Professional Documents
Culture Documents
Sedimen secara umum merupakan tanah erosi yang terbawa oleh aliran air pada suatu
atau bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air tempat yang kecepatan alirannya melambat
dari suatu tempat yang mengalami erosi pada (Arsyad S. , 2000).
suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk Kecepatan angkutan sedimen merupakan
kedalam suatu badan air. Proses terjadinya fungsi dari kecepatan aliran sungai dan ukuran
sedimentasi yaitu pengendapan sedimen hasil partikel sedimen. Ada tiga cara pengangkutan
301
302 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 10, Nomor 3, Desember 2014, hal 301- 307
partikel sedimen di dalam aliran sungai, yaitu muatan sedimen dasar (Qi) untuk tiap sampel
terlarut (wash load), melompat, dan dengan cara sedimen.
merayap atau menggelinding. Terlarut (wash Untuk mendapatkan nilai besar debit muatan
load) merupakan pengangkutan partikel sedimen sedimentasi digunakan persamaan berikut
dalam aliran air yang berukuran kecil seperti
tanah liat dan debu. Melompat merupakan 𝑄𝑠 = 0,0864 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝑄 (1)
pengangkutan partikel sedimen yang berukuran
dimana besarnya debit muatan sedimentasi
lebih besar, seperti pasir. Pengangkutan yang
dipengaruhi oleh konsentrasi sedimentasi dan
terakhir yaitu dengan cara merayap atau
debit aliran. Nilai konsentrasi sedimentasi
menggelinding di dasar sungai. Partikel sedimen
didapatkan dengan menggunakan persamaan
yang bergerak dengan cara merayap di dasar
berikut
sungai memiliki ukuran partikel yang lebih besar
dari pasir, seperti kerikil (gravel). Faktor-faktor (𝑔2 −𝑔1 )
𝐶𝑠𝑖 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
(2)
yang mempengaruhi besarnya ukuran partikel
sedimen yang terangkut aliran air seperti: ukuran
tetapi sebelumnya perlu didapatkan hasil
sedimen yang masuk ke badan sungai/saluran air,
massa sedimen. Volume sampel air yang diambil
karakteristik saluran, debit dan karakteristik fisik
yaitu 1000 mL (1 liter), dengan 4 titik
partikel sedimen. (Asdak, 2010).
pengambilan sampel air yaitu pada titik
Menurut (Rahayu & dkk, 2009) ada 2 jenis
4°55’59,02” LS dan 119°35’51,69” BT
sedimen yang terdapat di sungai yaitu sedimen
merupakan titik A pada dermaga I, 4°55’58,79”
melayang (suspended load) dan sedimen dasar
LS dan 119°35’51,28” BT merupakan titik B
(bed load). Pengukuran sedimen melayang dapat
pada dermaga I. Dan untuk titik A pada dermaga
dilakukan dengan mengambil contoh air sungai
II terletak pada koordinat 4°55’30,01” LS dan
melalui metode pengambilan langsung di
119°35’27,77” BT, titik B terletak pada koordinat
permukaan (grab samples; untuk sungai yang
4°55’30,11” LS dan 119°36’28,07” BT.
homogen) atau metode integrasi kedalaman
Adapun data kecepatan aliran sungai
(depth integrated; untuk sungai dalam dan tidak
digunakan merupakan data hasil pengukuran
homogeny). Sedangkan sedimen merayap
lapangan (Zainal 2014) di sungai Pute pada
diambil dengan metode perangkap.
waktu dan tempat yang sama dengan
pengambilan sampel air sungai. Adapun
METODE
pengukuran lebar sungai pada dermaga I yaitu 18
Sedimen di sungai dibedakan menjadi dua
meter dan lebar sungai pada dermaga II yaitu 13
jenis yaitu sedimen melayang (suspended load)
meter.
