You are on page 1of 53

LAPORAN

DESAIN PRASARANA ANGKUTAN UMUM

(Studi Kasus Terminal Mengwi dan Terminal Ubung)

Oleh:

PRODI: D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN 2A

Dosen Pembimbing:

A. A. BAGUS OKA KHRISNA SURYA


NIP: 1990051 201902 1 002

DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas “Laporan
Desain Prasarana Angkutan Umum” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Desain Prasarana Angkutan Umum. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penulisan laporan yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah penulisan yang berlaku.

Kami mengucapkan terima kasih kepada A. A. Bagus Oka Khrisna Surya.


selaku dosen mata Desain Prasarana Angkutan Umum yang sudah memberikan
tugas sehingga kami dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman
lebih dalam mengenai bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Kami menyadari tentunya laporan ini masih memiliki kekurangan dan juga
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
diberikan oleh berbagai pihak, dosen ataupun rekan-rekan sekalian untuk kami
gunakan sebagai bahan evaluasi bagi kami kedepannya dapat menjadi lebih baik
lagi.

Tabanan, 26 Juni 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 5
2.1 Terminal .................................................................................................... 5
2.2 Jenis Terminal ........................................................................................... 6
2.3 Fungsi Terminal ........................................................................................ 6
2.4 Klasifikasi Terminal ................................................................................. 7
2.5 Fasilitas Terminal ..................................................................................... 8
2.6 Zona Pelayanan Terminal ........................................................................ 9
BAB III ............................................................................................................. 11
METODE PENELITIAN ................................................................................ 11
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 11
3.2 Waktu dan lokasi penelitian ................................................................... 11
3.3 Peralatan Survei ..................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................. 13
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 13
4.1 Tentang Terminal .................................................................................... 13
4.2 Angkutan Umum yang Beroperasi ......................................................... 14
4.4 Fasilitas dan Kondisi .............................................................................. 28
4.5 Sirkulasi Angkutan Umum ..................................................................... 42
BAB V............................................................................................................... 47
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 47
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 47
5.2 Saran ....................................................................................................... 49

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angkutan umum adalah sistem transportasi yang disediakan untuk


melayani kebutuhan mobilitas masyarakat umum. Angkutan umum dapat
berupa kendaraan seperti bus, kereta api, trem, angkutan kota, taksi, kapal
feri, atau moda transportasi lainnya yang dioperasikan secara publik. Tujuan
dari angkutan umum adalah untuk memberikan aksesibilitas yang luas
kepada masyarakat, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,
mengurangi kemacetan lalu lintas, dan mendukung keberlanjutan
lingkungan.

Angkutan umum biasanya memiliki trayek atau rute tetap yang


meliputi berbagai wilayah atau tujuan yang berbeda. Masyarakat dapat
menggunakan angkutan umum dengan membayar tarif atau biaya tertentu
sesuai dengan aturan yang berlaku. Layanan angkutan umum ini dapat
digunakan oleh siapa saja, baik penduduk lokal maupun wisatawan, untuk
bepergian dari satu lokasi ke lokasi lain dalam suatu area atau kota.

Salah satu keuntungan dari angkutan umum adalah memberikan


alternatif transportasi yang terjangkau bagi masyarakat yang tidak memiliki
kendaraan pribadi atau memilih untuk tidak menggunakan kendaraan
pribadi mereka. Selain itu, angkutan umum juga dapat membantu
mengurangi kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan konsumsi bahan bakar
fosil dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.

Terminal adalah sebuah fasilitas transportasi yang berfungsi sebagai


pusat kegiatan penghubung antara berbagai moda transportasi, seperti bus,
kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang. Terminal biasanya terletak di
daerah strategis yang melayani banyak rute dan tujuan perjalanan. Terminal
berperan penting dalam menyediakan konektivitas dan keterhubungan
antara moda transportasi yang berbeda. Misalnya, seorang penumpang yang

3
tiba di bandara dengan pesawat terbang dapat melanjutkan perjalanan
menggunakan bus atau taksi yang tersedia di terminal bandara. Terminal
juga menjadi titik awal dan tujuan perjalanan bagi banyak penumpang, yang
melakukan perjalanan jarak jauh maupun dekat.

Selain itu, terminal juga berfungsi sebagai pusat layanan dan


informasi bagi penumpang. Di dalam terminal, penumpang dapat
memperoleh informasi mengenai jadwal keberangkatan, rute perjalanan,
tarif, dan layanan transportasi lainnya. Terminal juga menyediakan fasilitas
penunjang seperti restoran, toko, ATM, dan area istirahat untuk memenuhi
kebutuhan penumpang selama menunggu atau beristirahat. Adapun ada
berbagai alasan mengapa masyarakat kurang minat dalam menggunakan
angkutan umum, salah satunya merupakan kelengkapan sarana dan
prasarana pada terminal.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan laporan tersebut adalah :

1.2.1 Maksud

Pembuatan laporan Analisis Kinerja Sistem Terminal Angkutan


Umum dibuat dengan maksud untuk mengevaluasi dan menganalisis
kinerja angkutan umum serta sarana dan prasarana pada Terminal
Mengwi dan Terminal Ubung.

1.2.2 Tujuan

1) Untuk mengetahui sirkulasi baik moda, penumpang dan barang


Terminal Mengwi dan Terminal Ubung
2) Untuk mengetahui fasilitas prasarana utama dan pendukung di
Terminal Mengwi sebagai terminal tipe A dan Terminal Ubung
sebagai terminal Tipe C
3) Untuk mengetahui jenis, jumlah, kapasitas armada yang
beroperasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminal
Terminal bisa dianggap sebagai perangkat pemroses yang
melibatkan serangkaian kegiatan tertentu agar lalu lintas kendaraan, barang,
dan sejenisnya dapat diproses dengan lengkap sehingga dapat melanjutkan
perjalanan. Terminal adalah fasilitas yang kompleks, dengan banyak kegiatan
yang dilakukan di dalamnya, terkadang secara bersamaan atau paralel, dan
sering kali mengalami kemacetan yang mengganggu. Terminal berfungsi
sebagai titik masuk dan keluar bagi penumpang dan barang dalam suatu sistem
transportasi. Terminal bukan hanya komponen utama yang penting dalam
sistem transportasi, tetapi juga merupakan infrastruktur yang memerlukan
biaya besar dan sering menjadi titik kemacetan yang signifikan.
(Morlok,E.K.,1995).

Terminal adalah fasilitas dalam transportasi darat yang berfungsi


sebagai tempat pemberhentian dan pemberangkatan untuk jasa angkutan
penumpang dan barang. Terminal merupakan prasarana yang penting untuk
mendukung mobilitas pengguna jasa transportasi darat. Keberadaan terminal
memiliki peran krusial dalam menciptakan keterpaduan yang lancar dan teratur
antara moda transportasi dalam dan antarmoda.

Pada dasarnya, terminal merupakan simpul yang menjadi bagian


dari sistem jaringan perangkutan jalan. Terdapat dua jenis terminal, yaitu
terminal penumpang dan terminal barang. Keduanya berperan sebagai sarana
dalam transportasi jalan untuk melayani proses naik-turun penumpang/barang
serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum. Oleh karena
itu, terminal harus dikelola dan dipelihara dengan baik agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dan angkutan jalan raya dengan efektif. Termasuk di
dalamnya adalah keberadaan sarana dan fasilitas yang diperlukan dalam
terminal. (Warpani, S., 2002)

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun 1995,


terminal angkutan umum merupakan titik pusat dalam sistem jaringan

5
transportasi jalan di mana terjadi pembatasan aliran yang berfungsi sebagai
fasilitas angkutan umum yang menjadi pelayanan publik. Terminal tersebut
merupakan tempat di mana kendaraan umum memuat dan menurunkan
penumpang serta barang, melakukan bongkar muat barang, dan menjadi tempat
pindah penumpang baik dalam moda transportasi yang sama maupun
antarmoda transportasi. Hal ini terjadi karena adanya pergerakan manusia dan
barang yang mengakibatkan kebutuhan akan efisiensi dalam transportasi.
Berdasarkan definisi terminal di atas, peran terminal menjadi sangat kompleks,
sehingga diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik dalam
operasionalnya.

2.2 Jenis Terminal


Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, terdapat dua jenis terminal berdasarkan jenis angkutan,
yaitu:

a) Terminal Penumpang, merupakan fasilitas transportasi jalan yang


digunakan untuk keperluan naik turun penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi, serta pengaturan kedatangan dan
keberangkatan kendaraan umum.
b) Terminal Barang, merupakan fasilitas transportasi jalan yang
digunakan untuk keperluan bongkar muat barang, serta perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, Undang-Undang tersebut


membedakan terminal berdasarkan fungsinya terkait penumpang dan barang.
Terminal penumpang berfokus pada pelayanan dan pengaturan pergerakan
penumpang serta kendaraan umum, sedangkan terminal barang berfokus pada
kegiatan bongkar muat barang dan perpindahan barang antarmoda transportasi.

2.3 Fungsi Terminal


Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana
(Departemen Perhubungan), fungsi terminal dapat dijelaskan dalam dua unsur
sebagai berikut:

6
a) Fungsi terminal terkait dengan penumpang, selain sebagai tempat naik turun
penumpang, juga memiliki peran lain dalam memberikan kenyamanan
kepada penumpang saat menunggu keberangkatan atau melakukan
perpindahan moda. Untuk mendukung kenyamanan ini, tersedia fasilitas
seperti loket, papan informasi, ruang tunggu yang nyaman, food court/mini
market, toilet, dan area parkir untuk kendaraan pribadi.
b) Fungsi terminal terkait dengan operator angkutan umum, yaitu sebagai
tempat untuk mengatur pelayanan yang diberikan oleh operator-operator
tersebut. Terminal menyediakan tempat pemberhentian untuk kendaraan
umum dan fasilitas tempat istirahat bagi awak angkutan umum.
Dengan adanya kedua fungsi tersebut, terminal memiliki peran penting
dalam menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh penumpang dan mengatur
operasional pelayanan oleh operator angkutan umum.

