You are on page 1of 9

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TENTANG MOTIVASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA NEGERI 2PONTIANAK

Marini Nurul Hidayah E., Purwanti, Sri Lestari


Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: marininurul35@gmail.com

Abstract
Quality education is not enough only through the science of education and technology
alone, for that guidance and counseling is tasked with assisting the acquisition of
science and technology through education. One service that can be given to students to
achieve optimal development in accordance with their potential was classical guidance
services. Guidance and counseling services that can help maintain and increase
learning motivation, namely classical guidance services because classical guidance
activities can help students to get a lot of information from counselors that can be used
to help solve problems faced, especially in improving student achievement. A common
problem in this study was "What is the Classical Guidance Service About Motivation for
Learning for Students in the XI Class of Social Sciences in Pontianak 2 High School?"
The method in this study was descriptive and the form of research is a form of study
survey. "The population in this study was 180 and a sample of 47 students in class XI
IPS at Pontianak 2 High School. Based on the results of planning analysis categorized
as" good ", implementation was said to be" good ", evaluation was categorized as"
good ", and learning motivation was categorized as" Good "

Keywords: Classical Guidance Services, Learning Motivation

PENDAHULUAN
Layanan bimbingan dan konseling yang kelompok siswa dalam jumlah yang cukup
dapat membantu dalam mempertahankan dan besar antara 30-40 orang siswa”.
meningkatkan motivasi belajar yaitu layanan Kegiatan bimbingan klasikal tersebut
bimbingan klasikal, karena kegiatan dapat membantu siswa untuk mendapatkan
bimbingan klasikal tersebut dapat membantu banyak informasi dari konselor yang dapat
siswa untuk mendapatkan banyak informasi digunakan untuk membantu menyelesaikan
dari konselor yang dapat digunakan untuk masalah yang dihadapi, khususnya dalam
membantu menyelesaikan masalah yang meningkatkan prestasi siswa. Dimana dalam
dihadapi, khususnya dalam meningkatkan kegiatan layanan bimbingan klasikal, akan
prestasi peserta didik. terwujud aktivitas untuk membahas berbagai
Menurut Yusuf dan Nurihsan (dalam hal yang bermanfaat bagi pengembangan atau
Mukhtar, dkk 2016:8) “Bimbingan klasikal pemecahan masalah individu yang menjadi
sring disebut layanan dasar yakni layanan peserta layanan.
bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan- Belajar adalah perubahan tingkahlaku
kegiatan secara klasikal yang disajikan secra secara relatif permanen dan secara potensial
sistematis, dalam rangka membantu pesrta terjadi sebagai hasil dari praktik atau
didik mengembangkan potensinya secara penguatan yang dilandasi dengan tujuan untuk
optimal.” Sependapat dengn itu, Riyadi dkk mencapai tujuan tertentu. Dengan motivasi
(2016:1) mengatakan “Bimbingan Klasikal belajar yang terus bertambah maka akan
adalah bimbingan yang berorientasi pada berdampak pada peningkatan prestasi siswa

