Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
The research goals were to determine the level of food security, strategy of
farmers’ household around Tahura WAR in achieving food security, farmers
household dependence on Tahura WAR, then to knows relationship between
income and household expenditure and the level of energy consumption. This
research conducted in Kebagusan Village, Gedong Tataan Subdistrict with 76
farmers around the tahura WAR, which utilized the tahura and joined in the
farmer group. The data analyzed quantitatively, qualitatively descriptive, and
statistically. The first goal analysis was cross-classification between the share of
food expenditure and household energy consumption level. The second goal
analysis by described what farmers do to obtain food. The third goal analysis
measured the value of income contribution from Tahura WAR and other toward
total income, and the fourth analysis used the Pearson Product Moment
correlation. The results showed that farmers households who achieved the level
of food security as withstand was 17.11%, as vulnerable was 26.32%, as less was
34.21%, and food insecurity was 22.37%. Farmers use available resources to
obtain additional income and fulfilled the food needs. Farmers households around
Tahura WAR have a dependency on Tahura WAR which is indicated by the
amount of income contribution from Tahura was 62.51%. The Income has a
negative relationship with food expenditure, but a positive relationship to non
food expenditure. The income does not have a real relationship with the level of
energy consumption.
Oleh
(Skripsi)
Oleh
Skripsi
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Menengah Atas di SMA Sugar Group pada tahun 2014. Penulis diterima di
Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dan
2017/2018, mata kuliah Ekonomi Makro pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017, mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Proyek pada semester ganjil
tahun ajaran 2017/2018, serta asisten mata kuliah Praktik Pengenalan Pertanian
akademik dan profesi mulai periode 2015/2016 sampai saat ini dan juga pernah
aktif sebagai anggota tutor Forum Ilmiah Mahasiswa (FILMA) tingkat Fakultas
Pertanian Universitas Lampung tahun ajaran 2015/2016. Pada tahun 2017 penulis
melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik selama 40 hari di Desa Sri
sama, penulis melakukan Praktik Umum (PU) selama 30 hari kerja efektif di PT
Bismillahirrahmaanirrohiim
Allah SWT, atas segala nikmat dan perlindungan-Nya yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti. Skripsi ini merupakan hasil tertulis
dari kegiatan penelitian yang telah penulis lakukan sejak bulan Februari sampai
Pesawaran.
dan Strategi Rumah Tangga Petani Sekitar Tahura Wan Abdul Rachman
Kecamatan Gedong Tataan” ini bukanlah hasil jerih payah sendiri, akan tetapi
berkat bimbingan, doa, motivasi, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas nasihat dan motivasi yang telah
diberikan.
3. Bapak Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S., selaku Dosen Pembimbing Pertama,
4. Ibu Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A., selaku Dosen Pembimbing Kedua, terima
5. Ibu Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., selaku Dosen Pembahas Skripsi yang
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Ibrahim Hasyim, M.S., selaku Dosen Pembimbring
diberikan.
8. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan semua ilmu kepada
penulis dan membantu selama perkuliahan, serta karyawan (Mbak Iin, Mbak
Ayi, Mbak Tunjung, Mas Boim, Mas Bo) yang telah memberikan bantuan
selama ini.
Rovico, serta adik tersayang Aulya Diannisa yang telah memberikan do’a,
Rana, Ristiana, , Widi, Selvia, Peggi, Putri C, Rendi, Reza, Rifai, Mustopa,
Faiq, Oka, Nate, Fira, Novia C, Othi, Fika, Oktin, Neni, Novia S, Magdalena,
Devira, Dayu, Kiki, Laras, Asih, SG Squad (Novilia, Vindi, Enin, Resti,
Dicky) dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
11. Sebimbingan Bapak Zainal dan Ibu Ktut atas kebersamaan selama ini.
12. Keluarga Agribisnis angkatan 2014 khususnnya agribisnis kelas C yang telah
13. Bapak Tohir selaku Lurah Desa Kebagusan dan Bapak Wahyudi sekeluarga,
serta seluruh warga Desa Kebagusan khususnya Dusun Triharjo yang telah
14. Teman-teman KKN (Naay, Nadya S, Taufik, Bang Fredi, Adel, Malik) atas
17. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... i
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR.. vii
.........................................................................