2.4 Klasifikasi Terminal


Dalam Peraturan Pemerintah Pedoman Teknis Pembangunan dan
Penyelenggaraan Terminal Angkutan Penumpang dan Barang Nomor 43 Tahun
1993, terdapat klasifikasi terminal berdasarkan jenis angkutan sebagai berikut:

a) Terminal Penumpang, merupakan tempat yang melayani perpindahan


moda angkutan penumpang beserta barang bawaannya untuk
perjalanan antar kota dan dalam kota.

b) Terminal Barang, merupakan tempat di mana terjadi pergantian moda


angkutan untuk barang pada jenis terminal tertentu, yang berfungsi
sebagai terminal barang dan terminal penumpang secara bersamaan.
Selain itu, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat Nomor 31 Tahun 1993, terminal juga diklasifikasikan menjadi tiga tipe
sebagai berikut:

1) Terminal penumpang tipe A, berfungsi sebagai pusat pelayanan


kendaraan umum untuk Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP),
angkutan lintas batas antar negara, Angkutan Kota Dalam Propinsi
(AKDP), Angkutan Antar Kota (Angkot), dan Angkutan Pedesaan
(Ades).

7
2) Terminal penumpang tipe B, berfungsi sebagai pusat pelayanan
kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP),
Angkutan Kota (Angkot), dan/atau Angkutan Pedesaan (Ades).
3) Terminal penumpang tipe C, berfungsi sebagai pusat pelayanan
kendaraan umum khusus untuk Angkutan Pedesaan (Ades).

2.5 Fasilitas Terminal


Sesuai Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1993 tentang Terminal
Transportasi Jalan dan Pedoman Teknis Pembangunan Terminal Angkutan
Penumpang, setiap terminal tentunya memiliki fasilitas, baik itu terminal tipe
A, tipe B, maupun tipe C.

Adapun fasilitas yang terdapat pada terminal tipe A, yaitu :

1. Fasilitas yang penting dan harus ada di dalam suatu terminal adalah:
a) Jalur keberangkatan untuk angkutan umum.
b) Jalur kedatangan untuk kendaraan umum.
c) Area tempat menunggu.
d) Jalur lintas.
e) Tempat tunggu penumpang.
f) Gedung kantor terminal.
g) Pos pemeriksaan Kartu Perjalanan Sementara (KPS).
h) Loket penjualan tiket.
i) Tanda dan petunjuk informasi seperti tanda arah, tarif, dan jadwal
perjalanan.
j) Tempat parkir untuk kendaraan antar-jemput dan taksi.
k) Menara pengawas.
2. Fasilitas pendukung yang melengkapi terminal meliputi:
a) Ruang perawatan medis.
b) Kios atau warung.
c) Mushola.
d) Ruang informasi dan pengaduan.
e) Warung telekomunikasi.
f) Kamar mandi.

8
g) Taman.

2.6 Zona Pelayanan Terminal


Zona pelayanan di Terminal ini terbagi menjadi empat zona sebagai berikut:

1. Zona penumpang yang belum memiliki tiket:


a) Tiket online
b) Fasilitas Kesehatan
c) Ruang tiket offline
d) Area komersial
e) Transit/hall
f) Ruang bermain anak
g) Pemeriksaan tiket
h) Toilet
i) Musholla
j) Area merokok
k) Jalur kedatangan penumpang
2. Zona penumpang yang sudah memiliki tiket:
a) Ruang tunggu
b) Ruang boarding
3. Zona perpindahan:
a) Area untuk perpindahan moda transportasi
4. Zona pengendapan:
a) Ruang istirahat awak
b) Pemeriksaan ramp
c) Bengkel ringan
2.7 Penentuan Lokasi Terminal

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, dalam menentukan


lokasi terminal angkutan penumpang, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Rencana umum tata ruang.


b) Tingkat kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar lokasi terminal.

9
c) Keterpaduan antara berbagai moda transportasi, termasuk moda udara dan
moda transportasi lainnya.
d) Kondisi topografi area tempat terminal akan dibangun.
e) Upaya pelestarian lingkungan sekitar lokasi terminal.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, menggunakan metode survey sebagai
pendekatan utama. Metode ini mengadopsi analisis kuantitatif untuk
mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Penulis berperan sebagai
instrumen utama dalam penelitian ini, terlibat dalam pengumpulan data dan
analisis yang dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir
penelitian. Observasi langsung dilakukan pada obyek studi sesuai dengan
lingkup penelitian dan teori yang menjadi dasar penelitian tersebut.
Identifikasi dilakukan terhadap berbagai elemen yang ada di lokasi
penelitian, termasuk ruang terbangun (sollid), ruang tidak terbangun atau
ruang terbuka (void), serta fasilitas yang tersedia sesuai dengan peraturan
yang berlaku di terminal tersebut. Melalui pengamatan terhadap tata ruang
dan fasilitas yang ada, serta melibatkan data lapangan dan literatur yang
relevan, proses analisis dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang karakteristik terminal tipe A dan tipe C.

3.2 Waktu dan lokasi penelitian


Pelaksanaan survey lapangan dilaksanakan pada hari rabu, 14 juni
2023 sebagai waktu yang telah disepakati bersama dengan
mempertimbangkan dari hasil konsultasi dengan dosen pembimbing. Lokasi
yang menjadi tempat survei terbagi menjadi 2 kategori yaitu pada terminal
terdiri dari Terminal Mengwi dan Terminal Ubung serta pelaksanaan pada
tiap halte yang telah ditentukan berdasarkan pertimbangan yang telah
didiskusikan.

11
3.3 Peralatan Survei

No Peralatan Gambar
1. Clipboard

2. Alat Tulis

3. Smartphone

4. Meteran

5. Laptop

6. Walking Measure

12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Tentang Terminal


4.1.1 Terminal Mengwi
Terminal Mengwi merupakan terminal bus tipe A dan merupakan
terminal induk terbesar di Propinsi Bali. Terminal Mengwi terletak di luar
perbatasan kota Denpasar dengan Kabupaten Badung, tepatnya di Jalan
Mengwi - Mengwitani, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung. Terminal Mengwi melayani trayek angkutan jarak jauh (antar kota
antar propinsi/AKAP) ke Nusa Tenggara, Jawa, dan Sumatera.

Sejak tanggal 23 Oktober 2017, bus antar kota antar provinsi


(AKAP) diwajibkan untuk melakukan pemberangkatan dan pemberhentian
terakhir di Terminal Mengwi. Bus AKAP resmi beroperasi di Terminal
Mengwi setelah dipindah dari Terminal Ubung, Denpasar. Saat ini
Kementerian Perhubungan telah resmi mengelola Terminal Mengwi sebagai
terminal pusat di Bali. Kewenangan terminal yang memiliki luas 15 hektar ini
sekarang di bawah Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XII Wilayah
Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Sesuai UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,


Terminal Mengwi tidak lagi menjadi hak milik Kabupaten Badung, melainkan
di Kementerian Perhubungan. Dengan demikian, bus AKAP yang biasanya
beroperasi di Terminal Ubung, kini tidak dapat lagi mengangkut atau
menurunkan penumpang. Semua operasinya dipusatkan di Terminal Mengwi.
Sebagai terminal tipe C, maka fungsi Terminal Ubung hanya untuk angkutan
perkotaan (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes)

Sebagai akibat relokasi penurunan akhir penumpang bertujuan


Denpasar di Terminal Mengwi, maka penumpang diharuskan untuk transit
angkutan umum untuk menuju pusat kota Denpasar dan sekitarnya melalui
terminal ini. Terdapat beberapa jenis angkutan umum yang melayani
penumpang menuju kota Denpasar, seperti angkutan kota, AKDP Ubung -
Gilimanuk, angkutan pedesaan, juga termasuk Trans Sarbagita.

13
Pihak BPTD XII bekerja sama dengan DAMRI melayani trayek
Terminal Mengwi - Terminal Ubung PP. Harga karcis Trans Sarbagita rute ini
dipatok sebesar Rp 7.000 per orang. Frekuensi kedatangan bus sekali dalam 30
menit - 60 menit walaupun keterlambatan masih sering terjadi. Trans Sarbagita
beroperasi dari pukul 05.00 WITA hingga pukul 19.00 WITA. Biasanya bus
akan berangkat ke Terminal Ubung jika jika kursi penumpang dari Terminal
Mengwi penuh, yang mana bisa memakan waktu berjam-jam, tergantung bus
AKAP yang datang.

4.1.2 Terminal Ubung


Terminal Ubung merupakan terminal penumpang tipe B yang
terletak di Jalan Cokroaminoto, Kelurahan Ubung, Kecamatan Denpasar Utara,
Kota Denpasar. Terminal merupakan pintu masuk ke ke Kota Denpasar dari
arah barat. Terminal Ubung termasuk dalam wilayah atau tempat
pemberangkatan dan pemberhentian Bus Trans Dengan rincian kapasitas yakni
26 kursi duduk serta 41 kuota berdiri dan duduk. Dari data yang diperoleh
detikBali, Teman Bus Denpasar dan sekitarnya akan berbayar sebesar Rp 4.400
per penumpang. Metode pembayaran Teman Bus pun tetap memberlakukan
cashless payment menggunakan kartu nontunai.

Terminal Ubung merupakan salah satu terminal yang cukup tua,


Terminal Ubung sempat mendapatkan perubahan tipe naik tipe menjadi tipe A
dikarenakan pada Kabupaten Denpasar membutuhkan Terminal Tipe A akan
tetapi dikarenakan luas lokasi yang tidak memungkinkan dilakukan ekspansi
menyebabkan terminal tipe A tetap dilakukan akan tetapi dengan terminal yang
berbeda.

4.2 Angkutan Umum yang Beroperasi


4.2.1 Terminal Mengwi

4.2.1.1 Angkutan Umun yang tersedia di Terminal Mengwi

a) Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi).


