You are on page 1of 6

Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

ISSN : 2614-6142 (Printed), 2614-8005 (Online)


http://jurnal.untan.ac.id/index.php/lk

Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Sungai Raya Kabupaten


Bengkayang Kalimantan Barat

Distribution of Bed Load in Sungai Raya Waters, Bengkayang Regency,


West Kalimantan
Kanti Rahayu1*, Muliadi1, Muhardi1, Yoga Satria Putra1, Risko2, Heni Susiati3
1Program Studi Geofisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
2Laboratorium Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
3Pusat Kajian Pengembangan Energi Nuklir, BATAN, Indonesia
*E-mail : kantirahayu@student.untan.ac.id

Received : 15 August 2021; Accepted: 28 January 2022


Published: 28 February © Author(s) 2022. This article is open access

Abstract
A study on bed load distribution has been carried out in Sungai Raya Waters, Bengkayang Regency. This study
aims to determine the type and percentage of bed load fraction. Sediment sampling was carried out using the
sediment grab at six stations, each with three sampling points. Sediment grain size analysis was carried out
using a sieve method (granulometry). The results showed that the bed load's distribution was dominated by
silt with an average percentage value of 53%, clay 32.22%, and sand 14.78%. The sediment type in the location
was dominated by silty clay loam and silty clay. Overall, the current velocity in the study location is classified
as a current slow category. The speed of this current affects the transportation, deposition, and distribution of
sediment.
Keywords: bed load, grain size, granulometry, Raya River Waters

Abstrak
Studi tentang distribusi sedimen dasar telah dilakukan di Perairan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan persentase fraksi sedimen dasar. Pengambilan sampel
sedimen dilakukan menggunakan sediment grab pada 6 stasiun dengan masing-masing terdapat 3 titik
sampling. Ukuran butir sedimen dianalisis menggunakan metode ayakan (granulometri). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebaran sedimen dasar didominasi oleh lanau dengan nilai rata-rata persentase 53%,
lempung 32,22%, dan pasir 14,78%. Tipe sedimen yang ada di lokasi tersebut secara keseluruhan
didominasi oleh lempung liat berdebu (silty clay loam) dan liat berdebu (silty clay). Secara keseluruhan
kecepatan arus yang ada di lokasi penelitian tergolong katagori arus lambat. Kecepatan arus ini
mempengaruhi proses pengangkutan, pengendapan, dan sebaran sedimen.
Kata kunci : sedimen dasar, ukuran butir, granulometri, Perairan Sungai Raya

1. Pendahuluan mempunyai bentuk aliran yang berkelok-kelok


Bengkayang merupakan salah satu (meandering) sehingga menyebabkan adanya
kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat pengendapan sedimen karena erosi relatif
dengan luas 5.396,30 km2 atau 3,68 % dari lebih kecil (Leopold dan Wolman, 1957).
total luas wilayah provinsi. Berdasarkan Proses erosi dan sedimentasi mempengaruhi
kondisi alamnya, Kabupaten Bengkayang perubahan morfologi secara alami tergantung
terbagi atas 2 wilayah yaitu kondisi alam pada kondisi DAS, sedangkan aktivitas
berupa daratan dan kondisi alam berupa manusia yang dapat berpengaruh terhadap
pesisir pantai. Kabupaten Bengkayang dinamika sungai diantaranya yaitu reklamasi,
mempunyai daerah aliran sungai (DAS) yang penumpukan sedimen, dan pemotongan jalur
melewati wilayahnya yaitu Perairan Sungai sungai. Potensi sedimentasi yang besar
Raya dengan luas sebesar 50.000 hektar dipengaruhi oleh kecepatan arus yang
(RKPD, 2020). Perairan Sungai Raya berkurang dan kondisi sungai yang lebar

19 Kanti Rahayu et al., (2022)


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5. No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