dan sedimen dasar (bed load) (Rahayu & dkk,
Setelah didapatkan nilai debit muatan
2009). Contoh air sungai yang berisikan sedimen
sedimen melayang dan sedimen dasar,
yang telah diambil dari lokasi penelitian yaitu
selanjutnya menghitung nilai sedimentasi total
dermaga I dan dermaga II kemudian dianalisis di
sesuai dengan tujuan penelitian yang kedua
laboratorium. Pemeriksaan/analisis di
berdasarkan tahap kelanjutan dari tujuan
laboratorium ini bertujuan untuk menentukan
penelitian pertama. Berdasarkan tipe gerakannya
nilai massa sedimen sehingga didapatkan nilai
muatan sedimen total merupakan hasil
konsentrasi sedimen (Cs), untuk selanjutnya
penjumlahan dari muatan dasar dan muatan
dilakukan perhitungan untuk memperoleh hasil
melayang. Nilai sedimentasi total ini bertujuan
debit muatan sedimen melayang (Qs) dan debit
Nadhirah Al Ansar, dkk. Studi Analisis Sedimentasi di Sungai Pute Rammang-rammang …, 303
untuk mengetahui kemungkinan muatan sedimen Sesuai dengan tujuan penelitian ketiga
yang terjadi di titik pengambilan sampel air dilakukan pengklasifikasian sedimen untuk
tersebut. Secara matematis nilai sedimentasi total mengetahui jenis-jenis sedimen penyusun
dinyatakan seperti pada persamaan berikut sedimen. Karena penyusun sedimen sungai
memiliki ukuran yang berbeda-beda,
𝑆 = 𝑄𝑠 + 𝑄𝑖 (3) pengklasifikasian sedimennya berdasarkan
ukuran diameter partikel menggunakan Tabel 1
Dimana S (gram/s) adalah sedimentasi total,
berikut:
𝑄𝑠 (gram/s) adalah debit muatan sedimen
melayang dan 𝑄𝑖 (gram/s) adalah debit muatan
sedimen dasar.
Jenis sedimen yang diambil menggunakan ayakan hanya digunakan 100 gram untuk
alat grab sampler adalah sedimen yang benar- mewakili sedimen-sedimen merayap lainnya.
benar berada di dasar sungai.
Sampel yang diambil dari lokasi penelitian HASIL DAN DISKUSI
yaitu dermaga I dan dermaga II, terlebih dahulu A. Nilai besar debit muatan sedimen
dikeringkan agar kadar air yang terkandung pada Hasil pengukuran langsung di dermaga I
sedimen tersebut berkurang. Proses selanjutnya dan dermaga II (Zainal 2014), terlihat adanya
yaitu pengayakan sedimen menggunakan sieve variasi debit yang terjadi pada masing masing
net. Ayakan sieve net terdiri dari 7 saringan yang titik pengambilan sampel tiap harinya. Hal ini
memiliki diameter yang berbeda-beda. Sampel dikarenakan pengaruh cuaca yang terjadi.
Terlihat pula variasi yang berbeda pada debit
304 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 10, Nomor 3, Desember 2014, hal 301- 307
aliran sungai pada pagi dan sore hari di hari yang curah hujan dan parameternya, karakteristik
sama. Di pagi hari debit alirannya lebih tinggi tanah, vegetasi penutup tanah dan tataguna lahan
daripada debit aliran pada sore hari. Hal ini sangat berpengaruh terhadap besarnya
dikarenakan oleh adanya faktor pasang surut konsentrasi sedimen dan debit air sungai yang
sungai, curah hujan yang tinggi, selain itu faktor masuk ke laut.
vegetasi juga dapat mempengaruhi debit aliran, Hasil debit muatan sedimen melayang pada
serta aktifitas manusia. Pada dasarnya saat terjadi dermaga I maupun dermaga II tidak terlihat
hujan (hujan kecil) sebagian besar air langsung perbedaan nilai yang mencolok jika dibandingkan
terinfiltirasi ke dalam tanah sehingga air pada dengan debit muatan sedimen dasarnya. Debit
aliran sungai tidak langsung mengalami muatan sedimen melayang pada dermaga I
pertambahan debit. Hal ini sesuai dengan berkisar antara 0,1104-5,9221 gram/s dan
pernyataan (Asdak, 2010) masuknya air ke dalam dermaga II berkisar 0,2156-4,4297 gram/s. Nilai
tanah menyebabkan kandungan air berkurang. debit muatan sedimen melayang lebih besar pada
Berdasarkan hasil analisa laboratorium dermaga I jelas dikarenakan adanya pengaruh
diperoleh nilai konsentrasi sedimen (Csi) yang limbah masyarakat yang lebih tinggi dibanding di
bervariasi dari masing-masing titik pengambilan dermaga II.
