You are on page 1of 22

JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Perilaku Kelompok dan Organisasi


Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Islamic Tutorial Center Universitas
Pendidikan Indonesia

Siti Maliah Rosmaniah1*, Tjutju Yuniarsih2, Janah Sojanah3


1,2,3
Magister Manajemen Perkantoran, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Jl Dr. Setiabudi No 229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, 40154
Email Korespondensi: sitimaliah99@upi.edu, yuniarsih@upi.edu, janahsojanah@upi.edu

Abstract
In meeting the needs of life, humans must interact with other individuals as the beginning of the formation
of a group. The establishment of the group because they have the same background and perception
relationship. There are two social motives that encourage a person to interact, namely; the need for
affiliation and the need for intimacy. The group is the starting point for the formation of the organization.
Organizations, individuals who want to achieve common goals So the purpose of writing this article is to
understand the behavior of groups and organizations on performance, especially at UPT Islamic Tutorial
Center UPI with the constraints and solutions. The method used in this research is literature study. The
results of the study indicate that the success of a group or behavior is closely related to the behavior of
individuals and leaders in carrying out their duties and responsibilities. Individual behavior will affect
group performance, and group behavior will shape organizational behavior that has an impact on
organizational performance. The effectiveness of organizational performance is based on group
performance, while group effectiveness is based on the effectiveness of individual performance.

Keywords: Behavior; Group; Organization.


Abstrak
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus berinteraksi dengan individu lainnya sebagai awal
terbentuknya sebuah kelompok. Berdirinya kelompok dikarenakan memiliki latar belakang dan hubungan
persepsi yang sama. Terdapat dua motif sosial yang mendorong seseorang untuk berinteraksi
yaitu;kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan berhubungan intim. Kelompok menjadi gerbang awal
terbentuknya organisasi. Organisasi ialah sekumpulan individu yang ingin mencapai tujuan bersama. Maka
adapun tujuan penulisan artikel ini ialah untuk memahami tentang perilaku kelompok dan organisasi
terhadap kinerja, terutama di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Islamic Tutorial Center UPI dengan kendala dan
solusinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah kelompok atau organisasi sangat berkaitan dengan perilaku
individu dan perilaku pemimpin dalam menjalankan tupoksinya. Perilaku individu akan mempengaruhi
kinerja kelompok, dan perilaku kelompok akan membentuk perilaku organisasi yang berdampak pada
kinerja organisasi. Efektivitas kinerja organisasi bergantung pada efektivitas kinerja kelompok, sedangkan
efektivitas kinerja kelompok bergantung pada efektivitas kinerja individual.

Kata Kunci: Kelompok; Organisasi; Perilaku.

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

251
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Corresponding author: sitimaliah99@upi.edu

How to cite this article. Rosmaniah, S. M., Yuniarsih, T., & Sojanah, J. (2022). Perilaku Kelompok dan Organisasi
Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Islamic Tutorial Center Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran. 7(2), 251–272. https://doi.org/10.17509/jpm.v7i2

History of article. Received: Juni 2022, Revision: Juli 2022, Published: Juli 2022

PENDAHULUAN Perilaku organisasi diawali dengan


Karakteristik individu akan berbeda sesuai perilaku manusia dalam suatu kelompok.
dengan sifat perilaku masing-masing yang Persoalan perilaku organisasi ini semakin
dimiliki. Perbedaan tersebut didukung oleh berkembang seiring dengan berkembangnya
faktor kondisi sekitar dan kepentingan dalam persoalan individu dalam kelompok yang
kehidupannya. Perbedaan karakteristik ini semakin hari semakin rumit. Kerangka dasar
akan berpengaruh terhadap perilaku individu perilaku kelompok hakikatnya didukung oleh
dalam suatu kelompok, bahkan dalam suatu beberapa faktor, yang sangat fundamental
organisasi. dalam kerangka ini yaitu faktor perilaku
Organisasi merupakan suatu wadah individu dan organisasi yang terkait dalam
perkumpulan yang memiliki visi misi untuk konsep tersebut. Hidup bermasyarakat adalah
mencapai tujuan dan pencapaian yang cerminan bagi semua insan manusia untuk
dilakukan oleh lebih dari satu individu atau dapat hidup saling beriringan dengan satu
kelompok yang memiliki tugas, fungsi dan sama lainnya. Dalam organisasi inilah hal itu
wewenang dalam menjalankan pengoperasian dibuktikan dengan saling menjaga komunikasi
dengan adanya komunikasi serta koordinasi dan berinteraksi penuh untuk mencapai
antara bawahan dan pimpinan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
hasil kerja yang berkualitas (Syahrani, 2017). Artikel ini akan menggambarkan tentang
Kelompok merupakan sekumpulan dasar-dasar perilaku kelompok organisasi guna
individu yang tergabung dalam satu ruang memahami secara mendalam perilaku
yang saling berkomunikasi dan beriringan kelompok dan organisasi terhadap kinerja,
untuk melakukan suatu aktivitas atau terutama yang terjadi di UPT Islamic Tutorial
pekerjaan yang perilaku dan sifat dari satu Center (ITC) UPI, termasuk kendala yang
individu akan berpengaruh besar terhadap dialami dan solusi yang dapat diberikan
individu yang lain (Robbins, 2003). Banyak berkaitan erat dengan topik tersebut.
istilah yang digunakan untuk menamakan
kelompok dalam organisasi, seperti organisasi
KAJIAN PUSTAKA
informal, kelompok informal, atau shadow
Robbins (2003) menyatakan bahwa
group. Keberadaan kelompok di dalam
perilaku adalah salah satu fungsi interaksi yang
organisasi tidak tampak pada peta organisasi
terjadi antara suatu individu dengan
karena sifatnya tidak formal (Cahayani, 2003).
lingkungan dalam kehidupannya(Rianto &

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

252
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Susilowati, 2014). Pada prinsipnya bentuk Perilaku juga dapat terjadi sebagai akibat
perilaku dapat diamati melalui sikap dan dari emosi. Aspek psikologis yang
perilaku, namun bukan berarti bentuk perilaku mempengaruhi emosi sangat erat kaitannya
hanya dapat dilihat dari sikap dan perilaku, dengan kondisi fisik akibat dari faktor
perilaku juga bersifat laten, pengetahuan, keturunan (bawaan). Pada saat dewasa,
motif, dapat juga berupa persepsi. semua aspek yang berhubungan dengan
Dilihat dari morfologi perilaku dalam hal hereditas dan emosi tumbuh dan
respon terhadap rangsangan atau stimulus, berkembang sesuai dengan hukum tumbuh
perilaku dapat dibedakan menjadi dua jenis. kembang. Oleh sebab itu, emosi yang
1. Bentuk tertutup, ditunjukkan dalam bentuk perilaku adalah
Perilaku bentuk tertutup adalah reaksi perilaku yang wajar.
seseorang terhadap stimulus yang 4. Belajar,
tersembunyi atau bentuk-tertutup. Respon Pembelajaran dimaksudkan sebagai
atau tanggapan terhadap stimulus ini masih pembentukan perilaku yang dihasilkan dari
sebatas atensi, persepsi, implementasi ilmu pengetahuan dalam
pengetahuan/pemahaman, dan perilaku kehidupan sehari-hari.
yang muncul belum dapat diamati dengan Menurut Fiedler, kelompok merupakan
jelas oleh orang lain. kelompok adalah sekumpulan individu yang
2. Bentuk terbuka menunjukkan kesamaan, saling mendekati,
Perilaku yang terbuka atau jelas merupakan dan terlibat dalam tugas bersama (Santoso,
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus 2015). Kelompok adalah sekelompok orang
dalam wujud aksi nyata atau terang- yang memiliki tujuan bersama, berinteraksi
terangan. Respon terhadap stimulus itu untuk mencapai tujuan bersama, saling
telah jelas dalam wujud aksi nyata ataupun mengenal, dan menganggap mereka bagian
latihan yang sebenarnya (practice). dari kelompok (Deddy Mulyana, 2005).
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi Suatu kelompok adalah dua orang atau lebih
oleh aspek internal dan eksternal, internal lahir jika mereka memenuhi keanggotaan yang
dari dalam diri pribadi, dan eksternal dari jelas, kesadaran kelompok, rasa kesamaan
aspek luar, diantaranya: tujuan atau sasaran atau ide, saling
1. Persepsi, ketergantungan, interaksi untuk memenuhi
Persepsi adalah pengalaman yang kebutuhan mereka, dan persyaratan-
diciptakan dengan melihat, mendengar, persyaratan yang disepakati dengan
mencium. dan lain sebagainya. kelompok.
2. Motivasi, Robbin (2001) kelompok didefinisikan
Motivasi berarti kesediaan untuk bertindak sebagai dua individu atau lebih yang
menuju suatu tujuan tertentu, dan hasil dari berinteraksi dan saling bergantung. Adapula
motivasi serta gerakan ini diwujudkan yang menyatakan bahwa perilaku kelompok
dalam bentuk tindakan. merupakan aktivitas dari dua atau lebih
3. Emosi, individu yang dapat diamati interaksinya guna

