You are on page 1of 11

JIEOM Vol.06, No.

01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184


https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC,


JSA DAN SWIFT DI PERUSAHAAN KERUPUK UD.XYZ

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ANALYSIS WITH HIRARC, JSA AND SWIFT
METHODS IN CRUCKER COMPANY UD.XYZ

Gabriella Amanta Chrisya, Glisina Dwinoor Rembulan


Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara
Email: gabriellachrisya178@gmail.com, rembulanglisina@gmail.com*

Received: Abstrak
07 Apr 2023 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja untuk para
pekerja, sehingga adanya jaminan keselamatan yang diberikan perusahaan kepada setiap
pekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah HIRARC (hazard identification risk
Accepted:
assessment and risk control), Metode JSA (Structured What If Technique) dan Metode SWIFT
29 Mei 2023
(Structured What If Technique). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada metode HIRARC
terdapat 5 dari 8 pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level
Published: high dan metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama. Berdasarkan hasil penelitian, metode
01 Juni 2023 JSA merupakan metode yang terbaik diantara metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya
penilaian potensi pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko pada setiap pekerjaan dan
menjabarkan tahap-tahap pengerjaan secara bertahap sehingga dapat mengetahui setiap
pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya dari para pekerja.

Kata Kunci: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured
What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)

Abstract
This research aims to improve occupational health and safety for workers, so that there is a
safety guarantee provided by the company to every worker. The method used in this study is
HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured What If
Technique) method and SWIFT (Structured What If Technique) method. The results showed that
in the HIRARC method there were 5 out of 8 jobs that had a high level of risk, for the JSA method
there were 3 high level risks and the SWIFT method which had 3 main priorities. Based on the
results of the study, the JSA method is the best method between HIRARC and SWIFT methods,
due to an assessment of job potential to determine the level of risk in each job and to describe
the stages of work in stages so as to know each risk control to reduce the level of danger from
workers.

Keywords: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured
What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)

How to cite: Chrisya, G, A., & Rembulan, G, D. (2023). Analisis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan
Metode Hirarc, Jsa dan Swift Di Perusahaan Kerupuk UD.XYZ . Journal of Industrial Engineering and
Operation Management (JIEOM), 6(1), 75-85.
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jieom.v6i1.10749

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 75


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2017, setiap 15
detik terdapat 153 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Setiap hari terdapat 6.300
orang meninggal karena penyakit dan kecelakaan akibat kerja dalam kurung waktu satu
tahun terjadi lebih dari 2,3 juta kematian dan penyakit dan kecelakaan akibat kerja (Safety
and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention, n.d.). Tercatat pada bulan Januari 2020,
berdasarkan data yang telah dikumpulkan Jaminan Hari Tua di Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, salah satu hal yang membuat para pekerja meninggal
dunia dikarenakan penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, meninggal akibat
kecelakaan kerja total hasil yang di kumpulkan sebanyak 203 kasus dengan total Rp 4,09
miliar. Pada bulan Februari 2020 kasus yang terjadi naik 403 kasus dengan total Rp 7,61
miliar, dan pada bulan Maret 2020 naik kembali menjadi 603 kasus dengan total Rp 105,64
miliar.
Kurangnya penyediaan dan penerapan K3 di lingkungan kerja oleh perusahaan
mengakibatkannya kasus kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu setiap karyawan berhak
diberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan yang layak dan akibat
kecelakaan yang terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Karena itu penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja penting untuk keselamatan karyawan dan mengurangi kerugian yang
terjadi pada perusahaan bila terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain penerapan
dan penyediaan perlengkapan keselamatan kerja. Perusahaan juga harus melakukan
pelatihan K3 seperti mampu mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
di sekitar lingkungan kerja dan dapat memberikan fasilitas dan panduan untuk
penggunaan peralatan pelindungan diri yang wajib dipakai saat berada di lingkungan kerja.
UD.XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan yaitu menjual
berbagai rasa dan bentuk kerupuk yang berdiri dari tahun 1980 kemudian berkembang
menjadi perusahaan besar dan mulai membuka perusahaan baru pada tahun 2017.
Perusahaan ini memproduksi kerupuk rasa bawang dan kerupuk rasa terasi, serta
seiringnya waktu mulai menambahkan produk kerupuk rasa udang yang langsung
diterima oleh pasar.
Selama mengumpulkan data di UD.XYZ pada bagian produksi pekerja banyak
menggunakan mesin seperti mesin pemotong kerupuk udang, oven masak, oven pengering
dan mesin untuk menjalankan mesin oven yang menggunakan bahan dasar kayu. Mesin –
mesin dan lingkungan para pekerja saat beraktivitas di UD.XYZ dapat membahayakan
pekerja dikarenakan kurangnya penerapan K3 disekitar lingkungan kerja dan tidak adanya
penggunaan perlengkapan kerja yang dapat melindungi pekerja dari kecelakaan yang
terjadi.

