You are on page 1of 15

Perbandingan Keterampilan

Intrapersonal dan Interpersonal


Berbasis Pendidikan Karakter
Siswa Sekolah Dasar Negeri
Kasihan Bantul
Akif Khilmiyah
Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Email: khilmiyahakif@yahoo.com

ABSTRACT concern with the environment, harmonious, democratic, paying


Students’ achievement can be shaped by attention to others, and ability to resolve the conflict. The lowest
three types of ability (capacity); academic, ability is emphaty or effort to understand the others, while the
vocational and generic (personal ability). It highest is acting democratically, ability to resolve the conflicts, and
appears that generic ability has predomi- to pay attention to the others.
nantly determined students’ achieve- Kata Kunci: Intrapersonal, Interpersonal, pendidikan
ment, and therefore providing nurturing karakter
personal abaility is necessary. The
objectives of this research are twofold: to ABSTRAK
study both intra and interpersonal skills Keberhasilan seseorang dalam kehidupan ini ditentukan oleh tiga
of the students; to study similarities and kemampuan yakni akademik, vokasional, generik (kemampuan
differences the level of intra- and inter- personal). Ternyata kemampuan generiklah yang paling berperan
personal skills of the students based on dalam menentukan keberhasilan dalam kehidupan, maka pemberian
their sex, parent’s occupation, the level of bekal kepada siswa berupa kemampuan personal pembentuk
class, and the order number of children in karakter sangat diperlukan. Karena itu tujuan penelitian ini adalah:
the family. The research was carried out in Mengkaji keterampilan intrapersonal dan interpersonal siswa; dan
State Basic School of Kasihan, Bantul. The Mengkaji persamaan dan perbedaan tingkat ketrampilan
subjects of this research are 79 students intrapersonal dan interpersonal siswa dilihat dari perbedaan jenis
in the grade IV, V, VI. This reserach kelamin, pekerjaan orang tua, tingkatan kelas, urutan anak dalam
concludes that there are 8 types of keluarga di SD Negeri Kasihan Bantul. Jenis penelitian ini adalah
intrapersonal skills: self-awareness, self- penelitian kuantitatif yang bercorak komparatif. Subyek dalam
confidence, effort to handle self-weak- penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, VI SD Negeri Kasihan Bantul,
ness, responsibilities, openness, sebanyak 79 siswa. Penelitian ini menyimpukan, Ada 8 dimensi
assertiveness, self dicision making, effort intrapersonal yakni sadar diri, percaya diri, menangani kelemahan
to hadle stressful, and courage to express diri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, membuka diri, tegas,
personal feelings. The lowest ability is berani mengambil keputusan sendiri, menangani stres, dan berani
self-confidence, and the highest is the menyampaikan perasaannya. Kemampuan yang paling rendah pada
courage to express personal feelings. dimensi percaya diri, sedangkan kemampuan yang paling menonjol
There 8 types in interpersonal: easy to adalah dimensi keberanian menyampaikan perasaan pada orang
socialize, helpful, emphaty, tolerance, lain. Sementara 8 dimensi interpersonal meliputi mudah bergaul,
suka menolong, memahami orang lain, tenggang rasa, peduli

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 51
lingkungan, harmonis, demokratis, perhatian terhadap kemampuan akademik (common core) yang
orang lain, dan trampil menyelesaikan konflik. Dimensi
mencakup keberhasilan dalam menguasai
kemampuan yang paling rendah adalah kemampuan
memahami orang lain. Kemampuan yang paling mata pelajaran, (2) kemampuan vokasional
menonjol adalah kemampuan berlaku demokratis dan yang ditunjukkan melalui ketrampilan dalam
kemampuan menyelesaikan konflik serta kemampuan suatu bidang tertentu, dan (3) kemampuan
perhatian pada orang lain.
akademik generik (common knowledge) yang
Kata Kunci: Intrapersonal, Interpersonal,
pendidikan karakter ditunjukkan melalui kemampuan personal
(kemampuan mengambil keputusan secara
PENDAHULUAN rasional, kemampuan merancang masa
Berdasarkan Inpres nomor 1/2010 depan, dll) serta kemampuan sosial
tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas (kemampuan bekerjasama, kemampuan
Pembanguan Nasional Tahun 2010, memahami orang lain, dll).2 Diantara ketiga
pemerintah telah memerintahkan kemampuan tersebut, ternyata kemampuan
pengembangan karakter peserta didik generik paling berperan dalam menentukan
melalui pendidikan di sekolah, melalui dua keberhasilan dalam kehidupan, dengan
cara yakni: (1) Melalui penyempurnaan kontribusi sekitar 70h. Berdasarkan
kurikulum dan metode pembelajaran aktif penelitian tersebut, maka pemberian bekal
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk kepada siswa berupa kemampuan menahan
membentuk daya saing dan karakter bangsa, diri, mengendalikan emosi, memahami
(2) Melalui penyelenggarakan uji coba emosi orang lain, memiliki ketahanan
kurikulum dan metode pembelajaran aktif menghadapi kegagalan, bersikap sabar,
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk memiliki motivasi diri yang tinggi, kreatif,
membentuk daya saing dan karakter bangsa berempati, dan bersikap toleran, lebih
(Kemendiknas, 2011:243). Kesadaran penting dari sekedar memiliki nilai
penanaman karakter di Sekolah Dasar (SD) akademik semata.
ini merupakan wujud dari pelaksanaan Penilaian kepribadian siswa sebagai aspek
Tujuan Umum Pendidikan Dasar, dalam afektif harus dilakukan secara komprehensif.
KTSP yakni: “Meletakkan dasar kecerdasan, Pengembangan penilaian kepribadian sebagai
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan afektif siswa meliputi
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti ketrampilan intrapersonal dan interpersonal.
pendidikan lebih lanjut”.1 Dengan demikian Ketrampilan intrapersonal berkaitan dengan
tujuan sekolah mendidik siswa adalah untuk pengembangan kemampuan mengelola diri
membentuk karakter, agar tidak saja menjadi sendiri, sedangkan ketrampilan interpersonal
manusia yang cerdas secara kognitif tetapi berhubungan dengan pengembangan
juga memiliki kemampuan afektif untuk kemampuan mengadakan hubungan antar
mengaplikasikan kecerdasan kognitifnya. pribadi.3 Dengan demikian pengembangan
Oleh karena itu fungsi sekolah adalah untuk penilaian kepribadian siswa meliputi
membentuk karakter siswa. ketrampilan intrapersonal mengarah pada
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, sedangkan
keberhasilan seseorang dalam kehidupan ini ketrampilan interpersonal mengarah pada
ditentukan oleh tiga kemampuan, yakni (1) kecerdasan sosial.

