Professional Documents
Culture Documents
D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
ABSTRAK
Implementation Of Pancasila Values As A Source Of Ethics, Morals And Character In
The Implementation Of Health Services. This study aims to determine the implementation of
Pancasila values as the material basis for the formation of legislation in Article 6 of Law no.
12/2011. This research is a type of normative research with a prescriptive nature using a legal,
historical, and conceptual approach. The types and sources of legal materials used are primary
and secondary. Data collection techniques using literature research. Analysis of legal materials
using a deductive syllogism. Based on the results of research and discussion, conclusions are
drawn, the principle of content material has contained the values of Pancasila. The function of
Pancasila education is to build the nation's character which must be maintained. Likewise, it is
necessary to develop values, namely the ethical values of Pancasila, which are the nation's
fundamentals in order to strengthen the integrity of health service providers, namely a nurse. As
a real effort for the preservation of the noble values of Pancasila, it is necessary to instill
understanding into the next generation of the nation, one of which is through Pancasila education
in the next level of education. The Pancasila course is a learning process using a student centered
learning approach, to develop students' knowledge, attitudes, and skills as future leaders of the
nation in building their professional spirit in accordance with their respective study programs by
making the values of Pancasila as the guiding principle. so that they become good citizens,
especially in the application of nursing ethics.
,
Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai asas
materi muatan pembentukan peraturan perundang-undangan dalam Pasal 6 UU No. 12/2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif bersifat preskriftif dengan menggunakan
pendekatan undang-undang, historis, dan konseptual. Jenis dan sumber bahan hukum yang
digunakan yaitu, primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan literature
research. Analisa bahan hukum menggunakan silogisme deduksi. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan dihasilkan kesimpulan, asas materi muatan telah memuat nilai-nilai Pancasila.
Fungsi pendidikan Pancasila adalah membangun karakter bangsa yang harus tetap
dipertahankan. Begitu pula perlu dikembangkan nilai-nilai yaitu nilai Etika Pancasila menjadi
fundamental bangsa dalam rangka penguatan integritas para pemberi pelayanan kesehatan yaitu
seorang perawat. Sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur Pancasila, perlu
ditanamkan pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewat pendidikan
Pancasila dalam jenjang pendidikan seterusnya. Mata kuliah Pancasila merupakan proses
pembelajaran dengan menggunakan Page 114 of 9 Vol 10 No 2 Juli 2021 | Page 113-121
https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/JIK| 114 pendekatan student centered learning, untuk
mengembangkan knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa
dalam membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing
dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga
menjadi warga negara yang baik (good citizenship) terutama dalam penerapan etika
keperawatan. Kata Kunci : etika Pancasila, moral, karakter, pelayanan keperawatan
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai arena untuk melihat dari hal-hal tersebut maka
mengaktifkan karakter luhur bangsa pantaslah bangsa Indonesia perlu mengatasi
Indonesia, yang secara historis bangsa permasalahan tersebut, pemerintah harus
Indonesia memiliki karakter kepahlawanan, membina dan membangun bangsa dengan
nasionalisme, semangat kerja keras serta menanamkan nilai-nilai positif melalui
berani menghadapi segala tantangan. pendidikan karakter yang berbasis pada
Persoalan karakter terjadi di setiap lini Pancasila sebagai sumber etika dan moral
kehidupan dimulai dari masa pendidikan dalam berbagai bidang kehidupan terutama
awal. Realita dan fenomena yang ada pada dikembangkan dan ditanamkan kepada anak
saat sekarang ini adalah bangsa Indonesia anak bangsa sejak dini, agar bangsa ini
mengalami penurunan nilai moral seperti memiliki generasi yang memiliki karakter
konflik, pelecehan, budaya berbohong, yang positif dan mampu bersaing dengan
kenakalan remaja, hingga korupsi. Dari hal Negara lain di era globalisasi.
tersebut yang menyebabkan terjadinya
Gagasan pembangunan bangsa
kemunduran dan hancurnya sebuah Negara.
