You are on page 1of 15

MAKALAH

Ayat dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ayat dan Hadist Pendidikan

Dosen Pengampu : Yoza Andi Putra, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 2:

Awalda Zulfa Heryani 2310203002

Azlin Mulizarti 2310203013

Yoni 2310203019

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Ayat dan Hadist tentang Tujuan
Pendidikan” .

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ayat dan Hadist
Pendidikan.Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Sungai Penuh, September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


BAB ..................................................................................................................ii
PENDAHULUAN ............................................................................................ii
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Pengertian Tujuan Pendidikan .............................................................. 3
B. Perspektif Al-Qur`an dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan ............ 4
BAB III ............................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................ 9
A. Kesimpulan............................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan agama memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan potensi
sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa serta beraklak mulia. Hal ini
secara jelas dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Terlihat secara jelas bahwa pendidikan nasional menginginkan manusia Indonesia


menjadi manusia yang berkembang secara utuh potensi kemanusiaannya, baik ilmu
pengetahuan, sikap dan akhlak yang mulia serta keterampilan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua kecakapan yang dimiliki harus
senantiasa dilandasi dengan akhlak mulia, seperti sopan santun, kejujuran, disiplin dan
kepedulian terhadap sesama. Sehingga akan menjadi fondasi yang mendasari setiap gerak
kehidupan manusia Indonesia. Akan tetapi dalam proses pendidikan, sering ditemui
berbagai permasalahan yang menjadi penghambat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. 1

Tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karena akan menentukan
proses dan perencanaan yang matang sebelumya. Untuk itu tujuan pendidikan terus dikaji
dan dikembangkan serta menjadi fokus bahasan yang tidak pernah luput dari ilmuan
pendidikan. Tulisan ini mengkaji tujuan pendidikan menurut Al-Qur'an, dan Hadist
dengan menela'ah beberapa ayat- ayat Al-Qur'an, dan Hadist yang terkait dengan tujuan
pendidikan, dan juga relevansinya dengan tujuan pendidikan di Indonesia.

1
Dr.Mardan Umar, S. M. (2020). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (Konsep Dasar bagi Mahasiswa Perguruan
Tinggi Umum). Banyumas: Penerbit CV. Pena Persada, hal 7
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tujuan pendidikan?
2. Apa perspektif ayat dan hadist tentang tujuan pendidikan?
3. Bagaimana tujuan pendidikan dalam perspektif al-quran dan hadist?

C. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ayat dan Hadist Pendidikan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan
3. Untuk mengetahui Perspektif Ayat dan Hadist tentang tujuan Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan Pendidikan

Tujuan merupakan sesuatu suasana ideal yang ingin diwujudkan. Secara


umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode untuk mengembangkan
ketrampilan, kebiasaan, dan sikap yang diharapkan dapat seseorang menjadi lebih
baik.
Sebagai kegiatan yang terencana, pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan mempunyai kedudukan yang amat penting.
Karena tujuan memiliki empat fungsi: mengakhiri usaha, mengarahkan usaha, titik
pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain (tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan
lanjutan dari tujuan pertama), dan memberi nilai (sifat) pada usaha.2
Berkaitan dengan fungsi keempat ini, tujuan-tujuan pendidikan agama harus
mampu mengakomodasi tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang
berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah
laku individu, dan fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang
menghubungkan manusia dengan manusia lain. 3
Menurut Umar Muhammad At-Taumi Ash-saibani, tujuan pendidikan yaitu
perubahan yang diinginkan melalui proses pendidikan, baik dalam tingkah laku
individu pada kehidupan pribadi kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun
pada proses pendidikan serta pengajaran itu sendiri. Proses itu sebagai suatu aktivitas
asasi dan sebagai proporsi dan profesi asasi dalam masyarakat.4
Jadi dapat disimpulkan tujuan tujuan umum pendidikan ini harus dibangun
berdasarkan komponen dasar (tabiat) manusia, yaitu tubuh, ruh, dan akal yang

