You are on page 1of 17

Jurnal Psikologi Teori dan Terapan

Tahun, Vol. 14, No. 1, 43-59


p-ISSN: 2087-1708; e-ISSN: 2597-9035

Hubungan Antara Kesepian Dan Perilaku Non-suicidal Self-injury Pada Mahasiswa


Psikologi di Kota Malang

The Correlation Between Loneliness and Non-suicidal Self-Injury Behavior in Psychology


Students at Malang City

Aminatuzzuchriyah Awalinni1, Yudi Tri Harsono1


1
Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia

A R T I C L E I N FO A B S T R A C T

Article History This study aims to find out the correlation between loneliness
Submitted : and nonsuicidal self-injury behavior in psychology students at
June 9th, 2022 Malang City. This study used quantitative model with
Final Revised: correlational method The subject in this study amounted to 65
December 6th, 2022 psychology students from six state and private University in
Accepted: Malang City who were selected using the accidental sampling.
December 6th, 2022 The data retrieval method in this study used adaptation
questionnaires from loneliness scale by Russell (1996) consist
Keywords: of 20 aitem and nonsuicidal self-injury scale by Klonsky &
Loneliness Glenn (2008) consist of 39 aitem. Analysis of the data used
Nonsuicidal self-injury(NSSI) Pearson’s product moment correlation, showed a significant
Psychology students positive correlation coefficient between loneliness and
nonsuicidal self-injury in psychology students at Malang City
Kata kunci: of 0,341 with a significance value (p) of 0,005 (p≤0,005) that
Kesepian falls into the low and unidirectional category. Based on these
Mahasiswa psikologi result, there is indicate a positive relationship between
Cedera diri nonsuicidal loneliness and nonsuicidal self-injury behavior in psychology
students at Malang City.
This is an open access article under the AB S T R A K
CC-BY-SA license
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
Copyright © 2023 by Author, Published
by Universitas Negeri Surabaya hubungan antara kesepian dan perilaku nonsuicidal self-injury
pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Penelitian ini
menggunakan model kuantitatif dengan metode korelasional.
Subjek penelitian ini ialah 65 mahasiswa Psikologi dari enam
universitas negeri maupun swasta di Kota Malang yang dipilih
menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadaptasi
dari skala kesepian milik Russell (1996) yang terdiri atas 20
aitem dan skala nonsuicidal self-injury yang terdiri dari 39
aitem yang diadaptasi dari skala milik Klonsky & Glenn (2009) .
Analisis data penelitian menggunakan Pearson’s product
moment correlation, menunjukkan korelasi positif dan
signifikan antara kesepian dan nonsuicidal self-injury pada
mahasiswa psikologi di Kota Malang sebesar 0,341 dengan nilai
signifikasi (p) 0,005 (p≤0,005) termasuk dalam kategori rendah
dan searah. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif antara kesepian dengan perilaku nonsuicidal self-
injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang.

43
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Aminatuzzuchriyah Awalinni melalui e-mail:
aminatuzzuchriyah.awalinni.1808116@students.um.ac.id

Mahasiswa seringkali diidentifikasi 2021, didapatkan hasil dari 18 responden


sebagai individu dewasa awal yang penuh sebanyak 11 subjek melakukan NSSI dengan
problematika, baik dari segi fisik maupun perilaku paling banyak yaitu menyayat (cutting)
psikologis. Periode perkembangan dewasa dan menggores atau mencakar tubuh, lalu
awal ini dianggap sebagai periode yang terdapat beberapa perilaku lain seperti memukul
penting dan unik karena perubahan signifikan diri sendiri, membenturkan kepala, menggaruk
yang terjadi dalam aspek kepribadian, sosial, kulit dengan keras, memegang benda panas, dan
serta akademik yang dialami oleh individu meninju dinding. Hal ini juga sesuai dengan
dewasa awal (Arnett, 2016). Pada masa hasil penelitian milik (Ee & Li, 2019.)
dewasa awal ini, mahasiswa dituntut untuk menunjukkan bahwa 12 subjek dari 103 siswa
melaksanakan berbagai tugas pada tahap SMP Muhammadiyah 06 Dau Kota Malang
perkembangan yang sama sekali berbeda berusia 12-15 tahun memiliki intensi melukai
dengan tahapan perkembangan sebelumnya diri yang tinggi.
yaitu masa remaja. Seringkali, peralihan dari Tindakan ini bukanlah hal baru yang
masa remaja ke dewasa awal menjadi periode dilakukan pada individu di negara
yang berpotensi membuat seseorang berkembang seperti Indonesia. Pernyataan ini
mengalami stres (Mahtani dkk., 2018). juga didukung penelitian milik Ee & Mey
Permasalahan yang biasa dihadapi mahasiswa (2011) yang menyatakan bahwa perilaku
ialah masalah ekonomi, keadaan kehidupan, melukai diri sendiri tidak hanya dilakukan di
hubungan personal, psikologis, rumah tangga negara barat atau maju saja melainkan juga di
atau keluarga, tugas kuliah, masa depan dan negara-negara berkembang. Sayangnya, saat
pekerjaan (Bahri, 2016). Dalam menghadapi ini cukup sulit menemukan data yang benar-
problematika yang terjadi, tidak semua benar menunjukkan jumlah pelaku NSSI di
individu atau mahasiswa memiliki atribusi Indonesia karena hal ini masih merupakan
internal yang baik seperti melukai diri sendiri fenomena gunung es (Hidayati & Muthia,
tanpa adanya niat untuk bunuh diri atau yang 2016).
biasa disebut sebagai nonsuicidal self-injury Alasan sukarnya menemukan perilaku
(Biromo, 2015). menyakiti diri sendiri ini dikarenakan NSSI
Nonsuicidal self-injury atau yang biasa bersifat pribadi kecuali jika pelaku
disingkat sebagai NSSI, dapat diartikan mendapatkan perawatan karena kondisi psikis
sebagai perilaku melukai diri sendiri dengan seperti kecemasan atau depresi (Sivasankari
sengaja seperti memotong atau menyayat, dkk., 2016). Hal ini juga sejalan dengan
menusuk, membakar anggota tubuh dan pernyataan Tresno dkk., (2012) bahwa
mampu menyebabkan perdarahan, memar, fenomena NSSI di negara berkembang belum
serta rasa sakit yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian yang serius, sekalipun
menimbulkan luka kecil dan ringan pada risiko yang terjadi dapat berdampak sangat
tubuh tanpa disertai adanya niatan untuk serius. Permasalahan NSSI ini sangat sulit
bunuh diri (American Psychiatric Association, terdeteksi kecuali para pelaku mendapatkan
2013). Sedangkan menurut DSM-V, perilaku perawatan di rumah sakit. Namun, saat ini
NSSI dapat berupa memotong, menggaruk sudah terdapat beberapa penelitian yang
kulit hingga terluka, membakar, memukul dilakukan untuk melihat tingginya tingkat
atau membenturkan kepala, menjambak NSSI pada individu di Indonesia.
rambut, serta menyayat diri sendiri. Ditemukan sekitar tiga puluh pasien
Survei awal yang dilakukan oleh tujuh diantaranya positif melakukan NSSI,
peneliti untuk melihat seberapa banyak pelaku dengan rincian enam pasien berjenis kelamin
NSSI dan bentuknya pada mahasiswa perempuan dengan rentang usia 21 sampai 32
Psikologi di salah satu universitas di Kota tahun. Rata-rata domisili pelaku berada di
Malang angkatan 2018 pada 23 September Jakarta dan menyayat menjadi perilaku NSSI
44
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

