You are on page 1of 6

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS 2021


Angkatan/ Kelas : V/ Kel IV
Nama Agenda : Nilai-Nilai Dasar ASN
Nama Peserta : Wawan Anwar Musadat, S.Pd
No. Daftar Hadir : 36
Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung
Pelatihan

A. Pokok Pikiran

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai ketuhanan, kita perlu mendudukkan


Pancasila secara proporsoonal. Sila ketuhanan dalam Pancasila menjadikan
Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang
privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan
bermasyarakat dan berpolitik. Namun, Pancasila juga tidak menghendaki negara
agama, yang mengakomodir kepentingan salah satu agama. Karena hal ini akan
membawa pada tirani yang memberangus pluralitas bangsa. Dalam hal ini,
Indonesia bukan negara sekuler sekaligus bukan negara agama.
Contoh implementasi nilai ketuhanan dalam kehidupan kebangsaan dapat
dilihat dari kisah Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang meiliki keluasan hati dan
Brigadir Royani yang tegas dan jujur. Kisah tersebut merupakan wujud nyata nilai
ketuhanan dalam berbangsa, karena jika tanpa dilandasi nilai-nilai keagamaan kisah
tersebut pasti akan berbeda.
Nilai-nilai kemanusiaan juga sangat penting dimiliki oleh ASN dalam
menjalankan tugasnya. Sejarah Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Masyarakat
Indonesia telah berlangsung sejak jaman nenek moyang yang merupakan pelaut
unggul yang telah melintasi ke daerah lain. Berlanjut ke zaman kerajaan yang telah
memiliki hubungan dengan bangsa lain di luar nusantara. Hingga berlanjut ke zaman
pergerakan perjuangan melawan penjajah. Semua itu tidak terlepas dari nilai-nilai
kemanusiaan.
Nilai-nilai kemanusiaan harus dapat dimplementasikan oleh seluruh unsur
dalam bangsa Indonesia, tidak terkecuali ASN. Dengan melandaskan pada prinsip
kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-
nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur
negara. Fenomena kekerasan, kemiskinan,ketidakadilan, dan kesenjangan sosial
merupakan kenyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Contoh implementasi nilai kemanusiaan dapat kita pelajari dari beberapa
tokoh. Di antaranya Otto Iskandar Dinata yang membela rakyat kecil dari
ketidakadilan, Yap Thiem Hiem yang memperjuangkan HAM dalam pekerjaannya
sebagai seorang advokat, serta Ibu Hj. Andi Rabiah atau yang lebih dikenal dengan
nama Suster Apung yang mendedikasi hidupnya untuk membantu sesama di daerah
kepulauan
Seorang ASN juga harus mampu memahami dan mengimplementasikan Sila
Persatuan Indonesia dalam menjalankan Tugasnya. Untuk itu, seorang ASN harus
mengetahui nilai Persatuan Indonesia dari perspektif sejarah. Sejarah persatuan
indonesia sangatlah panjang. Dalam perspektif historis perjalanan bangsa
Indonesia,
untuk melihat nilai nilai sila Persatuan Indonesia dalam kebhinekaan, maka ada tiga
fase yang perlu dilalui yaitu (i) masa purba, (ii) masa pra sejarah nusantara, dan (iii)
masa sejarah nusantara.
Seorang ASN dapat mengimplementasikan nilai persatuan dalam
kehidupannya dengan cara menumbuhkan dan membina rasa persatuan dalam
dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat.
Untuk mewujudkan persatuan kita dapat mengambil contoh dari Soekarno yang
membangun rasa kebangsaan dengan membangkitkan sentiment nasionalisme
yang menggerakkan suatu I‘tikad, suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat ini adalah
satu golongan, satu bangsa.
Cukup banyak contoh kisah keteladanan yang mencontohkan implementasi
nilai-nilai pancasila diantaranya Sri Sultan Hamengkubuwono pun dikenal sebagai
pemimpin yang melindungi rakyatnya dan memosisikan dirinya sebagai pengabdi
rakyat dan pembela republik. Laksamana Muda John Lie yang dengan berani
berjuang di lautan melawan Belanda demi Indonesia
Seorang ASN harus memiliki Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai
Kerakyatan Dalam Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan menjalankan
Tugasnya.. Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan telah lama
ada dalam masyarakat nusantara. Keragaman masyarakat nusantara memunculkan
keinginan yang kuat untuk menghidupkan semangat persaudaraan dan
kesederajatan semua warga dalam pergaulan hidup berbangsa. Untuk itu, dalam
segala pengambilan keputusan, lebih diutamakan diambil dengan cara musyawarah
mufakat. Pemungutan suara (voting) dalam pengambilan keputusan merupakan
pilihat terakhir jika tidak mencapai mufakat, dengan tetap menjunjung tinggi
semangat kekeluargaan. Momen musyawarah dapat kita lihat dalam proses
perumusan dasar negara.
Masyarakat adil makmur adalah impian kebahagiaan yang terus berkobar
ratusan tahun lamanya didalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Untuk mencapai
itu seorang ASN dalam menjalankan tugasnya harus mampu memahami dan
mengimplementasikan nilai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seorang ASN
dituntut untuk Membumikan Keadilan Sosial dalam Kerangka Pancasila Peran
Negara dalma mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat
kerangka; (i) Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat system kemasyarakatan,
(ii) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) proses
fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan. (iv)
dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua
orang.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan (Thomas R. Dye). Sifat-sifat kebijakan publik harus dimengerti oleh
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. ada tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan kebijakan publik
(Tachjan) , yaitu:
 Perumusan kebijakan
 Implementasi kebijakan
 Pengawasan dan penilaian hasil kebijakan
Undang-Undang ASN memberikan jaminan kepada aparatur sipil (birokrat)
bebas dari intervensi kepentingan politik, bahkan bebas dari intervensi atasan yang
memiliki kepentingan subjektif. UU ASN dibangun atas dasar kompetensi dan
profesionalisme yang memadai sebagai sebuah persyaratan. UU ASN
memberlakukan sistem merit (sistem berdasarkan kompetensi). Artinya, ASN adalah
jabatan profesional yang menuntut persaingan dan kompetensi. Kehadiran UU
tersebut bertolak dari upaya untuk memperbaiki sifat layanan birokrasi yang buruk.
ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik dan kode perilaku yang
telah diatur di dalam UU ASN. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesiaintegritas
adalah mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Integritas nasional dipahami sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa
dalam kehidupan bernegara.
Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan
negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus
memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam
setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik. Setiap pegawai ASN
senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan.
Contoh peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dapat dilihat dari
beberapa best practices seperti pada kegiatan PPRBM (Pusat Pengembangan dan
Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat) Prof. Dr. Soeharso – YPAC
Nasional, Solo yang melayani kaum difabel yang juga merupakan bagian dari warga
negara. Selain itu juga ada penertiban PKL di Bandung. Pada peristiwa ini ASN
berperan sebagai pelaksanan kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah daerah.
Selain sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN juga memiliki peran sebagai
Pelayan Publik. Untuk itu, dibutuhkan seorang ASN sebagai bagian dari birokrasi
yang profesional. Birokrasi profesional adalah sekelompok petugas atau aparat
pada sektor privat atau organisasi pemerintah yang bekerja secara profesional yang
bertanggung jawab menjalankan fungsi dan mengimplementasikan hukum dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur institusi tersebut. Dengan
terwujudnyaASN yang profesional turut mendorong terwujudnya reformasi birokrasi
yang lebih baik yang mendorong terciptanya kemajuan bangsa dan negara.
Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara melayani, membantu,
menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau
sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat meliputi individu, pribadi-
pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi. Sedangkan pelayanan masyarakat
(publik) adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk
barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Suatu pelayanan harus diberikan secara maksimal oleh aparat pemerintah
hingga tercapai kepuasaan pelanggan atau dalam hal ini adalah masyarakat umum
yang disebut sebagai pelayanan prima. Sederhananya, pelayanan prima (exellent
service) dapat didefinisikan sebagai pelayanan yang sesuai dengan standar
pelayanan dan memuaskan pelangggan
ASN juga berperan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam UU No 5
tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS,
disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung
tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