1
Meski diakui bahwa intelegensi dan menjadi faktor penyebab belajar, namun juga
bakat merupakan modal utama dalam usaha mempelancar belajar dan hasil belajar (Ani
mencapai prestasi belajar, namun keduanya (dalam Asih 2015:1). Peserta didik yang
tidak akan banyak berarti bila peserta didik bermotivasi tinggi dalam belajar
sebagai individu tidak memiliki motivasi memungkikan akan memperoleh hasil belajar
untuk berprestasi sebaik-baiknya. Dalam hal yang tinggi pula, artinya semakin tinggi
ini menurut Khodijah (2016:149) mengatakan motivasinya, semakin intensitas usaha dan
“faktor-faktor lain yang memengaruhi belajar upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi
adalah sama, maka diasumsikan bahwa haril belajar yang di perolehnya.
individu yang memiliki motivasi lebh tinggi Peserta didik melakukan berbagai upaya
akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan
dibandikan dengan individu yang memiliki dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan
motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi yang cukup memuaskan sebagai mana yang
sama sekali.” diharapkan. Disamping itu motivasi juga
Motivasi adalah sebuah konsep yang menopang upaya-upayadan menjaga agar
digunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah proses belajar peserta didik tetap jalan. Hal ini
dan intensitas perilaku individu. Sependapat menjadikan peserta didik gigih dalam belajar.
dengan Hellriegel dan Slocum (dalam Berdasarkan hasil pra survey dan
Khodijah 2016:150) “Motivasi merupakan informasi dari guru BK tentang kelas XI IPS
kekuatan yang mendorong seseorang SMA Negeri 2 Pontianak, motivasi belajar
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, peserta didik masih ada yang rendah. Motivasi
kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai belajar yang rendah akan membuat peserta
macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang didik tidak dapat memahami ilmu apa yang
hendak dipenuhi, (2) tingkah laku, (3) tujuan, telah diberikan dalam proses pembelajaran.
dan (4) umpan balik.” Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian
Menurut Eggen dan Kuchak (dalam ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam
Khodijah 2016:150) mendefinisikan motivasi tentang Layanan Bimbingan Klasikal Tentang
sebagai kekuatan yang member energi, Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI IPS
menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pontianak.
perilaku terhadap tujuan. Jadi, motivasi adalah Bimbingan klasikal menurut Wunkel dan
suatu pendorong yang mengubah energi Hastuti (dalam Walijiati 2016:2) "bimbingan
dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas klasikal adalah bimbingan yang diberikan
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kepada sejumlah siswa yang bergabung dalam
kata lain, motivasi adalah kondisi psikologi satu satuan kegiatan pengajaran". Sependapat
yang mendorong seseorang untuk melakukan dengn itu, Riyadi dkk (2016:1) mengatakan
sesuatu. Sedang motivasi belajar adalah “Bimbingan Klasikal adalah bimbingan yang
kondisi psikologi yang mendorong seseorang berorientasi pada kelompok siswa dalam
untuk belajar. jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang
Dalam arti yang lebih luas, Gage dan siswa.”
Barniler (dalam Khodijah 2016:151) Perencanaan adalah tahap awal yang
“motivasi diartikan sebagai pengaruh dari dipersiapkan sebelum memberikan layanan
energi dan arahan terhadap perilaku yang klasikal kepada peserta didik. Menurut
meliputi: kebutuhan, minat, sikap, nilai, Prayitno dan Erman Amti (2004:77) tahapan
perencnaan meliputi: 1) Materi layanan; 2)
aspirasi, dan perangsangan (incentives).”
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
Kebutuhan dan dorongan untuk layanan; 3) Sasaran kegiatan; 4) Bahan atau
memuaskan kebutuhan tersebut sumber bahan untuk layanan; 5) Rencana
merupakan sumber utama motivasi. penilaian; 6) Waktu dan tempat
Peserta didik dalam mengikuti kegiatan Pelaksanaan dalam layanan bimbingan
proses belajar tentunya mempunyai motivasi klasikal tentang motivasi belajar meliputi: 1)
belajar. Motivasi bukan saja penting karena