yang paling banyak dilakukan (Indonesian atau NSSI merupakan kegiatan menyakiti diri
Psychological Healthcare Center, 2019). secara sengaja namun tidak disertai adanya
Hal ini kemudian diperkuat dengan niatan bunuh diri (Klonsky & Glenn, 2009).
penelitian milik Swannell dkk., (2014) yang Hal ini sesuai dengan pendapat Gratz (2001)
menyatakan bahwa setidaknya pelaku dimana NSSI merupakan usaha merusak tubuh
melukai diri sendiri memiliki riwayat satu yang dilakukan secara sengaja namun tanpa
episode NSSI dalam hidupnya dengan adanya niatan untuk bunuh diri dan dapat
prosentase 17,2% remaja, 13,4% dewasa mengakibatkan cedera yang cukup parah.
awal, dan 5,5% dewasa. Penelitian lain juga Sedangkan kesepian merupakan perasaan yang
melaporkan hasil penelitian yang dilakukan dirasakan individu karena hubungan yang
di salah satu universitas di Indonesia, dijalani tidak memiliki keeratan (Russell,
menunjukkan hasil 38% dari 314 mahasiswa 1996). Dalam hal ini, kesendirian dan
dinyatakan terlibat dalam NSSI serta 21% kesepian berbeda, dimana kesepian lebih
diantaranya pernah terlibat percobaan bunuh melibatkan perasaan terisolasi, putus asa, dan
diri (Tresno dkk., 2012). rasa tidak saling memiliki (Hughes dkk., 2004)
Peneliti lain kemudian menemukan Mahasiswa seringkali dianggap sebagai
berbagai faktor yang berkaitan dengan individu yang loyal dan mudah bergaul
perilaku NSSI, seperti faktor keluarga, dengan lingkungan sekitarnya, memiliki
pengaruh biokimia, psikologis dan kehidupan yang penuh aktivitas dan kesibukan
kepribadian (Martinson, 1999). Sejalan baik dari kegiatan akademik, non akademik,
dengan itu Zakaria & Theresa (2020) maupun sosial. Mahasiswa, terutama
membagi Faktor NSSI menjadi faktor mahasiswa psikologi diharapkan dapat
intrapersonal seperti mekanisme koping mengetahui coping permasalahan yang baik
yang tidak adaptif dan interpersonal seperti dan nantinya dapat membantu sekaligus
kemampuan komunikasi yang rendah dan memberikan alternatif pemecahan masalah
pengaruh media yang negatif. Penelitian lain dan jalan keluar bagi orang lain. Hal ini sesuai
kemudian menambahkan kesepian sebagai dengan pendapat Maidah (2013) dimana
faktor selanjutnya karena merupakani mahasiswa dinilai telah mampu membuat
perasaan atau emosi negatif yang seringkali rancangan problem solving yang sesuai, dapat
timbul antara kenyataan yang ada dengan mencari jawaban dari permasalahan yang
hubungan sosial yang diharapkan (Russell dihadapi, serta dapat mengevaluasi argumen
dkk., 2012). Hal ini sejalan dengan pendapat yang relevan dalam mencari jalan keluar
Andover dkk., (2012) yang menyatakan sebuah permasalahan. Sehingga diharapkan
bahwa kesepian ialah faktor yang mahasiswa tidak melakukan perilaku melukai
berhubungan dengan perilaku NSSI serta diri sendiri menjadi pilihan negatif untuk
perilaku bunuh diri, dimana ketika seseorang menyelesaikan masalahnya. Selain itu,
merasa kesepian, ia cenderung akan merasa psikologi merupakan bidang ilmu yang
sendiri dan beranggapan bahwa ia tidak mempelajari mengenai tingkah laku manusia
memiliki orang lain untuk membantunya secara terbuka dan tertutup baik sebagai
menemukan jalan keluar dari masalahnya, individu ataupun kelompok (Syah, 2010).
sehingga ia mengeluarkan emosi tersebut Sehingga, perasaan kesepian dan perilaku
dengan melukai dirinya sendiri. Perilaku NSSI ini sendiri cukup menarik untuk ditelaah
melukai diri sendiri ini kemudian menjadi lebih lanjut. Selain itu, pengalaman emosional
penyaluran emosi negatif dari rasa sakit yang tidak menyenangkan seperti merasakan
psikis yang sulit diungkapkan dengan kata- kosong, canggung, bosan, depresi, tidak
kata oleh pelakunya sehingga kesepian bahagia, tidak puas dalam hubungan sosial
menjadi situasi yang mendukung untuk seringkali dirasakan oleh individu yang
melukai diri karena mendapat diskriminasi kesepian. Sehingga dari perasaan atau emosi
atau merasa tidak dianggap lagi di negatif inilah individu melukai dirinya sendiri
lingkungan sosialnya (Maidah, 2013). sebagai bentuk pelampiasan (Sugianto, 2020).
Studi literatur yang peneliti lakukan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian-
menyatakan bahwa nonsuicidal self-injury penelitian yang telah dipaparkan diatas,
45
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

penelitian hubungan antara kesepian dengan Instrumen skala likert disusun berdasarkan
NSSI belum pernah dilakukan pada subjek aspek-aspek dan dimensi kedua variabel
mahasiswa terutama mahasiswa psikologi melalui proses adaptasi dengan melakukan
yang nantinya diharapkan mampu
forward-backward translation, review item
membantu klien dalam pemecahan masalah
terutama masalah mental, sehingga peneliti expert judgment oleh 3 ahli expertise dalam
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bidang klinis, dan melakukan penghitungan
hubungan antara kesepian dengan NSSI validitas dan reabilitas.
pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Instrumen skala disusun berdasarkan
aspek-aspek kesepian milik Russell (1996)
Metode yang diadaptasi dari penelitian milik Jelahu
(2021) berisi 20 aitem dengan empat pilihan
Penelitian ini menggunakan jenis
jawaban favorable dan unfavorable yaitu
pendekatan kuantitatif dimana variabel yang
sangat sering, sering, jarang, tidak pernah
digunakan yaitu variabel kesepian dan
dengan nilai 1 sampai 4 menghasilkan
variabel perilaku nonsuicidal self-injury.
reabilitas sebesar 0,889.
Populasi dalam penelitian ini yaitu
Sedangkan instrumen skala NSSI
mahasiswa/i aktif strata satu jurusan
disusun berdasarkan dimensi kesepian milik
psikologi di Kota Malang.
Klonsky & Glenn (2009)yang diadaptasi dari
penelitian milik Zhafira (2020) terdiri atas dua
Populasi/sampel
bagian, bagian satu terdiri atas 13 bentuk
Dalam penelitian ini, populasi NSSI yang digunakan untuk mengukur
penelitian merupakan mahasiswa/i psikologi tingkah laku NSSI dan digunakan sebagai
di Kota Malang. Jumlah populasi tidak penunjang penelitian, sedangkan bagian dua
diketahui sehingga peneliti menggunakan untuk mengukur fungsi spesifik NSSI yaitu
pendapat milik Roscoe (Azwar, 2013) fungsi interpersonal dan fungsi intrapersonal
jumlah sampel lebih dari 30 dan tidak lebih dengan total 37 aitem dengan tiga pilihan
dari 500 orang, menggunakan teknik jawaban yaitu sangat tidak relevan, cukup
pengambilan sampel non probabilitas relevan, sangat relevan dengan nilai 0 sampai
sampling, yaitu accidental sampling. 3, mendapatkan hasil reliabilitas fungsi
Sedangkan jumlah sampel yang digunakan intrapersonal sebesar 0,891 dan fungsi
yaitu berjuamlah 65 mahasiswa. interpersonal sebesar 0,870.
Kriteria sampel yang digunakan yaitu, Pengumpulan data dilakukan pada 17
1) mahasiswa/i aktif strata satu jurusan Maret 2022 sampai 2 April 2022. Dalam
psikologi, 2) berusia 18-24 tahun, 3) sedang tahapan pengumpulan data, peneliti
menempuh pendidikan di Universitas negeri menggunakan dua cara yaitu secara online dan
maupun swasta di Kota Malang, 4) pernah offline. Pengumpulan data secara offline
melakukan self-injury. dilakukan secara person to person di Fakultas
Psikologi Universitas Negeri Malang.
Pengumpulan Data Sedangkan pengumpulan data secara online
peneliti lakukan dengan menyebarkan link
Teknik pengambilan data dalam
kuesioner Google Form melalui beberapa
penelitian ini menggunakan kuesioner
platform media sosial seperti whatsapp, twitter,
dengan model likert. Model likert
dan instagram.
merupakan metode penskalaan yang
menyatakan sikap sebagai distribusi respon
sebagai penentu hasil skala (Azwar, 2013)