unggul sebenarnya telah ada semenjak
Krisis moral yang melanda bangsa kemerdekaan Republik Indonesia
Indonesia diungkapkan oleh Winataputra diproklamasikan 17 Agustus 1945 oleh
dan Budimansyah (2007:166) adalah Presiden Sukarno, telah menyatkan perlunya
kekerasan , pelanggaran lalu lintas, nation and character building sebagai
kebohongan public, arogansi kekuasaan, integral dari pembangunan bangsa. Beliau
korupsi kolektif, kolusi dengan baju menyadari bahwa karakter suatu bangsa
profesionalisme, nepotisme local dan berperan besar dalam mempertahankan
institusional, penyalahgunaan wewenang, eksistensi bangsa Indonesia. Cukup banyak
konflik antar pemeluk agama, pemalsuan contoh empiris yang membuktikan bahwa
ijazah, konflik buruh dengan majikan, karakter bangsa yang kuat berperan besar
konflik antar partai, konflik antara rakyat dalam mencapai tingkat keberhasilan dan
dengan penguasa, demonstrasi yang kemajuan bangsa. Melalui Pendidikan
cenderung merusak, otonomi daerah yang Pancasila sebagai sumber etika dan moral
berdampak tumbuhnya etnosentrisme dan dapat membentuk karakter untuk membantu
lain-lain. Jika
perkembangan jiwa generasi penerus membaca dan mencatat serta mengolah
bangsa. bahan penelitian.
Sekolah memiliki kewajiban Proses penyusunan artikel ini
mengembangkan karakter melalui dimulai dari pengumpulan data yang
pendidikan Pancasila yang tertanam dan dilakukan dengan studiliterasi, yaitu
terimplementasi agar segala krisis moral mengidentifikasi berbagai referensi yang
yang menjadi tantangan bangsa dapat terkait dengan judul artikel. Data dan
terkikis dengan menguatnya nilai-nilai informasi tersebut, didapatkan dari berbagai
Pancasila dan nilai nasionalisme kepada literatur yang terkait dengan artikel dan
para peserta didik, demi terwujudnya gerasi anggapan yang didasarkan dari data-data
penerus selau warga masyarakat bangsa dan sesuai dengan topic pembahasan.
Negara, agar berguna dan bermakna serta Berdasarkan anggapan tersebut, selanjutnya
mampu mengantisipasi hari depan yang dilakukan tindak lanjut dengan
senantiasa berubah dan selalu terkait dengan mengelompokkan data secara sistematis
konteks dinamika budaya, bangsa dan untuk memberikan penjelasan dari anggapan
Negara dan hubungan internasionalya. tersebut. Setelah itu, data yang telah
Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan dikumpulkan secara sistematis dianalisis dan
realita kehidupan yang mengglobal yang ditafsirkan untuk menjelaskan fenomena
digambarkan sebagai perubahan yang penuh dengan alur ilmiah. Maka dengan demikian,
denga paradoksal dan ketakterdugaan. akan menciptakan dan menghasilkan sebuah
solusi terhadap persoalan yang ditulis dalam
Penguatan Pancasila melalui
artikel ini.
Pendidikan Pancasila ini sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Beberapa jenis literatur yang
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 digunakan dalam melakukan riset ini adalah
yang berbunyi : “Pendidikan Nasional terdiri dari bukubuku dan artikel jurnal
adalah pendidikan yang berdasarkan mengenai Pendidikan Pancasila dan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Kewarganegaraan serta artikel mengenai
republic indoesia etika keperawatan untuk menumbuhkan
karakter sesuai dengan Etika keperawatan.
