You are on page 1of 13

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.

1 April 2016, 64-76

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP PERILAKU


KEWARGAAN ORGANISASI DENGAN MEDIATOR NILAI-NILAI
KUALITAS KEHIDUPAN KERJA

Fitria Rahmi, Bagus Riyono

Program Magister Profesi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada


Jl. Humaniora no.1 Bulaksumur Yogyakarta

fitriarahmi01@gmail.com

Abstract

Organizational Citizenship Behavior (OCB) can be formally defined as a discretionary work behaviour of the
employees that is not recognized by the formal reward or the sanction system of their organization. OCB can be
seen as a voluntary behavior of the employees, which is out of the job description of their obligation, it is not
directly related to the formal reward, but useful in improving the efficiency and effectiveness of the organization.
Previous research found four aspects of the job characteristic (variety skill, task identity, task significance and
autonomy) positively effected on OCB of employee. The objective of this study was to look effect of job
characteristic to OCB which mediated by values of Quality of Work Life (QWL). This values as a foundation to
display OCB. The subjects of this research were 65 employees from PT. X. Regression analysis showed that job
characteristic significant toward OCB through the mediating of QWL values. In another word QWL had a
mediator role between job characteristic and OCB. This finding were usefull to improve the OCB in company,
with more attention to job characteristic that promote employees’ QWL. The results and benefits of the research
were further discussed in the discussion.

Keyword : organizational citizenship behavior; job characteristic; quality of work life

Abstrak
Perilaku Kewargaan Organisasi (PKO) pada dasarnya merupakan perilaku individu yang bersifat bebas, tidak
secara formal berkaitan dengan reward atau hukuman dari organisasi. PKO dapat dilihat sebagai perilaku
sukarela yang dilakukan karyawan, di luar deskripsi kerja yang menjadi kewajiban, tidak secara langsung terkait
dengan reward formal namun berguna dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi. Penelitian
sebelumnya menemukan bahwa empat aspek karakteristik pekerjaan (variasi keterampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, dan otonomi) secara positif berpengaruh terhadap PKO karyawan. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap PKO dengan mempertimbangkan nilai-nilai Kualitas
Kehidupan Kerja (KKK) sebagai fondasi dalam menampilkan PKO. Data diperoleh dari 65 orang karyawan PT.
X. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa
karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap PKO melalui penguatan nilai-nilai KKK. Dengan kata
lain, nilai-nilai KKK berperan sebagai mediator antara karakteristik pekerjaan dan PKO. Hasil dan manfaat
penelitian dibahas lebih lanjut dalam diskusi.

Kata kunci : perilaku kewargaan organisasi; karakteristik pekerjaan; kualitas kehidupan kerja

PENDAHULUAN diperhatikan perusahaan. Menurut Organ


(dalam Lamidi, 2008) PKO bagi
Persaingan yang terjadi di lingkungan kelangsungan hidup organisasi merupakan
organisasi menuntut setiap karyawan untuk suatu hal penting untuk dilakukan, karena
mampu menyesuaikan diri dengan situasi dapat memaksimalkan efisiensi dan
dan perubahan yang ada, sehingga dalam produktivitas. Beberapa peneliti bahkan
hal ini Perilaku Kewargaan Organisasi meyakini PKO berkontribusi terhadap
(PKO) menjadi topik penting untuk efektifitas organisasi secara keseluruhan

64
Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 65
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

(Kim, 2006; Organ, 1997; Podsakoff, (PKO) untuk menguntungkan organisasi


MacKenzie, Paine, & Bachrach, 2000). (Organ & Ryan, 1995).
Studi menunjukkan organisasi yang
mempunyai karyawan yang memiliki Banyak peneliti telah mengidentifikasi
PKO, akan memiliki kinerja lebih baik dimensi berbeda dari PKO. Namun pada
dibanding organisasi lain. Ini karena dasarnya semua bersumber pada lima
sebagai warga organisasi, karyawan akan dimensi yang sama seperti yang
menampilkan perilaku yang mengun- dikemukakan oleh Organ dan koleganya
tungkan, seperti mengambil tugas tam- (Asgari, Silong, Ahmad, & Sama, 2008;
bahan, sukarela membantu orang lain di Organ, Podsakoff, & Mackenzie, 2006)
tempat kerja, mengikuti aturan perusahaan yaitu : (1) Altruism, tindakan sukarela
(meskipun tidak ada orang yang melihat), dalam menolong orang lain yang
mempromosikan dan melindungi orga- mengalami kesulitan berhubungan dengan
nisasi, menjaga sikap positif dan pekerjaan; (2) Conscientiousness, perilaku
bertoleransi terhadap hal yang tidak sukarela yang ditunjukkan karyawan
menyenangkan di tempat kerja (Bolino & dengan berusaha melebihi yang diharapkan
Turnley, 2003). perusahaan; (3) Sportmanship, perilaku
yang memberikan toleransi terhadap
PKO pada dasarnya merupakan perilaku keadaan yang kurang ideal dalam
sukarela yang dipilih individu di tempat organisasi tanpa mengeluh atau
kerja, tidak secara formal berkaitan dengan menjauhkan diri dari isu-isu kecil; (4)
reward atau hukuman dari organisasi Courtesy, perilaku sukarela untuk
(Chaitanya & Tripathi, 2001; Organ, dalam mencegah timbulnya persoalan
Leung, 2008). Hal tersebut menunjukkan sehubungan dengan pekerjaannya; (5)
bahwa PKO memang tidak termasuk Civic Virtue, perilaku yang
dalam persyaratan atau deskripsi kerja mengindikasikan individu berpartisipasi,
karyawan sehingga jika tidak ditampilkan terlibat dan peduli terhadap kelangsungan
pun tidak akan diberikan hukuman (Purba hidup organisasi.
& Seniati, 2004). PKO dapat dilihat
sebagai perilaku sukarela yang dilakukan Beberapa penelitian sebelumnya yang
karyawan, di luar deskripsi kerja yang mengaitkan PKO dengan beberapa variabel
menjadi kewajiban, tidak secara langsung sikap kerja. Namun secara keseluruhan
terkait dengan reward formal namun anteseden yang berpengaruh terhadap PKO
berguna dalam meningkatkan efisiensi dan dikelompokkan menjadi empat kategori
efektivitas organisasi. besar (Dewett & Denisi, 2007; Podsakoff,
dkk., 2000) diantaranya : karakteristik
Social exchange theory menurut Blau pekerjaan (feedback, rutinitas, dll),
(dalam Leung, 2008) adalah teori yang karakteristik organisasional (formalisasi,
paling umum digunakan untuk men- persepsi dukungan organisasi, dll),
jelaskan kenapa karyawan menampilkan kepemimpinan (kepemimpinan trans-
PKO. Menurut teori ini, PKO muncul formasional, harapan kinerja tinggi, dll)
ketika karyawan mengalami efek positif dan karakteristik individu (komitmen,
dari organisasi dan termotivasi untuk kepuasan kerja, consciousness, dll).
membalas perasaan positif tersebut. Secara
sederhana dapat dikatakan ketika karyawan Salah satu variabel yang berpengaruh
merasa puas dengan pekerjaannya, mereka terhadap PKO dalam penelitian ini yaitu
akan membalas dengan perilaku positif karakteristik pekerjaan. Chiu & Chen
(2005) mendefinisikan karakteristik

