You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk social yang saling

membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, karena keterkaitan itulah

terjadi interaksi antar masyarakat tercermin dari aktivitas individu dalam

masyarakat. Tentunya hubungan dalam masyarakat melalui proses interaksi,

interaksi ini terjadi melalui dua hal yakni kontak social dan komunikasi.

Kontak social dapat berlangsung dalam tiga bentuk yakni, individu, antar

individu dengan kelompok dan antar kelompok. Sedangkan komunikasi yaitu

seorang memberi arti pada prilalaku orang lain. Hubungan atau interaksi ini

biasanya disebut sebagai relasi social. Relasi social merupakan hasil dari

rangkaiaan interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematis antara dua orang

atau lebih (soekanto, 2007:57). Disitulah terjadi interaksi social yang salah

satunya dihasilkan lewat komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya.

1
Terkadang dalam berinteraksi social ada beberapa tipe orang, yakni

tipe yang senang berbicara atau berinteraksi komunikasi, ada yang terlihat

hanya sebagai pendengar dengan kata lain dia tidak banyak bicara.

Sesengguhnya ucapan yang paling benar adalah kitab Allah SWT. Petunjuk

yang paling baik adalah petunjuk nabi Muhammad SAW. Tidak ragu

lagi ,allah swt menganugrahkan sebuah karunia yang paling agung sesudah

karunia islam yakni nikmat kemampuan bicara dengan lisan. dalam bukhari

dan muslim disebutkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda “Barang siapa

beriman kepada allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau

diam”.di zaman era globalisasi ini dimana social media menjadi salah satu

media penting untuk menyampaikan maupun mengelola pikiran-pikiran

atauaspirasi yang layak untuk disampaikan namun pada hakikatnya terkadang

aspirasi yang disampaikan menjadi salah arti kebanyakan pada era milineal ini

apa yang benar bisa di salahkan dan apa yang salah bisa dibenarkan . kembali

pada hadits “qul khoiroon au liyashmut” yang mana tentunya banyak

mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua dan juga mengulik

pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan kepada orang yang tidak banyak

2
bicara dan disitulah penulis ingin memperdalam tentang hadits tersebut mulai

dari manfaat berkata baik jika tidak bisa maka diam juga bahaya banyak

bicara tanpa memperhatikan adab sebagaimana salah satu contoh adalah kasus

Muhammad kece yang menghina islam maka penulis mengambil judul

“KONSEP DAN HIKMAH PENERAPAN HADITS QUL KHAIRAAN AU

LIYASHMUT DALAM INTERAKSI SOSIAL” hal ini bertujuan untuk lebih

memperdalam tentang hikmah yang terkandung dalam hadits Qul Khairaan

Au Liyashmut.

B. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan paper ini, penulis merumuskan dengan

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa itu interaksi social?

2. Apa konsep yang terdapat dalam hadits Qul khairaan Au liyashmuth?

3. Apa hikmah yang terkandung dalam hadits Qul khairan Au liyashmuth?

4. Bagaimana pendapat para ulama tentang hadits Qul khairaan Au

liyashmuth?

3
5. Bagaimana cara menerapkan konsep dan hikmah hadits Qul khairaan Au

liyashmuth dalam berinteraksi social?

C. Tujuan Penulisan

Yang menjadi alasan penyusunan dalam penulisan paper ini, adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan interaksi sosial

2. Untuk mengetahui apa konsep yang terdapat dalam hadits Qul khairaan au

liyashmuth

3. Untuk mengetahui apa hikmah yang terkandung dalam hadits Qul

khairaan au liyashmuth

4. Untuk mengetahui bagaimana pendapat para ulama tentang hadits Qul

khairaan au liyashmuth

5. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan konnsep dan hikmah

hadits Qul khairaan au liyashmuth dalam berinteraksi social

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang di pakai untuk menyusun papr ini haruslah

mempergunakan metode-metode tertentu. Tujuan dari penggunaan metode ini

4
ialah untuk meringankan penulis dalam mengadakan penyelidikan untuk

memperoleh data-data yang di perlukan.

Di dalam penyusunan paper ini, penulis memperoleh data dari

perpustakaan, perpustakaan lain dengan library research yaiyu mengumpulkan

data-data dari buku-buku yang penulis baca kemudian isinya di pindahkan

kedalam paper ini , yang di sebut juga dengan istilah lain penyelidikan

terhadap perpustakaan atau buku-buku.