2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. X, ( Alma'arif, Bandung, Tth)., hal. 45-46, dikutip
dalam Prof. Dr. H. Mahyudin Barni, M.Ag, Buku Ajar Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Fakultas Tarbiyah IAIN
(Yogyakarta, Pustaka Prisma Yogyakarta, 2011), hal 23
3
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Al- Ma'arif, Bandung, 1980), hal. 178,
dikutip dalam Prof. Dr. H. Mahyudin Barni, M.Ag, Buku Ajar Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Fakultas Tarbiyah IAIN
(Yogyakarta, Pustaka Prisma Yogyakarta, 2011), hal 24
4
Umar Muhammad At-Taumi Ash-saibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta, Bulan Bintang, 1979), hlm 339,
dikutip dalam Bukhari Umar, M.Ag., Hadis Tarbawi (Jakarta, Amzah, 2020), hal 28
masing-masing harus dipelihara sebaik-baiknya. Ini berarti, dalam pendidikan ini
mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu tujuan jasmaniah, tujuan ruhan
dan tujuan mental.

B. Perspektif Al-Qur`an dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan

Dalam Islam, pendidikan memiliki perspektif yang sangat luas. Pendidikan


dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan, tetapi juga berkaitan dengan
pembentukan karakter dan akhlak yang baik. Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis
memberikan pandangan tentang tujuan pendidikan dalam Islam yang mencakup aspek
jasmani dan rohani.
Tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karena akan
menentukan proses dan perencanaan yang matang sebelumya. Untuk itu tujuan
pendidikan terus dikaji dan dikembangkan serta menjadi fokus bahasan yang tidak
pernah luput dari ilmuan pendidikan. Tulisan ini mengkaji tujuan pendidikan menurut
Al-Qur'an, dengan menela'ah ayat- ayat Al-Qur'an yang terkait dengan tujuan
pendidikan, dan relevansinya dengan tujuan pendidikan di Indonesia.
Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat dan hadis yang berkenaan dengan
tujuan pendidikan.

1. Menjadi Hamba Allah yang Bertakwa


Kata 'abd mengandung pengertian ibadah dalam makna penyerahan
diri terhadap hukum-hukum Allah yang menciptakannya. Melalui kata
'abd, Allah ingin menunjukkan salah satu kedudukan manusia sebagai
hamba Allah mengemban tugas-tugas peribadatan. Allah berfirman tentang
tujuan diciptakannya jin dan manusia di muka bumi ini. Allah juga
menyeru hambanya agar hanya beribadah kepada Allah, sebagaimana
firman-Nya:

‫ ِليَ ْعبُدُو إِ َال واالنس الجن خَلقت َو َما‬.


Artinya :"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az- Zariyat: 56)
Dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, pada umumnya para
ulama berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah "untuk
beribadah kepada Allah." Melalui proses perbaikan keseluruhan hidup
individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.
Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting tidak
hanya dalam hal pengembangan namun juga untuk membawa peserta didik
pada tingkat pengabdian kepada Allah.
Ayat ini di pahami bahwa beribadah merupakan tugas dan tujuan hidup
manusia. Ibadah yang dimaksud dalam ayat ini bukan hanya sekedar
ketaatan dan ketundukan, tetapi merupakan bentuk ketundukan dan
ketaatan yung mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam
jiwa seseorang terhadap siapa yang kepada-Nya ia mengabdi. Ia juga
merupakan dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada
yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau arti hakikatnya. Ayat
tersebut menghendaki agar segala aktivitas manusia dilakukannya karena
Allah, yakni sesuai dan sejalan dengan tuntunan petunjuk-Nya.5
Berkaitan dengan takwa, terdapat hadis berikut.

ْ ‫ي ه َُري َْرةَ أَبِي‬


‫عن‬ ِ ‫سئِ َل َع ْنهُ للاُ َر‬
َ ‫ض‬ ُ ‫سول‬ ُ ‫ُُر‬
َ ِ‫ّللا‬ َ ‫صلَى‬ َ ُ‫ّللا‬ َ
‫سلَ َم َعلَ ْي ِه‬ ِ َ‫ِ َلِلِ أَثْقَا ُه ْم قَا َل الن‬
َ ‫اس َم ْنأكر ُم َو‬
Abu Hurairah menuryatkan bahwa Rasulullah ditanya tentang siapa
orang yang paling muda. Beliau menjawab, "Orang yang paling bertakwa
kepada Allah." (HR. Al-Bukhari)