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 7
i
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Gedong Tataan…………………... 38
1. Keadaan Geografis…...……………………………………….. 38
2. Keadaan Iklim………………………………………………… 39
3. Keadaan Demografi…………………………………………… 39
B. Gambaran Umum Desa Kebagusan……………………………... 39
1. Keadaan Geografis……………………………………………. 39
2. Topografi Desa Kebagusan…………………………………… 40
3. Keadaan Demografi…………………………………………… 41
4. Keadaan Umum Pertanian…………………………………….. 41
5. Potensi Desa Kebagusan……………………………………… 42
DAFTAR PUSTAKA 93
LAMPIRAN 100
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7. Luas (ha) dan status kepemilikan lahan rumah tangga sekitar Tahura
WAR di Desa Kebagusan tahun 2018…………………………………... 50
10. Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani Tahura WAR di Desa
Kebagusan tahun 2018………………………………………………….. 66
12. Garis kemiskinan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan………………………………………………………………. 68
13. Tingkat kecukupan energi rumah tangga petani Tahura WAR tahun
2018…………………………………………………………………...... 70
iii
14. Tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di
Desa Kebagusan tahun 2018……………………………………………. 72
18. Data pendapatan rata-rata petani petani kawasan Tahura WAR di Desa
Kebagusan tahun 2018………………………………………………….. 82
20. Identitas rumah tangga petani sekitar Tahura Wan Abdul Rachman di
Desa Kebagusan tahun 2018……………………………………………. 100
21. Luasan dan jenis lahan rumah tangga petani Tahura WAR di Desa
Kebagusan tahun 2018………………………………………………….. 104
22. Pengeluaran pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan tahun 2018 (Rp/bulan)……………………………………… 106
24. Pangsa pengeluaran pangan dan nonpangan rumah tangga petani sekitar
Tahura WAR di Desa Kebagusan tahun 2018…………………... 114
26. Konsumsi energi dan tingkat kecukupan energi (TKE) rumah tangga
petani sekitar Tahura WAR di Desa Kebagusan tahun 2018…………… 116
28. Strategi untuk mencapai ketahanan pangan rumah tangga petani sekitar
Tahura WAR di Desa Kebagusan tahun 2018…………………………... 118
iv
30. Sebaran rumah tangga berdasarkan status kepemilikan lahan………….. 124
31. Sebaran rumah tangga berdasarkan jenis sumberdaya yang dimiliki…… 124
32. Sumbangan pendapatan rumah tangga dari kawasan hutan dan non
hutan di Desa Kebagusan tahun 2018………………………………….. 125
33. Sumbangan pendapatan rumah tangga dari kawasan hutan dan non
hutan terhadap pendapatan rata-rata rumah tangga petani sekitar Tahura
WAR di Desa Kebagusan tahun 2018………………………………….. 128
34. Ketersediaan pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan………………………………………………….................... 129
37. Distribusi pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan………………………………………………………………. 133
39. Harga bahan pangan menurut rumah tangga petani sekitar Tahura
WAR…………………………………………………………………….. 138
40. Sebaran rumah tangga petani sekitar Tahura WAR berdasarkan cara
penjualan hasil pertanian………………………………………………... 138
41. Konsumsi pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan………………………………………………….................... 139
43. Sebaran rumah tangga petani sekitar Tahura WAR berdasarkan usaha
pangan lokal……………………………………………………………... 142
44. Ketahanan pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan………………………………………………….................... 143
v
46. Ketahanan pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR saat rokok
di masukan dalam pengeluaran pangan…………………………………. 145
48. Garis kemiskinan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di Desa
Kebagusan tahun 2018…………...……………………………………... 147
50. Tabulasi silang antara kemiskinan dan tingkat ketahanan pangan.......... 150
52. Tabulasi silang antara pendapatan dengan pangsa pengeluaran pangan... 152
53. Data analisis korelasi pendapatan dengan pangsa pengeluaran pangan… 153
58. Hasil uji korelasi antara pendapatan dengan tingkat kecukupan energi… 161
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menduduki posisi 21 dari 133 negara dengan indeks pangan sebesar 50,77%.