menyebabkan debit aliran air mendorong debit aliran sungai menggunakan analisis
sedimen menjadi lebih kecil, sehingga sedimen velocity area dengan menghitung kecepatan
akan menumpuk (Lestari, 2017; Brookes, arus, lebar penampang dan kedalaman suatu
1994; Li et al. 2007). aliran sungai (Gordon et al., 1992). Adapun
Penelitian terkait yang sudah dilakukan debit aliran sungai diperoleh dengan
diantaranya oleh Ansari et al. (2020) tentang persamaan :
sebaran sedimen dasar (bed load) Perairan
𝑄=𝑣𝑥𝐴 (1)
Muara di Kabupaten Mempawah, terdapat 3
jenis fraksi sedimen dasar di lokasi tersebut
Keterangan :
yaitu pasir, lanau, dan lempung, dengan fraksi
Q : debit sungai (m3/s)
sedimen dasar yang didominasi oleh pasir.
v : kecepatan arus rata-rata (m/s)
Kemudian penelitian Nursiani et al. (2020b)
A : luas penampang sungai (m2)
tentang diameter butir sedimen dasar Sungai
Pawan di Kabupaten Ketapang, diperoleh hasil
Analisis massa sedimen dapat dihitung
berupa pasir berukuran kasar (coarse sand)
dengan persamaan :
dan berukuran sedang (medium sand).
Selanjutnya Lestari et al. (2017) melakukan 𝑚! = 𝑚" − 𝑚# (2)
penelitian tentang sedimentasi Sungai Kapuas 𝑚$ = 𝑚% − 𝑚& (3)
Kecil di Kota Pontianak yang didominasi oleh 𝑚' = 𝑚! − 𝑚$ (4)
lanau.
Faktor yang melatarbelakangi penelitian Berat jenis (specific ravity) sedimen (Gs)
ini dilakukan adalah karena adanya rencana diproleh dengan membandingkan berat volume
penetapan salah satu calon tapak Pembangkit butiran ( 𝑦( ) terhadap berat volume air ( 𝑦) )
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di sekitar daerah pada kondisi tertentu, sehingga dapat
Perairan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, dituliskan dengan persamaan :
sehingga diharapkan dapat memberikan 𝐺𝑠 =
*!
(5)
informasi awal tentang sebaran fraksi dan *"
jenis sedimen di daerah tersebut. Penelitian ini Keterangan
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis fraksi 𝑚! : massa sedimen kering (kg)
dan tipe sedimen dasar di Perairan Sungai 𝑚$ : massa sedimen basah (kg)
Raya, Kabupaten Bengkayang. 𝑚) : massa air tanpa sedimen (kg)
Gs : berat jenis (kg/m3)
2. Metodologi Penelitian 𝑚# : massa piknometer (kg)
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 𝑚" : massa piknometer dan sedimen (kg)
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 𝑚% : massa piknometer, sedimen, dan air (kg)
2021 di Perairan Sungai Raya, Kabupaten 𝑚& : massa piknometer dan air (kg)
Bengkayang. Pengambilan sampel sedimen
dilakukan sebanyak 6 stasiun pengamatan. Tahapan selanjutnya adalah menghitung
Setiap stasiun terdapat 3 titik sampling. persentase ukuran butir sedimen yang dapat
Tahapan dari penelitian ini dilakukan dari dihitung dengan persamaan :
pengambilan data lapang, analisis
R = 𝑅# − 𝑅" (6)
laboratorium dan pengolahan data penelitian.
'
Pengukuran di lapangan meliputi beberapa K2 = x 100% (7)
+
pengukuran parameter fisis diantaranya
adalah kedalaman sungai, kecepatan arus pada P = K2 R (8)
kedalaman 0,2 d dan 0,8 d, debit aliran sungai
D = K -𝐿/𝑇 (9)
dan pengambilan sampel sedimen dasar.
Keterangan
2.2. Analisis Data R : koreksi hidrometer
Penelitian ini menggunakan metode 𝑅# : skala hidrometer pada sampel
purposive sampling. Metode ini mengumpul- 𝑅" : skala hidrometer pada cairan
kan sampel sedimen dengan kriteria yang 𝑎 : faktor koreksi hidrometer
ditentukan (Sugiyono, 2008). Pengolahan data 𝑚 : massa sedimen (kg)

Kanti Rahayu et al., (2022) 20


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5. No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

Gambar 1. Diagram Segitiga Tekstur menurut USDA (Foth, 1994)

