Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The advantages rail compared to other modes is the ability to transport passengers and goods in bulk. The
interest in rail transport now is increasing, so it will increase the frequency of train. This study aims to
determine the existing line capacity of the railway double track between Bojonegoro - Surabaya Pasarturi and
get strategies to improve the line capacity if the railway line capacity is insufficient. The method used in this
research is the analytical method to calculation railway line capacity and SWOT method. The results is the
existing railway line capacity is still sufficient to accommodate the frequency of trains. The projection shows
in 2025 and 2030 the existing railway line capacity is currently insufficient to accommodate the frequency of
trains. SWOT analysis can be obtained strategies to increase line capacity is increasing the train speed,
shortening the distance between station and replace the signaling system.
Keywords : Analytical Method, Line Capacity, Train, SWOT Method.
Abstrak
Keunggulan kereta api dibandingkan dengan moda transportasi lainnya diantaranya adalah kemampuannya
dalam mengangkut penumpang dan barang secara massal. Minat terhadap angkutan kereta api saat ini sudah
meningkat, sehingga akan menambah frekuensi perjalanan kereta api. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
kapasitas lintas jalur ganda kereta api segmen Bojonegoro – Surabaya Pasarturi saat ini dan membuat strategi
untuk meningkatkan kapasitas lintas jalur ganda kereta api segmen Bojonegoro – Surabaya Pasarturi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitis perhitungan kapasitas lintas jalur kereta api dan
metode SWOT. Hasil analisis didapatkan kapasitas lintas eksisting masih mencukupi dalam menampung
frekuensi keretaapi. Hasil proyeksi menunjukkan pada tahun 2025 dan 2030 kapasitas lintas saat ini tidak
mencukupi menampung frekuensi kereta api. Analisa SWOT didapatkan strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas lintas yaitu dengan meningkatkan kecepatan kecepatan kereta api, memperpendek
jarak antar antar stasiun/menambah petak blok dan mengganti sistem persinyalan kereta api.
Kata Kunci : Kapasitas Lintas, Kereta api, Metode SWOT, Transportasi
PENDAHULUAN
Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa segmen Bojonegoro –
Surabaya Pasarturi selesai dilaksanakan dan dioperasikan tahun 2014. Panjang jalur ganda
segmen Bojonegoro – Surabaya Pasarturi adalah 105 km dan total panjang jalur ganda
lintas utara jawa dari Jakarta hingga Surabaya adalah 727 km. Perubahan lay out jalur
1445
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
kereta api dari jalur tunggal menjadi jalur ganda dapat menghemat waktu 6,6 menit untuk
setiap kali persilangan atau penyusulan (Wibowo, 2015).
Laporan tahunan PT. KAI (Persero) sebagai operator kereta api, menyebutkan
bahwa volume angkutan KA penumpang pada tahun 2014 mencapai 280,3 juta orang atau
naik 26,3% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 222,0 juta orang. Dari jumlah 280,3
juta orang tersebut, 71,03 juta merupakan penumpang Non Jabodetabek yaitu penumpang
kereta api jarak menengah dan jarak jauh. Sedangkan untuk angkutan barang di tahun 2014
mencapai 30,7 juta ton, yang didominasi oleh angkutan batu bara yaitu sebesar 16,9 juta
ton. Realisasi angkutan kereta api baik itu angkutan penumpang dan barang menunjukkan
kenaikan. Prosentase kenaikan angkutan kereta api seperti dalam Tabel 1.
Melihat tren dari realisasi angkutan penumpang dan barang menggunakan kereta
api yang mengalami kenaikan serta besarnya target angkutan baik itu angkutan penumpang
maupun barang seperti yang tercantum dalam RIPNas tahun 2030, maka diperlukan
evaluasi terhadap kapasitas lintas jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya
Pasarturi saat ini, dan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas lintas
jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi apabila kapasitas lintasnya
tidak mencukupi.
Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa kapasitas lintas sangat
dipengaruhi oleh headway dan kecepatan KA (Muchlisin, 2015). Selain itu untuk
1446
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
menaikkan nilai kapasitas lintas kereta api dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
kecepatan kereta api rata-rata dan memperpendek jarak petak blok atau petak jalan (Anita,
2015).
Penelitian ini dilakukan di jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya
Pasarturi. Dalam pembagian wilayah kerja, wilayah ini masuk dalam wilayah kerja Balai
Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, dan termasuk juga dalam wilayah
kerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya. Jalur ganda kereta api antara
Bojonegoro – Surabaya Pasarturi selesai dibangun pada tahun 2014, dan sudah
dioperasikan penuh tahun 2015. Panjang jalur ganda kereta api antara Bojonegoro –
Surabaya Pasarturi yaitu 105 km. Selain itu juga terdapat 15 (lima belas) stasiun pada jalur
tersebut. Lokasi penelitian seperti dalam Gambar 1.