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

253
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

mencapai tujuan tertentu(Khoiriyah & Bapak Schein mengatakan bahwa


Hanifah, 2016). kelompok ialah tempat berbagi ilmu dan
pengalaman terhadap permasalahan yang
Perilaku Kelompok dialami untuk dicari penyelesaian secara
Menurut Wahjono (2010), alasan bersama dari satu individu lebih.
seseorang berkelompok adalah untuk Kelompok dapat dikategorikan dengan
mencapai suatu tujuan. Berkelompok menjadi mengklasifikasikan dari berbagai aspek yang
suatu kebutuhan, sehingga seseorang tidak tentunya akan memiliki persamaan dari setiap
bisa hidup tanpa berkelompok. Selain itu, individu yang bersatu dalam ruang tempat
dengan berkelompok maka akan menciptakan kelompok tersebut. Kategori ini dapat bersifat
kekuatan untuk mencapai tujuan. persamaan aktivitas, hal yang disukai, dan
DeVito (1997) menyatakan bahwa lainnya.
kelompok adalah kumpulan individu dengan Kelompok kerja yang sudah disusun
jumlah anggota yang relatif kecil sehingga sebagai organisasi formal, memiliki tuntutan
memudahkan dalam berkomunikasi sesama pola pekerjaan untuk dapat meraih apa yang
anggotanya. Para anggota memiliki tujuan ingin dicapai dengan memiliki sub-sub
yang sama dan menciptakan suatu struktur kelompok yang terbentuk dengan sendirinya.
didalamnya. Bahtiar menyatakan bahwa perilaku
Suatu kelompok ialah ruang yang kelompok merupakan aktivitas seorang
menyatukan beberapa individu yang individu dengan individu lainnya guna
seringkali melakukan komunikasi dan mendapatkan aspirasi yang dapat dijadikan
koordinasi guna mewujudkan suatu capaian bahan pertimbangan dalam penyelesaian
yang diinginkan oleh satuan kelompok untuk meraih perwujudan dari target
tersebut dengan interaksi yang dijalankan sasaran(Darmawan & Baskoro, 2020).
melalui aturan dalam ruang tersebut. Hal ini Kesimpulan mengenai perilaku kelompok
disampaikan oleh Muzafer Sherif. ialah seluruh aktivitas dengan adanya
Menurut Achmad S. Ruky, beberapa insan komunikasi yang intens untuk dapat mencapai
atau individu yang berinteraksi secara intens tujuan yang dikehendaki dengan tetap
yang satu sama lain merasakan adanya mengikuti alur sistem yang sudah ditentukan
pengakuan keberadaan suatu kelompoknya oleh kelompok yang dapat menjaga persepsi
sendiri dengan rasa bangga terhadap dari awal hingga akhir.
pencapaian yang sudah dilakukan. Pola komunikasi ialah pola dengan
Disimpulkan bahwa kelompok ialah rancangan yang dapat melihat keterkaitan
sistem yang terorganisasi sebagai sekumpulan antara aspek-aspek dengan keberlangsungan
individu yang sadar untuk saling berinteraksi, komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan
berkomunikasi dengan mudah, dan saling cara untuk dapat berinteraksi dari satu
bergantung satu sama lain sehingga memiliki individu ke individu lain untuk dapat
aturan dan terikat pada norma-norma tertentu beriringan sejalan sesuai apa yang
dalam rangka mencapai tujuan bersama. diwujudkan. Ada berbagai tipe komunikasi

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

254
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

yang dapat dilakukan yaitu ada tiga pola, yaitu 7. Terbuka dan tidak ada rahasia antar
komunikasi satu arah, dua arah, dan multi anggota
arah. 8. Feeling, yakni perasaan anggota yang
Definisi konsep komunikasi ialah dapat diekspresikan secara bebas
mekanisme yang mengatur komunikasi 9. Action, merupakan perilaku anggota yang
melalui beberapa sisi yang dapat ditinjau siap berkomitmen dengan jelas
untuk meraih hasil yang berkualitas yang 10. Leadership, yakni tidak adanya perebutan
dapat dilihat dari pertukaran ide dan gagasan kekuasaan (adanya jiwa kepemimpinan)
dari perilaku komunikasi dan proses intens 11. Kesadaran diri antar anggota kelompok
komunikasi berlangsung. Pola komunikasi ini untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.
diartikan sebagai isi dari hasil diskusi atau Manusia yang merupakan insan sosial
percakapan yang tujuannya mencari solusi tentunya memiliki ketergantungan terhadap
atau penyelesaian masalah dengan proses individu lain untuk melakukan aktivitas dalam
yang efektif dan efisien (Djamarah, 2004:1). kehidupannya. Dengan adanya interaksi atau
Sedangkan pola komunikasi menurut Effendy hubungan sosial dapat memudahkan untuk
(1986) ialah hal yang menjadikan suatu menyelesaikan pekerjaan yang dapat
perasaan kondisi sekitar agar mudah dipahami dilakukan oleh bersama-sama dengan
oleh penerima pesan yang nantinya akan individu lain. Kebutuhan setiap manusia
memudahkan interaksi sosial secara berbeda-beda yang menjadikan faktor
berkepanjangan. ketergantungan ini sangat jelas keberadaanya
Adapun faktor yang dapat berpengaruh dalam pola hidup setiap manusia.
terhadap kelompok antara lain sebagai Dalam memenuhi keinginannya, manusia
berikut: berpedoman melalui ilmu pengetahuan yang
1. Atmosfer atau suatu keadaan yang dimilikinya untuk dapat beradaptasi di
nyaman, dimana terbebas dari tekanan, lingkungannya dengan menyesuaikan aturan
sehingga antar individu dapat berinteraksi dan norma yang berlaku, selain itu melatih
dan berhubungan untuk berhadapan dengan tantangan baru
2. Diskusi antar individu yang berpartisipasi untuk mendapatkan objek yang diinginkan
3. Target sasaran yang tepat dan sesuai tersebut. Dapat disimpulkan bahwa tidak
kesepakatan agar dapat dilakukan oleh adanya manusia yang dapat berdiri sendiri
seluruh anggota kelompoknya tanpa bantuan atau intervensi orang lain.
4. Listening, yakni antar anggota dapat
saling mendengarkan suara satu sama lain Perilaku Organisasi
5. Disagreement/pertentangan, yakni Seluruh manusia tentunya akan
adanya perselisihan atau perbedaan berhubungan dengan individu lain dalam
pendapat dapat didiskusikan dan suatu kesatuan yang sering disebut dengan
diselesaikan dengan musyawarah mufakat kelompok. Organisasi ialah terbentuk dari
6. Keputusan dari suatu persoalan dibuat kelompok yang mempunyai beberapa aturan
dengan persetujuan bersama dan memiliki pencapaian yang ingin