46
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

Analisis Data Tabel 3. Deskripsi Berdasarkan Usia Pertama Kali


Melakukan Self-injury
Teknik analisis data yang digunakan Usia Frekuensi Prosentase
yaitu analisis deskriptif serta uji hipotesis 11 4 6.2%
menggunakan program IBM SPSS Statistic 12 1 1.5%
13 8 12.3%
25.0. Analisis deksriptif menghasilkan skor 14 7 10.8%
nilai minimum (Min), nilai maksimum 15 7 10.8%
(Max), nilai tengah (Mean), serta standar 16 6 9.2%
deviasi (SD) yang kemudian dibagi menjadi 17 7 10.8%
tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan 18 10 15.4%
tinggi. Sedangkan metode yang digunakan 19 4 6.2%
dalam analisis data ialah korelasi pearson 20 3 4.6%
product moment, dimana sebelum uji 21 2 3.1%
22 1 1.5%
hipotesis dilakukan peneliti melakukan uji
Lupa 5 7,7%
asumsi terlebih dahulu yaitu uji normalitas Jumlah 65 100%
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.
Sebagian besar mahasiswa psikologi di
Hasil Kota Malang mulai melakukan self-injury
pada usia 11-22 tahun.
Data Demografi
Tabel 4. Deskripsi Berdasarkan Asal Universitas
Berdasarkan data yang telah Universitas Frekuensi Prosentase

didapatkan, berikut merupakan hasil data Universitas Negeri Malang 18 27,7%

demografi: Universitas Brawijaya 12 18,5%


Universitas Muhammadiyah Malang 11 16,9%
Tabel 1. Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin UIN Maulana Malik Ibrahim 10 15,4%
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase Universitas Merdeka Malang 8 12,3%
Pria 9 13,8% Universitas Gajayana 6 9,2%

Wanita 56 86,2% Jumlah 65 100%

Jumlah 65 100%
Didapatkan hasil terbanyak berasal dari
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Universitas Negeri Malang dengan jumlah
hasil bahwa subjek wanita menjadi subjek 18 dan prosentase 27,7% sedangkan hasil
paling banyak dibanding pria. paling sedikit berasal dari Universitas
Gajayana dengan jumlah 6 subjek dan
Tabel 2. Deskripsi Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Prosentase
prosentase sebesar 9,2%.
18 tahun 6 9,2%
19 tahun 8 12,3% Tabel 5. Deskripsi Berdasarkan Angkatan
20 tahun 14 21,5% Angakatan Frekuensi Prosentase
21 tahun 20 30,8% 2017 3 4,6%
22 tahun 15 23,1% 2018 28 43,1%
23 tahun 1 1,5%
2019 16 24,6%

Berdasarkan rentang usia subjek dari 2020 14 21,5%


17 – 24 tahun, usia subjek terbanyak berada 2021 4 6,2%
pada umur 21 tahun dengan prosentase Jumlah 65 100%
30,8% dan terendah pada usia 23 dan 24
tahun dengan prosentase 1,5%. Berdasarkan angkatan 2017 – 2021,
didapatkan hasil terbanyak berasal dari
angkatan 2018 yaitu sebesar 28 dengan
47
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

prosentase 43,1% dan hasil paling sedikit Tabel 8. Perbandingan Mean Empirik dan Mean
berasal dari angkatan 2017 sebesar 3 Hipotetik Kesepian
Variabel Data Empirik
dengan prosentase 4,6%. N Mean SD Min Max
Kesepian 65 56,58 5,553 40 70
Tabel 6. Deskripsi Berdasarkan Bentuk NSSI NSSI 65 38,34 7,207 23 55
Bentuk Frekuensi Prosentase Data Hipotetik
Memotong/menyayat 17 26,2% N Mean SD Min Max
Kesepian 65 50 10 20 80
Membenturkan/memukul diri 13 20%
NSSI 65 37 12,3 0 74
Menarik rambut 12 18,5%
Menelan zat berbahaya 6 9,2% Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Menggaruk dengan keras 3 4,6%
Berdasarkan hasil perbandingan mean
Menyubit 3 4,6%
Menggigit 3 4,6%
empirik dan hipotetik, dapat disimpulkan
Menghambat penyembuhan 3 4,6%
bahwa kesepian pada mahasiswa psikologi di
luka Kota Malang berada pada rentang tinggi.
Memahat kulit/mengukir kulit 2 3,1% Sedangkan perilaku NSSI pada mahasiswa
Menempelkan diri pada jarum 2 3,1% psikologi di Kota Malang berada pada
Menggesekkan kulit pada 0 - rentang sedang cenderung tinggi.
permukaan kasar
Membakar 0 - Tabel 9. Perbandingan Data Empirik dan Data
Mengopek kulit kuku hingga 1 1,5% Hipotetik Fungsi NSSI
berdarah Variabel Data Empirik
N Mean SD Min Max
Jumlah 65 100% Interpersonal 65 19,20 5,188 9 30
Intrapersonal 65 19,14 4,468 6 28
Tabel 7. Deskripsi Berdasarkan Keberlanjutan Data Hipotetik
Melakukan NSSI N Mean SD Min Max
Interpersonal 65 22 7,33 0 44
Berlanjut Frekuensi Prosentase
Intrapersonal 65 15 5 0 30

Tidak 27 41.5 Sumber: Data olahan SPSS, 2022


Ya 38 58.5
Total 65 100% Berdasarkan perbandingan mean
empirik dan hipotetik pada tabel diatas
Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa didapatkan hasil yang tinggi pada fungsi
bentuk perilaku utama NSSI yang paling intrapersonal dan hasil yang rendah pada
banyak dilakukan ialah menyayat (cutting) fungsi interpersonal.
sebanyak 14 subjek dengan persentase Penentuan kategorisasi dilakukan
26,2%. Selain itu, berdasarkan berdasarkan perhitungan hipotetik dan
keberlanjutan subjek dalam melakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
self-injury, didapatkan hasil sebanyak 38
Tabel 10. Kategorisasi Skor Kesepian
subjek dengan persentase 8,5% masih
Kategori Jumlah Prosentase
melakukan perilaku self-injury sampai saat
Rendah 1 1,5%
ini.
Sedang 48 73,8%
Gambaran Umum Hasil Penelitian Tinggi 16 24,6%
Jumlah 65 100%
Peneliti kemudian melakukan
Sumber: Data olahan SPSS, 2022
penghitungan empirik dan hipotetik untuk
menentukan tinggi rendahnya variabel Berdasarkan tabel kategorisasi
kesepian dan perilaku NSSI sebagai berikut: kesepian diatas didapatkan hasil bahwa
48
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

