyarakat terutama Anggotanya karena dalam hasil panen madu sudah
hingga antar provinsi bahkan sampai antar pulau.
2. Secara ekologi, kondisi tutupan Areal Kerja HKm masih terjaga karena anggota HKm
untuk
hanya memanfaatkan titik titik tertentu untuk pengambilan madu. Sedangkan
areal yang tidak terdapat madu hanya beberapa saja yang dimanfaatkan bahkan
dibiarkan saja. Mata air tetap terjaga bahkan muncul beberapa sumber air.
3. Secara sosial, keberadaan HKmbisa mengikat kepentingan bersama untuk
HKm
pengelolaan kawasan. Pertemuan Anggota dilakukan di rumah ketua kelompok

D. Rekomendasi dan Tindak Lanjut


1. KTH Madu Abadi perlu segera melakukan Penandaan Batas Areal HKm nya, terutama
batas persil anggotanya, mengingat adanya orang di luar anggota yang masuk ke areal
HKm.
2. Areal yang belum dimantaafkan di luar areal yang berpontensi madu untuk dikelola

juga dengan penanaman tanaman MPTS.


3. Anggota tambahan KTH Madu Abadi bersama Pendamping perlu berkooordinasi
dengan Pemerintah Desa Olat Rawa untk mengajukan Amandemen SK PPHKm tentang

Keanggotaan dan Pengurus ke Menteri LHK.


4. Pendamping dibantu Dinas LHK NTB dan BPSKL JBNT perlu segera memfasilitasi
penyusunan RKPS dan RKT setelah dilakukan konsolidasi di KTH Madu Abadi.
N L

You might also like