You are on page 1of 12

Jurnal Syntax Transformation Vol. 2 No.

1 Januari, 2021
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains

Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada
Putusan Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung


Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat, Indonesia
Email: andiehevri@gmail.com, annaerliyana@gmail.com dan audreygdt2018@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT


Diterima 05 Januari 2021 The reason of a discretionary decision of the inner village
Diterima dalam bentuk revisi head appoint and dismiss village officials based on an urgent
10 Januari 2021 need for the smooth running of the village government
Diterima dalam bentuk revisi organization. The village head can use general principles of
15 Januari 2021 good governance as a guide in issuing discretionary decisions.
Keywords: In order to maintain the achievement of the goal of
discretio; village hea; discretionary exclusion, the village head may request a review
apparatus village; of the discretionary decision. When the village head asks for
Camat’s approval regarding the dismissal of village officials,
the village head can ask for a review of decisions that come
from the discretionary authority. The Bandung Administrative
Court Decision Number:60/G/2019/PTUN-BDG, cancels the
village Head’s Discretion regarding the dismissal and
appointment of the Sabajaya Village Head cannot prove the
basis for the dismissal of the AK village apparatus. The
discretionary decision regarding the reasons for performance
that did not reach the target based on the Inspectorate’s
findings, is notthe right reason, because the Regulation of the
Home Affairs regarding the appointment and Dismissal of
Village Apparatus, the article regulating the reasons for
dismissal, does not include reasons for performance, and
reasons for discretion by the village head are not based
general principles of good governance.

ABSTRAK
Lahirnya suatu keputusan diskresi kepala
desa dalam mengangkat dan memberhentikan perangkat
desa didasarkan pada kebutuhan yang mendesak demi
kelancaran dan keberlangsungan jalannya organisasi
pemerintahan desa. Kepala Desa dapat menggunakan Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB), sebagai panduan
dalam mengeluarkan keputusan diskresi. Untuk menjaga
ketercapaian tujuan dari terbitnya diskresi, kepala desa dapat
meminta untuk dilakukannya reviu atas keputusan diskresi
tersebut. Saat kepala desa meminta persetujuan Camat, tentang
pemberhentian perangkat desa, kepala desa dapat meminta
untuk dilakukan reviu atas keputusan yang bersumber dari
kewenangan diskresi tersebut. Putusan Pengadilan Tata Usaha
Bandung Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG, membatalkan
Diskresi Kepala Desa, tentang pemberhentian dan

1
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

pengangkatan perangkat Desa Sabajaya, karena Kepala Desa


Sabajaya tidak dapat membuktikan dasar pemberhentian
perangkat desa AK. Keputusan diskresi mengenai alasan
kinerja yang tidak mencapai target atas temuan Inspektorat,
bukanlah alasan yang tepat, karena Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa, Pasal yang mengatur mengenai sebab pemberhentian,
Kata Kunci: tidak mencantumkan alasan kinerja, dan alasan diskresi kepala
diskresi; kepala desa; desa tidak berdasarkan Asas Umum Pemrintahan Yang Baik
perangkat desa; (AUPB).

Pendahuluan kebijaksanaan dan penilaian individu,


Keputusan Diskresi Kepala Desa dalam kekuasaan dari kebebasan membuat
hukum administrasi kepegawaian perangkat keputusan.
desa, seharusnya sebelum dikeluarkan Pilihan tindakan kepala desa dalam
dilakukan pengujian terlebih dahulu, hal mengambil keputusan, memiliki
ini untuk menghindari terjadinya mal- tanggungjawab, memang terjadi perbedaan
administrasi sebagai pejabat pembina pendapat, apakah suatu keputusan diskresi
kepegawaian perangkat desa, bebas dari aturan atau terikat pada suatu
sebagaimana diatur pasal 10 Undang- norma9, atau apakah keputusan diskresi
Undang Nomor 30 Tahun 2014, tentang tersebut dikeluarkan dengan syarat-syarat
Administrasi Pemerintahan bahwa dalam tertentu. Diskresi juga berkaitan dengan
menyelenggarakan administrasi “spirit of law”, tidak hanya pada sesuatu yang
pemerintahan wajib menggunakan asas umum tertulis, diskresi juga memungkinkan
pemerintahan yang baik. kebijakan pemerintah berjalan lebih efektif
dengan memberikan kebebasan untuk
Pengujian keputusan diskresi Kepala
beradaptasi dengan metode kerja yang sesuai
Desa, dilakukan untuk melihat dasar lahirnya
dengan pengalaman10. Kepala desa sebagai
suatu keputusan diskresi. Dalam penelitian ini
pejabat pemerintah desa, juga akan
bertujuan untuk mengetahui bentuk diskresi
menghadapi kondisi pilihan atas sebuah
kepala desa pada pengelolaan perangkat desa
Tindakan atau perbuatan hukum.
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Melalui Persoalan selanjutnya, bila diskresi
penelitian ini, penulis ingin menyampaikan yang berkaitan dengan pengelolaan
tentang beberapa hal penting terkait dengan administrasi kepegawaian perangkat desa
lahirnya keputusan diskresi, bagaimana oleh kepala desa diambil, akan memberikan
melaksanakannya dan bagaimana dampak hukum baik pada kepala desa nya,
mengevaluasi diskresi tersebut. Selain itu, maupun kepada perangkat desa yang akan
penulis juga berupaya untuk menemukan diterapkan diskresi tersebut. Dampak
benang merah dalam diskresi kepala desa tersebut, dapat berakibat dampak positif
dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun maupun dampak negatif11. Hal ini menarik
2014 tentang Administrasi Pemerintahan, hal untuk diteliti, karena saat diskresi tersebut
ini dikarenakan pada pengelolaan perangkat menimbulkan dampak negatif, maka akan
desa, ditemukan beberapa kondisi yang menimbulkan persoalan hukum, baik itu
mengakibatkan kepala desa harus mengambil gugatan dari perangkat desa maupun pihak
diskresi. Diskresi menurut Black Law lain yang tidak secara langsung terdampak,
Dictionary adalah melaksanakan suatu sehingga membutuhkan pihak untuk menguji
kebijakan pada manajemen, kehati-hatian, diskresi tersebut. Sementara pertanyaan nya,

