You are on page 1of 13

MAKALAH FORMULASI TABLET SUSTAINED RELEASE

DOSEN PENGAMPU: FRIDLY MANAWAN,S.FARM,M.FARM

Disusun Oleh:

1. Meliana Manaida (22330103002)


2. Felomina Fenyapwain (22330103037)
3. Ebenhard Bawone (22330103066)
4. Jeiti Sheila Manongga (22330103027)
5. Jeisel Iyong (22330103006)
6. Silvia Hotjum (22330103048)
7. Laurina Melan Kapal (22330103012)
8. Kristin Layan (22330103010)
9. Nuryani Rosmina Majusip (22330103021)
10. Dewa Agung Rai Wisnu Aditya (22330103055)
11. Surnia Manomo (22330103016)
12. Siti Jamuli (22330103015)
13. Arifah Nadia Rajid (22330103029)
14. Muhamad Juan Mahmud (22330103

PRODI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRINITA
MANADO
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana
yang telah direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah yaitu
mata kuliah Teknologi Sediaan Solid.
Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan dari
referensi yang ada,kiranya dapat menjadi pengetahuan untuk kami selaku
mahasiswa atau orang lain yang membacanya. Kami berharap juga makalah ini
bisa menjadi pemahaman di tengah-tengah masyarakat agar dapat bisa mengetahui
tentang “Formulasi Tablet Sustained Release ”. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, jadi kami sangat mengharapkan masukan dari berbagai
pihak, agar ke depan dalam menyusun makalah bisa lebih baik dari sekarang. Atas
bantuan dari semua pihak kami ucapkan terima kasih.
Manado, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.A. Latar Belakang................................................................................................................1
1.B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.C. Tujuan Penulisan............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.A.Anatomi dan Fisiologi Saluran Cerna..........................................................................4
2.B .SuStained R eleaSe ................................................................................................................................... 5
2.B.1. Definisi......................................................................................................................... 5

2.B.2. Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................5

2.B.3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Desain dan GunaTablet..........................6

2.C. Mekanisme Pelepasan Zat Aktif....................................................................................9

2.D. Komponen Tablet SuStained R eleaSe ........................................................................................ 1


1
2.E. Macam-Macam Metode Pembuatan...........................................................................12

BAB III PEMBAHASAN


3.A. Praformulasi............................................................................................................15

3.B. Monografi Bahan...........................................................................................................1


5
3.C. Karakteristik Sediaan Yang Diinginkan.....................................................................16

3.D. Cara Pembuatan............................................................................................................1


7
3.E. Perbandingan Formulasi..............................................................................................1
8
3.F. Evaluasi................................................................................................................................. 20

BAB IV PENUTUP
4.A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 23

4.B. Saran...............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................2
4
BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang

Sediaan lepas lambat adalah suatu sediaan yang di desain untuk memberikan
suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal (dosis muatan) dan diikuti oleh pelepasan zat
aktif yang lebih lambat dan konstan. Kecepatan pelepasan dosis pemeliharaan di
desain sedemikian rupa agar jumlah zat aktif yang hilang dari tubuh karena eliminasi
diganti secara konstan. Dengan memberikan sediaan lepas lambat, konsentrasi zat
aktif dalam plasma dipertahankan selalu konstan dengan fluktuasi minimal.(1,2)
Karakteristik zat aktif yang tidak sesuai untuk sediaan lepas lambat adalah
waktu paruh eliminasi yang singkat (< 1 jam), waktu paruh eliminasi yang panjang
(> 8 jam), indeks terapi yang sempit, dosis besar (>500 mg), absorpsi buruk,
kelarutan rendah, zat aktif yang harus diberikan dengan dosis yang persis,
keuntungan formulasi yang tidak jelas.(2)
Beberapa zat aktif yang tidak sesuai dengan sediaan lepas lambat yaitu,
fluorasil, antibiotic beta lactam, dan diuretik tiazida kelihatannya tidak memberikan
keuntungan klinis sehubungan dengan adanya “jendela absorpsi” yang dapat
mengurangi absorpsi, zat aktif yang memiliki waktu paruh yang singkat (misalnya
ampisilin, sefaleksin, kloksasilin, furosemida, levodopa, penisilin, propiltiourasil),
sedangkan zat aktif yang memiliki waktu paruh yang lama (misalnya dikumarol,
diazepam, digitoksin, digoksin, guanetidin, fenitoin, dan warfarin).(2)
Salah satu obat yang ingin dibuat sediaan lepas lambat (sustain release) adalah
Metformin Hidroklorida 1000 mg yang dibuat dengan metode matriks hidrofilik
dengan cara granuasi basah dan HPMC sebagai bahan hidrofilik. Metformin
Hidroklorida merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan
sebagai pengobatan lini pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa
darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup.(2)

