Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Mooc Siti Kholisoh
Jurnal Mooc Siti Kholisoh
JURNAL
Oleh:
4. MONEY LAUNDRING
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (artiperkata) karena akan
menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut
dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu,
perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money laundering dalam perspektif
sebagai salah satu tindak kejahatan.
5. PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang
dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan actor Negara maupun actor non negara.
Kepentingan nasional Negara Negara besar dalam rangka struggle for power dan power of
influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan
pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Rekso diprojo menyebutkan
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik diantara dua negara, dimana Negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau
kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang asimetrik, sehingga berbeda
jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh
besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran. Perang proxy memanfaatkan
perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan
territorial lawannya.
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Proses nation
and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan ancaman
bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air,kesadaran berbangsa dan
bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara.
KESIAPSIAGAAN MENTAL
Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
KARAKTER KESIAPSIAGAAN MENTAL BAIK :
Berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap perilaku tersebut digunakan untuk
menuntun tingkah lakunya;
Mengelola emosi dengan baik;
Mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal;
Menegnali resiko dari setiap perbuatan;
Menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang; dan
Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak langsung) sebagai guru terbaik.
tujuan jangka panjang; dan Adalah kemampuan emosional yang meliputi : sadar akan
kemampuan emosi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri,
kemampuan empati terhadap perasaan orang lain, dan pandai menjalin hubungan dengan
orang lain.
KESEHATAN MENTAL
Adalah sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja sistem limbik (cenderung ke
emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.
KESEHATAN BERPIKIR :
1) Kesehatan Mental berkaitan dgn kemampuan berpikir.
2) Berpikir sehat, kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas
3) Kesalahan berpikir : Berpikir ‘ya atau ‘tidak’, Generalisasi berlebihan, Magnifikasi-minimisasi,
Alasan emosional, Memberi label
TANDA KESEHATAN MENTAL Adalah KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia untuk
selalu dapat berpikir sehat dalam kondisi apapun (sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem
limbik).
Pengertian Stress : Ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun terhadap lingkungannya atau respon tidak spesifik dari tubuh atas
pelbagai hal yang dikenai pada dirinya.
BELA NEGARA
AKSI NASIONAL BELA NEGARA:
Adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nila-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan
negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
NILAI-NILAI BELA NEGARA :
1. Cinta tanah air 4. Rela berkorban untuk bangsa dan
negara
2. Sadar berbangsa dan bernegara
5. Mempunyai kemampuan awal bela
3. Setia kepada pancasila sebagai ideologi
negara
negara
KESEHATAN JASMANI
Pengertian kesehatan jasmani yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan
fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan dan atau
kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan.
LATIHAN & PENGUKURAN KESIAPSIAGAAN JASMASNI
Tujuan : Meningkatkan volume oksigen (VO2max) dalam tubuh agar dapat dimanfaatkan
untuk merangsang kerja jantung dan paru-paru, guna mencapai tingkat kesegaran fisik
pada kategori baik sehingga siap dan siaga dalam melaksanakan setiap aktivitas sehari-
hari.
RESUME AGENDA 2
1. Berorientasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better and better).”
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami.
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang
dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan
meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing,
hospitality, networking, dan entrepreneurship. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor
publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality). Akuntabilitas
proses (process accountability). Akuntabilitas program (program accountability). Akuntabilitas
kebijakan (policy accountability).
3. Kompeten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar
(organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
4. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja
dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih
luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut
bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan
bermasyarakat.
5. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan
perundang undangangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang- undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
6. Adapatif
Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat diaplikasikan
dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun
ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai
berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
b. Mendorong jiwa kewirausahaan;
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah.
7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta
mobilitas dan fleksibilitas.
RESUME AGENDA 3
1. Smart ASN
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk
mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan
internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59
menit (APJII, 2020). Angka inimelampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi.
kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.Pola kebiasaan baru untuk belajar dan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi
Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara. Keempat pilar yang menopang literasi digital
yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan
tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan Manajemen ASN 68 memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun.
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai
PNS.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan
standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah.
k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administrative.