Professional Documents
Culture Documents
A R T I C L E I N FO A B S T R A C T
Article History This study aims to find out the correlation between loneliness
Submitted : and nonsuicidal self-injury behavior in psychology students at
June 9th, 2022 Malang City. This study used quantitative model with
Final Revised: correlational method The subject in this study amounted to 65
December 6th, 2022 psychology students from six state and private University in
Accepted: Malang City who were selected using the accidental sampling.
December 6th, 2022 The data retrieval method in this study used adaptation
questionnaires from loneliness scale by Russell (1996) consist
Keywords: of 20 aitem and nonsuicidal self-injury scale by Klonsky &
Loneliness Glenn (2008) consist of 39 aitem. Analysis of the data used
Nonsuicidal self-injury(NSSI) Pearson’s product moment correlation, showed a significant
Psychology students positive correlation coefficient between loneliness and
nonsuicidal self-injury in psychology students at Malang City
Kata kunci: of 0,341 with a significance value (p) of 0,005 (p≤0,005) that
Kesepian falls into the low and unidirectional category. Based on these
Mahasiswa psikologi result, there is indicate a positive relationship between
Cedera diri nonsuicidal loneliness and nonsuicidal self-injury behavior in psychology
students at Malang City.
This is an open access article under the AB S T R A K
CC-BY-SA license
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
Copyright © 2023 by Author, Published
by Universitas Negeri Surabaya hubungan antara kesepian dan perilaku nonsuicidal self-injury
pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Penelitian ini
menggunakan model kuantitatif dengan metode korelasional.
Subjek penelitian ini ialah 65 mahasiswa Psikologi dari enam
universitas negeri maupun swasta di Kota Malang yang dipilih
menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadaptasi
dari skala kesepian milik Russell (1996) yang terdiri atas 20
aitem dan skala nonsuicidal self-injury yang terdiri dari 39
aitem yang diadaptasi dari skala milik Klonsky & Glenn (2009) .
Analisis data penelitian menggunakan Pearson’s product
moment correlation, menunjukkan korelasi positif dan
signifikan antara kesepian dan nonsuicidal self-injury pada
mahasiswa psikologi di Kota Malang sebesar 0,341 dengan nilai
signifikasi (p) 0,005 (p≤0,005) termasuk dalam kategori rendah
dan searah. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif antara kesepian dengan perilaku nonsuicidal self-
injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang.
43
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Aminatuzzuchriyah Awalinni melalui e-mail:
aminatuzzuchriyah.awalinni.1808116@students.um.ac.id
yang paling banyak dilakukan (Indonesian atau NSSI merupakan kegiatan menyakiti diri
Psychological Healthcare Center, 2019). secara sengaja namun tidak disertai adanya
Hal ini kemudian diperkuat dengan niatan bunuh diri (Klonsky & Glenn, 2009).
penelitian milik Swannell dkk., (2014) yang Hal ini sesuai dengan pendapat Gratz (2001)
menyatakan bahwa setidaknya pelaku dimana NSSI merupakan usaha merusak tubuh
melukai diri sendiri memiliki riwayat satu yang dilakukan secara sengaja namun tanpa
episode NSSI dalam hidupnya dengan adanya niatan untuk bunuh diri dan dapat
prosentase 17,2% remaja, 13,4% dewasa mengakibatkan cedera yang cukup parah.
awal, dan 5,5% dewasa. Penelitian lain juga Sedangkan kesepian merupakan perasaan yang
melaporkan hasil penelitian yang dilakukan dirasakan individu karena hubungan yang
di salah satu universitas di Indonesia, dijalani tidak memiliki keeratan (Russell,
menunjukkan hasil 38% dari 314 mahasiswa 1996). Dalam hal ini, kesendirian dan
dinyatakan terlibat dalam NSSI serta 21% kesepian berbeda, dimana kesepian lebih
diantaranya pernah terlibat percobaan bunuh melibatkan perasaan terisolasi, putus asa, dan
diri (Tresno dkk., 2012). rasa tidak saling memiliki (Hughes dkk., 2004)
Peneliti lain kemudian menemukan Mahasiswa seringkali dianggap sebagai
berbagai faktor yang berkaitan dengan individu yang loyal dan mudah bergaul
perilaku NSSI, seperti faktor keluarga, dengan lingkungan sekitarnya, memiliki