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75


66 Rahmi & Riyono,

pekerjaan sebagai atribut pekerjaan yang meningkatkan kinerja, pertumbuhan dan


memiliki fungsi motivasi bagi para profitabilitas organisasi (Lau, 2000).
karyawan. Motivasi internal terjadi ketika
individu melakukan pekerjaannya karena Selama dekade terakhir, konsep KKK
perasaan positif yang dihasilkan ketika dilihat secara berbeda oleh beberapa ahli
melakukan pekerjaan dengan baik yaitu sebagai sebuah variabel, sebuah
(Hackman & Oldham, 1975). Penelitian ini pendekatan, serangkaian metode, sebuah
menggunakan pendekatan karakteristik perubahan, dan topik yang etis (Mirkamali
pekerjaan dari Hackman & Oldham (1980) & Thani, 2011). Riyono (2012)
yang mengembangkan lima karakteristik mengungkapkan KKK dapat dipahami
pekerjaan utama, yaitu : (1) Keaneka- sebagai budaya organisasi yang
ragaman keterampilan, menunjukkan berorientasi pada keseimbangan antara
sejauh mana pekerjaan membutuhkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
beragam aktivitas sehingga pekerja bisa Kesejahteraan yang dimaksud lebih pada
menggunakan sejumlah keterampilan dan “subjective well being” yaitu kesejah-
bakat yang berbeda; (2) Identitas tugas, teraan yang berdimensi psikologis.
sejauh mana suatu pekerjaan mem- Sedangkan produktivitas mencakup sikap
butuhkan penyelesaian dari seluruh bagian dan perilaku yang mendorong pencapaian
pekerjaan yang bisa diidentifikasikan; (3) hasil kerja optimal. Atas dasar ini, maka
Signifikansi tugas, sejauh mana pekerjaan konsep KKK lebih ditekankan pada
berpengaruh substansial dalam kehidupan pengalaman individu yang diperoleh dari
individu; (4) Otonomi, sejauh mana suatu interaksi antara individu dengan
pekerjaan memberikan kebebasan dan lingkungan kerjanya. Riyono merumuskan
keleluasaan dalam merencanakan dan me- lima nilai utama dalam memahami KKK
nentukan prosedur menjalankan pekerjaan; yaitu: (1) Trust, melibatkan saling percaya
(5) Umpan balik, sejauh mana pelaksanaan antar anggota organisasi baik atasan-
aktivitas kerja membuat individu mendapat bawahan maupun sesama rekan kerja; (2)
informasi yang jelas mengenai keefektifan Care, perilaku saling peduli dan tolong-
kinerjanya. menolong antar anggota organisasi baik
atasan-bawahan maupun sesama rekan
Selain karakteristik pekerjaan, Kualitas kerja; (3) Respect, hubungan saling
Kehidupan Kerja (KKK) juga ikut menghargai dan menghormati antara
berpengaruh terhadap tingkat PKO anggota organisasi baik atasan-bawahan
karyawan. Terlihat dari keterkaitan antara maupun sesama rekan kerja; (4) Learn,
KKK dengan kepuasan kerja yang terlihat dari semangat belajar terus
selanjutnya berdampak pada penurunan menerus pada seluruh anggota organisasi;
turnover, berkurangnya kemangkiran dan dan (5) Contribute, menunjukkan
keterlambatan, rendahnya tingkat keluhan, semangat karyawan untuk berkontribusi
pencurian di tempat kerja, dan mening- demi kemajuan organisasi.
katnya social citizenship (seperti kesediaan
menolong karyawan lain dan pelanggan Keterkaitan karakteristik pekerjaan, KKK
serta menjadi lebih kooperatif) (Cohen, dan PKO dalam penelitian ini tidak
dkk., dalam Yahya, Al-Qutop & Harrim, terlepas dari penelitian terdahulu yang
2011). Beberapa hasil penelitian menyoroti telah dilakukan. Penelitian Podsakoff,
KKK memiliki dampak positif terhadap MacKenzie, dan Boomer (dalam Chen &
organisasi terutama dalam meningkatkan Chiu, 2009) menemukan hubungan antara
komitmen organisasi (Arthi & Chitramani, karakteristik pekerjaan dan PKO. Beberapa
2011; Normala, 2010; Zin, 2004), aspek karakteristik pekerjaan seperti:

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75


Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 67
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

identitas tugas, signifikansi tugas, variasi memediasi hubungan antara karakteristik


tugas dan otonomi berpengaruh positif pekerjaan/organisasi dan intensi turnover.
dalam meningkatkan PKO (Mansoor, Memang belum ada penelitian mengenai
Aslam, Javad, Ashraf & Shabbir, 2012). mediasi nilai-nilai KKK untuk melihat
Hubungan antara karakteristik pekerjaan pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap
dengan KKK juga dijelaskan dalam PKO. Namun, peneliti mencoba melihat
beberapa penelitian, seperti Carayon, beberapa kemiripan antara penelitian
Hoonakker, Marchan & Schwarz (2003) terdahulu dengan konsep penelitian ini.
menemukan bahwa umpan balik dan Usulan penelitian ini juga diperkuat
otonomi kerja secara positif berhubungan dengan asumsi bahwa karyawan yang
dengan kepuasan kerja pada karyawan memiliki karakteristik pekerjaan yang kaya
bidang IT maupun non IT. Hal tersebut (seperti otonomi, variasi, identitas,
memperlihatkan bahwa lingkungan kerja signifikansi, serta umpan balik) akan
yang mampu memenuhi kebutuhan mengalami suatu perasaan keberartian
personal pekerja akan memiliki pengaruh yang berkaitan dengan pemenuhan pribadi
positif dalam mendorong KKK yang lebih dan motivasi (Kahn, 1990), yang
baik (Hackman & Oldham, 1980). selanjutnya akan mendorong karyawan
Penelitian lainnya menguji konsep KKK untuk menampilkan PKO. Secara
dengan PKO, di mana bukti empiris ini sederhana dipahami bahwa ketika
menjadi dasar peneliti untuk melakukan karyawan diberikan otonomi dalam
penelitian. Tambawang (2011) dalam pekerjaannya, mereka akan mengem-
penelitiannya berhasil membuktikan ada bangkan pemahaman bahwa mereka
pengaruh KKK terhadap PKO. Selanjutnya dihargai (respect) dan diberi kepercayaan
Kaihatu & Rini (2007) meneliti peran (trust). Kondisi ini selanjutnya mendorong
KKK dalam memediasi kepemimpinan karyawan memperlihatkan kepedulian
transformasional terhadap PKO, di mana mereka terhadap kemajuan perusahaan
kepemimpinan yang efektif memberikan dengan sukarela menyelesaikan kewajiban-
dampak dalam meningkatkan KKK nya meskipun sudah melewati jam kerja.
bawahan, dan KKK yang baik
mempengaruhi peningkatan PKO. Penelitian dilakukan di PT. X, merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa
Bertolak dari beberapa penelitian tenaga kerja, dengan visi misi
sebelumnya diperoleh bahwa karakteristik mengutamakan kepuasan pelanggan. Pada
pekerjaan memiliki hubungan yang kuat industri jasa, karyawan memainkan
dengan PKO. Variabel lain yang juga peranan penting dalam menentukan
berpengaruh yaitu KKK, yang dalam kepuasan pelanggan (Stamper & Dyne,
penelitian ini menjadi variabel yang 2003). Jika melihat kondisi yang terjadi
memediasi hubungan antara karakteristik beberapa karyawan masih ada yang belum
pekerjaan dan PKO. Penyertaan mediasi menunjukkan PKO terlihat dari kurang
ini didasari oleh hasil penelitian yang terjalinnya kerjasama, masih lemahnya
melibatkan kepuasan kerja (Chiu & Chen, koordinasi kerja, kurang disiplin serta
2005), keterlibatan kerja (Chen & Chiu, sikap kerja yang masih egosentris.
2009), serta motivasi intrinsik dan Berdasarkan hasil wawancara dan
komitmen yang keduanya memediasi observasi, diperoleh beberapa hal penting
pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap yang potensial mempengaruhi tingkat PKO
PKO (Piccolo & Colquitt, 2006). karyawan namun kondisinya belum
Penelitian Korunka, Hoonakker & Carayon maksimal yaitu job description yang masih
(2008) berhasil membuktikan bahwa KKK kurang jelas, beban kerja tidak merata,

