Professional Documents
Culture Documents
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ANALYSIS WITH HIRARC, JSA AND SWIFT
METHODS IN CRUCKER COMPANY UD.XYZ
Received: Abstrak
07 Apr 2023 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja untuk para
pekerja, sehingga adanya jaminan keselamatan yang diberikan perusahaan kepada setiap
pekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah HIRARC (hazard identification risk
Accepted:
assessment and risk control), Metode JSA (Structured What If Technique) dan Metode SWIFT
29 Mei 2023
(Structured What If Technique). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada metode HIRARC
terdapat 5 dari 8 pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level
Published: high dan metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama. Berdasarkan hasil penelitian, metode
01 Juni 2023 JSA merupakan metode yang terbaik diantara metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya
penilaian potensi pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko pada setiap pekerjaan dan
menjabarkan tahap-tahap pengerjaan secara bertahap sehingga dapat mengetahui setiap
pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya dari para pekerja.
Kata Kunci: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured
What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)
Abstract
This research aims to improve occupational health and safety for workers, so that there is a
safety guarantee provided by the company to every worker. The method used in this study is
HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured What If
Technique) method and SWIFT (Structured What If Technique) method. The results showed that
in the HIRARC method there were 5 out of 8 jobs that had a high level of risk, for the JSA method
there were 3 high level risks and the SWIFT method which had 3 main priorities. Based on the
results of the study, the JSA method is the best method between HIRARC and SWIFT methods,
due to an assessment of job potential to determine the level of risk in each job and to describe
the stages of work in stages so as to know each risk control to reduce the level of danger from
workers.
Keywords: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured
What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)
How to cite: Chrisya, G, A., & Rembulan, G, D. (2023). Analisis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan
Metode Hirarc, Jsa dan Swift Di Perusahaan Kerupuk UD.XYZ . Journal of Industrial Engineering and
Operation Management (JIEOM), 6(1), 75-85.
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jieom.v6i1.10749
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2017, setiap 15
detik terdapat 153 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Setiap hari terdapat 6.300
orang meninggal karena penyakit dan kecelakaan akibat kerja dalam kurung waktu satu
tahun terjadi lebih dari 2,3 juta kematian dan penyakit dan kecelakaan akibat kerja (Safety
and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention, n.d.). Tercatat pada bulan Januari 2020,
berdasarkan data yang telah dikumpulkan Jaminan Hari Tua di Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, salah satu hal yang membuat para pekerja meninggal
dunia dikarenakan penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, meninggal akibat
kecelakaan kerja total hasil yang di kumpulkan sebanyak 203 kasus dengan total Rp 4,09
miliar. Pada bulan Februari 2020 kasus yang terjadi naik 403 kasus dengan total Rp 7,61
miliar, dan pada bulan Maret 2020 naik kembali menjadi 603 kasus dengan total Rp 105,64
miliar.
Kurangnya penyediaan dan penerapan K3 di lingkungan kerja oleh perusahaan
mengakibatkannya kasus kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu setiap karyawan berhak
diberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan yang layak dan akibat
kecelakaan yang terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Karena itu penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja penting untuk keselamatan karyawan dan mengurangi kerugian yang
terjadi pada perusahaan bila terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain penerapan
dan penyediaan perlengkapan keselamatan kerja. Perusahaan juga harus melakukan
pelatihan K3 seperti mampu mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
di sekitar lingkungan kerja dan dapat memberikan fasilitas dan panduan untuk
penggunaan peralatan pelindungan diri yang wajib dipakai saat berada di lingkungan kerja.
UD.XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan yaitu menjual
berbagai rasa dan bentuk kerupuk yang berdiri dari tahun 1980 kemudian berkembang
menjadi perusahaan besar dan mulai membuka perusahaan baru pada tahun 2017.
Perusahaan ini memproduksi kerupuk rasa bawang dan kerupuk rasa terasi, serta
seiringnya waktu mulai menambahkan produk kerupuk rasa udang yang langsung
diterima oleh pasar.
Selama mengumpulkan data di UD.XYZ pada bagian produksi pekerja banyak
menggunakan mesin seperti mesin pemotong kerupuk udang, oven masak, oven pengering
dan mesin untuk menjalankan mesin oven yang menggunakan bahan dasar kayu. Mesin –
mesin dan lingkungan para pekerja saat beraktivitas di UD.XYZ dapat membahayakan
pekerja dikarenakan kurangnya penerapan K3 disekitar lingkungan kerja dan tidak adanya
penggunaan perlengkapan kerja yang dapat melindungi pekerja dari kecelakaan yang
terjadi.