METODE
Teknik pengumpulan data menggunakan
Metode pendekatan penelitian ini teknik dokumentasi, melakukan pencocokan
adalah menggunakan library research. data dari buku-buku, jurnal dan literatur
Metode ini akan digunakan untuk menjawab terkait yang memiliki korelasi dengan artikel
studi pendahuluan (prelimentary research) ini. Setelahnya akan diterjemahkan kembali
untuk memahami lebih mendalam gejala menjaditranskrip , catatan dan sebagainya
yang tengah berkembang di lapangan atau untuk memperoleh kevalidan data
dalam masyarakat (Zed, 2004). Selanjutnya (Miles&Huberman. 1992) Analisis data
menurut Zed (2004:54), menjelaskan bahwa dilakukan secara induktif, yang didalamnya
riset kepustakaan adalah serangkaian terdiri dari dua tahap yaitu proses reduksi
kegiatan yang berkenaan dengan metode data dan peyajian data. Reduksi data
pengumpulan pengumpulan data pustaka, bertujuan untuk penulis lebih mudah dalam
memilih data yang valid, sedangkan
penyajian data agar memungkinkan feeling and moral behavior. Good character
penarikan kesimpulan. Penarikan consist of knowing the good, desiring the
kesimpulan didapatkan sesudah merujuk good and doing the good-habits of the mind,
tujuan penulisan, analisis dan sistesis. habits of the heart and habits of action”.
Simpulan juga memperhatikan penyajian pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa
data dari pembahasan yang ditarik karakter terdiri atas nilai-nilai tindakan.
merepresentasikan pokok-pokok bahasan Karakter dipahami mempunyai tiga
dalam karya tulis serta didukung dengan komponen saling berhubungan yaitu
saran praktis sebagai rekomendasi pengetahuan moral, perasaan dan perilaku
selanjutnya. moral. Karakter yang baik adalah perilaku
yang baik dari pemikiran, kebiasaan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tindakan yang baik.
Istilah karakter/watak banyak
Sementara itu Koesoema A
dijumpai dalam ilmu psikologi. Soedarsono
(2007:80) bahwa karakter sama dengan
(2002: 67) mendefinisikan kepribadian
kepribadian.. kepribadian dianggap sebagai
sebagai totalitas kejiwaan seseorang yang
“cirri atau karakteristik atau gaya atau sifat
menampilkan sisi yang didapat dari
khas dari diri seseorang yang bersumber dari
keturunan dan sisi yang didapat dari
bentukan-bentukan yang diterima dari
pendidikan, pengalaman hidup, serta
lingkungan, misalnya keluarga pada masa
lingkungannya. Karakter adalah sisi
kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
kepribadian yang didapat dari pengalaman,
Prof. Suyanto Ph.D menyatakan bahwa
pedidikan dan lingkungan sehingga bisa
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku
dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari
yang menjadi cirri khas tiap individu untuk
kepribadian. Cloud (2007) mendefinisikan
hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup
karakter sebagai kemampuan seseorang
keluarga, masyarakat , bangsa dan Negara.
untuk memenuhi tuntutan kenyataan. sejalan
dengan Cloud, Ezra (2006) mengatakan Sedangkan definisi karakter menurut
bahwa karakter adalah culture untuk sebuah Victoria Neufeld dan David B. Gunalnik
kesuksesan yang langgeng dan tahan uji. (dalam Raka, 2007) adalah “distinctive trait,
Kemudian Chopra (2005) menyatakan distinctive quality, moral strength, the
bahwa karakter adalah sifat-sifat yang pattern of behavior found in an individual or
dimiliki oleh mereka yang telah mencapai group”. Kamus Besar Bahasa Indonesia
tingkat kesadaran Tuhan sebenarnya sama belum memasukkan kata-kata yang ada
persis dengan karakter/sifat-sifat yang adalah „watak‟ yang diartikan sebagai sifat
dimiliki oleh sel tubuh manusia. batin manusia yang mempengaruhi segenap
pikiran dan tingkah laku, budi pekerti,
Lincona (1991:51) dalam bukunya
tabiat.