pengaruh biokimia, psikologis dan kehidupan yang penuh aktivitas dan kesibukan
kepribadian (Martinson, 1999). Sejalan baik dari kegiatan akademik, non akademik,
dengan itu Zakaria & Theresa (2020) maupun sosial. Mahasiswa, terutama
membagi Faktor NSSI menjadi faktor mahasiswa psikologi diharapkan dapat
intrapersonal seperti mekanisme koping mengetahui coping permasalahan yang baik
yang tidak adaptif dan interpersonal seperti dan nantinya dapat membantu sekaligus
kemampuan komunikasi yang rendah dan memberikan alternatif pemecahan masalah
pengaruh media yang negatif. Penelitian lain dan jalan keluar bagi orang lain. Hal ini sesuai
kemudian menambahkan kesepian sebagai dengan pendapat Maidah (2013) dimana
faktor selanjutnya karena merupakani mahasiswa dinilai telah mampu membuat
perasaan atau emosi negatif yang seringkali rancangan problem solving yang sesuai, dapat
timbul antara kenyataan yang ada dengan mencari jawaban dari permasalahan yang
hubungan sosial yang diharapkan (Russell dihadapi, serta dapat mengevaluasi argumen
dkk., 2012). Hal ini sejalan dengan pendapat yang relevan dalam mencari jalan keluar
Andover dkk., (2012) yang menyatakan sebuah permasalahan. Sehingga diharapkan
bahwa kesepian ialah faktor yang mahasiswa tidak melakukan perilaku melukai
berhubungan dengan perilaku NSSI serta diri sendiri menjadi pilihan negatif untuk
perilaku bunuh diri, dimana ketika seseorang menyelesaikan masalahnya. Selain itu,
merasa kesepian, ia cenderung akan merasa psikologi merupakan bidang ilmu yang
sendiri dan beranggapan bahwa ia tidak mempelajari mengenai tingkah laku manusia
memiliki orang lain untuk membantunya secara terbuka dan tertutup baik sebagai
menemukan jalan keluar dari masalahnya, individu ataupun kelompok (Syah, 2010).
sehingga ia mengeluarkan emosi tersebut Sehingga, perasaan kesepian dan perilaku
dengan melukai dirinya sendiri. Perilaku NSSI ini sendiri cukup menarik untuk ditelaah
melukai diri sendiri ini kemudian menjadi lebih lanjut. Selain itu, pengalaman emosional
penyaluran emosi negatif dari rasa sakit yang tidak menyenangkan seperti merasakan
psikis yang sulit diungkapkan dengan kata- kosong, canggung, bosan, depresi, tidak
kata oleh pelakunya sehingga kesepian bahagia, tidak puas dalam hubungan sosial
menjadi situasi yang mendukung untuk seringkali dirasakan oleh individu yang
melukai diri karena mendapat diskriminasi kesepian. Sehingga dari perasaan atau emosi
atau merasa tidak dianggap lagi di negatif inilah individu melukai dirinya sendiri
lingkungan sosialnya (Maidah, 2013). sebagai bentuk pelampiasan (Sugianto, 2020).
Studi literatur yang peneliti lakukan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian-
menyatakan bahwa nonsuicidal self-injury penelitian yang telah dipaparkan diatas,
45
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
penelitian hubungan antara kesepian dengan Instrumen skala likert disusun berdasarkan
NSSI belum pernah dilakukan pada subjek aspek-aspek dan dimensi kedua variabel
mahasiswa terutama mahasiswa psikologi melalui proses adaptasi dengan melakukan
yang nantinya diharapkan mampu
forward-backward translation, review item
membantu klien dalam pemecahan masalah
terutama masalah mental, sehingga peneliti expert judgment oleh 3 ahli expertise dalam
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bidang klinis, dan melakukan penghitungan
hubungan antara kesepian dengan NSSI validitas dan reabilitas.
pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Instrumen skala disusun berdasarkan
aspek-aspek kesepian milik Russell (1996)
Metode yang diadaptasi dari penelitian milik Jelahu
(2021) berisi 20 aitem dengan empat pilihan
Penelitian ini menggunakan jenis
jawaban favorable dan unfavorable yaitu
pendekatan kuantitatif dimana variabel yang
sangat sering, sering, jarang, tidak pernah
digunakan yaitu variabel kesepian dan
dengan nilai 1 sampai 4 menghasilkan
variabel perilaku nonsuicidal self-injury.
reabilitas sebesar 0,889.
Populasi dalam penelitian ini yaitu
Sedangkan instrumen skala NSSI
mahasiswa/i aktif strata satu jurusan
disusun berdasarkan dimensi kesepian milik
psikologi di Kota Malang.
