You are on page 1of 16

PERANAN PERBANKAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN

DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA


PENCUCIAN UANG BERDASARKAN
UU NOMOR 8 TAHUN 2010

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :
LATIFAH UYUN
2011310182

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2015
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Latifah Uyun


Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 26 Februari 1993
N.I.M : 2011310182
Jurusan : Akuntansi
Program pendidikan : Strata 1
Konsetrasi : Akuntansi Perbankan
Judul : Peranan Perbankan Dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberntasan Tindak Pidana Pencucian Uang Berdasarkan UU
Nomor 8 Tahun 2010

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing,
Tanggal:……………..

(Nanang Shonhadji, S.E., Ak., M.Si)

Ketua Program Jurusan Sarjana Akuntansi,


Tanggal:………………

(Dr. Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si)


PERANAN PERBANKAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG BERDASARKAN
UU NOMOR 8 TAHUN 2010

Latifah Uyun
STIE Perbanas Surabaya
Email : latifahuyun26@gmail.com

ABSTRACT

This Research bent on to know banking role in the effort prevention and
eradication are not punished money wash according to under law No. 8 of 2010, and know
constraint and solution to the [code/law] applying referred [as]. Research Design uses
research type qualitative, with research definition is banking applying is seen from program
aspect APU and PPT, program Customer Due Dilligence, procedure transfers fund, and
relation/link closing with client. Analysis Unit at research this is the unit activity at PT. Bank
of X in conducting prevention activity and eradication of money wash doing an injustice
according to under law No. 8 of 2010 and base Bank rules Indonesia number
14/27/PBI/2012. Research Result this is the: (1) supported program APU and PPT pass by
board of directors observation, commissary observation, internal control, and improved
human resource quality pass by training, (2) supported program customer due diligence pass
by carefulness attitude in recognizing client, (3) equipment of consignor data information and
information of receiver data at process transfer fund. Bank of will desist or refuse transaction
if consignor information and also fund receiver incomplete, (4) relation/link closing is
conducted if proven client in assures has conducted action money wash, and (5) constraint
that experienced bank in the effort applying under law No. 8 of 2010 cover bank revelation,
blocking and enquiry hits client account, low its client awareness, and has not yet been
maximal its socialization to the whole society as [the] banking service user.
Key word : money laundering, customer due diligence, transfer fund, and relation/link closing.

PENDAHULUAN yaitu cara seseorang untuk


Perkembangan ilmu pengetahuan menyembunyikan dan menyamarkan harta
dan teknologi informasi menyebabkan kekayaan yang diperoleh dari kejahatan.
sistem dalam dunia perbankan Kejahatan pencucian uang
menawarkan kemudahan dalam menjadi kejahatan transnasional yang
bertransaksi antar negara dalam waktu prosesnya dapat dilakukan melampaui
yang singkat sehingga memudahkan wilayah negara yang hasilnya semula
kejahatan pencucian uang atau sering diperoleh, maka pemberantasan dalam
disebut kejahatan kerah putih, penyuapan, masalah ini adalah melakukan kerja sama
perdagangan gelap, korupsi serta kejahatan yang baik dan secara terus menerus antar
lainnya. Sering terjadi dalam dunia politik negara-negara di dunia melalui kerjasama
Indonesia bagi para pejabat yang internasional. Dalam praktiknya, kejahatan
melakukan kejahatan tersebut pencucian uang hampir selalu melibatkan
memasukkan uang hasil kejahatannya ke perbankan karena adanya globalisasi
dalam sistem perbankan. Dengan cara perbankan. Melalui sistem pembayaran
tersebut, diharapkan asal – usul harta dari yang bersifat elektronik, dana kejahatan
hasil kejahatan tidak dapat dilacak oleh dalam jumlah besar akan mengalir
pihak Aparat Penegak Hukum. Upaya melampaui batas yuridiksi suatu negara
tersebut disebut dengan Pencucian Uang
1
dengan memanfaatkan faktor kerahasiaan Dengan adanya Undang-Undang
yang selalu dijunjung oleh perbankan. Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
Pelaku kejahatan pencucian uang dan Pembarantasan Tindak Pidana
menurut (Chaikin, 1991), motivasinya Pencucian Uang diharapkan dapat
hanya ingin menikmati akses yang ada mencegah atau memberantas karena hal
untuk mendapatkan keuntungan dan tersebut merupa tindak kriminalitas.
mengubah uang mereka menjadi sah. Dalam rangka mencegah, memberantas
Perbuatan seperti ini, semakin meningkat dan disalahgunakannya jasa perbankan
ketika para pelaku memanfaatkan tuntutan sebagai penyedia layanan jasa keuangan,
zaman yang selalu mengandalkan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral pada
teknologi yang canggih serta tanggal 14 Juni 2013, menetapkan
memanfaatkan sarana perbankan sehingga Peraturan Bank Indonesia Nomor :
dapat memunculkan fenomena (cyber 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan
laundering). Program Anti Pencucian Uang dan
Istilah money laundering lahir Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi
pada tahun 1986 (USA) dan kemudian Bank Umum (Lembaran Negara Republik
istilah tersebut dipakai secara Internasional Indonesia Tahun 2012 Nomor 290,
dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tambahan Lembaran Negara Republik
pada Tahun 1988 menurut Sam Indonesia Nomor 5385). Dengan
J.R.Saroinsong (2014). Jika dilihat dari sisi ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia
prosesnya menurut (Garnasih, 2003) tersebut, maka peranan perbankan dalam
pencucian uang dapat dilakukan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan
cara tradisional dan modern. Artinya, mengenai kejahatan pencucian uang
tindakan pencucian uang sebenarnya sudah menjadi sangat penting untuk
lama terjadi. Ada beberapa cara tindakan diterapkan.Adanya peraturan tersebut
pencucian uang dilakukan secara modern maka peneliti tertarik untuk melakukan
yaitu dengan cara placement, layering, dan penelitian mengenai bagaimana peranana
integration. perbankan dalam upaya pencegahan dan
Rahasia bank dapat lebih tinggi pemberantasan kejahatan pencucian uang.
dipegang teguh oleh bank jika ditetapkan Untuk dapat membuktikannya maka
tidak hanya sekedar sebagai kewajiban peneliti termotivasi untuk melakukan
kontraktual di antara bank dan nasabah, penelitian secara langsung pada subyek
tetapi juga ditetapkan sebagai kewajiban yaitu pada beberapa bank konvensional
pidana. Jika hanya ditetapkan sebagai untuk dapat membuktikkan kebenarannya
kewajiban kontraktual saja, maka mengenai bagaimana peranan perbankan
kewajiban bank menjadi kurang kuat sebab dalam kaitannya mencegah dan
kewajiban kontraktual dapat dengan memberantas tindak pidana pencucian
mudah dikesampingkan atau diremehkan. uang.
Penegakan hukum dalam
pemberantasan tindak pidana pencucian RERANGKA TEORITIS YANG
uang di Indonesia banyak menghadapi DIPAKAI
kendala baik teknisi maupun non teknisi,
salah satunya adalah mengenai pembukaan Gone Theory
rahasia bank, pemblokiran dan permintaan Teori ini dikemukakan oleh Jack Balogna
keterangan mengenai rekening nasabah (Karyono, 2013) yang diungkapkan pula
(Sjahdeini, 2004). Pembukaan rahasia dalam buku Strategi Pemberantasan
bank adalah tonggak penting dalam rangka Korupsi Nasional oleh BPKP Tahun 1999.
pemberatasan kejahatan kera putih yang Terdapat empat faktor pendorong seorang
menjadikan Indonesia membuat suatu untuk melakukan tindak kecurangan, yang
undang-undang tentang pencucian uang. dikenal dengan teori GONE , yaitu :