mahasiswa paling banyak mengalami Tabel 13. Mean Data Empirik dan Hipotetik
kesepian pada kategori sedang yaitu Variabel
Variabel Mean Mean
sebanyak 48 mahasiswa dengan persentase Empirik Hipotetik
sebenar 73,8%. Sedangkan hasil paling Kesepian
sedikit berada pada kategori rendah Kepribadian 8,34 7,5
sebanyak 1 mahasiswa dengan persentase Keinginan 29,22 27,5
sebesar 1,5%. Sosial
Depresi 23,345 15
NSSI
Tabel 11. Kategorisasi Skor Perilaku NSSI
Interpersonal
Kategori Jumlah Prosentase
Otonomi 3,49 3
Rendah 2 3,1% Batasan 3,09 3
Interpersonal
Sedang 57 87,7%
Pengaruh 1,97 3
Tinggi 6 9,2% Interpersonal
Ikatan Teman 0,94 2
Jumlah 65 100% Sebaya
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 Balas Dendam 1 2
Perawatan Diri 3,11 3
Berdasarkan tabel kategorisasi Mencari 2,28 3
perilaku NSSI diatas, didapatkan hasil Sensasi
terbanyak terdapat pada kategori sedang Kekerasan 3,32 3
Intrapersonal
terdapat 57 mahasiswa dengan persentase Regulasi Afek 4,45 3
sebesar 87,7%, kategori tinggi terdapat 6 Anti-disosiasi 3,88 3
mahasiswa dengan persentase sebesar 9,2%, Anti Bunuh 3,37 3
dan kategori rendah terdapat 2 mahasiswa Diri
Penanda 3,46 3
dengan persentase sebesar 3,1%.
Kesedihan
Menghukum 3,46 3
Tabel 12. Kategorisasi Skor Fungsi NSSI Diri Sendiri
Fungsi Kategori Jumlah Prosentase
Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Rendah 11 16,9%
Interper
sonal
Sedang 51 78,5% Berdasarkan perbandingan mean
Tinggi 3 4,6% hipotetik dan empirik diatas, didapatkan
Intraper Rendah 1 1,5% hasil yang tinggi pada semua aspek kesepian.
Sonal Sedangkan pada dimensi perilaku NSSI
Sedang 39 60%
Tinggi 25 38,5% didapatkan hasil yang tinggi pada semua
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 dimensi intrapersonal dan beberapa hasil
yang tinggi pada fungsi interpersonal.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
hasil bahwa fungsi interpersonal dan Hasil Korelasi Kesepian Dan Perilaku NSSI
intrapersonal sama-sama memiliki
responden paling banyak berada pada a. Aspek Kepribadian Terhadap Dimensi NSSI
Fungsi Interpersonal
kategorisasi sedang yaitu sebanyak 51 Otonomi r= 0,114, sig= 0,367 ≥
dengan persentase 78,5% pada fungsi 0,005 (Tidak Terdapat
Hubungan)
interpersonal dan sebanyak 25 dengan Batasan r= - 0,072, sig= 0,570
persentase 60% untuk fungsi intrapersonal. Interpersonal ≥ 0,005 (Tidak
Terdapat Hubungan)
Pengaruh r= 0,058, sig= 0,645 ≥
Interpersonal 0,005 (Tidak Terdapat
Hubungan)
49
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

Ikatan Teman r= 0,024, sig= 0,852 ≥ (Tidak Terdapat


Sebaya 0,005 (Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan) Balas Dendam r= 0,405, sig=
Balas Dendam r= 0,150, sig= 0,232 ≥ 0,001 ≤ 0,005
0,005 (Tidak Terdapat (Terdapat
Hubungan) Hubungan)
Perawatan Diri r= 0,240, sig= 0,054 ≥ Perawatan Diri r= 0,067, sig=
0,005 (Tidak Terdapat 0,594 ≥ 0,005
Hubungan) (Tidak Terdapat
Mencari Sensasi r= 0,266, sig= 0,032 ≤ Hubungan)
0,005 (Terdapat Mencari Sensasi r= 0,059, sig=
Hubungan) 0,638 ≥ 0,005
Kekerasan r= 0,071, sig= 0,573 ≥ (Tidak Terdapat
0,005 (Tidak Terdapat Hubungan)
Aspek Hubungan) Kekerasan r= 0,032, sig=
Kepribadian Fungsi Intrapersonal 0,802 ≥ 0,005
Regulasi Afek r= - 0,066, sig= (Tidak Terdapat
0,601 ≥ 0,005 Hubungan)
(Tidak Terdapat Fungsi Intrapersonal
Hubungan) Regulasi Afek r= - 0,053 sig=
Anti-Disosiasi r= - 0,072 sig= 0,674 ≥ 0,005
0,570 ≥ 0,005 (Tidak Terdapat
(Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan) Anti-Disosiasi r= 0,026 sig= 0,838
Anti Bunuh r= - 0,062 sig= ≥ 0,005 (Tidak
Diri 0,624 ≥ 0,005 Terdapat
(Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan) Anti Bunuh Diri r= 0,165 sig= 0,190
Penanda r= - 0,040 sig= ≥ 0,005 (Tidak
Kesedihan 0,749 ≥ 0,005 Terdapat
(Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan) Penanda r= - 0,078 sig=
Menghukum r= - 0,511, sig= Kesedihan 0,538 ≥ 0,005
Diri Sendiri 0,229 ≥ 0,005 (Tidak Terdapat
(Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan) Menghukum r= - 0,124 sig=
Diri Sendiri 0,326 ≥ 0,005
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 (Tidak Terdapat
Hubungan)
Berdasarkan hasil korelasi aspek Sumber: Data olahan SPSS, 2022
kepribadian terhadap dimensi NSSI
didapatkan hasil bahwa aspek Berdasarkan hasil korelasi aspek keinginan
kepribadian memiliki korelasi dengan sosial terhadap dimensi NSSI didapatkan hasil
bahwa aspek keinginan sosial memiliki
dimensi mencari sensasi pada fungsi
korelasi dengan dimensi pengaruh
interpersonal sebesar 0,266 sig 0,032 (≤ interpersonal sebesar 0,281 sig 0,023 (≤ 0,05)
0,05). dan dimensi balas dendam sebesar 0,405 sig
0,001 (≤ 0,05) pada fungsi interpersonal.
b. Aspek Keinginan Sosial Terhadap Dimensi
NSSI c. Aspek Depresi Terhadap Dimensi NSSI
Fungsi Interpersonal Fungsi Interpersonal
Otonomi r= - 0,075 sig= Otonomi r= 0,287, sig= 0,020 ≤ 0,005
0,553 ≥ 0,005 (Terdapat Hubungan)
(Tidak Terdapat Batasan r= 0,232, sig= 0,063 ≥ 0,005
Hubungan)
Interpersonal (Tidak Terdapat Hubungan)
Batasan r= - 0,117, sig=
Interpersonal 0,353 ≥ 0,005 Pengaruh r= - 0,096, sig= 0,446 ≥ 0,005
Aspek (Tidak Terdapat Interpersonal (Tidak Terdapat Hubungan)
Keinginan Hubungan) Ikatan Teman r= - 0,170, sig= 0,176 ≥ 0,005
Sosial Pengaruh r= 0,281, sig= Sebaya (Tidak Terdapat Hubungan)
Interpersonal 0,023 ≤ 0,005 Balas Dendam r= 0,305, sig= 0,014 ≤ 0,005
(Terdapat
(Tidak Terdapat Hubungan)
Hubungan)
Ikatan Teman r= 0,186, sig= Perawatan Diri r= 0,200, sig= 0,109 ≥ 0,005
Sebaya 0,137 ≥ 0,005 (Tidak Terdapat Hubungan)