Metformin memiliki waktu paruh yaitu yaitu 1,7-3 jam, dan dosis terapi
metformin umumnya bersifat individual dan dapat dimulai dahulu dengan dosis
rendah 500 mg per hari yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setelah
2 –3
minggu dengan penambahan 500 mg per minggu atau 850 mg per dua minggu
sampai kontrol gula darah tercapai atau tidak melebihi dosis maksimum 2.550 mg
per hari.(2,3)

Metformin sebagai obat antidiabetes oral pilihan pertama sering menimbulkan


reaksi obat yang merugikan (ROM) yang berupa efek samping gangguan
gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, dan perut kembung. Dilaporkan bahwa
faktor risiko terkait reaksi efek samping pada penggunaan metformin yang terjadi
terutama gangguan gastrointestinal yang dipengaruhi oleh faktor usia, cara minum
obat, dan dosis dari obat metformin. Oleh sebab itu dilakukan formulasi sediaan
tablet lepas lambat/ sustained release agar eliminasi dari suatu pelepasan obat yang
diperlambat diharapkan dapat mempertahankan konsentrasi metformin hidroklorida,
sehingga mempunyai efek terapeutik dalam darah pada periode waktu yang lebih
lama.(2)

I.B Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik dari tablet sustained release?
2. Apa saja komponen dari tablet sustained release?
3. Bagaimana cara pembuatan dari tablet sustained release?
4. Apa saja evaluasi dari tablet sustained release?
I.C Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami karakteristik dari tablet sustained release
2. Untuk memahami apa saja komponen dari tablet sustained release
3. Untuk memahami cara pembuatan dari tablet sustained release
4. Untuk memahami apa saja evaluasi dari tablet sustained release
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.A. Anatomi dan Patofisiologi Saluran Cerna(2)

Lambung adalah organ yang memiliki kapasitas penyimpanan dan


pencampuran. Bagian dasar (fundus) dan badan lambung mampu mengembang
besar untuk mengakodomasi makanan tanpa banyak meningkatkan tekanan dalam
lambung. Selaput lambung tidak memiliki jonjot (vili), tetapi terdiri atas sejumlah
besar trowongan lambung yang memperbesar kapasitas penyimpanan lambung.

Daerah geronggang (antrum) merupakan daerah yang bertanggung jawab


atas pencampuran dan penghalusan isi lambung. Dalam keadaan puasa, lambung
merupakan kantong yang kolaps dengan volume residual 50 ml dan mengandung
sejumlah kecil cairan lambung (pH 1-3) dan udara.