2
a. Greed(Keserakahan) yaitu berkaitan ketentuan yang berlaku, dimana dalam
dengan perilaku serakah yang potensial penekanannya tindak pidana Pencucian
ada dalam diri manusia. Gaya hidup Uang merupakan suatu kegiatan yang di
yang melebihi kemampuan atau dalamnya ada kegiatan mentransfer,
kebutuhan yang tidak terduga juga menempatkan, membayarkan,
menjadi faktor yang menyebabkan membelanjakan, menghibahkan,
seseorang melakukan hal tidak wajar menyumbangkan, menitipkan, membawa
dianggap menjadi wajar. ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan
b. Opportunity (Kesempatan) yaitu lainnya atas harta kekayaan yang diketahui
berkaitan dengan keadaan organisasi, atau patut diduga merupakan hasil Tindak
instansi, masyarakat yang sedemikian Pidana dengan maksud menyembunyikan
rupa sehingga terbuka bagi seseorang atau menyamarkan asal usul harta
untuk melakukan kecurangan kekayaan sehingga menjadi seolah-olah
terhadapnya. Kondisi instansi atau harta kekayaan yang sah.
organisasi yang menganggap bahwa
kecurangan adalah hal yang biasa bisa Metode Pencucian Uang
memicu pelaku kecurangan yang Menurut (Siahaan, 2005), metode dalam
semakin marak dan pelaku kecurangan tindak pidana Pencucian Uang adalah :
banyak yang menganggap bahwa yang
a. Buy to Sell adalah suatu metode yang
dilakukan adalah suatu tindakan yang
dilakukan dengan menjual atau
wajar yang dilakukan oleh orang lain
membeli barang maupun jasa tertentu
juga.
menggunakan dana yang diperoleh dari
c. Need (Kebutuhan) yaitu berkaitan
Pencucian Uang.
dengan faktor-faktor yang dibutuhkan
b. Offshore Conversions yaitu dilakukan
oleh individu yang menunjang
dengan cara menempatkan dana yang
hidupnya secara wajar. Dari kebutuhan
diperoleh dari tindak pidana ke suatu
tersebut terkadang melebihi dari
wilayah Tax Haven Country yang
kemampuan keuangan yang dapat
kemudian disimpan pada Bank atau
menimbulkan hal negatif dengan
lembaga keuangan lainnya di wilayah
menghalalkan segala cara.
atau negara tersebut.
d. Exposure (Pengungkapan) yaitu
c. Legitimate Business Conversation
berikaitan dengan kemungkinan dapat
adalah suatu metode yang dilakukan
diungkapkannya suatu kecurangan dan
dengan membeli instrumen keuangan
sifat serta beratnya hukuman terhadap
yang ada di suatu perusahaan baik aset
pelaku kecurangan. Namun, tidak dapat
maupuninvestasi sehingga diperoleh
dipungkiri bahwa pengungkapan tidak
pendapatn yang legal.
dapat menjamin seseorang untuk
mengulang kembali tindak kecurangan
Penyebab Tindak Pidana Pencucian
atau kejahatan baik oleh pelaku lama
Uang
atau bahkan pelaku baru.
Kejahatan tindak pidana baik perorangan
Tindak Pidana Pencucian Uang maupun dilakukan oleh organisasi semakin
Pengertian Money Laundering atau berkembangnya zaman semakin banyak
pencucian uang di Indonesia berdasarkan pelakunya dan sangat mengkhawatirkan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Menurut Philips (2012:21)
Tindak Pidana Pencucian Uang yang dalam bukunya yang berjudul “Money
menyebutkan bahwa pencucian Uang Laundering” bahwa ada beberapa faktor
adalah segala perbuatan yang memenuhi penyebab terjadi Money Laundering yaitu:
unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan
1. Faktor Globalisasi

