You are on page 1of 6

PERENCANAAN SABO DAM SEBAGAI BANGUNAN PENGENDALI

SEDIMEN PADA SUNGAI TALANG KOTA PADANG PANJANG

Oskar Roy 1, Ir. Surya Eka Priana, M. T., IPP 2, Elfania Bastian, S. T., M. T 2
Email : royoskar2929@gmail.com
Email : ekaprianasuryauj@gmail.com
Email : elfania.umsb@gmail.com

ABSTRACT

Sedimentation is the process of forming sedimentary material deposits or fragments of rocks, minerals
and organic materials that drift and move in the direction of the flow of river water. There are various
ways of holding it, such as being pushed, carried by jumping up and down and some are dissolved.
Sedimentation in the Talang River which occurred at 185,764 m³/year resulted in silting, thereby
reducing the water holding capacity of the Talang River. The construction of the Sabo Dam is one
solution that can be done to control sedimentation in the river. The purpose of this study is to design a
sediment control weir that is safe for stability with the largest sediment storage volume. The method
used in this research is to compare the hydraulic design of the Sabo building at two specified locations
(STA 0+200 and STA 201+400), then stability analysis is carried out based on the forces that occur
and the volume of sediment that can be accommodated. Based on the results of stability analysis at
two locations, it was found that the STA 201+400 weir was safe against shearing, overturning,
bearing capacity and piping. The sediment volume that can be retained is 156,206.85 m³ and Sabo
will be full of sediment after 8 months. Meanwhile, at the location of STA 0+200 the sediment that
can be retained is 7,913,787 m and will be full after 4 months. The construction of the Sabo Dam at
STA 201+400 is expected to reduce sedimentation that occurs in the Talang River.

Keywords: Sediment, sabo dam, stability, storage volume.

ABSTRAK

Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen endapan material atau pecahan dari batuan,
mineral dan material organik yang hanyut dan bergerak mengikuti arah aliran air sungai. Cara
pegangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong, terbawa secara melompat-lompat dan ada
pula yang larut. Sedimentasi pada Sungai Talang yang terjadi sebesar 185.764 m³/tahun
mengakibatkan pendangkalan sehingga mengurangi kapasitas tampungan air pada Sungai Talang.
Pembangunan Sabo Dam merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan guna
mengendalikan sedimentasi pada sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan desain
bendung pengendali sedimen yang aman terhadap stabilitas dengan volume tampungan sedimen
terbesar. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan desain hidrolis
bangunan Sabo pada dua lokasi yang ditentukan (STA 0+200 dan STA 201+400), kemudian
dilakukan analisis stablilitas berdasarkan gaya-gaya yang terjadi dan volume sedimen yang bisa
ditampung. Berdasarkan hasil analisis stabilitas pada dua lokasi, didapatkan hasil bahwa pada STA
201+400 bendung aman terhadap geser, guling, daya dukung dan piping. Volume sedimen yang
dapat ditahan sebanyak 156.206,85 m³ dan Sabo akan penuh dengan sedimen setelah 8 bulan.
Sedangkan pada lokasi STA 0+200 sedimen yang dapat ditahan sebanyak 7.913,787 m³ dan akan
penuh setelah 4 bulan. Pembangunan Sabo Dam pada STA 201+400 diharapkan mampu
mengurangi sedimentasi yang terjadi pada S u n g a i T a l a n g .

1
Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
2
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Kata kunci : Sedimen, sabo dam, stabilitas, volume tampungan.

