You are on page 1of 16

PENERAPAN TEORI MOTIVASI ABRAHAM

MASLOW PADA PEGAWAI SEKOLAH


DI MA. MANBAUL ULUM ASSHIDIQIYAH JAKARTA

Muhammad Riyas Amir1,

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang


1m.riyasamir@gmail.com ,

Abstract
This mini-research will discuss the application of Abraham Maslow's motivation
theory in educational organizations, so that satisfactory and efficient work results
can be obtained. In this mini-research, researchers used a qualitative descriptive
research method, the reason researchers used this method was to make it easier for
readers to understand this mini-research and data collection techniques by
observation and interviews. The place for the case study is in MA. Manbaul Ulum
Asshiddiqiyah Jakarta. The results of the data analysis show that the application of
Abraham Maslow's motivational theory in Ma Manbaul Ulum has 4 elements, namely
psychological needs, on the psychological needs of the school providing facilities to
support the basic needs of school residents such as providing canteens, mini kitchens
for employees, providing food in the teacher and staff rooms , provision of special
toilets for school employees, and provision of rest periods. Security needs, for school
security needs to provide security support facilities for school employees, such as
providing special parking for employees, and providing lockers for teachers and
staff. Social needs, this need includes affection, belonging, well-accepted, such as
schools providing training for teachers and staff to improve the quality of
performance, providing communication space between subordinates and superiors,
and schools supervising employees. Esteem needs, this need includes internal respect
factors such as self-esteem, autonomy, and achievement; and external employee
respect factors, the school rewards teachers and staff who are exemplary and have
achievements, and accommodates, accepts, and implements innovative creative ideas
from teachers and staff. The need for self-actualization, this need becomes the basic
element of motivation in that place, namely employees competing to get blessings
from the founders and caretakers of the Islamic boarding school

Keywords : Application of the theory of Motivation and Employees


Abstrak

Pada mini riset ini akan dibahas mengenai penerapan teori motivasi Abraham
Maslow dalam organisasi pendidikan, sehingga bisa mendapatkan hasil pekerjaan
yang memuaskan dan efisien. Pada mini riset ini peneliti menggunakan metode
penelitian dengan kualitatif deskriptif, alasan peneliti menggunakan metode tersebut
untuk memudahkan pembaca dalam memahami mini riset ini dan teknik pengambila
data dengan observasi, dan wawancara. Adapun tempat studi kasus yaitu di MA.
Manbaul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
penerapan teori motivasi Abraham Maslow di Ma Manbaul Ulum terdapat 4 unsur,
yaitu kebutuhan psikologis, pada kebutuhan psikologis sekolah menyediakan fasilitas
untuk menunjang kebutuhan dasar warga sekolah seperti penyediaan kantin, mini
dapur untuk pegawai, penyediaan makanan di ruang guru dan staf, penyediaan toilet
khusus pegawai sekolah, dan penyediaan waktu istirahat. Kebutuhan kemanana,
pada kebutuhan keamanan sekolah memberikan fasilitas penunjang keamanan
pegawai sekolah, seperti penyediaan parkir khusu untuk pegawai, dan penyediaan
loker untuk guru dan staf. Kebutuhan sosial, pada kebutuhan ini mencakup kasih
sayang, rasa dimiliki, diterima dengan baik, seperti sekolah memberikan pelatihan
terhadap guru dan staf untuk meningkatkan kualitas kinerja, memberikan ruang
komunikasi anatara bawahan dengan atasan, dan sekolah melakukan supervisi
kepada pegawai. Kebutuhan penghargaan, pada kebutuhan ini mencakup faktor rasa
hormat internal seperti harga-diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat
eksternal pegawai, sekolah memberikan penghargaan terhadap guru serta staf yang
teladan dan memiliki prestasi, dan menampung, menerima, dan melaksanakan ide-
ide kratif inovatif dari guru dan staf. Kebutuhan aktualisasi diri, pada kebutuhan ini
menjadi unsur dasar motivasi di tempat tersebut yaitu pagawai berlomba-lomba
mendapatkan keberkahan dari pendiri dan pengasuh pesantren.