sampel tiap harinya, menurut Tchobanoglous Adapun nilai debit muatan sedimen dasar
and Burton (1991) dalam (Effendi, 2003), untuk dermaga I berkisar antara 0,0793-5,3821
komposisi limbah cair kegiatan domestik untuk gram/s dan dermaga II berkisar antara 2,7307-
parameter padatan tersuspensi (melayang) 106,6038 gram/s. Sekali lagi debit muatan di
dengan konsentrasi 350 mg/l termasuk kategori dermaga II lebih besar dari dermaga I
berat, 200 mg/l kategori sedang dan 100 mg/l dikarenakan sedimen merayap pada dermaga II
kategori ringan. Rata-rata nilai konsentrasi apabila terjadi guncangan sedikit akan dengan
sedimen yang diperoleh untuk dermaga I 12,3000 cepat mengeruh sedangkan di dermaga I sedimen
gram/m3 sedangkan untuk dermaga II 16,4000 merayapnya terlihat dominan bebatuan yang
gram/m3 termasuk dalam kategori ringan, namun butuh tenaga yang cukup besar untuk
hal ini terjadi dikarenakan adanya faktor yang menggerakkannya.
mempengaruhi dinamika jumlah konsentrasi Adanya perbedaan hasil yang diperoleh dari
sedimen yaitu faktor kecepatan aliran yang nilai Qs dengan nilai Qi untuk masing-masing
berubah-ubah tiap daerah, adanya perubahan titik, dalam hal ini jumlah sedimen dasar lebih
cuaca saat pengambilan sampel, dan adanya besar, disebabkan oleh karena pada dermaga I
siklus pasang surut pada sungai tersebut sehingga kebanyakan material-material terdiri dari
juga dapat mempengaruhi nilai Qs dan Qi (debit bebatuan material keras dan berat, adapun yang
muatan sedimen) yang dihasilkan. melayang sebagian besar merupakan sampah
Besarnya nilai debit muatan sedimen hasil limbah masyarakat sekitar sungai setempat.
melayang ditentukan oleh konsentrasi sedimen Sedangkan pada dermaga II material yang
dan debit sungai. Konsentrasi sedimen yang mengendap pada dasar sungai merupakan lumpur
tinggi tidak selalu menunjukkan debit muatan dengan partikel sangat halus dan saling terikat
sedimen yang tinggi pula, namun sangat sehingga sangat susah untuk bergerak sebagai
bergantung pada debit air sungai. Besarnya debit sedimen melayang pada sekitar permukaan
air sungai ditentukan oleh luas penampang sungai sungai.
dan kecepatan arus. Oleh karena itu faktor-faktor,
Nadhirah Al Ansar, dkk. Studi Analisis Sedimentasi di Sungai Pute Rammang-rammang …, 305
Adanya faktor curah hujan, vegetasi, dan mudah, karena partikel sedimen dengan ukuran
kandungan bahan organik, serta aktifitas manusia butir sedimen yang lebih kecil umumnya lebih
menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya mudah berpindah tempat akibat aksi gelombang
erosi yang terjadi di aliran Sungai Pute sehingga atau pergerakan arus dibandingkan dengan
membuat air yang mengalir di sepanjang aliran partikel sedimen dengan ukuran butir yang lebih
Sungai Pute dapat dengan cepatnya berubah besar.