Bus AKAP yang beroperasi di Mengwi, Bali adalah layanan bus antar
kota antar provinsi yang menghubungkan Mengwi dengan kota-kota lain di
pulau Bali, serta kota-kota di provinsi lain di Indonesia. Meskipun Mengwi

14
bukanlah kota besar, terdapat beberapa pilihan bus AKAP yang tersedia untuk
memudahkan perjalanan jarak jauh bagi penduduk setempat dan wisatawan.
Bus AKAP di Mengwi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1) Terminal: Biasanya, bus AKAP di Mengwi beroperasi dari terminal bus
yang terletak di daerah tersebut. Terminal bus Mengwi adalah tempat
di mana bus AKAP berangkat dan tiba. Terminal bus ini dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti tempat duduk, loket tiket, dan area
parkir bus.
2) Rute: Bus AKAP di Mengwi menawarkan berbagai rute perjalanan
menuju kota-kota tujuan di Bali, seperti Denpasar, Tabanan, Singaraja,
atau Amlapura. Selain itu, bus AKAP juga dapat menghubungkan
Mengwi dengan kota-kota di luar Bali, seperti Surabaya, Jakarta, atau
Yogyakarta.
3) Jadwal Keberangkatan: Bus AKAP di Mengwi memiliki jadwal
keberangkatan yang terjadwal. Mereka biasanya menawarkan jadwal
keberangkatan rutin sepanjang hari. Penumpang dapat memilih jadwal
yang sesuai dengan rencana perjalanan mereka.
4) Tiket: Untuk naik bus AKAP di Mengwi, penumpang harus membeli
tiket sebelumnya. Tiket dapat dibeli di loket penjualan tiket di terminal
bus atau melalui agen tiket bus. Harga tiket bus AKAP di Mengwi
bervariasi tergantung pada tujuan perjalanan.
5) Fasilitas: Bus AKAP yang beroperasi di Mengwi biasanya dilengkapi
dengan fasilitas seperti kursi yang nyaman, pendingin udara, televisi,
dan toilet. Namun, fasilitas yang disediakan dapat berbeda antara satu
perusahaan bus dengan yang lainnya.
Bus AKAP di Mengwi merupakan pilihan transportasi yang nyaman
dan andal bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh dari
Mengwi ke kota-kota lain di Bali atau provinsi lain di Indonesia. Dengan
menggunakan layanan bus AKAP, penumpang dapat menikmati perjalanan
yang aman dan efisien ke tujuan mereka. Berdasarkan data dari Kepala
Terminal Mengwi, ada sebanyak 32 PO bus AKAP dengan 177 armada di
Terminal Mengwi. Berikut ini daftar, rute, dan jadwal keberangkatannya.
Sementara itu, rute dan jadwal keberangkatan bus AKAP di Bali sebagai
berikut.
NO PO BUS JADWAL RUTE
KEBERANGKATAN
1 Gunung Harta Jawa Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Yogyakarta
Tengah 12.30 Wita b) Rute Bali - Purwodadi
c) Rute Bali - Semarang
d) Rute Bali - Jepara
e) Rute Bali - Magelang

15
2 Gunung Harta Jawa Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Surabaya
Timur 15.30 Wita b) Rute Bali - Madura
c) Rute Bali - Malang
d) Rute Bali - Blitar
e) Rute Bali - Tulunagung
f) Rute Bali - Kediri
3 Restu Mulya Jawa Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Yogyakarta
Tengah pukul 13.00 Wita b) Rute Bali - Solo
4 Restu Mulya Jawa Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Malang
Timur pukul 16.00 Wita b) Rute Bali - Dampit
c) Rute Bali - Surabaya
d) Rute Bali -
Tulungagung
e) Rute Bali - Bojonegoro
f) Rute Bali - Blitar
g) Rute Bali - Madura
h) Rute Bali - Sampang
i) Rute Bali - Pamekasan
5 Mansion Transport Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Madiun
pukul 12.30 Wita b) Rute Bali - Solo
c) Rute Bali - Yogyakarta
d) Rute Bali - Wates
e) Rute Bali - Purworejo
f) Rute Bali - Purwokerto
g) Rute Bali - Jepara
6 Lorena Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Bogor
pukul 07.15 Wita b) Rute Bali - Jakarta
c) Rute Bali - Cirebon
d) Rute Bali - Tegal
e) Rute Bali - Semarang
7 Tami Jaya Suites Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Yogyakarta
Class pukul 13.00 Wita b) Rute Bali – Solo
8 Tami Jaya Eksekutif Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Yogyakarta
Class pukul 13.00 Wita b) Rute Bali - Solo
9 Perum Damri Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Jember
pukul 09.15 Wita dan b) Rute Bali - Lumajang
20.00 Wita c) Rute Bali - Probolinggo
10 Kramat Jati Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Jakarta
pukul 07.00 Wita dan
13.00 Wita
11 Bali Perdana Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Surabaya
pukul 18.00 Wita
12 Titian Mas/Tiara Jadwal keberangkatan a) Rute Bali - Mataram
Mas/Rasa Syang pukul 10.00 Wita dan b) Rute Bali - Sumbawa
21.00 Wita c) Rute Bali - Bima

16
d) Rute Bali - Surabaya
e) Rute Bali - Malang

b) Bus Trans Metro Dewata.


Trans Metro Dewata merupakan merupakan sebuah sistem
transportasi Bus Raya Terpadu (BRT) yang mulai beroperasi sejak tanggal
7 September 2020 di pulau Bali, dengan fokus utama pada kota-kota
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Layanan ini merupakan salah
satu program yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan
merupakan inisiatif ketiga dari program Buy The Service/BTS Teman Bus,
setelah Palembang dan Surakarta. BRT Trans Metro Dewata sendiri
merupakan angkutan umum Bus yang termasuk dalam bus AKDP. Dari ke-
lima koridor yang dimiliki BRT Trans Metro Dewata, yang beroperasi di
Terminal Mengwi hanya melayani 1 koridor yaitu tujuan Terminal Pesiapan
– Central Park Kuta pada Koridor 1.
4.2.1.2 Sistem Operasional Terminal Mengwi
Terminal Mengwi terlihat lebih sepi dari Terminal Ubung, terutama dari segi
penumpang dan pengunjung yang cukup sedikit. Hal tersebut didasari karena cukup
banyak penumpang yang akan menggunakan bus AKAP lebih memilih dijemput di
sekitar tempat asal perjalanannya dari pada menuju ke Terminal Mengwi terlebih
dulu. Budaya tersebut terjadi karena banyak penumpang yang berpikir bahwa rute
yang dilalui bus yang akan digunakannya searah dengan tempatnya sehingga
merasa lebih efektif.
Akan tetapi di Terminal Mengwi memiliki operator/petugas yang siap melayani
para penumpang di masing-masing koridor. Terminal Mengwi biasanya sering
dijadikan tempat transit untuk bis bis AKDP yang menempuh jarak relative jauh
seperti Bus Mtrans, Gunug harta, Mansion, dan sebagainya. Bus bus tersebut
memiliki agen yang berada di dalam terminal. Agen ini memiliki fungsi yang
hampir sama seperti papan informasi sehingga keberadaanya dapat menggantikan
papan informasi karena calon penumpang dapat menanyakan keperluan dan
kebutuhannya ke agen tersebut. Dewasa ini dengan adanya perkembangan
teknologi seharusnya Terminal Mengwi memiliki papan informasi berbentuk digital

17
atau lebih dikenal dengan digital signage. Adanya papan informasi digital akan
sangat membantu banyak pihak. Bukan hanya penumpang saja yang diuntungkan,
akan tetapi juga agen dan pegawai terminal. Sayangnya, dengan posisi Terminal
Mengwi yang merupakan terminal tipe A dimana seharusnya memiliki sarana
prasarana dan fasilitas yang lengkap terutama papan informasi yang selalu update
guna dapat mendukung operasional terminal tersebut, pada kondisi eksisting tidak.
Sama halnya dengan keberadaan petugas, Petugas pada Terminal Mengwi
yang bertugas menjaga loket tiket tidak terisi secara penuh. Petugas yang
seharusnya berada pada loket masing-masing bus malah menjual tiket pada ruang
tunggu penumpang. Hal tersebut dikarenakan tidak ada petunjuk yang jelas untuk
para penumpang tentang lokasi loket pembelian tiket bus.
Seharusnya petugas loket pada Terminal Mengwi menempatkan dirinya
pada lokasi busnya masing-masing, misalnya loket gunung harta, madu kismo, dll.
Untuk menunjang hal tersebut maka harus terdapat petunjuk untuk para penumpang
menuju loket tersebut yang mudah dipahami, sehingga penumpang tidak bertanya-
tanya dimana lokasi penjualan tiket dan petugaspun tidak perlu khawatir ketika
tiketnya tidak laku terjual.

18
4.2.2 Terminal Ubung
4.2.2.1 Angkutan Umun yang tersedia di Terminal Ubung

ANGKUTAN UMUM YANG MASIH BEROPERASI MASUK TERMINAL


DI KOTA DENPASAR

JUMLAH
NO JENIS ANGKUTAN TRAYEK JUMLAH
TOTAL
1. Bus AKDP Denpasar - Gilimanuk 41
43
Denpasar - Seririt 2
2. Isuzu
- Warna biru Denpasar - Gilimanuk 16
- Warna merah Singaraja - Denpasar 18
78
- Warna biru Denpasar - Kuta 39
- Warna biru Denpasar - Plaga 5
3. Col Microbus Denpasar - Seririt 10 10
4. Angkot Kreneng - Ubung 9
Kreneng - Batubulan 6
42
Kreneng - Sanur 6
Ubung - Kreneng - Sanglah 21
5. TMD
- Koridor 1 Central Parkir - Tegal - Ubung - Mengwi - 22
Pesiapan
- Koridor 3 Ubung - Matahari Terbit - Monang- 15
80
Maning
- Koridor 4 Ubung - Batubulan - Ubud 22
- Koridor 5 Central Parkir Kuta - Terminal Ubung 21
Dari data di atas, didapatkan data bahwa terdapat kurang lebih sebanyak 253
angkutan umum yang masih beroperasi di Terminal Ubung. 80 di antaranya
merupakan angkutan umum BRT Trans Metro Dewata yang beroperasi di 4
koridornya, yaitu koridor 1, 3, 4, dan 5. Dari ke-empat rute yang tersedia di
Terminal Ubung, Koridor 5 yang dimiliki BRT Trans Metro Dewata masih
beroperasi namun dengan rute yang berbeda dari sebelumnya. Saat ini, rute koridor
5 bermula dari Sentral Parkir Kuta menuju PNB Bukit.