Klonsky & Glenn (2009)yang diadaptasi dari
penelitian milik Zhafira (2020) terdiri atas dua
Populasi/sampel
bagian, bagian satu terdiri atas 13 bentuk
Dalam penelitian ini, populasi NSSI yang digunakan untuk mengukur
penelitian merupakan mahasiswa/i psikologi tingkah laku NSSI dan digunakan sebagai
di Kota Malang. Jumlah populasi tidak penunjang penelitian, sedangkan bagian dua
diketahui sehingga peneliti menggunakan untuk mengukur fungsi spesifik NSSI yaitu
pendapat milik Roscoe (Azwar, 2013) fungsi interpersonal dan fungsi intrapersonal
jumlah sampel lebih dari 30 dan tidak lebih dengan total 37 aitem dengan tiga pilihan
dari 500 orang, menggunakan teknik jawaban yaitu sangat tidak relevan, cukup
pengambilan sampel non probabilitas relevan, sangat relevan dengan nilai 0 sampai
sampling, yaitu accidental sampling. 3, mendapatkan hasil reliabilitas fungsi
Sedangkan jumlah sampel yang digunakan intrapersonal sebesar 0,891 dan fungsi
yaitu berjuamlah 65 mahasiswa. interpersonal sebesar 0,870.
Kriteria sampel yang digunakan yaitu, Pengumpulan data dilakukan pada 17
1) mahasiswa/i aktif strata satu jurusan Maret 2022 sampai 2 April 2022. Dalam
psikologi, 2) berusia 18-24 tahun, 3) sedang tahapan pengumpulan data, peneliti
menempuh pendidikan di Universitas negeri menggunakan dua cara yaitu secara online dan
maupun swasta di Kota Malang, 4) pernah offline. Pengumpulan data secara offline
melakukan self-injury. dilakukan secara person to person di Fakultas
Psikologi Universitas Negeri Malang.
Pengumpulan Data Sedangkan pengumpulan data secara online
peneliti lakukan dengan menyebarkan link
Teknik pengambilan data dalam
kuesioner Google Form melalui beberapa
penelitian ini menggunakan kuesioner
platform media sosial seperti whatsapp, twitter,
dengan model likert. Model likert
dan instagram.
merupakan metode penskalaan yang
menyatakan sikap sebagai distribusi respon
sebagai penentu hasil skala (Azwar, 2013)
46
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023
Jumlah 65 100%
Didapatkan hasil terbanyak berasal dari
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Universitas Negeri Malang dengan jumlah
hasil bahwa subjek wanita menjadi subjek 18 dan prosentase 27,7% sedangkan hasil
paling banyak dibanding pria. paling sedikit berasal dari Universitas
Gajayana dengan jumlah 6 subjek dan
Tabel 2. Deskripsi Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Prosentase
prosentase sebesar 9,2%.
18 tahun 6 9,2%
19 tahun 8 12,3% Tabel 5. Deskripsi Berdasarkan Angkatan
20 tahun 14 21,5% Angakatan Frekuensi Prosentase
21 tahun 20 30,8% 2017 3 4,6%
22 tahun 15 23,1% 2018 28 43,1%
23 tahun 1 1,5%
2019 16 24,6%
prosentase 43,1% dan hasil paling sedikit Tabel 8. Perbandingan Mean Empirik dan Mean
berasal dari angkatan 2017 sebesar 3 Hipotetik Kesepian
Variabel Data Empirik
dengan prosentase 4,6%. N Mean SD Min Max
Kesepian 65 56,58 5,553 40 70
Tabel 6. Deskripsi Berdasarkan Bentuk NSSI NSSI 65 38,34 7,207 23 55
Bentuk Frekuensi Prosentase Data Hipotetik
Memotong/menyayat 17 26,2% N Mean SD Min Max
Kesepian 65 50 10 20 80
Membenturkan/memukul diri 13 20%
NSSI 65 37 12,3 0 74
Menarik rambut 12 18,5%
Menelan zat berbahaya 6 9,2% Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Menggaruk dengan keras 3 4,6%
Berdasarkan hasil perbandingan mean
Menyubit 3 4,6%
Menggigit 3 4,6%
empirik dan hipotetik, dapat disimpulkan
Menghambat penyembuhan 3 4,6%
bahwa kesepian pada mahasiswa psikologi di
luka Kota Malang berada pada rentang tinggi.
Memahat kulit/mengukir kulit 2 3,1% Sedangkan perilaku NSSI pada mahasiswa
Menempelkan diri pada jarum 2 3,1% psikologi di Kota Malang berada pada
Menggesekkan kulit pada 0 - rentang sedang cenderung tinggi.