Kata kunci: Penerapan teori Motivasi dan Pegawai

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan


berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
lebih cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan.
Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam baik kehidupan
organisasi kerja ataupun Pendidikan.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama. Pada penjelasan sebelumnya menjelaskan
bahwa unsur manusia sangat dibutuhkan dalam organisasi untuk mencapai
tujuannya. Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur
organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan. Oleh
karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan
sumber daya untuk mencapainya. Sumber daya merupakan energi, tenaga
dan kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan.
Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber
daya ilmu dan teknologi, serta sumber daya manusia. Diantara sumber daya
tersebut, sumber daya terpenting ialah sumber daya manusia Sumber daya
manusia dianggap penting karena dapat mempengaruhi efisiensi dan
efektifitas organisasi, serta merupakan pengeluaran pokok organisasi dalam
menjalankan kegiatannya.
Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bekerja di dalam
suatu organisasi sudah seharusnya mendapat perhatian supaya perjalanan
organisasi tersebut sesuai yang diharapkan. Perhatian yang dimaksud dalam
hal ini adalah motivasi. Motivasi memiliki peran penting dalam membangun
kinerja seseorang lebih maksimal. Motivasi menimbulkan semangat atau
dorongan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi itu sendiri bisa bersifat
internal dan eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari
dalam diri individu dan biasanya bersifat lebih kekal, dan motivasi eksternal
adalah motivasi yang berasal dari luar diri individu yang bersifat sementara.
Kedua jenis motivasi ini memiliki implikasi yang penting bagi para manajer
dalam pekerjaannya memotivasi karyawan. Penjelasan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa manajer perlu memahami perbedaan dalam kebutuhan,
keinginan dan tujuan karena setiap individu adalah unik dalam banyak hal.
Selain itu, para manajer perlu memahami proses motivasi dan bagaimana
individu membuat pilihan berdasarkan preferensi, imbalan dan juga
pencapaian. Pemimpin sebaiknya tidap pernah lepas dari memberikan
motivasi pada pegawai karena dengan adanya motivasi maka kualitas kinerja
dari pegawai akan meningkat baik, hal tersebut berlaku untuk semua instansi
termasuk pada organisasi Pendidikan.
MA. Manbaul Ulum termasuk dalam Yayasan Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Jakarta. Pesantren Asshiddiqiyah mempunyai SMP dan MA
yang Bernama Manbaul Ulum, sekolah tersebut menjadi sekolahan yang
favorit di Jakarta. MA. Manbaul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta sudah banyak
mencapai berbagai prestasi baik itu dari akademik ataupun non akademik dan
dalam bidang pesantren, salah satunya dari bidang akademik yaitu meraih
juara 2 new anchor yang diadakan oleh MGMP MA Bahasa Inggris Jakarta,
juara 1 karya ilmiah remaja yang diadakan oleh Universita UHAMKA. Pada
bagian non akademik yaitu menjadi perwakilan pengibaran bendara merah
putih di Kota Jakarta, juara 3 futsal yang diadakan oleh Dinas Olahraga
Jakarta. Bagian kepesantrenan yaitu juara 3 pembacaan kitab kuning nasional
yang diadakan oleh Kementrian Agama, tidak hanya santri saja yang
mendaptakan prestasi akan tetapi guru juga mendapatkan prestasi yaitu
mendapatkan gelar guru prestasi oleh Perpustakaan Nasional.
Oleh karena itu, pada mini riset ini membahas mengenai penerapan teori
motivasi dalam organisasi pendidikan, sehingga bisa mendapatkan hasil
pekerjaan yang memuaskan dan efisien. Pada mini riset ini peneliti memilih
tempat studi kasus yaitu di MA. Manbaul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta. Pada
penerapan teori motivasi dalam organisasi di Ma Manbaul Ulum terdapat satu
unsur tambahan yang menjadi dasar motivasi di tempat tersebut yaitu unsur
keberkahan.