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

255
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

diwujudkan. Masing-masing individu yang harus diterapkan demi menghasilkan


memiliki intensitas yang berbeda dalam manfaat untuk kesejahteraan. Sedangkan
berhubungan satu sama lain, hal ini membuat Ummat ialah sosok yang mengisi peran di
perkembangan setiap individu berbeda dalamnya untuk dapat menjalankan suatu
tergantung dari relasi yang dibangun dan pekerjaan demi menghasilkan hal yang
pemahaman yang dapat diterima oleh individu bermanfaat. Kaitannya dengan firman Allah
tersebut. S.W.T. dalam Q.S. As-Shaff: 4, yakni:
Organisasi tentunya memiliki hal “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
berkaitan dengan aspek-aspek yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
menunjang kehidupan, salah satunya yaitu teratur seakan-akan mereka seperti suatu
aspek sosial, karena dalam menjalankan bangunan yang tersusun kokoh”. Berbagai
sebuah organisasi berinteraksi secara intens asumsi tentunya muncul dalam membahas dan
dan teratur merupakan perilaku hidup yang mendefinisikan organisasi baik itu
memiliki tingkatan sosial yang tinggi. disampaikan oleh para ahli ataupun lembaga
Organisasi diartikan sebagai sekumpulan yang terkait. Adapula pengertian lain dari
individu yang bersama dan beriringan untuk organisasi, yaitu:
mencapai kesepakatan dari tujuan yang ingin 1. Mempunyai subsistem yang
diwujudkan (Ismail Nawawi Uha, 2013). lingkungannya lebih luas,
Individu yang lebih dari satu dalam satu 2. Seluruh aturan berlandaskan dengan target
naungan merupakan ciri dari adanya sebuah dan visi misi
organisasi. Menurut Ernie dan Kurniawan 3. Subsistem teknik, peralatan dan fasilitas,
(2010) organisasi ialah hubungan antara lebih 4. Bersamaan dan beriringan untuk
dari satu individu untuk meraih target dan melakukan sesuatu hal dengan kompak
capaiannya dengan sistem beriringan dan dan lugas,
bekerjasama secara efektif dan professional. 5. Subsistem psikososial,
Menurut Robbin dan Judge (2011) 6. Sistem manajerial yang terdiri dari
“Organization is a consciously coordinated perencanaan, pelaksanaan dan
social unit, composed of two or more people, pengawasan (Marita Ahdiyana, 2010).
that functions on a relatively continuous basis Diskusi panjang dan menghasilkan produk
to achieve a common goal or set of goals”. yang bermanfaat itu dapat diartikan sebagai
Dari penjelasan yang disampaikan dapat capaian dari sebuah organisasi. Hal ini
disimpulkan bahwa organisasi memiliki tiga mengintegrasikan banyak teori, seperti teori
konsep yaitu orang, tujuan, dan struktur. linguistik, wacana dan organisasi.
Dalam Al-Qur’an, pengertian organisasi Karakteristik khusus organisasi yaitu adanya
dapat dipahami dan dipelajari dari kata Shaff individu, kelompok, struktur, tujuan, dan
dan Ummat. Identifikasi dari makna kata mempunyai hubungan dalam bagiannya
Shaff yang berkaitan dengan pengertian (Morissan, 2020).
organisasi ialah perkumpulan individu yang Pada saat organisasi menjadi lebih
mempunyai beberapa batasan serta aturan kompleks, semakin rumit strukturnya, dan

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

256
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

formalitasnya lebih besar dari sebelumnya. diinginkan. Tanpa adanya dimensi ini,
Hal ini tentunya mempengaruhi individu sudah sangat jelas tidak akan terbentuknya
ketika berkolaborasi dalam suatu organisasi sebuah organisasi. Dapat disimpulkan
dan posisi dimensi manusia menjadi sangat bahwa dimensi ini menjadi kunci paling
penting dalam organisasi. utama karena sangat berpengaruh
Maka terdapat dimensi-dimensi pokok terhadap keberadaan organisasi itu
pembahasan teori organisasi, yakni: sendiri, namun tetap saja tiga dimensi ini
1. Dimensi teknis, pada bagian ini harus berkaitan satu sama lain.
merupakan aspek yang diperlukan atau Oleh karena itu, sebuah organisasi tidak
dibutuhkan untuk menunjang jalannya akan berdiri tanpa adanya penggerak untuk
organisasi agar dapat melangkah lebih menggagas hal tersebut. Perancangan
luas lagi dalam mencapai tujuannya organisasi dilakukan oleh individu itu sendiri
melalui sikap dan perilaku dari setiap yang menjalankannya. Dalam setiap
anggotanya yang memiliki keahlian dan organisasi masih banyak sekali kekurangan
keterampilan untuk menentukan arah dari celah-celah yang harusnya dapat
gerak dari organisasi. Keterampilan yang diselesaikan. Namun semua yang tak diatur
dimaksudkan yaitu hal-hal yang berkaitan dan berjalan dengan sendirinya dapat
dan menjadi posisi penting dalam jalannya menghasilkan produk atau pencapain yang
organisasi khususnya mengenai teknis dan berkembang pesat. Perencanaan atau
birokrat, seperti keahlian dalam perancangan konsep dari tujuan dan target
berhubungan dengan masyarakat luas, sasaran ini merupakan upaya agar dapat
keahlian untuk mengatur masuk dan berjalan secara sistematis dan beraturan yang
keluarnya keuangan, memahami konsep diperlukan secara fungsional (Ricou et al.).
administrasi persuratan, dan lainnya. Dalam setiap organisasi tentunya
2. Dimensi konsep, ialah ruang lingkup mengalami berbagai problematika di
dalam pelaksanaan pengorganisasian yang dalamnya, yang salah satunya yaitu mengenai
menjadi target sasaran utaman dan hubungan sumber daya. Hubungan antar
memiliki batasan-batasan agar dapat fokus individu memiliki tanggungjawab untuk
menyelesaikan target yang diharapkan. mengkoordinasikan berbagai aspek untuk
Kemudian, dimensi ini memiliki posisi dapat berjalan beriringan. Interaksi yang
yang strategis guna mengembangkan dijalani tentunya atas dasar aturan yang sudah
suatu organisasi yang sangat berkaitan disepakati di awal terbentuknya organisasi,
dengan dimensi selanjutnya dan menjadi namun faktanya ada beberapa individu yang
penggagas dimensi sebelumnya. tidak dapat menaati kesepakatan tersebut atau
3. Dimensi manusia, ialah kunci utama tidak menerima kan hal-hal yang sudah
keberadaan organisasi, karena manusia dirancang bersama dari awal. Hal ini akan
inilah yang menjadi pembentuk dan menjadikan organisasi begitu kompleks
penggerak adanya sebuah organisasi karena ada beberapa hal yang harus
untuk dapat berjalan sesuai tujuan yang diperhatikan oleh seksama demi menjaga

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

257
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

sikap profesional. Dimensi manusia inilah Perilaku Organisasi ialah faktor yang
yang dapat mengatur semua hal yang menjadi dapat menjaga keharmonisan internal
problematika agar dapat disesuaikan dengan organisasi dalam mengatur konsep dan pola
sikap individunya. pelaksanaan aktivitasnya. Perilaku ini lebih
Organisasi berfungsi sebagai media untuk luasnya merupakan studi atau ilmu yang
sekumpulan orang dapat berinteraksi, menuntut untuk memahami berbagai
berkomunikasi, dan melakukan aktifitas perbedaan karakter dari tiap-tiap individu
positif secara terstruktur dan teratur dalam untuk dapat menyesuaikan dalam situasi dan
memanfaatkan berbagai aspek seperti sarana kondisi yang terjadi di lingkungan organisasi.
dan prasarana atau materi dapat memenuhi Namun ada sebagian yang menyebutkan
capaian dari target sasaran. dampak dari perilaku ini sebagai hal yang
Terbentuknya sebuah organisasi diawali diperdebatkan. Sebab itu, perilaku organisasi
dari penyatuan persepsi mengenai tujuan, (serta studi yang dekat, yaitu psikologi
target capaian, dan lebih khususnya yaitu visi industri) terkadang dituduh sudah menjadi alat
misi terhadap hal yang akan dilakukan untuk ilmiah untuk pihak yang berkuasa. Tak
kebermanfaatan kepada masyarakat. memikirkan hal tersebut, perilaku organisasi
Pengakuan dari masyarakat terhadap adanya tetaplah faktor penting dalam pertumbuhan
sebuah organisasi merupakan hal terhebat organisasi.
untuk organisasi tersebut karena telah Jika sifat dari perilaku terintegrasi dengan
mendapat pengakuan dari apa yang telah organisasi, maka akan menghasilkan produk
mereka lakukan untuk lingkungan sekitar. perilaku individu pada sebuah organisasi
Keberhasilan organisasi dapat dilihat dari tersebut (Ricou et al.). Dalam hal ini diartikan
cepatnya mereka beradaptasi dengan bahwasannya: P = F (I,L) Keterangan: P:
perubahan dan pembaharuan yang terjadi di Perilaku, F: Fungsi, I: Individu, L:
masa kini. Lingkungan. Ungkapan tersebut dapat dibaca
Organisasi terdiri dari beberapa individu sebagai berikut: “Perilaku ialah karakteristik
yang berkumpul bersama dengan tujuan yang dimiliki manusia untuk menyesuaikan
tertentu untuk bermanfaat bagi lingkungan dengan kondisi dan situasi tertentu”. Agar
sekitar. Perilaku organisasi mencerminkan terlihat detail dalam memahami penyampaian
sikap dan sifat yang dimiliki oleh setiap diatas, dibuatlah gambar model perilaku
anggota organisasi. Hal ini dikarenakan organisasi sebagai berikut:
sifat/karakteristik manusia yang berbeda-
beda. Perilaku organisasi ialah hal penting
yang dapat memecahkan permasalahan di
internal organisasi. Oleh karena itu, cerminan
dari perilaku organisasi dapat dilihat dengan
sifat individunya masing-masing yang
terbangun di lingkungan sekitar.