Adapun metode penelitian hukum normative atau metode penelitian

hukum kepustakaan adalah metode atau cara yang di pergunakan didalam

penelitian hokum yang dilakukan secara meneliti bahan pustaka yang ada

yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Penelitian

yang di tujukan ini untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban).

Didalam metode penelitian hokum normative, terdapat tiga macam

pustaka yang di pergunakan oleh penulis yakni:

1. Bahan hokum primer

5
Bahan hokum primer merupakan bahan hokum yang

mengikat atau yang membuat orang ta’at pada hokum seperti

peraturan perundang undangan dan putusan hakim.

2. Bahan hokum sekunder

Bahan hokum sekunder itu diartikan sebagai bahan hokum

yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hokum

primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar

atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang

akan memberikan petunjuk kemana peneliti akan mengarah.

3. Bahan hokum tersier

Bahan hokum tersier adalah bahan hokum yang mendukung

bahan hokum primer dan bahan hokum sekunder dengan memberikan

pemahaman dan pengertian atas pemahaman yang lainnya.

Adapun pendekatan normative yaitu suatu pendekatan yang

memandang agama dari segi ajaran-Nya yang pokok dan asli dari

tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia.

Dalam pendekatan ideologi ini agama di lihat sebagai suatu kebenaran

6
mutlakdari tuhan, tidak ada kekurangan sedikitpun dan tampak

bersikap ideal. Dalam kaitan ini agama tampil sangat prima dengan

seperangkat cirinya yang khas. Untuk agama islam misalnya. Secara

normative pasti benar, menjunjung nilai-nilai luhur. Untuk bidang

social, agama tampil meenawarkan nilai-nilai kemanusiaan,

kebersamaan, tolong menolong, tenggang rasa, persamaan derajat dan

sebagainya.

Untuk bidang ekonomi agam tampil menawarkan keadilan

kebersamaan, kejujuran dan saling menguntungkan. Untuk bidang

ilmu pengetahuan, agama tampil mendorong pemeluknya agar

memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang setinggi-tingginya,

menguasai keterampilan keahlian dan sebagainya.

Pendekatan teologis ini erat kaitan-Nya dengan pendekatan

Normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi

ajaran-Nya yang pokok dan asli d ari tuhan yang di dalamnya belum

terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologi

7
Normatifini ini agama di lihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari

tuhan, tidak ada kekurangan sedikitpun dan bersikap ideal.

Kelebihan dan kekurangan metode Normative:

Kelebihan metode Normative

Kelebihan dari pendekatan teologis Normative adalah melalui

pendekatan ini seorang akan memiliki sikap mencintai dalam

beragama yakni berpegang teguh kepada agama yang di yakininya

sebagai yang benar tanpa memandang dan meremehkan agama lain.

Dengan pendekatan yang demikian seseorang akan memiliki sikap

fanatic terhadap agama yang di anutnya.

Kekurangan metode Normative

Kekurangan Normative bersifat eksklusif, dogmatis, tidak mau

mengakui kebenaran agama lain klasifikasi atau pembidangan

ilmu-ilmu agama islam erat hubungan-Nya dengan perkembangan

islam dalam sejarah. Tidak bisa di pungkiri bahwa ajaran islam

mengalami perkembangan dalam sejarah, sejak zaman Nabi

8
Muhammad sampai ke zaman kita sekarang, dan akan terus

berkembang lagi pada masa depan.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam rangka penyusunan paper ini, penulis mensistematiskan

pembahasannya sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

Pada BAB ini, penulis mengemukakan atau

menjelaskan tentang: Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Metode Penulisan dan Sistematika

Pembahasan.

BAB II :LANDASAN TEORITIS TENTANG KONSEP DAN

HIKMAH HADITS QUL KHAIRAAN AU

LIYASHMUTH

Pada BAB ini, penulis menjelaskan tentang: Definisi

konsep dan hikmah, manfaat-manfaat yang di dapat

dari sedikitnya bicara, etika berbicara dalam

9
berinteraksi social, beberapa potensi dosa yang di

akibatkan oleh lisan.

BAB III :

Pada BAB ini, penulis mengemukakan tentang:

BAB IV :PENUTUP

Pada BAB ini, penulis mengemukakan tentang:

Kesimpulan dan Saran-Saran. Dan di lampirkan juga

daftar riwayat hidup sebagai penutup paper.

10

You might also like