permukaan kasar
Membakar 0 - Tabel 9. Perbandingan Data Empirik dan Data
Mengopek kulit kuku hingga 1 1,5% Hipotetik Fungsi NSSI
berdarah Variabel Data Empirik
N Mean SD Min Max
Jumlah 65 100% Interpersonal 65 19,20 5,188 9 30
Intrapersonal 65 19,14 4,468 6 28
Tabel 7. Deskripsi Berdasarkan Keberlanjutan Data Hipotetik
Melakukan NSSI N Mean SD Min Max
Interpersonal 65 22 7,33 0 44
Berlanjut Frekuensi Prosentase
Intrapersonal 65 15 5 0 30
mahasiswa paling banyak mengalami Tabel 13. Mean Data Empirik dan Hipotetik
kesepian pada kategori sedang yaitu Variabel
Variabel Mean Mean
sebanyak 48 mahasiswa dengan persentase Empirik Hipotetik
sebenar 73,8%. Sedangkan hasil paling Kesepian
sedikit berada pada kategori rendah Kepribadian 8,34 7,5
sebanyak 1 mahasiswa dengan persentase Keinginan 29,22 27,5
sebesar 1,5%. Sosial
Depresi 23,345 15
NSSI
Tabel 11. Kategorisasi Skor Perilaku NSSI
Interpersonal
Kategori Jumlah Prosentase
Otonomi 3,49 3
Rendah 2 3,1% Batasan 3,09 3
Interpersonal
Sedang 57 87,7%
Pengaruh 1,97 3
Tinggi 6 9,2% Interpersonal
Ikatan Teman 0,94 2
Jumlah 65 100% Sebaya
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 Balas Dendam 1 2
Perawatan Diri 3,11 3
Berdasarkan tabel kategorisasi Mencari 2,28 3
perilaku NSSI diatas, didapatkan hasil Sensasi
terbanyak terdapat pada kategori sedang Kekerasan 3,32 3
Intrapersonal
terdapat 57 mahasiswa dengan persentase Regulasi Afek 4,45 3
sebesar 87,7%, kategori tinggi terdapat 6 Anti-disosiasi 3,88 3
mahasiswa dengan persentase sebesar 9,2%, Anti Bunuh 3,37 3
dan kategori rendah terdapat 2 mahasiswa Diri
Penanda 3,46 3
dengan persentase sebesar 3,1%.
Kesedihan
Menghukum 3,46 3
Tabel 12. Kategorisasi Skor Fungsi NSSI Diri Sendiri
Fungsi Kategori Jumlah Prosentase
Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Rendah 11 16,9%
Interper
sonal
Sedang 51 78,5% Berdasarkan perbandingan mean
Tinggi 3 4,6% hipotetik dan empirik diatas, didapatkan
Intraper Rendah 1 1,5% hasil yang tinggi pada semua aspek kesepian.
Sonal Sedangkan pada dimensi perilaku NSSI
Sedang 39 60%
Tinggi 25 38,5% didapatkan hasil yang tinggi pada semua
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 dimensi intrapersonal dan beberapa hasil
yang tinggi pada fungsi interpersonal.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
hasil bahwa fungsi interpersonal dan Hasil Korelasi Kesepian Dan Perilaku NSSI
intrapersonal sama-sama memiliki
responden paling banyak berada pada a. Aspek Kepribadian Terhadap Dimensi NSSI
Fungsi Interpersonal
kategorisasi sedang yaitu sebanyak 51 Otonomi r= 0,114, sig= 0,367 ≥
dengan persentase 78,5% pada fungsi 0,005 (Tidak Terdapat
Hubungan)
interpersonal dan sebanyak 25 dengan Batasan r= - 0,072, sig= 0,570
persentase 60% untuk fungsi intrapersonal. Interpersonal ≥ 0,005 (Tidak
Terdapat Hubungan)
Pengaruh r= 0,058, sig= 0,645 ≥
Interpersonal 0,005 (Tidak Terdapat
Hubungan)
49
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
50
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023
Mencari Sensasi r= 0,200, sig= 0,110 ≥ 0,005 perhitungan pearson product moment
(Tidak Terdapat Hubungan) didapatkan hasil koefisien korelasi kesepian
Kekerasan r= 0,123, sig= 0,328 ≥ 0,005
dengan perilaku NSSI sebesar 0,341 dengan
(Tidak Terdapat Hubungan)
Fungsi Intrapersonal
signifikansi sebesar 0,005 (p<0,05)
Regulasi Afek r= 0,131, sig= 0,298 ≥ 0,005
sedangkan nilai korelasi yang didapat
Aspek (Tidak Terdapat Hubungan) bertanda positif, sehingga terdapat hubungan
Depresi Anti-Disosiasi r= 0,320, sig= 0,009 ≤ 0,005 yang positif antara kesepian dengan perilaku
(Terdapat Hubungan) NSSI hal ini menunjukkan bahwa semakin
Anti Bunuh Diri r= - 0,058, sig= 0,645 ≥ 0,005 tinggi kesepian maka semakin tinggi pula
(Tidak Terdapat Hubungan) perilaku NSSI begitupun sebaliknya, apabila
Penanda r= 0,416, sig= 0,001 ≤ 0,005 kesepian rendah, maka semakin rendah juga
Kesedihan (Terdapat Hubungan)
semakin perilaku NSSI mahasiswa psikologi
Menghukum Diri r= 0,325, sig= 0,008 ≤ 0,005
Sendiri (Terdapat Hubungan)
di Kota Malang.
