Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
Yunita Munisara
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ABSTRACT
By
Yunita Munisara
The welfare of corn farmers is very important to ensure the sustainability of corn
supply for the present and the future. This study aims to analyze: (1) the income
earned by corn farmers, (2) how the level of welfare of corn farmers, and (3) the
factors that affect the level of welfare of corn farmers in Penengahan District,
South Lampung Regency. This study was conducteds in two villages, namely
Sukabaru Village and Klaten Village. This study used a survey method, involving
51 corn farmers who were selected by a simple random method. Farmer
household income consists of on farm, off farm and non farm. The level of
household welfare of corn farmers is analyzed using Sajogyo 1997 criteria.
Meanwhile, the factors that affect household welfare were analyzed using binary
logistic regression. The results showed that the average household income of corn
farmers was IDR 58.630.966,86/year, which came from 47,93 percent on farm,
9,53 percent off farm, and 42,54 percent non farm. Based on Sajogyo's criteria,
64.71 percent are categorized as moderately prosperous, 13.73 percent are
categorized as near poor, and 21.57 percent are categorized as decent living.
Factors that affecting household welfare are number of dependents, education
level of the head of the family, price of rice, and household income.
Oleh
Yunita Munisara
Oleh
Yunita Munisara
Skripsi
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
.USkipsi : ANALISIS PENDAPATAI\ DAI\I TINGKAT
KESEJAHTERAAIT PETAI{I JAGUNG DI
KECAMATA}I PENENGAHAIY KABT]PATNN
LAMPUNG SELATAIT
.l0nitc
lh.l{ahasiswa : $Qnisarc
lIGr Pokok Mahasi : l4l4l3l2l0
Ptogrm Studi
F&Ius
wgYu*d
\ilJ
Ilr.Ir Ktut Murniati, ffilllaya Riantini, S,P., M.Si
NrP 19621 120 198803 2 NrP 19780504 200912 2 001
2. Ketua J
l- Tim Penguji
Seh,etaris
.,d\
aw;
W
Penguji
Blkan Pem
s
\Y.
rDmg Haryono,
&*44t
;&
-f&
ffi
.Irwan -D
Banuwa, M.Si
020 19860 t 002
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 4 Natar pada tahun 2008, pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Natar pada tahun 2011, pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Swadhipa Natar pada tahun 2014.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur mandiri.
Praktik Umum (PU) di Koperasi Gunung Madu yang beralamat di Gunung Batin
Bismillahirohmanirrohim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia- Nya,
dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
1. Prof. Dr. Ir Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., sebagai Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Petanian Universitas Lampung atas saran, nasihat dan dukungan selama ini.
3. Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A., sebagai Dosen Pembimbing pertama, yang
5. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku Dosen penguji saya yang telah
6. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik saya
7. Seluruh pihak Desa Sukabaru dan Desa Kelaten serta instansi yang terlibat
dalam pengambilan data skripsi, atas bantuan dan dukungan yang diberikan
selama penelitian.
Lampung.
9. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Tunjung, Mba Ayi,
10. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Salwani dan Ibu Mujibah, atas doa,
11. Keempat saudaraku yang kusayang, Ayuk Dewi, serta adik-adikku Lia, Adin
12. Teman-temanku tercinta Putri Edya, Nadilla Umi, Yuni Ayu, Rizkia, Sita
Virgiana, Wayan Elpa, Septi, Yani, Siska dan Rosita yang telah memberikan
bantuan masukan, semangat dan dukungan serta doa yang yang luar biasa
14. Agribisnis 2014 yang kubanggakan yang telah bersedia memberikan waktu
15. Almamater tercinta dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu perstu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi yang membutuhkan. Semoga ALLAH SWT memberikan balasan terbaik atas
Yunita Munisara
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
Tabel Halaman
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu
yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya
pada pendapatan nasional. Hal itu dikarenakan sektor ini merupakan sektor
Menurut Mosher (1987), hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah
tahun 2017 (September) yaitu berjumlah 1.083,74 ribu jiwa dengan proporsi
sebanyak 211,82 ribu jiwa penduduk miskin di perkotaan dan sebanyak 871,77
ribu jiwa di pedesaan, (Badan Pusat Statistik, 2017). Jumlah penduduk miskin
Selatan pada Tahun 2017 menurun setiap tahunnya sebanyak 150,11 ribu jiwa
karbohidrat terbesar kedua setelah beras. Selain sebagai bahan pangan, jagung
4
tiap tahunnya, yang diikuti pula oleh peningkatan produksi dan produktivitas
jagung ( Tabel 3). Menurut Departemen Pertanian (2018), pada Tahun 2014
ketiga dari lima daerah sentral produksi di Indonesia. Jumah produksi jagung
di Provinsi ini sebesar 2.581.224 ton jagung dan memiliki tingkat produktivitas
jagung pada beberapa sentra produksi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.