19
Data Bus AKDP Yang Beroperasi Di Terminal Ubung

NO TRAYEK NAMA BUS


1 Denpasar - Gilimanuk Gunung Harta
Megah
Lintas Samudera
Buana Raya
2 Denpasar - Pupuan - Manis
Seririt - Singaraja
3 Pd. Bai - Denpasar - Lintas Samudera
Gilimanuk Buana Raya

Pada bus AKDP yang beroperasi di Terminal Ubung, tidak ada jumlah pasti dari
angkutan yang tersedia. Hal tersebut di dasari karena pengoperasian bus AKDP
Terminal Ubung tidak terjadwal dan terdata dengan pasti.

4.2.2.2 Sistem Operasional Terminal Ubung


Berdasarkan pengamatan penulis, dengan minimnya petugas yang
berada di Terminal Ubung mengakibatkan terhambatnya penumpang dalam
mengakses informasi dari angkutan umum yang akan ditumpangi. Selain
itu, minimnya sarana prasarana menjadi masalah lain yang dirasakan oleh
penumpang angkutan umum yang transit di Terminal Ubung. Papan
informasi merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada
saat mereka mengunjungi tempat pemberhentian dan keberangkatan
transportasi umum, seperti di terminal bus, stasiun kereta, atau bandara.
Tanpa adanya papan informasi, tentu masyarakat akan kebingungan jika
hendak melakukan perjalanan ke suatu tempat.

Dewasa ini tidak adanya papan informasi sudah digantikan dengan aplikasi
yang bisa diakses melalui ponsel masing masing penumpang bus. Bus Trans
Metro Dewata memiliki operator bus yang biasanya melakukan tugas
seperti operasional kendaraan, dengan operator Trans Metro Dewata
bertanggung jawab atas penggunaan armada kendaraan agar tepat waktu dan
memastikan kebersihan dan kesesuaian kendaraan. Selain itu, ada
koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti pemerintah daerah,
perusahaan transportasi dan otoritas lalu lintas. Operator Trans Metro

20
Dewata juga memberikan informasi rute, jadwal, dan tarif kepada
penumpang. Mereka mengumpulkan informasi tentang jumlah penumpang,
waktu tempuh, ketepatan waktu dan aspek operasional lainnya. Informasi
ini digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem Trans Metro
Dewata dan memberikan laporan kepada pihak terkait. Dengan adanya
operator yang bertanggung jawab dapat sedikit membantu penumpang,
perannya juga dapat menggantikan papan informasi di terminal tersebut.
Selain itu untuk penumpang bus AKDP dibantu dengan adanya sopir dan
kernet yang sekaligus berperan memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh penumpang. Meski demikian, hal ini dapat berjalan lebih baik apabila
ada papan informasi di Terminal Ubung. Penulis juga mendapatkan
informasi dari sopir dan kernet dari beberapa PO bus yang ada di Terminal
Ubung, dari informasi yang kami dapatkan bahwa bus AKDP yang ada di
terminal ini ada yang berangkat setiap 15 menit – 45 menit.

Menilik dari sisi petugas pada Terminal Ubung Berdasarkan pengamatan


penulis, minimnnya petugas yang terdapat di dalam Terminal Ubung, seperti
tidak tersedianya pusat informasi secara umum, untuk mempermudah
penumpang dalam menentukan bus yang sesuai dengan tujuan. Pada Bus
Rapid Transit yang dalam hal ini yang terdapat di Terminal Ubung yaitu bus
Trans Metro Dewata terdapat 1 sampai operator yang memiliki tugas-tugas
yang umumnya dilakukan mencakup Operasional Kendaraan dimana
Operator Trans Metro Dewata bertanggung jawab untuk mengoperasikan
armada kendaraan, Ini melibatkan menjaga jadwal yang tepat waktu dan
memastikan kebersihan dan kelayakan kendaraan. Selanjutnya melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah,
perusahaan transportasi, dan otoritas transportasi. Operator Trans Metro
Dewata juga memberikan informasi tentang rute, jadwal, dan tarif kepada
penumpang. Selain itu, mereka juga mengawasi proses naik-turun
penumpang dan memberikan bantuan kepada penumpang yang
membutuhkan. Selain itu, Operator juga memantau kinerja jaringan dan
operasional secara keseluruhan. Mereka mengumpulkan data mengenai
jumlah penumpang, waktu perjalanan, ketepatan waktu, dan masalah

21
operasional lainnya. Data ini digunakan untuk evaluasi dan perbaikan sistem
Trans Metro Dewata serta untuk menyediakan laporan kepada pihak terkait.
Namun, berdasarkan fakta yang ada penumpang biasanya bertanya kepada
sopir bus Trans Metro Dewata secara langsung.

Berbeda halnya dengan Bus Trans Metro Dewata, bus dengan


jurusan Denpasar – Gilimanuk dan Denpasar – Gianyar, sopir bus dan kernet
langsung melakukan penawaran kepada penumpang yang datang tidak
disertai pemesanan tiket sebelumnya. Tentunya hal ini berbeda dengan
kondisi yang seharusnya Sopir bus angkutan kota antarprovinsi (AKAP)
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengemudikan bus serta
memastikan keselamatan penumpang selama perjalanan. Namun, mereka
tidak seharusnya secara langsung menawarkan layanan kepada penumpang.
Dalam operasional yang teratur, penjualan tiket bus AKAP biasanya
dilakukan melalui sistem tiket yang terpusat di terminal atau agen tiket
resmi. Penumpang harus membeli tiket sebelum naik ke dalam bus, dan
sopir biasanya tidak terlibat dalam transaksi penjualan tiket langsung.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka perlu adanya evaluasi terkait jumlah
petugas, tugas dan fungsi petugas pada Terminal Ubung.

4.2.3 Kapasitas Angkutan Umum


4.2.3.1 Terminal Mengwi
Bus AKAP yang beroperasi di Mengwi, Bali adalah layanan bus
antar kota antar provinsi yang menghubungkan Mengwi dengan kota-kota
lain di pulau Bali, serta kota-kota di provinsi lain di Indonesia. Meskipun
Mengwi bukanlah kota besar, terdapat beberapa pilihan bus AKAP yang
tersedia untuk memudahkan perjalanan jarak jauh bagi penduduk setempat
dan wisatawan. Ada beberapa bus AKAP pada Terminal Mengwi dengan
kapasitas sebagai berikut :

1. Gunung Harta
Bus dengan kapasitas 36 kursi yang dilengkapi Leg Rest, ruang merokok,
toilet, USB charger, selimut, bantal dan audio video on demand untuk
kenyamanan penumpang selama perjalanan.

22
2. Restu Mulya
Tatanan tempat duduk dari Bus Restu Mulya ini adalah 2-2 dengan kapasitas
32 kursi.
3. Mansion Transport
Merupakan bus pariwisata dengan kapasitas 28 kursi.
4. Lorena
Merupakan bus AKAP dengan kapasitas tempat duduk 30 /34 kursi dengan
komposisi 2-2 (2 kiri, 2 kanan), Full AC, Toilet, Reclining Seat, TV/DVD,
GPS, Selimut dan Smoking Area.
5. Tami Jaya
Merupakan bus AKAP dengan kelas medium yang dimiliki oleh PO Tami
Jaya ini merupakan tipe bus Pariwisata dengan kapasitas 35 – 40
penumpang dan untuk kelas big bus yang dimiliki oleh PO Tami Jaya ini
merupakan tipe bus Pariwisata dengan kapasitas 45 – 50 penumpang dengan
tatatanan layout 2-2.
6. Perum Damri
Merupakan bus AKAP dengan kapasitas 19-24 penumpang.
7. Kramat Jati
Ada beberapa pilihan kapasitas bangku yaitu Big bus 47s, 50s dan 59 seats,
sedangkan yang medium bus berkapasitas 33 seats.
8. Bali Perdana
Merupakan bus pariwisata yang dapat disewakan dengan kapasitas 30-45
kursi.
9. Tiara Mas/Titian Mas
Armada yang digunakan PO ini adalah bus eksekutif dengan kapasitas
maksimal penumpang sebanyak 35 orang per unit. Bus ini dilengkapi AC,
toilet, dan beragam fasilitas lain yang menunjang kenyamanan penumpang.

23
4.2.3.2 Terminal Ubung

Kapasitas Angkutan Umum yang Beroperasi di Terminal Ubung


Adalah :

1. Trans Metro Dewata


Trans Metro Dewata yang beroperasi saat ini beroperasi untuk melayani 4
koridor yaitu sebanyak 105 unit bus yang dimana pada tiap busnya
berkapasitas sebanyak 40 penumpang (20 seat kursi dan 20 seat berdiri).
2. Bemo/Angkot

Saat ini bemo yang beroperasi di Terminal Ubung sudah semakin berkurang,
dari yang semula terdapat 150 unit menjadi hanya 17 unit saja yang dimana
kapasitas tiap kendaraannya sebanyak 12 seat. Meskipun jumlah bemo
semakin berkurang karena kemajuan transportasi modern, beberapa daerah
tetap mempertahankan keberadaan bemo sebagai salah satu pilihan
transportasi lokal.

3. Bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi)


Terminal Ubung menjadi titik penting di mana penumpang dapat naik dan
turun dari bus AKDP serta melakukan perpindahan antarbus yang berbeda
rute di Bali yang memiliki rute dari Denpasar ke Gilimanuk dan Denpasar
ke Seririt yang berjumlah sebanyak 48 unit yang dimana kapasitasnya
mencapai 25 – 31 seat pada tiap busnya.
4. Bus Sekolah
Bus sekolah yang tercatat pada Terminal Ubung adalah sebanyak 14 unit
yang dimana kapasitasnya sebanyak 13 – 15 seat pada tiap busnya.

24
4.3 Denah Lokasi
4.3.1 Terminal Mengwi

Terminal Mengwi merupakan tipe A yang sebagai induk terbesar di


pulau Bali, Terminal Mengwi yang berlokasi di desa mengwitani kecamatan
megwi Kabupaten Badung. Terminal ini dinaungi langsung dinaungi oleh
kementrian perhubungan, kewenangan terminal memiliki luas 15
hektarTerminal ini merupakan salah satu pusat aktivitas transportasi yang
cukup penting di wilayah tersebut. Terminal Mengwi berfungsi sebagai
pusat pemberhentian dan penjemputan bagi berbagai jenis kendaraan umum
seperti bus, minibus, angkot hingga taxi yang melayani berbagai rute – rute
dalam kota maupun antar kota baik dalam provinsi hingga antar provinsi.
Selain sebagai terminal tipe A yang ada di Bali, Terminal Mengwi juga
menjadi tempat kantor BPTD Wilayah XII Provinsi Bali dan Provinsi NTB.
Sebagai terminal yang cukup besar terminal ini memiliki beberapa fasilitas
penunjang untuk penumpang yang berada di area terminal.