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 52
Karena itulah penelitian ini menjadi baik dan yang salah (domain kognitif),
penting dan stragis untuk dilakukan guna mampu merasakan nilai yang baik (domain
mengetahui tingkat ketercapaian afektif) dan biasa melakukannya (domain
kemampuan intrapersonal dan interpersonal perilaku). Pendidikan karakter erat kaitannya
siswa pada sekolah Dasar Negeri Kasihan dengan pembiasaan yang terus-menerus
yang dijadikan sebagai tempat uji coba dilakukan.
pendidikan karakter oleh Pemerintah Berdasar beberapa pendapat di atas dapat
Daerah di Propinsi Daerah Istimewa disimpulkan bahwa karakter dapat
Yogyakarta sejak tahun2010. disamakan artinya dengan akhlak, adalah
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) cara berfikir dan berperilaku yang menjadi
Mengkaji ketrampilan intrapersonal dan ciri khas setiap individu terkait dengan nilai
interpersonal siswa setelah pelaksanaan benar salah, dan nilai baik-buruk, sehingga
pendidikan karakter di SD Negeri Kasihan karakter akan muncul menjadi kebiasaan
Bantul. (2) Mengkaji persamaan dan yang termanifestasi dalam sikap dan perilaku
perbedaan tingkat ketrampilan intrapersonal untuk selalu melakukan hal yang baik secara
dan interpersonal siswa dilihat dari terus menerus dalam semua lingkungan
perbedaan jenis kelamin, pekerjaan orang kehidupan. Karena karakter terkait dengan
tua, tingkatan kelas, urutan anak dalam nilai-nilai kebaikan, maka pendidikan
keluarga di SD Negeri Kasihan Bantul. Hasil Karakter adalah upaya yang dilakukan secara
penelitian ini diharapkan dapat memberikan bertahap untuk menanamkan kebiasaan,
kontribusi bagi pemerintah dalam agar anak selalu dapat berfikir, bersikap dan
mengembangkan karakter siswa melalui berperilaku berdasarkan nilai-nilai kebaikan,
evaluasi ketercapaian ketrampilan sehingga pendidikan karakter selalu
intrapersonal dan interpersonal berbasis dikaitkan dengan pendidikan nilai. Nilai-nilai
pendidikan karakter di Sekolah Dasar. yang menjadi ukuran baik buruk dan benar
Disamping itu juga dapat memberikan salah adalah nilai moral. Nilai moral tersebut
sumbangan pemikiran dalam mengkritisi dan dapat berupa nilai instrumental yaitu
mentyelesaikan permasalahan pendidikan presentasi diri, evaluasi, justifikasi dan
karakter serta memberikan suatu kerangka perbandingan diri sendiri dengan orang lain,
acuan alternatif dalam pengembangan ataupun nilai moral terminal, yang secara
penilaian aspek afektif pendidikan karakter konsisten telah dimiliki oleh individu,
di sekolah. menjiwai tingkah laku dan kebiasaan
sehingga menjadi karakter.
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER Menurut panduan pelaksanaan
Pendidikan karakter mempunyai makna pendidikan karakter Kemendiknas tahun
lebih tinggi dari pendidikan moral, bukan 2011, karakter diartikan sebagai perilaku yang
sekedar mengajarkan mana yang benar dan dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma
mana yang salah, tetapi lebih dari itu agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan istiadat, dan estetika.4 Pendidikan karakter
(habituation) tentang hal yang baik sehingga adalah upaya yang terencana untuk
peserta didik menjadi paham tentang yang menjadikan peserta didik mengenal, peduli