5
Pada Tabel 5. Menjelaskan bahwa untuk produksi dan luas panen Kabupaten
masih memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi sentra jagung di
Provinsi Lampung. Jumlah produksi jagung di daerah ini yaitu sebesar 690.785
18.846 ha dan produksi jagung 98.573 ton terbesar dari Kecamatan lainnya di
Selain itu, jagung juga sangat berperan dalam industri pakan ternak dan
7
konsumsi langsung.
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks yaitu, faktor internal dan faktor
eksternal. Adapun faktor internal yaitu terdiri dari umur, tingkat pendidikan,
dan luas lahan yang dimiliki oleh petani. Faktor eksternal yaitu ketersedian
8
sarana produksi dan harga. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani
menyatakan kualitas hidup seorang individu atau kelompok dalam usaha nya
hidup.
dengan pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran pangan dan
non pangan. Pengeluaran rumah tangga (per tahun) tersebut dibagi dengan
individu atau keluarga sudah dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa
B. Tujuan Penelitian
C. Kegunaan Penelitian
(3) Peneliti lain, sebagai referensi bagi penelitian dalam bidang yang sejenis
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Jagung
Tanaman jagung yang dalam bahasa latinnya adalah Zea mays L merupakan
salah satu tanaman pangan selain gandum dan padi. Sebagai salah satu
sesuai untuk tanaman jagung. Jagung tumbuh dan berproduksi dengan baik
(dpl). Iklim yang paling cocok untuk tanaman jagung adalah daerah yang
beriklim sedang yaitu pada temperatur antara 23o-27oC dengan curah hujan
(Tjitrosoepomo, 2000) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
11
Famili : Lilipsida
Genus : Musa
a. Persiapan lahan
b. Penanaman
Pada saat penanaman, tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek.
dalam lubang yang dibuat sedalam 3-5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji
c. Pemupukan
Unsur hara yang dibutuhkan jagung diantaranya nitrogen (N), fosfor (P),
dalam lubang di kiri atau kanan lubang tanaman dengan jarak 7 cm dan
kedalaman 10 cm.
d. Pemeliharaan
e. Pengairan
hari setelah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam).
Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan dapat melalui air
2. Teori Usahatani
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi
Usahatani yang baik selalu dikatakan sebagai usahatani yang produktif atau
yang dapat dihasilkan dari satu kesatuan faktor produksi. Oleh karena itu,
faktor produksi sekaligus seperti tanah, modal dan tenaga kerja, dengan
semua biaya. Untuk memperoleh laba maka jumlah penerimaan harus lebih
besar dari total biaya. Ada beberapa ukuran untuk menghitung pendapatan
usahatani yaitu :
kerja keluarga dengan bunga modal milik sendiri dan nilai sewa, dan
intern dan ekstern. Faktor intern atau faktor dalam usahatani meliputi
keluarga petani; sedangkan faktor ekstern atau yang sering disebut dengan
3. Teori Pendapatan
biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim
a. Pendapatan Usahatani
dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor yaitu seluruh pendapatan yang
dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat
selama proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja
dan biaya riil sarana produksi. Dalam pendapatan usahatani ada dua
usahatani tersebut.
