Professional Documents
Culture Documents
Oleh
I Putu Suardipa
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singara
putu.suardipa@yahoo.com
Abstract
The Merdeka Curriculum continues the previous curriculum, based on literature
research there are several components within the framework of the 2022 Merdeka
Curriculum which includes student profiles of Pancasila, CP, curriculum, and learning
and assessment principles, further curriculum in the operational curriculum of the
education unit. The student profiles of Pancasila and CP become a reference for the
formulation of learning objectives. When formulating learning objectives, educators can
project learning activities as well as the form and assessment strategies that will be carried
out, so that learning objectives, learning activities, and assessments are interrelated. The
assessment is used as feedback for students and reflection for educators for continuous
learning improvement. The education unit and/or local government can add additional
content according to the needs and characteristics of the education unit and/or region. The
implementation of the project to improve the profile of Pancasila students takes 20-30%
(twenty to thirty percent) of the total allocation of learning hours for 1 (one) year. The
project to strengthen the Pancasila student profile provides an opportunity for students to
apply application as a process of strengthening character, as well as an opportunity to
learn from the surrounding environment. The teaching tools in the Merdeka 2022
Curriculum are various teaching materials used by teachers and other educators in an
effort to achieve the Pancasila student profile and learning achievement..
Keywords: Merdeka Curriculum, Quality of Pancasila Student Profile
I. PENDAHULUAN
Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi
selama masa pemulihan pembelajaran. Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan menjelaskan pemerintah tidak akan memaksa semua
sekolah menggunakan kurikulum yang baru. Ini akan ditawakan sebagai opsi. Sama seperti
kurikulum kondisi khusus (kurikulum darurat) tahun lalu. Jadi di 2022 yang ditawarkan
kurikulum baru (Merdeka) sebagai salah satu opsi tambahan bagi sekolah yang percaya
dan merasa sudah siap menerapkan. Jadi bukan paksaan, melainkan tumbuh secara organik.
Untuk menyiapkan SDM guru dan tenaga kependidikan dalam menyambut Kurikulum
Merdeka ini, dalam dokumen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
dijelaskan beberapa strategi yang akan diterapkan. Di antaranya, fokus pada pelatihan
SDM dan pengembangan komunitas belajar.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum pilihan (opsi) yang dapat diterapkan
satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2020-2023. Kurikulum Merdeka melanjutkan ada
pengembangan kurikulum sebelumnya. jika melihat dari kebijakan yang akan di ambil
pada pemangku kebijakan nantinya sebelum kurikulum nasional dievaluasi tahun 2024,
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
satuan pendidikan diberikan beberapa pilihan kurikulum untuk diterapkan di sekolah
(Sulbar, Led 2021).
Menurut Pulu, Ester. (2021) Kurikulum Merdeka diberikan sebagai opsi tambahan
bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022 - 2024
kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan evaluasi
selama masa pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka dapat diartikan sebagai model
awal atau contoh yang dibuat untuk melakukan uji coba terhadap konsep yang sudah
diperkenalkan. Merdeka biasanya dibuat untuk melakukan beberapa uji coba, seperti untuk
mengetahui apakah konsep yang sudah dipaparkan bisa diimplementasikan ataupun untuk
menguji selera pasar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Merdeka adalah model asli
yang menjadi contoh. Bisa juga disebut sebagai contoh baku yang memiliki ciri khas.
Namun jika kita lihat dari asal katanya, Merdeka merupakan kata serapan Bahasa Inggris
yakni Merdeka. Kurikulum Merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan
pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024 (Sulbar, Led
2021).