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 53
dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga KETRAMPILAN INTRAPERSONAL DAN
peserta didik berprilaku sebagai insan kamil. INTERPERSONAL
Tujuan Pendidikan Karakter adalah untuk Ketrampilan Intrapersonal (Intrapersonal
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan Skill)
hasil pendidikan di sekolah melalui Ketrampilan pribadi (personal skill) tidak
pembentukan karakter peserta didik secara hanya berupa ketrampilan intrapersonal
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar tetapi juga ketrampilan interpersonal
kompetensi lulusan. Adapun sasarannya (ketrampilan memahami orang lain).
adalah seluruh warga sekolah, terutama Sebagaimana dinyatakan oleh Gardner,5
peserta didik sebagai prioritas utama, dan bahwa ketrampilan intrapersonal merupakan
pendidik, berperan sebagai teladan. pengetahuan tentang aspek internal
Nilai-nilai Basis Pengembangan Karakter seseorang: akses perasaan seseorang, emosi
meliputi delapan nilai yaitu: Religiusitas, seseorang, kapasitas diri, dan pemahaman
Kejujuran, Kecerdasan, Tanggung jawab, terhadap perilaku diri. Batasan ini
Kebersihan dan kesehatan, Kedisiplinan, menunjukkan bahwa ketrampilan
Tolong-menolong, Berfikir logis, kritis, intrapersonal ditandai dengan
kreatif dan inovatif. Nilai-nilai yang perlu mengembangkan diri melalui mengendalikan
diinternalisasikan di Sekolah Dasar ada 25 emosi diri, memotivasi diri,
butir terbagi 5 kelompok yakni (1) Nilai bertanggungjawab atas kehidupan sendiri,
karakter dalam hubungan manusia dengan dan mengembangkan harga diri.
Tuhan adalah nilai Religius, (2) Nilai karakter Pendapat di atas dipertegas oleh Daniel
dalam hubungannya dengan diri sendiri, Goleman dengan menyatakan bahwa
meliputi: Kejujuran, Kecerdasan, Rasa ketrampilan intrapersonal adalah
tanggung jawab, Kebersihan dan kesehatan, kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke
Kedisiplinan, Berfikir logis, kritis, kreatif, dalam diri.6 Dengan demikian ketrampilan
inovatif, Ketangguhan, Keingintahuan, Cinta intrapersonal merupakan kunci menuju
ilmu, Rasa percaya diri, Kemandirian, pengetahuan diri. Lebih lanjut dijelaskan
Keberanian mengambil resiko, Berorientasi bahwa ketrampilan intrapersonal merupakan
pada tindakan, Jiwa kepemimpinan, Kerja kemampuan membentuk suatu model diri
keras. (3) Nilai karakter dalam hubungan sendiri yang teliti dan mengacu pada diri
antar manusia yang meliputi: Tolong serta kemampuan untuk menggunakan
menolong, Kesantunan, Kesadaran akan hak model tadi sebagai alat untuk menempuh
dan kewajiban diri dan orang lain, kehidupan secara efektif. Ketrampilan
Kepatuhan pada aturan-aturan sosial, intrapersonal merupkan akses menuju
Menghargai karya dan prestasi orang lain, perasaan-perasaan diri seseorang dan
dan Demokrasi, (4) Nilai karakter dalam kemampuan untuk membedakan perasaan-
hubungan manusia dengan lingkungan yakni perasaan tersebut serta memanfaatkannya
Kepedulian terhadap lingkungan, dan (5) untuk menuntun tingkah laku. Ketrampilan
Nilai kebangsaan yang meliputi: intrapersonal dapat dikatakan sebagai
Nasionalisme, dan Menghargai ketrampilan tentang diri sendiri. Rose dan
keberagaman. Nicholl menyatakan bahwa ketrampilan

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 54
intrapersonal merupakan kemampuan rasa atau intuisi tentang realitas spiritual.11
menganalisis diri dan merenungkan diri, Cunningham dan Corderio menyatakan
mampu merenung dalam kesunyian dan bahwa ketrampilan intrapersonal adalah
menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku akses terhadap perasaan diri sendiri dan
seseorang dan perasaan-perasaan kemampuan untuk membedakan emosi diri,
terdalamnya, membuat rencana dan pengetahuan tentang kekuatan seseorang,
menyusun tujuan yang hendak dicapai. Hal dan kelemahan seseorang.12
ini berkaitan dengan kepeduliannya terhadap Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud
tujuan yang hendak dicapai.7 dengan ketrampilan intrapersonal adalah ciri-
Secara ringkas ketrampilan intrapersonal ciri spesifik yang lebih substantif dari
berkaitan dengan pemahaman diri sendiri. kemampuan seseorang untuk memahami
Mant menyatakan bahwa ketrampilan keberadaan dirinya dan berani bertanggung
intrapersonal merupakan kemampuan untuk jawab terhadap kehidupan pribadinya
memahami diri sendiri. Dengan demikian sehingga terbentuk kepribadian yang
dapat dikatakan bahwa seseorang yang mantap, yang nampak pada: sadar diri,
memiliki ketrampilan intrapersonal dapat percaya diri, menangani kelemahan diri,
dengan teliti mengerti apa yang terjadi pada bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
dirinya sendiri.8 Pendapat senada membuka diri, tegas, berani mengambil
disampaikan oleh Lwin et al, bahwa keputusan sendiri, menangani stres, dan
ketrampilan intrapersonal merupakan berani menyampaikan perasaannya.
kemampuan untuk memahami diri sendiri
dan bertanggungjawab atas kehidupannya Ketrampilan Interpersonal (Interpersonal
sendiri.9 Lebih lanjut Lwin et al, menyatakan Skill)
bahwa orang-orang yang memiliki Setiap individu mempunyai ketrampilan
ketrampilan intrapersonal tinggi cenderung personal yang berkaitan dengan pemahaman
menjadi pemikir yang tercermin pada apa terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
yang mereka lakukan dan terus menerus Ketrampilan interpersonal merupakan
membuat penilaian diri. Batasan lebih pemahaman tentang perbedaan orang lain
ringkas disampaikan oleh Ayan bahwa dengan dirinya sendiri. Dengan pemahaman
ketrampilan intrapersonal adalah ini, seseorang dapat memahami aspek-aspek
kemampuan memahami perasaan diri perasaan orang lain. Sebagaimana dinyatakan
sendiri, gemar merenung, serta berfilsafat.10 Gardner bahwa ketrampilan interpersonal
Batasan ini menunjukkan bahwa adalah kemampuan untuk menyatakan dan
ketrampilan intrapersonal, yaitu pemahaman membuat perbedaan diantara individu-
tidak hanya terhadap perasaan semata individu lain, dan khususnya, suasana hati
namun juga masalah berfikir. (moods), temperamen, motivasi, serta maksud
Untuk mengetahui indikator mengenai mereka.13
ketrampilan intrapersonal, Lazear Pendapat di atas dipertegas oleh Goleman
menyatakan bahwa ketrampilan (2005:52) dengan menyatakan bahwa
intrapersonal meliputi pengetahuan tentang ketrampilan interpersonal merupakan
perasaan, proses berfikir, refleksi diri dan kemampuan untuk memahami orang lain:

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 55
apa yang memotivasi mereka, bagaimana Ketrampilan interpersonal yang dimiliki
mereka bekerja, bagaimana kerjasama yang oleh seseorang dinyatakan berpengaruh
mereka lakukan. Ketrampilan interpersonal terhadap kariernya. Cunningham dan
juga merupakan ketrampilan dalam Corderio menyatakan bahwa ketrampilan
kaitannya dengan hubungan sosial. Rose dan interpersonal adalah kapasitas untuk melihat
Nicholl (2002:60) menyatakan bahwa dan merespon dengan tepat suasana hati,
ketrampilan interpersonal adalah temperamen, motivasi, dan keinginan orang
kemampuan bekerja secara efektif dengan lain.16 Ayan menyatakan bahwa ketrampilan
orang lain, memperhatikan empati dan interpersonal merupakan kemampuan
pengertian, memperhatikan motivasi dan memahami orang lain, pikiran, serta
tujuan mereka. perasaan mereka.17 Lebih lanjut dijelaskan
Pendapat senada disampaikan oleh bahwa ketrampilan ini dapat dilakukan
Amstrong (1994:3) bahwa ketrampilan melalui pertemuan dan percakapan dengan
interpersonal merupakan kemampuan orang-orang daerah lain, mengenai
mempersepsi dan membedakan suasana hati, kehidupan mereka sehari-hari meskipun
maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. tidak menguasai bahasa daerah mereka,
Dengan demikian ketrampilan interpersonal berkomunikasi dengan bahas isyarat sudah
merupakan kemampuan mempersepsi dan merupakan tantangan bagi ketrampilan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi, interpersonal itu sendiri.
serta perasaan orang lain berdasarkan Sedangkan mengenai pengaruh
ekspresi wajah, suara, gerak isyarat orang ketrampilan interpersonal terhadap diri
lain. Ketrampilan interpersonal dapat seseorang dijelaskan oleh Lwin et al. sebagai
dikatakan sebagai kemampuan untuk berikut: Ketrampilan interpersonal adalah
memahami orang lain. Menurut Mant bahwa kemampuan untuk memahami dan
ketrampilan interpersonal merupakan memperkirakan perasaan, temperamen,
kemampuan untuk mengetahui apa yang perasaan, suasana hati, maksud dan
terjadi diantara orang-orang dan keinginan orang lain serta menanggapi secara
memobilisasinya, sebagaimana menjadi guru- layak. Lebih lanjut dinyatakan ketrampilan
guru dan penjual yang baik.14 interpersonal memungkinkan seseorang
Pendapat di atas juga didukung oleh untuk membangun kedekatan, pengaruh,
Lazear dengan menyatakan bahwa pimpinan, dan membangun hubungan
ketrampilan interpersonal merupakan dengan masyarakat.18
kemampuan untuk menggunakan Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud
komunikasi verbal dan non-verbal, serta dengan ketrampilan interpersonal adalah ciri-
kapasitas untuk membedakan orang lain, ciri spesifik yang lebih substantif dari
misalnya, perbedaan suasana hati, kemampuan seseorang dalam berfikir dan
temperamen, motivasi, dan maksud.15 berkomunikasi secara efektif sehingga
Dengan demikian, ketrampilan interpersonal menimbulkan hubungan saling pengertian
ini memungkinkan seseorang untuk antara dirinya dengan orang lain, yang
mengembangkan rasa empati dan perhatian nampak pada: mudah bergaul, suka
satu sama lain. menolong, memahami orang lain, tentang

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 56
rasa peduli lingkungan, harmonis, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
demokratis, perhatian terhadap orang lain, Ketrampilan Intrapersonal dan Interper-
dan trampil dalam menyelesaikan konflik. sonal siswa
Untuk mewujudkan manusia yang berhasil Kemantapan pribadi yang berkarakter
dalam kehidupan, diperlukan penilaian yang akan nampak melalui sembilan indikator
menyeluruh aspek kognitif dan non kognitif ketrampilam intrapersonal. Adapun
(kepribadian) dengan instrumen pendidikan indikator-indikator ketrampilan intraper-
karakter yang meliputi ketrampilan sonal yang menjadi fokus dalam penelitian
intrapersonal dan interpersonal. Adapun ini meliputi sembilan dimensi yakni: (1)
karakter yang termasuk pada kemampuan sadar diri, (2) percaya diri, (3) menangani
psikososial anak terutama pada kecerdasan kelemahan diri, (4) bertanggung jawab
emosi dan sosialnya meliputi: (1) percaya diri terhadap diri sendiri, (5) membuka diri, (6)
(confidence), (2) kemampuan kontrol diri (self- tegas, (7) berani mengambil keputusan
control), (3) kemampuan bekerjasama sendiri, (8) menangani stres, (9) berani
(cooperation), (4) kemudahan bergaul dengan menyampaikan perasaan. Gambaran
sesama (socialization), (5) kemampuan tentang ketrampilan intrapersonal siswa di
berkonsentrasi (concentration), (6) rasa empati SD Negeri Kasihan Bantul dapat dilihat pada
(empathy), dan (7) Kemampuan Tabel 1.
berkomunikasi (communication). Data Tabel 1 menunjukkan bahwa semua
Jenis penelitian ini adalah penelitian dimensi ketrampilan intrapersonal siswa SD
kuantitatif yang bercorak komparatif. Subyek Negeri Kasihan Bantul menunjukkan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas gambaran yang cukup merata. Namun jika
IV,V,VI SD Negeri Kasihan Bantul, sebanyak kita amati lebih jauh selisih antara nilai mean
79 siswa. Dan sebagai informan tambahan dan standar deviasi dari kesembilan dimensi
adalah guru, kepala sekolah dan karyawan. tersebut . Dengan demikian maka kemam-
Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara puan percaya diri siswa masih lebih rendah
purposive random sampling. Teknik dibanding kemampuan delapan dimensi
pengumpulan data yang digunaka adalah: yang lain. Kemampuan yang paling bagus
angket, observasi non partisipan, dimiliki siswa adalah kemampuan mengatasi
wawancara terpimpin, dan dokumentasi. kelemahan diri, kemudian disusul
Analisis data penelitian ini menggunakan kemampuan melakukan curhat pada orang
statistik deskriptif untuk mengkaji lain.
kemampuan ketrampilan intrapersonal dan Gambaran tentang ketrampilan interper-
interpersonal siswa sekolah dasar. Analisis sonal siswa SD Negeri Kasihan Bantul.
perbedaan antara perbedaan jenis kelamin Berdasarkan hasil uji dapat diketahui bahwa
digunakan uji t (t-tes) dan untuk menganalisis kesembilan dimensi ketrampilan interper-
perbedaan berdasarkan pekerjaan orang tua, sonal siswa SD Negeri Kasihan Bantul
tingkatan kelas dan urutan anak dalam menunjukkan kondisi yang baik, karena
keluarga dilakukan teknik ANOVA satu kesembilan dimensi memiliki mean yang
arah. seperlima lebih besar dari standar deviasinya.
Dengan demikian maka kemampuan siswa

