You are on page 1of 6

p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483

JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

SISTEM PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PT. PERTAMINA OLEH CV.
ANUGERAH BERSAMA DI KAMPUNG ASIKI DISTRIK JAIR KABUPATEN MERAUKE

Lulu Indriaty* dan Akbar**


*Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan, STIE Yapis Merauke
** Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembanungan, STIE Yapis Merauke

Abstract : Fuel oil is very important for the survival of the people living in the Jair district, Boven Digoel Regency, but the
distribution process for subsidized and non-subsidized fuel oil is constrained by geographical factors where the Merauke area
is far from each other and unpredictable weather factors, making mobility difficult for distribution distribution. which will
cause delays in oil reaching its destination, and make it difficult for people to get fuel. This study aims to determine the
distribution system for subsidized, non-subsidized fuel oil and Pertamina lubricant products for the community and industry in
the Asiki Village area, Jair District, Boven Digoel Regency. PT. Pertamina (Persero) through CV. Anugerah Bersama to serve
all requests from consumers. And to meet consumer demand, Pertamina carries out a distribution process through the Fuel Oil
Terminal (TBBM). CV. Anugerah Bersama was originally an agent who was trusted as a subcontractor of fuel transporters in
Patra Niaga for the distribution of fuel in Asiki village, Jair district, Boven Digoel district. The data analysis method used in
this research is descriptive qualitative, with data collection techniques by literature study, documentation, observation and
interviews. Respondents used in this study were CV. Joint Award for Jair District, Boven Digoel District. The process of
distributing fuel to the distribution agency to CV. Anugerah Bersama, which is located in Asiki Village, Jair District, Boven
Digoel Regency, is very constrained by distance and weather so that transportation costs become more expensive because they
use land transportation and good safety is needed in sending fuel to distribution agencies, namely CV. Joint Award.

Keywords: Distribution System, Fuel Oil.

Abstrak : Bahan bakar minyak sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup masyarakat yang berada di distrik Jair
Kabupaten Boven Digoel, namun proses pendistribusian bahan bakar minyak subsidi maupun nonsubsidi terkendala oleh faktor
geografis dimana wilayah Merauke yang saling berjauhan dan faktor cuaca yang tidak dapat diprediksi, sehingga menyulitkan
mobilitas penyaluran pendistribusian yang akan menyebabkan keterlambatan minyak sampai ketempat tujuan, dan
mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapatkan bahan bakar. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui sistem penyaluran
bahan bakar minyak bersubsidi, nonsubsidi, dan produk pelumas Pertamina untuk kalangan masyarakat maupun industri di
kawasan Kampung Asiki Distrik Jair Kabupaten Boven Digoel. PT. Pertamina (persero) melalui CV. Anugerah Bersama demi
melayani semua permintaan dari konsumen. Dan untuk memenuhi permintaan konsumen Pertamina melakukan proses distribusi
yang dilakukan melalui Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). CV. Anugerah Bersama awalnya merupakan salah satu Agen
yang dipercaya sebagai subkontraktor transportir BBM di Patra Niaga untuk penyaluran BBM di kampung asiki distrik Jair
Kabupaten Boven Digoel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data dengan studi pustaka, dokumentasi, observasi serta wawancara. Responden yang digunakan dalam penelitian
ini adalah CV. Anugerah Bersama Wilayah Distrik Jair Kabupaten Boven Digoel. Proses distribusi bahan bakar ke lembaga
penyalur kepada CV. Anugerah Bersama yang berada di kampung asiki distrik jair kabupaten boven digoel sangat terkendala
dengan jarak dan cuaca sehingga biaya transportasi menjadi lebih mahal karena menggunakan transportasi darat serta
diperlukan safety yang bagus dalam pengiriman bahan bakar kepada lembaga penyalur yaitu CV. Anugerah Bersama.

Kata Kunci: Sistem Pendistribusian, Bahan Bakar Minyak.