(1995):
Keterangan :
p = keuntungan
Y = hasil produksi (kg)
Py = Harga hasil produksi (Rp)
Xi = faktor produksi ke-i
Pxi = harga faktor produksi k-i (Rp/satuan)
BTT = biaya tetap total
I = 1, 2, 3, 4, 5, n
Keterangan:
R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
PT = Penerimaan Total (Rp)
BT = Biaya Total (Rp)
16
pendapatan keluarga yang berasal dari usahatani (on farm), non usahatani
(off farm) dan pendapatan luar pertanian (non farm), dengan rumus
Keterangan :
Menurut Mosher (1985) tolok ukur yang sangat penting untuk melihat
dasar yang harus dipenuhi yaitu, pangan, sandang, papan, kesehatan dan
lapangan kerja.
17
dalam satu rumah dan membentuk satu rumah tangga dan menjadi
tangga di pedesaan tidak berasal dari satu sumber, tetapi berasal dari dua
usahatani, yaitu faktor internal seperti unsur tanah, air, iklim, tingkat
modal.
kegiatan :
3) Pemeliharaan investasi,
Ada dua unsur yang digunakan dalam pendapatan usahatani yaitu unsur
hasil perkalian dari satuan harga jual dengan jumlah produk total,
dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya
yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang akan
dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya
4. Kesejahteraan Petani
pada satu kurun waktu tertentu. Konsep kesejahteraan yang dimiliki bersifat
pendapatan tertentu belum dapat juga dikatakan sejahtera bagi orang lain
(Suyanto, 2014).
faktor- faktor terkait dengan pertanian tetapi juga faktor- faktor non
pertanian.
Ct = Ca + Cb + Cn ................................................................................ (4)
Pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun adalah total pengeluaran
rumah tangga petani baik pengeluaran untuk pangan maupun non pangan
beras per kilogram untuk mengukur tingakt kemiskinan rumah tangga petani
(Sajogyo, 1997). Secara matematis tingkat pengeluaran per kapita per tahun
pada rumah tangga petani dan tingkat pengeluaran per kapita per tahun
Sajogyo menyusun garis kemiskinan lebih dari satu agar kian tajam
miskin sekali, miskin, nyaris miskin, cukup, dan rumah tangga hidup layak.
22
sebagai berikut:
1) Rumah tangga paling miskin: < 180 Kg setara beras per kapita per tahun
2) Rumah tangga miskin sekali: 181 – 240 Kg setara beras per kapita per
tahun,
3) Rumah tangga miskin: 241 - 320 Kg setara beras per kapita per tahun,
4) Rumah tangga nyaris miskin: 321 - 480 Kg setara beras per kapita per
tahun,
5) Rumah tangga cukup: 481 – 960 Kg setara beras per kapita per tahun,
6) Rumah tangga hidup layak: > 960 Kg setara beras per kapita per tahun
dimana kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut dapat
dipenuhi sesuai dengan taraf hidup. Taraf kesejahteraan rakyat hanya dapat
kesejahteraan yang dimiliki sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu,
a. Kependudukan
besar dapat menjadi potensi bagi suatu daerah dan dapat juga menjadi
b. Pendidikan
duduk dalam hal kualitas fisik. Kesehatan dan gizi dapat digunakan
dilakukan.
d. Ketenagakerjaan
(TPAK).
24
Rumah sebagai tempat tempat untuk berteduh dan berlindung dari hujan
dan panas, dan juga menjadi tempat berkumpul suatu keluarga. Secara
tangga tersebut diantaranya yaitu luas lahan rumah, sumber air minum
yang lainnya.
Iskandar (2007) dan Sumarwan (2004), yaitu jumlah anggota keluarga, usia
Jumlah anggota keluarga merupakan total dari anggota yang terdiri dari
suami, istri, anak, orang tua, mertua dan lainnya yang tinggal dalam
pola konsumsi barang dan jasa. Jumlah anggota keluarga yang kecil
sebanyak 0,928 kali lebih tinggi dibandingkan dengan umur suami yang
sudah tua (tidak produktif). Umur isteri yang tua mempunyai peluang
isteri muda.
26
(3) Pendidikan
rumah tangga petani adalah besarnya penghasilan dari non usaha tani,
kerja, produktivitas lahan, luas garapan, ukuran keluarga, daerah asal dan
tingkat pendidikan.
