Professional Documents
Culture Documents
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat Untuk Tempat Pemrosesan Akhir (Tpa) Sampah Di Kota Kotamobagu
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat Untuk Tempat Pemrosesan Akhir (Tpa) Sampah Di Kota Kotamobagu
Hariyono Gumalangit
Zetly E. Tamod
Bobby Polii
ABSTRACT
This study aims to analyze the appropriate location and community responses for waste landfill
sites and to determine the factors that limit the level of land suitability for waste landfill in Kota
Kotamobagu. The study was conducted in the designated area for the development of the Kotamobagu
Municipal TPA location based on the RTRW document of Kota Kotamobagu for three months from
February to March 2017. This research is observational. Research data is analyzed through quantitative
descriptive method. The results showed that in the area designated as the location of TPA development in
Kota Kotamobagu there is one candidate location that enter on the category of potential worthy in the
area of West Mongkonai region based on the criteria of the feasibility of SNI 03-3241-1994. Communities
around the landfill development/expansion sites for the TPA Poyowa Kecil tend to accept the presence of
waste landfill and for the development site of West Mongkonai region waste landfill, people in the area
tend to deny the existence of waste landfill sites. The limiting factor of land suitability for the landfill
location in Kota Kotamobagu is classified into two namely the main limiting factor that is the social
environment of the community in the form of rejection of the landfill location by the community around
the landfill site and the physical limiting factor which consists of land permeability, rain intensity and
agricultural area.
Keywords: land suitability, TPA, community response, Kota Kotamobagu, North Sulawesi
Province
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi yang layak dan tanggapan masyarakat untuk
lokasi TPA sampah serta faktor-faktor yang menjadi pembatas tingkat kesesuaian lahan untuk TPA
sampah di Kota Kotamobagu. Penelitian dilakukan di wilayah peruntukkan pengembangan lokasi TPA
sampah Kota Kotamobagu berdasarkan dokumen RTRW Kota Kotamobagu selama tiga bulan sejak
Februari sampai Maret 2017. Penelitian ini menggunakan data primer berupa wawancara dan bersifat
observasional. Data penelitian dianalisis melalui metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di wilayah yang diperuntukkan sebagai lokasi pengembangan TPA di Kota
Kotamobagu terdapat satu calon lokasi yang masuk pada kategori potensial layak yang berada di wilayah
Kelurahan Mongkonai Barat berdasarkan penilaian kriteria kelayakan SNI 03-3241-1994. Masyarakat
disekitar lokasi pengembangan/perluasan TPA sampah untuk TPA Poyowa Kecil cenderung menerima
keberadaan TPA sampah dan sebaliknya untuk lokasi pengembangan TPA sampah Mongkonai Barat,
masyarakat di wilayah tersebut cenderung menolak keberadaan lokasi TPA sampah. Faktor pembatas
kesesuaian lahan untuk lokasi TPA di Kota Kotamobagu digolongkan menjadi dua yakni faktor pembatas
utama yaitu lingkungan sosial masyarakat berupa penolakan terhadap lokasi TPA oleh masyarakat sekitar
lokasi TPA sampah dan faktor pembatas fisik yang terdiri dari permeabilitas tanah, intensitas hujan dan
kawasan pertanian.
Kata kunci: kesesuaian lahan, TPA, tanggapan masyarakat, Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi
Utara
97
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
98
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
Masyarakat Untuk Tempat Pemrosesan Akhir dituangkan dalam dokumen rencana tata
(TPA) Sampah di Kota Kotamobagu di ruang Kota Kotamobagu 2014-2034 yakni,
wilayah yang telah ditetapkan sebagai Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu
peruntukkan lokasi lokasi pengembangan Selatan dan Kelurahan Mongkonai Barat
TPA sampah di Kota Kotamobagu yakni: (1) Kecamatan Kotamobagu Barat Kota
lokasi mana yang layak untuk TPA sampah di Kotamobagu.
Kota Kotamobagu; (2) bagaimana tanggapan Wilayah kajian meliputi daerah yang
masyarakat sekitar terhadap keberadaan batas sosial dan batas administrasi. Gambaran
lokasi TPA sampah tersebut; dan (3) faktor- lokasi penelitian tersaji pada Gambar 8.
faktor apa yang menjadi pembatas tingkat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
kesesuaian lahan untuk lokasi TPA sampah di Januari sampai dengan bulan Maret 2017.