Tabel 1. Kecelakaan Akibat Kerja Januari 2018 – Januari 2021


Jumlah Kecelakaan Kerja Per
No. Jenis Kecelakaan Kerja Tahun
2018 2019 2020 2021
Tangan mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat
1 4 3 4 2
memasukan kayu bakaran
2 Jari terpotong akibat mesin pemotong 1 0 0 0
3 Tangan terjepit gilingan buburan 3 1 1 0

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 76


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

Tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat


4 9 8 9 5
memasukan dan mengeluarkan barang mentah
Tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat
5 9 10 12 7
mengangkat barang
6 Tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang 4 5 6 3
7 Terkena siraman air panas saat mencampurkan adonan 3 1 1 0
Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap
8 2 2 4 2
menyebabkan gangguan pernafasan

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa seberapa banyaknya kecelakaan yang
terjadi setiap tahunnya, oleh karena itu peneliti ingin perusahaan lebih memperhatikan K3
di lingkungan kerja dan perlengkapan kerja yang baik.
Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga metode untuk menyelesaikan masalah
tersebut, yaitu Metode HIRARC, JSA dan SWIFT. Metode HIRARC merupakan proses
pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang meliputi severity, frekuensi,
sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan. Metode JSA adalah cara untuk
mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan kerja selain itu untuk dapat
mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibar kerja. Sedangkan metode
SWIFT ini digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi apa saja yang
dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya metode SWIFT juga
luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan yaitu:


1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah ditemukan di lingkungan kerja yaitu alat pelindung diri yang
sangat minim, semua pekerja menggunakan perlengkapan apa adanya yang dibawa dari
rumah dan kurangnya fasilitas perlindungan diri dari perusahaan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang di dapatkan dari penelitian ini dan akan
dijawab di penelitian yang sedang diteliti ini.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai agar terlaksana
dan manfaat dari penelitian ini untuk kepentingan bersama.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari data untuk mencapai
tujuan penelitian. Penelitian dengan menggunakan data skunder dan primer. Data
primer adalah data yang didapatkan dengan melakukan wawancara secara langsung
dengan narasumber seperti kepala gudang dan karyawan lantai produksi. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dengan mendapatkan data dari perusahaan
dengan melihat secara langsung berada di perusahaan tersebut.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan agar data-data yang telah dikumpulkan dapat diolah dengan
menggunakan metode-metode yang telah digunakan untuk mengetahui lebih lanjut
apakah ada masalah pada penelitian ini, agar dapat dilanjutkannya penanganan lebih
lanjut.

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 77


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

6. Pengendalian Risiko
Setelah melakukan penilaian risiko kita dapat melakukan pengendalian risiko dengan
melihat potensi bahaya yang mungkin terjadi, mengidentifikasi bahaya yang ada di
lingkungan kerja dapat dikembangkan dengan melakukan pendekatan untuk
pengurangan potensi bahaya
7. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
HIRARC merupakan poses pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang
meliputi severity, frekuensi, sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan.
Identifikasi bahaya dibagi menjadi 3 cara untuk mengidentifikasi bahaya (hazard
identification) yaitu, penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control).
8. Job Safety Analysis (JSA)
JSA adalah cara untuk mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan
kerja selain itu untuk dapat mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibat
kerja. Mengidentifikasi pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan secara spesifik dan
beberapa bagian, lalu mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi
selama bekerja. Melakukan penilaian, setelah melakukan identifikasi kecelakaan kerja
hal yang dilakukan yaitu mengevaluasi level untuk mengetahui risiko kecelakaan kerja.
Mengcontrol setiap risiko dengan cara mengukur dengan efisien untuk meminimalkan
kecelakaan kerja.
9. Structured What If Technique (SWIFT)
Metode SWIFT adalah metode untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi
apa saja yang dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya
metode SWIFT juga luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.
10. Melakukan Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian
hasil dan pembahasan.
11. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian
hasil dan pembahasan. Merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ditanyakan,
saran merupakan masukan yang diberikan kepada peneliti untuk perusahaan dan
penelitian selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)