25
Pada Terminal Mengwi terdapat 15 shalter bus sebagai tempat
kedatangan dan keberangkatan bus AKAP yang berada di sisi sebelah barat
terminal. Sebelum menuju ke ruang tunggu bus AKAP telah disediakan
tempat untuk para agen bus menjual tiket. Untuk bus AKDP letak shalter
bus berada di sisi sebelah timur terminal dengan jumlah 9 shalter. Sama
seperti bus AKAP sebelum memasuki ruang tunggu bus, terdapat tempat
untuk agen tiket bus AKAP. Selain bus AKAP dan bus AKDP terdapat
trayek bus Trans Metro Dewata yang memiliki shalter kedatangan dan
keberangkatan di sisi sebelah timur sama seperti shalter bus AKDP dengan
jumlah 2 shalter.
Fasilitas lain yang dapat menunjang kenyamanan penumpang telah
disediakan di terminal ini mulai dari parkir kendaraan pribadi yang berada
di depan terminal, ruang menyusui yang sudah disediakan di setiap ruang
tunggu baik ruang tunggu AKAP maupun AKDP. Di dalam terminal ini juga
terdapat ATM Center yang terdapat di sebelah barat terminal berdekatan
dengan jalur kedatangan bus. Fasilitas lainnya seperti toilet, food court
hingga area bermain anak-anak juga ada di Terminal Mengwi tepatnya
berada di utara terminal.

4.3.2 Terminal Ubung

26
Terminal Ubung di Denpasar adalah terminal tipe B yang menjadi
pusat pengelolaan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Provinsi Bali.
Dengan luas mencapai 1,5 hektar, terminal ini mampu menyediakan
berbagai fasilitas dan ruang yang memadai bagi pengguna angkutan umum.
Terdapat 38 tempat parkir khusus untuk kendaraan umum, serta 20 tempat
pemberhentian dan pemberangkatan yang terintegrasi dalam satu tempat di
dalam terminal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penumpang dalam
proses naik dan turun dari kendaraan. Terminal Ubung melayani beberapa
rute perjalanan yang berbeda, seperti rute Tabanan, Badung, Denpasar, dan
Gianyar dengan menggunakan kendaraan Bus Trans Dewata. Selain itu,
terdapat pula rute Ubung-Gilimanuk yang dilayani oleh bus sedang, dan rute
Ubung-Singaraja dengan menggunakan kendaraan Isuzu/microbus. Rute-
rute ini memberikan kemudahan bagi penumpang untuk melakukan
perjalanan ke Gilimanuk dan Singaraja dari terminal ini. Pentingnya
terminal ini terlihat dari penataan yang memudahkan penumpang menuju
kendaraan yang sesuai dengan rute perjalanan, serta memastikan proses
pemberhentian dan pemberangkatan berlangsung dengan tertib dan efisien
di satu tempat. Di Terminal Ubung, pemberhentian dan pemberangkatan bus
Trans Dewata dan Isuzu/microbus berada di sebelah utara ruang tunggu
penumpang, sementara bus arah Gilimanuk berada di sebelah selatan ruang
tunggu penumpang. Selain itu Terminal Ubung Denpasar juga dilengkapi
dengan fasilitas seperti pertokoan, toilet, dan ruang menyusui untuk
kenyamanan penumpang. Sementara bagian depan terminal digunakan
sebagai kantor pengelola yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi
operasional terminal, serta menjaga kelancaran dan keselamatan perjalanan
penumpang. Terminal Ubung Denpasar menjadi simbol penghubung yang
penting dalam sistem transportasi publik di Bali. Dengan pelayanan yang
baik dan penataan yang efisien, terminal ini memberikan kontribusi positif
dalam meningkatkan kualitas perjalanan masyarakat serta mendukung
mobilitas yang lancar dan aman di wilayah Bali.

27
4.4 Fasilitas dan Kondisi
4.4.1 Terminal Mengwi
NO STANDAR KETENTUAN KETERSEDIAAN KONDISI
PELAYANAN
1 Keselamatan = dari 24 fasilitas pada ketentuan, hanya 10 fasilitas yang tersedia
dengan kondisi rata-rata baik
a. Lajur pejalan Meminimalkan ✔️ Baik
kaki crossing dengan
kendaraan bermotor
b. Fasilitas - Rambu ✔️ Baik
keselamatan - Marka ✔️ Baik
jalan - Penerangan jalan Baik
✔️
- Pagar Baik
✔️
c. Jalur evakuasi - × -
d. Alat pemadam - ✔️ Baik
kebakaran
e. Pos, fasilitas, - Pos × -
dan petugas - Fasilitas × -
kesehatan - Petugas kesehatan × -
f. Pos, fasilitas, - Pos × -
dan petugas - Fasilitas × -
pemeriksa - Petugas kesehatan × -
kelaikan
kendaraan
umum
g. Fasilitas - × -
perbaikan
ringan
kendaraan
umum

28
h. Informasi - Informasi fasilitas × -
fasilitas keselamatan
keselamatan - Petunjuk alur × -
evakuasi
- Titik kumpul × -
i. Informasi - × -
fasilitas
kesehatan
j. Informasi - × -
fasilitas
pemeriksaan
dan perbaikan
ringan
kendaraan
bermotor
2 Keamanan = dari 5 fasilitas pada ketentuan, terdapat 4 fasilitas yang tersedia
dengan kondisi rata-rata baik
a. Fasilitas - Pos keamanan ✔️ Baik
keamanan - Kamera ✔️ Kurangbaik
pengawas -
×
- Titik pengamanan
b. Media - Stiker nomor ✔️ Baik
pengaduan telepon dan SMS
gangguan
keamanan
c. Petugas - Minimal 2 orang ✔️ Baik
keamanan
3 Kehandalan/keteraturan = dari 7 fasilitas pada ketentuan, terdapat 5 fasilitas yang
tersedia dengan kondisi baik
a. Jadwal - Jadwal dan tarif × -
kedatangan dan tertulis
keberangkatan

29
kendaraan serta
besaran tarif
kendaraan
bermotor umum
beserta realisasi
jadwal secara
tertulis
b. Jadwal - × -
kendaraan
umum dalam
trayek lanjutan
dan kendaraan
umum tidak
dalam trayek
lanjutan beserta
realisasi jadwal
secara tertulis
c. Loket penjualan - Tetap dan teratur ✔️ Baik
tiket
d. Kantor - Kantor ✔️ Baik
penyelenggara penyelenggara
terminal, ruang - Control room ✔️ Baik
kendali, dan - SIM terminal Baik
✔️
manajemen
sistem informasi
terminal
e. Petugas - ✔️ Baik
operasional
terminal
4 Kenyamanan = dari 18 fasilitas pada ketentuan, 15 di antaranya telah tersedia
dalam kondisi baik
a. Ruang tunggu - Tempat duduk ✔️ Baik

30
- 100% bersih ✔️ Baik

b. Toilet - Toilet pria : 4 ✔️ Baik


Urinoir, 3 WC, 1
WC penyandang
disabilitas, 2
wastafel
- Toilet wanita : 6 ✔️ Baik
WC, 1 WC
penyandang
disabilitas, 2
wastafel
c. Fasilitas - Pria : 11 normal ✔️ Baik
peribadatan dan 2 penyandang
disabilitas
- Wanita : 9 normal ✔️ Baik
dan 2 penyandang
disabilitas
d. Ruang terbuka - Minimum 30% ✔️ Baik
hijau luas lahan
- Alat-alat ✔️ Baik
kebersihan
- Penyiraman Baik
✔️
tanaman
- Pemisahan Baik
✔️
sampah
e. Rumah makan - ✔️ Baik

f. Fasilitas dan - ✔️ Baik


petugas
kebersihan
g. Tempat istirahat - × -
awak kendaraan

31
h. Area merokok - × -
(smoking area)
i. Drainase - ✔️ Baik

j. Area yang - ✔️ Baik


tersedia jaringan
internet (hotspot
area)
k. Ruang baca - × -
(reading corner)
l. Lampu - Intensitas Cahaya ✔️ Baik
penerangan 300 lux per 100
ruangan m2
5 Kemudahan = dari 23 fasilitas pada ketentuan, 12 fasilitas telah tersedia dan dalam
kondisi baik
a. Letak jalur - Jalur ✔️ Baik
pemberangkatan pemberangkatan
tetap dan teratur
- Terpisah dengan ✔️ Baik
jalur penurunan
penumpang
- Tidak crossing × -
dengan kendaraan
lain
b. Letak jalur - Jalur ✔️ Baik
kedatangan pemberangkatan
tetap dan teratur
- Terpisah dengan × -
jalur penurunan
penumpang
- Tidak crossing ✔️ Baik
dengan
kendaraan lain

32
c. Informasi - Pelayanan audio ✔️ Baik
pelayanan informasi dengan
intensitas <20 dB
- Jenis angkutan ✔️ Baik
- Lokasi Baik
✔️
- Jam pelayanan -
×
- Jurusan/rute -
×
- Tarif -
×
- Nomortrayek Kurangbaik
✔️
d. Informasi - Jenis angkutan × -
angkutan - Lokasi × -
lanjutan - Jam pelayanan × -
- Jurusan/rute × -
- Tarif × -
e. Informasi - Intensitas <20 dB ✔️ Baik
gangguan
perjalanan
kendaraan
angkutan umum
f. Tempat - × -
penitipan
barang
g. Fasilitas - ✔️ Baik
pengisian
baterai (charger
corner)
h. Tempat naik dan - Tinggi platform = ✔️ Baik
turun tinggi lantai bus
penumpang
i. Tempat parkir - ✔️ Baik
kendaraan