‫سول يا قبل قال هريرة أبي عن‬


ُ ‫أتقاهم قال ؟ الناس أكرم من للا َر‬

5
Shihab, M.Q, Q. 2002. Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran. Volume 8. Jakarta:
Lentera Hati. Him 108, dikutip dalam PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM AL-QURAN PERSEPEKTIF TAFSIR
MANAJEMEN PENDIDIKAN. (2022). (n.p.): uwais inspirasi Indonesia,hal 10-12.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah ditanya, "Ya. Rasulullah,
siapa manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab, "Orang yang paling
bertakwa." (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang
paling tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalah- kan semua
indikast kemuliaan martabat yang lain. Simbol-simbol kemodernan dan
kesejahteraan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat mengalahkan sikap
takwa. Itu berarti bahwa kendatipun seseorang memiliki keterampilan
menggunakan teknologi mutakhir dan memiliki kekayaan yang melimpah,
tetapi apabila ia tidak bertakwa kepada Allah, maka ia sesungguhnya
belum dapat dimasukkan ke dalam kategori orang yang paling mulia.
Paling tidak ada tiga kritena orang bertakwa yang dikemukakan
Alquran secara jelas, yaitu Surah Al-Baqarah (2): 3-4, Al-Baqarah (2):
177, dan Ali Imran (3): 133-135. Berdasarkan ayat-ayat ini, kriteria orang-
orang yang bertakwa dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek, yaitu
memiliki akidah yang kuat, mengerjakan ibadah dengan baik, dan
memiliki akhlak yang mulia.
Ketiga aspek tersebut memiliki kriteria yang jelas. Aspek akidah
memiliki kriteria beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab- kitab,
nabi-nabi, hari kemudian, dan sesuatu yang gaib. Aspek ibadah mencakup
kriteria mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan selalu memohon ampun
kepada Allah ketika terlanjur berbuat dosa. Aspek akhlak memiliki kriteria
suka memberikan harta yang dicintainya baik pada waktu sempit maupun
pada waktu lapang kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir, dan orang-orang yang meminta-minta; memerdekakan
hamba sahaya, menepati janji apabila ia berjanji; mampu mengendalikan
diri sewaktu marah, dapat memaafkan kesalahan orang lain; suka berbuat
baik. tidak mau mengulangi perbuatan salah; dan sabar dalam menghadapi
kesempitan, penderitaan, dan peperangan.6 Itulah sikap dan perilaku yang
terkandung dalam istilah takwa. Apabila disepakati bahwa tujuan

6
Ibid
pendidikan adalah membentuk insan yang bertakwa, maka semua aktivitas
kependidikan harus diarahkan untuk mencapai sikap dan perilaku tersebut.

2. Beriman dan Berilmu

Ilmu dalam perspektif Islam erat kaitannya dengan iman. Iman


dibangun atas dasar ilmu pengetahuan. Apabila bertambah ilmu seseorang
seharusnya bertambah pula imannya. Dimensi kecerdasan membawa pada
pengembangan ilmu pengetahuan yang mendorong kemajuan pemikiran,
kreativitas, inovasi dan teknologi. Allah berfirman:

‫ق فِي إِ َن‬ ِ ‫ت خ َْل‬ ِ ‫س َمو‬ َ ‫ض ال‬ ِ ‫ف َو ْاْل َ ْر‬ ْ ‫ار الَ ْي ِل َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َوالنَ َه‬ ِ ‫ِْلُو ِلى َْل َ ْي‬
َ‫ّللا يَ ْذ ُك ُرونَ ْاْل َ ْلبَابِالَذِين‬
َ َ ‫ق َُخ فِي َويَتَفَ َك ُر ْونَ ُجنُوبِ ِه ْم َو َعلَى َوقُعُودًا قِيَا ًما‬ ِ ‫ْل‬
‫ت‬ِ ‫س َمو‬ َ ‫ض ال‬ ِ ‫اال ْر‬ َ ْ ‫اطَل َهذَا َخ َل ْقتَ َما َر َبنَا َو‬ ُ ‫اب َف ِقنَا‬
ِ ‫س ْب َحنَكَ َب‬ َ َ‫ار َعذ‬ ِ ‫ال َن‬

