Professional Documents
Culture Documents
02 Munawaroh 88-99 (Fiks)
02 Munawaroh 88-99 (Fiks)
ABSTRACT
Indonesian Migrant Workers (PMI) who have ended their employment contracts, are called purna PMI.
Full PMI who have returned from working abroad bring enormous remittances. Remittances that are not
managed properly will run out for consumptive purposes, so that it can cause purna PMI who have
returned from working abroad to depart again as PMI. Therefore, purna PMI needs to be fostered and
empowered with the aim of having sustainable income, thus having the opportunity to be able to create
jobs for the surrounding communities. This research uses descriptive research with a qualitative approach.
Based on the results of the study, there is currently a purna PMI empowerment program, namely the
Program (1) Productive Migrant Village by the Ministry of Manpower, (2) Empowerment program for PMI
Gold by the National Agency for Placement and Protection of Indonesian Workers (BNP2TKI). This program
is actually relatively good, but the program in East Lampung Regency has not run optimally. This is because
there are still obstacles such as human PMI resources that are still lack of knowledge, difficult access to
capital, marketing of entrepreneurial products that have not been maximized and lack of local partners
who are involved in the empowerment process. This has led to the need for synergies in creating and
implementing an empowerment model, which can be a reference model for empowerment of regions
with full PMI follicle to encourage the achievement of sustainable development in East Lampung Regency
Keywords: PMI purna, Remittance and Empowerment
ABSTRAK
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang telah mengakhiri kontrak kerja mereka, disebut purna PMI. PMI
penuh yang telah kembali dari bekerja di luar negeri membawa remitansi yang sangat besar. Remitansi
yang tidak dikelola dengan benar akan habis untuk tujuan konsumtif, sehingga dapat menyebabkan purna
PMI yang telah kembali dari bekerja di luar negeri untuk berangkat lagi sebagai PMI. Oleh karena itu,
purna PMI perlu dibina dan diberdayakan dengan tujuan memiliki pendapatan yang berkelanjutan,
sehingga memiliki kesempatan untuk dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil
penelitian, saat ini terdapat program pemberdayaan purna PMI, yaitu Program (1) Desa Migran Produktif
oleh Kementerian Ketenagakerjaan, (2) Program pemberdayaan untuk PMI Emas oleh Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Indonesia Pekerja (BNP2TKI). Program ini sebenarnya relatif baik, tetapi
program di Kabupaten Lampung Timur belum berjalan optimal. Ini karena masih ada kendala seperti
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
89 VOLUME 3, NO 2, DESEMBER 2019
ISSN 2580-8559 (p) / ISSN 2580-8450 (e)
sumber daya PMI manusia yang masih kurang pengetahuan, akses modal yang sulit, pemasaran produk
wirausaha yang belum maksimal dan kurangnya mitra lokal yang terlibat dalam proses pemberdayaan.
Hal ini menyebabkan perlunya sinergi dalam menciptakan dan menerapkan model pemberdayaan, yang
dapat menjadi model referensi untuk pemberdayaan daerah dengan folikel PMI penuh untuk mendorong
pencapaian pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Lampung Timur.
Kata Kunci: PMI purna, Remitansi dan Pemberdayaan
disekitarnya dan menyerap tenaga kerja merupakan daerah pengirim PMI dengan
disekitarnya. remitan yang dihasilkan oleh PMI purna
Remitansi atau uang hasil kiriman mempunyai jumlah yang cukup banyak. Hal
pekerja migran menjadi sangat dominan ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah
terhadap keberlangsungan hidup rumah setempat untuk mengelola dan mengawasi
tangga seorang pekerja migran. Remitan pengiriman PMI dari rekruitmen,
secara langsung berperan meningkatkan penempatan hingga purna penempatan.
pendapatan rumah tangga dan juga PMI yang memutuskan untuk menjadi
berpotensi terhadap penciptaan peluang- wirausaha, biasanya persiapan dilakukan
peluang ekonomi baru. Studi yang dilakukan sejak awal keberangkatan, sehingga remitan
oleh Internasional Organisation For yang dikirimkan ke tanah air akan di bagi
Migration dan Economic Resource Center menjadi beberapa bagian, sebagian
for Overseas Filipinos tahun 2007 digunakan untuk kebutuhan konsumsi
menyebutkan bahwa remitansi menjadi sedangkan sebagian yang lain digunakan
sumber keuangan utama bagi sekitar 85 % untuk ditabung. Menurut (Puslitfo
rumah tangga pekerja migran. Studi yang BNP2TKI, 2011). Tabungan dari penghasilan
dilakukan oleh Bank Indonesia tahun 2008 selama bekerja akan digunakan sebagai
pun menujukkan hal yang senada, yaitu modal untuk membuka usaha di tanah air.