50
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

Mencari Sensasi r= 0,200, sig= 0,110 ≥ 0,005 perhitungan pearson product moment
(Tidak Terdapat Hubungan) didapatkan hasil koefisien korelasi kesepian
Kekerasan r= 0,123, sig= 0,328 ≥ 0,005
dengan perilaku NSSI sebesar 0,341 dengan
(Tidak Terdapat Hubungan)
Fungsi Intrapersonal
signifikansi sebesar 0,005 (p<0,05)
Regulasi Afek r= 0,131, sig= 0,298 ≥ 0,005
sedangkan nilai korelasi yang didapat
Aspek (Tidak Terdapat Hubungan) bertanda positif, sehingga terdapat hubungan
Depresi Anti-Disosiasi r= 0,320, sig= 0,009 ≤ 0,005 yang positif antara kesepian dengan perilaku
(Terdapat Hubungan) NSSI hal ini menunjukkan bahwa semakin
Anti Bunuh Diri r= - 0,058, sig= 0,645 ≥ 0,005 tinggi kesepian maka semakin tinggi pula
(Tidak Terdapat Hubungan) perilaku NSSI begitupun sebaliknya, apabila
Penanda r= 0,416, sig= 0,001 ≤ 0,005 kesepian rendah, maka semakin rendah juga
Kesedihan (Terdapat Hubungan)
semakin perilaku NSSI mahasiswa psikologi
Menghukum Diri r= 0,325, sig= 0,008 ≤ 0,005
Sendiri (Terdapat Hubungan)
di Kota Malang.
Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Pembahasan
Berdasarkan hasil korelasi aspek
depresi terhadap dimensi NSSI Hal ini sesuai dengan pendapat
didapatkan hasil bahwa aspek depresi Andover dkk., (2012) dimana kesepian dapat
memiliki korelasi dengan dimensi menjadi faktor yang berhubungan dengan
otonomi sebesar 0,287 sig 0,020 (≤ 0,05) perilaku melukai diri sendiri serta keinginan
dan dimensi balas dendam sebesar 0,305 bunuh diri. Ketika seseorang merasa
sig 0,014 (≤ 0,05) pada fungsi kesepian, ia cenderung akan merasa sendiri
interpersonal. Serta korelasi dengan
dan beranggapan bahwa ia tidak memiliki
dimensi anti-disosiasi sebesar 0,320 sig
0,009 (≤ 0,05), dimensi penanda orang lain untuk mencari jalan keluar dari
kesedihan sebesar 0,416 sig 0,001 (≤ masalahnya, sehingga mencari cara untuk
0,05), dimensi menghukum diri sendiri mengeluarkan emosi tersebut dengan
sebesar 0,325 sig 0,008 (≤ 0,05) pada melukai dirinya sendiri sebagai bentuk
fungsi intrapersonal. penyaluran emosi atau perasaan negatif
Uji Normalitas karena rasa sakit psikis yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata dan dirasakan
Uji normalitas yang dilakukan oleh pelakunya.
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Bruno (2000) kemudian menyatakan
sebagai berikut: bahwa kesepian merupakan keadaan
emosional serta mental yang dapat dicirikan
Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Normalitas adanya perasaan terasingkan serta hubungan
Variabel p- Ket. Kesimpulan
yang kurang bermakna antara individu
value
Kesepian 0,052 p > 0,05 Normal
dengan orang lain. Kesepian juga dapat
NSSI 0,517 p > 0,05 Normal diartikan karena tidak tercapainya hubungan
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 akrab yang diinginkan dan keadaan emosi
serta kognitif yang kurang bahagia (Baron &
Berdasarkan hasil uji normalitas Byrne, 2005). Keadaan kesepian inilah yang
diperoleh nilai sebesar p > 0,05 sehingga membuat mahasiswa merasa sendiri dan
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel beranggapan bahwa ia tidak memiliki orang
berdistribusi normal. lain untuk membantunya mencari jalan
keluar dari masalahnya, sehingga
Uji Hipotesis
menjadikan NSSI sebagai jalan untuk
Hasil uji hipotesis berdasarkan mengeluarkan emosi tersebut. Dampak dari
51
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

kesepian inilah yang dirasa mendukung paling banyak dilakukan oleh individu yang
dalam melakukan self-injury (Maidah, melakukan NSSI, hal ini meliputi emosi
2013). Dalam hal ini, mahasiswa psikologi negatif seperti marah, cemas, dan frustrasi.
di Kota Malang diharapkan mampu Sedangkan hal yang dirasa mendukung
menangani rasa kesepiannya dengan lebih rendahnya nilai pada fungsi interpersonal
baik lagi sehingga dapat menemukan salah satunya ialah ikatan dengan teman
coping yang adaptif dan tidak lagi sebaya (peer-bounding). Hasil penelitian ini
melakukan NSSI. didukung oleh penelitian milik Izzah &
Penelitian ini bertujuan untuk Ariana (2022) yang menyatakan bahawa
mengetahui ada atau tidaknya hubungan fungsi interpersonal menjadi fungsi yang
antara kesepian dengan perilaku NSSI pada lebih rendah dari fungsi intrapersonal dan
mahasiswa psikologi di Kota Malang. dimensi revenge serta peer-bonding
Berdasarkan hasil analisis data dapat kemudian menjadi dimensi yang terendah
ditarik kesimpulan bahwa terdapat dari fungsi interpersonal.
hubungan yang signifikan dan positif Penyebab rendahnya dimensi ikatan
dengan korelasi sebesar 0,341 antara teman sebaya dikarenakan pelaku self-injury
kesepian dan perilaku NSSI. Dimana seringkali menyembunyikan perilakunya dari
semakin tinggi tingkat kesepian maka orang-orang terdekat dan melakukannya
semakin tinggi pula perilaku NSSI, bukan untuk tujuan mendapatkan atensi dari
begitupun sebaliknya semakin rendah orang lain terutama teman sebayanya. Hal ini
tingkat kesepian maka semakin rendah pula sesuai dengan pendapat Maidah (2013)
perilaku NSSI. dimana individu yang melakukan tindakan
Berdasarkan data kuantatif, melukai diri sendiri cenderung merahasiakan
mahasiswa psikologi di Kota Malang perilakunya karena merasa malu dan takut
termasuk dalam kategori sedang cenderung dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
tinggi. NSSI sendiri merupakan kegiatan Perilaku yang berkebalikan ini kemudian
menyakiti diri secara sengaja namun tidak yang menjadi faktor rendahnya dimensi
disertai adanya niatan untuk bunuh diri ikatan dengan teman sebaya dan fungsi
(Klonsky & Glenn, 2009). Selain itu, ia interpersonal.
juga menyatakan bahwa perilaku NSSI Tinggi rendahnya perilaku NSSI
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi kemudian dipengaruhi oleh beberapa faktor
intrapersonal (self-focus) dan fungsi yaitu faktor intrapersonal atau yang berasal
interpersonal (social). dari dalam diri seperti coping maladaptif dan
Berdasarkan hasil perhitungan faktor interpersonal seperti rendahnya
kuantitatif, fungsi intrapersonal lebih tinggi kemampuan menjalin hubungan dengan
dibandingkan fungsi interpersonal. Hal ini orang lain dan pengaruh negatif media
menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi komunikasi (Zakaria & Theresa, 2020).
Kota Malang sebagian besar melakukan Dalam penelitian ini, dapat diketahui
NSSI berdasarkan diri sendiri untuk bahwa sebagian besar mahasiswa psikologi
mengatasi distress dan mencegah tindakan di Kota Malang mulai melakukan self-injury
bunuh diri. Sedangkan alasan dari pada usia 11-22 tahun. Hal ini terjadi karena,
mahasiswa melakukan NSSI pada fungsi pada tahapan usia ini individu harus
intrapersonal dapat dicerminkan dari aspek beradaptasi dengan banyak perubahan yang
regulasi afek. Hal ini sesuai dengan jauh berbeda dengan tahapan sebelumnya,
pendapat (Klonsky & Glenn, 2009) dimana individu juga harus menyesuaikan diri
regulasi afek, merupakan fungsi yang dengan peran barunya, ketika individu
52
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