LANDASAN TEORI

Pengertian Teori Motivasi


Pengertian Teori
Teori ini berasal dari bahasa latin yaitu “Theoria” yang merupakan kata
benda yang secara harfiah memiliki arti perenungan, spekuilasi atau visi.
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. 1 Dari Penjelasan sebelumnya
dapat dipahami bahwa teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk
mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan
beberapa tindakan selanjutnya.
Teori adalah prinsip umum yang kredibel secara ilmiah yang
menjelaskan suatu fenomena.2 Menurut pendapat Sugiyono bahwa teori bisa
didefinisikan sebagai “anggapan atau sistem ide yang dimaksudkan untuk
menjelaskan sesuatu, terutama yang didasarkan pada prinsip-prinsip umum
yang independen dari hal yang harus dijelaskan”3
Adapaun menurut ahli mengenai pengertian teori, yaitu:4
1. Jonathan H. Turner
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu
kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
2. Littlejohn & Karen Foss

1
Yusirin Ahmad, Konsep dan Toeri, (Jakarta, Kawan Literatur, 2010), hlm 7
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
(Bandung, Alfabeta, 2010),
hlm 40
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif…, hlm
40
4
Mardalis, Metode Peneltian Pendakatan Kualitatif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003), hlm
24
Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-
hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami
sebuah fenomena.
3. Kerlinger
Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya
yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena
4. Nazir
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan
mengenai suatu peristiwa atau kejadian.

Dari penjelasan menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa teori


adalah seperangkat konsep yang berusaha menjelaskan hubungan
sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-
akibat yang terjadi.

Pengertian Motivasi
Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang
berati dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. 5
Penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar. Prinsip motivasi
bertolak dari prinsip utama bahwa manusia hanya melakukan suatu
kegiatan yang menyenangkannya untuk dilakukan. Prinsip itu tidak
menutup kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang
mungkin saja melakukan sesuatu yang tidak disukainya.6
Menurut pendapat Kast dan James bahwa motivasi adalah apa yang
menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau
sekurang-kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan perilaku
tertentu.7 Dorongan untuk bertindak dapat dipicu oleh suatu rangsangan
luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam proses fisikologi
dan pemikiran individu itu. Perbedaan motivasi niscayalah merupakan
factor terpenting untuk memahami dan meramalkan perbedaan dan
prilaku individual.8
Menurut pendapat Robbins bahwa pengertian motivasi sebagai suatu
proses yang menghasilkan intensitas, arah, dan ketekunan individual

5
Gerungan, W.A., Psikologi Sosial, (Bandung, Refika Asitama, 2009), hlm 30
6
Gerungan, W.A., Psikologi Sosial…, hlm 30
7
James A.F. Stoner, Kast Edward Freeman, Manajemen, Jilid II. Terjemahan Alexander
(Jakarta, Prenhallindo, 2000), hlm 60
8
James A.F. Stoner, Kast Edward Freeman, Manajemen, Jilid II. Terjemahan
Alexander…, hlm 60
dalam usaha untuk mencapai tujuan.9 Menurut pendapat Sukarno bahwa
motivasi adalah hasrat/kemauan untuk melakukan tingkat upaya yang
tinggi ke arah tujuan organisasi.10 Dari beberapa penjelasan di atas dapat
dipahami bahwa motivasi adalah bagian integral dalam upaya
mengoptimalkan pengendalian manajemen suatu organisasi.
Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Kast dan James bahwasanya organisasi
membutuhkan suatu definisi umum dan sebuah model konseptual
mengenai organisasi yang cocok untuk semua jenis kecil dan besar,
informal dan formal sederhana dan kompleks, dan organisasi yang
melaksanakan berbagai aktivitas dan fungsi. Organisasi bisa
didefinisikan sebagai berikut.11
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Semua pengaturan yang berorientasi pada sasaran orang dan
tujuan yang meliputi
3. Suatu subsistem teknik, orang yang memakai pengetahuan,
peralatan dan fasilitas.
4. Suatu subsistem struktur, orang yang kerja sama dalam aktivitas
terpadu
5. Suatu subsistem manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan

Organisasi dikatakan berhubungan dengan aspek sosial, karena


memang subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh nilai-nilai
tertentu. Nilai adalah hakekat moralitas kehendak untuk memenuhi
kewajiban manusia, baik dalam organisasi formal maupun organisasi
informal.12 Selanjutnya dikemukakan oleh Kast dan James organisasi
didefinisikan sebagai kelompok orang yang terikat secara formal dalam
hubungan atasan dan Bawahan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama pula.13 Definisi sederhana di atas memberi petunjuk bahwa
organisasi dapat disoroti dari dua sudut pandang, yaitu sebagai wadah
berbagai kegiatan dan sebagai proses interaksi antara orang-orang yang
berada di dalamnya.

9
Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta, Andi Offset, 2004), hlm 50
10
Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum…, hlm 52
11
James A.F. Stoner, Kast Edward Freeman, Manajemen, Jilid II. Terjemahan
Alexander…, hlm 69
12
Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum…, hlm 57
13
James A.F. Stoner, Kast Edward Freeman, Manajemen, Jilid II. Terjemahan
Alexander…, hlm 75
Teori Motivasi Abrham Maslow
Abraham Maslow adalah seorang psikolog besar yang mencoba
menemukan dan menawarkan jawaban sistematis atas pertanyaan melalui
teorinya yang tersohor, yakni teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow,
setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara
hierarki dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang
paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling bawah
terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow
berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu
dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan yaitu: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan
“esteem” dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
1. Kebutuhan Pisiologis (Physiological needs)
Perwujudan nyata dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-
kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang paling dasar, seperti cukup makanan, udara, air untuk bertahan
hidup papan, sandang, buang hajat kecil maupun besar, seks, dan
fasilitas-fasilitas yang dapat berguna untuk kelangsungan hidup, ini
merupakan contoh kebutuhan fisiologis. Kebutuhan tersebut
dipandang sebagai kebutuhan mendasar bukan saja karena setiap
orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya,
melainkan karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tesebut
seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal. Berbagai
kebutuhan fisiologis bersifat universal dan tidak mengenal batas
geografis, asal-usul, tingkat pendidikan, status sosial, pekerjaan,
umur, jenis kelamin dan faktor-faktor lainnya yang menunjukkan
keberadaan seseorang.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman (Safety needs)
Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, pada awalnya mayoritas dari
aktivitas kehidupan manusia ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
fisik ini. Segera setelah kebutuhan dasar terpenuhi, orang mulai cari-
cari. Kebutuhan level kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman dan
kepastian (safety and security needs) muncul dan memainkan
peranan dalam bentuk mencari tempat perlindungan, membangun
kebebasan individu, mengusahakan keterjaminan finansial melalui
asuransi atau dana pensiun, dan sebagainya. Kebutuhan keamanan
harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik
saja tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis, seperti perlakuan
yang manusiawi dan adil.
3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness and Love
needs)
Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan akan kasih sayang dan
memiliki. Manusia adalah makhluk sosial dan sebagai insan sosial
mempunyai berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan pangakuan
akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan
martabatnya.
4. Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem needs)
Level keempat dalam teori hirarki adalah kebutuhan akan
penghargaan atau pengakuan (esteem needs). Maslow membagi
level ini lebih lanjut menjadi dua tipe, yakni tipe bawah dan tipe
atas. Tipe bawah meliputi kebutuhan akan penghargaan dari orang
lain, status, perhatian, reputasi, kebanggaan diri, dan kemashyuran.
Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri sendiri, kebebasan,
kecakapan, keterampilan, dan kemampuan khusus (spesialisasi).
Apa yang membedakan kedua tipe adalah sumber dari rasa harga
diri yang diperoleh. Pada selfesteem tipe bawah, rasa harga diri dan
pengakuan diberikan oleh orang lain. Akibatnya rasa harga diri
hanya muncul selama orang lain mengatakan demikian, dan hilang
saat orang mengabaikannya. Situasi tersebut tidak akan terjadi pada
selfesteem tipe atas. Pada tingkat ini perasaan berharga diperoleh
secara mandiri dan tidak tergantung kepada penilaian orang lain.
Dengan lain kata, sekali anda bisa menghargai diri anda sendiri
sebagai apa adanya, anda akan tetap berdiri tegak.
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization needs)
Ketika kebutuhan akan penghargaan ini telah terpenuhi, maka
kebutuhan lainya yang sekarang menduduki tingkat teratas adalah
aktualisasi diri. Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow
dalam mengamati hirarki kebutuhan. Terdapat beberapa istilah untuk
menggambarkan level ini, antara lain growth motivation, being
needs, dan selfactualization. Keinginan untuk pemenuhan diri untuk
menjadi yang terbaik dari yang mampu dilakukan. dalam diri setiap
orang terpendam potensi kemampuan yang belum seluruhnya
dikembangkan. Pada umumnya setiap individu ingin agar potensinya
itu dikembangkan secara sistematik, sehingga menjadi kemampuan
efektif. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari
semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai
puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat
aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak
menyadari ada kebutuhan semacam itu.
Pada penjelasan di atas dapat dipahami bahwa teori hierarki
kebutuhan Maslow apabila individu telah dapat memenuhi
kebutuhan pertama, kebutuhan fisiologis, maka barulah ia akan
dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, yaitu
kebutuhan mendapatkan rasa aman. Setelah kebutuhan mendapatkan
rasa aman, maka kebutuhan berafiliasi dan bersosialisasi dengan
orang lain sebagai anggota masyarakat yang mendominasi
dibandingkan kebutuhan lainnya. Ketika kebutuhan ini terpenuhi
maka kebutuhan harga diri mempunyai kekuatan yang dominan di
antara kebutuhan-kebutuhan lainnya. Contoh seorang yang lapar
atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu
menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif (gambaran
terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk
mendapatkan makanan atau keamanan. Namun begitu, orang yang
tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam rasa takut, kebutuhan akan
harga diri menjadi penting. Ketika kebutuhan akan harga diri ini
telah terpenuhi, maka kebutuhan aktualisasi diri menduduki tingkat
yang paling penting.