2 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021


Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada Putusan
Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

apakah kepala desa termasuk yang diatur keputusan-keputusan berupa keputusan


dalam Undang-Undang 30 Tahun 2014 kepala desa, dan dapat menetapkan suatu
Sehingga melalui penelitian ini, diharapkan rencana yang akan berakibat hukum,
akan menghasilkan pengetahuan tentang pemerintah desa merupakan salah satu badan
diskresi kepala desa pada pengelolaan dengan wewenang dalam hukum publik,
perangkat desa, dan pengujian diskresi kepala sebagaimana diatur dalam undang-undang
desa. sehingga menimbulkan suatu akibat hukum
dan bersifat hukum publik. Kepala desa
Keputusan untuk menggunakan
memiliki wewenang dalam mengendalikan
diskresi oleh eksekutif, menurut John Locke
pemerintahan desa, kekuasaan kepala desa
dalam Second Treatise of Government (1690:
terhadap para pegawai yang dipimpinnya,
159), diantara kekuasaan legislative dan
juga masayarakat yang dipimpinnya,
eksekutif, pada tataran suatu pemerintahan,
kekuasaan kepala desa pada bidang
membutuhkan beberapa hal yang yang
pemerintahan desa yang bulat, sedangkan
mengharuskan dikeluarkannya keputusan
wewenang hanya mengenai suatu onderdiil
diskresi oleh kekuasaan eksekutif. Sebagai
tertentu saja, yaitu para pegawai perangkat
unsur eksekutif yang memimpin lembaga
desa, dan dalam mengeluarkan keputusan
pemerintahan desa, kewenangan untuk
akan berdampak hukum pada dirinya selaku
mengeluarkan diskresi oleh kepala desa,
yang mengeluarkan keputusan maupun
dapat dimaknai sebagai upaya yang dilakukan
kepada perangkat desa selaku pegawai
kepala desa untuk kelancaran jalannya
pemerintah desa.
pemerintahan desa. Dalam pengelolaan
Sebagai pemimpin pemerintah desa,
pemerintahan dikenal juga freies ermessen
kepala desa juga harus memahami tentang
(diskresionare) dapat diartikan sebagai suatu
bagaimana mengelola administrasi pelayanan
sarana yang bertujuan untuk memberikan
publik, termasuk didalamnya mengelola
ruang gerak yang ditujukan kepada pejabat
perangkat desa. Perangkat desa sebagai
atau badan-badan administrasi negara dalam
pembantu kepala desa dalam menjalankan
melakukan suatu perbuatan hukum tanpa
roda pemerintahan desa, dan dalam
harus sepenuhnya terikat pada peraturan
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
perundang-undang. Dengan prinsip negara
kepada kepala desa. Dalam melaksanakan
yang dianut adalah welfare state, maka
tanggungjawab tersebut, perangkat desa
pemerintah dalam memberikan pelayanan
mempunyai beberapa larangan salah satunya
tidak boleh memberikan penolakan kepada
adalah menyalahgunakan wewenang, tugas,
setiap masyarakat dengan alasan belum ada
hak dan/atau kewajibannya.
yang mengatur, atau beluam ada peraturan
Kepala desa sebagai administrator
perundang-undangan yang mengatur hal
pemerintah desa, saat menggunakan diskresi
tersebut sebagai dasar hukum pelaksanaan
harus mempunyai tujuan dari diskresi yang
perbuatan hukum tersebut, karena kebebasan
dimaksud, pilihan menggunakan diskresi
bertindak tersebut maka hadirlah diskresi atau
tersebut untuk menyelesaikan masalah yang
freies ermessen..
dihadapi kepala desa sebagai administrator
Kepala desa sebagai pengemban
pemerintah.
wewenang melaksanakan hukum publik
Harus menjadi suatu perhatian,
sehingga akan menimbulkan suatu akibat-
bagaimana syarat-syarat yang sesuai dengan
akibat hukum dan berdampak pada hukum
kaidah, sehingga seorang kepala desa dalam
publik, kepala desa dapat mengeluarkan
mengeluarkan diskresi dalam kondisi
peraturan kepala desa, mengambil suatu
menghadapi suatu kegentingan yang
Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021
3
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