2
Metode; 2) Materi; 3) Media. Metode yang yang tercakup dalam situasi belajar yang
digunakan dalam layanan bimbingan klasikal bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan
ialah ceramah, Tanya jawab, dan diskusi. siswa sendiri.” Sedangkan motivasi ekstrinsik
Sejalan dengan itu Prayitno dan Erman Amti adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
(2004:269) mengatakan “Metode ceramah, faktor dari luar situasi belajar, seperti angka,
diskusi panel, wawancara, karyawisata, alat- tingkatan, hadiah medali, hukuman, dll.”
alat peraga dan alat bantu lainnya, buku Ada beberapa cara untuk
panduan, kegiatan sanggar karier, mempertahankan motivasi belajar. Menurut
sosiodrama.” Perwitasari (2009:63) cara mempertahankan
Materi layanan bimbingan klasikal yang motivasi belajar ialah seorang siswa
disampaikan sangat menentukan keberhasilan hendaknya mau menerima realitas diri apa
layanan itu sendiri. Sebab materi layanan adanya, seorang siswa hendaknya mau
haruslah disesuaikan dengan masalah yang mendalami kemampuan diri dan bersedia
dihadapi peserta didik. untuk membantu mewujukan segala potensinya tanpa merasa
peserta didik memiliki pemahaman tentang terpaksa, seorang siswa hendaknya berani
motivasi belajar, maka materi layanan yang menentukan pilihan dan mengamil keputusan
diberikan harus berkaitan langsung dengan tentng masa depannya secara tanggung jawab,
motivasi belajar. dan seorang siswa hendaknya mau berdialog
Menurut Perwitasari (2009:61), materi dengan guru dan teman-temannya.
layanan klasikal tentang motivasi belajar Motivasi berhubungan erat dengan suatu
adalah pengertian motivasi belajar, faktor tujuan. Dengan demikian motivasi dapat
yang mempengaruhi motivasi belajar, cara mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam
mempertahankan motivasi belajar, dan kaitannya dengan belajar, motivasi merupakan
pentingnya motivasi belajar. daya penggerak untuk melakukan belajar.
Hellriegel dan Slocum (dalam Khodijah Motivasi dianggap penting dilihat dari segi
2016:150) “Motivasi merupakan kekuatan fungsi dan nilainya atau manfaatnya.
yang mendorong seseorang melakukan Menurut Hamalik (2017:108) fungsi
sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan ini motivasi adalah: mendorong timbulnya
dirangsang oleh adanya berbagai macam tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi
kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya
dipenuhi, (2) tingkah laku, (3) tujuan, dan (4) belajar, motivasi berfungsi sebagai pengarah,
umpan balik.” Sedangkan menurut Morgan artinya mengarahkan perbuatan untuk
dkk (dalam Khodjah 2016:150) mencapai tujuan yang diinginkan, motivasi
mendefinisikan “motivasi sebagai kekuatan berfungsi sebagai penggerak, artinya
yang menggerakkan dan mendorong menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar
terjadinya perilaku yang diarahkan pada kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
tujuan tertentu.” lambatnya suatu pekerjaan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat Selanjutya media dalam layanan
disimpulkan motivasi adalah kekuatan yang bimbingan klasikal tentang motivasi belajar.
mendorong dan mengarahkan perilaku Kata “media” berasal dari kata latin,
terhadap tujuan tertentu. merupakan bentuk jamak dari kata “medium”.
Tentunya banyak sekali faktor-faktor Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar perantara atau pengantar. Menurut Criticos
peserta didik. faktor tersebut ada yang berasal (dalam Daryanto 2016:4) “Media merupkan
dari dalam diri individu atau biasa yang salah satu komponen komunikasi, yaitu
disebut faktor instrinsik dan yang berasal dari sebagai pembawa pesan dari komunikator
luar individu atau biasa disebut faktor menuju komunikan.” Sejalan dengan itu
ekstrinsik. Miarso (dalam Rahmawati 2017:12) “Media
Menurut Hamalik (2017:112) mengatkan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
bahwa “Motivasi instrinsik adalah motivasi untuk menyalurkan pesan yang dapat

3
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan “penelitian kualitatif adalah metode penelitian
kemauan peserta didik untuk belajar.” yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
Dari beberapa definisi media diatas, obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
dapat disimpulkan Media bimbingan dan adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
konseling adalah segala sesuatu yang dapat sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
digunakan untuk menyalurkan pesan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
bimbingan dan konseling yang dapat analisis data bersifat induktif, dan hasil
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna
kemauan konseli untuk memahami diri, dari pada generalisasi.”
mengarahkan diri, mengambil keputusan serta Bentuk penelitian yang digunakan adalah
memecahkan masalah yang dihadapi. studi survey, karena peneliti bermaksud untuk
Evaluasi adalah tahapan proses penilaian mendapatkan informasi tentang variabel dan
sejauh mana keberhasilan pemberian layanan aspek variabel penelitian dengan melakukan
informasi. Menurut Tohirin (2007:149) penelitian di lapangan secara langsung baik
tahapan tersebut meliputi “(a) menetapkan dalam menyebarkan angket.
materi evaluasi; (b) menetapkan prosedur Populasi adalah keseluruhan obyek
evaluasi; (c) menyusun instrument evaluasi; penelitian yang berada pada wilayah tetentu
(d) mengaplikasikan instrument evaluasi; (e) yang mempunyai karakteristik tertentu yang
mengelola hasil aplikasi instrument.” berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah pesert didik kelas
METODE PENELITIAN XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak yang
Bentuk penelitian yang digunakan dalam berjumlah 180 orang, terdapat pada tabel 1
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. berikut ini.
Menurut Sugiyono (2015:1) mengatakan

