You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333950812

Mengembangkan Masyarakat Indonesia Berkarakter

Conference Paper · December 2015

CITATIONS READS

0 1,363

3 authors, including:

Tabrani. ZA
SCAD Independent
95 PUBLICATIONS 1,289 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Scientific Hypothesis as a source of innovation and discovery View project

All content following this page was uploaded by Tabrani. ZA on 22 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

Copyright © 2015 FTK Ar-Raniry Press


All rights reserved
Printed in the Indonesia

MENGEMBANGKAN MASYARAKAT INDONESIA


BERKARAKTER

M. Husin Affan1 dan Hafidh Maksum2


1Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Abstract
At the time of this reform encountered a lot of people's behavior that deviates from the norms prevailing .There
who regard it as a logical consequence of reform, there is also considered as a phenomenon of failed reforms. If
the new order that state officials deemed most honored and respected, now all public officials and even the
president and vice president became derision street demonstrators. Not only that, anarchic behavior was done
by a layer of society that should be characterized, such as students and members of parliament. Therefore, it can
be called that anarchy takes place on the streets until Senayan. Character development becomes a necessity
because the character is an important part of people's lives so that we as a society are meaningful both for
themselves and others.

Keywords: Society, Indonesia, Character, Reform

1. Pendahuluan Semakin dominannya nilai ekonomis dalam


Era globalisasi masyarakat modern adalah masyarakat atau semakin merajalelanya arus
sebagai dampak perubahan sosial budaya yang komersialisasi di berbagai bidang kehidupan dan
sekarang sudah dirasakan. Pergaulan sosial dalam semakin nilai-nilai kemanusiaan terancam. Dewasa
masyarakat global yang ditunjang teknologi ini, nilai-nilai yang dapat membangun karakter sudah
komunikasi dan informasi menghadapkan mulai asing di tengah masyarakat.
peradaban masyarakat bersih pada kemajemukan
dan perbedaan sistem nilai. Perubahan sistem nilai 2. Pembahasan
sebagai dampak pertemuan dengan budaya lain Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab
dengan sistem nilainya yang berbeda dapat yaitu musyarakah. Dalam bahasa Arab sendiri
menimbulkan kritis nilai. Paling kurang untuk masyarakat disebut dengan sebutan mujtama yang
sementara waktu, orang seperti kehilangan menurut Ibnu Manzur dalam Lisan Al’Arab
pegangan atau mengalami ketidakjelasan arah mengandung arti (1) pokok dari segala sesuatu,

hidup. Dalam situasi seperti itu, erosi nilai-nilai yakni tempat tumbuhnya keturunan. (2) kumpulan

kemanusiaan perlu diwaspadai. dari orang banyak yang berbeda-beda. Sedangkan

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |159
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

musyarakah mengandung arti berserikat, bersekutu e. Seperasaan, sepenanggungan, dan saling