Implementasi Kurikulum Paradigma Baru ini Kemendikbud Dikti memberikan
sejumlah dukungan kepada pihak sekolah. Kemendikbud Dikti menyediakan Buku Guru,
modul ajar, ragam asesmen formatif, dan contoh pengembangan kurikulum satuan
pendidikan untuk membantu dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Modul lebih
dianjurkan disiapkan oleh guru mata pelajaran masing-masing. Akan tetapi kalau pada
tahap awal guru belum cukup mampu untuk menyusun modul pembelajaran, maka dapat
menggunakan modul yang telah disusun oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset
dan Teknologi. Agaknya terlalu banyak yang masih perlu dipahami secara mendalam
tentang Kurikulum Paradigma Baru ini sebelum diterapkan secara holistik pada seluruh
satuan pendidikan. Berita baiknya kurikulum ini belum akan dilaksanakan dalam waktu
dekat pada seluruh satuan pendidikan. Sehingga masih tersedia cukup waktu untuk warga
sekolah khususnya kepala sekolah dan guru sebelum benar-benar
mengimplementasikannya nanti (Richards, J. C. 2001). Semoga saja informasi yang
singkat tentang Kurikulum Paradigma Baru ini dapat menjadi pemantik bagi pelaku
pendidikan di satuan pendidikan untuk mempelajari lebih jauh. Tempat belajar secara
langsung tentang Implementasi Kurikulum Paradigma Baru ini tentunya pada sekolah
penggerak yang telah terlebih dahulu menerapkannya pada tahun ajaran 2021/2022 ini.
Mari bersama mencapai pendidikan lebih baik untuk anak bangsa.
II. METODE
Artikel ini mengkaji lini masa kebijakan Kurikulum Merdeka dalam tatanan
kotruksi mutu Profil Pelajar Pancasila, jenis metode yang digunakan adalah literatur
research dengan cara mengumpulkan teori-teori, literatur ilmiah yang relevan, linear
dengan topik yang dibahas. Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan
dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Data yang
diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan
mengenai lini masa kebijakan Kurikulum Merdeka dalam tatanan kotruksi mutu Profil
Pelajar Pancasila.
III. PEMBAHASAN
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
Menurut Nugroho. A (2021) Mulai tahun pelajaran 2021-2022, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah meluncurkan Kurikulum Paradigma
Baru sebagai penyempurnaan dari KTSP 2013. Kurikulum Paradigma Baru ini akan
diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak dan pada
akhirnya akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia. Sebelum
diterapkan pada setiap satuan pendidikan, mari kita mengenal 7 (tujuh) hal baru yang ada
dalam Kurikulum Paradigma Baru.
1) Struktur Kurikulum, Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam
pengembangan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, atau Struktur
Kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP), Prinsip Pembelajaran, dan Asesmen
Pembelajaran. Secara umum Struktur Kurikulum Paradigma Baru terdiri dari
kegiatan intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan
proyek. Selain itu, setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan
program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didiknya
dan program tersebut dapat disesuaikan dengan visi misi dan sumber daya yang
tersedia di sekolah tersebut.
2) Hal yang menarik dari Kurikulum Paradigma Baru yaitu jika pada KTSP 2013 kita
mengenal istilah KI dan KD yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah
melalui proses pembelajaran, maka pada Kurikulum Paradigma Baru kita akan
berkenalan dengan istilah baru yaitu Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan
rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang
berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap
asesmen pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru haruslah mengacu pada
capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
3) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama ini hanya
dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru diperbolehkan untuk
dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan demikian pada jenjang SD
kelas IV, V, dan VI tidak harus menggunakan pendekatan tematik dalam
pembelajaran, atau dengan kata lain sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran
berbasis mata pelajaran.
4) Jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak menetapkan
jumlah jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini berlaku pada KTSP 2013,
akan tetapi jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru ditetapkan
pertahun. Sehingga setiap sekolah memiliki kemudahan untuk mengatur
pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa saja tidak
diajarkan pada semester ganjil namun akan diajarkan pada semester genap atau
dapat juga sebaliknya, misalnya mata pelajaran IPA di kelas VIII hanya diajarkan
pada semester ganjil saja. Sepanjang jam pelajaran pertahunnya terpenuhi maka
tidak menjadi persoalan dan dapat dibenarkan.