Kota Kotamobagu. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium
Fisika Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Tujuan Penelitian Universitas Sam Ratulangi Manado
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisa lokasi yang layak untuk
tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah di
wilayah peruntukkan pengembangan lokasi
TPA sampah di Kota Kotamobagu
berdasarkan kriteria standar kelayakan
yang berlaku untuk lokasi TPA sampah;
2. Menganalisa tanggapan masyarakat sekitar
terhadap keberadaan lokasi TPA sampah di
Kota Kotamobagu;
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi pembatas tingkat kesesuaian lahan
untuk lokasi TPA sampah di Kota
Kotamobagu.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan bagi pemerintah kota
Kotamobagu dalam perencanaan
pembangunan TPA sampah. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
2. Sebagai salah satu referensi bagi
mahasiswa/peneliti yang akan melakukan Bahan dan Alat Penelitian
studi lanjutan mengenai TPA di Kota Bahan utama yang dipergunakan
Kotamobagu. dalam penelitian ini yaitu lahan di wilayah
yang ditetapkan sebagai peruntukan
METODOLOGI PENELITIAN pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah di Kota Kotamobagu.
Waktu dan Tempat Penelitian Sedangkan bahan lainnya antara lain yakni,
Penelitian Penelitian ini dilakukan di peta dasar Kota Kotamobagu skala 1:25.000
wilayah yang ditetapkan sebagai peruntukan berupa peta administrasi dan peta perairan
pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan (sumber pembuatan peta administrasi dan
Akhir (TPA) sampah dalam sistem sungai) dan peta tematik Kota Kotamobagu
persampahan di Kota Kotamobagu yang skala 1:25.000 berupa peta kemiringan lahan,
99
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
100
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Populasi
d = galat pendugaan (0,1)
(4) Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan angket dan wawancara dalam metode
kuesioner berbentuk skala Likert di samping
pengamatan atas aktivitas masyarakat.
Responden menjawab butir-butir pertanyaan
dalam daftar pertanyaan yang telah disediakan
jawabannya; (5) Menganalisis tanggapan
berdasarkan data yang dikumpulkan dari
kuesioner di lapangan. Selanjutnya ditabulasi
dan di deskripsikan.
Analisa Data
Berdasarkan metode penelitian, maka
dilakukan: (1) analisis deskriptif kuantitatif
kesesuaian lahan fisik lokasi di wilayah Gambar 2. Peta Kajian Kesesuaian Lahan
peruntukkan pengembangan lokasi TPA Fisik Pada Kelayakan Regional
sampah melalui metode pengharkatan yang
mengacu pada kriteria-kriteria tahapan pada Pada Gambar 2, dapat digambarkan
SNI 03-3241-1994 yakni tahapan kelayakan secara umum wilayah kajian peruntukkan
regional dan penyisih; (2) analisis deskriptif pengembangan lokasi TPA sampah di Kota
kuantitatif tanggapan masyarakat terhadap Kotamobagu yang berada di dua lokasi yakni,
keberadaan lokasi TPA sampah melalui lokasi pengembangan/perluasan TPA sampah
penilaian persepsi dan pengetahuan Poyowa Kecil yang diwakili oleh unit lahan
masyarakat yang diukur dari indikator- I.b dimana lokasi TPA eksisting Poyowa
indikator variabel persepsi dan pengetahuan. Kecil berada pula pada lokasi tersebut dan
Pengukuran data responden melalui lokasi pengembangan TPA di Mongkonai
101
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
Barat yang diwakili oleh unit lahan I.a, II.a, TPA di Mongkonai Barat terdapat unit lahan
dan III.a serta unit lahan II.b dan III.b. utama I.a yang masuk pada kategori layak.
Pengamatan dan pengukuran Selanjutnya unit lahan potensial layak I.a
dilapangan masing karakteristik variabel yaitu sebagai lokasi pengembangan TPA di
variabel khusus, geofisik dan keruangan Mongkonai Barat seperti yang terlihat pada
dilakukan pada unit lahan yang telah Gambar 2.
ditentukan kemudian dikolaborasikan
sehingga mendapatkan hasil pengukuran
berdasarkan pembagian lokasi pengembangan
lokasi TPA yakni Poyowa Kecil dan
Mongkonai Barat.