PENDAHULUAN Aliran Sungai Talang Kota Padang


Latar Belakang Panjang
Sedimen adalah material atau pecahan dari 2. Untuk menganalisis debit banjir
batuan, mineral dan material organik yang rancangan
terbawa hanyut dan bergerak mengikuti arah 3. Untuk menghitung kapasitas dan durasi
aliran air sungai. Sedimen dapat dibedakan tampungan
menjadi muatan dasar (bed load) dan muatan Manfaat Penelitian
melayang (suspended load). Muatan dasar 1. Dapat mengendalikan sedimentasi,
bergerak secara bergulir, meluncur dan sehingga tidak mengganggu kinerja
meloncat-loncat diatas permukaan dasar Daerah Aliran Sungai Talang
sungai. Sedangkan muatan layang yang 2. Alternatif terbaik dalam upaya
mempunyai ukuran kurang dari 0,1 mm penanggulangan erosi tanah akibat
bergerak secara melayang mengikuti arah aliran sedimen
aliran sungai. Alterasi dasar sungai (naik
turunnya permukaan air sungai) dapat terjadi
karena bergeraknya muatan dasar, suspended TINJAUAN PUSTAKA
load tidak berpengaruh pada alterasi dasar SEDIMEN
sungai tetapi dapat mengendap pada dasar Sedimentasi merupakan suatu proses
waduk atau muara sungai (Suyono, 1994). pengendapan material hasil erosi yang masuk
Contoh penggunaan Sabo Dam yang ke aliran sungai sehingga membentuk dataran
ada di Sumatera Barat terdapat di 11 lokasi aluvial. Pengendapan sedimen di waduk-
seperti Sabo Batang Lolo, Sabo Batang Lawe, waduk akan mengurangi volume efektifnya
Sabo Batang Sungai Aro, Sabo Batang (Sumarto, 1995) karena sedimen dengan
Bangko Gadang, Sabo Batang Timbalun, ukuran butiran halus akan diendapkan pada
Sabo Batang Bangkahan, Sabo Batang Dam atau Bendungan yang sudah ada dan
Malalo, Sabo Batang Lakin, Sabo Batang masuk pada area yang disebut Low Water
Belubus, Sabo Batang Lasi dan Sabo Batang Level, sedangkan butiran kasarnya akan di
Kalulutan (Pusat/Balai Wilayah Sungai endapkan di bagian hulu.
Sumatera V Padang).
Rumusan Masalah Analisis Hidrologi
Bagaimanakah desain bangunan Sabo Analisis hidrologi yang dilakukan terhadap
Dam guna pengendalian sedimen pada data debit untuk mendapatkan besarnya nilai
Daerah Aliran Sungai Talang Kota Padang debit maksimum yang kemungkinan terjadi
Panjang. selama kala ulang tertentu. Dengan adanya
Batasan Masalah debit banjir rencana dapat digunakan sebagai
1. Perhitungan sedimentasi yang dasar untuk merencanakan kemampuan dan
digunakan adalah sedimen jenis ketahanan suatu bangunan yang terletak pada
m u a t a n d a s a r ( bed load) dengan alur sungai.
tidak memperhitungkan muatan
Analis debit banjir rencana
layang (suspended load).
Dalam menganalisis debit dengan
2. Data debit dan data tanah
periode ulang tertentu, digunakan metode
menggunakan hasil pengamatan
statistik seperti distribusi normal, metode Log
lapangan yang didapatkan dari
Normal, metode Gumbel dan Log Pearson III
instansi terkait yaitu Dinas Pekerjan
(Triatmodjo, 2009).
Umum dan Penataan Ruang Kota
a. Distribusi Normal
Padang Panjang
Distribusi normal mempunyai 2
3. Lokasi perencanaan terletak pada STA
parameter, yaitu rerata (X) dan
0+200 dan STA 201+400
deviasi standar (S) persamaan
Tujuan Penelitian
yang digunakan dalam metode ini
1. Mendesain konstruksi bangunan
adalah:
pengendali sedimen (Sabo Dam)
XT = X + K T . S
sehingga mampu mengurangi
sedimentasi yang terjadi pada Daerah b. Distribusi Gumbel

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Metode Gumbel banyak kinerja Dam yang ada.
digunakan untuk analisis data
maksimum, seperti penggunaan
pada analisis frekuensi banjir.
Persamaan yang digunakan
dalam metode ini adalah
(Triatmodjo, 2009) :
X= X +S.K
c. Distribusi Log Pearson III
Data-data yang dibutuhkan
dalam menggunakan metode ini
adalah nilai rata-rata, standart Contoh pengendalian sedimen (potongan
deviasi dan analisa frekuensi hujan. melintang)
Rumus yang digunakan dalam Sumber : Khoirul Murod (2002)
metode ini adalah (Triatmodjo,
2009) : Adapun menurut Khoirul Murod
Log Q = log X + G . si (2002:9) menyebutkan jenis bangunan
pengendali sedimen menurut fungsinya
Transport Sedimen dibedakan menjadi :
Proses angkutan sedimen merupakan 1. Stepped Dam yaitu dam bertingkat
suatu masalah yang komplek yang yang dibuat dibagian alur yang
berdampak langsung pada lingkungan. rusak, mudah longsor untuk
mencegah produksi sedimen karena
Mekanisme Pengangkutan Sedimen erosi galur.
Mekanisme Pengangkutan sedimen 2. Check Dam atau Sabo Dam yaitu dam
pada sungai terdiri atas dua macam, antara penahan sedimen yang harus
lain muatan layang (suspended load) dan dibangun di lembah sungai yang
muatan dasar (bed load). cukup dalam untuk menahan,
Proporsi Sedimen menampung dan mengendalikan
a) Muatan Layang (Suspended Load) sedimentasi, sehingga jumlah
b) Muatan Dasar (Bed Load) sedimen yang mengalir diperkecil.
3. Sand Pocket (Kantong Pasir) yaitu
bangunan pengendali sedimen yang
Konstruksi Bangunan Sabo Dam dibuat di daerah sungai yang
Bangunan Sabo Dam merupakan suatu berbentuk kipas alluvial untuk
konstruksi bangunan air yang fungsinya menampung sejumlah sedimen yang
sebagai penahan, penampung dan pengendali mengalir cukup besar sehingga sisa
sedimen yang larut pada aliran sungai dari yang ditahan check dam
sehingga sedimen tersebut tidak mengganggu ditampung di sini.
4. Groundsill atau ambang pengendali a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Talang
dasar adalah check dam yang merupakan salah satu kawasan yang
rendah dibangun melintang sungai terletak di Kelurahan Ngalau Kota
untuk menstabilkan dasar sungai Padang Panjang dengan luas baku
dan mengarahkan aliran sedimen. 57,964 Ha
5. Channel Works yaitu bangunan b. Tempat penelitian ini dipilih karena
berupa kanal di daerah kipas permintaan dari masyarakat ke intansi
alluvial untuk menstabilkan arah alur yang menangani bidang irigasi dan
dan mengalirkan banjir dengan aman, pengairan untuk dibuatkan bangunan
karena pada umumnya di daerah pengendali sedimen
tersebut selalu berubah akibat Data Penelitian
fluktuasi debit.
a. Data Primer
Metodologi Penelitian b. Data Sekunder
Lokasi Penelitian
Metode Analisis Data