remitan adalah tulang punggung ekonomi Usaha ini akan membuka lapangan kerja baru
rumah tangga pekerja migran, selain itu di lingkungan keluarga dan dapat menyerap
remitansi pada tingkat rumah tangga juga tenaga kerja dari daerah disekitarnya.
dapat digunakan sebagai strategi untuk Jumlah pengiriman PMI terbanyak di
pengentasan kemiskinan. Hal ini tidak saja Provinsi Lampung berasal dari Kabupaten
terjadi pada jangka pendek (current Lampung Timur dan merupakan kabupaten
consumption), tetapi juga pada peluang pengirim pekerja migran urutan ke-sebelas di
investasi dan produksi untuk jangka panjang Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini (2016-
(Long term production). 2018) dengan jumlah PMI sebanyak 14,997
Provinsi Lampung merupakan daerah jiwa (Puslitfo BNP2TKI, 2018). Dalam hal
pengirim PMI terbanyak ke-6 di Indonesia pemberdayaan terhadap PMI purna di
dalam pengiriman PMI ke luar negeri dalam Kabupaten Lampung Timur pertama kali
tiga tahun terakhir dari tahun 2016-2018 diinisiatif oleh seorang PMI purna asal Korea
yaitu sebanyak 40.641 jiwa (Pusat penelitian Selatan di Kecamatan Labuhan Ratu pada
pengembangan dan informasi (Puslitfo) tahun 2004. Keberhasilan dalam membangun
BNP2TKI, 2018). Tingginya jumlah PMI wirausaha pertokoan kemudian menjadi
yang berasal dari Provinsi Lampung ini inspiratif dan diikuti jejaknya oleh PMI purna
menjadi perhatian khusus bagi BNP2TKI, setempat. Hingga akhirnya terbentuklah
terutama dalam hal pemberdayaan PMI pasar rintisan PMI purna di Kecamatan
purnanya dan pemanfaatan hasil Labuhan Ratu (Kompas, 2011). Artinya
remitansinya, dimana penelitian ini akan walaupun Kabupaten Lampung Timur
dilakukan di Provinsi Lampung karena merupakan lumbung PMI terbesar di Provinsi
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
91 VOLUME 3, NO 2, DESEMBER 2019
ISSN 2580-8559 (p) / ISSN 2580-8450 (e)
2. Identifikasi faktor pendukung dan pola pemberdayaan yang berbeda satu sama
penghambat dalam pelaksanaan lain. Untuk mempermudah menjelaskan pola
pemberdayaan masyarakan melalui pemberdayaan PMI Purna dan potensi yang
optimalisasi peran PMI purna dalam ada pada dua lokasi tersebut, maka peneliti
mendorong Pencapaian Tujuan akan menguraikannya secara satu persatu
Pembangunan Berkelanjutan sebagai berikut:
(Sustainable Development Goals/SDGs)
Kecamatan Purbolinggo dan Kecamatan Pemberdayaan PMI purna di Kecamatan
Way Jepara, Kabupaten Lampung Way Jepara
Timur. Kecamatan Way Jepara merupakan
Kecamatan dengan pengirim jumlah PMI
Teknik pengumpulan data yang terbanyak di Kabupaten Lampung Timur,
digunakan adalah dengan melakukan sejak tiga tahun terakhir 2016-2018 Jumlah
wawancara, observasi dan dokumentasi. PMI yang berasal dari Kecamatan Way
Teknik analisis data yang telah digunakan Jepara yaitu 1142 jiwa. Dengan jumlah
adalah teknik analisis data kualitatif, yang terbanyak dalam tiga tahun berturut-turut,
menjelaskan dan menganalisis data dengan tentu hal ini dapat membawa dampak positif
cara menggambarkan hasil penelitian melalui dengan remitan yang di bawa pulang oleh
sejumlah data yang berhasil diperlukan PMI apabila dimanfaatkan dengan baik. Oleh
penulis, kemudian menyajikan hasil dari sebab itu, Kementerian Ketenagakerjaan
penelitian tersebut yaitu model sebagai salah satu stakeholder yang memiliki
pemberdayaan masyarakat melalui tugas dan kewajiban dalam memberikan
optimalisasi peran pekerja migran Indonesia perlindungan terhadap PMI juga melakukan