Sumber: Data olahan SPSS, 2022
Pembahasan
Berdasarkan hasil korelasi aspek
depresi terhadap dimensi NSSI Hal ini sesuai dengan pendapat
didapatkan hasil bahwa aspek depresi Andover dkk., (2012) dimana kesepian dapat
memiliki korelasi dengan dimensi menjadi faktor yang berhubungan dengan
otonomi sebesar 0,287 sig 0,020 (≤ 0,05) perilaku melukai diri sendiri serta keinginan
dan dimensi balas dendam sebesar 0,305 bunuh diri. Ketika seseorang merasa
sig 0,014 (≤ 0,05) pada fungsi kesepian, ia cenderung akan merasa sendiri
interpersonal. Serta korelasi dengan
dan beranggapan bahwa ia tidak memiliki
dimensi anti-disosiasi sebesar 0,320 sig
0,009 (≤ 0,05), dimensi penanda orang lain untuk mencari jalan keluar dari
kesedihan sebesar 0,416 sig 0,001 (≤ masalahnya, sehingga mencari cara untuk
0,05), dimensi menghukum diri sendiri mengeluarkan emosi tersebut dengan
sebesar 0,325 sig 0,008 (≤ 0,05) pada melukai dirinya sendiri sebagai bentuk
fungsi intrapersonal. penyaluran emosi atau perasaan negatif
Uji Normalitas karena rasa sakit psikis yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata dan dirasakan
Uji normalitas yang dilakukan oleh pelakunya.
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Bruno (2000) kemudian menyatakan
sebagai berikut: bahwa kesepian merupakan keadaan
emosional serta mental yang dapat dicirikan
Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Normalitas adanya perasaan terasingkan serta hubungan
Variabel p- Ket. Kesimpulan
yang kurang bermakna antara individu
value
Kesepian 0,052 p > 0,05 Normal
dengan orang lain. Kesepian juga dapat
NSSI 0,517 p > 0,05 Normal diartikan karena tidak tercapainya hubungan
Sumber: Data olahan SPSS, 2022 akrab yang diinginkan dan keadaan emosi
serta kognitif yang kurang bahagia (Baron &
Berdasarkan hasil uji normalitas Byrne, 2005). Keadaan kesepian inilah yang
diperoleh nilai sebesar p > 0,05 sehingga membuat mahasiswa merasa sendiri dan
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel beranggapan bahwa ia tidak memiliki orang
berdistribusi normal. lain untuk membantunya mencari jalan
keluar dari masalahnya, sehingga
Uji Hipotesis
menjadikan NSSI sebagai jalan untuk
Hasil uji hipotesis berdasarkan mengeluarkan emosi tersebut. Dampak dari
51
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
kesepian inilah yang dirasa mendukung paling banyak dilakukan oleh individu yang
dalam melakukan self-injury (Maidah, melakukan NSSI, hal ini meliputi emosi
2013). Dalam hal ini, mahasiswa psikologi negatif seperti marah, cemas, dan frustrasi.
di Kota Malang diharapkan mampu Sedangkan hal yang dirasa mendukung
menangani rasa kesepiannya dengan lebih rendahnya nilai pada fungsi interpersonal
baik lagi sehingga dapat menemukan salah satunya ialah ikatan dengan teman
coping yang adaptif dan tidak lagi sebaya (peer-bounding). Hasil penelitian ini
melakukan NSSI. didukung oleh penelitian milik Izzah &
Penelitian ini bertujuan untuk Ariana (2022) yang menyatakan bahawa
mengetahui ada atau tidaknya hubungan fungsi interpersonal menjadi fungsi yang
antara kesepian dengan perilaku NSSI pada lebih rendah dari fungsi intrapersonal dan
mahasiswa psikologi di Kota Malang. dimensi revenge serta peer-bonding
Berdasarkan hasil analisis data dapat kemudian menjadi dimensi yang terendah
ditarik kesimpulan bahwa terdapat dari fungsi interpersonal.
hubungan yang signifikan dan positif Penyebab rendahnya dimensi ikatan
dengan korelasi sebesar 0,341 antara teman sebaya dikarenakan pelaku self-injury
kesepian dan perilaku NSSI. Dimana seringkali menyembunyikan perilakunya dari
semakin tinggi tingkat kesepian maka orang-orang terdekat dan melakukannya
semakin tinggi pula perilaku NSSI, bukan untuk tujuan mendapatkan atensi dari
begitupun sebaliknya semakin rendah orang lain terutama teman sebayanya. Hal ini
tingkat kesepian maka semakin rendah pula sesuai dengan pendapat Maidah (2013)
perilaku NSSI. dimana individu yang melakukan tindakan
Berdasarkan data kuantatif, melukai diri sendiri cenderung merahasiakan
mahasiswa psikologi di Kota Malang perilakunya karena merasa malu dan takut
termasuk dalam kategori sedang cenderung dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
tinggi. NSSI sendiri merupakan kegiatan Perilaku yang berkebalikan ini kemudian
menyakiti diri secara sengaja namun tidak yang menjadi faktor rendahnya dimensi
disertai adanya niatan untuk bunuh diri ikatan dengan teman sebaya dan fungsi
(Klonsky & Glenn, 2009). Selain itu, ia interpersonal.