Di bawah ini merupakan Tabel identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian
risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control). Hasil tabel penilaian risiko yang
didapatkan dari hasil perhitungan severity dan probability/likelihood of hazard, setelah
mengetahui tingkat risiko setiap pekerjaan maka dilakukannya pengendalian risiko pada
setiap pekerjaan.

Tabel 2. Proses Pengerjaan Identifikasi Bahaya dan Risiko UD.XYZ


No. Tahap Proses Pengerjaan Identifikasi Bahaya Risiko
Api yang besar dan banyak Tangan mengalami luka bakar,
Aktifitas membakar kayu kering
1 asap dari tempat akibat tepapar api saat
untuk bahan bakar oven
pembakaran memasukan kayu bakaran

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 78


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

Aktifitas memotong kerupuk iris Mesin pemotong kerupuk Jari terpotong akibat mesin
2
besar memotong dengan cepat pemotong
Melakukan penggilingan bahan Mesin yang terus bergerak Tangan terjepit gilingan
3
baku saat menampurkan adonan buburan
Tangan terkena oven/steam
Memasukan dan mengeluarkan panas saat kontak langsung saat
4 Uap oven yang panas
kerupuk yang ada di oven memasukan dan mengeluarkan
barang mentah
Tangan terluka akibat terkena
Aktifitas mengangkut sak Staples yang terbuka saat
5 staples yang terbuka saat
kerupuk ke truk mengangkat barang
mengangkat barang
Barang terjatuh saat ingin
Melakukan pengambilan barang Tertimpa saat berusaha
6 mengambil barang di
di gudang kerupuk menurunkan barang di gudang
gudang
Menampurkan adonan Menggunakan air panas Terkena siraman air panas saat
7
menggunakan tangan untuk menampurkan bahan mencampurkan adonan
Pada saat memasukan kayu
Banyak asap yang
Aktifitas membakar kayu kering bakar ke oven, asap
8 dikeluarkan dari tempat
untuk bahan bakar oven menyebabkan gangguan
pembakaran
pernafasan
Sumber (Peneliti, 2022)

Tabel 3. Penilaian Potensi Bahaya di UD.XYZ


Jumlah Kecelakaan Kerja
Risk
No Jenis Kecelakaan Kerja Per Tahun P S Skor
Level
2018 2019 2020 2021
Tangan mengalami luka bakar, akibat
1 terkena papar api saat memasukan kayu 4 3 4 2 3 4 12 High
bakaran
2 Jari Terpotong akibat Mesin Pemotong 1 0 0 0 1 4 4 Medium
3 Tangan terjepit gilingan buburan 3 1 1 0 2 2 4 Medium
Tangan terkena oven/steam panas saat
4 kontak langsung saat memasukan dan 9 8 9 5 4 3 12 High
mengeluarkan barang mentah
Tangan terluka akibat terkena staples
5 9 10 12 7 5 2 10 High
yang terbuka saat mengangkat barang
Tertimpa saat berusaha menurunkan
6 4 5 6 3 3 3 9 High
barang di gudang
Terkena siraman air panas saat
7 3 1 1 0 2 2 4 Medium
mencampurkan adonan
Pada saat memasukan kayu bakar ke
8 oven, asap menyebabkan gangguan 2 2 4 2 2 4 8 High
pernafasan
Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat hasil dari penilaian risiko bahwa terdapat 5
kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu kecelakaan yang mengakibatkan tangan
mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat memasukan kayu bakar, tangan mengenai
oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang
mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang,
tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang dan pada saat memasukan kayu
bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan. Berdasarkan hasil penilaian
potensi bahaya, dapat dilihat bahwa risiko kecelakaan kerja yang memiliki risk level high
telah banyak melukai para pekerja sehingga setiap tahunnya memiliki data kecelakaan yang
tinggi atau sering terjadi di lingkungan kerja. Pekerjaan yang memiliki risiko yang tinggi
memerlukan adanya penanganan lebih lanjut dari perusahaan sehingga dapat mengurangi
risiko kecelakaan di tempat kerja. Selain terdapat risk level high ada juga pekerjaan yang
terdapat 3 kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu jari terpotong akibat mesin
pemotong, tangan terjepit gilingan buburan dan terkena siraman air panas saat
mencampurkan adonan. Kecelakaan kerja yang memiliki tingkat risiko medium berarti
terdapat kecelakaan kerja tetapi tidak sering terjadi seperti pada tingkat risiko yang tinggi,