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian


Jenis kelamin
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
XI IPS 1 20 16 36
XI IPS 2 17 19 36
XI IPS 3 18 18 36
XI IPS 4 17 19 36
XI IPS 5 18 18 36
Jumlah 90 90 180

Dalam penelitian ini, penarikan sampel sehingga setiap peserta didik memperoleh
yang akan dilakukan peneliti menggunakan kesempatan untuk menjadi salah satu dari
persentase sebanyak 25% dari jumlah populasi anggota sampel. Adapun perhitungan
setiap kelas dan peneliti menggunakan teknik persentase untuk penarikan sampel dalam
random sampling yang dilakukan secara acak penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 dengan
jumah sampel 47 orang peserta didik.

4
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian

Jenis kelamin
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan

XI IPS 1 20 x 25% = 5 16 x 25% = 4 9

XI IPS 2 17 x 25% = 4,25 = 4 19 x 25% = 4,75 = 5 9

XI IPS 3 18 x 25% = 4,5 = 5 18 x 25% = 4,5 = 5 10

XI IPS 4 17 x 25% = 4,25 = 4 19 x 25% = 4,75 = 5 9

XI IPS 5 18 x 25% = 4,5 = 5 18 x 25% = 4,5 = 5 10

Jumlah 23 24 47
langkah-langkah sebagai berikut: (a)
Teknik pengumpulan data yang Memeriksa isian angket responden, apakah
digunakan teknik komunikasi tidak langsung. menjawab seluruh item pernyataan. Dari hasil
Alat pengumpul data pada penelitian ini, yaitu pemeriksaan data ternyata seluruh angket
angket dan wawancara. Adapun angket yang sudah dijawab semua responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket berjumlah 47 peserta didik. (b) Memberikan
tertutup artinya setiap item pernyataan telah nomor urut pada setiap angket dan nomor urut
disediakan alternatif jawaban. Tugas responden. (c) Memberi skor pada setiap
responden hanya memberikan tanda check list option jawaban yang diberikan peserta didik.
(√) pada alternatif jawaban Ya atau Tidak di
angket layanan bimbingan klasikal tentang Tahap Akhir
motivasi belajar dan angket motivasi belajar Adapun langkah-langkah yang dilakukan
yang dianggap cocok atau sesuai oleh peserta pada tahap akhir antara lain: (a) Melakukan
didik. Teknik analisis data penelitian ini pengolahan angket berdasarkan kriteria
adalah persentase dan menganalisis hasil alternatif jawaban angket yang menjadi
wawancara. pilihan responden masing-masing item angket
layanan bimbingan klasikal tentang motivasi
Tahap Persiapan belajar dan angket motivasi belajar peserta
Langkah-langkah yang dilakukan pada didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak.
tahap persiapan antara lain: (1) Menyusun (b) Menghitung jumlah jawaban angket dari
Instrumen, untuk menyusun intrumen setiap responden kemudian memasukkannya
penelitian adapun langkah-langkahnya yaitu: ke dalam rumus persentase dan didistribusikan
(a) Menyusun Kisi-kisi, (b) Menyusun Item dengan kategori tolok ukur yang ada. Setelah
Pernyataan, (c) Uji Validitas, dan (d) Uji kegiatan pengolahan data dilakukan kemudian
reliabilitas. (2) Mengurus surat izin. akan dianalisis data teknik statistika
deskriptif.
Tahap Pelaksanan
Setelah data penelitian yang diperoleh Pelaksanaan Penelitian
dari hasil uji validitas angket selanjutnya Setelah mendapat hasil uji validasi
diolah sesuai teknik analisis data yang telah angket maka langkah melakukan penelitian
ditetapkan sebelumnya. Pengolahan data dilaksakan pada tanggal 11 Januari 2019 dan
dalam penelitian ini dilakukan dengan selesai pada tanggal 18 Januari 2018. Langkah