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam


dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berakal, (yaitu) orang- orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka." (QS. Ali Imran: 190-191)7

Surat QS. Ali Imran: 190-191 menekankan pentingnya berpikir dan


merenungkan penciptaan alam semesta sebagai cara untuk memperoleh
pengetahuan dan memperkuat keimanan. Ayat-ayat tersebut juga
menyebutkan konsep "ulul albab" atau orang-orang yang berakal, yang
mengacu pada mereka yang memiliki pengetahuan dan menggunakannya
untuk mencari kebenaran dan beramal saleh. Oleh karena itu, ayat-ayat ini
dapat dilihat sebagai panggilan untuk mencari pengetahuan dan
menggunakannya untuk memperdalam iman seseorang dan berkontribusi

7
Ibid
kepada masyarakat melalui perbuatan baik, yang sejalan dengan tujuan
pendidikan dalam Islam.
Berkenaan dengan beriman sebagai tujuan Pendidikan, dapat dilihat
dari hadis berikut.

ُ ‫سو َل يَا قُ ْلتُ قَا َل الثَقَ ِفي للاِ َع ْب ِد ب ِْن‬


‫س ْفيانَ َع ْن‬ ُ ‫ُاْلسَْلم فِي ِلي قُ ْل للاِ َر‬ ِْ ِ
ً‫الِل آ َم ْنتُ قُ ْل قَا َل بَ ْعدَكَ أ َ َحدًا َع ْنهُ أَسْأ َ ُل َال قَ ْوال‬
ِ َ ِ‫فَا ْستَ ِق ْم ب‬

Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada


Rasulullah, "Ya Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam
yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau." Nabi berkata,
"Katakanlah, 'Saya beriman kepada Allah.' Lalu tetapkanlah
pendirianmu." (HR. Muslim dan Ahmad)

Hadis ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah dan istiqamah


dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup
dan memadai bagi seorang muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus
berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian
dalam melaksanakan tuntutan iman tersebut. Segala aktivitas kependidikan
agar diarahkan menuju terbentuknya pribadi-pribadi yang beriman. Hal itu
dimungkinkan apabila serap pendidik berupaya melakukan berbagai
aktivitas kependidikan yang berpotensi membawa peserta didik kepada
kualitas iman yang baik. Lebih tegasnya, pendidik perlu memasukkan
kualifikasi mukmin dalam rumusan tujuan pendidikan yang dilakukannya, 8
3. Berakhlak Mulia
Akhlak sangat identik dengan adab, dan membahas adab dalam Islam
pasti setiap orang akan teringat akan kesopanan, kerahaman, kehalusan
budi pekerti dan kemuliaan akhlak Rasulullah SAW. Adab juga dikaitkan
dengan dunia sastra, yaitu sebagai pengetahuan tentang hal-hal indah yang
mencegah seseorang dari perbuatan yang tidak baik.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

8
Ibid
َ ‫َو ْاليَ ْو َم للاَ يَ ْر ُجوا َكانَ ِل َم ْن أس َْوة ٌ َح‬
ُ ‫سنَةٌ للاِ َر‬
‫سو ِل فِي لَ ُك ْم َكانَ لَقَ ْد‬
‫يرا للاَ َوذَ َك َر ْاْل ِخ َر‬
ً ِ‫َكث‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWTdan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-
Ahzab [33]: 21).
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa sosok Rasulullah SAW
merupakan barometer kehidupan dan suri tauladan bagi manusia. Sebagai
pembawa pesan Allah SWT. Rasulullah SAW . sukses menghidupkan
pesan tersebut dalam dirinya dan bagi orang di sekitarnya. Sifat, sikap dan
nilai-nilai yang dibawa beliau merupakan representasi dari ajaran-ajaran
Al-Qur’an. Tujuan dari pendidikan adalah untuk melahirkan generasi yang
lebih baik, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya Dan implementasi nilai-nilai pendidikan Akhlak
salah satunya dengan mensosialisasikan akhlak Rasulullah SAW untuk
diteladani dengan pendekatan tabligh (penyampain) dari guru ke murid,
cerita sirah Nabi , dan pemberian contoh teladan.9
Berkenaan dengan akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan, juga
disampaika pada hadis-hadis berikut.