posisi tahun lalu, yaitu peringkat 71. Akan tetapi, data BPS (2015)
23,39 persen.
individu atau rumah tangga. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh tingkat
dan rawan pangan sejak terjadinya krisis ekonomi. Oleh karena itu, tingkat
2
dari sektor pertanian, sektor kehutanan dan sektor non pertanian (buruh,
berdagang, tukang kayu, tukang batu, tukang ojek, dan wiraswasta). Keadaan
hutan di Tahura sebagai salah satu upaya untuk menjamin keperluan hidup
keluarga.
lahan pertanian terluas yaitu 846 ha. 771 ha merupakan kawasan hutan rakyat
kawasan hutan untuk melakukan kegiatan usahatani atau bidang lain. Hal
Jenis tanaman yang ditanam di hutan rakyat terdiri dari jenis tanaman kayu dan
MPTS (Multi Purpose Tree Species), jenis-jenis tanaman kayu yaitu seperti
mahoni, sengon, pala, afrika, sungkai, suren, jati, dan sebagainya. Tanaman-
pokok seperti padi, jagung, singkong, ubi jalar melaikan menanam tanaman
pekerbunan seperti karet, kakao, dan kemiri. Secara rinci luasan lahan
atau sekitar 11,23 persen yang digunakan untuk menanam bahan pangan
seperti padi baik di lahan milik sendiri atau bukan hak milik dan sisanya
merupakan tanaman nonpangan sehingga produksi bahan pangan dari desa itu
sendiri menjadi tidak mencukupi. Hal tersebut karena sebagian besar rumah
sebagian kecil saja yang menggunakan lahan milik sendiri yang mana
Rumah tangga petani mengandalkan hasil jual dari usahatani ataupun dari
sektor lain untuk membeli kebutuhan dasar yaitu pangan. Bagi petani yang
usahatani juga memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak bisa menjamin
usahatani mereka rendah dan tidak ada sumber pendapatan lain maka
mungkin tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka dan
pangan. Selain itu, fakta bahwa Kecamatan Gedong Tataan memiliki jumlah
5
sejahtera yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
yang fluktuatif juga semakin mempengaruhi daya beli masyarakat akan bahan
pangan.
pangan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR dan menganalisis hubungan
perlu diketahui juga strategi rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di
sendiri.
B. Rumusan Masalah
dan keterjangkauan akan pangan serta konsumsi yaitu terkait kualitas pangan.
2. Apa strategi yang digunakan rumah tangga petani sekitar Tahura WAR di
kebutuhan pangan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
rumah tangga dan tingkat kecukupan energi rumah tangga petani sekitar
D. Manfaat Penelitian
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengkaji masalah yang sama.
4
sesuai dengan tujuan dan ketersediaan data. Seperti yang diungkapkan oleh
banyak isu yang membingungkan karena aspek ketahanan pangan adalah luas
dan banyak tetapi merupakan salah satu konsep yang sangat penting bagi
ketahanan pangan berubah dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya.
pada ketersediaan pangan tingkat global dan nasional daripada tingkat rumah
tangga. Sementara pada tahun 1980-an beralih ke akses pangan pada tingkat
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
pangan tersebut. Salah satu dari unsur diatas terpenuhi, maka suatu negara
pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses
1. Global
2. Nasional
3. Regional
Ketahanan pangan yang baik, secara nasional menjadi suatu jaminan bagi
seluruh penduduk untuk memperoleh pangan dan gizi yang cukup untuk
pasokan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya dan
10
kebutuhannya.
kebutuhan pangan seluruh anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu, dan
beragam sesuai budaya setempat dari waktu ke waktu agar hidup sehat.
rumah tangga, baik pada rumah tangga petani maupun non petani. Khusus
dalam Indriani (2015), ada 4 komponen yang harus dipenuhi untuk mencapai
4. Kualitas/keamanan pangan
11
tinggi (≥60 persen pengeluaran rumah tangga) dan cukup konsumsi energi
d. Rumah tangga rawan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan tinggi
yang dimiliki.
lokal yang berbasis pada sistem sosial budaya setempat. Sesuai dengan
budaya setempat.