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75


68 Rahmi & Riyono,

kesempatan pelatihan yang masih terbatas, METODE


serta feedback kinerja yang masih belum
optimal. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan organik Kantor Pusat PT. X.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Teknik pengambilan sampel menggunakan
pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap teknik purposive sampling yaitu pemilihan
PKO karyawan dengan memper- sampel yang didasarkan pada pertim-
timbangkan nilai-nilai KKK. Perbedaan bangan tertentu. Kriteria karyawan yang
penelitian ini dengan penelitian lainnya dipilih sebagai sampel memiliki masa kerja
yaitu melibatkan nilai-nilai KKK sebagai minimal enam bulan sesuai dengan
variabel yang memediasi pengaruh antara Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1964
karakterisik pekerjaan terhadap PKO pada (Pasal 1), dengan asumsi bahwa dalam
karyawan. Penelitian ini diharapkan kurun waktu tersebut karyawan sudah
memperkaya hasil penemuan mengenai mengenal dan memahami hal-hal yang
topik-topik yang berkaitan dengan PKO, berkaitan dengan kondisi, peraturan, dan
karakteristik pekerjaan dan KKK. Hasil kebijakan perusahaan. Berdasarkan kriteria
penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan tersebut maka sampel dalam penelitian ini
sebagai bahan evaluasi dan umpan balik berjumlah 102 yang terdiri dari 85 pria dan
terhadap upaya pengembangan karyawan, 17 wanita.
terutama pengembangan PKO melalui
peningkatan aspek karakteristik pekerjaan Variabel yang terlibat dalam penelitian ini
dan KKK demi tercapainya kinerja optimal yaitu PKO sebagai variabel dependen,
perusahaan. karakteristik pekerjaan sebagai variabel
independen dan KKK sebagai variabel
Berdasarkan fenomena di atas serta mediator. PKO adalah perilaku sukarela
dikaitkan dengan kajian teoritis dan yang dilakukan karyawan, di luar deskripsi
empiris sebelumnya, maka hipotesis yang kerja yang menjadi kewajiban, tidak secara
diajukan dalam penelitian ini yaitu langsung terkait dengan reward formal
karakteristik pekerjaan berpengaruh namun berguna dalam meningkatkan
signifikan terhadap perilaku kewargaan efisiensi dan efektifitas organisasi. PKO
organisasi melalui penguatan nilai-nilai dalam penelitian ini diukur menggunakan
KKK. Kerangka pemikiran dalam modifikasi skala dari Ariani (2007) dengan
penelitian ini digambarkan dalam gambar lima dimensi yaitu: altruism, courtesy,
1. sportmanship, civic virtue dan
conscientiousness. Reliabilitas konsistensi
internal pada skala PKO sebesar 0,843.
Karakteristik Perilaku Skala modifikasi PKO terdiri dari 29 aitem
Pekerjaan Kewargaan
Organisasi pernyataan dengan lima pilihan jawaban
Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang,
dan Tidak Pernah. Salah satu contoh aitem
Kualitas
Kehidupan “Membantu pekerjaan rekan kerja yang
Kerja berhalangan hadir”.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Karakteristik pekerjaan didefinisikan


sebagai atribut pekerjaan yang memiliki
fungsi motivasi bagi para karyawan.
Karakteristik pekerjaan dalam penelitian
ini diukur dengan mengacu pada aitem-

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75


Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 69
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

aitem yang relevan dari Job Diagnostic Instrumen penelitian terlebih dahulu
Survey (JDS) yang disusun Hackman & melewati proses professional judgment
Oldham (1980). Reliabilitas masing- dengan analisis rasional. Masing-masing
masing karakteristik inti pekerjaan yaitu skala penelitian diukur kembali koefisien
0,71 (skill variety), 0,59 (task identity), reliabilitasnya untuk melihat konsistensi
0,66 (task significance), 0,66 (autonomy), reliabilitas dari skala yang digunakan.
0,71 (feedback from job itself), dan 0,78 Acuan untuk uji reliabilitas yaitu
(feedback from agents). Terdapat satu menggunakan koefisien Cronbach’s alpha
karakteristik tambahan sebagai komponen (α) dengan nilai 0,7 atau lebih (Hair,
pelengkap, yaitu feedback from agents. Black, Babin, Anderson, & Tatham, 2006).
JDS dalam penelitian ini terdiri dari 18
aitem, enam aitem pada bagian I dan dua Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu
belas aitem di bagian II. Masing-masing tahap persiapan dengan melakukan studi
bagian memiliki tujuh pilihan jawaban literatur, penyusunan alat ukur serta
dengan kriteria jawaban yang berbeda- mengurus administrasi yang terkait dengan
beda. Salah satu contoh aitem bagian I izin penelitian. Selanjutnya tahap
yaitu “Sejauh mana atasan atau rekan keja pelaksanaan meliputi pengumpulan data
memberitahu anda tentang seberapa baik yang dilakukan dalam dua hari.
anda melaksanakan pekerjaan?” (1= sangat Berdasarkan proses yang terjadi di
sedikit; 4= sedang; 7= sangat banyak). lapangan maka peneliti hanya dapat
Contoh aitem bagian II yaitu “Hasil menyebarkan sembilan puluh skala yang
pekerjaan saya memberikan pengaruh dibagikan secara langsung kepada masing-
terhadap pekerjaan orang lain” (STS = masing subyek bersamaan dengan lembar
sangat tidak sesuai; SS= sangat sesuai). informed consent. Skala yang berhasil
dikumpulkan berjumlah 68. Tiga skala
KKK dalam penelitian ini didefinisikan tidak dapat diolah lebih lanjut, sehingga
sebagai pengalaman individu yang jumlah skala yang dapat dianalisis dalam
diperoleh dari interaksi antara individu penelitian ini yaitu 65 skala.
dengan lingkungan kerjanya yang
berorientasi pada keseimbangan antara Data penelitian akan dianalisis dengan
produktivitas dan kesejahteraan karyawan. menggunakan analisis regresi. Penggunaan
Kesejahteraan yang dimaksud lebih pada analisis regresi untuk menganalisis baik
kesejahteraan yang berdimensi psikologis. secara sendiri-sendiri maupun bersama-
Sedangkan produktivitas mencakup sikap sama kedua variabel bebas terhadap
dan perilaku yang mendorong pencapaian variabel terikat. Menurut Baron & Kenny
hasil kerja optimal. Pengukuran KKK (1986), suatu varibel dapat berfungsi
menggunakan skala dari Riyono (2012), sebagai mediator, jika memenuhi kondisi
meliputi lima nilai utama trust, care, berikut ini : (1) Variasi dalam variabel
respect, learn dan contribute. Koefisien independen secara signifikan menjelaskan
reliabilitas untuk masing-masing nilai variasi variabel yang diduga mediator; (2)
KKK: 0,826 (trust), 0,878 (care), 0,783 Variasi dalam mediator secara signifikan
(respect), 0,725 (learn), dan 0,806 menjelaskan variasi dalam variabel
(contribute). Skala KKK terdiri dari 25 dependen; (3) Hubungan antara variabel
aitem favourable dengan lima pilihan independen dan dependen tidak lagi
jawaban Tidak Pernah, Jarang, Kadang, signifikan, ketika mediator dikontrol. Jika
Sering, dan Selalu. Salah satu contoh aitem variabel independen tidak lagi berpengaruh
yaitu “Merasa nyaman dalam berinteraksi ketika variabel mediator dikontrol, maka
dengan sesama rekan kerja”. dapat dikatakan terjadi mediasi sempurna.