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

258
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

yang dihasilkan secara maksimal tentunya


diakibatkan oleh kerjasama yang apik dan
dilakukan oleh kelompok/organisasi.
Perilaku ialah suatu sikap yang dilakukan
oleh individu untuk dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitar. Sementara
organisasi ialah sekumpulan individu yang
bekerjasama secara tearah untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat.
Anggota dari sebuah organisasi adalah
manusia yang ingin mengabdi dan
Gambar. 1 Model Perilaku Organisasi memberikan hal positif. Oleh sebab itu,
Dalam Q.S. An-Nisa’:71, Allah Swt dengan adanya organisasi dapat mewadahi
berfirman, yaitu: “Wahai orang-orang yang keinginan dan kemauan dari individu tersebut
beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah untuk berkreasi atau berkarya agar
(ke medan pertempuran) secara berkelompok, terwujudnya pencapaian serta tujuan yang
atau majulah bersama-sama (serentak)”. Pada diharapkan. Setiap individu tentunya
ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mempunyai berbagai perbedaan sifat yang
mengajarkan kepada ummat-Nya agar mampu menjadi tantangan untuk dapat disatukan
menyelesaikan permasalahan dan tantangan persepsinya dalam sebuah organisasi.
yang dihadapi dengan tenang melalui Berbagai karakter yang dimiliki oleh
penyelesaian berkelompok/berorganisasi. Hal setiap individu dapat terlihat dari segi
itu sejalan dengan fungsi organisasi yang pekerjaan yang dilakukannya. ilmu yang
memudahkan penyelesaian masalah dengan mempelajari mengenai konsep dari organisasi
bersama-sama oleh masing-masing individu dan individu ialah perilaku organisasi. Ilmu
dicarikan solusi terbaik dan pengerjaan segala ini menjelaskan tentang konsep dasar
seuatu hal dilakukan berkelompok untuk karakteristik manusia yang memiliki sifat
mencapai tujuan yang akan diraih. sosial berorganisasi.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Perilaku organisasi berkaitan erat dengan
berbagai perbedaan karakteristik/sifat yang terwujudnya internal organisasi yang
dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi harmonis dan terjaga dengan baik. Perilaku ini
akan menjadi tantangan hebat guna terlahir berdasarkan hal-hal yang sudah
menyesuaikan dan menyelaraskan persepsi diprediksi lalu dapat dilakukan pembaharuan
dalam perilaku organisasi. Perilaku ini juga sesuai dengan keberagaman karakter yang
yang menjadi perkembangan dan bermunculan. Kerangka perilaku organisasi
pertumbuhan bagi organisasi dengan upaya ini terdapat dalam buku Organizational
yang dilakukan oleh setiap individu untuk Behavior yang ditulis oleh Robbins dan Judge
kebaikan jalannya organisasi. Pencapaian (2003)

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

259
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

lingkungan masa kecil. Pembentukan


organisasi diikuti dengan adanya berbagai
aspek yang harus dipelajari dan disepakati
bersama guna tidak adanya permasalahan
persepsi atau pemahaman, seperti struktur,
jabatan, dan sikap yang diatur dalam
organisasi. Pertumbuhan sebuah organisasi
tentunya mengalami beberapa tahun yang
panjang untuk mewujudkan budaya yang
dapat dilestarikan dan perubahan penyesuaian
Gambar 2. Kerangka Teori Perilaku Organisasi budaya ini akan terjadi seiring berjalannya
Model perilaku organisasi ini waktu dan kebiasaan baru dari lingkungan
menampilkan pendekatan sistem, dimana sekitar.
dalam setiap elemen sistem (masukan – proses Proses memiliki berbagai komponen di
– luaran) terdapat tiga tingkatan analisisnya dalamya yang menumbuhkan tindakan serta
(individual – kelompok – organisasi). Model keputusan yang dapat dilakukan di ruang
berjalan dari kiri ke kanan, dengan input yang lingkup organisasi. Proses ialah aktivitas atau
mengarah ke proses dan proses yang kegiatan yang dikerjakan oleh lebih dari satu
mengarah pada hasil. Perhatikan bahwa model individu yang dihasilkan dari input serta
juga menunjukkan hasil itu dapat acuan untuk mengarahkan terhadap target
mempengaruhi input di masa depan. tujuan. Di tingkat individu, proses merupakan
Grand theory yang mendasari penelitian perasaan dan suasana hati yang membentuk
ini adalah teori umum dari perilaku organisasi emosional dalam pengerjaan sesuatu hal. Di
yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge tingkat kelompok, proses ialah interaksi,
(2013). Teori ini memiliki tiga bagian penting diskusi, dan problematika tentang
dari teori perilaku organisasi yaitu masukan, permasalahan yang dihadapi. Terakhir, dalam
proses, dan keluaran. Masukan ialah aturan- tingkat organisasi proses merupakan
aturan yang berlaku dalam sistem pengaturan yang bijak dari aspek
pengoperasian yang nantinya akan muncul individu/kelompok serta proses pekerjaan
proses. Konsep ini disepakati di awal pembaharuan.
pengerjaan. Sedangkan input ialah, variable Keluaran ialah hasil akhir dari proses
seperti karakteristik, struktur, dan organisasi pengerjaan yang dipengaruhi beberapa
yang mengarah terhadap tujuan bersama. variabel. Terdapat variabel kepemimpinan
Variabel tersebut berhubungan dengan dalam komponen masukan tingkat individu.
hal-hal yang akan terlaksana dalam aktivitas Oleh karena itu kepemimpinan individu
organisasi yang berkelanjutan. Misalnya, sangat berpengaruh terhadap aspek aspek
karakteristik keragaman individu, yang terjadi dalam proses organisasi. Sama
kepribadian, dan nilai dibentuk oleh halnya dengan komponen tingkat individu.
kombinasi warisan genetik individu dan Dalam tingkat organisasi juga berpengaruh

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

260
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

terhadap proses yang dilakukan individu, pembinaan karir, masalah sistem imbalan,
kelompok atauapun organisasi. Selanjutnya hubungan komunikasi, pemecahan masalah
hasil akhir dari suatu proses organisasi dan pengambilan keputusan, produktivitas
berkaitan dengan variabel lainnya, seperti dan atau kinerja (performance), kepuasan,
pada komponen proses pada tingkat individu, pembinaan dan pengembangan organisasi
kepercayaan diri, tanggungjawab dan (organizational development), dan
motivasi dari setiap individu sangat sebagainya.
berpengaruh terhadap keluaran yang terjadi.
Hasil ialah penjelasan atau kemungkinan Dilihat dari sudut pandang eksternal
sesuatu kejadian yang terjadi yang bahwa ada beberapa faktor yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Apa hasil mempengaruhi seperti sosial, ekonomi, dan
utama dalam OB?Para sarjana telah lainnya dengan menilik pada studi ilmu
menekankan hasil tingkat individu seperti manajemen strategik. Dapat disimpulkan
sikap dan kepuasan, kinerja tugas, perilaku bahwa kaitan antara aspek-aspek tersebut
kewarganegaraan, dan perilaku penarikan. sangat memiliki peranan penting dalam
Pada tingkat kelompok, kohesi dan fungsi perkembangan dan pertumbuhan sebuah
adalah variabel dependen. Akhirnya dapat organisasi untuk dapat menjalankan
terlihat secara keseluruhan dengan sistematis kinerjanya sesuai dengan apa yang diharapkan
dalam tingkat organisasi. Input variabel yang oleh anggota dengan mencapai keberhasilan
mengarah ke proses, proses tindakan individu, dari tujuan yang sudah di gagas dari awal,
kelompok, dan organisasi yang terlibat dalam namun hal ini tidak dapat dijadikan bagian
sebagai hasil dari input dan yang mengarah ke dari bahasan ilmu perilaku organisasi. Adapun
hasil tertentu. Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup analisis perilaku organisasi
faktor utama yang dicari merupakan hasil dapat digambarkan sebagai berikut:
akhir melalui pengaruh dari variabel lain.
Pembentuk karakter-karakter dari setiap
individu akan membuahkan perilaku
organisasi. Sudah banyak pendapat dan
referensi mengenai pembahasan tentang
perilaku organisasi, namun jika di garis
bawahi hal itu tentunya akan ada kaitannya
dengan perilaku individu. Hal ini dapat
dikerucutkan bahwa aspek yang
mempengaruhinya berada dalam ruang
lingkup organisasi sekitarnya. Dalam kaitan
ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur,
komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku
Gambar 3. Lingkup Analisis Perilaku Organisasi
organisasi antara lain adalah: motivasi,
kepemimpinan, stres dan atau konflik,