juga menyatakan bahwa perilaku NSSI Tinggi rendahnya perilaku NSSI
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi kemudian dipengaruhi oleh beberapa faktor
intrapersonal (self-focus) dan fungsi yaitu faktor intrapersonal atau yang berasal
interpersonal (social). dari dalam diri seperti coping maladaptif dan
Berdasarkan hasil perhitungan faktor interpersonal seperti rendahnya
kuantitatif, fungsi intrapersonal lebih tinggi kemampuan menjalin hubungan dengan
dibandingkan fungsi interpersonal. Hal ini orang lain dan pengaruh negatif media
menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi komunikasi (Zakaria & Theresa, 2020).
Kota Malang sebagian besar melakukan Dalam penelitian ini, dapat diketahui
NSSI berdasarkan diri sendiri untuk bahwa sebagian besar mahasiswa psikologi
mengatasi distress dan mencegah tindakan di Kota Malang mulai melakukan self-injury
bunuh diri. Sedangkan alasan dari pada usia 11-22 tahun. Hal ini terjadi karena,
mahasiswa melakukan NSSI pada fungsi pada tahapan usia ini individu harus
intrapersonal dapat dicerminkan dari aspek beradaptasi dengan banyak perubahan yang
regulasi afek. Hal ini sesuai dengan jauh berbeda dengan tahapan sebelumnya,
pendapat (Klonsky & Glenn, 2009) dimana individu juga harus menyesuaikan diri
regulasi afek, merupakan fungsi yang dengan peran barunya, ketika individu
52
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023
berada dibawah umur 30 tahun terdapat keeratan dalam sebuah hubungan (Russell,
kondisi dimana ketegangan emosional 1996). Terdapat tiga aspek kesepian yaitu
individu sangat tinggi, mudah tegang, tidak personality atau kepribadian, social
stabil dan terkendali dengan baik, desirability atau keinginan sosial, depression
cenderung merasa labil, resah, dan mudah atau dan depresi (Russell, 1996).
memberontak (Rukmana, 2021). Pada Mahasiswa psikologi di Kota Malang
masa ini juga indidividu mudah sekali berdasarkan hasil analisis data penelitian,
merasa stres, bentuk stres yang biasa diketahui ketiga aspeknya memiliki nilai
ditunjukkan ialah self-injury, percobaan yang tinggi, namun aspek depresi menjadi
bunuh diri sampai bunuh diri (Kirchner aspek paling tinggi diantara aspek lainnya.
dkk., 2011). Hal ini juga sesuai dengan Hal tersebut menunjukkan bahwa,
penelitian milik Hidayati & Fanani (2021) mahasiswa psikologi di Kota Malang
dimana subjek telah melakukan self-injury mengalami kesepian sebagian besar karena
dengan usia termuda 4 tahun sampai usia depresi atau adanya gangguan perasaan
23 tahun. Perilaku NSSI biasanya dalam diri mereka yang ditandai dengan
dilakukan oleh perempuan dibandingkan perasaan tidak berharga, tidak bersemangat,
dengan laki-laki yaitu sebanyak 56 murung, sedih, dan ketakutan untuk gagal.
mahasiswi dengan prosentase 86,2% dan 9 Hal ini karena individu yang merasa
mahasiswa dengan prosentase 13,8%. Hasil kesepian biasanya menarik diri dari
tersebut sejalan dengan penelitian milik lingkungan sosial, kurang percaya diri
Ronka dkk. (2013) yang menemukan kepada orang lain, sering merasa gagal, tidak
bahwa laki-laki tidak banyak melakukan puas dengan hubungan sosialnya, serta dapat
self-injury dibanding perempuan. dihubungkan dengan berbagai macam
Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa perbedaan personal seperti depresi,
bentuk perilaku utama NSSI yang paling pesimisme, menarik diri dari sosial, rasa
banyak dilakukan ialah menyayat (cutting) tersisihkan, perasaan malu, rasa permusuhan,
sebanyak 14 subjek dengan persentase dan afeksi yang rendah (Hidayati & Muthia,
26,2%. Selain itu, berdasarkan 2016)
keberlanjutan subjek dalam melakukan Aspek selanjutnya yaitu keinginan
self-injury, didapatkan hasil sebanyak 38 sosial yang menunjukkan mahasiswa
subjek dengan prosentase 58,5% masih psikologi di Kota Malang memiliki
melakukan perilaku self-injury sampai saat keinginan sosial yang tinggi. Hal ini terjadi
ini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang karena seseorang merasa tidak lagi
dilakukan pada sekitar 40 negara berbeda mendapatkan kehidupan sosial yang
tentang fenomena NSSI dan ditemukan diinginkan dalam lingkungannya. Hal ini
hasil bawa sekitar 45% subjek NSSI sesuai dengan penelitian milik (Ozgur dkk.,
melakukan cutting/menyayat permukaan 2014) yang menjelaskan bahwa kesepian
kulit dan sekitar 17% orang dewasa masih dapat terjadi apabila individu menghadapi
melakukan tindakan NSSI seumur situasi negatif seperti merasakan adanya
hidupnya (Hull, 2020). perbedaan antara hubungan sosial yang
Pada variabel kesepian, secara umum diinginkan dengan yang ada.