memaksa, dalam rangka menyelesaikan Birokrasi yang dijalankan oleh civil


masalah administrasi, sebagai suatu service, harus memenuhi standar dan etos
kebebasan kepala desa dalam melakukan yang professional, sehingga dapat dibuktikan
tindakan administrasi pemerintah, dalam akuntabilitasnya, namun birokrasi31 juga
keadaan dimana suatu peraturan untuk harus netral dan independen, sehingga
menyelesaikan masalah tersebut belum ada. mampu memberikan pelayanan tanpa
Diskresi atau freies ermessen adalah membedakan masyarakat. Perbuatan
kebebasan pejabat selaku administrator perangkat desa atau kepala desa dalam
pemerintahan untuk bertindak dengan inisiatif memberikan pelayanan tersebut, dapat dilihat
pejabat tersebut, saat melaksanakan perbuatan dari segi perbuatan hukum yang akan
administrasi negara tersebut sebagaimana memberikan dampak baik secara langsung
peraturan perundang-undangan atau hukum maupun tidak langsung.
yang mengatur hal tersebut, sebagaimana Pendapat Utrecht mengenai perbuatan
negara hukum. hukum publik adalah 2 macam, diantaranya
Namun adakalanya, keputusan perbuatan hukum publik yang mempunyai
diskresi yang diambil tidak terstruktur dalam segi dua “(tweezidijdige publiekrechtelijke
proses terjadinya pembuatan keputusan handeling)” dan suatu perbuatan hukum
tersebut, sehingga akan melanggar norma publik yang mempunyai segi satu
legal yang telah ditetapkan dalam suatu “(eenzijdige publiekrechtelijke handeling)”.
undang-undang. K.C Davis, pada riset nya Suatu perbuatan yang merupakan hukum
mengatakan bahwa, administrative publik mempunyai segi satu, dapat dilakukan
discretion24 adalah perbuatan yang paling oleh perangkat pemerintahan didasarkan pada
sering bertentangan dengan rule of law25, kekuasaan yang bersifat istimewa, dan
sebagai sumber yang potensial terjadinya dikenal dengan istilah beschiking, atau
pelanggaran, sehingga membutuhkan ketetapan, kepala desa saat mengeluarkan
pembatasan dengan aturan dan prinsip keputusan yang berkaitan dengan penetapan
legalitas. status kepegawaian perangkat desa, adalah
Sebagai pejabat publik yang bersegi satu, dan berdampak langsung kepada
melaksanakan administrasi publik, kepala perangkat desa yang dimaksud dalam putusan
desa memiliki kekuasaan diskresioner yang tersebut.
melekat pada fungsi administrasi yang Putusan nomor: 60/G/2019/PTUN-
dilaksanakannya, sebagai fundamental dari BDG, adalah satu diantara putusan atas
pelaksanaan demokrasi oleh eksekutif tingkat gugatan tentang diskresi Kepala Desa.
desa. Diskresi bidang administrasi diambil Gugatan yang di mohon perangkat desa atas
kepala desa sebagai langkah konkrit untuk nama Aan Karyanto tersebut, ditujukan
menyelenggarakan pelayanan publik. kepada pemerintah Desa Sabajaya Kecamatan
Menurut Friedrich, diskresi dalam bidang Tirtajaya Kabupaten Karawang yang menurut
administrasi diperlukan untuk mengatasi perangkat desa tersebut keputusan untuk
perubahan lingkungan organisasi maupun mengeluarkannya mempunyai alasan yang
lingkungan masyarakat pada birokrasi publik, tidak jelas dan bersifat sepihak.
dengan kata lain, permintaan masyarakat Dari kasus tersebut, dapat dianalisis
untuk pelayanan publik kadangkala lebih lanjut mengenai alasan yang timbul dari
membutuhkan kecepatan untuk mengambil keputusan kepala desa dalam
keputusan dan kadangkala berbeda dengan memberhentikan perangkat desa tersebut,
nature organisasi tersebut. apakah diskresi yang diambil karena suatu
kegentingan yang memaksa, atau karena

4 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021


Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada Putusan
Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

kepala desa menganggap telah terjadi Metode Penelitian


perubahan iklim organisasi pemerintah Metode yang digunakan pada
desa35, sehingga memaksa kepala desa penelitian ini, adalah yuridis normatif, dengan
mengambil keputusan tersebut. Namun menggunakan metoda analisis data kulitatif
sebagai pemerintah lokal tingkat desa, diharapkan memberikan argumentasi yang
tindakan inisiasi kepala desa harus tetap tepat dalam penelitian ini. Tipologi penelitian
berpegangan kepada peraturan perundang- ini adalah preskriptif melalui pengujian
undangan, sebagai pijakan yang mengijinkan analisis teori-teori tentang diskresi, jenis data
kepala desa menggunakan kekuasaannya36. sekunder dengan bahan- bahan hukum yang
Untuk kasus perangkat Desa Sabajaya berkaitan dengan diskresi dan
tersebut, harus didalami mengenai alasan penjaringan/penyaringan calon perangkat
kepala desa mengeluarkan diskresi. desa dan pemberhentian perangkat desa.
Peraturan pemerintah yang mengatur Bahan-bahan hukum tersebut berisi teori-
secara teknis mengenai Desa, PP nomor 47 teori, konsep-konsep, asas-asas tentang
tahun 2015 tentang perubahan PP nomor 43 penjaringan/penyaringan dan pemberhentian
tahun 2014 tentang Desa, pada Pasal 70, PP perangkat desa serta diskresi kepala desa.
ini mengamatkan bahwa ketentuan mengenai Penulis juga akan menggunakan peraturan
perangkat desa akan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berhubungan
menteri peyelenggara urusan pemerintahan dengan diskresi dan mekanisme
dalam negeri. Sebagaimana amanat PP penjaringan/penyaringan dan pemberhentian
tersebut, Kementerian Dalam Negeri telah perangkat desa. Sumber hukum sekunder
mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam yang penulis gunakan untuk menjawab
Negeri Nomor 83 Tahun 2015, pada peraturan pertanyaan ini adalah Undang-Undang
tersebut pun, hanya menyebutkan bahwa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Undang-
tidak terpenuhinya syarat sebagai perangkat Undang Nomor
desa37. Pada pasal 13 dalam peraturan 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
menteri ini, mengamanatkan adanya Pemerintahan, Dan Peraturan Pemerintah
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, sebagai Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan
bentuk peraturan yang mengatur dengan lebih Pertama Peraturan Pemerintah Nomor 43
teknis mengenai pengangkatan dan Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanan
pemberhentian perangkat desa38. Bagaimana Undang-Undang Nomor Tahun 2014 Tentang
bila pemerintah kabupaten/kota39 belum Desa, Peraturan Pelaksana Berupa Peraturan
membuat peraturan daerah tentang hal Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tersebut? jalan yang mungkin ditempuh oleh Tentang Perangkat Desa, dan Peraturan
kepala desa adalah dengan menggunakan Menteri dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017
diskresi. tentang perubahan Peraturan Menteri Dalam
Dalam mengelola manajemen Negeri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang
kepegawaian, administrator atau pengelola Perangkat Desa. Untuk memberikan
kepegawaian dituntut untuk memahami keyakinan jawaban penelitian ini, penulis
evaluasi kinerja kepegawaian, hasil evaluasi juga akan menggunakan putusan Mahkamah
tersebut, selanjutnya dikomparasikan dengan Agung tentang kasus yang berkaitan dengan
hak, kewajiban, kedudukan, sumpah, etika, proses penjaringan/pengangkatan perangkat
dan netralitas pegawai. Kebijakan hukum desa. Pada putusan Mahkamah Agung
yang diambil dalam mengelola kepegawaian tersebut, penulis merekonstruksi pihak yang
tersebut haruslah tepat. terkait dengan putusan tersebut, argumentasi
para pihak pada perkara tentang
Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021
5
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