5
pengumpulan data dan penelitian adalah
mewawancarai guru bimbingan dan konseling 2. Pelaksanaan Laynan Bimbingan
membagikan angket masing-masing sebanyak Klasikal Tentang Motivasi Belajar
44 butir pernyataan dan 37 butir pernyataan Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri
kepada peserta didik kelas XI yaitu dari XI 2 Pontianak
IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5 Secara keseluruhan pelaksanaan layanan
yang sudah ditentukan sebagai sampel dalam mencapai skor aktual 1150 dari skor maksimal
penelitian. Lembar jawaban angket yang ideal 1457 berarti 79% mencapai berada pada
sudah terkumpul diperiksa satu persatu, yaitu kategori “Baik.”
untuk mengetahui adanya angket yang rusak,
tidak lengkap atau diisi secara salah dan tidak 3. Evaluasi Layanan Bimbingan Klasikal
dapat digunakan. Hasil pemeriksaan Tentang Motivasi Belajar Peserta Didik
menunjukan bahwa seluruh angket dapat Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak
digunakan. Secara keseluruhan evaluasi layanan
mencapai skor aktual 484 dari skor maksimal
HASIL PENELITIAN DAN ideal 611 berarti 79% mencapai berada pada
PEMBAHASAN kategori “Baik.”
Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data angket dan 4. Motivasi Belajar Siswa Setelah
wawancara yang dapat dijelaskan sebagai Diberikan Laynan Bimbingan Klasikal
berikut: Tentang Motivasi Belajar Peserta Didik
1. Perencanaan Layanan Bimbingan Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak
Klasikal Tentang Motivasi Belajar Secara keseluruhan evaluasi layanan
Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri mencapai skor aktual 1345 dari skor maksimal
2 Pontianak ideal 1739 berarti 77% mencapai berada pada
Hasil wawancara dengan guru kategori “Baik.”
pembimbing tentang perencanaan layanan
klasikal tentang motivasi belajar peserta didik
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak sudah
baik. Artinya perencanaan guru pembimbing
sudah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Tabel 3.Tabel Persentase Layanan Bimbingan Klasikal Tentang Motivasi Belajar
Aspek
Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Kategori
Variabel
Pendahuluan 182 235 77% Baik
Materi yang
603 752 80% Sangat Baik
diberikan
Media yang
Pelaksanaan 176 235 75% Baik
digunakan
Metode yang
111 141 79% Baik
digunakan
Penutup 78 94 83% Sangat Baik
Jumlah 1150 1457 79% Baik
Kognitif 221 282 78% Baik
Evaluasi Afektif 149 188 79% Baik
Psikomotorik 114 141 81% Sangat Baik
Jumlah 484 611 79% Baik
Total Keseluruhan 1634 2068 79% Baik