Gambar 1: Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow


Metode Penelitian

Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penulisan kualitatif. Menurut Syahrul Salim
penulisan kualitatif adalah suatu penulisan yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dari fakta keadaan dari lingkungan
tersebut.14 Penelitian kualitatif cenderung melakukan analisis terhadap kondisi
yang sesuai kenyataan dan tidak membutuhkan data statistik karena hasilnya
cenderung berupa deskripsi. Alasan penulis menggunakan metode kualitatif
deskriptif karena penulis ingin mendeskripsikan keadaan yang akan diamati
di lapangan dalam bentuk narasi kata-kata yang dihasilkan dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dengan demikian, pembaca akan merasakan
kenyamanan dalam membaca kajian ini tidak berupa angka.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di MA. Manbaul Ulum Pon-Pes
Asshiddiqiyah Jakarta Barat, berlokasi di Jl. Panjang No.6C, RT.5/RW.11,
Kedoya Utara, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 11520. Alasan penulis menentukan lokasi penulisan di MA. Manbaul
Ulum Pon-Pes Asshiddiqiyah karena sekolah tersebut termasuk Yayasan
pondok pesantren yang terkenal dan favorit di Jakarta, yaitu Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah, dan memiliki prestasi unggul dalam meraih
berbagai lomba. Mini riset dilakukan sejak dari tanggal 16 Maret 2023.
Sumber Data
Peneliti menggunakan dua sumber data pada penulisan ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah sebuah data yang diperoleh secara langsung melalui
observasi, dan wawancara terhadap informant.15 Adapun data primer
penulisan ini diperoleh dari observasi, dan hasil wawancara wakil kepala
sekolah bagian kurikulum
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu dokumen-dokumen organisasi/instansi yang
bisa dipublikasikan, dan data sekunder sebagai pendukung data primer.
Sumber data sekunder terdiri berbagai macam, dari surat-surat pribadi,
14
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 30.
15
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm 24.
kitab harian, catatan rapat, dan dokumen-dokumen resmi. 16 Adapun data
sekunder penulisan ini berasal dari foto dokumen resmi MA. Manbaul
Ulum Asshiddiqiyah Jakarta.
Fokus Penelitian
Fokus penulisan ini kepada sebuah intisari dari penulisan untuk
menghindari permasalahan yang terlalu luas. Adapun penulis
menekankan terhadap penerapan teori motivasi dari Abraham Maslow
yaitu teori hierarki/kebutuhan.