pengangkatan perangkat desa, penulis juga dan salah satu syarat diskresi adalah
akan membedah pertimbangan hakim, berdasarkan alasan yang objektif dan
bagaimana logika hukum dan juga dampak tidak menimbulkan konflik
dari putusan hakim tersebut.. kepentingan46. Padahal, dengan adanya
diskresi yang diambil oleh Kepala Desa,
Hasil dan Pembahasan maka prinsip langkah prosedural
A. Keputusan Kepala Desa dalam pengambilan keputusan identik dengan
Perspektif Diskesi demokrasi47 dimana keputusan yang
Terdapat beberapa perspektif diambil melibatkan Badan
tentang diskresi, salah satu perspektif Permusyarawatan Desa dalam
diskresi menurut Hart adalah, diskresi pengambilan keputusan tidak dijalankan.
diambil untuk mengisi ruang antara Terdapat berbagai perspektif
pilihan yang didikte murni oleh bentuk atau keadaan yang mengharuskan
keinginan personal atau beragam Kepala Desa untuk mengambil
kepentingan dan keputusan yang diambil keputusan diskresi nya. Keadaan konkrit
akan memberikan pengaruh pada dan nyata yang belum diatur dalam
bagaimana cara mencapai tujuan undang-undang, mengharuskan individu
tersebut, atau keputusan yang dalam hal ini kepala desa untuk
mengkonfirmasi pelaksanaan suatu mengambil keputusan. Tentunya
peraturan42. Pendapat Hart bahwa keputusan diskresi akan menimbulkan
diskresi, berasal dari keiginan personal, dampak lainnya, dampak tersebut akan
memiliki kesamaan pendapat dengan berpengaruh pada harapan dari tujuan
Keith Hawkin, bahwa dalam diskresi diambilnya sebuah keputusan diskresi.
juga sering melibatkan pandangan Pemerintahan desa memiliki
pribadi dalam proses membuat kewenangan dalam mengatur dan
keputusan, sebagai bentuk otoritas mengurus urusan (bestuur)
personal dalam membuat keputusan penyelenggaraan pemerintahan desa.
legal43. Kewenangan mengatur (regeling), pada
Menurut Undang-Undang pemerintahan desa adalah dalam bentuk
Nomor 30 Tahun 2014 tentang peraturan desa yang dibuat dalam bentuk
Administrasi Pemerintahan, diskresi musyawarah desa dan disepakati antara
dilakukan untuk kelancaran pemerintah desa dengan badan
penyelenggaraan pemerintahan, mengisi permusyawaratan desa (BPD)50. Urusan
ruang kosong dimana hukum belum pemerintahan desa yang diselenggarakan
mengatur hal tersebut dan dalam kondisi adalah urusan yang berkaitan dengan
tertentu bertujuan untuk mengatasi suatu kewenangan yang dimiliki pemerintah
hambatan sehingga diskresi akan desa. Urusan pemerintahan terbagi pada
memberikan manfaat bagi kepentingan urusan yang tidak mungkin dialihkan
umum44. Dalam mengambil keputusan kewenangan, karena kewenangan
tersebut, pejabat pemerintahan tersebut adalah mutlak menjadi urusan
dihadapkan pada suatu pilihan pemerintah pusat, dan urusan yang dapat
keputusan, atau karena peraturan dialihkan kewenangannya. Wewenang
perundang-undangan belum mengatur, adalah kekuasaan pada bidang
atau tidak lengkap, tidak jelas, dan bila pemerintahan yang membidangi urusan
tidak diambil keputusan akan tertentu yang secara utuh, dan
menimbulkan stagnasi pemerintahan45,