6
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa Bahan atau sumber bahan untuk layanan, (e)
secara keseluruhan layanan bimbingan klasikal Rencana penilaian, (f)Waktu dan tempat.
tentang motivasi belajar mencapai skor 1634
dari skor maksimal ideal sebesar 2068 dengan 2. Pelaksanaan Layanan Bimbingan
presentase 79% sehingga berada pada kategori Klasikal Tentang Motivasi Belajar
“Baik” Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
tentang motivasi belajar yang diberikan kepada
Pembahasan peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2
1. Perencanaan Layanan Bimbingan Pontianak dikatakan baik, dengan presentase
Klasikal Tentang Motivasi Belajar 79% artinya layanan yang diberikan oleh guru
Perencanaa layanan bimbingan klasikal Bimbingan dan Konseling sudah berjalan
tentang motivasi belajar menggunakan dengan baik.
wawancara. Berdasarkan hasil wawancra yang
dilakukan dengan guru pembimbing di Sekolah Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Menengah Atas Negeri 2 Pontianak, maka tentang motivasi belajar di SMA Negeri 2
diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Guru Pontianak meliputi mengkoordinasikan
pembimbing memberikan materi tentang kegiatan layanan, mengaktifkan peserta
motivasi belajar; (2) Dalam menentukan materi layanan, mengoptimalkan penggunaan media
guru pembimbing menggunakan data dari dan metode. Pada tahap ini layanan bimbingan
angket kebutuhan yang di berikan pada peserta klasikal tentang motivasi belajar dilaksanakan
didik; (3) Dalam layanan bimbingan klasikal karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Hal
subyeknya seluruh peserta didik kelas XI IPS; ini sejalan dengan pendapat Menurut Prayitno
(4) Tujuan guru pembimbing agar peserta dan Erman Amti (2004:269) yaitu “Metode
didik dapat mempertahankan serta ceramah, diskusi panel, wawancara,
meningkatkan motivasi belajar terhadap karyawisata, alat-alat peraga dan alat bantu
pelajaran dan dapat mengembangkan potensi lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar
yang dimiliki; (5) Guru pembimbing karier, sosiodrama.”
menyiapkan perangkat belajar seperti RPL, 3. Evaluasi Layanan Bimbingan Klasikal
silabus, buku BK; (6) Guru pembimbing Tentang Motivasi Belajar
menggunakan media spidol dan papan tulis Evaluasi layanan bimbingan klasikal
dalam melakukan layanan bimbingan klasikal tentang motivasi belajar yang diberikan kepada
tentang motivasi belajar; (7) Menurut guru peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2
pembimbing media yang digunakan kurang Pontianak dikatakan baik, dengan presentase
mendukung dalam melakukan layanan 79% artinya keberhasilan layanan yang
bimbingan klasikal tentang motivasi belajar; diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling
(8) RPL yang digunakan oleh guru sudah berjalan dengan baik.
pembimbing hanya satu dalam layanan ini; (9)
Layanan klasikal tentang motivasi belajar Evaluasi sudah dapat mencapai apa yang
diberikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan; telah direncanakan dalam membantu peserta
(10) Kendala yang dialami guru pembimbing didik meningkatkan moivasi belajar. sejalan
dalam melaksanakan layanan klasikal tentang dengan hal itu menurut Nurihsan dan Sudianto
motivasi belajar ialah kurangnya sarana dan (dalan Feronica 2012:26) menyatakan bahwa
prasarana seperti proyektor dan buku “Penilaian tingkatan bimbingan disekolah
pedoman. merupakan segala upaya tindakan atau proses
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, untuk menentukan tindakan derajat kualitas
maka perencanaan layanan bimbingan klasikal kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
sudah baik dan sesuai, sejalan dengan Prayitno pelaksanaan program bimbingan yang
dan Erman Amti (2004:77) meliputi: (a) mengacu pada krteria tertentu seuai dengan
Materi layanan, (b) Tujuan yang ingin dicapai program yang dilaksanakan.”
dari kegiatan layanan, (c) Sasaran kegiatan, (d)