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

261
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Perilaku Organisasi ialah ilmu yang patut berkualitas dari setiap pekerjaan yang
dipahami dan dipelajari dengan sistematis dan dilakukan dalam organisasi.
struktur karena memiliki berbagai pandangan Keefektifan kinerja organisasi pada
dari pada ahli yang beragam mengenai topik dasarnya bergantung pada keefektifan kinerja
ini dan sangat penting untuk perkembangan di kelompok, sedangkan keefektifan kinerja
masa depan. Kajian perilaku organisasi kelompok ini bergantung pada keefektifan
berkhusus dalam tiga tingkat analisis yaitu kinerja individual. Kemudian ada berbagai
(Warman, dkk, 2022): aspek yang berpengaruh terhadap keefektifan
dari jalannya organisasi dilihat melalui
1. Analisis tingkat individual mempelajari perilaku organisasi. Keefektifan kinerja
dan memahami karakter pribadi dari individual disebabkan karena adanya faktor
masing-masing individu yang berkaitan dari karakter kepribadian yang dimiliki oleh
dengan proses pengerjaan suatu hal dalam setiap individu anggota organisasi, seperti
organisasi. Faktor pribadi yang kepercayaan diri tinggi, emosional, keahlian.
dimaksudkan yaitu: sikap, kepercayaan Keefektifan kinerja kelompok didasari
diri, emosional, dan lainnya. Faktor ini dari berbagai faktor yang berkaitan dengan
dapat mempengaruhi dalam kinerja interaksi individu dan hubungan komunikasi
individual. yang terjalin, seperti problematika yang
2. Analisis tingkat kelompok mempelajari dihadapi, tantangan pembaharuan yang
dan memahami aspek-aspek mengenai harusnya dilewati, dan lainnya. Keefektifan
perilaku kelompok dan hubungan atau kinerja organisasi terlahir dari beberapa sudut
komunikasi individual dalam melakukan pandang, salah satu contohnya seperti, kultur,
suatu pekerjaan untuk mencapai target budaya, politik, dan lainnya.
sasaran. Faktor proses kelompok ini Akan tetapi ada satu faktor yang tidak
diantaranya meliputi : problematika, boleh dilupakan yang pengaruhnya sangat
pembagian tim, koordinasi antar individu, besar ke dalam tiga tingkatan diatas yaitu
dan lainnya. Perilaku kerja yang muncul faktor lingkungan. Sangat riskan sekali ketika
dari proses kelompok tentunya dapat lingkungan dari individu tersebut terganggu
memberikan kinerja yang berkualitas. atau memiliki masalah yang nantinya akan
3. Analisis tingkat organisasional berpengaruh terhadap kinerjanya dalam
mempelajari dan memahami aspek-aspek organisasi. Lingkungan keluarga yang
yang berkaitan dengan pengorganisasian mengalami suatu permasalahan akan
yang berpengaruh terhadap perilaku berakibat terhadap kinerja individual.
individual dan kelompok. Faktor proses Lingkungan ekonomi yang mengalami krisis
keorganisasian ini diantaranya meliputi dan adanya problematika besar-besaran akan
struktur organisasi, budaya organisasi, berujung terhadap kinerja individual,
pembaharuan organisasi, dan lainnya. Hal kelompok, organisasi yang tidak akan efektif.
ini juga akan memunculkan hasil yang Untuk memahami perilaku organisasi,
sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

262
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

individu-individu sebagai pendukung 2. Perbedaan antara perilaku organisasi dan


organisasi tersebut. Salah satunya adalah teori organisasi didasarkan pada unit
dengan menganalisis prinsip-prinsip dasar analisis dan pusat variabel dependen.
perilaku organisasi. Adapun prinsip-prinsip Perilaku organisasi dirumuskan dalam
perilaku organisasi tersebut, antara lain: organisasi dan menerapkan pengetahuan
1. Karena kemampuan antar individu, maka khusus. Teori organisasi adalah studi
akan berpengaruh terhadap perilakunya tentang lapisan, proses, dan konsekuensi
yang berbeda juga. dari organisasi itu sendiri.
2. Antar individu satu sama lain memiliki 3. Perbedaan antara perilaku organisasi
kebutuhan yang berbeda. dengan Personnel dan Human Resources
3. Tindakan seorang individu dipicu oleh (P&HR) adalah bahwa perilaku organisasi
pikiran mengenai masa depan menekankan orientasi konsep, sedangkan
4. Pemahaman mengenai lingkungan (P&HR) menekankan pada teknik dan
individu dipengaruhi oleh pengalaman teknologi. Variabel dependen seperti
masa lalu perilaku efektif dan tanggapan dalam
5. Antar individu memiliki reaksi yang suatu organisasi sering terjadi pada
berbeda, antara senang dan tidak senang. keduanya. P&HR muncul antara
6. Terdapat faktor lainnya yang menentukan organisasi dan individu dengan
sikap dan perilaku seorang individu. memfokuskan pada pengembangan dan
(Thoha, 2014:36) penerapan sistem untuk merekrut, melatih,
Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu dan memotivasi orang-orang di dalam
perilaku organisasi terapan yang dibangun atas organisasi (Cummings dalam Thoha,
sumbangsih atau kontribusi dari berbagai 2014:7).
macam disiplin ilmu (Rivai dan Mulyadi,
2012). Bidang disiplin ilmu yang menonjol METODE PENELITIAN
tersebut adalah Psikologi, Sosiologi, Metode yang digunakan dalam penelitian
Antropologi, Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, dan ini adalah Literature Review. Penelitian
Ilmu Manajemen. kepustakaan atau literature review merupakan
Perilaku organisasi memiliki tiga perbedaan penelitian yang mengkaji suatu pengetahun,
dengan disiplin lainnya yaitu sebagai berikut: gagasan, atau temuan kemudian
1. Perbedaan antara perilaku organisasi membandingkan secara teoritis dari data yang
dengan psikologi organisasi, antara lain diperoleh sebagai hasil penelitian tertentu.
yakni perilaku organisasi mempunyai Analisis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu
struktur deskriptif interdisipliner, data yang telah dikumpulkan disimpulkan dan
sedangkan psikologi organisasi dijelaskan kembali dalam bentuk uraian yang
membatasi struktur deskriptif itu pada mudah dipahami oleh pembaca.
tingkat psikologis. Persamaan keduanya
adalah kedua bidang tersebut memaparkan
perilaku individu dalam suatu organisasi.