33
umum dan
kendaraan
pribadi
6 Kesetaraan = dari 4 fasilitas yang ada pada ketentuan, 3 di antaranya telah tersedia
dan dalam kondisi baik
a. Fasilitas - Ramp × -
penyandang portable/permanen
cacat (difable) - Toilet difable ✔️ Baik
- Kursi roda ✔️ Baik

b. Ruang ibu - ✔️ Baik


menyusui
Berdasarkan ketentuan yang disebutkan di PM No 40 tahun 2015, terdapat 6
standar pelayanan minimal yang harus disediakan. Standar pelayanan tersebut di
antaranya :

1. Keselamatan
2. Keamanan
3. Kehandalan/keteraturan
4. Kenyamanan
5. Kemudahan
6. Kesetaraan
Dari standar pelayanan tersebut, terdapat kurang lebih 81 fasilitas yang seharusnya
disediakan, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang. Dalam hal ini, fasilitas
tersebut tentunya harus selalu dilakukan perawatan agar senantiasa terjaga dan
memiliki kondisi yang baik. Di Terminal Mengwi sendiri, telah disediakan fasilitas-
fasilitas terminal. Dari 81 fasilitas yang ada pada ketentuan, lebih dari setengah
telah tersedia, di antaranya :

1. Keselamatan = dari 24 fasilitas pada ketentuan, hanya 10 fasilitas yang


tersedia dengan kondisi rata-rata baik
2. Keamanan =dari 5 fasilitas pada ketentuan, terdapat 4 fasilitas yang tersedia
dengan kondisi rata-rata baik

34
3. Kehandalan/keteraturan = dari 7 fasilitas pada ketentuan, terdapat 5 fasilitas
yang tersedia dengan kondisi baik
4. Kenyamanan = dari 18 fasilitas pada ketentuan, 15 di antaranya telah
tersedia dalam kondisi baik
5. Kemudahan = dari 23 fasilitas pada ketentuan, 12 fasilitas telah tersedia dan
dalam kondisi baik
6. Kesetaraan = dari 4 fasilitas yang ada pada ketentuan, 3 di antaranya telah
tersedia dan dalam kondisi baik
49 fasilitas yang tersedia tersebut rata-rata terjaga dalam kondisi yang baik. Adapun
penyampaian dari pihak BPTD II Bali sendiri, fasilitas yang belum tersedia tersebut
masih dalam proses perencanaan mengingat desain terminal yang telah dibuat
sebelumnya sebenarnya telah disesuaikan dan disediakan secara lengkap seperti
ketentuan. Namun dikarenakan luas terminal yang kurang memadai untuk
pembangunan fasilitas tersebut menyebabkan perencanaan tersebut terhambat dan
masih dilakukan kajian ulang guna penyesuaian kemBali dalam memenuhi
ketentuan yang berlaku.

Dalam hal ini, persentase pemenuhan fasilitas yang ada di Terminal Ubung yaitu :

jumlah fasilitas yang tersedia


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
jumlah fasilitas yang harus dipenuhi
49
= 𝑥 100%
81
= 60,49%

4.4.2 Terminal Ubung


N STANDAR KETENTUA KETERSEDIAA KONDIS
O PELAYANAN N N I
1 Keselamatan
k. Lajur pejalan Tersedia lajur × -
kaki pejalan kaki
yang
meminimalkan
crossing
dengan
kendaraan
bermotor

35
l. Fasilitas Tersedia ✔️ Baik
keselamatan fasilitas
jalan keselamatan
jalan (rambu,
marka,
penerangan
jalan, pagar)
m. Jalur evakuasi Tersedia jalur × -
evakuasi
n. Alat pemadam Tersedia alat ✔️ Baik
kebakaran pemadam
kebakaran
o. Pos, fasilitas, Tersedia × -
dan petugas fasilitas dan
kesehatan petugas
Kesehatan
p. Pos, fasilitas, Tersedia × -
dan petugas fasilitas dan
pemeriksa petugas
kelaikan pemeriksa
kendaraan kelaikan
umum kendaraan
umum
q. Fasilitas - × -
perbaikan
ringan
kendaraan
umum
r. Informasi Tersedia × -
fasilitas informasi
keselamatan fasilitas
keselamatan,
petunjuk jalur
evakuasi dan
titik kumpul
yang mudah
terlihat dengan
jelas.
s. Informasi Tersedia × -
fasilitas informasi
kesehatan fasilitas
Kesehatan
yang mudah
terlihat dengan
jelas.
t. Informasi Tersedia × -
fasilitas informasi
pemeriksaan fasilitas

36
dan perbaikan pemeriksaan
ringan kendaraan
kendaraan bermotor yang
bermotor mudah terlihat
dengan jelas.
2 Keamanan
d. Fasilitas Tersedia pos ✔️ Baik
keamanan keamanan
e. Media Tersedia stiker ✔️ Cukup
pengaduan pada tempat baik
gangguan yang strategis,
keamanan mudah terlihat
dan jelas
terbaca
f. Petugas Minimal 1 ✔️ Baik
keamanan (satu) petugas
berseragam dan
mudah terlihat
3 Kehandalan/keteraturan
f. Jadwal Tersedianya × -
kedatanagan jadwal
dan kedatangan dan
keberangkatan keberangkatan
kendaraan kendaraan serta
serta besaran besaran tarif
tarif kendaraan kendaraan
bermotor bermotor
umum beserta umum secara
realisasi tertulis beserta
jadwal secara realisasi jadwal
tertulis secara tertulis
g. Jadwal Tersedianya × -
kendaraan jadwal
umum dalam kendaraan
trayek lanjutin umum dalam
dan kendaraan trayek lanjutan
umum tidak dan kendaraan
dalam trayek umum tidak
lanjutin beserta dalam trayek
realisasi lanjutan beserta
jadwal secara realisasi jadwal
tertulis secara tertulis.
h. Loket - × -
penjualan tiket
i. Kantor - Tersedia ✔️ Baik
penyelenggara kantor
terminal, ruang penyelenggar
kendali, dan a terminal Baik

37
manajemen - Luas ✔️
sistem disesuaikan
informasi dengan
terminal kebutuhan
dan
ketersediaan
pegawai
j. Petugas Tersedia ✔️ Baik
operasional petugas
terminal operasional
terminal yang
mengatur
operasional
terminal
4 Kenyamanan
m. Ruang tunggu Area bersih ✔️ Kurang
100% dan tidak Baik
berbau yang
berasal dari
area terminal
n. Toilet - Pria (1 ✔️ Kurang
urinoir, 1 baik
WC, 1 WC
penyandang
disabilitas, 2
wastafel) ✔️
- Wanita (1 Kurang
WC, 1 WC baik
penyandang
disabilitas, 1 ✔️
wastafel)
- Area bersih Kurang
100% dan baik
tidak berbau
yang berasal
dari dalam
area terminal
o. Fasilitass - 3 orang (laki ✔️ Baik
peribadatan – laki atau
perempuan
- Area bersih ✔️ Baik
100% dan
tidak berbau
yang berasal
dari area
terminal
p. Ruang terbuka Tersedia ruang ✔️ Baik
hijau terbuka hijau

38
dna tersedia
tempat sampah
q. Rumah makan Tersedia ✔️ Cukup
fasilitas rumah baik
makan sesuai
kebutuhan
r. Fasilitas dan Tersedia ✔️ Baik
petugas fasilitas dan
kebersihhan petugas
kebersihan
s. Tempat Tempat × -
istirahat awak istirahat awak
kendaraan kendaraan
t. Area merokok Tersedia × -
(smoking area) smoking area
u. Drainase Tersedia × -
drainase yang
memadai
v. Area yang - × -
tersedia
jaringan
internet
(hotspot area)
w. Ruang baca - × -
(reading
corner)
x. Lampu Tersedia lampu ✔️ Baik
penerbangan penerangan
ruangan ruangan
dengan
intensitas
Cahaya 300 lux
per 100 meter
persegi
5 Kemudahan
j. Letak jalur Letak jalur ✔️ Baik
pemberangkata pemberangkata
n n kendaraan
tetap dan
teratur
k. Letak jalur Letak jalur ✔️ Baik
kedatangan kedatangan
kendaran tetap
dan teratur
l. Informasi Diletakkan di ×
pelayanan tempat yang
strategis antara
lain dekat

39
loket, di pintu
masuk dan di
ruang tunggu
umum, mudah
dilihat dan jelas
terbaca
m. Informasi Penempatan × -
angkutan mudah terlihat
lanjutin dan jelas
terbaca
n. Informasi - × -
gangguan
perjalanan
kendaraan
angkutan
umum
o. Tempat - × -
penitipan
barang
p. Fasilitas - × -
pengisian
baterai
(charger
corner)
q. Tempat naik Tinggi ✔️ Cukup
dan turun platform sama baik
penumpang dengan tinggi
lantai bus
r. Tempat parkir Tersedia × -
kendaraan tempat parkir
umum dan dengan luas
kendaraan disesuaikan
pribadi dengan lahan
yang tersedia
6 Kesetaraan
c. Fasilitas - × -
penyandang
cacat (difable)
d. Ruang ibu Tersedia ruang ✔️ Baik
menyusui tertutup khusus
beserta fasilitas
lengkap untuk
ibu menyusui
dan bayi

40
Berdasarkan ketentuan yang disebutkan di PM No 40 tahun 2015, terdapat 6 standar
pelayanan minimal yang harus disediakan. Standar pelayanan tersebut di antaranya
:

7. Keselamatan
8. Keamanan
9. Kehandalan/keteraturan
10. Kenyamanan
11. Kemudahan
12. Kesetaraan
Dari standar pelayanan tersebut, terdapat kurang lebih 44 fasilitas yang seharusnya
disediakan, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang. Dalam hal ini, fasilitas
tersebut tentunya harus selalu dilakukan perawatan agar senantiasa terjaga dan
memiliki kondisi yang baik. Di Terminal Ubung sendiri, telah disediakan fasilitas-
fasilitas terminal. Dari 81 fasilitas yang ada pada ketentuan, lebih dari setengah
telah tersedia, di antaranya :