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 79


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

biarpun tidak memiliki risiko yang tinggi tetapi perlunya penanganan lebih lanjut agar
dapat teratasi sehingga tidak terjadi kembali (Jacob et al., 2015).

Tabel 4. Pengendalian Risiko UD.XYZ


Identifikasi
No Proses Risiko Pengendalian Risiko
Bahaya
Tangan Mengalami
Api yang besar Menggunakan alat pelindung
Membakar kayu Luka Bakar, akibat
dan banyak asap diri berupa sarung tangan dari
1 kering untuk tepapar api saat
dari tempat kulit dan pelindung badan
bahan bakar oven memasukan kayu
pembakaran berbahan kulit
bakaran
Memasang display K3 bahaya
Mesin pemotong
Jari Terpotong terpotong/terjepit dan
Memotong kerupuk
2 akibat Mesin menggunakan alat pelindung
kerupuk iris besar memotong dengan
Pemotong diri berupa sarung tangan
cepat
neoprene
Mesin yang terus Memasang display K3 bahaya
Melakukan
bergerak saat Tangan terjepit terjepit dan menggunakan alat
3 penggilingan
menampurkan gilingan buburan pelindung diri berupa sarung
bahan baku
adonan tangan neoprene
Tangan terkena
oven/steam panas Menggunakan alat pelindung
Memasukan dan
saat kontak diri berupa sarung tangan kulit,
mengeluarkan Uap oven yang
4 langsung saat pelindung badan berbahan kulit
kerupuk yang ada panas
memasukan dan dan memasang display K3 oven
di oven
mengeluarkan panas atau uap panas
barang mentah
Tangan terluka
Staples yang akibat terkena
Menggunakan alat pelindung
Mengangkut sak terbuka saat staples yang
5 diri berupa sarung tangan kain
kerupuk ke truk mengangkat terbuka saat
yang dilapisi.
barang mengangkat
barang
Barang terjatuh Tertimpa saat
Mengambil stock saat ingin berusaha Menggunakan electric stacker
6
krupuk di gudang mengambil barang menurunkan dan helmet kelas B
di gudang barang di gudang
Menggunakan alat pelindung
Menampurkan Menggunakan air Terkena siraman
diri berupa sarung tangan kulit
adonan panas untuk air panas saat
7 dan menggunakan alat untuk
menggunakan menampurkan mencampurkan
membantu mengadon selain
tangan bahan adonan
menggunakan tangan
Pada saat
Banyak asap yang memasukan kayu
Membakar kayu Menggunakan alat pelindung
dikeluarkan dari bakar ke oven,
8 kering untuk diri berupa perlindungan
tempat asap menyebabkan
bahan bakar oven pernafasan respirator
pembakaran gangguan
pernafasan
Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa setiap risiko yang ada pada proses
pengerjaan di pabrik memiliki pengendalian risiko. Untuk proses nomor 1 perusahaan
harus menyediakan sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas,
kayu dan permukaan kasar. Proses nomor 2 memerlukan sarung tangan neoprene yang
memiliki kekuatan anti potong, nomor 3 sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi
dari forging, kayu dan permukaan kasar. Nomor 4 diperlukannya sarung tangan dari kulit
yang dapat melindungi dari panas dan pelindung badan yang berbahan kulit sehingga
terhindar dari panas dan api. Nomor 5 disediakan sarung tangan kain yang dilapisi yang
bisa digunakan untuk berbagai macam aktivitas, selain itu perusahaan harus menyediakan
sarung tangan ini kepada semua buruh angkut agar keamanan tetap terjaga. Nomor ke 6
yaitu diperlukannya helmet kelas B yang memberikan keamanan dari benturan dan bahaya

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 80


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

benda jatuh. Nomor 7 dengan menggunakan sarung tangan kulit yang dapat melindungi
tangan dari air panas saat mengadon. Pekerjaan yang terakhir yaitu dengan menyediakan
perlindungan pernafasan respirator yang melindungi pekerja dari asap yang
membahayakan pernafasan pekerja. Dengan adanya pengendalian risiko yang sesuai
dengan kebutuhan pada setiap proses pengerjaan dapat mengantisipasi terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan (Jacob et al., 2015).