6 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021


Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada Putusan
Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

merupakan bagian atau onderdiil kewenangan tersebut, kepala desa dalam


tertentu. mengambil keputusan mungkin dapat
B. Kepala Desa dalam Mengelola terjadi kesalahan baik sengaja maupun
Administrasi Kepegawaian Perangkat tidak.
Desa Perangkat desa dapat melakukan
Dalam mengelola administrasi publik, perlawanan secara hukum dengan
terkait dengan administrasi kepegawaian menggugat putusan kepala desa tersebut
perangkat desa, konsep the rule of law ke PTUN. Bila dalam putusan PTUN
memberikan legitimasi pemerintahan, tersebut terjadi keputusan yang
kepastian dalam standar pelayanan kepada bertentangan dengan asas umum
masyarakat, efisiensi dan pelaksanaan hak. pemerintahan yang baik atau tidak sesuai
Namun the rule of law, dikarenakan sifat dengan prinsip-prinsip dasar administrasi
nya yang kaku akan membatasi otoritas yang baik, maka sesuai pasal 53 UU
publik untuk dapat melayani masyarakat, PTUN, putusan PTUN tersebut dapat di uji
karena semua tindakan telah diatur dalam secara materiil, yaitu bila keputusan
hukum tersebut sehingga mengakibatkan tersebut bertentangan dengan peraturan
belum efektif dalam memberikan layanan perundang-undangan yang berlaku, kedua
kepada publik, berbeda dengan bila putusan kepala desa tersebut
pengelolaan administrasi publik yang terindikasi menyalahgunakan
mengkedepankan pencapaian tujuan kewenangannya, dan yang ketiga adalah
organisasi, dalam hal ini pengelolaan keputusan kepala desa tersebut terindikasi
kepegawaian perangkat desa, dimana terjadi kesewenang-wenangan.
administrator (kepala desa), mempunyai C. Kasus Posisi Putusan Nomor
penilaian sendiri untuk mengambil 60/G/2019/PTUN-BDG
keputusan yang tepat dalam menghadapi Putusan Nomor 60/G/2019/PTUN-
perubahan lingkungan organisasi. BDG, mengabulkan seluruh gugatan
Salah satu urusan penyelenggara Saudara AK sebagai penggugat dan
urusan pemerintahan adalah urusan sebagai tergugatnya Kepala Desa pada
pengelolaan kepegawaian. Kewenangan pemerintah Desa59 Sabajaya. Putusan
Kepala Desa, selaku pimpinan eksekutif Nomor 60/G/2019/PTUN-BDG, juga
tertinggi pada pemeritah desa, dalam membatalkan Surat Keputusan Kepala
mengelola kepegawaian lahir dari undang- Desa Nomor 141.3/56-Kep./Ds./2019,
undang desa, khususnya pasal yang tertanggal 29 Maret 2019, tentang
berkaitan dengan wewenang kepala desa, pemberhentian saudara Aan karyanto
istilah kepegawaian dalam UU No 6 selaku Sekretaris Desa dan pengangkatan
Tahun 2014, dikenal dengan istilah saudara Irvan Baharudin Permana, sebagai
perangkat desa. Kewenangan mengurus Sekretaris Desa Sabajaya Kecamatan
urusan pemerintah desa dari undang- Tirtajaya Kabupaten Karawang, putusan
undang desa, berupa wewenang mengelola tersebut juga mewajibkan Kepala Desa
perangkat desa dalam bentuk Sabajaya untuk mencabut Surat Keputusan
pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa Nomor 141.3/56-
perangkat desa, serta kewenangan Kep./Ds./2019, dan mewajibkan Kepala
tambahan yang lahir dari peraturan Desa untuk merehabilitasi saudara Aan
pemerintah adalah kewenangan dalam Karyanto sebagai Sekretaris Desa
urusan pemberian penghasilan tetap para Sabajaya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten
perangkat desa. Dalam melaksanakan Karawang.
Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021
7
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