Penilaian kesesuaian lahan geofisik
meliputi tahap kelayakan regional dan
kelayakan penyisih. Secara umum, gambaran
kajian kesesuaian pada tahapan kelayakan
regional. Untuk penilaian dilakukan
pengharkatan dengan membagi kelas
kelayakan tahap regional menjadi layak untuk
TPA sampah dan tidak layak untuk TPA
sampah seperti tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran Karakteristik Variabel Khusus
Pada Kriteria Regional
Lokasi TPA Sampah berdasarkan Unit Lahan
Hasil Pengharkatan
Variabel Unit Lahan Utama
I.a I.b II.a II.b III.a III.b
Khusus
Kemiringan
Lereng 1 1 0 0 1 0 Gambar 2. Peta Potensi Kelayakan Lahan
Kondisi Geologi 1 1 0 1 1 1
Jarak Terhadap TPA Kota Kotamobagu
Badan Air 1 0 0 0 0 0
Jarak dari Pengharkatan dilakukan dengan
Pemukiman 1 0 1 0 0 0 membagi kelas kesesuaian lahan secara fisik
Jarak dari
Lapangan Terbang 1 1 1 1 1 1 menjadi tiga kelas yaitu; sangat sesuai
Jumlah 5 3 2 2 3 2 (kategori baik), cukup sesuai (kategori
Ket: 0 = tidak layak ; 1 = layak
sedang) dan kurang sesuai (kategori jelek).
Berdasarkan hasil perhitungan,
Menurut Drake dan Pereira (2002), interval kelas kesesuaian lahan secara fisik
hasil pengharkatan pada Tabel 10 merupakan dapat diketahui pada Tabel 2. Hasil kelas
faktor pembatas utama (indikator khusus) pengharkatan pada kelas kesesuaian lahan
dalam penetapan lokasi TPA sampah yang potensial secara fisik pada kriteria penyisih,
berwawasan lingkungan, sehingga dikatakan menunjukkan bahwa lokasi unit lahan pada
layak untuk TPA sampah apabila harkat wilayah peruntukkan pengembangan lokasi
mencapai jumlah maksimal (harkat lima) dan TPA sampah di Kota Kotamobagu berada
dapat dikatakan tidak layak jika dibawah pada pada kelas kesesuaian II dengan kategori
jumlah maksimal. cukup sesuai.
Berdasar hasil pengharkatan pada Berdasarkan penilaian pada Tabel 3
kriteria regional (Tabel 1), diketahui bahwa dan 4, diketahui total nilai 212 untuk calon
lokasi unit lahan I.b yang mewakili lokasi lokasi TPA pengebangan/perluasan TPA
pengembangan/perluasan TPA sampah Poyowa Kecil dan nilai 240 untuk lokasi
Poyowa Kecil berada pada kategori tidak pengembangan TPA Mongkonai Barat.
layak, sedangkan pada lokasi pengembangan
102
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
Tabel 2. Kelas Kesesuian Lahan Potensial Lokasi TPA Sampah Pengharkatan kelayakan penyisih,
Kelas kesesuaian Kelas interval Keterangan
I 301-410 Sangat sesuai dilakukan dengan membagi kelas kelayakan
II 195-300 Cukup sesuai lahan secara fisik menjadi lima kelas yaitu; 1)
III 86-194 Kurang sesuai
baik sekali (Bs), 2) baik (B), sedang (S), buruk
Data statistik deskriptif pada Tabel 1,3 (Br), buruk sekali (Brs) seperti yang tersaji
dan 4, dari 34 item (kriteria regional masing- pada Tabel 11 dan 12. Penentuannya
masing terdapat 5 item variabel khusus untuk unit dilakukan dengan metode checklist setelah
lahan pengembangan/perluasan lokasi TPA di dilakukan pengharkatan dari skor yang
Poyowa Kecil dan unit lahan pengembangan diperoleh (Tamod 2008).