berada dibawah umur 30 tahun terdapat keeratan dalam sebuah hubungan (Russell,
kondisi dimana ketegangan emosional 1996). Terdapat tiga aspek kesepian yaitu
individu sangat tinggi, mudah tegang, tidak personality atau kepribadian, social
stabil dan terkendali dengan baik, desirability atau keinginan sosial, depression
cenderung merasa labil, resah, dan mudah atau dan depresi (Russell, 1996).
memberontak (Rukmana, 2021). Pada Mahasiswa psikologi di Kota Malang
masa ini juga indidividu mudah sekali berdasarkan hasil analisis data penelitian,
merasa stres, bentuk stres yang biasa diketahui ketiga aspeknya memiliki nilai
ditunjukkan ialah self-injury, percobaan yang tinggi, namun aspek depresi menjadi
bunuh diri sampai bunuh diri (Kirchner aspek paling tinggi diantara aspek lainnya.
dkk., 2011). Hal ini juga sesuai dengan Hal tersebut menunjukkan bahwa,
penelitian milik Hidayati & Fanani (2021) mahasiswa psikologi di Kota Malang
dimana subjek telah melakukan self-injury mengalami kesepian sebagian besar karena
dengan usia termuda 4 tahun sampai usia depresi atau adanya gangguan perasaan
23 tahun. Perilaku NSSI biasanya dalam diri mereka yang ditandai dengan
dilakukan oleh perempuan dibandingkan perasaan tidak berharga, tidak bersemangat,
dengan laki-laki yaitu sebanyak 56 murung, sedih, dan ketakutan untuk gagal.
mahasiswi dengan prosentase 86,2% dan 9 Hal ini karena individu yang merasa
mahasiswa dengan prosentase 13,8%. Hasil kesepian biasanya menarik diri dari
tersebut sejalan dengan penelitian milik lingkungan sosial, kurang percaya diri
Ronka dkk. (2013) yang menemukan kepada orang lain, sering merasa gagal, tidak
bahwa laki-laki tidak banyak melakukan puas dengan hubungan sosialnya, serta dapat
self-injury dibanding perempuan. dihubungkan dengan berbagai macam
Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa perbedaan personal seperti depresi,
bentuk perilaku utama NSSI yang paling pesimisme, menarik diri dari sosial, rasa
banyak dilakukan ialah menyayat (cutting) tersisihkan, perasaan malu, rasa permusuhan,
sebanyak 14 subjek dengan persentase dan afeksi yang rendah (Hidayati & Muthia,
26,2%. Selain itu, berdasarkan 2016)
keberlanjutan subjek dalam melakukan Aspek selanjutnya yaitu keinginan
self-injury, didapatkan hasil sebanyak 38 sosial yang menunjukkan mahasiswa
subjek dengan prosentase 58,5% masih psikologi di Kota Malang memiliki
melakukan perilaku self-injury sampai saat keinginan sosial yang tinggi. Hal ini terjadi
ini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang karena seseorang merasa tidak lagi
dilakukan pada sekitar 40 negara berbeda mendapatkan kehidupan sosial yang
tentang fenomena NSSI dan ditemukan diinginkan dalam lingkungannya. Hal ini
hasil bawa sekitar 45% subjek NSSI sesuai dengan penelitian milik (Ozgur dkk.,
melakukan cutting/menyayat permukaan 2014) yang menjelaskan bahwa kesepian
kulit dan sekitar 17% orang dewasa masih dapat terjadi apabila individu menghadapi
melakukan tindakan NSSI seumur situasi negatif seperti merasakan adanya
hidupnya (Hull, 2020). perbedaan antara hubungan sosial yang
Pada variabel kesepian, secara umum diinginkan dengan yang ada.
kesepian pada mahasiswa psikologi di Kota Aspek berikutnya yaitu aspek
Malang termasuk dalam kategori yang kepribadian, dalam hal ini mahasiswa
tinggi. Kesepian merupakan perasaan psikologi di Kota Malang memiliki nilai
subjektif individu karena tidak adanya yang tinggi pula. Seseorang biasanya dapat
53
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

mengontrol diri sehingga emosi yang siswa salah satu SMK di Balikpapan,
dialami tidak keluar, Ekman & Friesen Kalimantan Timur, mendapatkan hasil
(dalam Walgito, 2002) menyebutkan koefisien korelasi dengan arah positif sebesar
bahwa ada tiga rules yang biasa dilakukan 0.274 (sig. <0,05) yang menunjukkan bahwa
oleh individu yang melakukan self-injury terdapat hubungan yang sangat signifikan
yaitu masking, modulation, dan simulation. antara kesepian dengan keinginan self injury.
Pada bagian masking, keadaan individu Seperti halnya penelitian-penelitian
dapat menyembunyikan dan menutupi sebelumnya yang menyatakan terdapat
emosi yang dialami. Kesedihan tersebut hubungan positif dan signifikan antara
dapat diredam dan ditutupi sehingga tidak kesepian dengan NSSI, artinya semakin
ada gejala kejasmanian yang tampaknya tinggi tingkat kesepian maka semakin tinggi
memperlihatkan rasa sedih tersebut. pula NSSI. Berdasarkan perhitungan korelasi
Seseorang yang melakukan self-injury yang telah dilakukan, didapatkan hasil
biasanya memiliki masking yang bagus bahwa terdapat hubungan antara kepribadian
karena memiliki kepribadian introvert, hal dengan mencari sensasi. Seseorang yang
ini teradi karena individu introvert lebih kesepian seringkali disebabkan oleh
bisa menutupi emosi negatif dari orang lain kepribadian mereka sendiri dan perasaan
dengan menyalurkannya pada perilaku self- yang berubah pada situasi tertentu. Hal ini
injury (Maidah, 2013). Selain itu, sesuai dengan pendapat Martinson (1999)
kepribadian introvert dalam beradaptasi dimana seseorang yang memiliki kepribadian
dan membangun hubungan sosial biasanya introvert cenderung memiliki peluang
akan menarik diri dari lingkungan yang melakukan self-injury lebih besar
menyebabkan tidak lagi memiliki dibandingkan dengan seseorang
hubungan pertemanan dan sosial yang berkepribadian ekstrovert. Alasan individu
cukup sehingga menimbulkan perasaan melakukan NSSI sendiri yaitu untuk
kesepian karena tidak adanya rasa memiliki memperoleh kesenangan atau kegembiraan
(Liu dkk., 2014). dari kesepian yang dirasakan. Karena, self-
Kesepian dipengaruhi oleh beberapa injury sendiri memiliki dampak internal yaitu
faktor yaitu kurangnya hubungan dengan pelaku merasa puas dan lega setelah
orang lain, adanya keinginan untuk melakukannya (Maidah, 2013). Selain itu,
mengalami perubahan dalam hubungan terdapat hubungan antara keinginan sosial
namun tidak terjadi, atribusi kausal, serta dengan pengaruh interpersonal dan balas
perilaku interpersonal seperti rendahnya dendam. Perasaan kesepian yang dirasakan
self-esteem, sikap yang negatif pada orang seseorang cenderung terjadi karena tidak
lain, dan kemampuan bersosial yang terpenuhinya kehidupan sosial yang
kurang (Miller & Brehm, 2007). diharapkan serta tidak mampu membentuk
Penelitian sebelumnya yang atau membangun kehidupan sosial yang
dilakukan oleh Hidayati & Muthia (2016) diinginkan seseorang di lingkungannya
dengan subjek penelitian 316 remaja laki- (Russell, 1996). Tidak terpenuhinya
laki dan perempuan di salah satu SMK di kehidupan sosial yang diharapkan ini dapat
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memengaruhi seseorang untuk melakukan
didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar self-injury. Self-injury yang dilakukan ini
0.274 menunjukkan adanya hubungan dimaksudkan untuk memancing respon dari
kesepian, dengan keinginan seseorang orang terdekat atau figur yang signifikan
untuk melukai diri. Hal ini selaras dengan sebagai pengaruh interpersonalnya dan
penelitian milik Soesilo (2018) pada 316 sebagai bentuk balas dendam karena tidak
54
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