K : konstanta sedimentasi, arus dapat memilah ukuran butir


P : persentase ukuran butir sedimen sedimen sehingga menghasilkan variasi
D : ukuran diameter sedimen (mm) ukuran butir di lingkungan pengendapan
L : kedalaman sungai (m) (Nugroho dan Basit, 2014). Kecepatan arus
T : periode (s) yang diperoleh juga sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Warsidah et al.
Setelah diperoleh nilai persentase fraksi
(2021), yang menyatakan bahwa kategori
sedimen berupa pasir, lanau, dan lempung,
kecepatan arus di lokasi penelitian merupakan
maka sedimen akan dikelompokkan berdasar-
arus lambat, yaitu sebesar 0,1 m/s.
kan jenisnya menggunakan segitiga tekstur
(Nursiani et al., 2020a) seperti yang terlihat
Gambar 1. 3.2. Debit Aliran Sungai
Debit sungai terbesar di Perairan Sungai
Raya terdapat pada Stasiun 4, yaitu sebesar
3. Hasil dan Pembahasan 15,6 m3/s, sedangkan debit sungai terendah
3.1. Kecepatan Arus terdapat pada Stasiun 6 yang dekat dengan
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa muara yaitu sebesar 8,83 m3/s (Tabel 1).
kecepatan arus rata-rata tertinggi terdapat Penumpukan sedimen dasar dalam jumlah
pada Stasiun 3 yaitu sebesar 0,59 m/s yang yang besar umumnya akan menyebabkan
terletak dibagian tepi sungai dan kecepatan debit sungai menjadi menurun (Soemarto,
arus terendah terdapat pada Stasiun 2 yaitu 1992). Debit sungai yang lebih besar akan
sebesar 0,11 m/s yang terdapat di bagian berpengaruh pada pola sirkulasi arus,
tengah sungai. Secara keseluruhan kecepatan sehingga akan mendorong pergerakan
arus rata-rata di Perairan Sungai Raya sebesar angkutan sedimen yang relatif lebih tinggi.
0,33 m/s, sehingga dikategorikan kecepatan
arus lambat atau lemah. Arus dikategorikan 3.3. Jenis Sedimen Dasar
lemah jika mempunyai kecepatan kurang dari Sedimen berasal dari perombakan batuan,
0,4 m/s (Sukuryadi, 2015). Kecepatan arus dan ditransportasikan oleh media transpor
yang lemah tidak akan mampu mendistribusi- secara alami, yang kemudian mengalami
kan partikel sedimen yang berukuran besar pengendapan sehingga membentuk lapisan di
atau kasar (Dwianti et al., 2017). Dalam proses permukaan bumi (Rifardi, 2008). Analisis

21 Kanti Rahayu et al., (2022)


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5. No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

Tabel 1. Debit aliran di Perairan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang

laboratorium menggunakan metode 3.4. Analisis Sedimen Dasar Berdasarkan


hidrometer untuk mengetahui pembagian Tekstur Sedimen
ukuran butir sedimen, karena ukuran butir Persentase fraksi sedimen di setiap titik
yang berbeda akan diendapkan pada waktu stasiun kemudian diplot pada segitiga tekstur
yang berbeda. Penentuan fraksi sedimen untuk mengidentifikasi jenis sedimen. Ber-
menggunakan tahap berat jenis sampel dasarkan hasil analisis tersebut diperoleh 3
kemudian diplot kedalam grafik analisis tipe jenis sedimen, yaitu liat berdebu, lempung
saringan (sieve analysis chart) sehingga liat berdebu, dan lempung berdebu. Tipe
diketahui hasil persentase fraksi sedimen dari sedimen di daerah ini didominasi oleh jenis
masing-masing titik pengambilan sampel sedimen lempung liat berdebu, yang
sedimen (Damardjati et al., 2019). cenderung lebih halus seperti pada Tabel 2.
Fraksi sedimen yang tersebar di setiap Semakin mendekati muara sungai, maka
titik stasiun diantaranya berjenis pasir, lanau, ukuran butir sedimen cenderung semakin
dan lempung. Persentase rata–rata dari fraksi halus, sedangkan semakin menjauhi muara
sedimen secara keseluruhan yaitu pasir 14,8%, sungai, maka ukuran butir sedimen cenderung
lanau 53%, dan lempung 32,2% (Gambar 2). semakin kasar (Gemilang et al., 2017).
Fraksi sedimen yang mendomi-nasi di Kecepatan arus sungai yang bertemu dengan
Perairan Sungai Raya adalah sedimen berjenis air laut akan semakin berkurang (Davis, 1991).
lanau. Hasil ini disebabkan karena kecepatan Kondisi ini menyebabkan sedimen yang
arus di daerah ini termasuk arus lemah, yaitu terangkut ke muara sungai akan mengalami
0,33 m/s. Arus dengan kecepatan yang lebih pengendapan.
rendah hanya dapat mengangkut sedimen
berukuran lebih halus (Dwianti et al., 2017). 4. Kesimpulan
Sedangkan Arus dengan kecepatan yang lebih Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat
tinggi dapat mengangkut sedimen berukuran ditarik kesimpulan bahwa fraksi sedimen di
lebih kasar. perairan Sungai Raya didominasi oleh lanau

Kanti Rahayu et al., (2022) 22


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5. No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

Tabel 2. Sebaran fraksi dan tipe sedimen di setiap stasiun


Fraksi Sedimen (%)
St Titik Tipe Sedimen
Pasir Lanau Lempung
a 16 43 41 Liat berdebu (Silty clay)
1 b 12 58 30 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
c 15 50 35 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
a 5 46 49 Liat berdebu (Silty clay)
2 b 12 49 39 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
c 11 52 37 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
a 14 61 25 Lempung berdebu (Silt loam)
3 b 17 59 24 Lempung berdebu (Silt loam)
c 9 43 48 Liat berdebu (Silty clay)
a 19 57 24 Lempung berdebu (Silt loam)
4 b 19 57 24 Lempung berdebu (Silt loam)
c 21 51 28 Lempung berdebu (Silt loam)
a 18 62 20 Lempung berdebu (Silt loam)
5 b 23 55 22 Lempung berdebu (Silt loam)
c 14 51 35 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
a 20 50 30 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
6 b 10 56 34 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)
c 11 54 35 Lempung liat berdebu (Silty clay loam)