PENDAHULUAN saing yang tinggi di era globalisasi. Pertamina


PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan percaya diri dan berkomitmen untuk menjalankan
yang bergerak di bidang penyelenggaraan usaha kegiatan usahanya secara profesional dan penguasaan
energi yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai
terbarukan baik di dalam negeri maupun di luar hilir, serta mengutamakan kebutuhan dari pelanggan
negeri serta kegiatan yang terkait atau menunjang agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah
kegiatan usaha tersebut. Pertamina menjalankan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata Pertamina memiliki jaringan bisnis yang luas di
kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya seluruh daerah dan pelosok Indonesia.

36 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41
p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

PT Pertamina mendapatkan kepercayaan dari Boven Digoel, namun proses pendistribusian bahan
pemerintah dan pemegang saham untuk mengelola bakar minyak subsidi maupun nonsubsidi terkendala
wilayah kerja seluas ± 113,629.82 km2 berdasarkan oleh faktor geografis dimana wilayah Merauke yang
kontrak minyak dan gas bumi Pertamina dengan saling berjauhan dan faktor cuaca yang tidak dapat
BPMIGAS (kini SKKMIGAS) pada tanggal 17 diprediksi, sehingga menyulitkan mobilitas
September 2005. penyaluran pendistribusian yang akan menyebabkan
Untuk pengelolaan wilayah kerja, Pertamina EP keterlambatan minyak sampai ketempat tujuan, dan
menerapkan suatu pola pengoperasian sendiri (own mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapatkan
operation) dan beberapa kerja sama kemitraan yakni bahan bakar.
4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan Pemasaran erat kaitannya dengan kegiatan bisnis
52 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 27 yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
kontrak Technical Assistant Contract (TAC), 25 harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang
kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat dari yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir sasaran serta tujuan perusahaan dengan cara
di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai menganalisis, perencanaan, implementasi, dan
Merauke. Adapun Wilayah kerja Perusahaan terbagi pengendalian dari program-program yang dirancang
ke dalam beberapa Asset. untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
Tabel 4.1 Wilayah Asset Kerja PT Pertamina pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
Asset Wilayah sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler
Rantau, Pangkalan Susu, dan Amstrong, 2008).
Asset 1
Lirik, Jambi, Ramba Saluran distribusi merupakan sekumpulan
Adera, Limau, Pendopo, organisasi yang saling tergantung satu sama
Asset 2
Prabumulih lainnya yang terlibat dalam proses
Asset 3 Tambun, Subang, Jatibarang penyediaan sebuah produk atau pelayanan
untuk digunakan atau di konsumsi (Abdullah
Asset 4 Cepu, Matindok, Poleng
& Tantri, 2012).
Bunyu, Tarakan, Sangatta, Saluran distribusi dapat mencakup
Asset 5
Sangasanga, Tanjung, Papua
partisipan saluran primer, seperti pedagang
grosir & pengecer dan partisipan spesialis
CV. Anugerah Bersama merupakan salah satu misalnya perusahaan angkutan, pergudangan
Agen Premium & Minyak Solar (APMS) yang publik dan broker. Perusahaan menggunakan
memasarkan bahan bakar minyak bersubsidi, partisipan saluran distribusi untuk
nonsubsidi, dan produk pelumas Pertamina untuk melaksanakan tugas-tugas pemasaran yang
kalangan masyarakat maupun industri di kawasan tidak dapat dilakukan sendiri oleh produsen
Kampung Asiki Distrik Jair Kabupaten Boven Digoel. secara efektif dan efisien.
PT. Pertamina (persero) melalui CV. Anugerah Saluran distribusi dibedakan menjadi beberapa
Bersama berusaha untuk melayani semua permintaan tingkatan (Kasmir dan Jakfar, 2012) yaitu:
dari konsumen, dan untuk memenuhi permintaan a. Saluran distribusi produk konsumen
konsumen Pertamina melakukan proses distribusi b. Saluran distribusi produk industri
yang dilakukan melalui Terminal Bahan Bakar
Minyak (TBBM), dan CV. Anugerah Bersama
METODE PENELITIAN
awalnya merupakan salah satu Agen yang dipercaya Penelitian ini bersifat field research dengan
sebagai subkontraktor transportir BBM di Patra Niaga pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
untuk penyaluran BBM di kampung asiki distrik Jair berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
Kabupaten Boven Digoel. Bahan bakar minyak kejadian yang terjadi saat sekarang melalui observasi
sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup serta wawancara. Penelitian deskriptif memusatkan
masyarakat yang berada di distrik Jair Kabupaten

