You are on page 1of 2

Pointers Keynote Speech Kepala BPIP

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia dan Seminar
Nasional “Ideologi Pancasila Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD”

Pancasila dalam Politik dan Pemerintahan untuk Mewujudkan Kota Pancasila

 Bahwa Pancasila lahir yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan bersumber dari Pidato Sukarno
pada sidang BPUPK merupakan dasar serta ideologi negara yang dirumuskan para pendiri
bangsa dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
NRI 1945). Dengan demikian seluruh Peraturan Perundang-undangan yang ada di Indonesia,
dimulai dari undang-undang dasar pada tingkat nasional hingga tingkat daerah kabupaten/kota,
seluruhnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dengan kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila wajib diamalkan
oleh seluruh warga negara Indonesia.
 Dengan kedudukannya yang tinggi tersebut, Pancasila merupakan groundnorm atau dasar
norma bagi lahirnya seluruh aturan pemerintah dan penyelenggaraan negara yang secara
hierarkis tersusun dari tingkat nasional hingga kabupaten-kota di seluruh Indonesia. Tidak ada
satupun yang dapat menggeser kedudukannya tersebut. Pancasila sebagai dasar negara bersifat
tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Karena jika Pancasila diubah, itu berarti
membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.
 Dengan kedudukannya sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila berarti harus
diimplementasikan sebagai orientasi bagi pelaksanaan pemerintahan, pembentukan peraturan,
dan pembangunan nasional hingga pada tingkat kota di seluruh Indonesia. Dengannya, ia tidak
hanya menjadi rujukan utama bagi terciptanya peraturan dan kebijakan yang dilahirkan,
melainkan juga berperan sebagai “batu uji” untuk menilai apakah segala peraturan dan
kebijakan yang dihasilkan oleh setiap level pemeritahan kota di Indonesia telah sesuai dengan
nilai-nilai yang dikandung di dalamnya.
 Jika kita rinci berdasarkan sila-sila Pancasila, kiranya kita bisa memunculkan pertanyaan-
pertanyaan berikut: Apakah peraturan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh sebuah
pemerintahan kota telah merepresentasikan nilai-nilai ketuhanan, toleransi, dan kebebasan
menjalankan peribadatan bagi setiap pemeluk agama dan kepercayaan yang ada? Apakah
peraturan dan pembangunan yang dihasilkan tersebut telah memenuhi unsur-unsur martabat
kemanusiaan? Apakah keduanya (peraturan dan pembangunan) mampu berkontribusi pada
lahirnya persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat? Apakah kebijakan-kebijakan yang
dihasilkan telah dilandasi oleh prinsip kedaulatan rakyat yang bersendikan pada nilai-nilai
hikmat dan kebijaksanaan? Serta apakah peraturan dan kebijakan pembangunan kota tersebut
mendorong bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat?
 Pada titik ini, disinilah kita melihat pentingnya peran DPRD tingkat Kota di Indonesia. Sebagai
representasi kedaulatan rakyat dan berfungsi dalam pembentukan peraturan daerah, anggaran,
dan pengawasan, DPRD Kota memiliki peran sentral dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila. Baik dalam hal tugas dan fungsi (tusi) nya untuk membangun dan mengawal lahirnya
peraturan dan pembangunan di sebuah kota agar terus menerus sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila, maupun dalam hal kesehariannya sebagai pribadi yang diharapkan menjadi teladanan
nilai-nilai Pancasila bagi seluruh masyarakat kota yang dipimpinnya.
 Itu sebab, saya selaku kepala BPIP sangat mengapresiasi kegiatan Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) II Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia dan Seminar Nasional “Ideologi Pancasila
Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD” ini. Mengingat dari forum-forum seperti ini,
komitmen kita sebagai pemimpin nasional untuk selalu mengawal Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan selalu terpupuk. Bukan hanya dengan muatan-
muatan materi pengetahuan yang akan mengisi pemahaman kita tentang Pancasila, melainkan
juga dengan keyakinan tentang eksistensi dirinya serta – yang tak kalah penting – keteladanan
atas nilai-nilainya yang senantiasa harus selalu diwujudkan. Karena, ideologi Pancasila tidak
hanya berhenti pada dimensi pengetahuan semata, melainkan secara holistik meliputi pula
keyakinan dan tindakan.
 Dalam kehidupan kita saat ini, kita memahami bahwa tantangan mengaktualkan ideologi
Pancasila semakin besar adanya. Pasca-reformasi, aktualisasi nilai-nilai ideologi Pancasila
terhenti seiring dengan gerak euforia kebebasan dan globalisasi yang membawa masuk ideologi-
ideologi asing yang bertentangan dengan Pancasila. Sejalan dengan itu, struktur demokrasi kita
pun berubah, Dari sistem demokrasi yang tidak langsung menjadi demokrasi lansung dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah, dari sistem pemerintahan sentralisasi kepada otonomi daerah,
dari adanya pembatasan menjadi keterbukaan yang transparan, dan lain sebagainya. Dalam
beberapa hal, perubahan-perubahan tersebut tampak hadir tidak terkontrol dan makin
menjauhkan kehidupan masyarakat dari ideologi Pancasila.
 Maka untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pada tahun 2017, Pemerintah
memandang penting untuk melahirkan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila yang
pada tahun 2018 ditingkatkan statusnya sebagai Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Dengan
format pelembagaan ideologi yang demokratis, Pembinaan Ideologi Pancasila yang dilakukan
oleh BPIP adalah pembinaan yang kolaboratif. Satu model pembinaan yang didasari oleh
semangat gotong royong dengan seluruh stakeholder, termasuk salah satunya Pemerintah
Daerah yang di dalamnya terdapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sebagaimana dituliskan
dalam Rencana Strategis Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Tahun 2020 - 2024, Program-
program kolaboratif tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, mewujudkan revitalisasi dan
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kedua, melembagakan Pancasila pada setiap peraturan perundang-undangan. Ketiga,
meningkatkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui peningkatan peran dan fungsi BPIP hingga
daerah dan desa untuk mewujudkan keteladanan Pancasila. Keempat, mempromosikan inklusi
sosial di kalangan masyarakat. dan Kelima, meningkatkan keadilan sosial melalui pembangunan
berbasis Pancasila.
 Kita harus menyadari bahwa upaya pembumian ideologi Pancasila bukanlah tugas yang mudah.
Oleh sebab itu, BPIP memandang bahwa Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Seluruh
Indonesia (ADEKSI) merupakan mitra strategis BPIP untuk mempertahankan ideologi Pancasila
dari “gempuran” ideologi-ideologi asing yang dapat memporak-porandakan persatuan dan
kesatuan bangsa. Besar harapan kami bahwa dengan terselenggaranya kegiatan Rakornas II
Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia dan Seminar Nasional “Ideologi Pancasila Dalam
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD” ini, Kolaborasi BPIP dengan ADEKSI akan semakin berjalan
sinergis dalam mengaktualkan ideologi Pancasila demi terwujudnya cita-cita mewujudkan
masyarakat perkotaan di Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.

You might also like