Educating for Charakter menjelaskan
tentang pengertian karakter dalam Dari berbagai pendapat diatas dapat
pembelajaran, yaitu sebagai berikut : disimpulkan bahwa karakter berkaitan
“Charakter consist of operative value, values dengan kekuatan moral, berkonotasi
inaction. Charakter conceived has three in „positif‟ bukan netral. Jadi orang yang
terrelated parts: moral knowing, moral berkarakter adalah orang yang mempunyai
kualitas moral (tertentu) positif. Dengan serta fungsi anggota tim
demikian pendidikan adalah membangun kesehatan
karakter, yang secara implicit mengandung
2. Mengembangkan profesi
arti membangun sifat atau pola perilaku
pengambilan keputusan tentang
yang didasari atau berkaitan dengan dimensi
baik dan buruk yang akan
moral yang positif atau baik, bukan negative
dipertanggung jawabkan kepada
atau yang buruk. Hal ini didukung oleh
Tuhan
Peterson dan Seligman (Raka, 2007:5) yang
mengaitkan secara langsung „charakter 3.Mengembangkan sifat pribadi
strength‟ adalah kebajikan. Charakter dan sikap professional.
strength dipandang sebagai unsur-unsur
psikologis yang membangun kebajikan 4. Mengembangkan pengetahuan
(virtues). Salah satu kriteria utama dari dan ketrampilan yang penting
character strength adalah karakter tersebut untuk dasar praktik keperawatan
berkontribusi besar dalam mewujudkan professional
sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang 5. memberi kesempatan menerapkan
dalam membangun kehidupan yang baik, ilmu dan prinsip etik
yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang keperawatan dan dalam situasi
lain. nyata (Yusman. Dkk. 2013 hlm.
Menurut Yusman, Kharis. Dkk 11).
(2013, hlm. 10) menyatakan bahwa etika
keperawatan merupakan suatu aspek moral
filosofi yang memberikan petunjuk tentang SIMPULAN
baik dan buruk dari tindakan. tindakan Pendidikan Pancasila di setiap lini
tersebut terkait dengan pratik keperawatan pendidikan memiliki peranan yang sangat
yang tetap menjaga mutu dan kualitas penting, karena merupakan proses awal dari
profesi keperawatan. orientasi utama sebuah pembentukan karakter manusia Indonesia,
profesi adalah menyalahgunakan keahlian dan akan berlanjut sampai manusia itu
yang dimiliki untuk kepentingan menemui ajalnya. Sekolah merupakan
masyarakat. Akan tetapi tanpa disertai suatu wadah yang pas untuk diajarkan pelajaran
kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat Pancasila sebagai langkah awal dalam
dengan mudahnya disalahgunakan oleh rangka pembentukan karakter selanjutnya.
seseorang, karena itu perlu pemahaman atas Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai
etika profesi dengan memahami kode etik luhur, ajaran-ajaran moral yang kesemuanya
profesi. itu meruapakan penjelmaan dari seluruh
Tujuan pendidikan Etika jiwa manusia Indonesia.untuk
Keperawatan untuk : menumbuhkan sikap professional dan
melahirkan perawat professional diperlukan
1. Meningkatkan pengertian tentang suatu system pendidikan yang bermutu
hubungan atar profsi kesehatan berorientasi pada pengembangan ilmu
lain dan mengerti tentang peran pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
Pendidikan Pancasila merupakan pedidikan
nilai sehingga memiliki potensi untuk the State." The Easta Journal Law and
mengembangkan nilai-nilai etika Human Rights 1.02 (2023): 72-77.
keperawatan, agar tindakan perawat didasari Kenjiro, Jordan, Arda Tri Angga, and Aris Prio
pada karakter yang diharapkan sehingga Agus Santoso. "Hak Asasi Manusia Di
kualitas pelayanan terhadap pasien menjadi Tinjau Dari Sudut Pandang Keadilan
(Studi Kasus Munir)." Prosiding
lebih baikMenyadari bahwa untuk
HUBISINTEK 1 (2020): 113-113.
kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus Kusuma, Ersa. "Kebebasan Berpendapat dan
Kaitannya Dengan Hak Asasi Manusia
pengahayatan dan pengamalan nila-nilai
(HAM)." Sanskara Hukum dan HAM 1.03
luhur yang terkandung di dalamnya, (2023): 97-101.