5) Sekolah juga diberikan keleluasaan untuk menerapakan model pembelajaran
kolaboratif antar mata pelajaran serta membuat asesmen lintas mata pelajaran,
misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk proyek atau penilaian berbasis
proyek. Pada Kurikulum Paradigma Baru siswa SD paling sedikit dapat melakukan
dua kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Sedangkan siswa SMP,
SMA/SMK setidaknya dapat melaksanakan tiga kali penilaian proyek dalam satu
tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila.
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
6) Untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pada KTSP
2013 dihilangkan maka pada Kurikulum Paradigma Baru mata pelajaran ini akan
dikembalikan dengan nama baru yaitu Informatika dan akan diajarkan mulai dari
jenjang SMP. Bagi sekolah yang belum memiliki sumber daya/guru Informatika
maka tidak perlu khawatir untuk menerapkan mata pelajaran ini karena mata
pelajaran ini tidak harus diajarkan oleh guru yang berlatar belakang
TIK/Informatika, namun dapat diajarkan oleh guru umum. Hal ini disebabkan
karena pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi telah mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang sangat mudah
digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta didik.
7) Untuk mata pelajaran IPA dan IPS pada jenjang Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI
yang selama ini berdiri sendiri, dalam Kurikulum Paradigma Baru kedua mata
pelajaran ini akan diajarkan secara bersamaan dengan nama Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih siap
dalam mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang terpisah pada jenjang
SMP.Sedangkan pada jenjang SMA peminatan atau penjurusan IPA, IPS, dan
Bahasa akan kembali dilaksanakan pada kelas XI dan XII.
1.6 Kebijakan Kurikulum Merdeka dalam Tatanan Kotruksi Mutu Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka 2022 (Kurikulum Merdeka 2022), Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila merupakan kegiatan pembelajaran berbasis projek yang yang
dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan
dalam berbagai aktivitas berbasis projek sebagai unit pembelajaran terintegrasi
sehingga tidak ada lagi sekat antar-mata pelajaran. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan
tiga puluh persen) dari total alokasi jam pelajaran selama 1 (satu) tahun. Untuk
pelaksanaan projek pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dijabarkan
dalam topik yang spesifik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta
karakteristik peserta didik.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan sebagai proses penguatan karakter,
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran dalam
projek perlu dirancang dengan baik agar alokasi waktu dapat memberikan manfaat
untuk pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik. Pada PAUD, kegiatan
projek dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan harian. Pada SD, SMP, SMA
dan SLB kegiatan projek dilaksanakan sebagai kegiatan pembelajaran yang lebih
fleksibel, tidak terpaku pada jadwal belajar seperti kegiatan reguler, serta lebih banyak
melibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan pembelajaran reguler.
Perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka 2022 (Kurikulum Merdeka
2022) merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh guru dan pendidik lainnya
dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan capaian pembelajaran. Perangkat
ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, video pembelajaran, serta bentuk
lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber
dalam 1 (satu) tahun ajaran. Pemerintah menyediakan beragam perangkat ajar untuk
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau inspirasi dalam pengajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi
perangkat ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan
peserta didik.
Secara umum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila beserta elemen di dalamnya
adalah sebagai berikut:
1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia.
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak
beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2) Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan
tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai
budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengansesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
3) Bergotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotongroyong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan
yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari
bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4) Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5) Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen
dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran dan proses
berpikir, dan mengambil keputusan.
6) Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karyadan tindakan yang
orisinal.