(PMI) purna dalam mendorong Pencapaian upaya dalam menciptakan ketahanan dan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan kesejahteraan PMI dan keluarganya melalui
(Sustainable Development Goals/SDG’s) di dengan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
Kabupaten Lampung Timur: republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
Tentang Desa Migran Produktif atau
HASIL DAN PEMBAHASAN Desmigratif. Program kementerian yang
Tahapan pemberdayaan masyarakat diluncurkan sejak 2016 ini baru dilaksanakan
merupakan suatu proses pembelajaran bagi dibeberapa daerah yang menjadi kantong-
masyarakat agar dapat mandiri dalam kantong PMI. Salah satu lokasi pelaksanaan
mengelola segala potensi yang dimiliki program ini yaitu Desa Jepara, Kecamatan
dengan menumbuhkan rasa semangat Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
berkarya secara terus menerus supaya tidak Program Desa Migran Produktif
mengalami kemunduran lagi. Pada tahapan (Desmigratif) adalah upaya terobosan
pemberdayaan ini peneliti melakukan riset di Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama
dua lokasi penelitian yakni Kecamatan Way dengan berbagai lembaga untuk
jepara dan Kecamatan Purbolinggo. Dimana memberdayakan, meningkatkan pelayanan
masing-masing lokasi tersebut mempunyai serta memberi perlindungan bagi Calon
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI OPTIMALISASI PERAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) PURNA DALAM
MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 94
Kholifatul Munawaroh
PMI/PMI di desa yang menjadi kantong- BNP2TKI di tahun anggaran 2017. Tujuan
kantong PMI (desa pengirim PMI terbanyak) dibentuknya koperasi ini adalah agar PMI
dengan menawarkan program-program purna yang telah kembali ke tanah air dan
unggulan yang dibutuhkan oleh CPMI/PMI telah berwirausaha di desanya dapat lebih
dan keluarganya melalui pemanfaatan maju dan mandiri. Sebelum dibentuk
potensi lokal dengan tidak mengabaikan koperasi, para PMI purna di desa ini memiliki
karakteristik daerah setempat. Salah satu paguyuban PMI purna. Kemudian komunitas
program desmigratif ini juga membidangi tersebut disempurnakan dengan sebuah
penciptaan usaha produktif melalui pelatihan legalitas yaitu wadah berbadan hukum yang
usaha, pendampingan usaha serta bantuan berwujud koperasi sehingga diharapkan akan
sarana usaha produktif hingga pemasarannya. mempermudah kegiatan usaha yang telah
Melalui program dimaksud diharapkan mereka rintis di kampung halamannya
keluarga PMI mampu mengelola tersebut.
penghasilannya untuk menciptakan usaha- Pemberdayaan tidak bersifat selamanya,
usaha produktif dalam skala mikro, kecil melainkan sampai target masyarakat mampu
maupun menengah (UMKM). untuk mandiri, meski dari jauh di jaga agar
tidak jatuh lagi hal ini sesuai dengan apa yang
Pemberdayaan PMI Purna di Kecamatan dikemukakan oleh Sumodiningrat (2000)
Purbolinggo dalam Teguh (2004). Dilihat dari pendapat
Berbeda dengan Kecamatan Way Jepara tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu
yang mempunyai Desa Migran Produktif atau masa proses belajar hingga mencapai status
Desmigratif dari program Kementrian mandiri, meskipun demikian dalam rangka
Ketenagakerjaan yang diluncurkan sejak mencapai kemandirian tersebut tetap
2016 ini dilaksanakan dibeberapa daerah dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi
yang menjadi kantong-kantong PMI. dan kemampuan secara terus menerus supaya
Sedangkan di Kecamatan Purbolinggo tidak tidak mengalami kemunduran lagi.