‫ي ه َُري َْرةَ أَ ِبي َع ْن‬


َ ‫ض‬ َ ُ‫سو ُل قَا َل قَا َل َع ْنه‬
ِ ‫ّللاُ َر‬ ِ َ ‫صلَى‬
ُ ‫ّللا َر‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫لَّ َم‬
َ ‫ََوس‬
‫ق َمك َِار َم ِِلَتَ ِم َم بُ ِعثْتُ إِنَّ َما‬
ِ ‫ْاِلَ ْخ ََل‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." (HR. Al-Baihaqi)

ِ َ ‫سو ُل َي ُك ْن لَ ْم قَا َل َع ْم ٍرو ب ِْن‬


‫ّللا َع ْب ِد َع ْن‬ ِ َ ‫صلَى‬
ُ ‫ّللا َر‬ َ ‫سلَ َم َعلَ ْي ِه‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َ‫شا َُ ُمت َو َال ف‬
َ ‫احشَا َو‬ ً ‫فَ ِح‬

Sugiarto, F., & Ansharah, I. I. (2020). Penafsiran Quraish Shihab Tentang


Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 21Pada Tafsir Al-
Misbah. Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir, 3(2), 240-250.
َ ‫أ َ ْخ ََلقًا أ َ َحا ِسنُ ُك ْم ِخ َي‬
ُ‫ار ُك ْم ِإ َن َيقُو ُل َكانَ َو ِإنَه‬
Abdullah bin Amru berkata, "Nabi bukan seorang yang keji dan tidak
bersikap keji." Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang terbaik di antara
kamu adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Al-Bukhari)

Kedua hadis di atas menunjukkan dengan tegas bahwa misi


utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau
melaksanakan misi tersebut dengan cara menghiasi dirinya dengan
berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya
senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari- hari.
Bahkan secara tegas, beliau menyatakan bahwa kualitas iman
seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Itu
berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang akan semakin
baik pula akhlaknya. Apabila misi utama Rasulullah adalah
menyempurnakan kemuliaan akhlak, maka proses pendidikan
seyogianya diarahkan menuju terbentuknya pribadi dan umat yang
berakhlak mulia. 10

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki akhlak yang baik, serta mencari keridhaan
Allah dan bertaqwa kepada-Nya. Serta bertujuan untuk mengembangkan pikiran manusia,
membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berilmu.

10
Ibid
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan dapat diartikan kepada sesuatu yang sangat di dambakan bagaikan
pemanah yang berharap anak panahnya dapat mencapai sasaran atau objek yang di
panahnya. Setiap target yang ingin di capai, dengan demikian, tujuan pendidikan
berarti sasaran yang ingin di capai atau di raih setelah melalui proses pendidikan.

Tujun pendidikan meliputi tiga hal yakni:

1. Menjadi Hamba Allah yang. Bertakwa

2. Beriman dan berilmu

3. Berakhlak mulia

Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek


didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana
individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga
berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Mardan Umar, S. M. (2020). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (Konsep Dasar bagi Mahasiswa Perguruan
Tinggi Umum). Banyumas: Penerbit CV. Pena Persada

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. X, ( Alma'arif, Bandung, Tth).,dikutip dalam
Prof. Dr. H. Mahyudin Barni, M.Ag, Buku Ajar Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Fakultas Tarbiyah IAIN
(Yogyakarta, Pustaka Prisma Yogyakarta, 2011

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Al- Ma'arif, Bandung, 1980), dikutip
dalam Prof. Dr. H. Mahyudin Barni, M.Ag, Buku Ajar Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Fakultas Tarbiyah IAIN
(Yogyakarta, Pustaka Prisma Yogyakarta, 2011),

Umar Muhammad At-Taumi Ash-saibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta, Bulan Bintang 1979), dikutip
dalam Bukhari Umar, M.Ag., Hadis Tarbawi (Jakarta, Amzah, 2020)

Shihab, M.Q, Q. 2002. Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran. Volume 8. Jakarta:
Lentera Hati. Him 108, dikutip dalam PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM AL-QURAN
PERSEPEKTIF TAFSIR MANAJEMEN PENDIDIKAN. (2022). (n.p.): uwais inspirasi Indonesia.

You might also like