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini Gravity (Gs)
adalah membandingkan desain hidrolis Wet Density 3
= 1,661 – 1,732 g/cm
bangunan Sabo pada dua lokasi yang (γt)
ditentukan STA 0+200 dan STA 201+400, Dry Density 3
kemudian dilakukan analisis stablilitas = 1,288 – 1,297 g/cm
(γd)
berdasarkan gaya-gaya yang terjadi dan Void Ratio (e) = 1,033 – 1,044
volume sedimen yang bisa ditampung. Permeability (k) -7
= 5,858 – 1,061 x 10
HASIL DAN PEMBAHASAN cm/detik
Kondisi Lokasi Penelitian
Berdasarkan data tanah yang sudah ada
didapatkan dua titik kearah Pusat bendung,
yaitu pada jarak 0 sampai dengan 200 meter
dan 201 sampai 400 meter masing-masing dari
pusat bendung Sungai Talang . Lokasi
STA 0+200 dan STA 201+400
Lokasi penelitian STA 201 + 400

N-SPT =8
Kadar air = 32,54 – 34,41 %
normal (W) = 2,635 – 2,693
Specific Gravity
(Gs)
Wet Density (γt) 3
= 1,794 – 1,829 g/cm
Dry Density 3
= 1,414 – 1,492 g/cm
(γd)
Void Ratio (e) = 0,766 – 0,905
Permeability (k) -6
= 3,530 – 3,056 x 10
cm/detik
Macam pegukuran dispersi antara lain
Kondisi Tumpukan Sedimen pada STA 0+200 sebagai berikut :
1. Standar deviasi
Perhitungan standar deviasi digunakan
rumus sebagai berikut :

√∑
n
Xi−X ¿ ²
S = i =1
¿
n−1
S =
√10067260.260 = 334,451
10−1
2. Koefesien Skewness (Cs)
Perhitungan koefesien skewness
digunakan rumus sebagai berikut
n
Cs = x ∑ ¿¿ )³
(n−1)(n−2)
Kondisi Tumpukan Sedimen pada STA
201+400 10 x (675005199.564)
Cs = =
(10−1)(10−2)334 , 451³
Adapun pengukuran data tanah yang tersedia : 2.506
Lokasi STA 0+200 3. Pengukuran Kurtosis (Ck)
N-SPT =7 Perhitungan kurtosis digunakan rumus
Kadar air = 38,67 – 39,52 % sebagai berikut :
normal (W) = 2,6332 – 2,637
Specific

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1 Perhitungan Debit Banjir Rencana Periode
n
Ck = n Ulang Tertentu. Perhitungan debit banjir
∑ ( Xi−X )⁴
S ⁴ i=1 rencana periode ulang tertentu yang terpilih
adalah dengan menggunakan Log Normal,
1 seperti yang dapat dilihat dibawah ini.
x(667065587456.204)
CK = 10 = Rumus :
334.451⁴ Log Qt = log Qrt + S . Kt
5.331 Dimana :
4. Koefesien Variasi (Cv) Qt = debit banjir rencana
Perhitungan parameter statistik untuk Qrt = debit rata-rata
analisa distribusi log normal dan log Kt = standar variable untuk periode ulang
person tipe III T tahun yang besarnya ditentukan
S = standar deviasi
Macam pegukuran dispersi antara lain
sebagai berikut : Perencanaan bendung dilakukan dalam
1. Standar deviasi mendesain konstruksi bendung pada dua
Perhitungan standar deviasi lokasi yaitu : STA 0+200 dan STA 201+400
digunakan rumus sebagai berikut :


n Lokasi/ STA 0+200 STA 201+400
S = ∑ Xi−X ¿ ² Dimensi
i =1
¿
n−1 Lebar sungai 10,2 m 15,1 m