Job Safety Analysis (JSA)


JSA memiliki tugas untuk menjabarkan secara rinci tahapan-tahapan pengerjaan,
bahaya yang mungkin saja terjadi, serta risiko dan bagaimana cara pengendalian bahaya
tersebut. Berikut merupakan tabel JSA pada tahap-tahap pengerjaan (Ababil & Ramadhan,
2018).

Tabel 5. JSA Pekerjaan Dengan Risiko Tinggi Di UD.XYZ


Potensi
No. Pekerjaan Tahap Pengerjaan Bahaya Pengendalian Risiko
Risiko
Menggunakan SOP
Persiapan cara mengangkat
Tertimpa kayu
mengambil bahan material yang baik
akibat crane Kaki terluka
baku oven yaitu dan benar serta
kurang memadahi
kayu kering menggunakan safety
shoes
Tangan terluka
Memasukan kayu karena serpihan
Tangan Menggunakan APD
kering sebagai kayu, akibat tidak
bengkak atau yaitu sarung tangan
bahan bakar ke menggunakan
infeksi dari kulit
oven sarung tangan saat
Pegaturan
mengangkat kayu
Tingkat Suhu
1 Api yang terlalu
Oven
besar dapat Menggunakan sarung
Kerupuk Menyalakan api Luka bakar
mengakibatkan tangan kulit, welding
menggunakan akibat
luka bakar pada shields dan pelindung
minyak tanah sambaran api
tangan atau bagian badan berbahan kulit
tubuh lainnya
Api dapat
Memasukan kayu
mengakibatkan
tambahan untuk
luka bakar pada Menggunakan APD
mengatur suhu Luka bakar
tangan karena yaitu sarung tangan
sesuai dengan akibat api
tidak kulit
ketentuan
menggunakan
perusahaan
sarung tangan
Menggunakan APD
yaitu seperti
Mengambil
Kulit melepuh menggunakan sarung
kerupuk yang Rak kerupuk yang
atau terkena tangan kulit dan
sudah matang di masih panas
luka bakar memasang display
oven
K3 oven dan uap
panas
Mengambil rak
Pengovenan
2 yang berisi adonan Menggunakan APD
Kerupuk
kerupuk yang Terpapar asap yaitu sarung tangan
Kulit melepuh
masih mentah panas kulit dan memasang
untuk dimasuk display K3 uap panas
kan ke dalam oven
Mengambil rak Menggunakan APD
Kulit melepuh
kerupuk yang Rak kerupuk yang yaitu sarung tangan
atau terkena
sudah matang ke masih panas kulit dan memasang
luka bakar
oven pengeringan display K3 uap panas
Mengambil Tangan Menggunakan
Mengambil stock Barang terjatuh
3 Produk untuk terkilir, patah electric stacker dan
krupuk di gudang saat ingin
Truk muat dan luka pada helmet kelas B

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 81


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

mengambil barang kepala


di gudang pegawai
Staples yang
Menangkat produk Tangan Menggunakan APD
terbuka saat
ke dalam truk bengkak dan yaitu sarung tangan
mengangkut
muat infeksi yang dilapisi
barang
Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 5 merupakan pekerjaan yang memiliki risk level high dapat dilihat
bahwa setiap tahap memiliki bahaya, potensi risiko dan pengendalian risiko yang berbeda
yang dapat membahayakan pekerja, sehingga diperlukannya pengendalian risiko pada
setiap tahap. Pengendalian risiko pada setiap tahap berbeda diantaranya perlu
menggunakan sarung tangan kain yang dilapisi agar bisa digunakan untuk berbagai macam
aktivitas, pelindung kaki agar terlindungi dari benturan maupun benda berat, sarung
tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas, kayu dan permukaan kasar.
Menggunakan welding shields untuk melindungi wajah dari percikan api dan pelindung
badan berbahan kulit agar terlindungi dari suhu panas atau api. Dari Tabel di atas dapat
dilihat bahwa kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) yang diberikan maupun disediakan
kepada para pekerja oleh karena itu setiap pekerjaan di UD.XYZ diperlukan keamanan lebih
yaitu menyediakan APD sehingga dapat memberikan keamanan dan terhindar dari risiko
yang telah diperkirakan seperti pada tabel bahaya dan potensi risiko, diperlukannya
penanganan lebih lanjut dari perusahaan agar dapat dipastikan setiap karyawan
menggunakan APD yang sesuai (Jacob et al., 2015).