lokasi TPA di Mongkonai Barat, kriteria penyisih Hasil pengukuran dan pengharkatan
masing-masing terdapat 12 item untuk variabel variabel umum, lingkungan geofisik dan
umum, geofisik, keruangan lokasi keruangan pada kriteria penyisih pada wilayah
pengembangan/perluasan TPA di Poyowa Kecil
peruntukkan pengembangan lokasi TPA
dan lokasi pengembangan TPA Mongkonai Barat.
sampah di Kota Kotamobagu yakni, lokasi
Tabel 3. Karakteristik Variabel Kriteria Penyisih Calon Lokasi
Perluasan TPA Sampah Poyowa Kecil pengembangan/perluasan TPA sampah di Desa
Variabel
Hasil
Pengukuran
Hasil
Harkat
Bs
Interpretasi Kelayakan
B S Br Brs
Nilai
Data
Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan
Umum
5 4 3 2 1
dan lokasi pengembangan TPA sampah di
Batas dalam batas
Administrasi administrasi
50 √ 5 Kelurahan Mongkonai Barat Kecamatan
lebih dari
Pemilikan hak
atas tanah
satu
kepemilikan
9 √ 2 Kotamobagu Barat yang terdiri dari variabel
Jumlah pemilik
tanah
4 - 5 KK 15 √ 4 khusus dengan item-item karakteristik variabel
Lingkungan
Geofisik berupa batas (1) administrasi; (2) pemilikan hak
Permeabilitas
tanah
>10⁻⁶ cm/dtk 5 √ 1 atas tanah; (3) jumlah pemilik tanah, variabel
dimanfaatkan
Pemanfaatan air
tanah
dengan batas
hidrolis
15 √ 3 lingkungan geofisik dengan item-item
Kedalaman air
tanah
< 10 meter 40 √ 4 karakteristik variabel berupa (1)
> 1000
Intensitas hujan
mm/tahun
tidak ada
3 √ 1
permeabilitas tanah; (2) pemanfaatan air
Bahaya banjir 20 √ 5
Transport
banjir
antara 16-30
40 √ 4
tanah; (3) kedalaman air tanah; (4) intensitas
sampah menit
Keruangan hujan; (5) bahaya banjir; (6) transport sampah
berada
Kawasan lindung
didalam
kawasan
2 √ 1 dan variabel keruangan dengan item-item
Kebisingan dan
lindung
zona
karakteristik variabel berupa (1) kawasan
10 √ 3
Bau penyangga
tanah
lindung; (2) kebisingan dan bau; (3) kawasan
Kawasan
pertanian
pertanian
produktif
3 √ 1 pertanian dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Jumlah 212 34
Berdasarkan interpretasi kesesuaian
Tabel 4. Karakteristik Variabel Kriteria Penyisih Calon Lokasi TPA item-item karakteristik variabel pada Tabel
Sampah di Mongkonai Barat.
Interpretasi Kelayakan
12, diketahui bahwa untuk lokasi
Variabel
Hasil
Pengukuran
Hasil
Harkat
Bs
5
B
4
S
3
Br
2
Brs
1
Nilai
Data pengembangan TPA sampah di Poyowa Kecil
Umum
Batas dalam batas
berada pada kategori kelas Baik sekali (Bs)
50 √ 5
Administrasi
Pemilikan hak
administrasi
lebih dari pada dua item karakteristik yaitu, batas
satu 9 √ 2
atas tanah
Jumlah pemilik
kepemilikan administrasi dan bahaya banjir. Sedangkan
4-5 KK 15 √ 4
tanah
Lingkungan
pada kategori kelas baik (B) terdapat dua item
Geofisik
Permeabilitas > 10⁻⁶
5 √ 1
karakteristik yaitu, jumlah pemilik tanah dan
tanah cm/dtk
Pemanfaatan air
dimanfaatkan
dengan batas 15 √ 3
transport sampah, kelas sedang (S) terdapat
tanah
Kedalaman air
hidrolis
≥ 10 meter 50 √ 5
dua item karakterik yaitu pemanfaatan air
tanah
Intensitas hujan
> 1000
mm/tahun
3 √ 1
tanah dan zona penyangga dan satu item
Bahaya banjir
tidak ada
banjir
20 √ 5 karakteristik yakni, pemilikan hak atas tanah
Transport antara 15-30
sampah menit
40 √ 4 berada pada kategori kelas buruk (br) serta
Keruangan
Kawasan lindung
di luar
kawasan 20 √ 5
lima karakteristik yang tersisa dikategori
lindung
zona
kelas buruk sekali (Brs) yaitu, permeabilitas
Kebisingan dan
penyangga 10 3
Bau
terbatas tanah, kedalaman air tanah, intensitas hujan,
tanah
Kawasan
pertanian
pertanian
produktif
3 √ 1 kawasan lindung dan kawasan pertanian.