kesepian pada mahasiswa psikologi di Kota Aspek berikutnya yaitu aspek
Malang termasuk dalam kategori yang kepribadian, dalam hal ini mahasiswa
tinggi. Kesepian merupakan perasaan psikologi di Kota Malang memiliki nilai
subjektif individu karena tidak adanya yang tinggi pula. Seseorang biasanya dapat
53
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
mengontrol diri sehingga emosi yang siswa salah satu SMK di Balikpapan,
dialami tidak keluar, Ekman & Friesen Kalimantan Timur, mendapatkan hasil
(dalam Walgito, 2002) menyebutkan koefisien korelasi dengan arah positif sebesar
bahwa ada tiga rules yang biasa dilakukan 0.274 (sig. <0,05) yang menunjukkan bahwa
oleh individu yang melakukan self-injury terdapat hubungan yang sangat signifikan
yaitu masking, modulation, dan simulation. antara kesepian dengan keinginan self injury.
Pada bagian masking, keadaan individu Seperti halnya penelitian-penelitian
dapat menyembunyikan dan menutupi sebelumnya yang menyatakan terdapat
emosi yang dialami. Kesedihan tersebut hubungan positif dan signifikan antara
dapat diredam dan ditutupi sehingga tidak kesepian dengan NSSI, artinya semakin
ada gejala kejasmanian yang tampaknya tinggi tingkat kesepian maka semakin tinggi
memperlihatkan rasa sedih tersebut. pula NSSI. Berdasarkan perhitungan korelasi
Seseorang yang melakukan self-injury yang telah dilakukan, didapatkan hasil
biasanya memiliki masking yang bagus bahwa terdapat hubungan antara kepribadian
karena memiliki kepribadian introvert, hal dengan mencari sensasi. Seseorang yang
ini teradi karena individu introvert lebih kesepian seringkali disebabkan oleh
bisa menutupi emosi negatif dari orang lain kepribadian mereka sendiri dan perasaan
dengan menyalurkannya pada perilaku self- yang berubah pada situasi tertentu. Hal ini
injury (Maidah, 2013). Selain itu, sesuai dengan pendapat Martinson (1999)
kepribadian introvert dalam beradaptasi dimana seseorang yang memiliki kepribadian
dan membangun hubungan sosial biasanya introvert cenderung memiliki peluang
akan menarik diri dari lingkungan yang melakukan self-injury lebih besar
menyebabkan tidak lagi memiliki dibandingkan dengan seseorang
hubungan pertemanan dan sosial yang berkepribadian ekstrovert. Alasan individu
cukup sehingga menimbulkan perasaan melakukan NSSI sendiri yaitu untuk
kesepian karena tidak adanya rasa memiliki memperoleh kesenangan atau kegembiraan
(Liu dkk., 2014). dari kesepian yang dirasakan. Karena, self-
Kesepian dipengaruhi oleh beberapa injury sendiri memiliki dampak internal yaitu
faktor yaitu kurangnya hubungan dengan pelaku merasa puas dan lega setelah
orang lain, adanya keinginan untuk melakukannya (Maidah, 2013). Selain itu,
mengalami perubahan dalam hubungan terdapat hubungan antara keinginan sosial
namun tidak terjadi, atribusi kausal, serta dengan pengaruh interpersonal dan balas
perilaku interpersonal seperti rendahnya dendam. Perasaan kesepian yang dirasakan
self-esteem, sikap yang negatif pada orang seseorang cenderung terjadi karena tidak
lain, dan kemampuan bersosial yang terpenuhinya kehidupan sosial yang
kurang (Miller & Brehm, 2007). diharapkan serta tidak mampu membentuk
Penelitian sebelumnya yang atau membangun kehidupan sosial yang
dilakukan oleh Hidayati & Muthia (2016) diinginkan seseorang di lingkungannya
dengan subjek penelitian 316 remaja laki- (Russell, 1996). Tidak terpenuhinya
laki dan perempuan di salah satu SMK di kehidupan sosial yang diharapkan ini dapat
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memengaruhi seseorang untuk melakukan
didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar self-injury. Self-injury yang dilakukan ini
0.274 menunjukkan adanya hubungan dimaksudkan untuk memancing respon dari
kesepian, dengan keinginan seseorang orang terdekat atau figur yang signifikan
untuk melukai diri. Hal ini selaras dengan sebagai pengaruh interpersonalnya dan
penelitian milik Soesilo (2018) pada 316 sebagai bentuk balas dendam karena tidak
54
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023
Simpulan
56
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Indonesian Psychological Healthcare Center.
sosial edisi kesepuluh (kesepuluh). (2019). Data NSSI per tanggal 25 Juli
Erlangga. 2019. Indonesian Psychological
Healthcare Center.