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 57
TABEL 1. KETRAMPILAN INTRAPERSONAL STATISTICS

TABEL 2.1. KETRAMPILAN INTERPERSONAL

memahami orang lain masih lebih rendah beda dengan menggunakan ANNOVA one
dibanding kemampuan delapan dimensi yang way.
lain. Dan kemampuan yang paling bagus Adapun hasil uji perbedaan kesembilan
dimiliki siswa adalah kemampuan berlaku dimensi intrapersonal anak SD Negeri
demokratis, kemampuan menyelesaikan Kasihan Bantul yang meliputi dimensi sadar
konflik dan disusul kemampuan perhatian diri, percaya diri, menangani kelemahan diri,
pada orang lain. bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
membuka diri, tegas, berani mengambil
Perbedaan Ketrampilan Intrapersonal. keputusan sendiri, menangani stres, dan
Perbedaan ketrampilan intrapersonal siswa berani menyampaikan perasaannya.
dapat dilihat dengan cara memperhatikan Dilakukan dengang uji t. dengan melihat
perbedaan jenis kelamin yang dianalisis perbedaan jenis kelamin siswa, maka
dengan uji t (t-.test) dan perbedaan tingkatan berdasarkan hasil dari Uji t , dapat
kelas, pekerjaan orang tua, dan urutan diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
kelahiran anak dalam keluarga dilakukan uji signifikan antara siswa laki-laki dan siswi

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 58
perempuan pada semua dimensi ketrampilan menyampaikan perasaan. Semakin tinggi
intrapersonal yang meliputi sadar diri, tingkatan kelas siswa, maka ada
percaya diri, menangani kelemahan diri, kecenderungan semakin meningkat rasa
bertanggungjawab terhadap diri sendiri, percaya diri siswa, kemampuan bertanggung
membuka diri, tegas, berani mengambil terhadap tugas yang dibebankan kepada
keputusan sendiri, menangani stres, dan siswa, dan karena sudah semakin senior
berani menyampaikan perasaannya. seorang siswa cenderung semakin memiliki
Berhubung semua dimensi intrapersonal keberanian untuk menyampaikan perasaan.
memiliki taraf signifikansi lebih dari 0,05h, Begitu juga sebaliknya siswa yang kelasnya
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. rendah akan merasa inferior, belum
Siswa laki-laki dan siswi perempuan memiliki maksimal rasa tanggungjawabnya dan belum
cara yang berbeda dalam melihat dirinya berani menyampaikan perasaannya pada
sendiri. Siswa laki-laki cenderung lebih orang lain.
rasional dan siswi perempuan cenderung Sedangkan pada dimensi sadar diri,
lebih emosional dalam melihat diri sendiri. kemampuan menangani kelemahan diri
Sedangkan uji beda kemampuan sendiri, membuka diri, tegas, berani
intrapersonal dilihat dari perbedaan mengambil keputusan sendiri, menangani
pekerjaan orang tua dengan menggunakan stres tidak terdapat perbedaan antara
ANNOVA one way, maka dapat diperoleh pekerjaan orang tua dan ketrampilan
hasil bahwa terdapat perbedaan ketrampilan intrapersonal siswa. Berdasarkan hasil
intrapersonal yang meliputi sadar diri, perhitungan keenam dimensi tersebut
percaya diri, kemampuan menangani menunjukkan taraf signifikasi kurang darai
kelemahan diri sendiri,bertanggung jawab, 0.05h yang berarti Ho diterima dan Ha
membuka diri, tegas, berani mengambil ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan
keputusan sendiri, menangani stres, dan yang signifikan antara ketrampilan
keberanian menyampaikan perasaan antara intrapersonal pada dimensi sadar diri,
siswa yang berasal dari keluarga PNS, kemampuan menangani kelemahan diri
Wiraswasta dan Petani. Semua dimensi sendiri, membuka diri, tegas, berani
menunjukkan bahwa nilai signifikansinya mengambil keputusan sendiri, menangani
lebih dari 0,05h yang berarti Ho ditolak dan stres antara siswa kelas 4, 5 dan 6. Kondisi
Ha diterima. Hal ini diasumsikan terdapat tersebut dapat dibuktikan pada hasil
hubungan antar jenis pekerjaan orang tua perhitungan SPSS pada tabel 3.
dan cara mendidik anak yang berdampak Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan
pada perbedaan ketrampilan intrapersonal ketrampilan intrapersonal siswa yang dilihat
masing-masing anak dalam keluarga yang dari urutan anak dalam keluarga dilakukan
beda pekerjaan. perhitungan dengan ANNOVA one way.
Perbedaan ketrampilan intrapersonal Berdasarkan hasil uji beda dapat diketahui
yang dilihat dari perbedaan tingkatan kelas di bahwa ketrampilan intrapersonal siswa yang
sekolah menunjukkan adanya perbedaan meliputi sadar diri, percaya diri, menangani
pada dimensi percaya diri, bertanggung kelemahan diri, bertanggung jawab terhadap
jawab terhadap diri sendiri dan berani diri sendiri, membuka diri, tegas, berani