Kondisi ketidakpastian dan tekanan hidup yang dialami oleh rumah tangga
petani telah menimbulkan berbagai reaksi dan respon yang dilakukan oleh
hidup yang makin kompleks, rumah tangga petani menetapkan strategi untuk
pangannya. Manusia dalam hal ini memiliki akses terhadap berbagai aset dan
kehidupannya yaitu:
dan lainnya;
komunikasi, dsbnya;
Salah satu strategi yang terkait pemenuhan kebutuhan pangan adalah Strategi
yang dilakukan untuk dapat bertahan dan memperoleh bahan pangan saat
pangan adalah dengan menjual hasil tani, bergantung dengan alam sekitar,
15
mencari ubi hutan, kunyit dan hutang atau pinjam uang kepada lembaga
keuangan, dll.
daerah dengan iklim yang ekstrim salah satunya Desa Prai Paha dimana iklim
tangga terhadap pangan didasarkan pada konsep entitlement atau hak terhadap
manusia adalah hak asasi. Ada beberapa cara manusia dalam mengakses
pangan yaitu:
b. Exchange entitlement, yakni hak dan akses atas pangan yang diperoleh
c. Trade entitlement, yakni hak atas pangan yang diperoleh melalui hubungan
d. Social entitlement, yakni hak dan akses terhadap pangan yang diperoleh
Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman ditetapkan melalui Surat
Gunung Betung berubah fungsi dari hutan lindung menjadi kawasan hutan
tujuh kecamatan yakni Teluk Betung Barat, Tanjung karang Barat, Kemiling,
Kedondong, Gedong Tataan, Way Lima, dan Padang Cermin, yang terbagi di
Di wilayah ini ada empat gunung yakni Gunung Pesawaran (1.661 mdpl),
Gunung Rantai (1.240 mdpl), Gunung Tangkit Ulu Padang Ratu (1.600 mdpl)
dan Gunung Betung (1.240 mdpl). Secara geografis wilyah Tahura Wan
Gunung Betung dengan puncak 1240 mdpl, Gunung Tangkit Ulu dengan
puncak 1600 m dpl, Gunung Ratai dengan puncak 1681 m dpl, dan Gunung
Pesawaran dengan puncak 1681 mdpl. Vegetasi kawasan Tahura WAR terdiri
atas hutan lahan kering primer 5.778,00 ha (26 persen), hutan lahan kering
hasil hutan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Banyak sekali
tinggal di dalam atau atau di pinggir hutan yang hidupnya bergantung kepada
mengumpulkan hasil hutan seperti kayu, rotan, madu dan hasil hutan lainnya.
rendah. Budaya nrimo dan sikap fatalis menjadikan masyarakat yang selalu
sosial yang terdiri dari warga Negara Republik Indonesia yang tinggal di
antara pangsa pengeluaran dan tingkat kecukupan energi. Daerah yang sering
merupakan salah satu faktor penentu kualitas dan kuantitas konsumsi pangan.
19
sebagian besar bahan pangan dari pembelian sehingga harga beras sangat
persen dan juga menjelaskan bahwa rumah tangga kurang pangan sebenarnya
tetapi keperluan lain seperti membayar iuran air bersih, sehingga pola makan
tangga, semakin besar pangsa pengeluaran pangan (PPP) maka hal ini
signifikan.
Tahura WAR. Strategi pola nafkah ganda dilakukan dengan cara mencari
sumber pendapatan lain sebagai alternatif diluar dari PHBM (hutan rakyat)
dengan cara diikutsertakan dan dilibatkan pada setiap tahapan program secara
Tahura WAR melalui program PHBM oleh pihak UPTD Tahura WAR.
Strategi migrasi yang dilakukan dengan cara mobilisasi ke daerah lain di luar
bertani sawah di dalam kawasan hutan dilakukan secara turun temurun, baik
pada lahannya sendiri dan maupun mengolah lahan milik orang lain. Yusran
pendapatan dari kawasan hutan dan luar kawasan hutan. Hasil penelitian
G. Kerangka Pemikiran
dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari
hak asasi manusia yang dijamin oleh negara, sebagai komponen dasar untuk
22
secara efektif dan efisien guna memperoleh keuntangan yang tinggi pada
Permasalahan klasik yang terjadi saat ini yaitu banyak usahatani yang
lahan yang kecil dan bahkan tak jarang berstatus bukan hak milik.