mendapatkan apa yang diingkan (Klonsky fisik sebagai penanda kesedihannya


& Glenn, 2009) (Kurniawaty, 2012). Perilaku self-injury juga
Terdapat hubungan antara depresi dilakukan sebagai media untuk memarahi
dan anti disosiasi, penanda kesedihan, serta dan media untuk menghukum dirinya sendiri.
menghukum diri sendiri pada fungsi Perasaan kesepian karena depresi ini
intrapersonal NSSI. Anti disosiasi biasa juga berhubungan dengan perilaku self-
digambarkan sebagai perasaan bahwa injury yang dilakukan berdasarkan otonomi
seseorang merasa tidak nyata atau tidak dan balas dendam. Seseorang yang
merasakan apapun sehingga dengan melakukan self-injury seringkali
melakukan self-injury diharapkan mampu menganggap bahwa dirinya otonom dan
menginterupsi episode disosiatif ini. tidak bergantung dengan orang lain
Melihat luka fisik atau darah yang keluar sedangkan disatu sisi lainnya seseorang yang
dari perilaku NSSI dapat membuat melakukan self-injury karena merasa tidak
guncangan pada diri individu dan mendapatkan apa yang ia inginkan sehingga
memperoleh kembali rasa akan dirinya. melakukan self-injury sebagai maksud balas
Episode disosiatif ini terjadi sebagai akibat dendam (Klonsky & Glenn, 2009). Zakaria
dari kuatnya emosi yang dirasakan individu & Theresa (2020) kemudian membagi dua
(Klonsky & Glenn, 2009). Adapun rasa faktor NSSI yaitu faktor intrapersonal yang
kesepian yang dialami oleh mahasiswa berasal dari dalam diri seperti mekanisme
seperti berdasarkan hasil wawancara yang coping maldaptif dan faktor interpersonal
telah dilakukan, menunjukkan bahwa yaitu rendahnya kemampuan menjalin
perasaan kesepian tersebut sebagian besar hubungan dengan orang lain dan pengaruh
karena depresi atau adanya tekanan dan negatif media komunikasi. Faktor
gangguan perasaan dalam diri seseorang interpersonal mengenai rendahnya
yang ditandai dengan perasaan tidak kemampuan seseorang dalam menjalin
berharga, murung, sedih, ketakutan untuk hubungan dengan orang lain kemudian
gagal, dan tidak bersemangat. dikemukakan lebih jelas dalam penelitian
Perasaan kesepian yang kemudian (Russell dkk., 2012) dimana ia menyatakan
disebabkan oleh depresi atau tekanan dan bahwa kesepian menjadi faktor NSSI yang
gangguan perasaan ini dapat memunculkan selanjutnya karena rendahnya kemampuan
perilaku self-injury dalam diri seseorang. seseorang untuk bersosialisasi dan menjalin
Seringkali individu yang melakukan self- hubungan dengan orang lain. Hal ini sesuai
injury merasa bahwa dirinya tidak nyata dengan pendapat Andover dkk., (2012)
atau tidak merasakan apapun sehingga dimana kesepian dapat menjadi faktor yang
dengan dilakukan self-injury ia dapat berhubungan dengan perilaku melukai diri
melihat luka fisik atau darah yang keluar sendiri serta keinginan bunuh diri. Ketika
dari perilaku ini sehingga dapat membuat seseorang merasa kesepian, ia cenderung
guncangan pada diri individu dan akan merasa sendiri dan beranggapan bahwa
memperoleh kembali rasa akan dirinya ia tidak memiliki orang lain untuk mencari
(Klonsky & Glenn, 2009). Selain itu, jalan keluar dari masalahnya, sehingga
seseorang yang melakukan self-injury mencari cara untuk mengeluarkan emosi
merasa bahwa lebih mudah untuk tersebut dengan melukai dirinya sendiri
menghadapi rasa sakit secara fisik daripada sebagai bentuk penyaluran emosi atau
rasa sakit secara emosional sehingga perasaan negatif karena rasa sakit psikis
mengubah emosi negatifnya menjadi luka yang sulit diungkapkan dengan kata-kata dan
55
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

dirasakan oleh pelakunya. sulit dan tidak menimbulkan perilaku


Bruno (2000) kemudian menyatakan terulang di kemudian hari serta terhindar dari
bahwa kesepian merupakan keadaan dampak yang lebih buruk kedepannya.
emosional serta mental yang dapat Bagi institusi diharapkan mampu
dicirikan adanya perasaan terasingkan serta memberikan perhatian lebih terhadap
hubungan yang kurang bermakna antara informasi dan pelayanan kesehatan mental,
individu dengan orang lain. Kesepian juga seperti melakukan asesmen menyeluruh
dapat diartikan karena tidak tercapainya kepada mahasiswa dan promosi pelayanan
hubungan akrab yang diinginkan dan kesehatan mental di lingkup Universitas.
keadaan emosi serta kognitif yang kurang Bagi peneliti selanjutnya, mengingat
bahagia (Baron & Byrne, 2005). Keadaan penelitian ini masih memiliki banyak
kesepian inilah yang membuat mahasiswa kekurangan dan keterbatasan diharapkan
merasa sendiri dan beranggapan bahwa ia peneliti selanjutnya dapat melengkapi
tidak memiliki orang lain untuk kekurangan tersebut dengan subjek yang
membantunya mencari jalan keluar dari lebih banyak dan luas lagi, mengembangkan
masalahnya, sehingga menjadikan NSSI penelitian ini dengan variabel lain yang
sebagai jalan untuk mengeluarkan emosi selaras dengan topik penelitian, kriteria
tersebut. Dampak dari kesepian inilah yang subjek dapat menggunakan purposive
dirasa mendukung dalam melakukan self- sampling dengan kriteria berdasarkan DSM,
injury (Maidah, 2013). Dalam hal ini, serta memperkaya penelitian dengan
mahasiswa psikologi di Kota Malang menggunakan metode lain untuk
diharapkan mampu menangani rasa memperkaya hasil penelitian.
kesepiannya dengan lebih baik lagi
sehingga dapat menemukan coping yang
adaptif dan tidak lagi melakukan NSSI.