Structured What If Technique (SWIFT)


Di bawah ini merupakan table penilaian risiko yang dilakukan dengan menghitung
nilai RRN (Risk Rating Number), penilaian tingkat risiko metode SWIFT dengan
memperhatikan keparahan (severity) dan frekuensi (frequency).

Tabel 6. Identifikasi Bahaya “What If” pada UD.XYZ


No What if Answer Safeguard
Pekerja akan mengalami luka bakar
Menggunakan alat pelindung diri
Bagaimana jika tempat pembakaran apabila api mengenai bagian tubuh
berupa sarung tangan dari kulit,
mengeluarkan api yang besar dan dari pekerja serta mengalami
1 pelindung badan berbahan kulit
asap yang terlalu banyak gangguan pernafasan akibat asap
dan perlindungan pernafasan
menyebabkan gangguan pernafasan? yang berlebih dan tidak adanya
respirator
penggunakaan masker
Bagaimana jika mesin pemotong Memasang display K3 bahaya
Menyebabkan pekerja mengalami
kerupuk mengalami gangguan dan terpotong/terjepit dan
2 luka dan dapat mengakibatkan
mengakibatkan proses pemotongan menggunakan alat pelindung diri
tangan terputus akibat mesin
di luar kendali? berupa sarung tangan neoprene
Memasang display K3 bahaya
Bagaimana jika saat mesin gilingan Menyebabkan tangan terkilir dan terpotong/terjepit dan
3
beroperasi tangan pekerja terjepit? patah menggunakan alat pelindung diri
berupa sarung tangan neoprene
Menggunakan alat pelindung diri
berupa sarung tangan kulit,
Bagaimana jika uap panas dari oven Menyebabkan tangan melepuh atau
4 pelindung badan berbahan kulit
mengenai bagian tubuh dari pekerja? mengalami luka bakar ringan
dan memasang display K3 oven
panas atau uap panas
Bagaimana jika saat memindahkan
Menggunakan alat pelindung diri
karung kerupuk terdapat staples Menyebabkan tangan bengkak dan
5 berupa sarung tangan kain yang
yang terbuka sehingga dapat melukai infeksi
dilapisi.
para pekerja?
Bagaimana jika saat mengambil stok
kerupuk di gudang pekerja terluka Menyebabkan tangan terkilir, patah Menggunakan electric stacker
6
akibat pack kerupuk yang terjatuh dan luka pada kepala pegawai dan helmet kelas B
menimpa pekerja?
Bagaimana jika saat mengaduk Menyebabkan tangan mengalami luka Menggunakan alat pelindung diri
7
adonan kerupuk pekerja mengalami bakar ringan berupa sarung tangan kulit dan

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 82


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

luka bakar akibat air panas yang menggunakan alat untuk


dicampurkan? membantu mengadon selain
menggunakan tangan
Sumber: (Peneliti, 2022)

Tabel 6 merupakan worksheet what if dari proses pekerjaan di UD.XYZ, dengan


memperanyakan “what if” dari setiap proses pekerjaan dengan begitu peneliti mengetahui
risiko yang mungkin terjadi saat melakukan pekerjaan dari jawaban pertanyaan what if,
setelah mengetahui bahaya apa saja dari jawaban pertanyaan tersebut peneliti dapat
memberikan solusi berupa safeguard yang sesuai dengan risiko masig-masing pekerjaan.
Salah satu dari pertanyaan yaitu bagaimana jika tempat pembakaran mengeluarkan api
yang besar dan asap yang terlalu banyak menyebabkan gangguan pernafasan risikonya
yaitu pekerja akan mengalami luka bakar apabila api mengenai bagian tubuh dari pekerja
serta mengalami gangguan pernafasan akibat asap yang berlebih dan tidak adanya
penggunakaan masker untuk mencegah kecelakaan kerja tersebut dengan menggunakan
alat pelindung diri berupa sarung tangan dari kulit, pelindung badan berbahan kulit dan
perlindungan pernafasan respirator.