7. Keselamatan = dari 10 fasilitas pada ketentuan, hanya 2 fasilitas yang


tersedia dengan kondisi rata-rata baik
8. Keamanan =dari 3 fasilitas pada ketentuan, terdapat 2 fasilitas yang tersedia
dengan kondisi rata-rata baik
9. Kehandalan/keteraturan = dari 5 fasilitas pada ketentuan, terdapat 3 fasilitas
yang tersedia dengan kondisi baik
10. Kenyamanan = dari 12 fasilitas pada ketentuan, 5 di antaranya telah tersedia
dalam kondisi baik
11. Kemudahan = dari 9 fasilitas pada ketentuan, 2 fasilitas telah tersedia dan
dalam kondisi baik
12. Kesetaraan = dari 2 fasilitas yang ada pada ketentuan, 1 di antaranya telah
tersedia dan dalam kondisi baik
15 fasilitas yang tersedia tersebut rata-rata terjaga dalam kondisi yang baik. Namun,
fasilitas lainnya yang terdapat di Terminal Ubung dalam kondisi kurang baik,
Mengingat melihat dari kondisi fasilitas terminal secara langsung banyak terdapat
fasilitas yang terbengkalai dan memerlukan perbaikan atau renovasi lebih lanjut.
Dalam hal ini, persentase pemenuhan fasilitas yang ada di Terminal Ubung yaitu :

41
jumlah fasilitas yang tersedia
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
jumlah fasilitas yang harus dipenuhi
15
= 𝑥 100%
44
= 34,1%

4.5 Sirkulasi Angkutan Umum


4.5.1 Terminal Mengwi

Pada Autocad di atas Terminal Mengwi Tipe A dapat dilihat


bagaimana susunan sebuah terminal tipe A, terdapat berbagai fasilitas
utama, fasilitas umum dan fasilitas penunjang. Perlu diperhatikan juga
terakit sirkulasi angkutan umum yang masuk dan keluar dari Terminal
Mengwi, Sirkulasi pada Terminal Mengwi mempunyai 1 akses masuk dari
sebelah barat, sirkulasi ini mempunyai 2 jalur masuk dan keluar untuk
menuju lokasi site, sirkulasi ini membuat bus memutar dari jalur
kedatangan sampai jalur keberangkatan yang mempunyai satu jalur.
Sirkulasi kendaraan pada Terminal Mengwi menggunakan sistem linear,
dan dirancang dengan tidak bersilangan antar kendaraan.
Sirkulasi kendaraan dipisahkan untuk beberapa jenis kendaraan,
terdapat jalur khusus bus kota, angkot, taksi, dan bus antar kota, serta

42
terdapat jalur khusus untuk kendaraan pengantar atau penjemput di
Terminal Mengwi. Sirkulasi kendaraan terdiri dari satu pintu masuk yang
dibagi menjadi dua lajur. Lajur pertama digunakan untuk kendaraan bus
antar kota dan shuttle bus ke bandara, sedangkan lajur kedua digunakan
untuk bus kota. Untuk sirkulasi bus BRT Trans Dewata masuk melalui
sebelah barat kemudian menuju ruang tunggu penumpang pada lokasi
pemberhentian Bus AKDP yang terdapat pada sebelah timur terminal.
Kemudian untuk sirkulasi Bus Denpasar-Singaraja hampir sama dengan
sikulasi Trans Metro Dewata hanya saja tempat pemberhentiannya sedikit
lebih keutara dari tempat pemberhentian Trans Metro Dewata.
Selanjutnnya untuk sirkulasi Bus Denpasar-Gilimanuk setelah masuk
kedalam terminal, bus langsung menuju ke tempat ruang tunggu
penumpang AKAP yang berada pada barat terminal, angkutan menuju
keluar terminal melalui pintu keluar Terminal.
Berdasarkan data di atas, Terminal Tipe A Mengwi hanya
memiliki 2 sirkulasi angkutan umum, pada jalur kedatangan kiri dan
tengah yaitu TMD dan Bus AKAP paling dominan dilalui dan paling
banyak terjadinya sirkulasi. Pada jalur kedatangan Kanan (PO Bus
AKDP) sangat jarang terjadinya sirkulasi kendaraan.
Disini menjelaskan bahwasannya pada legenda warna hitam
menunujukkan bahwa sirkulasi pada semua trayek dalam Terminal
Mengwi yang melewati jalur kedatangan sampai dengan jalur
kepulangan, warna merah yaitu trayek pada bus AKAP, warna kuning
merupakan trayek dari bus AKDP, warna hijau berarti sirkulasi truck
yang menetap ataupun hanya parkir saja sembari menunggu jadwal dari
pembukaan jalan khusus, dan yang terakhir yaitu warna ungu
menyatakan bahwa sirkulasi pada penumpang ataupun pengunjung yang
mengantarkan saudara atau temannya yang melaksanakan atau
melakukan berpergian dengan bus pada Terminal Mengwi Tipe A.

43
4.5.2 Terminal Ubung

Sirkulasi pada Terminal Ubung mempunyai 1 akses masuk yaitu pintu


sebelah selatan, sirkulasi ini membuat bus memutar dari jalur kedatangan sampai
jalur keberangkatan yang mempunyai satu jalur. Sirkulasi kendaraan pada
Terminal Ubung menggunakan sistem linear, dan dirancang dengan tidak
bersilangan antar kendaraan. Sirkulasi kendaraan melalui satu pintu masuk yang
sama sehingga untuk segala jenis kendaraan yang masuk akan melewati pintu
masuk sisi selatan termasuk juga untuk kendaraan pribadi penumpang maupun
pengantar. Untuk pembagian zona sendiri dibagi menjadi 3 zona untuk sikulasi
bus Denpasar-Gilimanuk berada di sebelah selatan dan untuk sirkulasi BRT
Trans Dewata dan sirkulasi bus Denpasar-Singaraja berada pada sisi sebelah
utara. Untuk sirkulasi bus BRT Trans Dewata masuk melalui sebelah selatan
kemudian menuju ruang tunggu penumpang pada lokasi pemberhentian bus
yang telah disediakan yang terdapat pada sebelah utara terminal. Kemudian

44
untuk sirkulasi Bus Denpasar-Singaraja hampir sama dengan sikulasi Trans
Metro Dewata hanya saja tempat pemberhentiannya sedikit lebih kebarat dari
tempat pemberhentian Trans Metro Dewata. Selanjutnnya untuk sirkulasi Bus
Denpasar-Gilimanuk setelah masuk kedalam terminal, bus akan langsung
menuju ruang tunggu penumpang di sisi sebelah utara terminal. Untuk semua
sirkulasi trayek yang berada di Terminal Ubung semuanya akan keluar melalui
pintu keluar yang ada di sebelau utara terminal. Namun untuk bus Denpasar-
Gilimanuk lebih banyak yang keluar melalui pintu belakang yang tepatnya
berada di sisi sebelah barat terminal ubung. Berikut adalah gambar rekomendasi
sirkulasi Terminal Ubung.

4.6 Survey Statis Terminal Ubung

Berikut adalah Analisa Data Survei Statis Angkutan Umum Terminal Mengwi

a. Headway
Dari tabel yang telah disajikan diatas, terlihat bahwa headway rata-
rata dari bus yang keluar-masuk di Terminal Ubung yaitu selama 9
menit 40 detik dengan headway tercepatnya selama 13 detik dan
headway terlamanya adalah 22 menit 3 detik. Perbedaan yang cukup
signifikan tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya kemungkinan
bahwa bus yang berjalan lebih awal mengalami kemacetan
sedangkan bus yang berjalan di belakangnya lebih lancar ataupun
sepi penumpang. Dalam hal ini, kemungkinan tersebut yang
membuat adanya ketimpangan waktu yang cukup jauh antara
headway tercepat dengan headway terlama.

45
b. Load Factor
Load factor rata-rata daripada bus yang keluar-masuk di Terminal
Ubung adalah 2,5%. Load factor terbanyak pada titik lokasi ini yaitu
sebesar 12,5% dengan load paling sedikit yaitu 0%. Kemunculan
nilai 0% tersebut didasari karena pada saat pelaksaan survei, data
yang telah didapatkan menunjukkan adanya kekosongan
penumpang.
c. Lay Over Time
Kemudian untuk rata-rata lay over time daripada bus yang melintas
keluar-masuk wilayah Terminal Ubung adalah sebesar 2 menit 30
detik. Lay over time tercepat menunjukkan waktu selama 1 menit 10
detik dan waktu 5 menit 52 detik. Besaran waktu yang ditampilkan
hasil lay over time bergantung pada waktu naik dan turunnya
penumpang. Apabila penumpang sepi, tentu saja lay over time yang
ada terbilang cepat, begitupun berlaku seBaliknya.

d. Travel Time
Travel time tercepat yang ada pada tabel yaitu 2 jam 43 menit 1
detik. Sedangkan travel time terlamanya adalah 4 jam 7 menit 4
detik. Rata-rata travel time yang ada yaitu 3 jam 19 menit 43 detik.
e. Jumlah Penumpang
Jumlah rata-rata penumpang daripada survei statis di Terminal
Ubung yaitu 1 penumpang. Jumlah penumpang terbanyak adalah 5
penumpang dengan jumlah penumpang minimal adalah 0.
Penumpang 0 ini muncul dikarenakan adanya faktor Hari Raya
Siwaratri yang menyebabkan beberapa mobilitas berkurang.

46
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali perbandingan yang dapat dilihat antara 2 terminal tersebut.