jauh berbeda dengan kondisi di Way Jepara Sebagaimana disampaikan diawal bahwa
dimana banyak masyarakatnya yang menjadi proses belajar dalam rangka pemberdayaan
PMI di Luar negeri. Akan tetapi mereka yang masyarakat akan berlangsung secara bertahap
bekerja di luar negeri tidak menjadikannya seperti dikemukakan oleh Teguh (2004).
sebagai tujuan utama, melainkan sebagai Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut
sarana untuk mengumpulkan modal usaha adalah meliputi:
yang akan mereka kembangkan di daerah asal 1. Tahap Penyadaran. Tahap ini
mereka sepulang bekerja dari luar negeri. menggambarkan bahwa pihak
Koperasi dengan nama Koperasi TKI pemberdaya berusaha menciptakan
Purna Maju Lestari ini merupakan koperasi prakondisi, agar dapat memfasilitasi
yang diinisiasi oleh BNP2TKI melalui unit berlangsungnya proses pemberdayaan
pelaksana teknis didaerah yaitu BP3TKI yang efektif.
Lampung. Koperasi yang didirikan oleh 27 2. Tahap Transformasi. Tahap ini
orang anggota ini merupakan program kerja menggambarkan masyarakat
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
95 VOLUME 3, NO 2, DESEMBER 2019
ISSN 2580-8559 (p) / ISSN 2580-8450 (e)
Akan tetapi dengan latar belakang PMI purna yang matang mengenai orientasi bekerja di
yang berbeda-beda tentu akan menjadi luar negeri untuk mengumpulkan modal
tantangan tersendiri dalam melakukan usaha. Sehingga saat mereka pulang ke
pemberdayaan. Seperti di Kecamatan Way Indonesia sebagian hasil remitansinya
jepara yang belum berhasil dalam digunakan untuk membangun usaha
pelaksanaan tahapan penyadaran berkelanjutan.
dikarenakan PMI purna yang belum
mempunyai orientasi kebermanfaatan Tahap Transformasi
remitansinya. Sedangkan di Kecamatan Hal ini dimaksudkan untuk
Purbolinggo yang sudah memiliki kesadaran mempermudah memberikan pendayaan pada
akan pentingnya pemberdayaan, karena PMI kemampuan membangun usaha produktif
purnanya memiliki oreintasi maju dalam pasca pulang dari luar negeri. Pelatihan-
memandirikan kehidupan mereka. pelatihan tersebut dapat dilakukan kerjasama
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dengan perguruan tinggi dan perusahaan
dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa yang sesuai dengan wirausaha yang dibangun
tahapan penyadaran dalam proses oleh PMI purna supaya dapat menambah
pemberdayaan PMI purna di Kecamatan Way wawasan tentang cara produksi hingga
Jepara dan Kecamatan Purbolinggo memiliki pemasaran produk yang dihasilkan serta
perbedaan dalam proses penyadarannya. Hal keahlian dari PMI purna itu sendiri. Namun
ini dikarenakan terdapat beberapa pola pada tahap transformasi ini di Kecamatan
pemberdayaan yang berbeda dari latar Way Jepara masih terkendala dari kemauan
belakang masyarakat serta PMI purnanya. PMI purna untuk membangun usaha
Tahapan penyadaran di Kecamatan Way produktif dan menjalankan tiga pilar
Jepara dengan Program Desmigratif yang desmigratif sehingga hanya sebagian PMI
belum berjalan dengan efektif dikarenakan purna yang mau tergabung dalam usaha
orientasi PMI purna yang masih berperilaku konveksi dan peternak kambing PMI purna,
konsumtif, membelajakan hal-hal yang tidak PMI purna ini beralasan bahwa keuntungan
penting, eksploitasi ekonomi oleh keluarga yang didapatkan relatif kecil dibandingkan
dan lingkungan sekitarnya serta dengan kembali bekerja di luar negeri atau
ketidaktahuan dalam mengelola remitansi. mengurus perkebunan. Sedangkan di
Untuk melakukan penyadaran dalam hal ini kecamatan Purbolinggo masing-masing dari
petugas desmigratif melakukan pendatan, PMI purna telah memiliki inisiatif untuk
identifikasi serta pemetaan terhadap PMI mengembangkan usaha produktifnya pasca
purna guna memberdayakan mereka agar pulang dari luar negeri dan memiliki