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75


70 Rahmi & Riyono,

Jika pengaruhnya tetap signifikan tetapi karakteristik pekerjaan dan KKK (r = 0,63;
kekuatannya berkurang, terjadi mediasi p<0,01). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
parsial. tabel 1.
Tabel 1
Korelasi antar variabel
Data penelitian yang diperoleh terlebih
Variabel Mean S.D 1 2 3
dahulu dilakukan uji asumsi diantaranya: 1. PKO 94,78 9,71
uji normalitas, uji linearitas, uji
2. Karakteristik 67,91 10,03 0,50**
multikolinearitas, dan uji heteroskedasti- pekerjaan
sitas. Setelah uji asumsi terpenuhi 3. KKK 93,51 13,64 0,54** 0,63**

selanjutnya melakukan uji hipotesis. *p<0,05; **p<0,01

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji asumsi berikutnya yaitu uji


heteroskedastisitas untuk melihat apakah
Uji reliabilitas menggunakan koefisien variabel penelitian memiliki varian yang
Cronbach’s alpha dengan nilai 0,7 atau sama (homogen) atau berbeda (heterogen).
lebih (Hair dkk., 2006). Dari hasil Model regresi yang baik seharusnya yang
pengujian, nilai Cronbach’s alpha untuk homoskedastisitas atau tidak terjadi
ketiga skala adalah lebih besar dari 0,7, heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Uji
sehingga secara keseluruhan internal heteroskedastisitas menggunakan uji
konsistensi reliabilitas skala penelitian Glejser dengan ketentuan nilai p > 0,05
dapat diterima. maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Karakteristik pekerjaan memiliki nilai p =
Sebelum melakukan uji hipotesis, beberapa 0,85 (p>0,05) dan KKK memiliki nilai p =
persyaratan uji asumsi harus dipenuhi 0,42 (p>0,05), sehingga dapat dikatakan
terlebih dahulu yaitu uji normalitas, uji bahwa model regresi dalam penelitian ini
multikolinearitas dan uji heteroskedasti- tidak mengalami heteroskedastisitas.
sitas. Uji normalitas menggunakan metode
Setelah uji asumsi terpenuhi, selanjutnya
Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan
dilakukan uji hipotesis dengan analisis
dengan nilai K-SZ dan ketentuan jika p >
regresi secara bertahap melibatkan regresi
0,05 maka data dikatakan normal,
sederhana dan regresi berganda. Terdapat
sebaliknya jika p < 0,05 maka data tidak
tiga langkah pengujian hipotesis penelitian
normal. Nilai K-SZ untuk variabel PKO
yaitu : model 1 menjelaskan pengaruh
0,86 (p=0,45; p>0,05), variabel
karakteristik pekerjaan terhadap KKK;
karakteristik pekerjaan K-SZ 0,97 (p=0,31,
model 2 untuk melihat pengaruh
p>0,05), variabel KKK K-SZ 0,82
karakteristik pekerjaan terhadap PKO; dan
(p=0,51, p>0,05). Melihat hasil tersebut
model 3 untuk melihat pengaruh KKK dan
dapat disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini berdistribusi normal.
karakteristik pekerjaan terhadap PKO.
Selanjutnya, uji multikolinearitas untuk
Pengujian mediasi dilakukan sesuai dengan
melihat apakah pada model regresi
syarat yang dikemukakan Baron & Kenny
ditemukan adanya korelasi antar variabel
(1986) yaitu: (1) variabel independen
independen. Penelitian yang melibatkan
(karakteristik pekerjaan) berpengaruh
peran variabel mediasi menurut Baron &
signifikan terhadap variabel mediator
Kenny (1986) harus memiliki korelasi
(KKK); (2) variabel mediator (KKK)
dengan variabel independen lainnya.
memiliki pengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat
variabel dependen (PKO); (3) variabel
korelasi yang sangat signifikan antara
independen (karakteristik pekerjaan)

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75


Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 71
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