Tabel 7. Penilaian RRN di UD.XYZ


Keparahan (S) Frekuensi (F)
No Hazard RRN Prioritas
Kategori Nilai Kategori Nilai
Tangan mengalami luka bakar,
Prioritas
1 akibat terkena papar api saat II 3 B 4 12
Utama
memasukan kayu bakaran
Jari terpotong akibat mesin Prioritas
2 I 4 C 3 12
pemotong Utama
Tangan terjepit gilingan Prioritas
3 III 2 D 2 4
buburan Rendah
Tangan mengenai oven/steam
panas ketika kontak langsung Prioritas
4 II 3 C 3 9
saat memasukan dan Menengah
mengeluarkan barang mentah
Tangan terluka akibat staples
Prioritas
5 yang terbuka saat mengangkat III 2 D 2 4
Rendah
barang
Tertimpa stok kerupuk saat
Prioritas
6 berusaha menurunkan barang II 3 C 3 9
Menengah
di gudang
Tangan terluka saat panas saat Prioritas
7 III 2 D 2 4
mencampurkan adonan Rendah
Pada saat memasukan kayu
bakar ke oven, asap Prioritas
8 I 4 C 3 12
menyebabkan gangguan Utama
pernafasan
Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa analisa perhitungan tingkat risiko hasil
pengolahan data pada perhitungan RRN (Risk Rating Number), yaitu hazard nomor 1 dengan
nilai keparahan 3 dan nilai frekuensi 4 menghasilkan nilai RRN 12 yang dikategorikan
dalam tingkat prioritas utama, hazard nomor 4 dan 6 memiliki nilai keparahan 3 dan 3 nilai
frekuensi sehingga menghasilkan nilai RRN 9 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas
menengah, hazard nomor 3,5,7 memiliki nilai keparahan 2 dan nilai frekuensi 2 sehingga
menghasilkan nilai RRN 4 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas rendah. Dari hasil
nilai keparahan dan frekuensi kita dapat mengetahui tingkat prioritas setiap pekerjaan
untuk menegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja (Report, 2001). Hasil analisis tingkat
risiko prioritas utama dapat dilihat pada Tabel 8, berikut ini:

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 83


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

Tabel 8. Safeguard prioritas utama di UD.XYZ


No Hazard Prioritas Safeguard
Menggunakan alat pelindung diri
Tangan mengalami luka bakar, akibat terkena Prioritas
1 berupa sarung tangan dari kulit dan
papar api saat memasukan kayu bakaran Utama
pelindung badan berbahan kulit
Memasang display K3 bahaya
Prioritas terpotong/terjepit dan menggunakan
2 Jari terpotong akibat mesin pemotong
Utama alat pelindung diri berupa sarung
tangan neoprene
Menggunakan alat pelindung diri
Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, Prioritas
3 berupa perlindungan pernafasan
asap menyebabkan gangguan pernafasan Utama
respirator dan welding shields
Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan hasil dari Tabel 8 merupakan Safeguard prioritas utama dari hasil
penilaian RRN. Dari hasil penilaian RRN dapat mengetahui pekerjaan yang memiliki
tingkat risiko yang tinggi seperti hazard 1 terjadi kecelakaan beberapa kali sampai
membutuhkan perawatan medis hazard oleh karena itu perusahaan harus menyediakan alat
pelindung diri (APD) berupa sarung tangan dari kulit dan pelindung badan berbahan kulit
yang dapat melindungi dari suhu panas dan api. Hazard ke 2 kecelakaan yang pernah terjadi
sehingga mengalami luka berat atau cacat permanen, oleh karena itu perusahaan wajib
menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan neoprene yang memiliki
kekuatan anti potong. Hazard ke 3 kecelakaan yang terjadi beberapa kali sehingga sehingga
pekerja memerlukan perawatan medis secara berkala, agar dapat menghindari kecelakaan
tersebut perusahaan diharuskan menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa
perlindungan pernafasan respirator dan welding shields yang melindungi pekerja dari asap
yang membahayakan pernafasan pekerja (Report, 2001).