bersedia melakukan wirausaha. Sedangkan paguyuban PMI purna sebagai tempat untuk
kondisi PMI purna di Kecamatan bertukar pikiran serta telah diresmikan
Purbolinggo sedikit lebih baik dibandingkan Koperasi PMI purna maju lestari yang telah
dengan PMI purna di Kecamatan Way berbadan hukum. Hal ini sebagai upaya untuk
Jepara. Hal ini dikarenakan PMI purna mempermudah PMI purna dalam
memiliki pembekalan pra pemberangkatan meningkatkan usaha produktifnya dalam
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
97 VOLUME 3, NO 2, DESEMBER 2019
ISSN 2580-8559 (p) / ISSN 2580-8450 (e)
bidang pemenuhan pakan ternak yang bisa di Tahapan pemberdayaan pada tahap
beli langsung melalui koperasi tersebut. peningkatan intelektual di Kecamatan Way
Jepara belum berjalan dengan baik, karena
Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual minimnya pengetahuan masyarakat terhadap
Pada tahap ini menggambarkan manfaat pemberdayaan serta belum
kecakapan keterampilan sudah terbentuk terbukanya pemikiran mereka tentang
sehingga terbentuklah inisiatif dan ekonomi berkelanjutan membuat PMI purna
kemampuan inovatif untuk mengantarkan hanya sedikit yang mau bergabung dalam
pada kemandirian. Kemandirian tersebut usaha binaan. Hal ini dibuktikan dari adanya
akan ditandai oleh kemampuan masyarakat kelompok usaha PMI yang jumlahnya terus
dalam membentuk inisiatif, melahirkan berkurang karena tidak tertarik dengan usaha
kreasi-kreasi dan melakukan inovasi-inovasi kelompok yang dijalankan serta keuntungan
di lingkungannya. Apabila masyarakat telah yang didapatkan kecil serta pemasaran yang
mencapai tahap ini, maka masyarakat dapat kurang maksimal.
secara mandiri melakukan pembangunan.
Konsep pembangunan masyarakat Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
menggambarkan bahwa pada kondisi seperti Adanya program Desmigratif dan
ini seringkali didudukan pada subjek Koperasi TKI purna maju lestari dari
pembangunan atau pemeran utama. Kementrerian Ketenagakerjaan serta
Pemerintah tinggal menjadi fasilitator saja. BNP2TKI ini dapat meningkatkan
Sebagaimana disampaikan diatas bahwa produktivitas masyarakat sehingga secara
proses belajar dalam rangka pemberdayaan otomatis peningkatan kualitas PMI purna dan
masyarakat akan berlangsung secara lingkungan masyarakat yang terdampak
bertahap. pemberdayaan akan meningkat. Akan tetapi,
Peran pemerintah dalam hal memberikan program yang telah dilaksanakan oleh
pendampingan dan pelatihan sudah dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan dan
namun partisipatif PMI purna masih kurang BNP2TKI, tidak terlepas dari faktor
dalam membangun ekonomi berkelanjutan pendukung maupun faktor penghambat
pasca pulang bekerja dari luar negeri. Hal ini dalam pemberdayaan masyarakat miskin
disebabkan karena adanya Sumber daya melalui optimalisasi peran PMI purna. Faktor
manusia yang masih rendah, sehingga upaya pendukung yang paling dominan di sini dapat
pemberdayaan pun masih dianggap sebagai dilihat dari peran serta PMI purna atau
hal yang kurang menguntungkan bagi mereka beberapa pelaku usaha yang bersangkutan
yang memiliki remitansi. Selain itu, untuk meningkatkan ekonomi berkelanjutan
pelaksanaan tiga pilar Desmigratif lainnya dilingkungannya.
masih terkendala sarana dan prasana yang Sedangkan faktor penghambat dari
belum memadai serta model pemberdayaan pelaksanaan program yang telah diberikan di
yang belum terencana matang bagi sini adalah juga berasal dari pihak
berlangsungnya pelayanan tiga pilar masyarakat sendiri dan PMI purna yang
Desmigratif lainnya. masih berpikiran sempit dalam menjalankan
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI OPTIMALISASI PERAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) PURNA DALAM
MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 98
Kholifatul Munawaroh