Jumlah 240 39
103
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
104
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
105
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
106
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
107
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
Selaras dengan hal tersebut dalam hidup; (f) menjamin terpenuhinya keadilan
konsideran “pada huruf a” undang-undang generasi masa kini dan generasi masa depan;
nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan (g) menjamin pemenuhan dan perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari
(UUPPLH) disebutkan bahwa “Lingkungan hak asasi manusia; (h) mengendalikan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak pemanfaatan sumber daya alam secara
asasi setiap warga negara Indonesia bijaksana; (i) mewujudkan pembangunan
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H berkelanjutan; dan (j) mengantisipasi isu
Undang-Undang Dasar Negara Republik lingkungan global.
Indonesia Tahun 1945”. Merujuk pada konteks perundang-
undangan diatas, maka perlu
direkomendasikan pengkajian wilayah
peruntukkan alternatif untuk pengembangan
lokasi TPA di Kota Kotamobagu yang
memenuhi kriteria kelayakan dan aspek
penerimaan masyarakat sekitar terhadap
keberadaan lokasi TPA tersebut.
Kesimpulan
1. Pada wilayah yang telah ditetapkan
sebagai peruntukkan lokasi pengembangan
lokasi TPA sampah terdapat satu calon
lokasi pengembangan TPA sampah di
Mongkonai Barat yang dikategorikan
potensial layak yang berdasarkan penilaian
kriteria regional pada tahapan kelayakan
SNI 03-3241-1994 sebagai Standar Baku
yang dipergunakan dalam penentuan lokasi
TPA sampah.
2. Tanggapan masyarakat dan pemulung di
sekitar lokasi pengembangan/perluasan
Gambar 7. Peta Potensi Kelayakan Lahan TPA Kota TPA sampah di Poyowa Kecil cenderung
Kotamobagu menerima keberadaan TPA dengan
memberikan penilaian netral-positif.
Pada pasal tiga Undang-Undang Sedangkan untuk lokasi pengembangan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan TPA di Kelurahan Mongkonai Barat, 58%
Hidup disebutkan bahwa perlindungan dan dari warga masyarakat yang berada di
pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: (a) wilayah tersebut memberikan penilaian
melindungi wilayah Negara Kesatuan negatif (kategori menolak) kehadiran TPA
Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau sampah di lingkungan mereka.
kerusakan lingkungan hidup; (b) menjamin 3. Faktor Pembatas (limiting factor) adalah
keselamatan, kesehatan, dan kehidupan keadaan yang mendekati atau melampaui
manusia; (c) menjamin kelangsungan batas toleransi. Faktor-faktor yang menjadi
kehidupan makhluk hidup dan kelestarian pembatas (limiting factor) tingkat
ekosistem; (d) menjaga kelestarian fungsi kesesuaian lahan untuk lokasi TPA di Kota
lingkungan hidup; (e) mencapai keserasian, Kotamobagu digolongkan menjadi dua
keselarasan, dan keseimbangan lingkungan yaitu, faktor pembatas utama dan faktor
108
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume Volume 13 Nomor 3, September 2017 : 97 - 110
109
Kesesuaian Lokasi Dan Tanggapan Masyarakat...................(Hariyono Gumalangit, Zetly Tamod, Bobby Polii)
Tamod, 2008. Studi Mitigasi Sampah Kota Tchobanolous, G., Theisen, H. and Vigil, S. A.,
Manado.Disertasi. Program 1993. Integrated Solid Waste Management,
Pascasarjana, Fakultas Pertanian. Engineering Principles and Management
Universitas Brawijaya Malang. Malang. Issues. McGraw-Hill International Editions,
New York.
110