You are on page 1of 6

BEBERAPA ISU SEPUTAR PERILAKU INDIVIDU DALAMORGANISASI

A. Perilaku Individu dan Stres

Setelah kita mengenali bagaimana faktor individu berpengaruh dalam organisasi, maka perlu kiranya
kita mengenali berbagai isu seputar perilaku individu dalam organisasi ketika kegiatan organisasi
dijalankan. Salah satu isu yang akan dibahas disini adalah isu mengenaistres. Stres pada dasarnya
merupakan respons individu terhadap tekanan yang tinggi dalampekerjaan. Tekanan yang tinggi
ini sering kali dinamakan sebagai Stressor. Stres terjadi seiring dengan pengalaman yang dilalui
oleh individu yang dinamakan sebagai General Adaption Syndrome (GAS).Tahapan-tahapan dalam
GAS ini digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Tahap 1 (Alarm) : Yaitu tahap dimana individu mengalami sesuatu yang menyebabkandirinya
memberikan respon yang tidak biasanya. Sesuatu itu bisa berupa tekanan, kondisi fisik, atau perintah
diluar kebiasaan. Apa yang dirasakan saat alarm adalah tubuh akanmemberikan semacam reaksi
atas aktivitas yang tidak normal tersebut berupa respons-respons tersebut, seperti stres, panik, dan
lain sebagainya. Bentuk respon tersebutdinamakan sebagai alarm karena mengidikasikan suatu
keadaan tertentu.

Tahap 2 (Resistance) : Yaitu tahap di mana individu melakukan penyesuaian diri berupareaksi atas
respons yang dia lakukan pada tahap alarm. Bentuk penyesuaian diri ini berupandakan untuk
memberikan respons dan reaksi atas sesuatu yang diterima pada tahapsebelumnya, seper ndakan
untuk menyelesaikan sesuatu, membiarkan sesuatu, atau jugamungkin dapat berupa pengabaian
terhadap sesuatu, dan lain sebagainya.

Tahap 3 (Exhaustion) : Yaitu tahap di mana individu mengalami indikasi lain sebagai akibatdari
penyesuaian yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Indikasi ini dapat berupa indikasiyang lebih baik
dari keadaan tahap 1, tahap 2, atau sebaliknya ketika respons yang dilakukanpada tahap 1 dan tahap
2 tidak menyelesaikan masalah yang dialami pertama kali di tahap 1.
Menurut model GAS ini, ketika individu pertama kali mendapatkan stressor, misalnya saja perintah
untuk menyelesaikan laporan di keesokan hari, maka dia akan memasuki tahap 1, yaitu alarm atau
peringatan di mana individu tersebut akan mengalami kepanikansesaat mengenai apa yang
harus dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya. Individumerasa perintah untuk menyelesaikan
laporan dalam 1 hari adalah sebuah tekanan yang tinggi. Oleh karena itu, tingkat tekanan yang
dialami individu sangat tinggi sehingga responsterhadap stres yang dialami berada di bawah level
normal dari tingkat reaksi (Resistance)yang semestinya ditunjukkan. (Lihat garis melengkung di tahap
1 yang berada di bawah garisnormal dari tingkat reaksi). Setelah kepanikan dialami, individu tersebut
kemudianmelakukan penenangan diri dan kemudian mengumpulkan kembali kekuatan yang
dia milikiuntuk mencari jalan penyelesaian dari tekanan yang dia hadapi. Pada saat itu tingkat
respons individu menaik dan individu memasuki tahap 2 dari GAS, yaitu tahap Resistance,yaitu tahap
reaksi atau stressor yang dihadapi oleh individu. Individu mulai melakukan tindakan untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan kedepannya. Pada saat itu, tingkat responsnya kemudian
berada di atas batas normal dari tingkat reaksi. Namun, jika individu tersebut kemudian kelelahan
dan tertidur, misalnya ketika tengah mengerjakan laporanyang ditugaskan kepadanya, maka individu
tersebut akan mengalami kegagalan dalammenyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
Pada tahap ini individu mengalami fasekelelahan atau exhaustive. Akibatnya, tingkat responnya
kembali turun dan bisa jadi beradadi bawah batas normal kembali, dan laporan yang semestinya
diselesaikan keesokan harinya tidak selesai. Sekalipun setiap individu memiliki reaksi yang berbeda-
beda akan tekananyang dialaminya dalam pekerjaan, model tersebut setidaknya dapat membantu
kita untukmendapatkan gambaran reaksi individu ketika mengalami stres dalam pekerjaan.
Sebagaibahan pekerjaan adalah waktu menjadi catatan penting bagi tenaga kerja atau
individusekiranya mereka ingin terhindar dari fase-fase stres sebagaimana dijelaskan oleh
General Adaptation Syndrome tersebut. Orang yang terbiasa mengatur waktunya dengan baik
makabarangkali akan lebih mudah menghadapi tekanan dalam pekerjaan, adapun orang yangdak
terbiasa untuk mengatur waktunya dengan baik akan lebih sulit menghadapi situasiyang penuh
tekanan dengan keterbatasan waktu yang diberikan. Secara garis besar, Griffin(2000) membagi
individu menjadi tipe A dan tipe B.