S =
√ 0 ,135 = 0,1224
10−1 Lebar 8m 8m
2. Koefesien Skewness (Cs) pelimpah
Perhitungan koefesien skewness
digunakan rumus sebagai berikut Tinggi main 1m 1,5 m
n dam
Cs = x ∑ ¿¿ )³
(n−1)(n−2) Lebar dasar 1,75 m 3,55 m
10
Cs = x ∑ 157649.3036 main dam
9 x8
=1 Panjang kolam 10,3 m 12,3 m
3. Pengukuran Kurtosis (Ck) olak
Perhitungan kurtosis digunakan
rumus sebagai berikut : Tinggi sub 0,330 1,580 m
1 dam
n
Ck = n / S⁴ 0,5 m 1,2 m

S ⁴ i=1
( Xi−X )⁴
Stabilitas 5,457 > 1,2 5,033 > 1,2 m
1
x(0,009) terhadap m = aman = aman
CK = 10 = 4,01 guling
0 ,1224⁴
Stabilitas 3,953 > 1,2 3,702 > 1,2 m
terhadap geser m = aman = aman
4. Koefesien Variasi (Cv)
Perhitungan koefesien variasi 4,286 < 10 4,098 < 10 t/m²
Daya dukung
digunakan rumus sebagai berikut : t/m² = aman = aman
S
Cv = 1,602 < 10 1,602 < 10 t/m²
LogXrt
0,1224 t/m² = aman = aman
Cv = = 0,0410
2.980
Piping 3,475 > 1,8 5,022 > 1,8 =
= aman aman

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Kapasitas 7.913,787 156.206,85 m³ Sedimentasi (Studi Kasus Waduk
tampungan m³ Sampean Baru), Skripsi. Universitas
Jember.
Sedimen yang 185.764 m³
terjadi Murod, Khoirul (2002). Analisis Keandalan
Bangunan Sabo dalam Pengendalian
Waktu penuh 4 bulan 8 bulan Sedimen di Kali Boyong Yogyakarta,
tampungan Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Priatwanto, Heri Nur (2010). Perencanaan


PENUTUP Bendung Tetap Tipe Vlughter-
Kesimpulan Sitompul, Tugas Akhir. Universitas
Berdasarkan hasil perhitungan dan Sebelas Maret.
analisis yang dilakukan pada kedua Sabo
Dam yang direncanakan, didapatkan Sifia, Fifi (1990). Sungai (TS 1579), Diktat.
kesimpulan Sabo Dam pada STA 201+400 Institut Teknologi Sepuluh
dapat menampung sedimen sebanyak Nopember. Soemarto, C. D. (1999).
3
156206 , 8 m dan tampungan akan penuh Hidrologi Teknik, Erlangga. Jakarta.
setelah kurun waktu 8 b u l a n . Sedangkan
pada lokasi S T A 0+200 dapat Suyono Sosrodarsono & Masateru
Tominaga. Perbaikan dan
menampung sebanyak 7.913,787 m3 Pengaturan Sungai, P.T. Pradnya
dengan estimasi waktu sampai tampungan Paramita, Jakarta.
penuh selama 4 bulan. Sehingga Sabo
Dam sebaiknya dibangun pada lokasi Takahashi, Tamotsu (2007). Debris
STA 201+400, karena mampu Flow: Mechanics, Prediction
menampung sedimentasi yang terjadi selama and Countermeasures, Routledge.
8 bulan. Indonesia.

Saran Triatmodjo, Bambang (2009). Hidrologi


Perencanaan Desain Sabo Dam pada tugas
akhir ini hanya sampai pada desain hidrolis Terapan, Beta Offset.Yogyakarta.
bendungnya saja, untuk penelitian United States Departement of the Interior
selanjutnya perlu dilakukan perhitungan
manajemen dan estimasi biaya operasional dan (1974). Design of Small Dams,
maintenance. Oxford & IBH Publishing Co.
New Delhi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah (2004). Pedoman Teknis
Bendung Pengendali Dasar
Sungai (Pd T-12-2004-A). Pedoman.
Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah.

Fadlun, Mochammad (2002). Analisis


Pengendalian Sedimen Di Sungai Deli
Dengan Model HEC-RAS, Skripsi.
Universitas Sumatra Utara.

Linggarjati, Ni Arum (2011). Perbandingan


Metode Area Increment, Empirical
Area Reduction dan Moody’s
Modification untuk Analisa Volume

PAGE \* MERGEFORMAT 1

You might also like