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa seberapa banyaknya kecelakaan yang
terjadi setiap tahunnya, oleh karena itu peneliti ingin perusahaan lebih memperhatikan K3
di lingkungan kerja dan perlengkapan kerja yang baik.
Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga metode untuk menyelesaikan masalah
tersebut, yaitu Metode HIRARC, JSA dan SWIFT. Metode HIRARC merupakan proses
pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang meliputi severity, frekuensi,
sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan. Metode JSA adalah cara untuk
mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan kerja selain itu untuk dapat
mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibar kerja. Sedangkan metode
SWIFT ini digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi apa saja yang
dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya metode SWIFT juga
luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.
METODE PENELITIAN
6. Pengendalian Risiko
Setelah melakukan penilaian risiko kita dapat melakukan pengendalian risiko dengan
melihat potensi bahaya yang mungkin terjadi, mengidentifikasi bahaya yang ada di
lingkungan kerja dapat dikembangkan dengan melakukan pendekatan untuk
pengurangan potensi bahaya
7. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
HIRARC merupakan poses pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang
meliputi severity, frekuensi, sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan.
Identifikasi bahaya dibagi menjadi 3 cara untuk mengidentifikasi bahaya (hazard
identification) yaitu, penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control).
8. Job Safety Analysis (JSA)
JSA adalah cara untuk mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan
kerja selain itu untuk dapat mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibat
kerja. Mengidentifikasi pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan secara spesifik dan
beberapa bagian, lalu mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi
selama bekerja. Melakukan penilaian, setelah melakukan identifikasi kecelakaan kerja
hal yang dilakukan yaitu mengevaluasi level untuk mengetahui risiko kecelakaan kerja.
Mengcontrol setiap risiko dengan cara mengukur dengan efisien untuk meminimalkan
kecelakaan kerja.
9. Structured What If Technique (SWIFT)
Metode SWIFT adalah metode untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi
apa saja yang dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya
metode SWIFT juga luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.
10. Melakukan Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian
hasil dan pembahasan.
11. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian
hasil dan pembahasan. Merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ditanyakan,
saran merupakan masukan yang diberikan kepada peneliti untuk perusahaan dan
penelitian selanjutnya.
Aktifitas memotong kerupuk iris Mesin pemotong kerupuk Jari terpotong akibat mesin
2
besar memotong dengan cepat pemotong
Melakukan penggilingan bahan Mesin yang terus bergerak Tangan terjepit gilingan
3
baku saat menampurkan adonan buburan
Tangan terkena oven/steam
Memasukan dan mengeluarkan panas saat kontak langsung saat
4 Uap oven yang panas
kerupuk yang ada di oven memasukan dan mengeluarkan
barang mentah
Tangan terluka akibat terkena
Aktifitas mengangkut sak Staples yang terbuka saat
5 staples yang terbuka saat
kerupuk ke truk mengangkat barang
mengangkat barang
Barang terjatuh saat ingin
Melakukan pengambilan barang Tertimpa saat berusaha
6 mengambil barang di
di gudang kerupuk menurunkan barang di gudang
gudang
Menampurkan adonan Menggunakan air panas Terkena siraman air panas saat
7
menggunakan tangan untuk menampurkan bahan mencampurkan adonan
Pada saat memasukan kayu
Banyak asap yang
Aktifitas membakar kayu kering bakar ke oven, asap
8 dikeluarkan dari tempat
untuk bahan bakar oven menyebabkan gangguan
pembakaran
pernafasan
Sumber (Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat hasil dari penilaian risiko bahwa terdapat 5
kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu kecelakaan yang mengakibatkan tangan
mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat memasukan kayu bakar, tangan mengenai
oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang
mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang,
tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang dan pada saat memasukan kayu
bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan. Berdasarkan hasil penilaian
potensi bahaya, dapat dilihat bahwa risiko kecelakaan kerja yang memiliki risk level high
telah banyak melukai para pekerja sehingga setiap tahunnya memiliki data kecelakaan yang
tinggi atau sering terjadi di lingkungan kerja. Pekerjaan yang memiliki risiko yang tinggi
memerlukan adanya penanganan lebih lanjut dari perusahaan sehingga dapat mengurangi
risiko kecelakaan di tempat kerja. Selain terdapat risk level high ada juga pekerjaan yang
terdapat 3 kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu jari terpotong akibat mesin
pemotong, tangan terjepit gilingan buburan dan terkena siraman air panas saat
mencampurkan adonan. Kecelakaan kerja yang memiliki tingkat risiko medium berarti
terdapat kecelakaan kerja tetapi tidak sering terjadi seperti pada tingkat risiko yang tinggi,
biarpun tidak memiliki risiko yang tinggi tetapi perlunya penanganan lebih lanjut agar
dapat teratasi sehingga tidak terjadi kembali (Jacob et al., 2015).