Struktur kurikulum dalam Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas
capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Pemerintah mengatur
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
muatan pembelajaran wajib beserta beban belajarnya. Satuan pendidikan dan/atau
pemerintah daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan
karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah. Pembelajaran dengan model Kurikulum
Merdeka dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu: pembelajaran reguler atau rutin
yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kegiatan pembelajaran reguler untuk setiap mata pelajaran mengarah pada CP dan profil
pelajar Pancasila. Pembelajaran berbasis projek dalam projek penguatan profil pelajar
Pancasila diselenggarakan untuk menguatkan upaya pencapaian profil pelajar Pancasila.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila diatur sebagai berikut: 1)
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah; 2) tidak
diarahkan untuk mencapai target CP tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran; 3) merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel, tidak terpaku pada
jadwal belajar seperti kegiatan reguler, serta lebih banyak melibatkan lingkungan dan
masyarakat sekitar dibandingkan pembelajaran reguler; dan 4) peserta didik berperan besar
dalam menentukan strategi dan aktivitas projeknya, sementara guru atau pendidik PAUD
berperan sebagai fasilitator.
Kemendikbudristek mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata
pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per-tahun. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat
mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap minggunya tidak
selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Sebagai contoh, satuan pendidikan dapat mengajarkan
mata pelajaran secara intensif dalam kurun waktu 1 (satu) semester untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik untuk melakukan pameran unjuk kerjanya di akhir semester
pertama. Oleh karena itu, alokasi waktu yang ditargetkan untuk 1 (satu) tahun dapat dicapai
dalam kurun waktu 1 (satu) semester. Dengan demikian, satuan pendidikan dapat
meniadakan mata pelajaran tersebut pada semester berikutnya karena JP yang harus
dipenuhi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun telah dicapai dalam waktu 1 (satu) semester.
Pengaturan beban belajar seperti ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna karena
peserta didik memiliki waktu belajar yang lebih efektif dan dapat fokus pada kompetensi
yang ingin dicapai tanpa membebaninya dengan muatan yang terlalu padat. Namun
demikian, alokasi JP intrakurikuler per-minggu tetap disampaikan untuk membantu guru
dalam merancang kurikulum dan pembelajaran.
Pemerintah juga mengatur proporsi beban belajar untuk setiap muatan atau mata
pelajaran. Proporsi beban belajar diatur untuk pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Alokasi waktu untuk kegiatan projek yang diarahkan
untuk penguatan pencapaian profil pelajar Pancasila digunakan secara lebih fleksibel
dibandingkan pembelajaran intrakurikuler karena projek penguatan profil pelajar Pancasila
bukan suatu kegiatan rutin per- minggu. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
yang menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan karakteristik satuan
pendidikan dan/atau daerah, secara fleksibel dapat mengelola kurikulum muatan lokal.
Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menentukan capaian
pembelajaran untuk muatan lokal, kemudian memetakannya ke dalam mata pelajaran
lain. Sebagai contoh, tentang batik diintegrasikan dalam mata pelajaran Seni Rupa,
sejarah lokal suatu daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran IPS, dan
sebagainya.
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
2. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengintegrasikan muatan lokal
ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila. Sebagai contoh, projek
terkait dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan
lokal, projek dengan tema perubahan iklim dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di
wilayah tersebut, dan sebagainya.
3. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai
bagian dari program intrakurikuler.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mata
pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari
programintrakurikuler. Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa dan budaya daerah,
kemaritiman, kepariwisataan, dan sebagainya sesuai dengan potensi masing-masing
daerah. Dalam hal satuan pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal,
beban belajarnya maksimum 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun atau 2 (dua) JP per
minggu (Noeroel 2021).
IV. SIMPULAN
Lomba Bulan Bahasa Bali sebagai Pendidikan Bahasa Bali yang berkesinambungan
dilakukan melalui proses perencanaan yang meliputi empat aspek yaitu 1) Tujuan
Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali di Sekolah, 2) Keadaan Penyelenggaraan Lomba
Bulan Bahasa Bali Saat Ini di Sekolah, 3) Kemudahan dan Hambatan Penyelenggaraan
Lomba Bulan Bahasa Bali Saat ini di Sekolah, 4) Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan Penyelenggaraan Lomba Bulan Bahasa Bali. Setelah melewati
proses tersebut didapatkan sebuah rancangan perlombaan Bulan Bahasa Bali yang
bernama “Lomba Sekolah Ajeg Bali”. Kriteria penilaiannya meliputi 1) Implementasi
Pergub Nomor 79 dan Nomor 80 Tahun 2018. 2) Adanya poster berbahasa Bali, 3)
Terdapat taman usada dan taman upakara, 4) Terdapat bahan bacaan literasi Berbahasa
Bali, dan 5) Terdapat ekstrakurikuler yang mendukung pelestarian bahasa Bali.