Standar pengambilan keputusan


dalam pengelolaan pemerintah pada
D. Diskresi Kepala Desa Sabajaya faktanya harus memperhatikan
Hal yang menarik dari kasus tersebut kenyamanan publik dan keperluan publik,
adalah adanya salah satu unsur yang metode yang adil, dan kompetisi yang adil
menjadi pertimbangan Kepala Desa dalam memutuskan sesuatu. Pendapat
Sabajaya dalam mengeluarkan surat Dicey tersebut, bila di kaitkan dalam
keputusan pemberhentian saudara AK, memutuskan pengangkatan dan
sebagai Sekretaris Desa, yaitu masalah pemberhentian perangkat desa, harus
kinerja atas temuan Inspektorat Kabupaten melalui kompetisi yang adil kepada
Karawang. Syarat perangkat desa seluruh calon pegawai perangkat desa,
diberhentikan sebagaimana diatur dalam sehingga tujuan memberikan pelayanan
peraturan pelaksana61 adalah adanya publik yang baik akan tercapai karena
penetapan tersangka kepada perangkat setiap calon akan memberikan upaya
desa dalam suatu tindak pidana, terbaik untuk terpilih sebagai perangkat
diantaranya adalah korupsi, makar, desa.
terorisme, dan atau tindak pidana terhadap Untuk menjadi perangkat desa, tidak
keamanan negara. Ayat selanjutnya, diatur secara rinci mengenai apa saja yang
perangkat desa telah dinyatakan sebagi menjadi persyaratan untuk diangkat
terdakwa pada perbuatan pidana yang sebagai Sekretaris Desa. Adanya
memiliki ancaman penjara paling singkat 5 kekosongan hukum administrasi
(lima) tahun berdasarkan register perkara kepegawaian, sehingga menyebabkan
di pengadilan, atau perangkat desa Kepala Desa Sabajaya mengambil
tertangkap tangan dan ditahan, dan keputusan kebijaksanaan, bahwa yang
terakhir pada pasal tersebut adalah dimaksud dengan tidak memenuhi
perangkat desa melanggar larangan yang persyaratan adalah terkait masalah kinerja.
diatur sesuai peraturan perundang- Kepala desa sebagai pejabat administrator
undangan. Bila melihat dari ketentuan tertinggi pada pemerintah desa, dituntut
pasal tersebut tidak ada ayat yang untuk menjalankan administrasi dengan
mengatur secara tegas tentang kinerja prinsip- prinsip yang sesuai dengan
pegawai perangkat desa untuk dijadikan interpretasi hukum administrasi,
alasan pemberhentian. Hanya ada ayat menemukan fakta, dan melaksanakan
yang masih membutuhkan penjelasan kebijakan yang berkaitan dengan
lebih lanjut, yaitu ayat “perangkat desa administrasi pemerintah desa, kebijakan
melanggar larangan yang diatur sesuai yang berbeda antara hukum, fakta yang
peraturan perundang-undangan”. berkaitan dengan diskresi birokrasi, berupa
Penjelasan lebih lanjut mengenai penerbitan keputusan pemberhentian sdr.
pelanggaran larangan sebagaimana yang AK, harus dapat dipertanggungjawabkan
diatur peraturan perundang-undangan, akuntabilitasnya.
seperti mengenai jenis larangan-larangan Diskresi Kepala Desa Sabajaya
juga rujukan dasar hukumnya, dibutuhkan tentang pemberlakuan kinerja pada
kehati-hatian dalam pengambilan suatu perangkat desa, telah memenuhi kaidah
keputusan, sehingga tidak menimbulkan manajemen pengelolaan sumber daya
ultra vires63 dari keputusan atau saat manusia , namun Kepala Desa Sabajaya
mengambil keputusan tersebut. belum membuat parameter penilaian
mengenai kinerja seperti apa yang

8 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021


Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada Putusan
Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

dimaksud, sehingga tidak dapat memperhatikan asas-asas yang mengatur


memberikan bukti dipersidangan. Diskresi tindakan diskresi sebagai pembina
atas berbagai pilihan dalam menentukan kepegawaian perangkat desa.
kinerja yang harus dikerjakan oleh Saat Kepala Desa memutuskan untuk
perangkat desa, berbagai pilihan tersebut menggunakan diskresi, kepala desa dapat
dapat dilakukan dengan menggunakan asas legalitas, asas
mempertimbangkan kebutuhan yang perlindungan terhadap hak asai manusia,
dibutuhkan oleh organisasi pemerintah dan asas umum pemerintahan yang
desa, dan penentuan pilihan saat baik,74 yang menjadi rambu dalam
melakukan diskresi tersebut melalui merumuskan keputusan diskresi
pengujian personal kepala desa sebagai pemberhentian AK. Salah satu asas
pengambil keputusan diskresi. tersebut adalah, asas-asas umum
Keterbatasan dalam mengambil pemerintahan yang baik sebagaimana
kebijakan oleh Kepala Desa Sabajaya, diatur dalam undang-undang
dapat disebabkan karena belum adanya administrasi pemerintah, menjadi acuan
Peraturan Daerah yang khusus mengatur pengambilan keputusan diskresi, berikut
tentang Perangkat Desa, standar yang ini beberapa asas pemerintahan yang
belum jelas atau rules of law yang spesifik baik76;
belum mengatur hal tersebut,menjadikan Kepastian hukum, pada Surat
Kepala Desa dalam mengambil keputusan Keputusan Kepala Desa tentang
harus mendasarkan pada moralitas dalam pemberhentian AK sebagai sekretaris desa,
kebijakannya, dan keinginan masyarakat menurut gugatan AK, tidak memiliki dasar
adalah hal yang dominan dalam kebijakan pijakan hukum yang jelas, hal ini
tersebut . dikarenakan, AK merasa sebelum
Keputusan pemberhentian AK, yang diputuskan diberhentikan sebagai
didasarkan pada diskresi Kepala Desa, sekretaris desa, tidak ada teguran
mengenai penafsiran penilaian kinerja mengenai kesalahan yang telah
perangkat desa masuk dalam syarat diperbuatnya. AK merasa tidak ada
pemberhentian perangkat desa, tidak pembinaan secara kepegawaian, mengenai
didasarkan pada peraturan pelaksana perbuatan yang mengakibatkan
Menteri Dalam Negeri yang mengatur diberhentikannya AK sebagai perangkat
tentang perangkat desa. Keputusan desa. Bila yang menjadi dasar
pemberhentian tersebut, Kepala Desa pemberhentian perangkat desa adalah
sebagaimana pendapat Lowi, sebaiknya karena kinerja, maka Kepala Desa, harus
didasarkan pada moralitas. menetapkan secara transparan, tentang
Pemberhentian AK sebagai Sekretaris tolok ukur kinerja para perangkat desa.
Desa, yang tidak didasarkan pada Penetapan kinerja77 perangkat desa
penafsiran peraturan pelaksana dilakukan pada tingkat individu para
pengelolaan perangkat desa, merupakan perangkat desa Sabajaya, dan selanjutnya
keputusan politik birokrasi pengelolaan mengarah pada kinerja organisasi
administrasi, pada perangkat desa. pemerintah desa Sabajaya, penetapan
Keputusan politik birokrasi Kepala Desa kinerja para perangkat desa, dapat
Sabajaya memberhentikan AK, merupakan dirumuskan dalam suatu peraturan kepala
tindakan mencampurkan nilai- nilai desa, yang berisi target-target, juga berisi
(value) kebijakan dengan fakta capaian, hasil dan manfaat yang
(administration)73, dilakukan tanpa
Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021
9
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