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa setiap risiko yang ada pada proses
pengerjaan di pabrik memiliki pengendalian risiko. Untuk proses nomor 1 perusahaan
harus menyediakan sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas,
kayu dan permukaan kasar. Proses nomor 2 memerlukan sarung tangan neoprene yang
memiliki kekuatan anti potong, nomor 3 sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi
dari forging, kayu dan permukaan kasar. Nomor 4 diperlukannya sarung tangan dari kulit
yang dapat melindungi dari panas dan pelindung badan yang berbahan kulit sehingga
terhindar dari panas dan api. Nomor 5 disediakan sarung tangan kain yang dilapisi yang
bisa digunakan untuk berbagai macam aktivitas, selain itu perusahaan harus menyediakan
sarung tangan ini kepada semua buruh angkut agar keamanan tetap terjaga. Nomor ke 6
yaitu diperlukannya helmet kelas B yang memberikan keamanan dari benturan dan bahaya
benda jatuh. Nomor 7 dengan menggunakan sarung tangan kulit yang dapat melindungi
tangan dari air panas saat mengadon. Pekerjaan yang terakhir yaitu dengan menyediakan
perlindungan pernafasan respirator yang melindungi pekerja dari asap yang
membahayakan pernafasan pekerja. Dengan adanya pengendalian risiko yang sesuai
dengan kebutuhan pada setiap proses pengerjaan dapat mengantisipasi terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan (Jacob et al., 2015).
Berdasarkan Tabel 5 merupakan pekerjaan yang memiliki risk level high dapat dilihat
bahwa setiap tahap memiliki bahaya, potensi risiko dan pengendalian risiko yang berbeda
yang dapat membahayakan pekerja, sehingga diperlukannya pengendalian risiko pada
setiap tahap. Pengendalian risiko pada setiap tahap berbeda diantaranya perlu
menggunakan sarung tangan kain yang dilapisi agar bisa digunakan untuk berbagai macam
aktivitas, pelindung kaki agar terlindungi dari benturan maupun benda berat, sarung
tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas, kayu dan permukaan kasar.
Menggunakan welding shields untuk melindungi wajah dari percikan api dan pelindung
badan berbahan kulit agar terlindungi dari suhu panas atau api. Dari Tabel di atas dapat
dilihat bahwa kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) yang diberikan maupun disediakan
kepada para pekerja oleh karena itu setiap pekerjaan di UD.XYZ diperlukan keamanan lebih
yaitu menyediakan APD sehingga dapat memberikan keamanan dan terhindar dari risiko
yang telah diperkirakan seperti pada tabel bahaya dan potensi risiko, diperlukannya
penanganan lebih lanjut dari perusahaan agar dapat dipastikan setiap karyawan
menggunakan APD yang sesuai (Jacob et al., 2015).
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa analisa perhitungan tingkat risiko hasil
pengolahan data pada perhitungan RRN (Risk Rating Number), yaitu hazard nomor 1 dengan
nilai keparahan 3 dan nilai frekuensi 4 menghasilkan nilai RRN 12 yang dikategorikan
dalam tingkat prioritas utama, hazard nomor 4 dan 6 memiliki nilai keparahan 3 dan 3 nilai
frekuensi sehingga menghasilkan nilai RRN 9 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas
menengah, hazard nomor 3,5,7 memiliki nilai keparahan 2 dan nilai frekuensi 2 sehingga
menghasilkan nilai RRN 4 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas rendah. Dari hasil
nilai keparahan dan frekuensi kita dapat mengetahui tingkat prioritas setiap pekerjaan
untuk menegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja (Report, 2001). Hasil analisis tingkat
risiko prioritas utama dapat dilihat pada Tabel 8, berikut ini:
Berdasarkan hasil dari Tabel 8 merupakan Safeguard prioritas utama dari hasil
penilaian RRN. Dari hasil penilaian RRN dapat mengetahui pekerjaan yang memiliki
tingkat risiko yang tinggi seperti hazard 1 terjadi kecelakaan beberapa kali sampai
membutuhkan perawatan medis hazard oleh karena itu perusahaan harus menyediakan alat
pelindung diri (APD) berupa sarung tangan dari kulit dan pelindung badan berbahan kulit
yang dapat melindungi dari suhu panas dan api. Hazard ke 2 kecelakaan yang pernah terjadi
sehingga mengalami luka berat atau cacat permanen, oleh karena itu perusahaan wajib
menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan neoprene yang memiliki
kekuatan anti potong. Hazard ke 3 kecelakaan yang terjadi beberapa kali sehingga sehingga
pekerja memerlukan perawatan medis secara berkala, agar dapat menghindari kecelakaan
tersebut perusahaan diharuskan menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa
perlindungan pernafasan respirator dan welding shields yang melindungi pekerja dari asap
yang membahayakan pernafasan pekerja (Report, 2001).