Tabel 2. Hasil analisis regresi


Model 1 Model 2 Model 3
Variabel
KKK PKO PKO
B B B
Karakteristik pekerjaan 0,86** 0,48** 0,26
KKK - - 0,26**
R2 0,40 0,25 0,33
F 42,39** 20,82** 15,19**
*p < 0,05; **p < 0,01

berpengaruh signifikan terhadap variabel mediasi penuh dimana pengaruh


dependen (PKO). Mediasi terjadi ketika karakteristik pekerjaan terhadap PKO yang
pengaruh variabel independen awalnya signifikan (p< 0,01) menjadi tidak
(karakteristik pekerjaan) terhadap variabel signifikan lagi (p>0,05), dan mengalami
dependen (PKO) menjadi tidak signifikan penurunan koefisien regresi dari 0,48
setelah mengontrol variabel mediator menjadi 0,26 setelah mengendalikan KKK.
(KKK) yang dapat dilihat dari regresi Atas dasar ini hipotesis penelitian terbukti,
berganda, sehingga dikatakan terjadi dimana karakteristik pekerjaan
mediasi penuh. Sedangkan mediasi parsial berpengaruh signifikan terhadap PKO
terjadi ketika variabel independen melalui penguatan nilai-nilai KKK.
(karakteristik pekerjaan) tetap berpengaruh Berpedoman pada syarat yang
signifikan terhadap variabel dependen dikemukakan oleh Baron & Kenny (1986),
(PKO) ketika mediator (KKK) dikontrol maka hasil penelitian ini jika dikaitkan
tetapi pengaruhnya lebih kecil. Hasil
analisis regresi disajikan dalam tabel 2. c (B = 0,48; p = 0,000)
Berdasarkan Tabel 2, diketahui terdapat c1 (B = 0,26, p = 0,053)
Perilaku
hubungan sangat signifikan antara Karakteristik
Kewargaan
Pekerjaan
karakteristik pekerjaan dengan PKO a Kualitas
Organisasi
b
ditunjukkan (B = 0,48; p < 0,01). Sehingga (B = 0,86; Kehidupan (B = 0,26;
p = 0,000) Kerja
disimpulkan karakteristik pekerjaan p = 0,008)
berpengaruh signifikan terhadap PKO,
dimana karakteristik pekerjaan
memberikan kontribusi 24,8% dalam Gambar 2.
memprediksi PKO. Karakteristik pekerjaan Kerangka penelitian
juga memperlihatkan pengaruh signifikan berdasarkan model mediasi
terhadap KKK (B = 0,86; p < 0,01),
dimana KKK dapat diprediksi sebesar
dengan kerangka penelitian sebelumnya
40,2% oleh karakteristik pekerjaan.
dapat digambarkan dalam gambar 2.
Selanjutnya, KKK juga memiliki pengaruh
signifikan terhadap PKO ketika
Penelitian membuktikan bahwa
karakteristik pekerjaan dimasukkan dalam
karakteristik pekerjaan berpengaruh
persamaan regresi (B = 0,26; p< 0,01).
signifikan terhadap PKO, ditunjukkan
Pada model 3 diketahui bahwa
dengan nilai koefisien korelasi sebesar
karakteristik pekerjaan tidak lagi
0,50 yang mengindikasikan bahwa
berpengaruh signifikan terhadap PKO
pekerjaan yang melibatkan otonomi,
ketika mengontrol KKK dibuktikan dengan
variasi, signifikansi, identitas dan umpan
nilai B = 0,26 dan p > 0,05. Berdasarkan
balik akan berdampak pada peningkatan
hasil tersebut dapat disimpulkan terjadi
PKO atau berlaku sebaliknya. Hasil
Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75
72 Rahmi & Riyono,

penelitian ini mendukung apa yang telah penghargaan, kemajuan dan perkembangan
ditemukan oleh Podsakoff, MacKenzie, yang akan memotivasi pekerja (Garg &
dan Boomer (dalam Chen & Chiu, 2009) di Rastogi, 2006). Lingkungan kerja yang
mana terdapat hubungan relatif kuat antara mampu memenuhi kebutuhan personal
karakteristik pekerjaan dan PKO. Beberapa pekerja akan memiliki pengaruh positif
aspek karakteristik pekerjaan: identitas dalam mendorong KKK yang lebih baik
tugas, signifikansi tugas, variasi tugas dan (Hackman & Oldham, 1980) yang pada
otonomi berpengaruh positif dalam akhirnya berdampak pada tingkat PKO
meningkatkan PKO (Mansoor dkk., 2012). yang ditunjukkan karyawan.
Teori pertukaran sosial menjelaskan
bahwasanya ketika karyawan mem- Hasil penelitian secara keseluruhan
persepsikan aspek pekerjaannya baik, membuktikan bahwa untuk meningkatkan
mereka akan termotivasi memberi imbal atau mempertahankan PKO, karakteristik
balik dengan menampilkan PKO. pekerjaan dan KKK memainkan peranan
penting. Karakteristik pekerjaan yang
Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap
tinggi akan meningkatkan KKK pada
PKO dapat diperkuat dengan melibatkan
karyawan yang selanjutnya memotivasi
peran mediator. PKO dipengaruhi oleh
dalam menampilkan PKO. Jadi, dapat
karakteristik pekerjaan melalui mediasi
disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan
KKK. Sehingga dapat dikatakan bahwa
berpengaruh signifikan terhadap PKO
karakteristik pekerjaan berpengaruh
melalui penguatan nilai-nilai KKK.
terhadap PKO melalui persepsi karyawan
bahwa mereka merasa dihargai, merasa
Studi ini tidak terlepas dari keterbatasan
dilibatkan dalam proses kerja yang
penelitian diantaranya : Pertama, subjek
penting. Ketika aspek pekerjaan diperkaya
penelitian masih terbatas, dalam artian
melalui pemberian variasi keterampilan,
penelitian ini hanya melibatkan satu
identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi
kelompok subjek yaitu karyawan
serta umpan balik, maka akan mendorong
perusahaan outsourcing PT. X saja,
munculnya KKK yang ditunjukkan dengan
sehingga hasil penelitian belum
perasaan dihargai, diberi kepercayaan,
sepenuhnya dapat diterapkan pada
diberi kesempatan belajar dan berkon-
karyawan lain dari perusahaan yang
tribusi terhadap perusahaan. Hal ini
berbeda. Kedua, kurangnya kontrol selama
selanjutnya memicu karyawan untuk
proses pengumpulan data. Skala penelitian
menampilkan PKO.
dibagikan dan dikumpulkan pada jeda
waktu cukup lama, sehingga kemungkinan
Pelaksanaan yang terjadi di perusahaan
terjadi proses pembelajaran atau pengisian
ketika karyawan diberi kebebasan dalam
skala dipengaruhi faktor situasional seperti
menentukan cara melakukan pekerjaan,
pengaruh dari subjek penelitian lain atau
mereka merasa lebih dihargai karena diberi
pengaruh pekerjaan.
tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan
mereka. Hal ini mendorong karyawan
memperlihatkan kinerja terbaik mereka, KESIMPULAN
ditunjukkan dengan lebih peduli dengan
Secara keseluruhan hasil penelitian ini
apa yang terjadi di perusahaan, dan
memberikan implikasi praktis bagi PT. X
membantu rekan kerja yang mengalami
terutama dalam meningkatkan dan
kesulitan kerja di lapangan. Kondisi
mempertahankan PKO yaitu melalui
tersebut memperlihatkan bahwa hanya
penanganan terhadap karakteristik
pekerjaan yang menantang yang
pekerjaan dan KKK. Pihak manajemen
memberikan kesempatan untuk prestasi,