didapatkan pemerintah desa, sebagai keputusan tersebut dapat


bentuk capaian perilaku perangkat desa. dipertanggungjawabkan kepada
Asas Kemanfaatan. Kepala Desa masyarakat.
Sabajaya, saat mengeluarkan surat Asas Tidak menyalahgunakan
keputusan pemberhentian Sdr. AK, belum kewenangan. Kepala desa Sabajaya, dalam
memperhatikan asas kemanfaatan dari mengeluarkan keputusan pemberhentian
keluarnya surat keputusan tersebut. Sdr. Sdr. AK, dinilai telah melampaui
AK, merasa kepentingannya secara kewenangannya86 sebagai kepala desa,
individu terlanggar oleh keputusan sebelum menetapkan keputusan
sepihak tersebut, dengan pemutusan pemberhentian perangkat desa, kepala
hubungan kerja tersebut, Sdr. AK, terhenti desa harus berkonsultasi dengan Camat,
pendapatan (gaji) nya sebagai perangkat sebelum keputusan pemberhentian tersebut
desa. Secara lebih besar, kepentingan ditetapkan. Langkah konsultasi yang tidak
pemerintah desa terhadap masyarakat, juga dilakukan oleh kepala desa tersebut,
terganggu, karena pelayanan kepada menjadikan keputusan pemberhentian
masyarakat desa menjadi terhambat pada perangkat desa menjadi tidak
dengan adanya sengketa tersebut. prosedur, sebagaimana diatur dalam
Asas Ketidakberpihakan. Kepala undang-undang desa, tentang kewajiban
Desa Sabajaya, saat mengeluarkan kepala desa berkonsultasi87 terlebih
keputusan pemberhentian Sdr. AK, belum dahulu sebelum SK diterbitkan.
mempertimbangkan kepentingan para Asas Keterbukaan. Kepala Desa
pihak secara keseluruhan, baik pihak yang Sabajaya, dalam memberikan informasi
diangkat maupun pihak yang mengenai rekrutmen perangkat desa untuk
diberhentikan sebagai akibat keluarnya SK ditempatkan sebagai Sekretaris Desa
tersebut. Sdr. AK merasa diperlakukan dengan tujuan mengganti Sekretaris Desa,
diskriminatif, karena tidak diberikan dinilai Sdr. AK tidak secara terbuka88.
pembinaan atau teguran-teguran mengenai Terkesan keluarnya surat keputusan
kesalahan yang telah diperbuatnya, pemberhentian Sdr. AK sebagai perangkat
sehingga harus diberhentikan. desa tidak melalui tahapan-tahapan
Asas Kecermatan. Dalam administrasi prosedur pemberhentian
persidangan kepala desa Sabajaya, tidak kepegawaian89. Sdr AK, tidak mendapat
dapat membuktikan mengenai absensi surat pemberitahuan tentang jenis
tentang ketidak hadiran Sdr. AK, dalam hukuman yang telah dilakukannya,
melaksanakan kewajibannya. Sementara sehingga harus diberhentikan.
itu Sdr. AK mampu membuktikan bahwa Asas Kepentingan umum. Kepala
telah masuk bekerja dengan absensi yang Desa Sabajaya, dalam mengeluarkan surat
diverifikasi oleh pemerintah kecamatan. pemberhentian Sdr. AK, telah
Ketidakcermatan84 dalam menganalisis mendahulukan kemanfaatan umum90,
absensi ketidakhadiran sdr AK, dalam yaitu dengan mengangkat Sekretaris Desa
bekerja, sebagai akibat dari informasi yang yang baru, akan memberikan manfaat bagi
tidak tepat, sehingga keputusan untuk pelayanan masyarakat, namun
memberhentikan Sdr. AK pun dinilai tidak pengangkatan Sekretaris Desa yang baru
cermat. Kecermatan pemerintah desa, tersebut, dilakukan tidak dengan selektif
dalam mengambil sebuah keputusan, dan terkesan diskriminatif, setidaknya
menggambarkan akuntabilitas85 menurut Sdr. AK.
keputusan yang telah diambil, sehingga

10 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021


Diskresi Kepala Desa dalam Mengangkat dan Memberhentikan Perangkat Desa pada Putusan
Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG

Asas Pelayanan yang baik. Kepala mencantumkan alasan karena kinerja, dan
Desa Sabajaya, dalam memutuskan alasan diskresi kepala desa tidak berdasarkan
pemberhentian Sdr. AK, telah melupakan asas umum pemrintahan yang baik.
penggunaan prosedur yang tepat, dan tidak
sesuai standar ketentuan peraturan BIBLIOGRAFI
perundang-undangan91 yang mengatur Bedner, A. W. (2012). Shopping forums:
tentang manajemen kepegawaian, Pengadilan Tata Usaha Negara
perangkat desa. Prosedur pemberhentian Indonesia [Shopping Forums:
Administrative Courts in Indonesia].
perangkat desa, bahwa, kepala desa
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Bentham, J. (1781). An introduction to the
camat sebelum memberhentikan perangkat principles of morals and legislation.
desa. McMaster University Archive for the
History of Economic Thought.
Kesimpulan
Lahirnya suatu keputusan Cane, J. H., & Neff, J. L. (2011). Predicted
fates of ground-nesting bees in soil
diskresi kepala desa dalam
heated by wildfire: thermal tolerances of
mengangkat dan memberhentikan perangkat life stages and a survey of nesting
desa didasarkan pada kebutuhan yang depths. Biological Conservation,
mendesak demi kelancaran dan 144(11), 2631–2636.
keberlangsungan jalannya organisasi
pemerintahan desa. Kepala Desa dapat Ellis-Jones, I. (2019). Essential
menggunakan asas umum pemerintahan yang administrative law. Routledge-
Cavendish.
baik, sebagai panduan dalam mengeluarkan
keputusan diskresi. Untuk menjaga Endicott, T. (2005). The value of vagueness.
ketercapaian tujuan dari keluarnya diskresi, na.
kepala desa dapat meminta untuk
dilakukannya reviu atas keputusan diskresi Farazmand, A. (2009). Bureaucracy and
tersebut. Saat kepala desa meminta administration. CRC press.
persetujuan Camat, tentang pemberhentian
Fischer, F., & Miller, G. J. (2017). Handbook
perangkat desa, kepala desa dapat meminta of public policy analysis: theory,
untuk dilakukan reviu atas keputusan yang politics, and methods. Routledge.
bersumber dari kewenangan diskresi tersebut.
Putusan Pengadilan Tata Usaha Frederickson, H. G., Smith, K. B., Larimer,
Bandung Nomor:60/G/2019/PTUN-BDG, C. W., & Licari, M. J. (2015). The
membatalkan Diskresi Kepala Desa, tentang public administration theory primer.
Westview Press.
pemberhentian dan pengangkatan perangkat
Desa Sabajaya, karena Kepala Desa Sabajaya Hadjon, P. M., & Djatmayati, T. S. (2002).
tidak dapat membuktikan dasar Pengantar Hukum Administrasi
pemberhentian perangkat desa AK. Indonesia. Yogyakarta. Gadjah Mada
Keputusan diskresi mengenai alasan kinerja University Press.
yang tidak mencapai target atas temuan
Inspektorat, bukanlah alasan yang tepat, Hartini, S., Kadarsih, S., & Sudrajat, T.
(2008). Hukum kepegawaian di
karena Peraturan Menteri Dalam Negeri Indonesia: berdasarkan surat Dirjen
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Dikti nomor: 785/D3/LL/2007 tanggal
Perangkat Desa, pasal yang mengatur 28 Agustus 2007 perihal undangan
mengenai sebab pemberhentian, tidak sebagai peserta Lokakarya
Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021
11
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung

Pendampingan Penulisan Buku Teks Muhlizi, A. F. (2012). Reformulasi Diskresi


2007. Sinar Grafika. dalam Penataan Hukum Administrasi.
Jurnal Rechts Vinding: Media
Hawkins, P., & Shohet, R. (2012). Pembinaan Hukum Nasional, 1(1), 93–
Supervision in the helping professions. 111.
McGraw-Hill Education (UK).
Muiz, M. (2018). Gerakan Literasi Nasional:
Holzer, M., & Yang, K. (2005). Peneingkatan Kecintaan Bahasa dan
Administrative discretion in a turbulent Sastra Indonesia untuk menjadi Bangsa
time: An introduction. Public Pembaca. Aceh: Kemdikbud, Daring
Administration Quarterly, 128–139. Jurnalbba. Kemdikbud. Go. Id› Ceudah›
Article Diakses 13 Maret 2020.
Huda, N. (2015). Hukum pemerintahan desa:
dalam konstitusi Indonesia sejak Nasional, D. P. (2007). Prosedur Operasi
kemerdekaan hingga era reformasi. Standar Pendidikan Inklusif. Jakarta:
Setara Press. Diknas.

Kadish, M. R., & Kadish, S. H. (2012). Nurhafiani, N. (2020). Pengaruh Kontribusi


Discretion to disobey: A study of lawful Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
departures from legal rules. Quid Pro Pajak Penerangan Jalan terhadap
Books. Pendapatan Asli Daerah (PAD) studi
kasus di Kabupaten Pasaman Barat.
Keith, M. (2005). After the cosmopolitan?: Universitas Islam Negeri Sumatera
Multicultural cities and the future of Utara.
racism. Routledge.
Sossin, L. (2005). From neutrality to
Logeman, J. H. A. (1975). Tentang Teori compassion: the place of civil service
Suatu Hukum Tata Negara Positif (Judul values and legal norms in the exercise of
Asli: Over de Theorie van een Stellig administrative discretion. University of
Staats Recht, 1948). Diterjemahkan Toronto Law Journal, 427–447.
Oleh Makkatutu Dan JC Pengkerego.
Jakarta: Ichtiar Baru-Van Huove. Sudrajat, T., Kunarti, S., & Hartini, S. (2019).
Bridging The Legal Gap Between Open
MacCarthaigh, M. (2011). Managing state- Selection and Internal Selection of State
owned enterprises in an age of crisis: an Civil Apparatus Promotion In Indonesia.
analysis of Irish experience. Policy IOP Conference Series: Earth and
Studies, 32(3), 215–230. Environmental Science, 255(1), 12053.

Mahajan, A. P. (n.d.). Public Administration: Tayeb, S. (2013). Eksistensi Peradilan


For Civil Services Main Examination by Administrasi Negara Dalam
Pearson. Pearson Education India. Mewujudkan Good Governance. Jurnal
Media Hukum (JMH), 1(1), 91–104.

Copyright holder :
Andie Hevriansyah, Anna Erliyana dan Audrey Tangkudung (2021).

First publication right :


Jurnal Syntax Transformation

This article is licensed under:

12 Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2 No. 1 Januari, 2021

You might also like