Individu yang bertipe A adalah individuyang memiliki sifat kompef dan sangat menyukai pekerjaan
dan sangat dapat mengaturpekerjaan dengan waktu yang tersedia sekalipun terbatas. Adapun
individu yang bertipe B adalah individu yang kurang memiliki sifat kompetitif, dan kurang menyukai
pekerjaan sertakurang terampil dalam mengatur pekerjaan dengan waktu yang diberikan.Diantara
faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya stres dalam pekeerjaan adalah
tuntunan pekerjaan (task demand), tuntunan fsik ( physical demands), tuntunan peran atau fungsi
(role demands),dan tuntutan interpersonal (interpersonal demands).

Tuntutan pekerjaan

yaitu tekanan tekanan tehadap individu yang disebabkan oleh adanyatugas dari organisasi
yang harus diselesaikan. Tuntutan ini dapat berupa keputusan yangcepat, keputusan yang kris, atau
kurangnya informasi yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan.

Tuntutan fsik

terkait dengan tekanan akibat adanya keadaan fisik dari organisasi di mana dirinya bekerja. Tekanan
ini bisa berupa temperatur yang tinggi atau cuaca yang panas di tempat bekerja, bentuknya kualitas
ruangan, ataupun kondisi fisikyang tengah sakit.
Tuntutan peran atau fungsi

terkait dengan tekanan yang diakibatkan adanya ambisi dariindividu mengenai sesuatu yang
ingin dicapai dalam organisasi sehingga pekerjaan yangdiberikan senanasa menjadi tekanan bagi
performa dirinya dalam organisasi.

Tuntunan interpersonal

terkait dengan tekanan yang muncul dari rekan kerja, kelompok kerja,maupun adanya konik
personal dalam organisasi.Bagaimana stres dapat dikendalikan? Diantara upaya yang dapat dilakukan
adalah diantaranya melalui olahraga yang teratur, terutama jika terkait dengan kondisi fisik
dariindividu tersebut. Selain itu perlu adanya relaksasi dalam setiap pekerjaan tugas. Dari rangkaian
kegiatan yang dilakukan perlu ada selingan untuk melakukan relaksasi bagi tubuh sebelum
melanjutkan pekerjaan berikutnya. Upaya berikutnya adalah perbaikan pada manajemen waktu.
Stres seringakali terjadi pada saat pekerjaan dituntut selesai dalamwaktu yang relatif singkat. Mereka
yang biasa mengulur-ulur waktu untuk mengerjakansesuatu perlu untuk mengubah kebiasaannya.
Selain itu, organisasi perlu merubah suasana atau lingkungan pekerjaan untuk menjamin seluruh
pekerja dak mengalami tekanankarena kondisi fisik pekerjaan yang terkait dengan lingkungan
pekerjaan. Yang terakhir,organisasi perlu menciptakan suasana di mana kelompok kerja bisa menjadi
support group di mana satu sama lainnya saling mendukung dalam penyelesaian pekerjaan.
Program-program yang bersifat relaksasi dan keakraban perlu dilakukan dalam rangkaian program
perusahaan.
B. KREATIVITAS INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Selain stres, salah satu isu penting yang terkait dengan karakteristik individu adalah kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan individu dalam memunculkan suatu gagasan baru mengenai sesuatu,
terutama dari apa yang sudah diketahui. Kreativitas sangat diperlukan dalam organisasi sebagai
bagian dari kemampuan organisasi untuk terus beradaptasi sengan perubahan. Perubahan
senantiasa memunculkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu individu yang mampu untuk
menghasilkan sesuatu yang baru memiliki kontribusi positif bagi organisasi.Ada beberapa faktor yang
menyebabkan individu menjadi kreatif. Faktor-Faktortersebut adalah pengalaman individu dengan
kreativitas, perlakuan terhadap individu, dankemampuan kognitif dari individu.

Pengalaman individu dengan kreativitas

terkait dengan latar belakang individu sebelumnya yang terkait dengan kreativitas. Apakah individu
tersebut pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menuntutnya untuk bertindak kreatif atau
tidak, dan seterusnya.

Pelakuan terhadap individu

terkait dengan bagaimana caramanajer misalnya memperlakukan tenaga kerjanya. Apakah


cenderung bersifat hierarkis dan top-down ataukah sebaliknya, memberikan keleluasaan kepada
tenaga kerja untukbekerja sesuai dengan idenya masing-masing. Perusahaan yang cenderung
melakukan pendekatan hierarkis dan top-down biasanya sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang
kreatif.