37 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41
p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

perhatian kepada masalah-masalah actual (Persero) untuk masyarakat umum pemakai


sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. kendaraan bermotor di darat. Pada umumnya, bahan
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha bakar minyak yang di jual di SPBU yaitu Pertalite,
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yangmenjadi bensin premium, dan Solar. Kepemilikan SPBU yang
pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus tersebar di wilayah kabupaten merauke tidak semua
terhadap peristiwa tersebut (sugiyono, 2014) milik PT Pertamina (Persero), namun bentuk
kerjasama antara PT Pertamina (Persero) dengan
PEMBAHASAN pihak-pihak tertentu.
PT Pertamina (Persero) menyalurkan produknya PT Pertamina (Persero) mempunyai tiga jenis
menggunakan dua saluran distribusi yaitu saluran SPBU yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk
distribusi langsung dan saluran distribusi tidak Umum Company Owned Company Operated (SPBU
langsung. Berikut penjelasan masing-masing dari COCO) merupakan SPBU yang dimiliki dan dikelola
saluran distribusi yang digunakan oleh PT Pertamina sepenuhnya oleh Pertamina. Dalam hal ini yang
(Persero) untuk wilayah merauke yang masuk dalam mengelola yaitu PT Pertamina Retail yang merupakan
Region VIII papua. anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Kedua
a. Saluran distribusi langsung Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum
Saluran distribusi langsung dilakukan oleh PT Company Owned Dealer Operated (SPBU CODO)
Pertamina (Persero) secara langsung tanpa merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara
menggunakan lembaga penyalur untuk menyalurkan PT Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara
produk kepada konsumen. Konsumen dari distribusi lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan
langsung pada Pertamina yaitu instansi pemerintahan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT
(TNI/POLRI, PLN) dan Industri. Pertamina Pertamina (Persero). Ketiga SPBU DODO (Dealer
menyalurkan bahan bakar kepada konsumen Owned Dealer Operated) merupakan SPBU bentuk
berdasarkan pesanan yang sebelumnya sudah di pesan. kerja sama dimana lokasi dan investasi seluruhnya
Jenis bahan bakar minyak yang diperbolehkan untuk dikelola dan dilakukan oleh individu atau badan usaha
disalurkan kepada instansi pemerintahan (TNI/POLRI, calon calon mitra, untuk mengembangkan outlet non
PLN) dan Industri yaitu hanya bahan bakar minyak PSO/non subsidi. CV. Anugerah Bersama merupakan
nonsubsidi seperti solar, biosolar, kerosene, Dexlite, SPBU yang bersifat SPBU DODO.
Pertamina Dex, dan Pertamax Turbo. 1. Agen Premium dan Minyak Solar (APMS)
b. Saluran distribusi tidak langsung CV Anugerah Bersama merupakan Agen
Saluran distribusi tidak langsung dilakukan oleh Premium dan Minyak Solar (APMS) merupakan
PT Pertamina (Persero) dengan menggunakan prasarana umum yang disediakan oleh PT Pertamina
lembaga penyalur untuk menyalurkan produk kepada (Persero) dan bekerja sama dengan pihak swasta
konsumen akhir yaitu masyarakat umum. Lembaga untuk masyarakat, khususnya untuk melayani
penyalur yang digunakan di PT Pertamina (Persero) masyarakat umum yang berada di daerah terpencil
Kantor Cabang Pemasaran Merauke yaitu Stasiun atau diseberang sungai/laut. Bahan bakar yang
Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU), Agen didistribusikan melalui lembaga penyalur APMS
Premium dan Minyak Solar (APMS), Solar Paked yaitu minyak solar dan premium. Adapun Proses
Dealer Nelayan (SPDN), Agen Minyak Tanah (AMT), Penyaluran BBM yang digunakan adalah:
dan Dealer Minyak Tanah (Delaer Mitan). Berikut a. PT Pertamina (Persero) – SPBU – Masyarakat
penjelasan masing-masing lembaga penyalur yang umum/konsumen akhir
digunakan oleh PT Pertamina (Persero) melalui Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari
saluran distribusi tidak langsung. 1) Stasiun Pengisian kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan
Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Stasiun Pengisian tempat memproduksi minyak/kilang minyak
Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) merupakan ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar
prasarana umum yang disediakan oleh PT Pertamina negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir

38 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41
p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan menggunakan pipa ataupun menggunakan alat
niaga. Di bagian hilir bahan bakar di simpan di transportas darat/laut. Pengusaha SPDN/lembaga
depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) penyalur Pertamina akan memesan bahan bakar
menggunakan pipa ataupun menggunakan alat kepada Pertamina. Setelah surat pesanan di proses
transportasi darat/laut. Pengusaha SPBU/lembaga maka Pertamina akan mengirim bahan bakar yang
penyalur Pertamina akan memesan bahan bakar di pesan oleh pengusaha SPDN dari supply point
kepada Pertamina. Setelah surat pesanan di proses ke SPDN menggunakan alat transportasi
maka Pertamina akan mengirim bahan bakar yang darat/mobil tangki yang di tunjuk oleh Pertamina.
di pesan oleh pengusaha SPBU dari supply point Bahan bakar yang sudah di kirim ke SPDN
ke SPBU menggunakan alat transportasi kemudian akan di konsumsi oleh masyarakat
darat/mobil tangki yang di tunjuk oleh Pertamina. nelayan.
Bahan bakar yang sudah di kirim ke SPBU d. PT Pertamina (Persero) – AMT – Pangkalan –
kemudian akan di konsumsi oleh masyarakat Masyarakat umum
umum kendaraan bermotor. Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari
b. PT Pertamina (Persero) – APMS – Masyarakat kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan
umum/konsumen akhir tempat memproduksi minyak/kilang minyak
Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar
kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir
tempat memproduksi minyak/kilang minyak Pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan
ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar niaga. Di bagian hilir bahan bakar di simpan di
negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM)
pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan menggunakan pipa ataupun menggunakan alat
niaga. Di bagian hilir bahan bakar di simpan di transportasi darat/laut. Pengusaha AMT/lembaga
depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) penyalur Pertamina akan memesan bahan bakar
menggunakan pipa ataupun menggunakan alat kepada Pertamina. Setelah surat pesanan di proses
transportasi darat/laut. Pengusaha APMS/lembaga maka Pertamina akan mengirim bahan bakar yang
penyalur Pertamina akan memesan bahan bakar di pesan oleh pengusaha AMT dari supply point ke
kepada Pertamina. Setelah surat pesanan di proses AMT menggunakan alat transportasi darat/mobil
maka Pertamina akan mengirim bahan bakar yang tangki yang di tunjuk oleh Pertamina. Bahan bakar
di pesan oleh pengusaha APMS dari supply point yang sudah di kirim ke AMT yang di tunjuk oleh
ke APMS menggunakan alat transportasi Pertamina. Bahan bakar yang sudah di kirim ke
darat/mobil tangki yang di tunjuk oleh Pertamina. AMT kemudian akan disalurkan kembali ke
Bahan bakar yang sudah di kirim ke APMS pangkalan minyak tanah yang akan di konsumsi
kemudian akan di konsumsi oleh masyarakat oleh masyarakat.
umum kendaraan bermotor yang berada di daerah e. PT Pertamina (Persero) – Dealer Mitan –
terpencil. Masyarakat umum/konsumen akhir
c. PT Pertamina (Persero) – SPDN – Masyarakat Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari
umum/konsumen akhir kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan
Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari tempat memproduksi minyak/kilang minyak
kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar
tempat memproduksi minyak/kilang minyak negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir
ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan
negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir niaga. Di bagian hilir bahan bakar di simpan di
Pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM)
niaga. Di bagian hilir bahan bakar di simpan di menggunakan pipa ataupun menggunakan alat
depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) transportasi darat/laut. Pengusaha Dealer

39 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41
p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