Simpulan

Dari penelitian ini dapat ditarik Daftar Pustaka


kesimpulan, kesepian pada mahasiswa
psikologi di Kota Malang termasuk American Psychiatric Association. (2013).
kategori tinggi, sedangkah perilaku NSSI Diagnostic and Statistical Manual of
pada mahasiswa psikologi di Kota Malang Mental Disorders (5th ed.). American
termasuk kategori sedang. Terdapat Psychiatric Publishing.
hubungan yang positif dan signifikan
antara kesepian dengan perilaku NSSI Andover, M. S., Morris, B. W., Wren, A., &
dengan signifikan 0,005 (p<0,05) yang Bruzzese, M. E. (2012). The co-
berarti semakin tinggi tingkat kesepian occurrence of non-suicidal self-injury
maka semakin tinggi pula perilaku NSSI. and attempted suicide among
Begitupun sebaliknya, semakin rendah adolescents: Distinguishing risk factors
kesepian maka semakin rendah pula and psychosocial correlates. Child and
perilaku NSSI. Adolescent Psychiatry and Mental
Health, 6(1), 11.
Saran https://doi.org/10.1186/1753-2000-6-11

Diharapkan bagi mahasiswa yang Arnett, J. J. (2016). College Students as


melakukan NSSI untuk segera mencari Emerging Adults: The Developmental
pertolongan ahli seperti psikolog atau Implications of the College Context.
psikiater agar dapat membantu menekan Emerging Adulthood, 4(3), 219–222.
perilaku self-injury yang dilakukan https://doi.org/10.1177/21676968155874
sehingga mampu mengetahui coping yang 22
lebih adaptif lagi dalam menghadapi situasi

56
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

Azwar, S. (2013). Reabilitas dan Validitas


(Edisi kesepuluh). Pustaka Belajar. Hull, M. (2020). Self-harm statistics and facts.
The Recovery Village. Dalam
Bahri, S. (2016). Identifikasi masalah- Therecoveryvillage.
masalah yang dialami mahasiswa https://www.therecoveryvillage.com/me
fakultas teknik dan ekonomi unsyiah. 1, ntal-health/self-harm/self-harm-
9. statistics/

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Indonesian Psychological Healthcare Center.
sosial edisi kesepuluh (kesepuluh). (2019). Data NSSI per tanggal 25 Juli
Erlangga. 2019. Indonesian Psychological
Healthcare Center.
Biromo, A. R. (2015). Uji validitas dan
reliabilitas Self-harm Behavior Izzah, F. N., & Ariana, A. D. (2022). Hubungan
Questionnaire versi bahasa Indonesia. Perceived Social Support dengan
Universitas Indonesia. Perilaku Non-suicidal Self-Injury pada
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016- Remaja. Buletin Riset Psikologi dan
5/20417225-SP- Kesehatan Mental (BRPKM), 2(1), 70–
Anastasia%20Ratnawati%20Biromo.p 77.
df https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.319
04
Bruno, F. J. (2000). Conquer Loneliness
(menaklukkan Kesepian). Gramedia Jelahu, L. S. (2021). Yang dibimbing oleh Ibu
Pustaka Utama. Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi.,
M.Si. 124.
Ee, G. T., & Li, L. P. (2019). Types of Self-
harm Behaviour among Chinese Kirchner, T., Ferrer, L., Forns, M., & Zanini, D.
Adolescents in Malaysia. 12. (2011). Self-harm behavior and suicidal
ideation among high school students.
Gratz, K. L. (2001). Measurement of Gender differences and relationship
Deliberate Self-Harm: Preliminary with coping strategies. Actas Esp
Data on the Deliberate Self-Harm Psiquiatr, 4(39), 226–235.
Inventory. SPH P, 11.
Klonsky, E. D., & Glenn, C. R. (2009).
Hidayati, D. S., & Muthia, E. N. (2016). Assessing the Functions of Non-suicidal
Kesepian dan keinginan melukai diri Self-injury: Psychometric Properties of
sendiri remaja. Psympathic : Jurnal the Inventory of Statements About Self-
Ilmiah Psikologi, 2(2), 185–198. injury (ISAS). Journal of
https://doi.org/10.15575/psy.v2i2.459 Psychopathology and Behavioral
Assessment, 31(3), 215–219.
Hidayati, F., & Fanani, M. (2021). Prevalensi https://doi.org/10.1007/s10862-008-
dan Fungsi Melukai Diri Sendiri pada 9107-z
Mahasiswa. 8.
Kurniawaty, R. (2012). Dinamika psikologis
Hughes, M. E., Waite, L. J., Hawkley, L. C., pelaku self-injury (studi kasus pada
& Cacioppo, J. T. (2004). A Short wanita dewasa awal). JPPP - Jurnal
Scale for Measuring Loneliness in Penelitian dan Pengukuran Psikologi,
Large Surveys: Results From Two 1(1), 13–22.
Population-Based Studies. Research https://doi.org/10.21009/JPPP.011.03
on Aging, 26(6), 655–672.
https://doi.org/10.1177/016402750426 Liu, D., Yu, X., Wang, Y., Zhang, H., & Ren, G.
8574 (2014). The impact of perception of
57
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)

discrimination and sense of belonging Pada Fakultas Psikologi Universitas


on the loneliness of the children of Islam Riau. 158.
Chinese migrant workers: A structural
equation modeling analysis. Russell, D. W. (1996). UCLA Loneliness Scale
International Journal of Mental Health (Version 3): Reability, Validity, and
Systems, 8(1), 52. Factor Structure. Journal of personality
https://doi.org/10.1186/1752-4458-8- assessment, 1, 20–40.
52
Russell, D. W., Cutrona, C. E., McRae, C., &
Mahtani, S., Melvin, G. A., & Hasking, P. Gomez, M. (2012). Is Loneliness the
(2018). Shame Proneness, Shame Same as Being Alone? The Journal of
Coping, and Functions of Nonsuicidal Psychology, 146(1–2), 7–22.
Self-Injury (NSSI) Among Emerging https://doi.org/10.1080/00223980.2011.5
Adults: A Developmental Analysis. 89414
Emerging Adulthood, 6(3), 159–171.
https://doi.org/10.1177/216769681771 Sivasankari, N., Shaiju, B., & Rahman, J.
1350 (2016). A Study to Assess the Self-Harm
Behaviours among Adolescents in a
Maidah, D. (2013). Self Injury Pada Selected University of Delhi with A
Mahasiswa (Studi Kasus Pada View to Develop and Disseminate An
Mahasiswa Pelaku Self Injury). Skripsi. Information Booklet on Prevention of
Universitas Negeri Semarang. 242. Self-Harm Behaviours. International
Journal of Science and Research (IJSR),
Martinson, D. (1999). Self Injury Fact Sheet. 5(2), 1531–1534.
Amazon. https://doi.org/10.21275/v5i2.NOV1614
93
Miller, R. S., & Brehm, S. S. (2007). Intimate
relationship (4th ed.) (4th ed.). Soesilo, A. (2018). Perilaku melukai diri
McGraw-Hill. sendiri. 22.

Ozgur, H., Demiralay, T., & Demiralay, I. Swannell, S. V., Martin, G. E., Page, A.,
(2014). Exploration Of Problematic Hasking, P., & John, N. J. S. (2014).
Internet Use And Loneliness Among Prevalence of Nonsuicidal SelfInjury in
Distance Education Students. Turkish Nonclinical Samples: Systematic Review,
Online Journal of Distance Education, Meta Analysis and Meta Regression. 31.
15(2).
https://doi.org/10.17718/tojde.43009 Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Bari. Remaja Rosada Karya.
Rönkä, A. R., Taanila, A., Koiranen, M.,
Sunnari, V., & Rautio, A. (2013). Tresno, F., Ito, Y., & Mearns, J. (2012). Self-
Associations of deliberate self-harm Injurious Behavior and Suicide Attempts
with loneliness, self-rated health and Among Indonesian College Students.
life satisfaction in adolescence: Death Studies, 36(7), 627–639.
Northern Finland Birth Cohort 1986 https://doi.org/10.1080/07481187.2011.6
Study. International Journal of 04464
Circumpolar Health, 72(1), 21085.
https://doi.org/10.3402/ijch.v72i0.2108 walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum
5 (Ed. rev). ANDI OFFSET.

Rukmana, B. (2021). Diajukan Untuk Zakaria, Z. Y. H., & Theresa, R. M. (2020).


Memenuhi Persyaratan Akademis Faktor-faktor yang memengaruhi
Guna Menyelesaikan Jenjang perilaku nonsuicidal self-injury (nssi)
Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) pada remaja putri. 6.
58
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

Zhafira, Y. N. (2020). Diajukan untuk


Menempuh Ujian Sarjana Pada
Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran. 150.

59

You might also like