Kemampuan kognitif dari individu

terkait dengan keragaman karakteristik individu dalam hal kemampuan kognitifnya. Ada
individu yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki divergent cognitive thingking, yaitu
terbiasa untuk melihat berbagai persamaan dari berbagai perbedaan yang ada. Orang yang kreatif
biasanya memiliki kemampuan dikedua jenis cara berpikir tersebut, baik divergent maupun
convergent dalam berpikir.

Bagaimana tahapan kreativitas terbangun? Paling tidak ada 4 tahap yang terjadi ketika sebuah
gagasan kreatif muncul. Tahapan tersebut terdiri dari tahap persiapan (Preparation),tahap inkubasi
(Incubation), tahap penemuan ide atau gagasan (insight ), dan terakhir tahap pengujian (Verifcation).

TAHAP PERSIAPAN.

Proses kreatif biasanya diawali dengan tahap persiapan di manatahap persiapan ini dapat berupa
proses pendidikan tertentu atau pelatihan tertentu nyangdiberikan kepada individu. Tahap persiapan
ini juga dapat berupa pemberian informasi kepada individu mengenai berbagai hal dalam organisasi.
Tujuannya adalah agar individudiperkenalkan kepada berbagai hal yang bersifat baru dan menantang
untuk diketahui lebihlanjut.

TAHAP INKUBASI.

Pada tahap ini individu dikondisikan pada kondisi tertentu yangmemungkinkan dirinya untuk
mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai sesuatu.Seorang barangkali memerlukan suasana
yang bersifat alamiah untuk mendapatkan gagasanbaru ketika individu yang lain mungkin perlu
mendengarkan musik. Setiap individu memilikikeragaman dalam hal kondisi seperti apa yang dapat
melahirkan gagasan baru tersebut.
TAHAP PENEMUAN GAGASAN.

Pada tahap ini individu berhasil menemukan gagasanyang mungkin akan memberikan manfaat
perubahan bagi organisasi. Tahap ini biasanya terjadi setelah tahap inkubasi dialami, sekalipun pada
praktiknya tidak selalu harus berurutan tahapannya.

TAHAP PENGUJIAN.

Tahap ini merupakan tahapan terakhir untuk merealisasikangagasan mengenai sesuatu. Tahapan ini
sesungguhnya bukan lagi merupakan penemuangagasan kreatif, akan tetapi lebih kepada pengujian
apakah gagasan yang telah dihasilkanmemungkinkan untuk diimplementasikan ataukah tidak.

Pada pelaksanaannya, gagasan kreatif sangat mungkin sekali muncul tidak secara kronologis
sebagaimana diuraikan, akan tetapi sifatnya yang dinamis memungkinkan muncul dalam kondisi apa
pun dan pada tahapan mana pun.

C. MENGELOLA INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Setelah kita mengenali karakteristik individu dalam organisasi beserta berbagai isu yangterdapat
dalam organisasi, kembali kepada fungsi-fungsi manajemen yang tengahdibicarakan. Bagaimana
kaitannya pengenalan karakteristik individu ini dengan fungsipengarahan yang menjadi perhaan
utama pada bagian keempat dari buku ini.Setelah dalam bagian ketiga struktur organisasi
disusun sebagai bagian dari pelaksanaanfungsi pengorganisasian, perusahaan perlu menentukan
individu-individu yang akanditempatkan dalam setiap bagian dari struktur organisasi organisasi
yang dibuat. Setelah itu dilakukan melalui kegiatan manajemen sumber daya manusia, apa
langkah selanjutnya yangharus dilakukan? Jawabannya adalah Implementasi. Jika rencana sudah
diatur, sumber daya telah dialokasikan, dan struktur organisasi telahdisusun, maka implementasikan
dari rencana adalah langkah selanjutnya dari kegiatanorganisasi yang harus dilakukan. Fungsi
manajemen yang membahas mengenai bagaimana rencana dapat diimplementasikan sehingga
tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapatdicapai sesuai dengan rencana melalui pembagian kerja
sebagaimana disusun dalamstruktur organisasi dikenal sebagai fungsi pengarahan (leading atau
directing). Mengapa dinamakan dengan fungsi pengarahan? Pada tahap implementasi yang akan
menentukan berjalan tidaknya rencana yang telah disusun adalah faktor sumber daya manusia
yang telah diberikan tugas untuk menjalankan rencana. Dan agar faktor sumber daya manusia ini
dapatmenjalankan tugasnya sesuai dengan yang telah diterapkan, fungsi yang perlu dipelajariadalah
fungsi pengarahan, yaitu fungsi yang membahas bagaimana sumber daya manusiayang dimiliki
organisasi dapat diarahkan oleh manajer untuk secara konsisten menjalankanapa yang telah
ditetapkan dan direncanakan. Dikarenakan sumber daya manusia organisasiadalah terdiri dari
individu-individu yang memiliki keragaman karakteristiknya, maka bab ini secara umum telah
menjelaskan mengenai peran individu dalam organisasi sebagai bagianawal dari fungsi pengarahan.
D. KESIMPULAN

You might also like