Hasil
Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan fisik sekolah. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyediakan fasilitas, seperti: kantin bersih dan sehat,
ruangan kelas yang nyaman, toilet yang bersih dengan jumlah yang memadai,
waktu istirahat yang cukup untuk ke kamar kecil atau untuk minum,
lingkungan belajar yang kondusif. Berikut kebutuhan psikologis yang
disiapkan oleh sekolah untuk civitas akademika MA. Manbaul Ulum, yaitu:
1. Penyedian kantin
Sekolah telah menyediakan mini dapur untuk dewan guru, staff, dll.
Penyediaan mini dapur nya masing-masing berbeda, ada yang untuk guru
dan ada yang untuk staff. Tujuan penyedian mini dapur ini agar dewan
guru atau staf bisa menghilangkan rasa lapar dan haus ketika sedang
berkerja. Penyediaan mini dapur ini tidak bisa dipakai untuk masak,
hanya bisa dipakai untuk menyeduhkan minuman, karena pada
penyediaan mini dapur tersebut disediakan dispenser, piring, gelas,
sendok, termos, dan teko elektrik. Penyediaan mini dapur terletak
masing-masing rungan, ruang guru dan ruang staf.
2. Penyediaan makanan
Ketika guru sedang berada di ruang guru dan sedang istirahat, sekolah
menyediakan makanan berupa cemilan seperti gorengan dan aneka kue.
Penyediaan makanan tersebut bertujuan agar ketika guru sedang istirahat
di ruang guru sudah tersedia makananan ringan untuk menyanggal rasa
lapar. Tidak hanya untuk guru saja melainkan berlaku juga terhadap staf.
3. Penyediaan toilet khusus
Sekolah menyediakan toilet khusus untuk guru dan karyawan sekolah,
hal tersebut bertujuan untuk memisahkan toilet siswa dan supaya guru
dan staff merasakan nyaman ketika sedang berkerja.
4. Penyediaan waktu istirahat