Pucuk
Babat Km. 171+691
Km. 160+373
LAMONGAN
Km. 188+574
Sumlaran
Gembong
BOJONEGORO Km. 177+471 Duduk
Km. 166+429
Km. 124+771 Sumberrejo Bowerno Km. 200+797
Km.139+228 Km.151+425
SURABAYA
Benowo PASARTURI
Kapas
Km. 131+272
Cerme Km. 215+801 Km. 229+573
Km.210+564
Kandangan
Km. 220+940 Tandes
Km. 224+223
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data-
data tersebut yaitu :
1) Data Primer, terdiri atas data waktu pelayanan sinyal di stasiun yang dilakukan oleh
petugas PPKA dan data kuesioner yang diberikan ke petugas yang berkaitan dengan
operasi kereta api.
2) Data Sekunder, terdiri atas jaringan jalur ganda kereta api antara Bojonegoro –
Surabaya Pasarturi, data prasarana kereta api yang meliputi panjang jalur kereta api,
stasiun kereta api dan lokasinya, sistem persinyalan yang digunakan, letak sinyal
muka, letak sinyal masuk dan sinyal keluar, letak wesel-wesel ujung, jumlah jalur di
stasiun, kecepatan maksimum prasarana serta data operasi kereta api yang meliputi
jumlah kereta api yang melintas baik itu kereta barang maupun kereta penumpang,
kecepatan operasi, grafik perjalanan kereta api (Gapeka).
1447
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah jumlah kereta yang dapat berjalan di
jalur kereta api selama interval waktu tertentu, dengan jadwal yang ketat dan dengan
kecepatan konstan serta headway minimum yang ideal. Kapasitas teoritis belum
memperhitungkan waktu silang susul kereta api di stasiun dan perawatan jalur kereta
api.
b. Kapasitas Praktis (practical capacity) adalah kapasitas perencanaan yang sudah
memperhitungkan kehilangan waktu akibat silang-susul dan perawatan jalur kereta api.
c. Kapasitas Terpakai (used capacity) adalah jumlah perjalanan kereta api sesuai dengan
Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
d. Kapasitas Tersisa (available capacity) adalah kapasitas yang masih tersedia dalam suatu
lintas atau petak jalan rel yang merupakan hasil dari pengurangan kapasitas praktis
dengan kapasitas terpakai.
Untuk menghitung kapasitas lintas (K), maka dilakukan dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Menghitung Headway
Dalam menghitung headway, digunakan rumus :
(1)
dengan :
(2)
(3)
Dimana :
H = selang waktu terpendek antara 2 (dua) Kereta Api (KA) yang berjalan berurutan.
tp = Waktu tempuh KA pada petak jalan atau petak blok
tt = Waktu tempuh dari titik tampak sinyal muka ke stasiun
c = Waktu pelayanan blok dan sinyal (termasuk wesel)
sp = Jarak petak jalan atau petak blok
v = Kecepatan KA
st = Jarak dari titik tampak sinyal muka ke stasiun.
2. Menetapkan prosentase yang akan digunakan untuk waktu perawatan prasarana dan
stabilitasi operasi ().
Dimana :
Untuk jalur tunggal = 60% perawatan 20%, operasi 20%
Untuk jalur ganda = 70% perawatan 20%, operasi 10%
1448
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
Dimana :
K = Kapasitas pada petak jalan yang dihitung, atau kapasitas lintas apabila nilainya K nya
diambil yang terendah.
1440 = Total waktu selama 24 jam (24 x 60)
H = Selang waktu minimum antara dua kereta api yang searah, atau selang waktu minimum
persilangan untuk kereta api yang berlawanan arah di jalur tunggal.
½ H = Untuk menghitung headway rata-rata di jalur ganda, rumus tersebut dibagi dua.
η = Faktor pengali setelah dikurangi faktor waktu untuk perawatan dan waktu karena pola
operasi perjalanan kereta api, 60% untuk jalur tunggal dan 70% untuk jalur kembar.
Untuk mendapatkan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas lintas
dilakukan dengan analisa SWOT (Strength, Weaknessess, Opportunity and Threats).