dan saling bekerja sama. Jadi dari kata musayarakah memerlukan.
dan mujtama sudah dapat ditarik pengertian bahwa Secara etimologis, kata karakter berasal dari
masyarakat adalah kumpulan dari orang banyak bahasa Yunani yaitu kharaseein, yang berarti sebuah
yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan instrumen untuk menilai, mengesankan,
kerjasama, dan mematuhi peraturan yang disepakati memberikan tanda khusus, dan watak khusus
bersama. Dari pengertian tersebut dapat kita (Oxford Endlish Dictionary). Tanda khusus ini adalah
bayangkan bagaimana anatomi dari masyarakat yang membedakan dari yang lain sehingga dapat
yang berbeda-beda. Dapat dijumpai misalnya ada mengukir kesan khusus pada setiap individu.
masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Dalam kamus Bahasa Indonesia, istilah
dunia, masyarakat Indonesia dan sebagainya. karakter diterjemahkan dengan watak, adalah sifat-
Semua jenis masyarakat tersebut terdiri dari sifat hakiki seseorang atau suatu kelompok atau
unsur-unsur yang berbeda tetapi mereka menyatu bangsa yang sangat menonjol sehingga dapat dikenali
dalam satu tatanan sebagai wujud kehendak dalam berbagai situasi atau merupakan trade mark
bersama. Karena adanya dua atau beberapa kutub, orang, kelompok, atau bangsa tersebut (Tilaar,
yakni: berasal dari unsur yang berbeda-beda tetapi 2008.22). Kata karakter juga sering ditukar pakaikan
bermaksud menyatu dalam suatu tatanan, maka dengan kata kepribadian (personality), walaupun
dari kutub pertama ke kutub kedua ada proses keduanya memiliki konotasi yang berlainan.
yang membutuhkan waktu yang panjang. Karakter adalah sifat pribadi yang relative stabil
Masyarakat Indonesia misalnya, sudahkah mereka pada diri individu yang menjadi landasan bagi
menyatu dalam kesatuan? Ternyata setengah abad penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma
merdeka belum cukup waktu untuk menyatukan yang tinggi. Sifat pribadi maksudnya ciri-ciri yang ada
sebuah masyarakat Indonesia meski sudah di di dalam pribadi seseorang yang terwujudkan dalam
wadahi dengan istilah Bhineka Tunggal Ika. Abad tingkah laku. Relative stabil adalah suatu kondisi yang
pertama kemerdekaan Indonesia nampaknya apabila telah terbentuk akan tidak mudah diubah.
masyarakat Indonesia masih merupakan nation is Landasan berarti kekuatan yang pengaruhnya sangat
making, masih dalam proses menjadi. Masyarakat besar/ dominan dan menyeluruh terhadap hal-hal
adalah sejumlah manusia yang merupakan satu yang terkait langsung dengan kekuatan yang
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan dimaksud.
mempunyai kepentingan yang sama. Seperti Adapun penampilan perilaku adalah
sekolah, keluarga, perkumpulan, dan negara. aktivitas individu atau kelompok dalam bidang dan
Unsur-unsur suatu masyarakat: wilayah (setting) kehidupan (bidang kehidupan:
a. Harus ada perkumpulan manusia dan ekonomi, kemasyarakatan, budaya/seni, agama,
harus banyak. ilmu dan teknologi, hukum politik, pertahanan dan
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu keamanan, kehidupan global). Makna standar
lama di suatu daerah tertentu. nilai/ norma adalah kondisi yang mengacu pada
c. Adanya aturan atau Undang-Undang yang kaidah-kaidah agama, ilmu dan teknologi, hukum,
mengatur masyarakat untuk menuju kepada adat, dan kebiasaan yang tercermin dalam perilaku
d. kepentingan dan tujuan bersama. sehari-hari.

160| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

Dengan demikian hidup berkarakter juga akan mengikutsertakan setiap individu dalam
adalah hidup yang dikehendaki, yakni yang lingkungannya untuk bekerja sama memperbaiki
menempuh jalan lurus mengikuti kaidah-kaidah kualitas pendidikan Indonesia.
nilai dan norma sesuai dengan fitrah manusia Masyarakat berkarakter bukan berarti
yang berorientasi kebenaran dan keluhuran masyarakat yang kaya dan mampu memberikan
(Prayitno dan Khaidir, 2011.21) segala fasilitas pendidikan yang memadai namun
Setelah pemaparan mengenai pengertian juga masyarakat yang mampu memberikan
masyarakat dan karakter kita dapat mengetahui motivasi kepada sekitarnya untuk menyadarkan
pengertian masyarakat berkarakter adalah kumpulan bagaimana pentingnya pendidikan dalam upaya
dari orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu manusiakan manusia. Masyarakat berkarakter
dalam ikatan kerjasama. Mematuhi peraturan yang bukan pula masyarakat yang memiliki gelar
disepakati bersama, di mana dalam upaya pendidikan yang banyak. Masyarakat berkarakter
perwujudan tersebut disertai dengan penanaman tahu bagaimana caranya menciptakan suasana
karakteristik yang mencakup nilai-nilai kebudayaan, pendidikan yang tepat bagi sekitarnya sehingga
nilai spiritual, nilai sosial, dan nilai-nilai lainnya yang perannya sebagai agen pendidikan dengan
menunjang dalam upaya perwujudan cita-cita optimal.
masyarakat tersebut. Pada intinya masyarakat berkarakter adalah
Apabila membahas masyarakat berkarakter masyarakat yang mampu menyinkronkan antara
maka erat kaitannya dengan lingkungan yang pengetahuan yang sudah didapat anak dari
berkarakter pula. Lingkungan berkarakter sangatlah lingkungan keluarga dan sekolah sehingga
penting bagi perkembangan individu. Lingkungan pengetahuannya dapat di terapkan dalam menangani
yang berkarakter adalah lingkungan yang mendukung permasalahan yang ada dalam masyarakatnya.
terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter dalam Salah satu aspek yang dapat dilakukan
kehidupan, seperti karakter cinta kepada Tuhan Yang untuk membentuk masyarakat yang berkarakter
Maha Esa dan ciptaan-Nya, kemandirian dan adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan
tanggung jawab, kejujuran atau amanah, diplomatis, merupakan upaya yang sangat urgen untuk
hormat dan santun, dermawan, suka menolong, membentuk jati diri atau kepribadian bangsa.
gotong-royong dan kerja sama. Karakter tersebut tidak Masyarakat merupakan aset paling berharga
hanya pada tahap pengenalan dan pemahaman saja, untuk membangun bangsa yang lebih baik dan maju.
namun pada kehidupan sehari-hari. Masyarakat berkarakter harus memiliki karakter
Masyarakat yang berkarakter perlu diciptakan yang kuat dengan dicirikan kapasitas mental.
dengan baik dan benar karena dalam masyarakat Kapasitas mental ini berupa kejujuran, ketulusan,
anak akan mengenal dan mengetahui pengetahuan keberanian, ketegasan, kekuatan dalam memegang
tambahan, pengganti dari pendidikan lingkungan prinsip hidup., dan sifat-sifat lainnya yang melekat
lainnya sehingga masyarakat perlu paham akan pada dirinya. Ciri-ciri masyarakat berkarakter adalah
pentingnya peranan dalam membangun pendidikan masyarakat yang setiap anggotanya telah memiliki
karakter bagi anak. Masyarakat yang berkarakter dan dapat menginternalisasikan 18 nilai karakter
akan mendukung segala upaya dalam menunjang dalam dirinya, nilai-nilai karakter tersebut yaitu
pendidikan yang layak bagi anak dan masyarakat seperti pada tabel berikut:

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |161
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13.Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi Masyarakat Berkarakter dapat berhati baik, dan berprilaku baik sesuai
diuraikan sebagai berikut: dengan falsafah hidup Pancasila.
a. Fungsi Pembentukan dan Pengembangan b. Fungsi Perbaikan dan Penguatan Berfungsi untuk
Potensi, berfungsi untuk membentuk dan memperbaiki dan memperkuat peran keluarga,
mengembangkan potensi manusia atau satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah
warga negara Indonesia agar berpikir baik, untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab

162| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

dalam pengembangan potensi warga negara dan bahasa yang buruk, pertimbangkan perasaan
pembangunan bangsa yang maju, mandiri, dan orang lain, jangan mengancam, memukul
sejahtera. atau menyakiti orang lain, damailah dengan
c. Fungsi Penyaring berfungsi untuk memilah kemarahan, hinaan dan perselisihan.
budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain c. Responsibility (Tanggungjawab). Selalu lakukan
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin,
karakter bangsa yang bermartabat. ketiga fungsi berpikirlah sebelum bertindak–mempertimbangkan
tersebut dilakukan melalui (1) pengukuhan konsekuensi, bertanggung jawab atas pilihan anda.
Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, (2) d. Fairness (Keadilan)Bermain sesuai aturan, ambil
pengukuhan nilai dan norma konstitusional UUD seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka;
1945, (3) penguatan komitmen bangsa NKRI, (4) mendengarkan orang lain, jangan mengambil
penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan keuntungan dari orang lain, jangan menyalahkan
konsepsi Bhineka Tunggal Ika, serta (5) Penguatan orang lain sembarangan.
keunggulan dan daya saing bangsa untuk e. Caring (Peduli) Bersikaplah penuh kasih
berkelanjutan kehidupan bermasyarakat, sayang dan menunjukkan anda peduli,
berbangsa dan bernegara Indonesia dalam konteks ungkapkan rasa syukur, maafkan orang lain,
global. membantu orang yang membutuhkan
Masyarakat berkarakter bertujuan untuk f. Citizenship (Kewarganegaraan). Menjadikan
membina dan mengembangkan karakter warga sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik,
negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat bekerja sama, melibatkan diri dalam urusan
yang berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, menaati
yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, hukum dan aturan, menghormati otoritas,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
melindungi lingkungan hidup.
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Penutup
Masyarakat yang berkarakter didasarkan pada enam Masyarakat berkarakter merupakan
nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat menyetujui kumpulan individu yang masing-masing individu ini
nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, memiliki 18 nilai karakter dan dapat merealisasikan 18
atau bias budaya. nilai karakter tersebut ke dalam kehidupan masyarakat
Enam pilar masyarakat yang berkarakter, sehingga terciptanya masyarakat yang berkarakter.
yaitu sebagai berikut:
Masyarakat berkarakter adalah masyarakat
a. Trustworthiness (Kepercayaan). Jujur, jangan
yang mampu menyinkronkan antara pengetahuan
menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal
yang sudah di dapat anak dari lingkungan keluarga
melakukan apa yang anda katakan anda akan
dan sekolah sehingga pengetahuannya dapat di
melakukannya, minta keberanian untuk
terapkan dalam menangani permasalahan yang ada
melakukan hal yang benar, bangun reputasi
dalam masyarakatnya. Pendidikan karakter sendiri
yang baik, patuh berdiri dengan keluarga, teman
bertujuan untuk membina dan mengembangkan
dan negara.
karakter warga negara sehingga mampu
b. Respect (Respek) Bersikap toleran terhadap
mewujudkan masyarakat yang berketuhanan Yang
perbedaan, gunakan sopan santun, bukan

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |163
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, Mubarok, Ahmad. (2011). Membangun Budaya
berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang Masyarakat yang Berkarakter.
http://tuanx.blogspot.com/2011/06/mem
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam bangun-masyarakat-
permusyawaratan perwakilan serta berkeadilan sosial berkarakter.html.[Diakses 14 April 2014].
bagi seluruh rakyat Indonesia. Muhibbuthabry, M. (2014). Kelembagaan
Banyak strategi yang dapat dilakukan untuk Wilayat Al-Hisbah dalam Konteks
membangun masyarakat yang berkarakter, salah Penerapan Syariat Islam di Provinsi
Aceh. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 61-82.
satunya mengenalkan dan mendengarkan 18 nilai
Pomalingo, S. (2014). Perguruan Tinggi dan
karakter mulai dari diri sendiri kemudian kepada
Transformasi Nilai-Nilai Islam dalam
orang lain. Atau bisa juga meneladani perilaku Nabi Konteks Sosial-Budaya Masyarakat
Muhammad SAW karena perilaku Rasul merupakan Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(3),
119-134.
uswatun khasanah bagi umatnya.
Rajab, T. (2015). An Applied Model of Teaching
Materials to Improve Students’ Speaking
Daftar Pustaka Skill. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(1), 103-118.

Anonim. (2012). Ciri-ciri Bangsa yang Rosyidi, A. W. (2014). Peningkatan Kualitas