KESIMPULAN
Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode HIRARC, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang
dapat membahayakan pekerja yaitu: tangan mengalami luka bakar, akibat terpapar api saat
memasukan kayu bakaran, tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat
memasukan dan mengeluarkan barang mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang
terbuka saat mengangkat barang, tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang
dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan.
Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode JSA, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang
dapat membahayakan pekerja yaitu: pengaturan tingkat suhu oven kerupuk. Bahaya yang
dapat terjadi yaitu saat api yang besar dapat melukai pekerja dan banyak asap dari tempat
pembakaran. Proses pekerjaan saat memasukan dan mengeluarkan kerupuk yang ada di
oven, bahaya terdapat saat asap oven yang panas yang dapat mengenai para pekerja. Proses
pengerjaan mengangkut sak kerupuk ke truk memiliki bahaya yang dapat membahayakan
pekerja yaitu staples yang terbuka saat mengangkut barang. Proses pekerjaan yang
memiliki risiko tinggi lainnya adalah saat melakukan pengambilan barang di gudang
kerupuk barang bisa terjatuh dan melukai para pekerja.
Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di
UD.XYZ menggunakan metode SWIFT, berdasarkan penilaian RRN, didapati tingkat
prioritas utama pada proses pengerjaan di UD.XYZ diantaranya adalah: jari terpotong
akibat mesin pemotong, tangan mengalami luka bakar akibat tepapar api saat memasukan
kayu bakaran dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan
pernafasan.
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan metode HIRARC terdapat 5 dari 8
pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level high dan
metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama dari pekerjaan. metode JSA merupakan
metode yang terbaik dari metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya penilian
potensi setiap pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko setiap pekerjaan dan menjabarkan
setiap tahap-tahap pekerjaan yang memiliki risk level high, dengan begitu setiap tahap
mendapatkan pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya pada para pekerja.
REFERENSI
Ababil, Z., & Ramadhan, C. (2018). ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA ( STUDI PADA PT . MMI PERUSAHAAN PRODUSEN FURNITURE ). 2662,
137–142.
Arimbi, H. B., Puspasari, M. A., & Syaifullah, D. H. (2019). Hazard identification, risk
assessment and risk control in a woodworking company. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 505(1), 1–9. https://doi.org/10.1088/1757-
899X/505/1/012038
Gydwani. (2018). Job Safety Analysis (JSA) Applied In Construction Industry. IJSTE -
International Journal of Science Technology & Engineering, 4(9), 1–9.
Jacob, A., Faria, C., Cardoso, G., Reis, K., Motta, M., Meneghetti, T., Cammino, R., & Shibli,
A. (2015). Evaluation of Helmet Protection during Impact of Head to Ground and
Impact of an Object to Head Using Finite Element Analysis. Journal of Safety
Engineering, 5(1), 8–16. https://doi.org/10.5923/j.safety.20160501.02
Nugroho, A. J. (2021). KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT ( Studi Kasus : Perusahaan
Bulu Mata ). 12(1), 25–33.
Nugroho, S. H., Suharjo, B., Bandono, A., & Haryanto, A. T. (2020). Analysis of Occupational
Safety and Health Risk Management on the Indonesian Navy Ship Project Using
Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control. Journal Asro, 11(2), 124.
https://doi.org/10.37875/asro.v11i2.275
Putri, R. N., & Trifiananto, M. (2019). ANALISA HAZARD IDENTIFICATION RISK
ASSESSMENT AND RISK CONTROL ( HIRARC ) PADA. 2–3.
Report, O. T. (2001). Marine risk assessment. Offshore Research Focus, 134, 11.
RISK MANAGEMENT. (2004). Safety and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention.
(n.d.).
Saisandhiya, N. R. (2020). Hazard Identification and Risk Assessment in Petrochemical
Industry. International Journal for Research in Applied Science and Engineering Technology,
8(9), 778–783. https://doi.org/10.22214/ijraset.2020.31583
Sugarindra, M., Suryoputro, M. R., & Novitasari, A. T. (2017). Hazard Identification and
Risk Assessment of Health and Safety Approach JSA (Job Safety Analysis) in
Plantation Company. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 215(1), 1–
11. https://doi.org/10.1088/1757-899X/215/1/012029
Technologies, H., Okta, D., Ridwan, D., Zadry, H. R., Jumeno, D., Industrial, L., Master, E.,
& Universitas, P. (2019). Framework Assessment of the Potential Hazards In the Industry.
209–216.