Tabel 3. Kapasitas Lintas Eksisting Jalur Ganda Kereta Api Bojonegoro – Surabaya Pasarturi
Kapasitas Lintas Harian Utilisasi
Volume/ Level Of
(KA/Hari) Jalur
No. Petak Jalan/Blok Capaity Service
Teori Prak Ter Ter KA
Ratio (Los)
tis tis Pakai sisa (%)
1 Bojonegoro - Kapas 427 194 50 144 26% 0.26 B
2 Kapas - Sumberrejo 402 200 50 150 25% 0.25 B
3 Sumberrejo - Bowerno 294 144 50 94 35% 0.35 B
4 Bowerno - Babat 368 175 50 125 29% 0.29 B
5 Babat - Gembong 433 190 50 140 26% 0.26 B
6 Gembong - Pucuk 432 223 50 173 22% 0.22 B
7 Pucuk - Sumlaran 420 214 50 164 23% 0.23 B
8 Sumlaran - Lamongan 338 157 50 107 32% 0.32 B
9 Lamongan - Duduk 290 136 50 86 37% 0.37 B
10 Duduk - Cerme 353 164 50 114 30% 0.30 B
11 Cerme - Benowo 501 227 50 177 22% 0.22 B
12 Benowo - Kandangan 524 232 50 182 22% 0.22 B
13 Kandangan - Tandes 607 242 50 192 21% 0.21 B
14 Tandes - Surabaya Pasarturi 557 156 50 106 32% 0.32 B
1449
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
mencukupi, yaitu dengan nilai V/C rasio untuk petak jalan antara Stasiun Lamongan –
Stasiun Duduk sebesar 0,37 dengan Level of Service (LoS) B dan petak jalan antara Stasiun
Kandangan – Stasiun Tandes sebesar 0,21 dengan Level of Service (LoS) LoS B.
1450
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
b. Program pemerintah membangun jalur KA ke b. Menerapkan penjadwalan yang realtime sesuai b. Mengganti sarana yang sudah tua dengan yang
pelabuhan dan bandara kondisi di lapangan lebih baru, sehingga kecepatan kereta dapat
ditingkatkan dan penumpang lebih nyaman.
b. Biaya pembangunan prasarana kereta api b. Menemukan teknologi baru yang dapat
cukup mahal menghemat biaya pembangunan jalur kereta
api.
c. Susahnya pembebasan tanah untuk
pembangunan prasarana kereta api
d. Gangguan alam seperti banjir, longsor
e. Persaingan dengan moda transportasi lain
1451
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
Dari analisa IFAS EFAS di dapatkan hasil selisih faktor peluang dan ancaman
sebesar -0,63 dan selisih faktor kekuatan dan kelemahan yaitu sebesar 0,83. Dari hasil
plotting ke dalam diagram kartesius, maka ditetapkan strategi dalam kuadran III (turn
around) seperti dalam Gambar 2. Strategi turn around yaitu strategi yang dilakukan
dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi tersebut yaitu :
▪ Besarnya minat/potensi angkutan KA baik itu penumpang mapun barang akan
menambah frekuensi perjalanan kereta api, sehingga harus dilakukan upaya
peningkatan kapasitas lintas. Kapasitas lintas jalur kereta api dapat ditingkatkan
dengan cara meningkatkan kecepatan kereta api, memperpendek jarak antar
stasiun/menambah petak blok dan mengganti sistem persinyalan.
▪ Mengganti sarana yang sudah tua dengan yang lebih baru, sehingga kecepatan
kereta dapat ditingkatkan dan penumpang lebih nyaman.
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Kapasitas lintas eksisting jalur ganda kereta api segmen Bojonegoro – Surabaya
Pasarturi masih mencukupi untuk menampung frekuensi kereta api sebanyak 50
KA/hari. Kapasitas lintas terbesar antara Stasiun Kandangan – Stasiun Tandes sebesar
242 KA hari dan kapasitas lintas terkecil petak jalan antara Stasiun Lamongan –
Stasiun Duduk sebesar 136 KA/hari.
2. Proyeksi frekuensi kereta api tahun 2018, 2025 dan 2030 masing-masing sebesar 94
KA/hari, 155 KA/hari dan 201 KA/hari. Sehingga kapasitas lintas eksisting beberapa
petak jalan rel sudah tidak mampu menampung frekuensi kereta api.
1452
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
3. Berdasarkan hasil analisa SWOT, didapatkan strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas lintas jalur ganda kereta api segmen Bojonegoro – Surabaya
Pasarturi yaitu meningkatkan kecepatan kereta api, memperpendek jarak antar
stasiun/menambah petak blok dan mengganti sistem persinyalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, R. (2015). Evaluasi Kapasitas Lintas Kereta Api Track Klaten-Maguwo.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Anonim. (2011). Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Kementerian Perhubungan
Anonim, 2008. Analisis SWOT, http://one.indoskripsi.com/, 20-10-2009.
M. Abril, F. Barber, L. Ingolotti, M.A. Salido, P. Tormos, A. Lova. (2007). An Assessment
of Railway Capacity. Transportation Research.
Muchlisin, A. (2015). Evaluasi Kapasitas Lintas Kereta Api Track Maguwo-Rewulu.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
KAI, PT. (2014) Laporan Tahunan (Annual Reports) Tahun 2014.
Supriadi, U. (2008). Kapasitas Lintas dan Permasalahannya.
Wibowo, Ari (2015). Evaluasi Kinerja Waktu Tempuh Kereta Api Segmen Bojonegoro-
Kandangan
1453