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

263
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

HASIL DAN PEMBAHASAN kampus yang Ilmiah, Edukatif dan Religius


1. Studi Kasus Perilaku Kelompok Dan dengan integritas tinggi.
Organisasi di UPT Islamic Tutorial Oleh karena itu, tercantum pada pasal 179
Center (ITC) butir (3) poin a dan d bahwa UPT ITC
UPT Islamic Tutorial Center atau memiliki kewenangan untuk membentuk tim
disingkat ITC, merupakan salah satu unit kerja internal dalam rangka pelaksanaan tugas
pelaksana teknis di Universitas Pendidikan dan fungsinya dan melakukan pengendalian,
Indonesia sebagai aspek pendukung dalam pengawasan, koordinasi, dan pembinaan
penerapan Tridarma Perguruan Tinggi. Pada sumber daya manusia secara internal. Maka
tahun 2004, ide nama Islamic Tutorial baru UPT ITC diharapkan menjadi fasilitator untuk
diangkat dan diresmikan sebagai lembaga menjaga keharmonisan dan keseimbangan
formal di tahun 2016 yang berfungsi untuk urusan dunia dan akhirat.
menyebarluaskan syiar islam ke seluruh
penjuru dunia. Hal ini terjadi setelah beberapa 1.2 Pembentukan Kelompok/Tim Kerja
kali forum diskusi dilaksanakan seperti Focus UPT ITC
Group Discussion (FGD) antara dosen-dosen UPT ITC sangat berperan khusus dalam
Pendidikan Agama Islam dengan para dosen bidang keagamaan. Dimana dalam
Pendidikan Bahasa Arab. Hasil dari forum menjalankan kegiatannya ada saja hambatan
diskusi tersebut dibawa ke dalam ruang yang harus dilewati dalam setiap aspek
lingkup akademik dan diserahkan kepada bidangnya, sehingga dibentuklah tim kerja
Majelis Wali Amanat (MWA), maka terbitlah UPT ITC yang memiliki tanggungjawab dan
keputusan Majelis Wali Amanat sebagai salah motivasi tinggi agar dapat melewati seluruh
satu struktur di SOTK Universitas Pendidikan hambatan, sehingga program kerja UPT ITC
Indonesia yang berfungsi sebagai pelaksana mampu terselesaikan sesuai deadline yang
pelayanan teknis layanan keagamaan. sudah ditetapkan dengan hasil yang
Di dalam Peraturan Rektor Universitas memuaskan dan maksimal pengerjaannya,
Pendidikan Indonesia Nomor 045 Tahun 2020 Kerja sama tim ialah amunisi yang dapat
Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja dijadikan peluru untuk dapat
(SOTK) Universitas Pendidikan Indonesia, memberdayagunakan kinerja dari seluruh
maka UPT ITC dalam menjalankan dan anggota atau individu dalam meningkatkan
memenuhi tugas pokok serta fungsinya kualitas dan efektivitas organisasi.
dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengembangan tim perlu dilakukan agar
yang kompeten dan memahami terkait tugas menjadi bahan perbandingan dari setiap hasil
dan kewajibannya. pekerjaan sebelumnya, karena jika melihat
Banyaknya intensitas kegiatan keagamaan hasil dari kerja sama tim yang berkualitas,
yang dilakukan, tentunya harus segera dikelola tentunya harus didukung dari pengembangan
dengan baik dan tepat agar terhindar dari isu- yang optimal.
isu negatif agar tidak menjadi sarang terorisme Tim kerja UPT ITC terbentuk agar dapat
yang dapat mencemari moto UPI sebagai menjadi amunisi yang memecahkan

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

264
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

permasalahan dengan solusi yang tepat. mengimplementasikan program kerja dengan


Sumber daya dari UPT ITC ialah seluruh maksimal dan optimal sehingga keluar dari
anggota organisasi berikut pemimpinnya dan target yang seharusnya atau dari apa yang telah
civitas akademika UPI, atau lebih banyak para dicanangkan dalam Rencana Kerja dan
dosen UPI yang secara formal membentuk tim Anggaran Tahunan (RKAT) Unit kerja UPT
kerja, terdiri dari anggota dengan perilaku ITC. Meskipun tidak semua tim kerja, tapi
tertentu. Perilaku anggota tim tergantung dari hanya beberapa tim kerja saja yang masih
kultur yang dibangun antar individu untuk belum memenuhi target dari UPT ITC, tetap
menjalani suatu pekerjaan dengan harmonis saja memberikan dampak negatif kepada
dan kenyamanan. Hal ini sangat diharapkan organisasinya, yakni UPT ITC.
dapat membantu dalam kinerja tim yang Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa
mampu memberikan produktivitasnya kendala seperti kurangnya koordinasi dan
terhadap organisasi dengan suasana kerja yang komunikasi antara tim kerja dengan Kepala
dibangun secara bersama atas kesepakatan UPT ITC, kurangnya koordinasi dan
yang telah disepakati bersama. komunikasi dengan staf ITC sebagai
UPT ITC membentuk tim kerja sebanyak pendukung kinerja tim. Kesibukan dari para
sembilan kelompok atau tim kerja. Dibentuk anggota tim yang memiliki tugas utama
dari orang-orang atau para dosen yang sebagai dosen, memiliki keterbatasan waktu
memiliki kompetensi di bidangnya. Mulai dari dalam merumuskan dan menjalankan program
tim Penyusunan Ensiklopedia Pendidikan kerja yang sudah dibuat, dana atau anggaran
Islam, Tim Tafsir Tarbawi, Tim Pembinaan yang kurang memadai sehingga membuat
MTQ, Tim Tutorial PAI-SPAI, Tim Sosial beberapa tim kerja kurang termotivasi dan
Keagamaan dan Majelis Ilmuwan Islami, Tim lebih memilih prioritas yang lain. Kurangnya
Bimbingan Haji dan Umroh, Tim Pengelolaan komitmen dari para koordinator tim dan
Wakaf, Zakat dan Infaq, Tim Pendidikan anggotanya dalam melaksanakan tugasnya.
Nabawi, dan TIM ISO: 9001-2015. Kurangnya tanggung jawab dan inisiatif dari
Dari ke-9 kelompok tim kerja ini, koordinator tim dalam mengelola timnya.
memiliki perilaku dan suasana kerja yang Bahkan koordinator tim tersebut, harus
berbeda yang membetuk pola dan budaya kerja selalu dihubungi terlebih dahulu oleh Kepala
masing-masing. Pada tim tersebut terdapat UPT ITC terkait progress dari program yang
koordinator tim yang mengatur dan mengelola dijalankan, bukan koordinator tim yang
timnya masing-masing. Selain itu, Kepala melapor terlebih dahulu ke Kepala UPT ITC.
UPT ITC juga memberikan surat tugas dari Jika tidak dihubungi sesegera mungkin, maka
unit kerja UPT ITC secara langsung. tidak ada informasi yang sampai ke unit kerja.
Terkadang Kepala UPT ITC harus selalu
1.3 Permasalahan dan Kendala Tim Kerja mengawasi dan mendorong secara intens dari
UPT ITC kinerja tim kerja tersebut.
Adapun yang menjadi permasalahan ialah Adapula karena kepentingan pribadi dari
terkait kinerja tim kerja yang masih belum seorang koordinator tim, sehingga anggota tim

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

265
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

menjadi terabaikan. Seharusnya jika memberikan contoh atau keteladanan bagi


koordinator tim tersebut, memiliki prioritas para anggotanya, seperti rajin bekerja,
lain, dia mampu mendelegasikan kepada disiplin yang dapat memberikan inspirasi
anggota timnya agar program tetap berjalan. bagi para anggotanya;
Sedangkan menurut salah satu anggota tim, 7. Koordinator tim tidak mampu memanage
tidak ada komunikasi dan koordinasi yang kesibukan atau rutinitas pekerjaannya;
dijalankan pada saat itu, sehingga menghambat 8. Tidak adanya pengelolaan tugas yang
pada semua perencanaan yang telah disusun. baik dan pendelegasian tugas kepada para
Bahkan, ketika seharusnya tim kerja tersebut anggotanya dari koordinator tim;
memiliki agenda kegiatan sosialisasi yang 9. Tidak adanya tindak eksekusi yang benar
berjalan ke setiap fakultas dan unit kerja yang terhadap strategi dan perencanaan yang
ada di kampus UPI menjadi mandeg atau baik;
terhenti dikarenakan angggota tim hanya 10. Kurangnya keterbukaan dan kejujuran
berdiam diri saja dengan menunggu datangnya dari koordinator tim;
instruksi dari koordinator tim. 11. Ketakutan akan regenerasi kepemimpinan
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tim akan munculnya pemimpin muda yang
sangat erat kaitannya dengan perilaku memiliki potensi dan kemampuan dalam
pemimpin timnya. Dimana perilaku pemimpin kepemimpinan, yang seharusnya
tim akan sangat mempengaruhi perilaku para pemimpin besar menciptakan lebih
anggota timnya. Oleh karena itu, faktor lain banyak pemimpin;
yang menyebabkan kinerja dan produktivitas 12. Kurangnya antusias koordinator tim
tim kerja tersebut kurang atau menurun, terhadap tugas dan program kerja yang
diantaranya: harus dilakukan,
1. Ketidakmampuan koordinator tim dalam 13. Koordinator tim yang melepaskan
menangani permasalahan atau konflik tanggung jawab dan menyerahkan
yang ada dalam tim; seluruhnya kepada para anggotanya.
2. Koordinator tim gagal dalam membangun Selain kurangnya anggaran yang memadai
budaya kerja positif yang inovatif dan sebagai bagian kendala yang datang dari unit
kreatif; kerja UPT ITC. UPT ITC sendiri belum
3. Koordinator tim tidak terbuka dalam mampu memfasilitasi tim kerja secara
menerima kritik dan saran; keseluruhan dengan baik, terutama untuk
4. Koordinator tim gagal dalam memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tim
motivasi; kerja. Terbatasnya ruang kerja yang dimiliki
5. Koordinator tim yang kurang mampu oleh UPT ITC, menjadi jarak dan sulitnya
untuk beradaptasi, adanya diversitas untuk berkoordinasi dan berkomunikasi
angkatan kerja, perasaan yang tidak enak dengan yang lainnya.
atau rasa terpaksa; Namun, seharusnya ini tidak dijadikan
6. Koordinator tim gagal dalam melayani, sebagai alasan, dikarenakan perkembangan
artinya koordinator tim harus mampu teknologi juga sudah canggih dan dapat

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

266
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

berkomunikasi atau berkoordinasi melalui 6. Mengadakan rapat rutin sebagai salah


handphone atau media sosial. Kemudian, satu upaya melakukan pengawasan
ruangan yang terpisah-pisah antar staf dan tim sekaligus evaluasi kinerja;
kerja juga menjadikan suasana kerja yang tidak 7. Diharapkan para koordinator tim dan
kondusif, karena ketika ada tim kerja yang beserta anggotanya dapat mengatur atau
memiliki kinerja yang bagus atau baik, tidak memanage waktu dengan lebih baik,
dapat terlihat dan tidak bisa saling sehingga dapat menyusun skala prioritas
mempengaruhi atau memberikan dampak tanpa mengorbankan salah satu
positif bagi tim kerja lainnya agar dapat kewajibannya;
termotivasi, begitu pula sebaliknya. 8. Menciptakan budaya kerja positif yang
inovatif dan kreatif di lingkungan UPT
1.4 Solusi Bagi Tim Kerja UPT ITC ITC dan tim kerjanya;
Maka banyaknya kendala-kendala 9. Merubah orientasi dunia menjadi
tersebut, tentunya diperlukan solusi yang dapat orientasi akhirat, maksudnya
merubah dan memperbaiki kinerja UPT ITC menjadikan bekerja untuk ibadah dan
dan tim kerja secara keseluruhan. Perbaikan tidak hanya berorientasi pada nominal;
tersebut dimaksudkan agar tingkat kinerja dan 10. Meningkatkan sarana dan prasarana di
produktivitas UPT ITC dapat meningkat secara Lingkungan UPT ITC;
signifikan dan mampu berkarya lebih baik lagi, 11. Menghilangkan prasangka-prasangka
diantaranya: negatif;
1. Dibuatkan SK atau surat tugas bagi tim 12. Menyusun strategi dan perencanaan
kerja yang ditandatangani langsung atau yang lebih matang dan cara eksekusi
ditugaskan langsung oleh Wakil Rektor yang tepat;
Bidang Pendidikan dan Akademik, 13. Saling mempengaruhi dan menularkan
karena UPT ITC berada di bawahnya; semangat dan motivasi positif dalam
2. Mengajukan anggaran yang lebih bekerja;
proporsional bagi para tim kerja untuk 14. Membuat program family gathering
memenuhi kebutuhannya; untuk meningkatkan kualitas
3. Menyeleksi kembali orang-orang yang engagement;
akan diamanahi tugas dan tanggung 15. Melakukan perubahan pola komunikasi;
jawab lebih dari UPT ITC; 16. Melakukan perubahan atsmosfer atau
4. Membuat dan meneguhkan komitmen suasana kerja;
para tim kerja untuk dapat bertanggung 17. Meningkatkan kesadaran diri, akan
jawab dalam menyelesaikan tugas dan posisinya masing-masing.
kewajibannya dengan baik;
5. Memperbaiki koordinasi dan 1.5 Analisis Kasus
komunikasi antara tim kerja dengan Ditinjau dari banyaknya kendala yang
Kepala UPT ITC dan para staf UPT ITC; terjadi akibat dari perilaku individu dan
perilaku pemimpin yang berdampak pada

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

267
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

kinerja organisasi, maka dari kasus yang 9. Pola komunikasi yang terjadi cenderung
terjadi, terdapat poin-poin yang dapat satu arah.
dijabarkan diantaranya: Dari beberapa poin di atas, maka dapat
1. Perilaku individu dengan kategori baik ditarik kesimpulan terkait studi kasus perilaku
atau buruknya akan menjadi cerminan kelompok dan organisasi di UPT ITC adalah
dalam organisasi tempat bekerja dikarenakan kurangnya komitmen dan
2. Koordinator tim ialah seseorang dengan dedikasi beberapa koordinator tim dan
karakter yang memilih untuk anggotanya terhadap tugas, fungsi dan
mengerjakan dan mementingkan tanggung jawabnya sehingga belum dapat
kebutuhan pribadi melaksanakan tugasnya secara maksimal
3. Adanya budaya kerja yang kurang baik karena terbenturnya dengan kepentingan
dapat menganggu pola dan sistem pribadi dan prioritas lain yang dianggap lebih
organisasi, dalam hal ini unit kerja UPT penting, sehingga perilaku ini telah
ITC. memberikan dampak negatif terhadap reputasi
4. Kepercayaan yang diberikan Kepala ITC dan memberikan kerugian besar yang
UPT ITC kepada koordinator tim telah mengakibatkan nilai kinerja organisasi
memberikan kekecewaan dan dampak menjadi rendah, IKU tidak tercapai dan
yang serius. Seharusnya, seorang pengurangan anggaran atau dana bagi unit
koordinator tim dapat mendahulukan kerja, yakni UPT Islamic Tutorial Center
kepentingan organisasi/kelompok (ITC).
dibandingkan kepentingan pribadi. Artinya perilaku individu akan
5. Dari sudut pandang organisasi, sangat mempengaruhi kinerja kelompok atau timnya,
banyak hal yang perlu dilakukan seperti dan perilaku kelompok atau tim akan
monitoring, evaluasi berkala dan membentuk perilaku organisasi yang
bimbingan agar terhindar dari miss berdampak pada proses kinerja yang
koordinasi serta miss komunikasi antar dilakukannya dalam pengerjaan sesuatu hal
sesama. dalam organisasi.
6. Keberadaan aturan tertulis diperlukan
untuk membuat adanya sanksi yang KESIMPULAN DAN SARAN
tegas, sebab sesuatu hal yang dilakukan Kesimpulan
positif akan membentuk perilaku 1. Kelompok ialah wadah untuk individu
individu yang memiliki komitmen dan dapat menyatukan persepsi dan
bertanggungjawab. pemahaman dengan interaksi yang
7. Adanya SDM yang berkualitas akan didukung oleh sarana memadai dalam
membentuk organisasi yang handal dan menentukan tujuan dan arah gerak
profesional dalam bekerja sehingga kedepannya. Anggota dari kelompok ini
tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai. dapat membentuk sebuah organisasi
8. Tingkat produktivitas dan efektivitas berlandaskan visi misi yang mereka
kinerja organisasi menurun. canangkan bersama. Perilaku kelompok