3
Kejahatan dan tindak pidana yang telah Biasanya terjadi di bebeberapa negara
mendunia menyebabkan tindakan yang belum menerapkan undang-undang
tersebut menjadi hal yang biasa dilakukan tentang Pencucian Uang karena negara
setiap orang. tersebut tidak menganggap kejahatan
2. Perkembangan Teknologi Pencucian Uang sebagai suatu tindak
Tidak dapat dihindari bahwa kejahatan yang serius sehingga kejahatan
perkembangan teknologi untuk ini marak dilakukan.
mempermudah aktivitas serta kegiatan
seseorang sangat dibutuhkan. Dalam rangka penerapan program
3. Ketentuan Kerahasiaan Bank anti pencucian uang dan pencegahan
Terkadang di suatu negara, perbankan pendanaan terorisme secara lebih efektif,
memiliki peraturan yang tertutup terkait Bank Indonesia telah melakukan
informasi akun nasabahnya. penyempurnaan dan penerbitan peraturan
4. Aturan Mengenai Nama Samaran perundang-undangan serta penyempurnaan
Yaitu suatu sistem yang memperbolehkan standar internasional mengenai upaya
sesorang untuk membuka akun rekening penerapan program anti pencucian uang
Bank dengan menggunakan nama dan pencegahan pendanaan terorisme
samaran (inisial). sehingga Bank Indonesia mengeluarkan
5. Adanya Sistem Elektronic Money atau E- peraturan terbaru Nomor 14/27/PBI/2012
Money Tentang Penerapan Program Anti
Elektonic Money atau yang sering disebut Pencucian Uang dan Pencegahan
dengan E-Money yaitu suatu sistem yang Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum.
menggunakan fasilitas internet untuk
memudahkan kegiatan Pencucian Uang
Peraturan ini dikeluarkan
yang sering disebut dengan
mengingat bahwa Bank banyak memiliki
“CyberLaundering” seperti
risiko usaha seperti Pencucian Uang.
InternetBanking.
6. Diperkenannya Sistem Layering atau Dengan adanya risiko tersebut, perlu
Pelapisan adanya penerapan prinsip dan ketentuan
Dalam sistem layering atau pelapisan, tersediri dalam sektor perbankan. Prinsip
dimana pihak yang mempunyai dana yang dapat diterapkan oleh Bank adalah
ingin mendepositokan atau membuka prinsip kehati-hatian yaitu dengan wujud
akun di suatu rekening Bank, dapat mengenali nasabah secara lebih dalam
menunjuk orang lain sebagai perwakilan yang dapat dilakukan dengan kartu
yang telah disetujui. identitas diri nasabah oleh Penyedia Jasa
7. Sistem Kerahasiaan Keuangan (Bank) yang disebut dengan
Sistem ini biasanya berkenaan adanya penerapan Prinsip Mengenal Pengguna
ketentuan hukum yang berkenaan dengan Jasa.
kerahasiaan hubungan antara lawyer
(pengacara) dengan kliennya, maupun
akuntan dengan kliennya.
8. Tidak Adanya Penanganan Hukum yang
Tegas
Terjadnya hal ini dapat dikarenakan
pemerintah dan penegak hukum yang
berkaitan dengan tindak pidana kejahatan
seperti Money Laundering, tidak
menangani kejahatan tersebut secara
tegas.
9. Tidak Adanya Undang-Undang
Mengenai Pemberantasan Pencucian
Uang

4
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini digambarkan sebagi berikut :

PT. Bank
X

Program APU Program Customer Prosedur Transfer Penutupan Hubungan


dan PPT Due Dilligence Dana Dengan Nasabah

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PHI/2012

METODE PENELITIAN adalah mengenai pencegahan berkaitan


dengan program APU dan PPT, program
Rancangan Penelitian Customer Due Dilligence, prosedur
transfer dana serta penutupan hubungan
1. Dilihat dari segi tujuannya penelitian ini
dengan nasabah.
menggunakan jenis penelitian kualitatif
karena jenis penelitian ini
Unit Analisis
menggunakan penelitian non behavior
Unit analisis pada penilitian ini adalah
research/ bukan meneliti mengenai
kegiatan unit pada PT. Bank X dalam
sikap atau perilaku yang nantinya akan
melakukan kegiatan pencegahan dan
diperoleh jawaban berupa analisa dari
pemberantasan tindak pidana pencucian
berbagai pertanyaan yang diajukan
uang berdasarkan Undang-Undang Nomor
kepada pihak yang berwenang di Bank.
8 Tahun 2010 serta berdasarkan Peraturan
2. Penelitian ini menggunakan
Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012.
pengumpulan data sekunder dan primer.
Data primer yang dimaksud berupa Objek Penelitian
beberapa pertanyaan kepada pihak yang
berwenang di Bank dan data sekunder Unit analisis pada penilitian ini adalah
yang di dapat melalui penelitian kegiatan unit pada PT. Bank X dalam
terhaduhu, kepustakaan literatur yang melakukan kegiatan pencegahan dan
mendukung dan jurnal. pemberantasan tindak pidana pencucian
uang berdasarkan Undang-Undang Nomor
Batasan Penelitian 8 Tahun 2010 serta berdasarkan Peraturan
Untuk membatasi kajian penelitian yang Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012.
semakin luas, maka penelitian ini hanya
merujuk atau membahas mengenai Sumber Data
beberapa hal dalam kaitannya perbankan
Sumber data dalam penelitian ini adalah
mengatasi kejahatan pencucian uang agar
menggunakan sumber data sekunder yaitu
diperoleh hasil penelitian yang maksimal
data diperoleh dari peraturan Undang-
dan terfokus. Beberapa hal yang dibatasi
Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan

5
peraturan Bank Indonesia serta sumber e. Rangkaian interaksi percakapan
data primer yang diperoleh dari penelitian dikelola atas dasar tempat atau
lapangan yang berarti berkomunikasi bergiliran
dengan pihak yang berwenang yaitu pihak 2. Menganalis data, indeksikalitas yang
bank yang dalam hal ini diwakili oleh yang mengkaitkan makna kata dan
memiliki wewenang. refleksikalitas untuk menata hubungan
antar satu fenomena dengan fenomena
yang lain.
Teknik Analisis Data 3. Menarik kesimpulan yaitu
memverifikasi dan merefleksi.
Teknik analisis data digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dan tujuan
HASIL PENELITIAN DAN
penelitian. Teknik analisis yang digunakan
PEMBAHASAN
adalah dengan menggunakan metode
Program APU dan PPT
Ethnometodologi. Ethnometodologi dapat
Program utama perbankan dalam
didefinisikan sebagai seperangkat
mendukung program APU dan PPT adalah
pengetahuan umum dan berbagai prosedur
melalui pengawasan direksi, pengawasan
serta pertimbangan yang digunakan oleh
komisaris, pengendalian intern, dan
anggota masyarakat biasa untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
memahami, menyelami, dan bertindak
manusia melalui pelatihan secara
dalam situasi yang mereka hadapi
berkesinambungan mengenai sistem
(Heritage, 1984: 4). Menurut Muhadjir
manajemen informasi. Pengawasan direksi
(2000, 129 – 130) ethnometodologi
ini dianggap penting dikarenakan untuk
berupaya memahami bagaimana
menghindarkan bank agar tidak teraliri
masyarakat memandang, menjelaskan, dan
dana hasil pencucian uang.
menggambakan tata hidup mereka sendiri.
Selain itu, bank juga akan meminta
Teknik Ethnometodoligi dapat diterapkan
informasi dan dokumen nasabah secara
dalam penelitian akuntansi yaitu maksud
lengkap, selanjutnya melakukan verifikasi
dari masyarakat disini yaitu sekelompok
dokumen, melaporkan ke PPATK, dan
pihak yang memahami mengenai beberapa
memberikan laporan secara lengkap dan
hal yang berkaitan dengan dunia
benar mengenai nasabah yang diterima.
Perbankan yaitu pihak bank yang
Bank berhak untuk menutup dan menolak
berkompeten dalam masalah tertentu dan
transaksi nasabah yang diindikasikan
karyawan. Metode pengumpulan dan
melakukan pencucian uang.
analisis data yang dilakukan dengan :
Berdasarkan informasi di atas,
1. Data dikumpulkan dengan wawancara
peneliti menilai bahwasannya dalam
dan percakapan. Ada lima prinsip dalam
menerapkn program APU dan PPT ini
menganalisis percakapan menurut
perlunya perhatian yang khusus yaitu baik
Zimmerman (1978) yaitu :
oleh Dewan Direksi maupun oleh Dewan
a. Pengumpulan dan analisis data yang
Komisaris agar bagaimana baik karyawan
sangat rinci tentang percakapan.
maupun unit kerja khusus dapat mematuhi
b. Aspek-aspek kecil percakapan tidak
peraturan yang sudah dikeluarkan oleh
hanya diatur oleh ahli ethnometodologi
Bank Indonesia. Terlepas dari hal tersebut,
akan tetapi pada mulanya oleh aktor
peneliti juga berpendapat bahwasannya
sendiri.
pengendalian internal maupun teknologi
c. Interaksi dan percakapan bersifat stabil
yang canggih juga dapat mendukung
dan teratur, peneliti juga bersifat
dalam pencegahan tindak pidana
otonom dan terpisah dari aktor.
pencucian uang. Namun, ada faktor
d. Kerangka percakapan fundamental
manusia sebagai karyawan Bank yang
adalah organisasi yang teratur.
menjalankan atau bekerja sehingga kapan