KESIMPULAN

Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode HIRARC, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang
dapat membahayakan pekerja yaitu: tangan mengalami luka bakar, akibat terpapar api saat
memasukan kayu bakaran, tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat
memasukan dan mengeluarkan barang mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang
terbuka saat mengangkat barang, tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang
dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan.
Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode JSA, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang
dapat membahayakan pekerja yaitu: pengaturan tingkat suhu oven kerupuk. Bahaya yang
dapat terjadi yaitu saat api yang besar dapat melukai pekerja dan banyak asap dari tempat
pembakaran. Proses pekerjaan saat memasukan dan mengeluarkan kerupuk yang ada di
oven, bahaya terdapat saat asap oven yang panas yang dapat mengenai para pekerja. Proses
pengerjaan mengangkut sak kerupuk ke truk memiliki bahaya yang dapat membahayakan
pekerja yaitu staples yang terbuka saat mengangkut barang. Proses pekerjaan yang
memiliki risiko tinggi lainnya adalah saat melakukan pengambilan barang di gudang
kerupuk barang bisa terjatuh dan melukai para pekerja.
Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode SWIFT, berdasarkan penilaian RRN, didapati tingkat
prioritas utama pada proses pengerjaan di UD.XYZ diantaranya adalah: jari terpotong

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 84


JIEOM Vol.06, No.01, JUNI 2023 SSN: 2620-8184
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

akibat mesin pemotong, tangan mengalami luka bakar akibat tepapar api saat memasukan
kayu bakaran dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan
pernafasan.
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan metode HIRARC terdapat 5 dari 8
pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level high dan
metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama dari pekerjaan. metode JSA merupakan
metode yang terbaik dari metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya penilian
potensi setiap pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko setiap pekerjaan dan menjabarkan
setiap tahap-tahap pekerjaan yang memiliki risk level high, dengan begitu setiap tahap
mendapatkan pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya pada para pekerja.

REFERENSI

Ababil, Z., & Ramadhan, C. (2018). ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA ( STUDI PADA PT . MMI PERUSAHAAN PRODUSEN FURNITURE ). 2662,
137–142.
Arimbi, H. B., Puspasari, M. A., & Syaifullah, D. H. (2019). Hazard identification, risk
assessment and risk control in a woodworking company. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 505(1), 1–9. https://doi.org/10.1088/1757-
899X/505/1/012038
Gydwani. (2018). Job Safety Analysis (JSA) Applied In Construction Industry. IJSTE -
International Journal of Science Technology & Engineering, 4(9), 1–9.
Jacob, A., Faria, C., Cardoso, G., Reis, K., Motta, M., Meneghetti, T., Cammino, R., & Shibli,
A. (2015). Evaluation of Helmet Protection during Impact of Head to Ground and
Impact of an Object to Head Using Finite Element Analysis. Journal of Safety
Engineering, 5(1), 8–16. https://doi.org/10.5923/j.safety.20160501.02
Nugroho, A. J. (2021). KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT ( Studi Kasus : Perusahaan
Bulu Mata ). 12(1), 25–33.
Nugroho, S. H., Suharjo, B., Bandono, A., & Haryanto, A. T. (2020). Analysis of Occupational
Safety and Health Risk Management on the Indonesian Navy Ship Project Using
Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control. Journal Asro, 11(2), 124.
https://doi.org/10.37875/asro.v11i2.275
Putri, R. N., & Trifiananto, M. (2019). ANALISA HAZARD IDENTIFICATION RISK
ASSESSMENT AND RISK CONTROL ( HIRARC ) PADA. 2–3.
Report, O. T. (2001). Marine risk assessment. Offshore Research Focus, 134, 11.
RISK MANAGEMENT. (2004). Safety and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention.
(n.d.).
Saisandhiya, N. R. (2020). Hazard Identification and Risk Assessment in Petrochemical
Industry. International Journal for Research in Applied Science and Engineering Technology,
8(9), 778–783. https://doi.org/10.22214/ijraset.2020.31583
Sugarindra, M., Suryoputro, M. R., & Novitasari, A. T. (2017). Hazard Identification and
Risk Assessment of Health and Safety Approach JSA (Job Safety Analysis) in
Plantation Company. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 215(1), 1–
11. https://doi.org/10.1088/1757-899X/215/1/012029
Technologies, H., Okta, D., Ridwan, D., Zadry, H. R., Jumeno, D., Industrial, L., Master, E.,
& Universitas, P. (2019). Framework Assessment of the Potential Hazards In the Industry.
209–216.

Gabriella Amanta Chrisya: Analisis Kesehatan Dan Keselamatan… 85

You might also like