DAFTAR PUSTAKA
AP, I. G. G. P. 2020. Sutindih ring Basa Bali; Sinergi Pemerintah dan Lembaga Non-
Pemerintah dalam Usaha Melestarikan Bahasa Bali. Makalah Kongres Bahasa
Indonesia.
Ardika, I Gede. 2006. Kebijakan, Strategi, dan Revitalisasi Bahasa Bali, Makalah dalam
Kongres Bahasa Bali VI di Denpasar, 10-23 Oktober 2006
Diari, K. P. Y., & Jayawangsa, I. G. A. R. (2020, June). Strategi Dan Inovasi
Pembelajaran Bahasa Aksara Dan Sastra Bali Di Era Industri 4.0. In Prosiding
Seminar Nasional Dharma Acarya (Vol. 1, No. 2).
George R. Terry, (1975). Badan perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta:
Erlangga.https://sman4singaraja.sch.id/bulan-bahasa-bali-iii-tahun-2021/
https://smpn2kuta.sch.id/2021/02/16/rangkaian-lomba-perayaan-bulan-
PINTU : Pusat Penjamin Mutu
Volume : 3, No 2, September 2022 ISSN : 2746-7074
bahasa-bali/ https://sixsmadenpasar.sch.id/kegiatan-lomba-bulan-bahasa-bali-
mengambil-tema-sabdaning-taru-mahottama/
Jayawangsa, I. G. A. R., & Suari, A. P. (2021). Relevansi Penguasaan Bahasa Bali
Dengan Pendidikan Karakter Dan Implementasinya Dalam Pendidikan.
Haridracarya: Jurnal Pendidikan Agama Hindu, 1(2), 119-128.
Jayawangsa, I. G. A. R. (2021). Penjaminan Mutu Pendidikan Bahasa Bali Pada Generasi
Digital dan Relevansinya Pada Masa Pandemi Covid-19. PINTU: Jurnal
Penjaminan Mutu, 1(1).
Jendra, I Wayan. (2006). Sikap Penutur Bahasa Bali dan Pemakaian Bahasa Bali.
Makalah yang disampaikan dalam Kongres bahasa Bali VI di Denpasar. Pergub Nomor
20 Tahun 2013 Tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Daerah Bali.
Pergub Bali No. 79 Tahun 2018 Tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan
Hari Kamis Berbahasa Bali.
Pergub Bali No. 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa,
Aksaradan Sastra Bali.
Pramana, I. B. B. S. A., Ardiawan, I. K. N., Lestari, N. G. A. M. Y., Ekaningtyas, N. L.
D., Psi, S., Diari, K. P. Y., ... & Andayani, K. Y. (2020). Adaptasi Di Masa
Pandemi: Kajian Multidisipliner. Nilacakra.
Putra, M. S., Dwijayanthi, N. M. A., & Jayawangsa, I. G. A. R. (2021).
PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS EXPERT SYSTEM PRODI
SASTRA AGAMA DAN PENDIDIKAN BAHASA BALI JURUSAN
DHARMA ACARYA STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA DAN
RELEVANSINYA DENGAN STAKEHOLDERS DI PROVINSI
BALI. Widyacarya: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya, 5(2), 191-199.
Sriasih, Putu. (2020). Program Kamis Berbahasa Bali Sebagai Upaya Pelestarian
Budaya Bali Di Sekolah Dasar Mutiara Singaraja, Proceeding Senadimas
Undiksha.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta
Lagu Keban.