menjadi keruh khususnya pada daerah aliran Sedangkan pada dermaga II didapatkan
sekitar dermaga. sedimen berupa cairan hitam berlendir saat
1. Karakteristik Sedimen dikeluarkan dari air, setelah dipanaskan dibawah
sinar matahari selama kurang lebih 2 hari
Ukuran butiran sedimen merupakan salah
sedimen tersebut mengeras layaknya batu dan
satu faktor penentu terjadinya abrasi atau
tidak gampang dipecahkan. Hasil gerusan dari
sedimentasi pada suatu wilayah. Ada beberapa
sedimen tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
jenis pengklasifikasian pada Tabel 1. Dari hasil
kerukan sampel sedimen pada dermaga I
Tabel 4. Klasifikasi sedimen merayap sungai
didapatkan sebuah sedimen yang berdiameter
berdasarkan diameter partikel (ukuran
13,2 cm atau 132 mm, dalam Tabel ini sieve net) pada dermaga II
merupakan kobel besar (large cobbel), namun ini Massa persentase
Klasifikasi
sedimen kumulatif
tidak dimasukkan dalam sampel karena sampel sedimen
merayap (gr) (%)
yang didapatkan dominan berupa butiran-butiran Pasir sangat halus 3,3308 3,33%
kecil. Sedimen yang ukuran butirannya kecil Pasir halus 27,6035 27,60%
Pasir sedang 30,0253 30,03%
tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Pasir kasar 24,8790 24,88%
alat ayakan sieve net. Pasir sungai kasar 10,3833 10,38%
Batu kerikil kecil 2,9195 2,92%
Jumlah 99,14%
Tabel 3. Klasifikasi sedimen merayap sungai
berdasarkan diameter partikel (ukuran
sieve net) pada dermaga I Letak dermaga I lebih dekat dengan laut
Massa atau muara dibandingkan dengan dermaga II,
Klasifikasi Persentase
sedimen sehingga secara geologi seharusnya diameter
sedimen kumulatif (%)
merayap (gr)
Pasir sangat halus 0,3358 0,34% butiran sedimen merayapnya lebih halus
Pasir halus 1,7278 1,73% dibandingkan pada dermaga II. Ketidaksesuaian
Pasir sedang 9,3523 9,35%
Pasir kasar 12,3841 12,38% ini diakibatkan oleh kondisi sekitar dermaga I,
Pasir sungai kasar 18,7362 18,74% dimana lokasi tersebut terdapat jembatan beton
Batu kerikil kecil 57,0983 57,10%
yang merupakan akses transportasi darat di
Jumlah 96,64%
daerah itu. Pembangunan jembatan beton tersebut
Jadi, pada dermaga I ini dapat dikatakan mengakibatkan sisa-sisa material penyusun
mengendapan sedimennya dapat berjalan dengan bangunan seperti kerikil-kerikil kecil banyak
Nadhirah Al Ansar, dkk. Studi Analisis Sedimentasi di Sungai Pute Rammang-rammang …, 307
berjatuhan ke sungai. Karena kerikil-kerikil kecil berlendir, setelah setelah diolah, didapatkan
tersebut agak berat untuk kecepatan aliran di jenis sedimen yang sama batu kerikil kecil,
sungai Pute, mengakibatkan kerikil-kerikil kecil pasir sungai kasar, pasir kasar, pasir sedang,
tersebut mengendap di dasar sungai. pasir halus, dan pasir sangat halus, dengan
dominan jenis sedimen pasir sedang.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa serta uraian-uraian DAFTAR RUJUKAN
pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini Arsyad, S. (2000). Konservasi Air dan Tanah.
dapat disimpulkan sebagai berikut: Bogor: IPB Press.
1. Sedimentasi di Sungai Pute terbagi menjadi Asdak, C. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan
Qs (debit muatan sedimen melayang) dan Qi Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada university Press.
(debit muatan sedimen dasar). Debit muatan
sedimen melayang pada dermaga I berkisar Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air , Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
antara 0,1104-5,9221 gram/s dan dermaga II Lingkungan Perairan . Yogyakarta:
berkisar 0,2156-4,4297 gram/s. Dan nilai Kanisius.
debit muatan sedimen dasar untuk dermaga I Rahayu, S., & dkk. (2009). Monitoring Air d
berkisar antara 0,0793-5,3821 gram/s dan Daerah Aliran Sungai. Bogor: World
dermaga II berkisar antara 2,7307-106,6038 Agroforestry Centre - Southeast Asia
Regional Office. 104 p.
gram/s.
2. Total debit muatan sedimen merupakan
penjumlahan dari debit muatan sedimen
melayang dengan debit muatan sedimen
dasar. Nilai sedimentasi total pada dermaga I
berkisar antara 0,1573-9,5096 gram/s,
dermaga II berkisar antara 3,3721-109,9574
gram/s. Debit muatan sedimen total pada
Sungai Pute termasuk dalam kategori tinggi
sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Tahun 2005.
3. Karakteristik sedimen merayap berdasarkan
diameter partikelnya, didapatkan jenis
sedimentasi untuk dermaga I yaitu termasuk
batu kerikil kecil, pasir sungai kasar, pasir
kasar, pasir sedang, pasir halus, dan pasir
sangat halus, dengan dominan jenis sedimen
batu kerikil kecil. Sedangkan untuk dermaga
II terdapat sedimen berupa cairan hitam