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75


Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 73
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

dapat melakukan desain kerja atau redesain DAFTAR PUSTAKA


kerja untuk meningkatkan masing-masing
aspek dalam karakteristik pekerjaan, Ariani, D. W. (2007). Model hubungan
misalnya saja dengan melakukan rotasi motif, modal sosial, dan
pekerjaan, perluasan pekerjaan atau kepribadian dengan perilaku
pengayaan pekerjaan yang disesuaikan kewargaan organisasional.
dengan masing-masing posisi pekerjaan. Disertasi (tidak dipublikasikan).
Penting diperhatikan perusahaan bahwa Yogyakarta : Universitas Gajah
desain kerja hendaknya dapat Mada
menumbuhkan nilai-nilai KKK (trust,
care, respect, learn dan contribute) dalam Arthi, J., & Chitramani, P. (2011). Impact
diri karyawan sehingga berdampak pada of quality of work life on
peningkatan PKO. Ketika karyawan organizational commitment among
diberikan otonomi kerja, hendaknya ITES employees in Coimbatore.
mereka juga diberi kepercayaan untuk Research Journal of Social Science
melakukan pekerjaan sesuai dengan cara- & Management, 1 (5), 154-168.
cara yang mereka inginkan sehingga
menimbulkan perasaan bahwa mereka Asgari, A., Silong, A. D., Ahmad, A., &
dihargai dan diberi kepercayaan. Sama, B. A. (2008). The
Pemberian feedback hendaknya dilakukan relationship between
dengan memberikan masukan-masukan transformasional leadership
positif yang membangun terhadap hasil behavior, leader-member exchange
kerja karyawan, sehingga mereka merasa and organizational citizenship
dihargai dan diberi kesempatan untuk behavior. European Journal of
belajar dan memperbaiki diri. Kondisi ini Social Sciences, 6(4), 140-151.
selanjutnya memotivasi karyawan untuk
bekerja melebihi yang diharapkan Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The
perusahaan, misalnya dengan moderator-mediator variable
menunjukkan perilaku sukarela menolong distinction in social psychological
rekan kerja. research : Conceptual, Strategic,
and statistical considerations.
Penelitian selanjutnya yang membahas Journal of Personality and Social
topik sama dengan penelitian ini, Psychology, 51(6), 1173-1182.
sebaiknya menggunakan subjek penelitian
yang lebih luas, tidak terbatas pada Bolino, M. C., & Turnley, W. H. (2003).
perusahaan outsourcing saja, sehingga Going the extra mile: Cultivating
hasil penelitian nantinya dapat and managing employee citizenship
diberlakukan terhadap karyawan lain pada behavior. Academy of Management
perusahaan yang berbeda. Kedua, peneliti Executive, 17(3), 60-71. doi:
selanjutnya lebih meningkatkan kontrol 0.5465/AME.2003.10954754.
selama pengisian skala untuk menghindari
terjadinya bias dalam penelitian. Skala Carayon, P., Hoonakker, P., Marchan, S.,
dapat dibagikan secara langsung kepada & Schwarz, J. (2003). Job
subjek penelitian untuk kemudian diisi dan characteristic and quality of
dikumpulkan kembali pada saat yang working life in the IT workforce:
sama. The role of gender. Proceedings of
the 2003 ACM SIGMIS CPR
Conference. Diunduh dari