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 59
TABEL 3. HUBUNGAN KETRAMPILAN INTRAPERSONAL DAN TINGKATAN KELAS

mengambil keputusan sendiri, menangani dengan SPSS menunjukkan taraf signifi-


stres, berani menyampaikan perasaan. kansinya di bawah 0,05h yang berarti tidak
Berdasarkan perhitungan ANNOVA one way terdapat perbedaan ketrampilan intraper-
bahwa hanya ada satu dimensi ketrampilan sonal pada dimensi keterbukaan diri antara
intrapersonal yakni dimensi keterbukaan diri anak sulung, anak tengah dan anak bungsu.
yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan Sedangkan delapan dimensi yang lainnya
antara anak sulung,anak tengah dan anak selain keterbukaan yakni dimensi sadar diri,
bungsu dalam mensikapi keterbukaan diri. percaya diri, kemampuan menangani kelema-
Asumsinya semua anak akan diperlakukan han diri sendiri, bertanggung jawab, tegas,
sama oleh orang tuanya, meskipun urutan berani mengambil keputusan sendiri, mena-
lahirnya berbeda namun perilaku ngani stres, dan keberanian menyampaikan
keterbukaannya bisa sama. Hasil perhitungan perasaan menunjukkan adanya perbedaan

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 60
TABEL 4. HUBUNGAN KETRAMPILAN INTERPERSONAL DAN URUTAN ANAK DALAM KELUARGA

ketrampilan intrapersonal pada anak sulung, sementara anak sulung cenderung suka
tengah dan bungsu. Asumsinya adalah bahwa mengatur dan berani mengambil keputusan.
orang tua terkadang memperlakukan anak Sedangkan anak tengah cenderung tidak jelas
dengan cara berbeda. Anak sulung dipaksa sikapnya. Berdasarkan hasil perhitungan
cepat dewasa sementara anak bungsu disetting ANNOVA one way diperoleh nilai signifikansi
manja, anak tengah biasanya kurang diatas 0,05h pada delapan dimensi tersebut.
diperhatikan tidak seperti anak sulung dan Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan
anak bungsu. Perbedaan pola asuh inilah Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
yang dapat menyebabkan perbedaan perbedaan ketrampilan intrapersonal antara
kecenderungan keterbukaan. Anak bungsu urutan anak dalam keluarga pada delapan
cenderung kurang mandiri dan manja, dimensi yakni dimensi sadar diri, percaya diri,

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 61
kemampuan menangani kelemahan diri Sedangkan uji beda kemampuan interper-
sendiri, bertanggung jawab, tegas, berani sonal dilihat dari perbedaan jenis pekerjaan
mengambil keputusan sendiri, menangani orang tua dengan menggunakan ANNOVA
stres, dan keberanian menyampaikan. one way, maka dapat diperoleh hasil terdapat
perbedaan ketrampilan interpersonal yang
Perbedaan Ketrampilan Interpersonal meliputi: mudah bergaul, suka menolong,
Perbedaan ketrampilan interpersonal siswa memahami orang lain, rasa peduli
dapat dilihat dengan cara memperhatikan lingkungan, harmonis, demokratis, perhatian
perbedaan jenis kelamin yang dianalisis terhadap orang lain, dan trampil dalam
dengan uji t (t-.test) dan perbedaan tingkatan menyelesaikan konflik antara siswa yang
kelas, pekerjaan orang tua, dan urutan berasal dari keluarga PNS, Wiraswasta dan
kelahiran anak dalam keluarga dilakukan uji Petani. Semua dimensi menunjukkan bahwa
beda dengan menggunakan ANNOVA One nilai signifikansinya lebih dari 0,05h yang
Way. berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
Adapun hasil uji perbedaan kesembilan berarti terdapat hubungan antar jenis
dimensi interpersonal anak SD Negeri pekerjaan orang tua dan cara mendidik anak
Kasihan Bantul yang meliputi dimensi yang berdampak pada perbedaan
mudah bergaul, suka menolong, memahami ketrampilan interpersonal masing-masing
orang lain, rasa peduli lingkungan, harmonis, anak dalam keluarga yang berbeda
demokratis, perhatian terhadap orang lain, pekerjaannya.
dan trampil dalam menyelesaikan konflik, Perbedaan ketrampilan interpersonal yang
dilakukan dengan uji t dengan melihat dilihat dari perbedaan tingkatan kelas di
perbedaan jenis kelamin siswa. sekolah menunjukkan adanya perbedaan
Berdasarkan hasil Uji t dapat diketahui pada dimensi memahami orang lain dan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tenggang rasa. Semakin tinggi tingkatan kelas
antara siswa dan siswi pada semua dimensi siswa, maka ada kecenderungan semakin
ketrampilan interpersonal yang meliputi: meningkat pemahamannya pada orang lain
mudah bergaul, suka menolong, memahami karena sudah lebih berpengalaman dalam
orang lain, rasa peduli lingkungan, harmonis, bergaul. Kemampuan bersikap tenggang rasa
demokratis, perhatian terhadap orang lain, (sikap peduli pada lingkungan) juga akan
dan trampil dalam menyelesaikan konflik. lebih mantap pada kelas atas karena sudah
Semua dimensi dalam ketrampilan interper- akrab dan tumbuh semangat solidaritasnya.
sonal memiliki taraf signifikansi lebih dari Begitu pula sebaliknya siswa yang kelasnya
0,05h, yang berarti Ho ditolak dan Ha rendah akan merasa inferior, belum bisa
diterima. Hal ini berarti bahwa siswa laki-laki memahami orang lain, masih bersikap
dan siswa perempuan memiliki cara yang individualis belum bisa tenggang rasa pada
berbeda dalam berinteraksi dengan orang orang lain.
lain. Siswa laki-laki cenderung lebih rasional Sedangkan pada dimensi mudah bergaul,
dan siswa perempuan cenderung lebih suka menolong, harmonis, demokratis,
emosional dalam melakukan komunikasi perhatian terhadap orang lain, dan trampil
dengan orang lain. dalam menyelesaikan konflik tidak terdapat