Berkarakter. http://blog.tp.ac.id/tag/ciri- Pengajar Bahasa Arab Sebagai Upaya
ciribangsayangberkarakter.html. [Diakses Meningkatkan Standar Mutu Pembelajaran
10 Mei 2014]. Bahasa Arab. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(3),
195-210.
Budimansyah, Dasim. (2014). Perancangan
Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Safrina, S., & Saminan, S. (2015). The Effect of
Widya Aksara Press. Model Problem Based Learning
(PBL). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(2), 311-322.
Fatimatuzzahroh, F., Abdoellah, O. S., & Sunardi,
S. (2015). The Potential of Pesantren In Salami, S. (2015). Implementing Neuro Linguistic
Sustainable Rural Development. Jurnal Programming (NLP) in Changing
Ilmiah Peuradeun, 3(2), 257-278. Students’ Behavior: Research Done at
Islamic Universities in Aceh. Jurnal Ilmiah
Hadi, A. (2014). Dinamika Sistem Institusi Peuradeun, 3(2), 235-256.
Pendidikan di Aceh. Jurnal Ilmiah
Peuradeun, 2(3), 179-194. Saminan, S. (2015). Internalisasi Budaya Sekolah
Islami di Aceh. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(1),
Haryanto. (2012). Pengertian Pendidikan 147-164.
Karakter.[Online]. Tersedia:
http://belajarpsikologi.com[ 10 Mei 2014 ] Sapriya, dkk.(2006). Konsep Dasar IPS. Bandung:
UPI PRESS.
Haynes, J. (2015). Religion in Global Politics:
Explaining Deprivatization. Jurnal Ilmiah Syahminan, S. (2014). Modernisasi Sistem
Peuradeun, 3(2), 199-216. Pendidikan Islam di Indonesia pada Abad
21. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 235-260.
Lvina, E. (2015). The Role of Cross-Cultural
Communication Competence: Effective Tabrani ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara
Transformational Leadership Across Tradisional dan Modern). Kuala Lumpur: Al-
Cultures. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(1), 1-18. Jenderami Press.

Morgan, J. H. (2014). Americanizing Islam as the Tabrani ZA. (2011a). Dynamics of Political
Price of Assimilation. Jurnal Ilmiah System of Education Indonesia.
Peuradeun, 2(2), 1-16. International Journal of Democracy, 17(2), 99–
113.

164| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

Tabrani ZA. (2011a). Dynamics of Political Tabrani ZA. (2015b). Keterkaitan Antara Ilmu
System of Education Indonesia. Pengetahuan dan Filsafat (Studi Analisis
International Journal of Democracy, 17(2), 99– atas QS. Al-An`am Ayat 125). Jurnal Sintesa,
113. 14(2), 1–14.
Tabrani ZA. (2011b). Nalar Agama dan Negara
Tabrani ZA. (2015c). Persuit Epistemology of
dalam Perspektif Pendidikan Islam. (Suatu
Islamic Studies. Yogyakarta: Penerbit
Telaah Sosio-Politik Pendidikan Indonesia).
Ombak.
Millah Jurnal Studi Agama, 10(2), 395–410.
Undang-undang Nomor: 2 tahun 1989 tentang Sistem
Tabrani ZA. (2011c). Pendidikan Sepanjang Abad
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
(Membangun Sistem Pendidikan Islam di
Pendidikan dan Kebudayaan. 1992
Indonesia Yang Bermartabat). 41–66.
Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015).
Yogyakarta: MSI UII.
Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded
Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.
Education in Indonesia. International Yusoff, M. Z. M., & Hamzah, A. (2015). Direction
Journal of Democracy, 18(2), 271–284. of Moral Education Teacher To Enrich
Character Education. Jurnal Ilmiah
Tabrani ZA. (2013a). Kebijakan Pemerintah
Peuradeun, 3(1), 119-132.
dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan
Keagamaan Islam (Tantangan Terhadap
Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah). Jurnal Ilmiah Serambi Tarbawi, 1(2),
65–84.
Tabrani ZA. (2013a). Pengantar Metodologi Studi
Islam. Banda Aceh: SCAD Independent.
Tabrani ZA. (2013b). Urgensi Pendidikan Islam
dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal
Sintesa, 13(1), 91–106.
Tabrani ZA. (2014a). Buku Ajar Filsafat Umum.
Yogyakarta: Darussalam Publishing.
Tabrani ZA. (2014b). Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Darussalam Publishing.
Tabrani ZA. (2014c). Islamic Studies dalam
Pendekatan Multidisipliner (Suatu Kajian
Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211–234.
Tabrani ZA. (2014d). Isu-Isu Kritis dalam
Pendidikan Islam Perspektif Pedagogik
Kritis. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 13(2), 250–
270. https://doi.org/10.22373/jiif.v13i2.75
Tabrani ZA. (2014e). Menelusuri Metode
Pendidikan dalam Al-Qur`an dengan
Pendekatan Tafsir Maudhu`i. Jurnal Ilmiah
Serambi Tarbawi, 2(1), 19–34.
Tabrani ZA. (2015a). Arah Baru Metodologi Studi
Islam. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |165

View publication stats

You might also like