7
4. Motivasi Belajar SMA Negeri 2 Pontianak memperoleh hasil
Motivasi belajar peserta didik kelas XI baik dan sesuai, diharapakan dapat
IPS SMA Negeri 2 Pontianak dikatakan baik, mempertahankan apa yang telah dilakukan
dengan presentase 77% artinya kekuatan yaitu materi layanan, tujuan yang ingin dicapai
pendorong dalam diri peserta didik sudah dari kegiatan layanan, sasaran kegiatan, bahan
dapat dikembangkan untuk mendayagunakan atau sumber bahan untuk layanan, rencana
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan penilaian, waktu dan tempat; (2) Pelaksanaan
potensi di luar dirinya untuk mewujudkan layanan bimbingan klasikal tentang motivasi
tujuan belajar. Sejalan dengan Aunnurahman belajar yang diberikan kepada peserta didik
(2014:180) mengatakan “motivasi belajar ialah kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak
kekuatan yang dapat menjadi tenaga memperoleh hasil baik, diharapkan dapat
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan mempertahankan apa yang telah dilakukan
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yaitu Materi, Media, Metode; (3) Evaluasi
potensi di luar dirinya untuk mewujudkan layanan bimbingan klasikal tentang motivasi
tujuan belajar.” belajar yang diberikan kepada peserta didik
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak
memperoleh hasil baik, diharapkan dapat
SIMPULAN DAN SARAN
mempertahankan apa yang telah dilakukan
Simpulan
yaitu menetapkan materi evaluasi, menetapkan
Berdasarkan hasil dan pengolahan data
prosedur evaluasi, menyusun instrument
angket, maka dapat disimpulkan sebagai
evaluasi, mengaplikasikan instrument evaluasi,
berikut: (1) Perencanaan layanan klasikal
mengelola hasil aplikasi instrument; (4)
tentang motivasi belajar peserta didik kelas XI
Motivasi belajar siswa setelah layanan
IPS SMA Negeri 2 Pontianak sudah baik.
bimbingan klasikal tentang motivasi belajr di
Artinya perencanaan guru pembimbing sudah
berikan pada peserta didik kelas XI IPS SMA
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2)
Negeri 2 Pontianak memperoleh hasil baik,
Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
diharapkan untuk mempertahankan serta lebih
tentang motivasi belajar yang diberikan kepada
mengembangkan lagi potensi-potensi yang
peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2
dimiliki dan potensi di luar dirinya untuk
Pontianak dengan jumlah 47 peserta didik.
mewujudkan tujuan belajar. Agar dapat meraih
Dikategorikan baik, dengan presentase 79%.
prestasi dan menambah ilmu pengetahuan
dapat ditafsirkan pelaksanaan layanan klasikal
dalam belajar.
tentang motivasi belajar sudah efektif; (3)
Evaluasi layanan bimbingan klasikal tentang DAFTAR RUJUKAN
motivasi belajar yang diberikan kepada peserta Asih. (2015). Motivasi Belajar Siswa SMP
didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pontianak Negeri 15 Yogyakarta. (Skripsi).
dikategorikan baik, dengan presentase 79%. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Diartikan Evaluasi tersebut sudah sesuai Pendidikan.
dengan tujuan yang ingin dicapai; (4) Motivasi Aunurrahman. (2014). Belajar dan
belajar peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
2 Pontianak dikatakan baik, dengan presentase Daryanto. (2016). Media Pembelajaran Edisi
77%, ditafsirkan sudah dapat mengembangkan Kedua Revisi. Yogyakarta: Gava Media.
potensi-potensi yang dimilikinya dan potensi Feronica. (2012). Layanan Informasi Oleh
di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan Guru Pembimbing untuk Meningkatkan
belajar. Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan
Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Saran Pntianak. (Skripsi). Pontianak: Institut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
dilakukan, maka saran yang diberikan adalah: Hamalik, O. (2017). Kurikulum dan
(1) Perencanaan layanan klasikal tentang Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
motivasi belajar peserta didik kelas XI IPS

8
Khodijah, N. (2016). Psikologi Pendidikan. Riyadi dkk. (2016). Materi Layanan Klasikal
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bimbingan dan Konseling untuk SMK.
Mukhtar, dkk. (2016). Program Layanan Yogyakarta: Paramitra Publishing.
Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Self Control Siswa. Yogyakarta: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Psikopedagogia. Bandung: Alfabeta.
Perwitasari. (2009). Bimbingan Konseling di Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling Di
SMA/MA. Surakarta: Citra Pustaka. Sekolah dan Madrasah (berbasis
Prayitno. Erman A. (2004). Dasar –dasar Intelegensi). Jakarta: PT Raja Gofarindo
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Persada.
Rineka Cipta. Walijiati. (2016). Pengaruh Layanan
Rahmawati, P. (2017). Media Bimbingan dan Bimbingan Klasikal Terhadap Tata Tertib
Konseling. Surabaya: Fakultas Dakwah Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA
IAIN Sunan Ampel. Negeri 1 Pajangan Tahun Ajaran
2016/2017. (Skripsi). Yogyakarta:
Universitas PGRI Yogyakarta.

You might also like