Gambar 2. Peta distribusi fraksi sedimen dasar di Perairan Sungai Raya


dengan nilai rata-rata persentase 53%, keseluruhan didominasi oleh lempung liat
lempung 32,22% dan pasir 14,78% dan tipe berdebu (silty clay loam) dan liat berdebu (silty
sedimen yang ada di lokasi tersebut secara clay). Secara keseluruhan kecepatan arus yang

23 Kanti Rahayu et al., (2022)


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5. No. 1 (February, 2022), Hal. 19-24.

ada di lokasi penelitian ini tergolong katagori Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Journal
arus lambat. Kecepatan arus ini of Marine and Aquatic Sciences, 6(2): 253–
mempengaruhi proses pengangkutan, 257.
pengendapan, dan sebaran sedimen. Nursiani, T., Putra, Y. S., dan Muhardi. 2020b.
Studi Ukuran Diameter Butir Sedimen
5. Ucapan Terima Kasih Dasar terhadap Kecepatan Arus di Sungai
Penulis megucapkan terimakasih atas Pawan Kabupaten Ketapang. Prisma
bantuan dana RISPRO LPDP Tahun Anggaran Fisika, 8(1): 17–20.
2020 yang telah memfasilitasi penelitian ini. Nugroho, S. H., dan Basit. A. 2014. Sebaran
Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran
Daftar Pustaka Butir di Teluk Weda, Maluku Utara. Jurnal
Ansari, A., Apriansyah, Risko. 2020. Distribusi Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 6(1) :
Sedimen Dasar di Perairan Muara 229-240.
Mempawah Kelimantan Barat. Jurnal Laut Rifardi. 2008. Tekstur Sedimen Sampling dan
Khatulistiwa. 3(2): 68-74. Analisis. Universitas Riau Press.
Brookes, A. 1994. River Channel Change. In: RKPD. 2021. Rencana Kerja Pemerintah
Calow, P., Petts, G.E. (Ed) The River Daerah Kabupaten Bengkayang Tahun
Handbookz: Hydrological and Ecological 2021. Badan Perencana Pemabangunan
Principles. pp 55-75. Blackwell Sciences Daerah. Bengkayang: Kalimantan Barat
Ltd. Soemarto, C. D. 1992. Hidrologi Teknik Edisi 2.
Damardjati, N. S. W., Maslukah, L. dan Erlangga. Jakarta
Wulandari, S. Y. 2015. Karakteristik Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Geokimia Phosphor Sedimen Permukaan Alfabeta: Bandung
Perairan Mangunharjo (Semarang) dan Sukuryadi. 2015. Analisis Arus dan Gelombang
Marunda (Jakarta). Jurnal Kelautan. 12 (2) Perairan Batu Belande Gili Asahan Desa
:207 – 215. Batu Putih Kecamatan Sekotong Lombok
Dwianti, R. F., Widada, S., Hariadi. 2017. Barat. Paedogaria. 12(2): 1-10.
Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Warsidah, Risko, Saputra, D. W., Muliadi, Zibar,
Pelabuhan Cirebon. Jurnal Oseanografi. Z., dan Susiati, H. 2021. Sebaran Sedimen
6(1): 228-235. Berdasarkan Analisis Parameter Ukuran
Gemilang, W. A., Kusumah, G., Wisha, U. J., Butir di Muara Sungai Sambas Kalimantan
Arman, A. 2017. Laju Sedimentasi di Barat. Jurnal Geologi Kelautan. 19(2): 61-
Perairan Brebes, Jawa Tengah 71.
Menggunakan Metode Isotop Pb. Jurnal
210

Geologi Kelautan. 15(1):11-22.


Foth, H.D. 1994. Fundamentals Of Soil Science
Eight Edition. John Willey & Sons. New
York.
Leopold, L. B., dan Wolman, M. G. 1957. River
chanel patterns: braided, meandering, and
straight. U.S Geological Survey.
Lestari, A. D., Pramadita, S., Simatupang, J. M. T.
2017. Sedimetasi Di Sungai Kapuas Kecil,
Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi. TS-
007: 1-7.
Li, Luqian., Lu, Xixi., Z. Chen. 2007. River
channel changes during the last 50 years
in the middle Yangtze River. The Jianli
Reach. Geomorphology. 85 (34): 185-196.
Nursiani, T., Putra, Y. S., dan Muhardi. 2020a.
Sebaran Fraksi dan Jenis Sedimen Dasar
(Bed-Load) di Sungai Pawan Kecamatan

Kanti Rahayu et al., (2022) 24

You might also like