No. Indikator Terminal Mengwi Terminal Ubung


1. Tipe terminal terminal bus tipe A terminal bus tipe C
2. Pelayanan Melayani bus AKAP, Melayani bus AKDP dan
AKDP, dan angkot angkot
3. Pengunjung Cukup sepi Ramai
4. BRT Trans Metro Melayani BRT Trans Melayani BRT Trans Metro
Dewata Metro Dewata koridor 1 Dewata koridor 1, 3, 4, 5
saja
5. Jadwal Memiliki jadwal Jadwal keberangkatan rutin
keberangkatan keberangkatan rutin dan dan tetap hanya pada BRT
tetap TMD. Sedangkan pada
angkutan AKDP, bus tidak
memiliki jadwal pasti
karena menerapkan system
dengan pemenuhan jumlah
penumpang. Apabila dirasa
sudah penuh, maka bus
AKDP akan berjalan.
6. Sirkulasi Memiliki sirkulasi yang Tidak memiliki sirkulasi
cukup lengkap khusus kendaraan pribadi
7. Fasilitas Terpenuhi 60,49% Terpenuhi 34,1% terhadap
terhadap ketentuan ketentuan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Terminal Mengwi


merupakan terminal bus antarkota tipe A yang melayani perjalanan antara kota-kota
di Bali dan sekitarnya. Terminal Mengwi terletak di Desa Mengwi, Kabupaten
Badung, Bali. Terminal ini fokus pada layanan bus antarkota, baik antar provinsi
maupun dalam provinsi. Pada layanan bus AKAP, terdapat kurang lebih 12 PO bus
dengan beragam rute yang bekerja sama dan beroperasi di Terminal Mengwi. Di
sisi lain, bus AKDP yang tersedia di Terminal Mengwi hanyalah BRT Trans Metro
Dewata dengan koridor 1 saja yaitu koridor 1. Terminal Mengwi biasanya sering
dijadikan tempat transit untuk bis bis AKDP yang menempuh jarak relative jauh
seperti Bus Mtrans, Gunug harta, Mansion, dan sebagainya. Bus bus tersebut
memiliki agen yang berada di dalam terminal. Agen ini memiliki fungsi yang
hampir sama seperti papan informasi sehingga keberadaanya dapat menggantikan

47
papan informasi karena calon penumpang dapat menanyakan keperluan dan
kebutuhannya ke agen tersebut. Di sisi lain, Terminal Mengwi memiliki
operator/petugas yang siap melayani para penumpang di masing-masing koridor.
Namun, Petugas pada Terminal Mengwi yang bertugas menjaga loket tiket tidak
terisi secara penuh. Petugas yang seharusnya berada pada loket masing-masing bus
malah menjual tiket pada ruang tunggu penumpang. Hal tersebut dikarenakan tidak
ada petunjuk yang jelas untuk para penumpang tentang lokasi loket pembelian tiket
bus.
Berkaitan dengan prasarana yang tersedia, denah lokasi terminal ini
didesain untuk memberikan akses yang mudah bagi pengguna jasa transportasi
dengan pintu masuk dan keluar yang jelas. Pada Terminal Mengwi terdapat 15
shalter bus sebagai tempat kedatangan dan keberangkatan bus AKAP yang berada
di sisi sebelah barat terminal. Untuk bus AKDP letak shalter bus berada di sisi
sebelah timur terminal dengan jumlah 9 shalter. 49 fasilitas yang tersedia tersebut
rata-rata terjaga dalam kondisi yang baik. Adapun penyampaian dari pihak BPTD
II Bali sendiri, fasilitas yang belum tersedia tersebut masih dalam proses
perencanaan mengingat desain terminal yang telah dibuat sebelumnya sebenarnya
telah disesuaikan dan disediakan secara lengkap seperti ketentuan. Namun
dikarenakan luas terminal yang kurang memadai untuk pembangunan fasilitas
tersebut menyebabkan perencanaan tersebut terhambat dan masih dilakukan kajian
ulang guna penyesuaian kembali dalam memenuhi ketentuan yang berlaku. Terkait
sirkulasi angkutan umum yang masuk dan keluar dari Terminal Mengwi, Sirkulasi
pada Terminal Mengwi mempunyai 1 akses masuk dari sebelah barat, sirkulasi ini
mempunyai 2 jalur masuk dan keluar untuk menuju lokasi site. sirkulasi ini
membuat bus memutar dari jalur kedatangan sampai jalur keberangkatan yang
mempunyai satu jalur. Sirkulasi kendaraan pada Terminal Mengwi menggunakan
sistem linear, dan dirancang dengan tidak bersilangan antar kendaraan. Terminal
Tipe A Mengwi hanya memiliki 2 sirkulasi angkutan umum, pada jalur kedatangan
kiri dan tengah yaitu TMD dan Bus AKAP paling dominan dilalui dan paling
banyak terjadinya sirkulasi. Pada jalur kedatangan Kanan (PO Bus AKDP) sangat
jarang terjadinya sirkulasi kendaraan.

48
Di sisi lain, Terminal Ubung terletak di Denpasar, ibu kota Provinsi Bali. Terminal
Ubung juga merupakan terminal bus antarkota di Bali, tetapi juga melayani
perjalanan dalam kota. Terminal ini memiliki dua bagian, yaitu BRT TMD yang
melayani perjalanan dalam kota dengan angkutan umum bus BRT, dan Terminal
Ubung Bus yang melayani perjalanan antarkota dengan bus. Denah lokasi terminal
ini juga dirancang untuk memberikan akses yang mudah dengan pintu masuk yang
jelas dan pembagian parkir yang cukup tertata untuk masing-masing bagian
terminal.
Dilihat dari segi fasilitas, Terminal Mengwi dilengkapi dengan berbagai fasilitas
seperti tempat duduk, toilet, warung makan, dan tempat parkir yang memadai untuk
bus dan kendaraan pribadi dan Terminal Ubung: Terminal Ubung juga memiliki
fasilitas yang serupa seperti tempat duduk, toilet, dan warung makan. Namun,
karena memiliki tipe yang berbeda, fasilitas di Terminal Ubung mungkin lebih
sederhana daripada di Terminal Mengwi. Aspek Sirkulasi di Terminal Mengwi
dirancang untuk memudahkan arus lalu lintas dan mobilitas penumpang. Rute
masuk dan keluar terminal ditata sedemikian rupa untuk menghindari kemacetan
dan memaksimalkan efisiensi pergerakan kendaraan. Terminal Ubung juga
memiliki sirkulasi yang diperhatikan, terutama karena ada dua bagian terminal yang
berbeda. Sirkulasi di Terminal Ubung AKDP mungkin lebih padat karena layanan
angkutan dalam kota yang lebih banyak digunakan oleh penduduk setempat,
sedangkan sirkulasi di Terminal Ubung Bus diatur untuk perjalanan antarkota.
Kesimpulan tersebut mencerminkan perbedaan utama antara Terminal Mengwi dan
Terminal Ubung. Terminal Mengwi lebih fokus pada layanan bus antarkota,
sementara Terminal Ubung melayani perjalanan antarkota dan dalam kota. Lokasi,
fasilitas, dan sirkulasi di kedua terminal tersebut juga diatur berdasarkan kebutuhan
pengguna jasa transportasi yang berbeda.

5.2 Saran
Berdasarkan perbandingan antara Terminal Mengwi dan Terminal
Ubung, berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan:
1) Penyempurnaan Fasilitas
Terminal Mengwi dan Terminal Ubung perlu terus memperhatikan
kualitas fasilitas yang disediakan untuk pengguna jasa transportasi.

49
Dalam meningkatkan pengalaman pengguna, terminal dapat
mempertimbangkan untuk menyediakan area tunggu yang nyaman,
fasilitas penitipan bagasi, area bermain anak, dan aksesibilitas yang
lebih baik bagi penyandang disabilitas. Selain itu, fasilitas yang belum
tersedia dapat dilengkapi apabila memungkinkan dilakukan
penambahan pada lahan yang masih tersedia.
2) Koordinasi Antara Terminal Ubung Trans Metro Dewata dan Terminal
Ubung Bus AKDP lain
Karena Terminal Ubung memiliki dua bagian yang berbeda, yaitu
Terminal Ubung Bemo dan Terminal Ubung Bus, penting untuk
memastikan adanya koordinasi yang baik antara keduanya. Informasi
tentang jadwal keberangkatan dan rute perjalanan harus disinkronkan
dengan baik agar pengguna jasa dapat beralih dengan mudah antara
kedua bagian terminal tersebut.
3) Peningkatan Sirkulasi
Sirkulasi di sekitar kedua terminal perlu ditingkatkan untuk
mengoptimalkan aliran lalu lintas dan mobilitas penumpang. Terminal
dapat mempertimbangkan solusi seperti pembangunan jalur khusus bus
atau peningkatan jalur transportasi umum untuk mengurangi kemacetan
dan memastikan kelancaran pergerakan kendaraan di sekitar terminal.
Contohnya seperti pada Terminal Ubung.

50
Di Terminal Ubung, rute bus dan kendaraan umum telah ditetapkan
untuk memasuki terminal melalui pintu bagian selatan dan melanjutkan
perjalanan dengan berbelok ke kiri menuju lokasi parkir yang
ditentukan. Namun, masalah muncul ketika jalur yang sama juga
digunakan oleh penumpang dan kendaraan pribadi, mengganggu
sirkulasi bus dan mengurangi keselamatan penumpang. Perlu dilakukan
evaluasi untuk meningkatkan keamanan dengan memisahkan jalur
untuk bus dan kendaraan pribadi, serta mengimplementasikan
pengaturan lalu lintas yang efektif di Terminal Ubung. Kolaborasi
antara pihak terkait sangat penting untuk menciptakan solusi yang dapat
meningkatkan sirkulasi bus, mengurangi gangguan, dan meningkatkan
keselamatan bagi penumpang di terminal ini.
Untuk meningkatkan keselamatan penumpang di Terminal Ubung,
perlu dilakukan solusi yang meliputi penambahan jalur khusus untuk
penumpang serta pemisahan jalur kendaraan pribadi. Dengan
penyesuaian ini, kendaraan pribadi dapat diarahkan untuk berbelok ke
kanan setelah memasuki pintu masuk sebelah selatan terminal dan

51
keluar melalui pintu depan kantor terminal. Dengan demikian, jalur
yang sebelumnya digunakan bersama oleh bus dan kendaraan pribadi
menjadi terpisah, meminimalkan gangguan dan meningkatkan
keselamatan penumpang di Terminal Ubung.
4) Penggunaan Teknologi Informasi
Terminal Mengwi dan Terminal Ubung dapat memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Pembaruan informasi keberangkatan secara real-time, aplikasi
pemesanan tiket online, atau penggunaan sistem elektronik untuk
pengawasan kendaraan dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi
yang lebih baik bagi pengguna jasa.
5) Perhatian Terhadap Kebersihan dan Keamanan
Terminal Mengwi dan Terminal Ubung harus memastikan kebersihan
terminal secara berkala dan memberikan perhatian yang cukup terhadap
keamanan. Dalam hal ini, penempatan petugas keamanan dan instalasi
CCTV yang memadai dapat meningkatkan rasa aman pengguna jasa
transportasi.
Saran-saran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan memastikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna jasa di Terminal
Mengwi dan Terminal Ubung. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini,
diharapkan kedua terminal tersebut dapat menjadi pusat transportasi yang
efisien, nyaman, dan aman bagi masyarakat Bali.

52

You might also like