B. Penelitian Terdahulu
tempat dan metode hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
Rp707. 647, 06/tahun (3,16%) dan di luar kegiatan pertanian (non farm),
Indeks Gini sebesar 0,31 (Oshima) dan 28,05 % (Bank Dunia) dengan arti
kategori nyaris miskin sebesar 15,69%, dan kategori hidup layak sebesar
C. Kerangka Pemikiran
sebagai petani.
sebesar mungkin dengan cara berproduksi lebih dari satu komoditas dan
non usahatani (off farm), serta usaha di luar sektor pertanian (non farm).
39
Petani jagung
Input Produksi
Harga Harga
Input Output
Biaya Penerimaan
Produksi
Total pendapatan
Rumah Tangga
Pengeluaran Rumah
Tangga Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kesejahteraan
Iskandar (2007) dan
Tingkat Kesejahteraan
Sumarwan (2004) :
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang
berikut:
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut
pokok. Pengambilan sampel petani jagung diambil dari populasi petani jagung
menggunakan kuesioner.
Petani jagung adalah semua petani yang berusahatani jagung dan memperoleh
Usaha non jagung adalah suatu sumber pendapatan petani jagung yang
Usaha non pertanian adalah suatu sumber pendapatan petani jagung yang
Produksi tanaman jagung adalah jumlah dari hasil tanaman jagung yang di-
hasilkan dalam satu kali proses produksi yang diukur dalam satuan kilogram
(Kg/ha). Indikator ini dapat dilihat dari total keseluruhan dari hasil panen
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan dikorbankan dalam proses
produksi tanaman jagung dalam hal ini biaya benih, biaya pupuk, upah tenaga
kerja, dan lain-lain dalam satu kali musim tanam. Biaya produksi diukur dalam
satuan rupiah (Rp/Tahun). Indikator ini dapat dilihat dari jumlah uang yang
Biaya total adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh petani untuk
Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan
Luas lahan adalah luas tempat yang digunakan petani untuk melakukan
usahatani jagung, diukur dalam satuan hektar (Ha). Luas lahan adalah tempat
Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam
proses produksi. Penggunaan tenaga kerja diukur dalam satuan hari orang
kerja (HOK) dengan upah tenaga kerja yang berlaku pada saat tersebut dan
Harga panen adalah harga yang diterima oleh petani atas penjualan hasil panen
berdasarkan umur tanaman yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram
(Rp/Kg).
proses produksi, penerimaan tersebut berasal dari kegiatan usaha on farm, off
farm, dan non farm. Indikator ini dilihat dari seluruh pendapatan rumah tangga
yang didapat dan diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/Tahun).
yang berasal dari usahatani jagung maupun usahatani non jagung yang di
kurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang di-
ukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/Tahun). Indikator ini dapat diukur
biaya produksi.
45
petani yang berasal dari usaha non pertanian yang dikurangi dengan biaya yang
dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun). Indikator ini dapat diukur melalui
Total pendapatan adalah keseluruhan biaya yang didapat dari pendapatan usaha
pertanian dan usaha non pertanian yang diukur dalam satuan rupiah per tahun
Pengeluaran rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga yaitu semua nilai
barang jasa yang diperoleh, dipakai atau dibayar oleh rumah tangga tetapi tidak
untuk keperluan usaha dan tidak untuk menambah kekayaan atau investasi.
Pengeluaran pangan adalah besarnya uang yang dikeluarkan dan barang yang
dinilai dengan uang untuk dikonsumsi semua anggota keluarga, yang diukur
Pengeluaran non pangan adalah besarnya uang yang dikeluarkan dan barang
yang dinilai dengan uang untuk konsumsi semua anggota keluarga, yang
dari istri, anak, serta orang lain yang turut serta berada dalam satu rumah dan
menjadi tanggungan kepala keluarga yang diukur dalam satuan jiwa. Indikator
46
ini ditunjukkan dengan jumlah anggota keluarga serta orang lain yang menjadi
perguruantinggi yang pernah dilalui dengan sukses yang diukur dalam satuan
tahun.
rohani maupun kebutuhan dasar (basic needs) dari rumah tangga dapat
menurut Sajogyo (1997), yang meliputi pengeluaran rumah tangga yang terdiri
dari pengeluaran pangan dan non pangan. Klasifikasi yang digunakan adalah
rumah tangga sangat miskin, miskin, nyaris miskin, cukup dan rumah tangga
hidup layak.