Mitan/lembaga penyalur Pertamina akan memesan akibatnya terjadi penumpukan mobil tangki di area
bahan bakar kepada Pertamina. Setelah surat tersebut. Untuk mengetahui penyebab dari
pesanan di proses maka Pertamina akan mengirim permasalahan tersebut, penulis melakukan wawancara
bahan bakar yang di pesan oleh pengusaha Dealer kepada bagian Supervisor Distribution, setelah
Mitan dari supply point ke Dealer Mitan penulis melakukan wawancara, penulis menemukan
menggunakan alat transportasi darat/mobil tangki sebab dari masalah dalam pengaturan mobil tangki
yang di tunjuk oleh Pertamina. Bahan bakar yang tersebut, yaitu di dalam kegiatan operasional tersebut
sudah di ki maka Pertamina akan mengirim bahan ternyata terdapat oknum-oknum tertentu yang
bakar yang di pesan oleh pengusaha Dealer Mitan melakukan kecurangan, mereka memberi sejumlah
dari supply point ke Dealer Mitan menggunakan uang kepada pihak tertentu agar mobil tanki tersebut
alat transportasi darat/mobil tangki yang di tunjuk dapat masuk dengan cepat ke area pengisian tersebut,
oleh Pertamina. Bahan bakar yang sudah di kirim apabila pihak mobil tangki yang lain tidak
ke Dealer Mitan kemudian akan di konsumsi oleh memberikan uang kepada oknum tersebut maka mobil
masyarakat. tangki yang bersangkutan akan menunggu lebih lama
f. PT Pertamina (Persero) – Agen Industri – Industri di area parkir.
Proses distribusi bahan bakar minyak di mulai dari 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kegiatan hulu Pertamina yang mana merupakan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak PT
tempat memproduksi minyak/kilang minyak Pertamina (Persero) ke CV. Anugerah
ataupun dengan cara mengimpor minyak dari luar Bersama di kampung Asiki Distrik Jair
negeri. Bahan bakar disalurkan ke bagian hilir Kabupaten Boven Digoel.
pertamina yang merupakan tempat pemasaran dan Dalam pendistribusian atau penyaluran BBM kepada
niaga, di bagian hilir bahan bakar di simpan di lembaga penyalur dapat dipengaruhi oleh beberapa
depot/Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) faktor. Faktor utama yang menyebabkan
menggunakan pipa ataupun menggunakan alat pendistribusian bahan bakar yaitu faktor geografis
transportasi darat/laut. Agen Industri/lembaga dan cuaca. PT Pertamina (Persero) Kantor Cabang
penyalur Pertamina akan memesan bahan bakar Pemasaran Merauke mempunyai wilayah kerja yang
kepada Pertamina, setelah surat pesanan di proses mana kondisi geografis wilayah tersebut berbentuk
maka Pertamina akan mengirim bahan bakar yang daerah-daerah yang cukup jauh jangkauannya dan
di pesan oleh Agen Industri dari supply point ke kondisi jalan yang cukup menyulitkan jika hujan
Agen Industri menggunakan alat transportasi turun. Hal ini dapat menyebabkan proses distribusi
darat/mobil tangki yang di tunjuk oleh Pertamina. bahan bakar kepada lembaga penyalur akan terhambat
Bahan bakar yang sudah di kirim ke Agen Industri oleh kondisi geografis dan alam. Sehingga proses
kemudian akan disalurkan lagi kepada distribusi bahan bakar kepada lembaga penyalur
industri/perusahaan oleh industri akan digunakan membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebagai contoh
untuk kegiatan operasional. proses distribusi bahan bakar ke lembaga penyalur
2. Masalah umum yang sering dihadapai dalam kepada CV. Anugerah Bersama yang berada di
pendistribusian BBM ke SPBU. kampung asiki distrik jair kabupaten boven digoel.
Masalah yang sering dihadapi perusahaan dalam Jarak antara terminal bahan bakar minyak di kota
menjalankan proses pendistribusian BBM ke SPBU merauke ke lembaga penyalur yang berada di
berasal dari adanya urutan mobil tanki yang akan Kabupaten boven digoel cukup jauh. Apabila terjadi
masuk tersebut tidak beraturan, terdapat mobil tangki krisis bahan bakar dan kondisi cuaca yang buruk
yang sudah lama mengantri di area parkir tetapi tidak maka akan menyulitkan proses distribusi atau
kunjung dapat panggilan masuk ke area pengisian, mensupply bahan bakar dalam waktu cepat. Hal ini
karena belum ada instruksi untuk mobil tersebut, sangat berpengaruh terhadap ketersedian bahan bakar
tetapi terdapat juga mobil tangki yang baru datang di di wilayah tersebut, sehingga masyarakat Kabupaten
area parkir dapat langsung masuk ke area pengisian, boven digoel sulit untuk mendapatkan bahan bakar.