Desa Kebagusan adalah salah satu daerah yang mencakup wilayah hutan
hutan dalam melakukan usahatani dan hanya sebagian kecil saja yang
usahatani tersebut tidak menentu dan jika dijual hasilnya mungkin tidak bisa
dalam mengatasi hal ini agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pangannya dan
mencapai status ketahanan pangan yang paling baik yaitu tahan pangan.
Gambar 1.
24
Ketergantungan
Non Non
Usahatani Usahatani Usahatani Usahatani
Strategi
mencapai
ketahanan
pangan
Analisis
korelasi
(Pearson
Pendapatan
Product
Moment)
Pengeluaran Pengeluaran
pangan non pangan
Tingkat Ketahanan
Kecukupan Pangan
Energi
Keterangan:
------- = Ada hubungan/tidak
H. Hipotesis
sebagai berikut:
Kebagusan.
Desa Kebagusan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Desa
Kebagusan terhadap rumah tangga petani sekitar Tahura WAR. Data yang
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu:
2. Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data yang telah
Data yang diperoleh dari hasil wawancara merupakan data primer. Data
rumah tangga lainnya yang berkaitan sebagai informan data yang meliputi
jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi beserta frekuensi pangan. Data
27
Tahura WAR, Badan Pusat Statistik, Kantor desa serta data berupa literatur-
1. Konsep Dasar
akan diteliti dan sangat penting untuk dianalisis yang mana berhubungan
budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara
berkelanjutan.
mutu, dan beragam sesuai budaya setempat dari waktu ke waktu agar
pengeluaran pangan dan kecukupan energi dari Jonsson dan Toole (1991).
28
Rp/bulan.
rumah tangga yang digunakan untuk belanja nonpangan dari jumlah total
Konsumsi energi rumah tangga adalah sejumlah energi yang berasal dari
pangan yang dikonsumsi penduduk rata-rata per orang per hari dan
2. Batasan Operasional
Tabel 3. Lanjutan
Gedong Tataan yang sebagian besar merupakan kawasan hutan rakyat (771
melakukan usahatani di kawasan Tahura WAR ada yang tergabung dan tidak
akan digunakan dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani sekitar
responden dalam penelitian ini adalah anggota rumah tangga baik ibu, bapak,
Terdapat dua kelompok tani petani Tahura WAR yang ada di Desa
pengumpulan data adalah pada Februari 2018 sampai dengan Juli 2018.
32
D. Analisis Data
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif,
sebagai berikut :
FE
PPP = X 100% .......................................................(1)
TE
33
Keterangan :
energi (Q) dalam suatu bahan makanan dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
( )
QA = ( ) ……….(2)
( )
Keterangan:
( )
AKE = …………(3)
( )
( )
TKE = ...............................(4)
( )
pangan.
menghasilkan.
f. Exchange entitlement, yakni hak dan akses atas pangan yang diperoleh
sosial.
WAR dengan yang bukan dari kawasan Tahura WAR. Setelah diketahui
lebih besar antara pendapatan berasal Tahura WAR dan bukan Tahura
WAR. Jika persentase yang berasal dari kawasan Tahura WAR lebih
besar dari yang bukan berasal dari Tahura WAR maka dapat dikatakan
tangga.
37
4. Tujuan ke-4
tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan anatara variabel independen
yang negatif antara variabel independen dan dependen. Nilai negatif atau
1. Keadaan Geografis
Kecamatan Kedondong.
lampung.
39
2. Keadaan Iklim
dengan suhu minimal 26oC dan suhu tertinggi 35oC. Kecamatan Gedong
Tataan memiliki curah hujan enam bulan hujan dengan jumlah hari hujan
3. Keadaan Demografi
sebanyak 48.408 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 47.297 jiwa
1. Keadaan Geografis
a. Dusun Triharjo
e. Dusun Sidototo
f. Dusun Kebagusan 1
g. Dusun Kebagusan 2
dataran dengan ketinggian tanah 155 Mpdl dengan curah hujan sedang 6
bulan dan 6 bulan kemarau. Jarak tempuh dari Desa Kebagusan ke pusat
adalah 4 km dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit, dan jarak dari
3. Keadaan Demografi
jiwa dan penduduk perempuan sebesar 3.479 jiwa yang berarti memiliki
sejahtera.