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 62
perbedaan antara pekerjaan orang tua dan Meskipun ada asumsi bahwa orang tua
ketrampilan interpersonal siswa. Berdasarkan terkadang memperlakukan anak dengan cara
hasil perhitungan ketujuh dimensi tersebut berbeda, anak sulung dipaksa cepat dewasa
menunjukkan taraf signifikasi kurang dari sementara anak bungsu disetting manja, anak
0.05h yang berarti Ho diterima dan Ha tengah biasanya kurang diperhatikan tidak
ditolak. Ini berarti bahwa tidak terdapat seperti anak sulung dan bungsu. Namun
perbedaan yang signifikan ketrampilan ternyata hasil pendidikan tentang cara
interpersonal dalam dimensi mudah bergaul, berkomunikasi dengan orang lain adalah
suka menolong, harmonis, demokratis, tidak terdapat perbedaan kemampuan
perhatian terhadap orang lain, dan trampil interpersonal pada semua dimensi.
dalam menyelesaikan konflik antara siswa Berdasarkan hasil perhitungan ANNOVA
kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. one way diperoleh nilai signifikansi dibawah
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan 0,05h pada sembilan dimensi tersebut. Hal
ketrampilan interpersonal siswa yang dilihat ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha
dari urutan anak dalam keluarga dilakukan ditolak. Ini berarti bahwa tidak terdapat
perhitungan dengan ANNOVA one way dan perbedaan ketrampilan interpersonal antara
mendapat hasil sebagai berikut: urutan anak dalam keluarga pada sembilan
(lihat tabel 4) dimensi yaitu: mudah bergaul, suka
Berdasarkan hasil uji beda pada tabel menolong, memahami orang lain, rasa peduli
tersebut di atas diketahui bahwa ketrampilan lingkungan, harmonis, demokratis, perhatian
interpersonal siswa yang dimensinya meliputi: terhadap orang lain, dan trampil dalam
mudah bergaul, suka menolong, memahami menyelesaikan konflik.
orang lain, rasa peduli lingkungan, harmonis,
demokratis, perhatian terhadap orang lain, KESIMPULAN
dan trampil dalam menyelesaikan konflik. Penelitian ini menyimpukan, Ada 9
Berdasarkan perhitungan ANNOVA one way dimensi intrapersonal yakni sadar diri,
bahwa semua dimensi ketrampilan interper- percaya diri, menangani kelemahan diri,
sonal tidak terdapat perbedaan antara bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
anak sulung, anak tengah dan anak bungsu membuka diri, tegas, berani mengambil
dalam ketrampilan berinteraksi dengan keputusan sendiri, menangani stres, dan
orang lain. Hal ini berarti bahwa semua anak berani menyampaikan perasaannya.
akan diperlakukan sama oleh orang tuanya. Kemampuan yang paling rendah pada
Meskipun urutan lahirnya berbeda namun dimensi percaya diri, sedangkan kemampuan
perilaku keterampilan berkomunikasi dengan yang paling menonjol adalah dimensi
orang lain bisa sama. Hasil perhitungan keberanian menyampaikan perasaan pada
dengan SPSS menunjukkan bahwa semua orang lain. Sementara 9 dimensi
dimensi memperoleh nilai taraf intrapersonal meliputi mudah bergaul, suka
signifikansinya di bawah 0,05h yang berarti menolong, memahami orang lain, tenggang
tidak terdapat perbedaan ketrampilan inter- rasa, peduli lingkungan, harmonis,
personal pada semua dimensi antara anak demokratis, perhatian terhadap orang lain,
sulung, anak tengah dan anak bungsu. dan trampil menyelesaikan konflik. Dimensi