40 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41
p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 13, Nomor 2, Januari 2022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

Selain faktor geografis yang mempengaruhi proses Saran


distribusi bahan bakar di kampung asiki yaitu Berdasarkan kesimpulan Berkaitan dengan
dipengaruhi oleh faktor cuaca. Faktor cuaca berperan kendala yang dihadapi selama proses pendistribusian
penting dalam proses distribusi bahan bakar dan tidak berlangsung, maka:
dapat diprediksi. Contoh faktor cuaca yang berperan 1. sebaiknya perusahaan memberikan tindakan
dalam proses distribusi bahan bakar adalah hujan tegas kepada oknum-oknum terkait yang
yang menyebabkan proses distribusi menjadi melakukan kecurangan dan juga melakukan
terhambat. Penyebab utama dari faktor geografis dan pengawasan lebih ketat dalam kegiatan
faktor cuaca tersebut akan menyebabkan distribusi pendistribusian tersebut.
bahan bakar menjadi terlambat sampai ke lembaga 2. PT. Pertamina (persero) Terminal BBM Merauke
penyalur. Hal ini disebabkan oleh jarak yang jauh dan sebaiknya menghimbau kepada pihak penyalur
proses pengiriman bahan bakar ke lembaga penyalur untuk lebih meningkatkakeamanan ketika
tergantung dengan kondisi cuaca. Sehingga biaya melakukan penyaluran atau pendistribusian ke
transportasi menjadi lebih mahal karena tempat-tempat yang akan di tuju mengingat
menggunakan transportasi darat serta diperlukan kondisi geografis dan faktor cuaca sangat
sistem keamanan serta keselamatan /safety yang berpengaruh terhadap penyaluran bahan bakar
bagus dalam pengiriman bahan bakar kepada lembaga minyak kepada masyarakat khususnya di
penyalur yaitu CV. Anugerah Bersama. kampung asiki distrik jair kabupaten boven
digoel.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, DAFTAR PUSTAKA
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012.
1. Proses penyaluran atau pendistribusian BBM PT Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja
Pertamina (Persero) oleh CV Anugerah Bersama Grafindo Persada.
dilakukan dengan distribusi tidak langsung. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-
Distribusi secara tidak langsung yaitu dengan prinsip Pemasaran. 12. Jakarta
menggunakan lembaga penyalur dalam hal ini Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
CV.Anugerah Bersama sebagai penyalur Agen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Premium dan Minyak Solar (APMS). Bandung: Alfabeta.
2. Faktor utama yang mempengaruhi Tjiptono & Chandra, G. ( 2012). Pemasaran Strategik.
pendistribusian BBM PT Pertamina (Persero) Ke Edisi Kedua. Yogyakarta Yogyakarta: ANDI
CV. Anugerah Bersama di Kampung Asiki
Distrik Jair kabupaten boven digoel yaitu faktor
geografis yang cukup jauh dan faktor cuaca yang
tidak dapat diprediksi. Faktor geografis dan
faktor cuaca tersebut dapat menyebabkan
keterlambatan bahan bakar sampai ke lembaga
penyalur, dikarenakan jarak yang jauh dan proses
pengiriman bahan bakar ke lembaga penyalur
tergantung dengan kondisi cuaca. Sehingga biaya
transportasi menjadi lebih mahal karena
menggunakan transportasi darat serta diperlukan
safety yang bagus dalam pengiriman bahan bakar
kepada lembaga penyalur.

41 Indriaty dan Akbar, Sistem Pendistribusian Bahan Bakar Minyak…, Hal 36-41

You might also like