Ada dua sekret utama yang dihasilkan oleh sel khusus di dalam selaput
lambung yaitu mukus dan asam. Mukus disekresi oleh sel goblet; asam lambung
disekresi oleh parietal (seloksintik). Mukus menyebar dan menutup permukaan
selaput mucus dan saluran cerna lainnya. Ketebalan selaput lender bervariasi
antara satu daerah saluran cerna dan daerah saluran cerna lainnya.
Pada fisiologis, absorpsi kebanyakan zat aktif dilambung tidak signifikan.
Hal ini dikarenakan luas permukaan lambung yang terbatas (0,1-0,2m2) ditutup
c. Tablet Matriks Plastik
Tablet lepas lambat yang menggunakan matrik plastik inert yang
dikempa. Dalam tablet matrik plastik, zat aktif ditanamkan dalam
struktur tablet yang berkerangka koheren (kohesif) dan berpori. Sediaan
tablet matrik plastik dapat dibuat dengan mudah dengan cara dikempa
langsung dengan bahan plastik asalkan bahan plastik itu dapat
dihaluskan atau digranulasi sampai ukuran partikel yang dikehendaki.
2. Tablet Lepas Lambat Yang Menggunakan Penyalutan
Tipe tablet:
a. Tablet Yang Menggunakan Sistem Disolusi
Metoda disolusi dalam sediaan lepas lambat umunya diperoleh
dengan menyalut masing-masing granul zat aktif dengan bahan
penyalut tertentu dengan cara sedemikian rupa sehingga menghasilkan
ketebalan yang beragam. Partikel atau granul yang disalut kemudian
dikempa langsung menjadi tablet atau kapsul.
b. Tablet Dosis Berirama Teratur Atau Dosis Berdenyut
Kategori dosis berdenyut mencakup salut larut lambat seperti salut
berbagai kombinasi berikut: salut dasar gula karbohidrat dan selulosa,
salut dasar polietilenglikol, salut dasar polimer. Bahan penyalut ini
digunakan untuk pembuatan bentuk sediaan lepas lambat yang
memanfaatkan metode bebagai ketebalan tablet. Granul dengan
berbagai ketebalan salut digabung dengan grc. Tablet granul tak
bersalut kemudian di formulasi dalam tablet kempa.
c. Tablet Dosis Kontinu
Pelepasan zat aktif secara kontinu diperoleh dari zat aktif yang di
bacam (impregnated ) dalam suatu salut tipis (film) yang larut lambat;
zat aktif tersedia setelah disolusi.
d. Tablet Yang Menggunakan Sistem Difusi
Kebanyakan sediaan ini dalam kategori berupa salut tipis yang
dikempa; inti zat aktif dimasukkan kedalam lubang cetak. Selanjutnya
bahan penyalut ditekan pada inti sehingga menghasilkan tablet salut
tunggal.
e. Tablet Yang Menggunakan Sistem Gabungan Dan Difusi
Sediaan yang memberikan bagian lepas lambat dengan dosis
tertentu dalam beberapa jenis inti yang relatif tidak larut yang telah
dibacam dengan zat aktif. Inti hampir disalut dengan salut yang
mengandung sebagian dosis untuk pelepasan segera setelah salut
terdisolusi dalam lambung.
f. Tablet Yang Menggunakan Sistem Osmosis
Salut sediaan ini benar-benar hanya merupakan suatu membran semipermeabel yang
dapat dipenetrasi oleh air untuk melarutkan kandungannya, tetapi tidak dapat dipenetrasi
oleh zat aktif. Zat aktif dan bahan pengencr yang larut menciptakan tekanan osmotik dan
menekan larutan zat aktif sehingga terpompa keluar dari lubang kecil dalam salut tablet.
BAB III

PEMBAHASAN

III.A. PRAFORMULASI

Komposisi
No Bahan-Bahan Fungsi Persyaratan kadar
(%) (%)

1 Metformin HCL Bahan aktif Maksimal/hari


60 %
2550 mg
2 Microcrystalline Zat Pengikat 5% 1–5%
Cellulose
3 Sodium Zat Penghancur
Carboxymethyl 18 % 10 - 20 %
Cellulose
4 Hypromellose Matriks Hidrofilik 15 % 2 – 15 %
(100000 cps)
5 Magnesium Zat Pelicin 2% 1-2%
Stearate

III.B. Monografi Bahan

1. Metformin HCl(4)

• Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir

tidak berbau, higroskopik.

• Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam

aseton dan dalam metilen klorida, sukar larut dalam etanol.

2. Mg Stearat(4)

• Pemerian : serbuk halus, putih dan voluminous, bau khas

lemah, mudah melekat di kuli, bebas dari butiran.

• Kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
3. Sodium Carboxyl Methyl Cellulose(4)

• Pemerian : serbuk atau granul, putih sampai krem,

higroskopik.

• Kelarutan : mudah terdispersi dalam air membentuk larutan

koloidal ; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik

lain.

4. Hypromellose(6)

• Pemerian: serbuk putih tidak berbau dan tidak memiliki rasa,


larut dalam air

• Kelarutan: larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam


kloroform, etanol, dan eter, tetapi tidak larut dalam campuran
etanol dan diklorometan, dalam campuran methanol dan
diklorometan, dan campuran air dan alcohol.
5. Microcrystalline Cellulose(6)

• Pemerian: serbuk kristalin, putih, tidak berbau, tidak berasa,


tersusun atas partikel-partikel berpori, higroskopis

• Kelarutan: sukar larut dalam larutan NaOH 5% B/V, praktis


tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian pelarut organik

III.C. Karakteristik Sediaan Yang Diinginkan

Variabel Karakteristik Yang Diinginkan

Organoleptis Bentuk : Bulat

Warna : Putih

Bau : Tidak Berbau

Rasa : Tidak Berasa

Keseragaman Bobot Tidak ada dua tabletpun yang


masing-masing bobotnya
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

a. Karakteristik zat aktif yang tidak sesuai untuk sediaan lepas lambat
adalah waktu paruh eliminasi yang singkat , waktu paruh eliminasi yang
panjang, indeks terapi sempit, dosis besar, absorpsi buruk, kelarutan
rendah, keuntungan formulasi tidak jelas.
b. Komponen tablet lepas lambat yang digunakan adalah bahan aktif,

matriks hidrofilik, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin.

c. Cara pembuatan tablet lepas lambat yang digunakan adalah

menggunakan HPMC sebagai maktriks hidrofilik dengan cara pembuatan

granulasi basah.

d. Evaluasi yang digunakan adalah uji organoleptis, uji keseragaman

bobot tablet, uji waktu hancur, uji disolusi, uji kekerasan tablet, uji

kerapuhan tablet.

4.2. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini,

oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Riwu. M, Subarnas. A, Lestari. K. Korelasi Faktor Usia, Cara Minum,


Dan Dosis Obat Metformin Terhadap Risiko Efek Samping Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2, 2015: 4 (3): 151-161.
2. Siregar. C, Wikarso. S. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar
Praktis, , Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 2009: 423-503.
3. Leon Shargel & Andrew B.C.YU. 1988. Biofarmasetika dan
Farmakokinetika Terapan. Airlangga University press.
4. Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V .
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta: 52, 609,
795, 837.

5. Ansel C Howard, 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta: UI


Press.
6. Rowe. C, Raimond. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Pharmaceutical. America, 2006.
7. Agustin, R, Ratih. H. Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium
Diklofenak dengan Menggunakan Matriks Metolose 90 SH 400. Jurnal
Sains Farmasi dan Klinis, 2015:1 (2): 176-183.

8. Yanuar, R.F, DKK. Optimasi Formulasi Tablet Sustained-Release


Nifedipin Kombinasi Natrium Alginat Dan HPMC K15M Sebagai Matriks
Mukoadhesif Secara Simplex Lattice Design. Majalah Farmaseutik., 2015:
11 (3): 353-361.
9. Wibowo, D, DKK. Formulasi Sediaan Tablet Lepas Lambat Aspirin
Dengan Etil Selulosa Aqualon T10 Sebagai Matrik. Jurnal Pharmacy,
2011: 8 (1): 92-101.

You might also like