16
Nasution, Metode Research…, hlm 30.
Sekolah menyediakan waktu istirahat terhadap guru, staf ataupun siswa,
penyediaan waktu istirahat diberikan oleh sekolah selama 30 menit.
Namun pada pelaksanaannya waktu istirahat dipakai 35 menit, jadi 5
menit ini untuk persiapan masuk kelas ataupun persiapan berkerja.
Waktu istirhat aslinya 30 menit dan 5 untuk persiapan masuk hal tersebut
sudah berjalan dengan efektif, dibuktikan dengan baik siswa, atau guru
dan staf, lebih semangat dalam kerja atau belajar.
5. Kebutuhan kemananan
Kebutuhan kemananan dapat dipenuhi, melalui: ketika guru membawa
barang bawaannya baik itu tas, motor, atau barang penting, maka guru
dan staf akan merasakan aman dan tenang. Berikut kebutuhan kemanan
yang disiapkan oleh sekolah untuk civitas akademika MA. Manbaul
Ulum, yaitu pertama penyediaan parkir, sekolah menyediakan lahan
parkir motor dan mobil khusus untuk para karyawannya dan dijaga
dengan system cctv dan satpam yang siap menjaga, hal tersebut bertujuan
supaya karyawan sekolah marasa aman dan tenang akan kendaraannya
dan supaya tertib dalam memarkir kendaraanya. Kedua penyediaan loker
pegawai, sekolah menyediakan loker untuk guru, dan staf. Penyediaaan
loker ini masing-masing tersedia ruang guru dan staf, hal tersebut
bertujuan guru dan staf menyimpan barang yang dianggap penting yang
tentu berkaitan dengan akademik sekolah. Penyediaaan loker ini sudah
dinamakan masing-masing individual guru atau staf. Penyediaan loker ini
berjalan dengan efektif dibuktikan dengan guru dan staf merasakan
nyaman dan tenang
6. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial ini mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima
dengan baik. Berikut kebutuhan sosial yang disiapkan oleh sekolah untuk
civitas akademika MA. Manbaul Ulum, yaitu pertama penyediaan ruang
komunikasi, sekolah menyediakan ruang komunikasi kepada individual
guru, hal tersebut bertujuan untuk berkomunikasi secara internal dan
privasi terhadap individual guru, penyediaan ruang komunikasi terdapat
ruang kepala sekolah. Penyediaan ruang komunikasi bukan hanya untuk
guru yang sedang bermasalah malainkan guru yang prestasi atau hanya
sekedar shering antara guru dengan kepala sekolah, hal ini juga untuk
menumbuhkan rasa perhatian, kasih sayang dan rasa dimiliki terhadap
guru. Tidak hanya untuk guru saja melainkan berlaku juga terhadap staf.
Kedua penyediaan pelatihan, sekolah menyediakan pelatihan untuk
mengembangkan kompetensi guru baik berkejasama dengan sekolah lain
atau pihak swasta, baik kompetensi mengajar atau kemampuan digital.
Dan ada juga pelatihan yang diadakan oleh pemerintah untuk guru. Jika
pelatihan tersebut yang diadakan oleh sekolah maka sifat nya wajib, dan
jika pelatihan tersebut yang diadakan oleh pihak luar sekolah maka
sekolah memberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan. Ketiga
penyediaan supervise, sekolah menyediakan supervisi untuk guru, hal
tersebut bertujuan untuk memperhatikan kinerja guru. Dan tindak lanjut
nya tergantung hasil dari supervisi tersebut. Penyediaan supervisi bentuk
rasa perhatian terhadap guru untuk mengembangkan kompetensi nya dan
diberkan pembinaan.
7. Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan penghargaan ini mencakup faktor rasa hormat internal seperti
harga-diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat eksternal seperti
misalnya status, pengakuan, dan perhatian. Berikut kebutuhan
penghargaan yang disiapkan oleh sekolah untuk civitas akademika MA.
Manbaul Ulum, yaitu pertama Penyediaan penghargaan terhadap guru
prestasi, sekolah memberikan suatu penghargaan terhadap guru yang
menang dalam lomba akademik guru di luar sekolah atau mendapatkan
gelar kehormatan dari luar sekolah baik dari pemerintah atau lembaga
Pendidikan. Pemberian penghargaan ini bukan dari pemberian material
malainakan memberikan apresiasi dan mempromosikan prestasinya di
media sosial sekolah dan membuat spanduk ucapan selamat atas
prestasinya. Kedua penyediaan penghargaan terhadap guru disiplin, jika
ada guru yang disiplin baik dispilin masuk kelas, kegiatan belajar
mengajar dan administrasi, maka sekolah memberikan penghargaan
dalam bentuk apresiasi dan dijadikan contoh yang baik dan teladan
terhadap guru yang lain. Dan mendapatkan gelar guru teladan oleh
sekolah. Ketiga penyediaan penghargaan guru kreatif, jika ada guru yang
bisa memberikan ide yang kreatif untuk membantu mengembangkan
kualitas sekolah, maka sekolah mengucapkan terimakasih atas ide
kreatifnya dan memberikan apresiasi terhadap ide kreatifnya dan jadi kan
PJ terhadap ide kreatifnya.
8. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu Guru dipanggil oleh pengasuh Yayasan
Guru-guru di MA. Manbul Ulum berlomba-lomba untuk bisa dipanggil
langsung kediaman kiyai untuk meminta doa dan restu dari kiyai. Ini lah
yang menjadi nilai tambah dari sekolah ini, para civitas akademika MA.
Manbaul Ulum tidak mengharapkan pada segi material, melaikan dari
segi doa dan rido kiyai. Jika sudah mendapat doa dan rido dari kiyai maka
rezeki tersebut akan datang sendirinya dan bukan hanya rezeki saja bisa
segela urusan mereka dapat mudah dilaksanakan. Gaji guru dan staf tidak
ada apa-apanya dengan rido dan doa dari kiayi. Hal tersebut sudah banyak
dirasakan oleh civitas akademik sekolah tersebut. Contoh dari penulis
sendiri, penulis pernah mengajar di sekolah tersebut walaupun hanya
sebentar tapi hasil nya tidak masuk akal, hanya mengajar 6 bulan di
sekolah tersebut, dengan mendapatkan doa restu kiyai, penulis bisa
melanjutkan studi dengan jalur beasiswa. Maka dari hal tersebut dewan
guru dan staf berlomba-lomba memperbagus kinerja nya dan meraih
prestasi yang tinggi sehingga bisa dipanggil oleh kiayi untuk
mendapatkan doa dan restu beliau