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75


74 Rahmi & Riyono,

http://cqpi.engr.wisc.edu/system/fil Development of the job diagnostic


es/qwl_gender.pdf survey. Journal of Applied
Psychology, 60, 161-172.
Chaitanya, S. K., & Tripathi, N. (2001).
Dimensions of organizational Hackman, J. R., & Oldham, G. R. (1980).
citizenship behaviour. Indian Work redesign. Canada : Addison-
Journal of Industrial Relation, 37 Wesley Publishing Company, Inc.
(2). 217-230.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J.,
Chen, C.C., & Chiu, S.F. (2009). The Anderson, R. E., & Tatham, R. L.
mediating role of job involvement (2006). Multivariate Data Analysis,
in the relationship between job 6th ed. Upper Saddle River, :
characteristic and organizational Prentice-Hall.
citizenship behavior. The Journal
of Social Psychology, 149(4), 474- Kahn, W. A. (1990). Psychological
494. doi: 10.3200/SOCP.149.4.474- conditions of personal engagement
494. and disengagement at work. The
Academy of Management Journal,
Chiu, S. F., & Chen, H. L. (2005). 33(4), 692-724.
Relationship between job
characteristic and organizational Kaihatu, T. S., & Rini, W. A. (2007).
citizenship behavior: The Kepemimpinan transformasional
mediational role of job satisfaction. dan pengaruhnya terhadap
Social Behavior and Personality, kepuasan atas kualitas kehidupan
33(6), 523-540. kerja, komitmen organisasi, dan
perilaku ekstra peran : studi pada
Dewett, T., & Denisi, A. S. (2007). What guru-guru SMU di kota Surabaya.
motivates the organizational Jurnal Manajemen dan
citizenship behavior? Exploring the Kewirausahaan, 98(1), 49-61.
role of regulatory focus theory.
European Journal of Work and Kim, S. (2006). Public service motivation
Organizational Psychology, 16(3), and organizational citizenship
241-260. doi: behavior in Korea. International
10.1080/13594320701273606. Journal of Manpower, 27(8), 722-
740. doi:
Garg, P., & Rastogi, R. (2006). New model 10.1108/01437720610713521.
of job design: motivating
employees performance. Journal of Korunka, C., Hoonaker, P. L. T., &
Management Development, 25(6), Carayon, P. (2008). Job and
572-587. doi: organizational factors as predictors
10.1108/02621710610670137. of quality of working life and
turnover intention in IT work
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis places. Article. Human Factors and
multivariate dengan program SPSS. Ergonomics in Manufacturing. doi:
Semarang: Badan Penerbit 10.1002/hfm.20099
Universitas Diponegoro.
Lamidi. (2008). Pengaruh kepemimpinan
Hackman, J. R., & Oldham, G. R. (1975). transformasional terhadap

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75


Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap perilaku kewargaan organisasi 75
dengan mediator nilai-nilai kualitas kehidupan kerja

organizational citizenship behavior: 10.5539/ijbm.v5n10p75.


dengan variabel intervening
komitmen organisasi. Jurnal Organ, D. W., & Ryan, K. (1995). A meta
Ekonomi dan Kewirausahaan, 8(1), analityc review of attitudinal and
25-37. dispositional predictors of
organizational citizenship behavior.
Lau, R. S. M. (2000). Quality of work life Personnel Psychology, 48, 775-
and performance (An ad hoc 802. doi: 10.1111/j.1744-
investigation of two key elements 6570.1995.tb01781.x.
in the service profit chain model).
International Journal of Service Piccolo, R. F., & Colquitt, J. A. (2006).
Industry Management, 11(5). 422- Transformational leaderhip and job
437. doi: behaviors: The mediating role of
10.1108/09664230010360164. core job characteristic. Academy of
Management Journal, 49(2), 327-
Leung, A. S. M. (2008). Matching ethical 340. doi:
work climate to in-role and extra 10.5465/AMJ.2006.20786079.
role behavior in a collective work
setting. Journal of Bussiness Ethics, Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B.,
79, 43-55. Paine, J. B., & Bachrach, D. G.
(2000). Organizational citizenship
Mansoor, N., Aslam, H. D., Javad, T., behavior : A critical review of the
Ashraf, F., & Shabbir, F. (2012). theoretical and empirical literature
Exploring organizational and suggestions for future research.
citizenship behavior and its critical Journal of Management, 26(3),
link to employee engagement for 513-563. doi:
effectual human resource 10.1177/014920630002600307.
management in organizations.
Mediterranean Journal of Social Purba, D. E., & Seniati, A. N. L. (2004).
Sciences, 3(1), 567-576. doi : Pengaruh kepribadian dan
10.5901/mjss.2012.03.01.567. komitmen organisasi terhadap
organizational citizenship behavior.
Mirkamali, S. M., & Thani, F. N. (2011). Makara Sosial Humaniora, 8(3),
A study on the quality of work life 105-111.
(QWL) among faculty members of
university of tehran (UT) and sharif Riyono, B. (2012). Laporan hasil
university of technology (SUT). assessment QWL. CPMH.
Social and Behavioral Sciences, 29, Yogyakarta : Fakultas Psikologi
179-187. doi: 10.1016/ UGM.
j.sbspro.2011.11.223.
Stamper, C. L., & Dyne, L. V. (2003).
Normala, D. (2010). Investigating the Organizational citizenship: A
relationship between quality of comparison between part-time and
work life and organizational full-time service employees. The
commitment amongst employees in Cornell Hotel and Restaurant
Malaysian Firms. International Administration Quartely, 44(1), 33-
Journal of Bussiness and 42. doi: 10.1016/S0010-
Management, 5(10), 75-82. doi: 8804(03)90044-9.

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2016, 63 - 75


76 Rahmi & Riyono,

Tambawang, L. (2011). Pengaruh kualitas Zin, R. M. (2004). Perception of


kehidupan kerja terhadap perilaku professional engineers toward
kewargaan organisasi dengan quality of work life and
kohesivitas sebagai variabel organizational commitment.
moderator. Tesis (tidak Gajahmada International Journal
dipublikasikan). Yogyakarta : of Business, 6(3), 323-334. doi:
Universitas Gadjah Mada. 10.22146/gamajib.6663.

Yahya, M.A., Al-Qutop, M. A. Y., &


Harrim, H. (2011). Quality of
worklife human well-being linkage:
Integrated conceptual framework.
International Journal of Business
and Management, 6(8), 193-205.
doi: 10.5539/ijbm.v6n8p193.

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 64-75

You might also like