B. Penerapannya
Dalam penerapan nilai-nilai Nasionalisme pada ASN adalah dengan cara
melakukan pekerjaan sehari-hari dengan optimal dan selalu menjaga tingkah laku.
Segala perilaku ASN harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu dilakukan karena secara sadar ataupun tidak
ASN dapat menjadi role model warga yang memiliki nasionalisme yang tinggi
sehingga dapat menjadi teladan di masyarakat.
Dalam bidang pekerjaan sebagai guru di sekolah yang memiliki tugas
mendidik anak-anak bangsa, guru dituntut untuk membuat sebuah pembelajaran
yang berkualitas dan memasukan nilai-nilai nasionalisme di dalam kelasnya. Dengan
demikian, nilai-nilai nasionalisme juga dapat tumbuh di dalam diri peserta didik.
Optimalisasi fungsi ASN yang berfungsi sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik dan perekat serta pemersatu bangsa sangat dituntut untuk
diterapkan di dunia pendidikan guna meningkatkan rasa nasionalisme. Hal ini karena
peran pendidikan yang dapat memperkenalkan, menumbuhkan, dan memperkuat
rasa nasionalisme dengan sebuah pembelajaran yang berkualitas dan penuh nilai-
nilai nasionalisme di dalamnya.

You might also like