Pengambilan data dilakukan mulai dari Bulan September 2019 sampai bulan
Oktober 2019.
yaitu sebanyak 1035 petani. Dengan rincian terdapat 577 petani dari Desa
Kelaten, dan 458 petani dari Desa Suka Baru. Adapun rincian dari jumlah
maka jumlah sampel secara proporsional ditentukan dengan rumus Issac dan
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah anggota dalam populasi
S2 = variasi sampel (5% = 0,05)
Z = tingkat kepercayaan (90% = 1,64)
D = derajat penyimpangan (5% = 0,05)
Sehingga diperoleh :
n = 140,03
2,72
n = 51 responden
48
Keterangan :
ni = Jumlah sampel i
Ni = Jumlah rumah tangga wilayah i
N = Jumlah rumah tangga
n = Jumlah sampel keseluruhan
49
Dalam penelitian ini didapat jumlah petani jagung yaitu 51 responden, jumlah
petani jagung di Desa Kelaten, dan Suka Baru adalah 1035 petani. Jadi jumlah
Suka Baru.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
(kuisioner) yang telah disediakan sebagai alat bantu pengumpulan data. Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
keluarga yang berasal dari usahatani (on farm), non usahatani (off farm) dan
Soekartawi (1995):
Keterangan :
yang diterima dari hasil usahatani dengan biaya produksi yang dikeluarkan
Keterangan :
p = keuntungan
Y = hasil produksi (kg)
Py = Harga hasil produksi (Rp)
Xi = faktor produksi ke-i
Pxi = harga faktor produksi k-i (Rp/satuan)
BTT = biaya tetap total
I = 1, 2, 3, 4, 5, n
sebagai berikut:
Keterangan:
R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
51
secara matematis tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun
Sajogyo menyusun garis kemiskinan lebih dari satu agar kian tajam
miskin sekali, miskin, nyaris miskin, cukup, dan rumah tangga hidup layak.
Berdasarkan nilai tukar beras, dibedakan pula garis kemiskinan yaitu sebagai
berikut:
1) Rumah tangga paling miskin: < 180 Kg setara beras per kapita per tahun
52
2) Rumah tangga miskin sekali: 181–240 Kg setara beras per kapita pertahun,
3) Rumah tangga miskin: 241 - 320 Kg setara beras per kapita per tahun,
4) Rumah tangga nyaris miskin: 321- 480 Kg setara beras per kapita
pertahun,
5) Rumah tangga cukup: 481 – 960 Kg setara beras per kapita per tahun,
6) Rumah tangga hidup layak: > 960 Kg setara beras per kapita per tahun
Model logit adalah model regresi non-linier dimana variabel dependen bersifat
values seperti angka 0 dan 1 sehingga sering disebut binary logit (Ariefianto,
berdasarkan skala nominal yaitu nilai 0 untuk rumah tangga petani jagung
belum sejahtera dan nilai 1 untuk rumah tangga petani jagung sejahtera.
independen. Pada regresi logistik tidak diperlukan lagi uji normalitas dan uji
𝑃𝑖
Zi =Ln[ ] = α + β1 Xi + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e ................... (15)
1−𝑃𝑖
Keterangan :
Zi = Kesejahteraan petani jagung
Z1 = Sejahtera
Z0 = Tak sejahtera
Pi = Peluang anggota untuk sejahtera bila Xi diketahui
α = Intersep
βi = Koefisien variabel bebas
X1 = Luas lahan
X2 = Jumlah tanggungan keluarga
X3 = Tingkat pendidikan Kepala Keluarga
X4 = Usia kepala keluarga
X5 = Pendapatan rumah tangga
X6 = Harga Beras
Likelihood Ratio (LR), Likelihood Ratio (LR) setara dengan F-stat yang
(Widarjono, 2010).
54
variabel dependen.
dependen.