6
saja atau setiap saat manusia (pegawai baik nasabahnya. Prinsip customer due
Bank) dapat menyalahgunakan dilligence lebih menunjukkan pada sikap
wewenangnya apalagi jika integritas dari kehati-hatian bank dalam mengenal
seseorang tersebut memang sudah lemah. nasabahnya, yang tidak hanya dilakukan
Jadi, secanggih apapun teknologi yang pada waktu seseorang membuka rekening
dimiliki oleh Bank dan seketat apapun baru atau menjadi nasabah baru, tetapi
pengawasan internal yang dilakukan maka juga pada waktu orang tersebut sudah
tidak akan ada gunanya jika ada karyawan- menjadi nasabah bank.
karyawan curang yang ada di dalamnya. Program customer due dilligence
pada nasabah baru dilakukan dengan
Unit Kerja Khusus mencocokkan secara teliti informasi
Pengawasan pelaksanaan program nasabah dengan bukti pendukung, seperti
APU dan PPT, baik di kantor cabang, KTP, SIM, dan bukti pendukung lainnya
kantor cabang pembantu, maupun kantor bila diperlukan, pengisian form setoran
kas akan diawasi oleh unit kerja khusus yang lengkap terutama informasi sumber
yang ada di setiap kantor cabang. Dalam dana khusus setoran di atas 100 juta rupiah
menjalankan tugasnya, unit melaporkan dengan dibuktikan dengan dokumen-
dan bertanggungjawab langsung kepada dokumen pendukung yang memperkuat
Direktur Kepatuhan.Dalam prosedur informasi sumber dana tersebut. Bank juga
pemantauan yang dilakukan di Kantor harus akan memastikan bahwa identitas
Cabang bahwasannya pengawasan yang dari nasabah asli bukan menggunakan
dilakukan sudah cukup baik. Hal tersebut nama samaran, untuk menghindari
dapat diketahui oleh peneliti yaitu adanya penyalahgunaan rekening, salah satunya
laporan pengkinian yang dibuat oleh terkait dengan pencucian uang. Bank juga
Customer Servicedalam beberapa hal yang akan melakukan validasi secara langsung
sudah peneliti lakukandi beberapa bank (face to face) untuk memvalidasi
yaitu dengan mengelompokkan nasabah kebenaran identitas nasabah yang tidak
menjadi beberapa tingkat risiko yaitu hanya dilakukan sekali, tetapi juga bisa
risiko rendah, menengah/normal, dan berkali-kali dengan mencocokkan data di
tinggi. Calon nasabah yang memiliki BI (BI checking).
tingkat risiko yang rendah maka diberikan Sedangkan program customer due
pengecualian beberapa persyaratan dilligencepada saat sudah menjadi nasabah
terhadap nasabah tersebut. Calon nasabah dilakukan dengan melihat kesesuaian
yang memiliki tingkat risiko yang histori transaksi dengan profil nasabah.
menengah/normal maka akan diberlakukan Nasabah yang memiliki profil pekerjaan
persyaratan standar sesuai ketentuan yang yang baik, maka histori transaksi yang
berlaku. Calon nasabah yang memiliki besar dapat dikatakan wajar, sebaliknya
tingkat risiko yang tinggi maka terhadap apabila transaksi besar dilakukan oleh
nasabah atau yang bersangkutan wajib nasabah yang profil pekerjaannya rendah,
menerapkan prosedur Enhanced Due maka bank perlu meminta copy dokumen
Dilligencedan kewenangan persetujuan pendukung yang menjelaskan tentang
diberikan oleh pejabat yang sudah senior. sumber dana tersebut
Berdasarkan informasi di atas,
Program Customer Due Dilligence peneliti menilai tindak pidana pencucian
Berdasarkan informasi di atas maka uang juga dapat dikatakan sebagai
dapat disimpulkan bahwa program ancaman eksternal terhadap bank. Cara
customer due dilligence merupakan terbaik bagi bank untuk melindungi diri
langkah yang dilakukan bank dalam dari ancaman tersebut adalah berupaya
menerapkan prinsip mengenal nasabah, memahami dan mengenal sebaik mungkin
yaitu bagaimana bisa mengenal dengan setiap nasabahnya berikut kegiatan-

7
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh internal atau eksternal bank. Dalam
nasabah dimaksud yang berhubungan konteks customer due dilligence,
dengan aktivitas rekening (customer due risiko ini berhubungan dengan
dilligence). Prinsip customer due penerapan operasional perbankan dan
dilligence adalah seberapa besar tingkat pengawasan internal yang kurang
kewaspadaan bank dalam menilai profil memadai.
nasabah, semakin tinggi kewaspadaan 3. Risiko hukum berkaitan dengan
bank dalam menilai profil nasabahnya, kemungkinan bank menjadi target
maka semakin kecil peluang terjadinya pengenaan sanksi karena tidak
tindakan pencucian uang. Cara ini akan mematuhi standar customer due
menjadi perisai utama bagi bank untuk dilligence. Bank dapat dikenakan
mencegah agar bank jangan sampai denda atau sanksi oleh otoritas
dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan pengawas bank atau pengadilan.
yang berkedok sebagai nasabah untuk Penyelesaian masalah melalui
menjalankan kegiatan pencucian uang. pengadilan dapat menimbulkan
Saroinsong (2014: 58) menjelaskan implikasi biaya yang sangat besar bagi
bahwa customer due dilligence merupakan bank.
salah satu main tool dalam pencegahan 4. Risiko konsentrasi terkait dengan sisi
tindak pidana pencucian uang. Selain itu, aktiva dan pasiva bank. Pada praktek
customer due dilligence penting untuk pengawasan, pengawas bank tidak
dalam rangka penerapan prinsip kehatian- hanya berkepentingan dengan sistem
hatian perbankan (prudential banking) informasi untuk mengidentifikasi
untuk melindungi bank dari berbagai risiko konsentrasi kredit yang dijalankan
dalam hubungan antara nasabah dengan oleh bank, tetapi juga penerapan
lawan transaksinya (counter-party). prinsip kehati-hatian oleh bank dalam
Peneliti juga berpendapat menyalurkan kredit terhadap kreditur.
bahwasannya prinsip customer due Tanpa mengenal identitas nasabah
dilligence yang kurang sempurna dapat secara pasti dan memahami hubungan
mengakibatkan bank-bank harus antara nasabah yang satu dan nasabah-
berhadapan dengan risiko perbankan yang nasabah lainnya, sulit bagi bank untuk
terkait dengan penilaian masyarakat, mengatasi risiko konsentrasi
nasabah atau mitra transaksi bank terhadap dimaksud. Sementara itu di sisi
bank yang bersangkutan, yaitu risiko pasiva, risiko konsentrasi
reputasi, risiko operasional, risiko hukum, berhubungan dengan risiko dana
dan risiko konsentrasi. khususnya dalam hal terjadi penarikan
1. Risiko reputasi berhubungan dengan secara tiba-tiba dalam jumlah besar
hal-hal yang berpotensi oleh nasabah yang berakibat pada
mempengaruhi penilaian masyarakat likuiditas bank.
terhadap praktek-praktek yang
dijalankan oleh bank yang dapat Program Transfer Dana
mengakibatkan berkurangnya Disimpulkan bahwa aspek penting
kepercayaan masyarakat terhadap pada program transfer dana adalah
integritas bank. Bank sangat rentan kelengkapan informasi data pengirim dan
terhadap risiko reputasi karena ia informasi data penerima. Bank akan
merupakan target atau sarana utama menghentikan atau menolak transaksi
bagi aktivitas kejahatan yang dapat apabila informasi pengirim maupun
dilakukan oleh nasabah. penerima dana tidak lengkap. Selain itu,
2. Risiko operasional berhubungan langkah-langkah yang dilakukan bank
dengan kerugian yang secara langsung adalah mendokumentasikan setiap
atau tidak langsung bersumber dari transaksi perbankan, melalui bukti copy

8
form setoran dan dokumen berupa video Penutupan Hubungan Dengan Nasabah
CCTV apabila diperlukan dalam
penyelidikan transaksi mencurigakan. Pada Dalam penelitian ini disimpulkan
transfer dana memang yang paling penting bahwa penutupan hubungan dapat
adalah kelengkapan data nasabah. Apabila dilakukan apabila nasabah terbukti secara
bank menilai ada nasabah yang diduga meyakinkan telah melakukan tindakan
akan melakukan pencucian uang, baik pencucian uang, sesuai ketentuan yang
melalui transaksi transfer dana maupun telah diatur dalam peraturan Bank
melakukan penempatan dana pada bank, Indonesia. Pada nasabah baru, apabila
maka bank bisa menolak dan membatalkan nasabah tidak bisa menjelaskan asal usul
transaksi tersebut, atau menutup hubungan sumber dana, maka bank tidak akan
perbankan dengan nasabah. memproses pembukaan rekening baru.
Pada nasabah lama, apabila bank menilai
Berdasarkan informasi di atas ada indikasi pencucian uang melalui
maka peneliti berpendapat bahwasannya transfer dana maupun setoran dari nasabah
transfer dana dapat dikatakan sebagai tersebut, maka bank akan membatalkan
kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan transaksi dan mengembalikan dana
transfer dana sudah tidak asing lagi bagi nasabah.
masyarakat dan sudah sering dilakukan Peneliti berpendapat bahwa
oleh banyak masyarakat baik secara penerapan UU No. 8 Tahun 2010 dalam
elektronik maupun yang dilakukan upaya pencegahan dan pemberantasan
berdasarkan atas warkat/berbasis kertas tidak pidana pencucian uang, sangat
(Paper Based). Adanya kemajuan bermanfaat bagi bank untuk melindungi
teknologi maka akan semakin rawan reputasi. Penerapan undang-undang
terjadi kejahatan pencucian uang yang tersebut dapat memfasilitasi kepatuhan
dapat dilakukan melalui transfer dana bank terhadap ketentuan-ketentuan
sehingga para pelaku kajahatan dapat perbankan yang berlaku sebagai bagian
dengan mudah menghilangkan jejak uang dari prinsip kehati-hatian dalam praktek
yang sudah didapat dari hasil kejahatan. perbankan yang sehat. Dalam hal ini pada
Pemantauan transaksi yang dilakukan oleh saat bank menarik nasabahnya agar
para nasabah sangat perlu untuk dilakukan. menggunakan jasa bank yang
Hal ini dikarenakan seperti yang sudah kita bersangkutan, diharapkan setiap transaksi
ketahui dan kita lihat seperti apa yang yang dijalankan oleh nasabah melalui bank
sudah dilakukan oleh banyak para pelaku tersebut sejalan dengan praktek perbankan
kejahatan dapat menyuruh kurir, yang sehat dan tidak bertentangan dengan
pembantu, kerabat dekat atau bahkan ketentuan yang berlaku. Penerapan
saudara dengan membuka rekening pada undang-undang tersebut juga dapat
Bank sehingga para pelaku dapat melindungi bank agar tidak dimanfaatkan
memasukkan dananya kedalam rekening oleh nasabah untuk melakukan kegiatan-
tersebut yang didapat dari hasil kejahatan. kegiatan yang illegal. Dengan menerapkan
Dari itu, maka pelaku dapat mentransfer ke undang-undang tersebut, diharapkan bank
rekening lain atau mungkin tetap dapat melakukan identifikasi secara dini
menempatkan dananya. Hal yang seperti terhadap nasabah dan setiap aktivitas/
inilah yang sulit untuk diungkapkan karena transaksi yang dijalankan oleh nasabah.
sudah sulit untuk dilacak yaitu banyaknya Dengan demikian, sejak awal terjadinya
uang yang ditransfer atau ditempatkan oleh hubungan antara bank dan nasabahnya,
pelaku kejahatan dengan nama orang lain bank tidak hanya mengetahui hal-hal apa
yang jumlahnya tidak banyak namun yang saja yang akan dilakukan oleh nasabahnya
banyak adalah transaksi menyebarkan tetapi juga dapat mencegah terjadinya
uang tersebut.

9
transaksi-transaksi melalui perbankan yang rekening maupun dalam transaksi
bersifat ilegal. selanjutnya.
Prinsip akuntabilitas dan Berkaitan dengan penerapan UU
transparansi juga sangat penting sebagai No. 8 tahun 2010 tentang tindak pidana
upaya bank dalam pencegahan tindak pencucian uang, kendala lain yang dialami
pidana pencucian uang. Sitorus (2013: 6) bank adalah tingginya biaya dalam
menjelaskan tentang penerapan prinsip membangun teknologi sistem informasi.
akuntabilitas dan transparansi yang Kewajiban pelaporan transaksi yang
merupakan salah satu upaya pemerintah mencurigakan oleh setiap bank kepada
dalam rangka mencegah praktik pencucian Bank Indonesia tentunya membutuhkan
uang. Penerapan prinsip tersebut dapat dukungan teknologi sistem informasi yang
dilaksanakan dengan adanya kewajiban memadai. Melalui teknologi sistem
bank yang harus dapat informasi yang kuat, bank dapat memantau
mempertanggungjawabkan setiap transaksi setiap transaksi nasabah yang disesuaikan
secara transparan dan wajar. Dalam prinsip dengan karakteristik dan profil nasabah.
akuntabilitas harus menyampaikan sesuatu Disamping itu sistem informasi juga dapat
berdasarkan data memberikan laporan, memungkinkan bank untuk menelusuri
berkomunikasi dan bertindak sesuai setiap transaksi (individual transaction),
dengan kenyataan dan data yang apabila diperlukan, baik untuk keperluan
sebenarnya. Sedangkan dalam prinsip intern maupun dalam kaitannya dengan
transparansi harus memberikan laporan kasus peradilan. Hal-hal yang termasuk
dengan terbuka dan obyektif, yang dalam penelusuran transaksi antara lain
mencakup laporan mengenai transaksi adalah penelusuran atas identitas nasabah,
tanpa ada pemalsuan, berlebihan ataupun identitas mitra transaksi nasabah,
menyembunyikan sesuatu, sehingga dapat instrumen transaksi, tanggal transaksi,
diakses dengan mudah dan dipahami oleh jumlah dan denominasi transaksi dan
pihak-pihak terkait. sumber dana yang digunakan untuk
transaksi. Dukungan sistem dan teknologi
Kendala dan Solusi Penerapan UU informasi seperti ini tentunya
Nomor 8 Tahun 2010 membutuhkan investasi atau biaya yang
besar.
Disimpulkan bahwa kendala yang Kendala lain yang dihadapi oleh
dialami bank bisa bersifat teknik maupun bank adalah belum maksimalnya
non teknis, yaitu berupa pembukaan sosialisasi UU No. 8 tahun 2010 kepada
rahasia bank, pemblokiran dan permintaan seluruh masyarakat khususnya pengguna
keterangan mengenai rekening nasabah. jasa perbankan. Bank menghadapi
Dilema yang dialami bank, khususnya kesulitan dalam meminta kelengkapan data
bank kecil adalah kebutuhan menghimpun nasabah yang telah ada (existing customer)
dana masyarakat yang besar untuk dan calon nasabah, yang disebabkan
menyehatkan kas. banyak nasabah belum mengetahui adanya
Kebutuhan tersebut bisa peraturan tersebut. Sosialisasi dapat
menghambat bank dalam menerapkan dilakukan oleh BI tidak hanya kepada
program pencegahan pencucian uang bank, tetapi juga kepada seluruh
sesuai UU No. 8 Tahun 2010. Kendala lain masyarakat sebagai pengguna jasa
dalam penerapan undang-undang tersebut perbankan.
adalah masih rendahnya kesadaran Dari kendala-kendala yang dialami
nasabah akan pentingnya kelengkapan perbankan dalam penerapan UU. No. 8
informasi dalam setiap transaksi Tahun 2010, diperlukan beberapa solusi
perbankan, baik pada waktu pembukaan atau cara untuk mengatasi kendala-kendala
yang dialami, diantaranya persiapan yang