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

268
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

ialah tindakan yang dilakukan oleh lebih 4. Perilaku individu akan mempengaruhi
dari satu individu dalam melakukan suatu kinerja kelompok, dan perilaku kelompok
pekerjaan. Pola komunikasi merupakan akan membentuk perilaku organisasi yang
ialah konsep dasar yang mempengaruhi berdampak pada kinerja organisasi.
pendekatan dari setiap individu untuk Artinya efektivitas kinerja organisasi
dapat beradaptasi secara cepat agar terjalin bergantung pada efektivitas kinerja
koordinasi dengan baik dan dapat kelompok, sedangkan efektivitas kinerja
memudahkan pemahaman secara kelompok bergantung pada efektivitas
sistematik. kinerja individual.
Bentuk kelompok terdiri atas
kelompok primer, kelompok formal dan Saran
informal, kelompok terbuka dan tertutup, Menyeleksi individu yang berkualitas
dan kelompok referensi. Faktor yang diperlukan demi menguji komitmen dan
mempengaruhi perilaku kelompok loyalitasnya sebagai anggota kelompok atau
diantaranya atmosfer, diskusi, organisasi. Individu yang berkomitmen akan
tujuan/objektif, listening, pertentangan, memiliki dedikasi yang tinggi sehingga dia
keputusan, terbuka, feeling, action, mampu mendahulukan kepentingan kelompok
leadership, dan kesadaran diri. atau organisasi daripada kepentingan pribadi.
2. Perilaku organisasi merupakan studi Hal ini akan berdampak terhadap
mengenai sifat/karakteristik suatu produktivitas dan efektivitas kinerja organisasi
individu dalam lingkungan organisasi. dan reputasi kelompok atau organisasi. Selain
Konsep dalam perilaku organisasi yaitu: itu, diperlukan pengawasan yang ketat
setiap individu memiliki karakteristiknya terhadap para anggota organisasi agar tidak
masing-masing. Manusia mempunyai melakukan kegiatan diluar tujuan awal yang
keinginan yang beragam, berpikir visioner pada akhirnya dapat merugikan organisasi.
ke arah yang lebih baik, mempunyai rasa Perilaku kelompok dan organisasi
emosional untuk mengerjakan sesuatu hal dapat dianalisis dalam berbagai dimensi sosial.
dengan penuh kepercayaan diri, dan masih Analisis perilaku kelompok ini dapat
banyak hal yang dapat berpengaruh meningkatkan kepekaan seseorang terhadap
terhadap perilaku seseorang. penyimpangan dan perilaku negatif lainnya,
3. Keberhasilan sebuah kelompok atau sehingga akan memudahkan dalam studi dan
organisasi sangat berkaitan dengan penelitian sosial.
perilaku individu dan perilaku pemimpin
dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya. Perilaku individu yang DAFTAR PUSTAKA
berkomitmen akan memiliki kesadaran
dan tanggung jawab penuh terhadap Ahdiyana, Marita. 2010. Dimensi
kewajibannya. Organizational Citizenship Behavior

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

269
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

(OCB) dalam Kinerja Organisasi. Jurnal Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar
Efisiensi, Vol X, Feb 2010. Manusia: Kuliah Dasar. Jakarta:
Proffesional Books
Arifin Tahir. (2014). Buku Ajar Perilaku
Organisasi. In Buku Ajar Perilaku Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika
Organisasi. www.deepublish.co.id Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Arifin, bambang syamsul. (2015). Dinamika
Kelompok. Gani, N. A., Utama, R. E., Jaharuddin, &
http://digilib.uinsgd.ac.id/6296/1/Bamba Andry, P. (2021). Perilaku Organisasi
ng Dinamika Kelompok.pdf (Issue May).
https://www.researchgate.net/publication
Bernhard Tewal, Adolfina, Merinda H. Ch. /351880570
Pandowo, H. N. T. (n.d.). Perilaku
Organisasi. Handoko, T. H. (2000). Manajemen,edisi
kedua. Perilaku Organisasi, 21–65.
Cahayani, Ati. (2003). Dasar-dasar
organisasi dan manajemen. Jakarta: Khoiriyah, A., & Hanifah, U. (2016). Perilaku
Grasindo. Kelompok Dalam Organisasi (Issue
1500128005).
Djamarah, Bahri Syaiful. 2004. Pola
Komunikasi Orang Tua & anak dalam Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi
Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta. Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Darmawan, Z. S., & Baskoro, A. P. (2020).
Analisis Perilaku Kelompok Dalam Morissan (2020) Komunikasi Organisasi.
Organisasi Forum Anti Fitnah Dan Hoax Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
(Fafhh). J-Ika, 7(1), 81–91.
https://doi.org/10.31294/kom.v7i1.8610 Nawawi Uha, Ismail. (2013). Budaya
Organisasi Kepemimpinan & Kinerja.
Dasuki, P. H., Destyan, G. D., & Albasyiroh, Pertama. Jakarta: Kencana Prenadamedia
A. N. A. (2019). Pengaruh Erilaku Group.
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Di Lotte Grosir Bandung. Co- Nguyen, T. (2010). PSIKOLOGI
Management, Vol. 1(x), 279–288. KELOMPOK.
https://oktavya.wordpress.com/2010/10/
01/pengertian-kelompok/

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

270
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Petra, U. K. (2007). Komunikasi Kelompok. Kementerian Pertahanan RI Badan


14–25. Pendidikan dan Pelatihan.

Pitaloka, E. (2013). Modul Perilaku Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2012.
Organisasi. 1–186. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Purnamasari, H. (2016). Perilaku Organisasi Persada.
Dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan. Urnal Politikom Robbins, Stephen P., Tim Indeks. [Alih
Indonesiana, 1(1), 154–163. bahasa]. (2003). [Organizational
behavior. Bah Indonesia] Perilaku
Rahadi, D. R., Rabbani, F., & Fauzi, F. C. organisasi (9. Ed.). Jakarta: Indeks.
(2021). Perilaku Organisasi di Masa
Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Robbins, Stephen P. & A. Judge, Timothy
Perusahaan ABC). In Jurnal Manajemen (2011). Organizational behavior.
Bisnis dan Kewirausahaan (Vol. 5, Issue Fourteenth Edition. Pearson education.
6, p. 661). New Jersey 07458.
https://doi.org/10.24912/jmbk.v5i6.1133
5 Santoso, A. B. (2015). Perilaku Kelompok
dalam Organisasi.
Ricou, L. E., J. P. Burg, I. Godfriaux, and Z.
Ivanov. (2000). Rhodope and Vardar: The Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan
Metamorphic and the Olistostromic Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen,
Paired Belts Related to the Cretaceous Jakarta: Kencana.
Subduction under Europe: Reply to Ivan
Zagorchev’s Comment ‘Rhodope Facts Sukamto, H., Yoshua, J., Thomas, K., &
and Tethys SelfDelusions. Geodinamica Kartika, E. W. (2013). Analisa Pengaruh
Acta, 13(1): 61–63. Komitmen Afektif, Komitmen Normatif,
Dan Komitmen Berkelanjutan Terhadap
Rianto, R. D., & Susilowati, E. (2014). Turnover Intention Di Dragon Star
Perilaku Organisasi: Konsep dan Surabaya. Journal of Chemical
Implementasi. Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
Ri, K. P., Pendidikan, B., Pelatihan, D. A. N.,
Kepala, K., Pendidikan, B., Pelatihan, D. SOTK UPI, 2013 (2021).
A. N., & Jakarta, D. D. I. (2020). Bahan
pembelajaran dinamika kelompok. In Stephen P. Robbins, T. A. J. (2013).
Organizational Behavior.

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

271
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 251-272

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Sutha. (2018). Bab II Landasan Teori. In Yogyakarta, U. A. J. (1984). Pola jaringan


Journal of Chemical Information and komunikasi pada pra pemilihan ketua
Modeling (Vol. 53, Issue 9). kelompok Mahasiswa Hindu Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. In marine Science
Tantawi, J. (2014). Studi Organisasi. In Book Bulletin.
(pp. 1–213).

Thoha, M. 2014. Perilaku Organisasi Konsep


Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Utami, S., Hawi, A., & Maryamah, M. (2021).


Analisis Perilaku Organisasi Dalam
Melaksanakan Kegiatan Akreditasi
Secara Daring Di Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Muhammadiyah Palembang. Islamic
Management: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(02), 261.
https://doi.org/10.30868/im.v4i02.1524

Warman, dkk (2022). Perilaku Organisasi di


Bidang Pendidikan . Yogyakarta : Jejak
Pustaka

Widyanti, R. (2019). ( Teori Dan Konsep )


Jilid 1 Editor :

Wahjono, Sentot Imam. (2010). Perilaku


Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wijaya, H. C. (2017). Perilaku Organisasi.


https://scholar.google.co.id/citations?use
r=lSvC8YYAAAAJ&hl=id

Yuriadi. (2016). PERILAKU MANUSIA


DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI
ISLAM. El Furqania, V o l u m.

Copyright@2022, EISSN: 2656-4734


*sitimaliah99@upi.edu

272

You might also like