Biromo, A. R. (2015). Uji validitas dan
reliabilitas Self-harm Behavior Izzah, F. N., & Ariana, A. D. (2022). Hubungan
Questionnaire versi bahasa Indonesia. Perceived Social Support dengan
Universitas Indonesia. Perilaku Non-suicidal Self-Injury pada
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016- Remaja. Buletin Riset Psikologi dan
5/20417225-SP- Kesehatan Mental (BRPKM), 2(1), 70–
Anastasia%20Ratnawati%20Biromo.p 77.
df https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.319
04
Bruno, F. J. (2000). Conquer Loneliness
(menaklukkan Kesepian). Gramedia Jelahu, L. S. (2021). Yang dibimbing oleh Ibu
Pustaka Utama. Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi.,
M.Si. 124.
Ee, G. T., & Li, L. P. (2019). Types of Self-
harm Behaviour among Chinese Kirchner, T., Ferrer, L., Forns, M., & Zanini, D.
Adolescents in Malaysia. 12. (2011). Self-harm behavior and suicidal
ideation among high school students.
Gratz, K. L. (2001). Measurement of Gender differences and relationship
Deliberate Self-Harm: Preliminary with coping strategies. Actas Esp
Data on the Deliberate Self-Harm Psiquiatr, 4(39), 226–235.
Inventory. SPH P, 11.
Klonsky, E. D., & Glenn, C. R. (2009).
Hidayati, D. S., & Muthia, E. N. (2016). Assessing the Functions of Non-suicidal
Kesepian dan keinginan melukai diri Self-injury: Psychometric Properties of
sendiri remaja. Psympathic : Jurnal the Inventory of Statements About Self-
Ilmiah Psikologi, 2(2), 185–198. injury (ISAS). Journal of
https://doi.org/10.15575/psy.v2i2.459 Psychopathology and Behavioral
Assessment, 31(3), 215–219.
Hidayati, F., & Fanani, M. (2021). Prevalensi https://doi.org/10.1007/s10862-008-
dan Fungsi Melukai Diri Sendiri pada 9107-z
Mahasiswa. 8.
Kurniawaty, R. (2012). Dinamika psikologis
Hughes, M. E., Waite, L. J., Hawkley, L. C., pelaku self-injury (studi kasus pada
& Cacioppo, J. T. (2004). A Short wanita dewasa awal). JPPP - Jurnal
Scale for Measuring Loneliness in Penelitian dan Pengukuran Psikologi,
Large Surveys: Results From Two 1(1), 13–22.
Population-Based Studies. Research https://doi.org/10.21009/JPPP.011.03
on Aging, 26(6), 655–672.
https://doi.org/10.1177/016402750426 Liu, D., Yu, X., Wang, Y., Zhang, H., & Ren, G.
8574 (2014). The impact of perception of
57
Awalinni & Harsono: Hubungan antara Kesepian dan Perilaku ..… (43-59)
Ozgur, H., Demiralay, T., & Demiralay, I. Swannell, S. V., Martin, G. E., Page, A.,
(2014). Exploration Of Problematic Hasking, P., & John, N. J. S. (2014).
Internet Use And Loneliness Among Prevalence of Nonsuicidal SelfInjury in
Distance Education Students. Turkish Nonclinical Samples: Systematic Review,
Online Journal of Distance Education, Meta Analysis and Meta Regression. 31.
15(2).
https://doi.org/10.17718/tojde.43009 Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Bari. Remaja Rosada Karya.
Rönkä, A. R., Taanila, A., Koiranen, M.,
Sunnari, V., & Rautio, A. (2013). Tresno, F., Ito, Y., & Mearns, J. (2012). Self-
Associations of deliberate self-harm Injurious Behavior and Suicide Attempts
with loneliness, self-rated health and Among Indonesian College Students.
life satisfaction in adolescence: Death Studies, 36(7), 627–639.
Northern Finland Birth Cohort 1986 https://doi.org/10.1080/07481187.2011.6
Study. International Journal of 04464
Circumpolar Health, 72(1), 21085.
https://doi.org/10.3402/ijch.v72i0.2108 walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum
5 (Ed. rev). ANDI OFFSET.
59