10
baik, revolusi mental pada masyarakat, pencucian uang umumnya dilakukan
kesiapan dana, dan pengawasan secara karena juga didukung oleh teknologi.
kontinyu. Yani (2013: 26) menjelaskan bahwa
1. Persiapan yang baik, meliputi timbulnya praktik money loundering
kesiapan mental, pengetahuan, sistem dapat dikatakan sebagai dampak dari
pengenalan nasabah, sistem pelaporan kemajuan teknologi dalam sistem
dan arsip, ketrampilan dan transfer keuangan. Kemajuan
pengamanan bagi bank untuk teknologi di bidang transfer keuangan
melaksanakan UU No. 8 Tahun 2010 ini memudahkan tumbuh suburnya
tersebut. Di samping itu, mengingat praktik Money loundering, karena
pencucian uang paling banyak tidak memiliki geographic horizon,
dilakukan melalui jasa-jasa perbankan, beroperasi selama 24 jam, dan
maka sudah tentu bank memiliki peran memiliki kecepatan bertransaksi
sangat penting dalam pencegahan secara elektronik.
pencucian uang. Jangan sampai 4. Pengawasan secara kontinyu. Bank
reputasi bank menjadi rusak atau harus senantiasa mengawasi dan
pegawai bank menjadi korban karena memperbaiki cara operasional
dituduh ikut membantu mengaburkan perbankan khususnya yang berkaitan
atau menyembunyikan asal usul uang dengan penyalahgunaan transaksi.
hasil tindak pidana pencucian uang. Bank juga perlu membentuk unit kerja
2. Revolusi mental masyarakat. Melalui khusus yang bertugas mengawasi
UU No. 8 Tahun 2010, Bank aktivitas perbankan agar terhindar dari
Indonesia mewajibkan setiap nasabah tindak pidana pencucian uang.
untuk memberikan keterangan yang Metekohy dan Nurhayati (2012: 26)
benar dan lengkap mengenai identitas menjelaskan, pembentukan unit kerja
diri termasuk informasi mengenai khusus atau menunjuk pejabat tertentu
maksud dan tujuan hubungan usaha dapat dilakukan sebagai langkah bank
dengan bank serta sumber dana dalam menerapkan prinsip customer
kepada bank, serta adanya kewajiban due dilligence.
bagi bank untuk melaporkan transaksi Solusi-solusi ini dianggap penting
dalam jumah tertentu dan transaksi karena praktek pencucian uang dilakukan
yang mencurigakan. informasi dari oleh nasabah yang memiliki profil
hasil wawancara menjelaskan bahwa pendidikan tinggi. Metekohy dan
masih banyak nasabah yang belum Nurhayati (2012: 26) menyatakan bahwa
terbiasa dengan peraturan tersebut, praktik pencucian uang tergolong
sehingga diperlukan adanya kejahatan kerah putih yang berarti adanya
penyuluhan secara berkesinambungan keterlibatan pihak-pihak secara structural,
dan menyeluruh kepada masyarakat strata pendidikan, sosial masyarakat,
penerapan undang-undang tersebut. sehingga ini harus dipandang sebagai suatu
3. Kesiapan dana. Adanya beban biaya kejahatan yang dapat merongrong
yang besar yang ditanggung bank, kewibawaan pemerintah dan masyarakat.
terkait dengan pekerjaan melakukan Melalui penerapan solusi-solusi di
identifikasi nasabah, pelaporan dan atas, diharapkan akan terjadi kualitas
pemeliharaan sistem arsip, internal pelaksanaan penerapan prinsip mengenal
control, serta pelatihan yang perlu nasabah pada seluruh penyedia jasa
dilakukan oleh bank untuk keuangan, khususnya pada bank serta
melaksanakan UU No. 8 Tahun 2010. munculnya komitmen dan pandangan yang
Kebutuhan untuk membangun sistem sama dari setiap bank dan nasabah
informasi juga membutuhkan dana terhadap pentingnya penerapan UU No. 8
yang besar, karena memang praktek Tahun 2010 tentang money laundering.

11
KESIMPULAN, KETERBATASAN akan melakukan dokumentasi
DAN SARAN setiap transaksi, baik melalui
Berbagai informasi yang diperoleh bukti copy dokumen maupun
dari hasil wawancara lapangan dan video dari CCTV apabila
dokumentasi data-data sekunder,telah diperlukan dalam penyelidikan.
dianalisis dalam bab sebelumnya untuk d. Penutupan hubungan dapat
menjawab rumusan masalah dalam dilakukan apabila nasabah
penelitian ini. terbukti secara meyakinkan telah
Berikutadalahkesimpulanyangmenc melakukan tindakan pencucian
akup bagaimana peranan perbankan dalam uang, baik pada nasabah baru
upaya pencegahan dan pemberantasan maupun pada nasabah lama.
tidak pidana pencucian uang menurut UU 2. Kendala yang dialami bank dalam
No. 8 Tahun 2010, dan bagaimana kendala upaya penerapan UU No. 8 Tahun
serta solusi atas penerapan undang-undang 2010 bisa bersifat teknik maupun non
tersebut: teknis, yaitu berupa pembukaan
1. Peranan perbankan dalam upaya rahasia bank, pemblokiran dan
pencegahan dan pemberantasan tidak permintaan keterangan mengenai
pidana pencucian uang menurut UU rekening nasabah. Kendala
No. 8 Tahun 2010 meliputi: selanjutnya adalah masih rendahnya
a. Program utama perbankan dalam kesadaran nasabah akan pentingnya
mendukung program APU dan kelengkapan informasi dalam setiap
PPT adalah melalui pengawasan transaksi perbankan. Selanjutnya lain
direksi, pengawasan komisaris, adalah belum maksimalnya sosialisasi
pengendalian intern, dan UU No. 8 tahun 2010 kepada seluruh
meningkatkan kualitas sumber masyarakat khususnya pengguna jasa
daya manusia melalui pelatihan perbankan.
secara berkesinambungan Penelitian ini memiliki
mengenai sistem manajemen keterbatasan yaitu penelitian ini dilakukan
informasi. pada bank umum konvensional, dimana
b. Program customer due dilligence dari ketiga informan yang sudah dilakukan
merupakan langkah yang bahwasannya informan tidak
dilakukan bank dalam mengungkapkan identitas dan perusahaan
menerapkan prinsip mengenal dimana informan bekerja dan dari
nasabah, yang lebih menunjukkan penelitian yang sudah dilakukan masih
pada sikap kehati-hatian bank belum menjawab keseluruhan dari peranan
dalam mengenal nasabahnya, perbankan dalam upaya pencegahan dan
yang tidak hanya dilakukan pada pemberantasan tindakan pencucian uang
waktu seseorang membuka sehigga perlu dilakukan untuk penelitian
rekening baru atau menjadi lebih lanjut dengan lebih banyak informan
nasabah baru, tetapi juga pada lagi. Dengan demikian, hasil penelitian
waktu orang tersebut sudah tentang peranan perbankan dalam upaya
menjadi nasabah bank. pencegahan dan pemberantasan tidak
c. Aspek penting pada program pidana pencucian uang menurut UU No. 8
transfer dana adalah kelengkapan Tahun 2010 dalam penelitian ini hanya
informasi data pengirim dan berlaku dan dapat diimplementasikan
informasi data penerima. Bank untuk bank umum konvensional saja,
akan menghentikan atau menolak sedangkan pada bank umum syariah dan
transaksi apabila informasi BPR diperlukan penelitain lebih lanjut.
pengirim maupun penerima dana Saran yang dapat diberikan untuk
tidak lengkap. Selain itu, bank beberapa pihak adalah :