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 63
kemampuan yang paling rendah adalah CATATAN AKHIR
kemampuan memahami orang lain. 1
Kurikulum SD, 2011:3.
2
Zamroni, Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan
Kemampuan yang paling menonjol adalah yang menerapkan KBK dalam Kerangka Otonomi Daerah
kemampuan berlaku demokratis dan (Yogyakarta: HEPI, 2005), h. 49.
kemampuan menyelesaikan konflik serta 3
Maurice & Roger dalam Larry P.Nucci, Handbook of
Moral and Character Education, (New York and London:
kemampuan perhatian pada orang lain. Routledge, 2008), h. 250.
Terdapat perbedaan ketrampilan 4
Kemendiknas tahun 2011, h. 243-252.
intrapersonal berdasar jenis kelamin dan
5
Howard Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligence, (New York: Basic Books, 1993), h. 24-25.
pekerjaan orang tua pada semua dimensi. 6
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Terj: T.Hermaya,
Tingkatan kelas hanya berbeda di 3 dimensi (Jakarta: Gramedia, 2005), h. 52.
7
Collin Rose and Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning
Intrapersonal yakni percaya diri, tanggung
for the 21st Century, Terj: Dedy Ahimsa. (Bandung:
jawab, keberanian menyampaikan perasaan. Nuansa, 2002), h. 60
Urutan anak dalam keluarga hanya satu 8
Alistair Mant, Intelligent Leadership, (New South Wales:
Allen & Unwin. 1997 ), h. 161.
dimensi yang tidak berbeda yakni dimensi 9
May Lwin et al, How to Multiply Your Child’s Intelligence.
keterbukaan. Terdapat perbedaan Terj: Christine S. (Jakarta: Indeks, 2005), h. 233.
Ketrampilan interpersonal berdasar jenis 10
Jordan E. Ayan, AHA!: 10 Ways to Free Your Creative
Spirit and Find Your Great Ideas, Terj: Ibnu Setiawan,
kelamin dan pekerjaan orang tua pada semua
(Bandung: Mizan, 2003), h. 40.
dimensi. Perbedaan berdasar tingkatan kelas 11
David Lazear, Pathways of Learning: Teaching Students
hanya pada dimensi memahami orang lain and Parents about Multiple Intelligences, (Arizona:
Zephyr, 2000), h. 24.
dan tenggang rasa. Tidak terdapat perbedaan 12
William G. Cunningham and Paula A.Corderio, Educa-
antara anak sulung, anak tengah dan anak tional Leadership: A Problem Based Approach (Boston:
bungsu dalam ketrampilan berinteraksi Pearson Education, 2003), h. 205.
13
Howard Gardner, Frames of Mind, h. 239.
dengan orang lain. 14
Alistair Mant, Intelligent Leadership, h. 161.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, 15
David Lazear, Pathways of Learning, h. 23.
maka terdapat beberapa hal yang perlu
16
William G. Cunningham and Paula A.Corderio, Educa-
tional Leadership, h. 205.
disarankan yaitu: (1).Guru perlu 17
Jordan E. Ayan, AHA!: 10 Ways to Free Your Creative
membiasakan pada siswa untuk bisa trampil Spirit, h. 125.
dalam memahami diri sendiri melalui
18
May Lwin et al, How to Multiply Your Child’s Intelligence,
h. 197.
pembelajaran bermakna, sehingga
memunculkan kesadaran untuk berbuat baik
DAFTAR PUSTAKA
tanpa merasa terpaksa. (2).Kemampuan Amstrong, T. 1994. Multiple Intelligences in The Classroom.
berkomunikasi dan berinteraksi siswa perlu Virginia: ASCD
Anderson,L.W. 1981..Assessing Affective Characteristics in
sering dilatih agar kelak mampu mengatasi
the Schools.Boston: Allyn and Bacon.
masalah sosial (social problems) dalam Ayan, Jordan E. 2003. AHA!: 10 Ways to Free Your Creative
kehidupan. Guru perlu mengajarkan Spirit and Find Your Great Ideas, Terj: Ibnu Setiawan,
Bandung: Mizan.
bagaimana cara bersosialisasi dengan orang
Coopersmith, Stanley. 1986. Self-Esteem Inventory, Palo
yang berbeda agama dan berbeda status Alto, California: Consulting Psychologist Press.
sosialnya.(3).Guru perlu mengajarkan dan Cunningham, William G. and Paula A.Corderio. 2003.
Educational Leadership: A Problem Based Approach.
membiasakan untuk menengok teman yang
Boston: Pearson Education.
sakit, memberi contoh cara menghibur David A.Whetten.,Kim S.Cameron. 1991. Developing
teman yang sedih. Management Skills, New York: Harper Collin Publishers.

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 64
Diknas, RI. 2004. Kurikulum SD/MI berdasarkan KTSP, Tiara Wacana.
Jakarta: Puskur Diknas. Tilaar, HR. 2006. Pembangunan watak dan karakter dengan
Gardner, Howard. 1993. Frames of Mind: The Theory of penciptaan kultur sekolah, Kompas, 8 Maret p.12.
Multiple Intelligence, New York: Basic Books. Zamroni, 2005. Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan
Goleman, Daniel. 2005. Emotional Intelligence, Terj: yang menerapkan KBK dalam Kerangka Otonomi Daerah.
T.Hermaya, Jakarta: Gramedia. Yogyakarta: HEPI.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan anak. (Terj: Zuchdi, Darmiyati. 2010. Humanisasi Pendidikan,
Metasari dan Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Menumbuhkan Kembali Pendidikan yang Manusiawi,
Jakarta: Erlangga. Jakarta: Bumi Aksara.
Karen E,Bohlin. 2005. Teaching character Education Through ____________ . 2009. Pendidikan Karakter, Grand Design
Literature, Awakening the Moral Immagination Second- dan Nilai-Nilai Target, Yogyakarta: UNY Press.
ary Classrooms. New York: RoutledgeFalmer.
Kilpatrick. 1992. Why Johny can’t tell right or wrong, and
what we can do about it. New York: A Touchstone Book.
Kirschenbaum,H. 1995. Enhance Values and Morality in
Schools and Youth, Setting. Boston: Allyn and Bacon.
Kohlberg, Lawrence, (terj) John de Santo, Tahap-Tahap
Perkembangan Moral, Yogyakarta: Kanisius.
Larry P.Nucci, 2008. Handbook of Moral and Character
Education, New York and London: Routledge.
Lazear, David. 2000. Pathways of Learning: Teaching
Students and Parents about Multiple Intelligences.
Arizona: Zephyr.
Lickona, Thomas. 1992. Educating for character, how our
schools can teach respect, Respect and Responsibility,
New York: Bantam Books.
____________ . 1975. Moral Development and Behaviour:
Theory, research, and Social Issues. New York: States
University of New York.
Lwin, May et al. 2005. How to Multiply Your Child’s
Intelligence. Terj: Christine S. Jakarta: Indeks.
Mant, Alistair. 1997. Intelligent Leadership, New South
Wales: Allen & Unwin.
Piaget,J. (1950. The Psychology of Intelligence, New York:
Harcourt, Brace&World.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke III. Jakarta: Balai Pustaka.
Ratna Megawangi. 2004. Pendidikan karakter: Solusi yang
tepat untuk membangun bangsa. Jakarta: Star Energy
(Kakap) Ltd.
Rohendi. 2004. “Moral yang tereliminasi.” Pikiran Rakyat 15
Juli 2004.
Rose, Collin and Malcolm J. Nicholl. 2002. Accelerated
Learning for the 21st Century, Terj: Dedy Ahimsa.
Bandung: Nuansa.
Sax,G. 1980. Principles of educational psychological
measurement and educational an evaluation. Balmont,
CA: Wadswort Publising Co.
Schon, D. 1990. Educating the reflective practitioner.
Artikel. Diambil pada tgl 12 Desember 2010, dari
http://www.reflectiveaction.com/home.html.
Sudarminta. 2002. Pendidikan dan Pembentukan Watak
yang Baik, Dalam Tilaar: Pendidikan untuk Masyarakat
Indonesia Baru, Jakarta: Grasindo.
Tadkiratun Musfiroh. 2008. Character Building, Yogyakarta:

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0019. 50-64

You might also like