8% 8%
9%
Pemukiman
Sawah
Non sawah
Bangunan desa dll
75%
adalah sebagai lahan pertanian baik lahan pertanian sawah maupun non
non sawah berupa kawasan Tahura WAR dan ladang yang dimanfaatkan
seperti pisang.
Triharjo. Gula merah kelapa atau aren dihasilkan dari sari air sadapan
dusun ini.
b. Potensi Pertanian
Desa Kebagusan merupakan desa agraris, hal ini dapat dilihat dari
pertanian non sawah lebih besar dari lahan pertanian sawah yaitu
A. Kesimpulan
Desa Kebagusan yaitu berada pada kategori tahan pangan yaitu sebesar
17,11 persen, rentan pangan sebesar 26,32 persen, kurang pangan sebesar
ternak, ikan, air, dan sumber pangan lain tidak membeli), dan financial
capital (uang pinjaman dari orang lain dan sisa uang yang belum
kebutuhan pangan.
yang nyata.
B. Saran
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
untuk rokok karena rokok sama sekali tidak mengandung zat gizi yang
3. Pola konsumsi rumah tangga petani sekitar Tahura WAR dalam penelitian
mengkaji lebih lanjut terkait pola konsumsi rumah tangga dan melihat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sayida. 2013. Tingkat Ketahanan Pangan Petani Padi Penerima Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) di Kecamatan Gadingrejo
Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Anggraini, M., W.A. Zakaria, dan F.E. Prasmatiwi. 2014. Ketahanan Pangan
Rumah Tangga Petani Kopi Di Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Ilmu-
Ilmu Agribisnis. Vol. 2 No. 2, 2014. Hal 124-132.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/737/678. [4
November 2017].
Badan Pusat Statistik. 2017. Pesawaran dalam Angka, 2016. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pesawaran. Pesawaran.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Gedung Tataan dalam Angka, 2016.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Pesawaran.
94
FAO. 1997. Assessment of The Household Food Security Situation, Based on The
Aggregate Household Security Index and The Sixth World Food Survey.
Committee on World Food Security, Twenty-third Session, Rome.
Ismiati, Dwi. 2007. Persepsi Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Kegiatan
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Medan.
Mongabay Indonesia. 2016. Kisah Klasik Tahura Wan Abdul Rachman, Dari
Konflik Menuju Konsep Ekowisata. http://www.mongabay.co.id . [4
November 2017].
Muzayyanah M. A. U, dkk. 2017. Analisis Keputusan Rumah Tangga Dalam
Mengkonsumsi Pangan Sumber Protein Hewani Asal Ternak dan Non
Ternak: Studi Kasus di Propinsi Yogyakarta. Buletin Peternakan. Vol. 41
(2): 203-211. https://journal.ugm.ac.id/buletinpeternakan/article/
18062/16276. [15 Juni 2018].
Purwantini, T.B., Handewi P.S Rachman dan Mewa Ariani. 2005. Distribusi
Provinsi di Indonesia Menurut Derajat Ketahanan Pangan Rumah
Tangga. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan
Pertanian. Bogor.
Saputri R., Lestari L.A., dan Susilo J. 2016. Hubungan Pola Konsumsi Pangan
Dengan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Kampar
Provinsi Riau. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol 12 No 3 - Januari 2016
(123-130). https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/view/23110. [29 Oktober
2018].
Sugesti M.T., Abidin Z., Kalsum U. 2015. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran
Rumah Tangga Petani Padi Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban,
Kabupaten Lampung Tengah. Jurrnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 3 (3) :251-
259. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1049. [15
September 2018].
UPTD Tahura Wan Abdul Rachman. 2017. Jumlah Kepala Keluarga di Sekitar
Tahura WAR di Desa Kebagusan. Lampung.
97