12
1. Bagi Bank d. Kendala-kendala yang dialami
a. Bank harus menerapkan prinsip bank dalam penerapan UU No. 8
customer due dilligencedengan Tahun 2010 adalah berupa
kehati-hatian, karena prinsip pembukaan rahasia bank,
customer due dilligence rendahnya kesadaran masyarakat,
merupakan main tool dalam dan belum maksimalnya
pencegahan tindak pidana sosialisasi UU No. 8 tahun 2010
pencucian uang, sehingga cara oleh pemerintah (Bank Indonesia)
terbaik bagi bank untuk kepada seluruh masyarakat
melindungi diri dari ancaman sebagai pengguna jasa perbankan.
terjadinya tindak pidana Solusi atau cara untuk mengatasi
pencucian uang adalah berupaya kendala-kendala yang dialami
memahami dan mengenal sebaik tersebut, diantaranya adalah
mungkin setiap nasabahnya melakukan persiapan yang baik,
berikut kegiatan-kegiatan apa saja revolusi mental pada masyarakat,
yang dilakukan oleh nasabah kesiapan dana, dan pengawasan
dimaksud yang berhubungan secara kontinyu.
dengan aktivitas rekening. 2. Penelitian ini dilakukan di bank umum
b. Diperlukan pengawasan dari unit konvensional.
kerja khusus yang menangani Bagipenelitianselanjutnya,hasildaripen
pencegahan tindak pidana elitianinidapatditindaklanjutidengan
pencucian uang. Pengawasan melakukan penelitian di bank lain,
dilakukan khususnya untuk yaitu Bank perkreditan Rakyat (BPR).
memastikan bahwa setiap Saroinsong (2014) menjelaskan bahwa
komponen di bank dapat BPR lebih rentang terjadi tindak
mererapkan prinsip customer due pidana pencucian uang karena
dilligence dengan sempurna. memiliki pengawasan yang lebih
Prinsip customer due dilligence lemah dibandingkan dengan bank
yang kurang sempurna dapat umum.
mengakibatkan bank harus
berhadapan dengan risiko DAFTAR RUJUKAN
perbankan yang terkait dengan Badan Pengawas Kecurangan dan
penilaian masyarakat, nasabah Pembangunan (BPKP), 1999.
atau mitra transaksi bank terhadap Strategi Pemberantasan Korupsi
bank yang bersangkutan, yaitu Nasional.
risiko reputasi, risiko operasional, Chaikin, D. A. (1991). Money Laundering.
risiko hukum, dan risiko An Investigatory Perspective,
konsentrasi. Criminal Law Review, 474.
c. Prinsip akuntabilitas dan Davies, R. B. (1991). The Influence of
transparansi juga harus dilakukan Organized Crime. Paper on The
oleh bank sebagai upaya dalam Eight International Symposium on
pencegahan tindak pidana Economic Crime, 30.
pencucian uang. Penerapan Elisabeth Y Metekohy dan Ida Nurhayati.
prinsip tersebut dapat 2012. "Efektivitas Prinsip
dilaksanakan dengan adanya Mengenal Nasabah Pada Bank
kewajiban bank yang harus dapat Sebagai Salah Satu Upaya
mempertanggungjawabkan setiap Mencegah Tindak Pidana
transaksi secara transparan dan Pencucian Uang. Jurnal Ekonomi
wajar. dan Bisnis.Vol 11 No 1. Pp 23-26

13
Garnasih, Y. (2003). Kriminalitas Philips Darwin, (2012). Money
Pencucian Uang (Money Laundering, Cara Memahami
Laundering). Jakarta: Program Dengan Tepat Dan Benar Soal
Pascasarjana Fakultas Hukum Pencucian Uang. Jakarta : Sinar
Universitas Indonesia . Ilmu.
Go Lisanawati. 2010. "Electornic Funds Republik Indonesia Undang-Undang No. 8
transfer in Money Laundering Tahun 2010 tentang Pencegahan
Crime : Regulation Needed in dan Pemberantasan Tindak
Response to Meeting of Pidana Pencucian Uang.
Technology and Crime in Sam J.R.Saroinsang. 2014."Konsep
Indonesia". Journal of Cyber Strategis Perbanakan Dalam
Society and Education. Vol 3 No Pencegahan Tindak Pidana
2. Pp 163-170 Pencucian Uang". Jurnal Edisi
Himpunan Peraturan Perundang- Khusus.Vol II No 2. Pp 50-59.
Undangan. (2011). Tindak Pidana Sitorus, Nasution, dan Windha. 2013.
Pencucian Uang dan Teroris. "Prinsip Akuntabilitas dan
Bandung : Fokusmedia Transparansi Yayasan Dalam
Imelda, Rosario., 2006. Perbankan Rangka Mencegah Praktik
Sebagai Media Tindak Pidana Pencucian Uang (Money
Pencucian Uang, Jakarta, (Thesis Loundering)". Jurnal Hukum
Pada Universitas Indonesia). Ekonomi. Vol. I No. 1. P 1-7.
Karyono. (2013). Forensic Fraud. Sjahdeini, S. R. (2004). Seluk Beluk
Yogyakarta : Andi Tindak Pidana Pencucian Uang
Mas Ahmad Yani. 2013. "Kejahatan dan Pembiayaan Terorisme.
Pencucian Uang - Tinjauan Jakarta: PT. Pustaka Utama
Undang-Undang No. 8 Tahun Grafiti.
2010 Tentang Pencegahan dan Sutedi, A. (2008). Tindak Pidana
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Jakarta: Sinar
Pencucian Uang". E-Journal Grafika.
Widya Yustisia. Vol 1 No 1 P 20- Siahaan, NHT. (2005). Pencucian Uang
28. dan Kejahatan Perbankan.
Reagen Mira. 2014. "Upaya Pencegahan Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Pemberantasan Praktek Money Vandana Ajay Kumar. 2012. "Money
Laudering Oleh Perbankan Laundering : Concept,
Melalui Transfer Dana". Jurnal Significance and its Impact".
Edisi Khusus. Vol II No 2. Pp 60- Journal of Business and
69 Management. Vol 4 No 2. Pp
Peraturan Bank Indonesia Nomor 113-120.
14/27/PBI/2012

14

You might also like