Daftar Pustaka

Anoraga,Panji dan Sri Suyati, Perilaku Keorganisasian dan teori motivasi,


(Jakarta, PustakaJaya, 2007)
Arep, Ishak, dkk, Manajemen Motivasi, (Jakarta, PT Grasindo, 2003)
Arifin Tahir, Buku Ajar Perilaku Organisasi, (Yogyakarta, Deepublish, 2014)
Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta, Andi Offset, 2004)
Gerungan, W.A., Psikologi Sosial, (Bandung, Refika Asitama, 2009)
Hendra N. Tawas, Perilaku Organisasi, (Bandung, CV Patra Media Grafindo,
2017)
https://elnow.wordpress.com/2011/11/14/membentuk-organisasi-yang-baik/
diakses pada tanggal 26 Maret 2023 pada pukul 13:33
https://www.scribd.com/user/402959347/F-Rohmah, diakses pada tanggal 24
Maret 2023, pada pukul 10:52
James A.F. Stoner, Kast Edward Freeman, Manajemen, Jilid II. Terjemahan
Alexander (Jakarta, Prenhallindo, 2000)
Mardalis, Metode Peneltian Pendakatan Kualitatif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003)
Miftah Thoha, Implementasi Teori Motivasi, edisi 10, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo, 2003)
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Siagian, Sondang, P, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta, PT Rineka Cipta,
2010)
Siti Hartina, Pengantar Teori Motivasi Evaluasi Kognitif, (Semarang, Dahara
Prize, 2011)
Sudaryono, Pwrilaku dan Budaya Organisasi, (Jakarta, Lentera Ilmu Cendekia,
2014)
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2017)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
(Bandung, Alfabeta, 2010)
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengaruh Motivasi dalam Organisasi, (Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2005)
Suprijono, Agus, Motivasi dalam organisasi, (Yogyakarta ID Pustaka Pelajar,
2010)
Yusirin Ahmad, Konsep dan Toeri, (Jakarta, Kawan Literatur, 2010)
Zainun, Buchari, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta, Balai Aksara, 2000

You might also like