1. Lokasi Geografi
dengan 105,45’ Bujur Timur dan 5,15’ sampai dengan 6’ Lintang Selatan.
sebagai berikut:
Pulau Sebuku, Pulau Rimau dan Pulau Kandang. Bila ditinjau dari segi
2. Keadaan Iklim
sampai dengan 100 persen, sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan
tekanan tinggi yang berganti di daratan sentra Asia dan Australia pada
bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka daerah
3. Keadaan Demografi
4. Keadaan Pertanian
persawahan dengan luas 45.634 Ha (22,74 persen). Dari total luas areal
jagung, diikuti padi sawah dan ubi kayu sedangkan luas yang terkecil
dan jagung di Propinsi Lampung. Jenis tanaman pangan lain yang banyak
kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Produksi tanaman pangan
Tabel 10. Produksi, dan luas lahan ditingkat petani berbagai komoditas
tanaman pangan di Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017.
Kabupaten Lampung Selatan masih rendah yakni 5,25 ton per hektar,
1. Keadaan Geografis
di antara 105° 30’ -105° 40’ Bujur Timur dan 5° 42’ -5° 54’ Lintang
Rajabasa.
perbukitan dan dataran rendah dengan lahan sawah sekitar 1700 Ha dan
2. Keaadaan Demografi
Dari segi etnis mereka pada umumnya berasal dari Lampung, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah & Yogyakarta. Selain itu, dalam jumlah yang
relatif lebih sedikit terdapat warga dari suku Batak, Padang, Semendo.
No Desa Etnis
1 Tanjung Heran Sunda dan banten
2 Pisang Lampung
3 Sukabaru Lampung
4 Tetaan Lampung
5 Sukajaya Lampung
6 Penengahan Jawa Tengah dan Yogyakarta
7 Gayam Lampung
8 Gedungharta Lampung
9 Way kalam Sunda dan banten
10 Padan Sunda dan banten
11 Kampungbaru Sunda dan banten
12 Banjarmasin Lampung
13 Klaten Jawa Tengah dan Yogyakarta
14 Pasuruan Jawa Tengah dan Yogyakarta
15 Ruang tengah Lampung
16 Kelau Lampung
17 Taman Baru Lampung
18 Kuripan Jawa Tengah dan Yogyakarta
19 Rawi Sunda dan banten
20 Belambangan Sunda dan banten
21 Kekiling Lampung
22 Gandri Jawa Tengah dan Yogyakarta
Sumber : Penengahan dalam angka, 2018.
63
ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Secara rinci
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa luas lahan untuk
pertama dengan luas 18.655 ha dengan total produksi 98.573 ton dan
Produksi
No Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha) Produktivitas
(Ton)
1. Padi Ladang 650 2.283 3.51
2. Padi Sawah 6.385 35.488 5.56
Total 7.035 37.771 5.37
3. Jagung 18.655 98.573 5.28
4. Ubi Kayu 0 0 0
5. Ubi Jalar 0 0 0
6. Kacang tanah 5 6 1.28
7. Kacang kedelai 40 47 1.18
8. Kacang hijau 5 4 88
Sumber : Penengahan Dalam Angka, 2018
64
pertanian.
1. Desa Sukabaru
Desa Sukabaru terdiri atas 913 rumah tangga yang rata-rata bermata
17.5 km.
2. Desa Klaten
Desa Sukabaru terdiri atas 900 rumah tangga yang rata-rata bermata
Desa Gayam
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
per tahun.
sebesar (64,71%).
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dalam
kesejahteraannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta QTM, Lestari DAH, dan S Situmorang, 2014. Analisis Pendapatan dan
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi Perah Anggota
Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pagalengan. JIIA, Vol 2
(2) : 239-245. http:// jurnal.fp.unila.ac.id. Diakses pada tanggal 2
April 2014.
BPS (Badan Pusat Statistik), 2014. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik.
Jakarta. http://bps.go.id. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014
Issac, S dan Michael, W.B. 2003. Handbook in Research and Evaluation. EdiTS.
San Diego.
Marta, 2014. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Desa
Wonokerto Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Universitas
Brawijaya. Malang.
Marzuki, A.R. dan Suprapto, H.S., 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Murdani, MI. 2014. Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani padi (oryza Sativa) Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
JIIA, Vol 2 (4) : 372-381. http:// jurnal.fp.unila.ac.id. Diakses pada tanggal
28 Desember 2017.
118
Zubachtirodin, MS. Pabbage, dan Subandi. 2007. Wilayah Produksi dan Potensi
Pengembangan Jagung. Dalam Jagung :Teknik Produksi dan
Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor.