You are on page 1of 16

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Meggunakan Layanan Konseling

Kelompok (Teknik Modeling)

Improving Student Learning Motivation Using Group Counseling


Service (Modeling Technique)
Nevi Indah Saputri1*, Muswardi Rosra2, Diah Utaminingsih3

1
Mahasiswa FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
2
Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
3
Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
e-mail: neviindah.saputri@yahoo.com, Telp: +6282176015851

Received: December, 2017 Accepted: Januari, 2018 Online Published: Januari, 2018

Abstract: Improving Student Learning Motivation Using Group Counseling Service


(Modeling Technique). Problems in this research is low student learning motivation. The
purpose of this research is to know the improvement of student's learning motivation by giving
counseling service of modeling technique group to students of SMP Negeri 5 Tulang Bawang
Tengah of academic year 2016/2017. The method used is research with pre-experimental design
design with one group pretest-posttest design research. Data obtained from the results of the
scale that has been filled by students on pretest and posttes. The research sample consisted of
seven grade VIII students who had low learning motivation. Samples were collected by
purposive sampling technique. Students who become the sample is obtained by spreading the
scale of motivation to learn throughout the class VIII students and obtained students who have
low learning motivation, so elected to the seven students .. The data have been obtained were
analyzed using non parametris statistics ie wilcoxon test and obtained nilai Z count <Z table
that is 1.866 <2.013, then Ho is rejected and Ha accepted. This means that there is an increase
in student learning motivation before and after being given counseling group technique
modeling. The conclusion of the research result is that learning motivation can be improved by
using counseling service of modeling technique group at grade VIII SMPN 5 Tulang Bwang
Tengah students.

Keywords: group counseling, learning motivation, modeling technique

Abstrak: Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Meggunakan Layanan Konseling


Kelompok (Teknik Modeling). Permasalahan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
siswa rendah. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa dengan memberikan layanan konseling kelompok teknik modeling pada siswa SMP
Negeri 5 Tulang bawang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan adalah
penelitian dengan desain pre-eksperimental design dengan desain penelitian one group pretest-
posttest design. Data diperoleh dari hasil skala yang telah diisi oleh siswa pada pretest dan
posttes. Sampel penelitian terdiri dari tujuh orang siswa kelas VIII yang memiliki motivasi
belajar rendah. Sampel dijaring dengan teknik purposive sampling. Siswa yang menjadi sampel
tersebut didapat dengan menyebar skala motivasi belajar keseluruh siswa kelas VIII dan didapat
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, sehingga terpilihlah ke-tujuh siswa tersebut.. Data
yang telah diperoleh dianalisis menggunakan statistik non parametris yaitu uji wilcoxon dan
didapat nilai Z hitung < Z tabel yaitu adalah 1,866 < 2,013, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diberikan konseling
kelompok teknik modeling. Kesimpulan hasil penelitian adalah bahwa motivasi belajar dapat
ditingkatkan menggunakan layanan konseling kelompok teknik modeling pada siswa kelas VIII
SMPN 5 Tulang Bwang Tengah.

Kata kunci: konseling kelompok, motivasi belajar, teknik modeling


PENDAHULUAN / INTRODUCTION baik. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan usaha belajar bagi para
Usaha pencapaian prestasi yang siswa.
maksimal oleh siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari diri siswa Motivasi belajar yang ada pada siswa
ataupun faktor yang berasal dari luar diri tidaklah sama, berbeda-beda antara satu
siswa. Faktor tersebut memiliki peran dengan yang lain. Afifudin (dalam
yang sangat besar dalam proses Ridwan, 2008) bahwa motivasi belajar
pencapaian hasil belajar yang dilakukan adalah keseluruhan daya penggerak di
siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa dalam diri anak yang mampu
antara lain: bakat, minat, inteligensi, menimbulkan kesemangatan atau
motivasi, dan psikologi dari siswa. kegairahan belajar.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar
antara lain: lingkungan belajar, sarana Menurut Winkel (dalam Puspitasari,
dan prasarana, pendidik, dan juga cara 2012) definisi atau pengertian motivasi
guru mengajar.Salah satu variabel yang belajar adalah segala usaha di dalam
mempengaruhi kondisi pembelajaran diri sendiri yang menimbulkan
efektif adalah adanya motivasi siswa kegiatan belajar, dan menjamin
dalam belajar. Menurut Mc. Donald kelangsungan dari kegiatan belajar
dalam (Hamalik, 2011:158) “motivasi serta memberi arah pada kegiatan
adalah perubahan energi dalam diri kegiatan belajar sehingga tujuan yang
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan dikehendaki tercapai. Motivasi belajar
timbulnya perasaan dan reaksi untuk merupakan faktor psikis yang bersifat
mencapai tujuan”. Menurut (Sardiman, non intelektual dan berperan dalam hal
2006:75) motivasi dapat dikatakan menumbuhkan semangat belajar untuk
serangkaian usaha untuk menyediakan individu.Motivasi belajar siswa dapat
kondisi-kondisi tertentu sehingga meningkat dengan cepat dan menjadi
seseorang mau dan ingin melakukan tinggi atau dapat pula menurun menjadi
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan rendah. Siswa yang memiliki motivasi
meniadakan atau menggelakkan perasaan belajar yang tinggi, maka akan
tidak suka itu.Sedangkan Menurut (Uno, menghasilkan belajar yang baik.
2010: 3) motivasi berasal dari kata motif Rendahnya motivasi belajar pada diri
yang dapat diartikan sebagai kekuatan siswa dapat menghambat proses belajar
yang terdapat dalam diri individu, yang siswa dapat menghambat pencapaian
menyebabkan individu tersebut bertindak prestasi dibidang akademik, dan dapat
atau berbuat. juga menghambat aktualisasi dirinya.

Motivasi merupakan suatu kondisi Berdasarkan wawancara dengan guru


dalam diri seseorang yang relatif BK pada umumnya siswa di SMP Negeri
menetap. Motivasi besar sekali 5 Tulang Bawang Tengah sebagian besar
pengaruhnya terhadap belajar, sebab motivasi belajar siswa rendah karena
dengan motivasi seseorangakan masih ada siswa yang masih memiliki
melakukan sesuatu yang diinginkannya. nilai terendah dalam mata pelajaran siswa
Sebaliknya tanpa motivasi,seseorang masih sering mengulangi dan mengikuti
tidak mungkin melakukan sesuatu. remedial, saat bel masuk masih ada
Semakin tinggi motivasi yang dimiliki beberapa siswa yang sering telat tidak
siswa, maka siswa akan lebih terdorong tepat waktu, dilihat dari absensi
untuk mengikuti pembelajaran dengan kehadiran terdapat siswa yang tidak
masuk kesekolah tanpa keterangan, saat mengemukakan bahwa dinamika berarti
didalam kelas masih ada siswa yang asik tingkah laku individu yang satu secara
mengobrol dengan teman sebangkunya langsung mempengaruhi individu yang
dan terkadang asik main sendiri atau lain secara timbal balik. Jadi, dinamika
malah tidur-tiduran (meletakan kepalanya berarti adanya interaksi antara anggota
diatas meja) dan tidak memperhatikan kelompok yang satu dengan anggota
guru saat menerangkan pelajaran kelompok yang lain secara timbal balik
berlangsung dan saat ditanya siswa tidak dan antara anggota kelompok secara
bisa menjawab, saat guru selesai keseluruhan.
menerangkan materi lalu siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya namun siswa Konseling kelompok memiliki asas-
tetap diam semua dan saat guru bertanya asas yang harus dipatuhi oleh setiap
siswa tidak bisa menjawab karena siswa anggota kelompoknya. Asas-asas tersebut
sebenarnya tidak paham dan siswa malu, yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan,
takut atau bingung saat siswa mau asas keterbukaan, asas kegiatan dan asas
bertanya, saat guru membagikan kenormatifan. Dengan adanya asas-asas
kelompok terdapat siswa yang tidak mau dalam konseling kelompok ini
berkontribusi terhadap kelompok diharapkan akan membantu kegiatan
tersebut. konseling kelompok untuk mencapai
tujuannya.
Tanpa motivasi, proses pembelajaran
tidak berlangsung dengan baik, tujuan Dalam penelitian ini konseling
pembelajaran tidak tercapai, dan hasil kelompok menggunakan teknik
belajar siswa kurang optimal bahkan bisa modeling. Menurut (Komalasari dkk,
mengecewakan. Motivasi merupakan 2011:176) modeling merupakan belajar
tenaga dari dalam yang menyebabkan melalui observasi dengan menambahkan
seseorang untuk berbuat sesuatu dan atau mengurangi tingkah laku yang
melakukan kegiatan belajar. Energi yang teramati, mengeneralisir berbagai
di timbulkan motivasi dapat pengamatan, sekaligus melibatkan proses
mempengaruhi gejala kejiwaan, misalnya kognitif.Dalam hal ini konselor
perasaan senang. Perasaan senang menunjukkan kepada klien tentang
tersebut akan menimbulkansemangat perilaku model, dapat menggunakan
sehingga siswa memiliki motivasi belajar model audio, model fisik, model hidup
yang kuat dan dapat melakukan belajar atau lainnya yang teramati dan dipahami
dengan sebaik-baiknya.Rendahnya jenis perilaku yang hendak dicontoh.
motivasi belajar siswa akan diselesaikan Perilaku yang berhasil dicontoh
menggunakan layanan konseling memperoleh ganjaran dari konselor.
kelompok teknik modeling. Menurut Ganjaran dapat berupa pujian sebagai
(Sukardi, 2008:68) layanan konseling ganjaran sosial. Teknik modeling
kelompok merupakan layanan bimbingan digunakan dalam layanan konseling
dankonseling yang memungkinkan kelompok karena teknik modeling dapat
peserta didik memperolah kesempatan menunjukkan terjadinya suatu proses
untuk pembahasan dan pengentasan belajar melalui pengamatan terhadap
permasalahan yang dialaminya melalui orang lain dan perubahan terjadi melalui
dinamika kelompok.Dinamika kelompok pengamatan. Dengan bantuan model,
merupakan hal yang sangat penting siswa yang mempunyai motivasi belajar
dihidupkan dan dikembangkan dalam rendah akan mampu lebih terarah
kegiatan kelompok. (Santoso, 2004:5), memperbaiki tingkah laku sesuai dengan
model yang diamati. Sehingga melalui yang pertama dilakukan sebelum layanan
modeling siswa dapat mengubah tingkah konseling kelompok diberikan dan
laku yang lama dan memperoleh tingkah pengukuran kedua dilakukan setelah
laku yang baru dalam masa layanan konseling kelompok.diberikan
perkembangannya dalam proses belajar. kepada subyek penelitian.

Tujuan konseling kelompok adalah Pelaksanaan eksperimen desain ini


menciptakan suasana yang kondusif bagi dilakukan dengan memberikan perlakuan
klien untuk eksplorasi diri sehingga dapat X (konseling kelompok teknik modeling)
mengenal hambatan pertumbuhannya. terhadap subyek (Sugiyono, 2014:10).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Sebelum diberikan perlakuan subyek
peneliti kemudian tertarik untuk diberikan pretes (O1), dan setelah diberi
mengadakan penelitian yang sekiranya perlakuan diberi postest (O2). Hasil
dapat bermanfaat untuk membantu siswa kedua test tersebut dibandingkan untuk
dalam meningkatkan motivasi belajar menguji apakah perlakuan memberi
melalui layanan konseling kelompok, pengaruh pada perilaku klien
maka peneliti mengambil judul:
“Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Penelitian dilakukan di SMP
Meggunakan Layanan Konseling Negeri 5 Tulang Bawang Tengah
Kelompok (Teknik Modeling)Pada Siswa Kabupaten Tulang bawang Barat dengan
Kelas VIII SMP Negeri 5 Tulang waktu pelaksanaannya pada tanggal 30
Bawang Tengah”. November -2 Desember 2016.

METODE PENELITIAN / Populasi adalah wilayah


RESEARCH METHOD generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan
Metode penelitian merupakan cara karakteristik tertentu yang ditetapkan
ilmiah untuk mendapatkan data yang oleh peneliti untuk dipelajari dan
valid dengan tujuan dapat ditemukan, kemudian ditarik kesimpulannya
dikembangkan dan dibuktikannya suatu (Sugiyono, 2014:115).Populasi dari
pengetahuan tertentu sehingga pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
gilirannya dapat digunakan untuk VIII SMP Negeri 5 Tulang Bawang
memahami, memecahkan, dan Tengah. Sedangkan sampelnya adalah
mengantisipasi masalah dalam bidang siswa yang memiliki motivasi belajar
pendidikan (Sugiyono, 2014:6). rendah yang didapat dengan penjaringan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sampel menggunakan teknik purposive
kuantitatif dengan metode eksperimen. sampling.
Desain penelitiannya yaitu pre-
eksperimental design yaitu desain yang Penelitian dilakukan dengan
belum merupakan eksperimen sungguh- memilih populasi untuk penelitian, dan
sungguh karena masih terdapat variabel terpilihlah siswa kelas VIII SMPN 5
luar yang ikut berpengaruh terhadap Tuang Bawang Tengah. Setelah itu
terbentuknya variabel dependen barulah menjaring sampel menggunakan
(Sugiyono, 2014). Sedangkan desain teknik purposive sampling. Menurut
penelitiannya menggunakan One Gruop (Nasution, 2008:98) teknik purposive
Pre-Test Dan Post-Test Design, dalam samplingyaitu teknik penentuan sampel
desain ini subyek dikenakan perlakuan yang dilakukan dengan mengambil
dengan dua kali pengukuran. Pengukuran orang-orang terpilih oleh peneliti
menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki posttest yang telah diberikan pada awal
oleh sampel itu. Teknik pengumpulan dan akhir konseling kelompok diolah
datanya menggunakan skala motivasi menggunakan uji wilcoxon dengan
belajar yang diberikan pada saat pretest bantuan SPSS 16.0. Setelah hasilnya
dan posttest. Berdasarkan nilaipre-test didapat barulah diambil keputusan
pada penelitian ini, didapatlah 7 orang dengan membandingkan nilai Z tabel
siswa dengan motivasi belajar rendah. dengan Z hitung.
Kemudian ke-7 siswa ini diberikan
perlakuan berupa konseling kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN /
teknik modeling sebanyak 4 kali
RESULT AND DISCUSSION
pertemuan. Setelah itu barulah diberi
posttest menggunakan skala yang sama Pada penelitian ini peneliti sudah
dengan skal pretest untuk mengetahui melihat adanya peningkatan motivasi
peningkatan motivasi belajar siswa belajar siswa. Hasil pretest dan posttest
seteleh diberikan layanan konseling menunjukkan adanya peningkatan skor
kelompok teknik modeling. yang artinya terdapat peningkatan
motivasi belajar siswa setelah mengikuti
Data dalam penelitian ini yaitu data kegiatan konseling kelompok sebanyak
ordinal. Data dikumpulkan dengan empat kali pertemuan.
memberikan skala motivasi belajar
sebagai pretest dan posttest kepada siswa Hasil pretest atau sebelum
kelas VIII SMPN 5 Tulang Bawang diberikan perlakuan konseling kelompok
Tengah. diperoleh nilai rata-rata skor sebesar
89,71, skor ini masuk dalam kategori
Analisis data merupakan kegiatan motivasi belajar yang rendah. Setelah
yang dilakukan setelah data dari seluruh diketahui hasil pretest selanjutnya
responden atau sumber data lain diberikan konseling kelompok teknik
terkumpul (Sugiyono, 2012). Analisis modeling.
data merupakan salah satu langkah yang
sangat penting dalam kegiatan penelitian. 200
Dengan analisis data maka akan dapat 150
membuktikan hipotesis. (Arikunto, 2006) pretest
100
menyatakan bahwa penelitian eksperimen posttest 1
bertujuan untuk mengetahui dampak dari 50
0 posttest 2
suatu perlakuan, yaitu mencoba sesuatu,
MFF
WK
DH

RA

RR
Kar
MAH

lalu dicermati akibat dari perlakuan


tersebut. Maka dari itu pendekatan yang
efektif adalah hanya dengan
membandingkan nilai pretest dan Konseling kelompok teknik
posttest. modeling diberikan sebanyak empat kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama
Teknik analisis data dalam anggota konseling kelompok diberikan
penelitian ini menggunakan statistik non konseling kelompok tapi tidak diberikan
parametris dengan uji wilcoxon. Uji posttest, pada pertemuan kedua setelah
wilcoxon digunakan untuk mengetahui diberikan konseling kelompok maka
peningkatan motivasi belajar siswa diberikan posttest pertamadan motivasi
sebelum dan setelah diberikan bimbingan belajar siswa meningkat menjadi 125,28.
kelompok teknik modeling. pretest dan Sama seperti pertemuan yang pertama,
pada pertemuan ketiga setelah melakukan pemberian layanan konseling kelompok
konseling kelompok siswa belum teknik modeling.
diberikan posttest, selanjutnya pada
pertemuan keempat setelah dilaksanakan Motivasi merupakan suatu kondisi
konseling kelompok barulah diberikan dalam diri seseorang yang relatif
posttest yang kedua. Pada pengukuran menetap. Motivasi besar sekali
yang kedua ternyata motivasi belajar pengaruhnya terhadap belajar, sebab
siswa meningkat menjadi 150,14masuk dengan motivasi seseorang akan
dalam kategori tinggi. melakukan sesuatu yang diinginkannya.
Sebaliknya tanpa motivasi, seseorang
Posttest dilakukan secara berkala tidak mungkin melakukan sesuatu.
karna peneliti ingin mengetahui Semakin tinggi motivasi yang dimiliki
keberhasilan konseling kelompok dan siswa, maka siswa akan lebih terdorong
peningkatan yang terjadi pada motivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan
belajar siswa. Dengan didapatnya posttest baik. Jadi motivasi akan senantiasa
1 dan posttest 2 maka terlihat adanya menentukan usaha belajar bagi para
peningkatanmotivasi belajar hal ini siswa.
menunjukan bahwa konseling kelompok
dapat meningkatkan motivasi belajar. Menurut Winkel (dalam
Puspitasari, 2012) definisi atau
Penelitian ini didukung pula oleh pengertian motivasi belajar adalah segala
penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan usaha di dalam diri sendiri yang
Rumiani mahasiswi Jurusan Bimbingan menimbulkan kegiatan belajar, dan
dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan menjamin kelangsungan dari kegiatan
Universitas Pendidikan Ganesha dengan belajar serta memberi arah pada
judul Penerapan Konseling Behavioral kegiatan kegiatan belajar sehingga
Teknik Modeling melalui konseling tujuan yang dikehendaki tercapai.
kelompok untuk meningkatkan Motivasi Motivasi belajar merupakan faktor
Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 psikis yang bersifat non intelektual
Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. dan berperan dalam hal menumbuhkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangat belajar untuk individu.
motivasi belajar siswa meningkat setelah
pemberian layanan konseling kelompok Pada penelitian ini, peneliti
teknik modeling. menggunakan layanan konseling
kelompok dengan teknik modeling
Hal ini juga sejalan dengan sebagai kegiatan untuk mengarahkan
penelitian yang dilakukan oleh Maulina siswa melalui video untuk meningkatkan
Azkiyah mahasiswi Jurusan Bimbingan motivasi belajarnya. Berdasarkan hasil
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan analisis data, menunjukkan bahwa
Universitas Negeri Semarang dengan terdapat peningkatan yang berarti pada
judul Pengaruh Layanan Bimbingan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Kelompok Teknik Modeling Terhadap Negeri 5 Tulang Bawang Tengah setelah
Motivasi Belajar Siswa Underachiever dilakukan konseling kelompok teknik
pada Siswa Kelas VIII SMPN Sirampog modeling.
Brebes Tahun Aajaran 2015/2016. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa motivasi Melalui penerapan konseling
belajar siswa meningkat setelah behavioral teknik modeling akan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa,
karena konselor memperlihatkan model- Pada pertemuan pertama, peneliti
model yang dapat mendorong siswa sebagai pemimpin kelompok berupaya
untuk meningkatkan motivasi belajar menumbuhkan sikap kebersamaan dan
berupa video-video yang memotivasi perasaan sekelompok diantara para
para siswa. Dengan bantuan model dalam anggota kelompok serta mengupayakan
video yang ditunjukkan, siswa yang untuk menumbuhkan minat anggota
mempunyai motivasi belajar rendah kelompok dalam kegiatan kelompok ini.
mampu lebih terarah memperbaiki
tingkah laku sesuai dengan model yang Pada tahap pembentukan, peneliti
diamati. Setelah mengikuti konseling menjelaskan pengertian konseling
kelompok terlihat pada perubahan siswa kelompok, tujuan, cara-cara dan asas-asas
yang memiliki motivasi belajar lebih baik kegiatan layanan konseling
yakni lebih tekun menghadapi tugas, ulet kelompok.Selanjutnya dilakukan
menghadapi kesulitan, menunjukkan kegiatan perkenalan yang dimulai dari
minat terhadap macam-macam masalah, pemimpin kelompok, lalu seluruh
lebih senang bekerja mandiri, cepat anggota kelompok.Dalam perkenalan ini,
bosan dengan tugas rutin, dapat pemimpin kelompok mengadakan
mempertahankan pendapatnya, tidak permainan agar perkenalan terasa lebih
mudah melepaskan hal yang diyakini itu, menyenangkan dan membangun suasana
senang mencari dan memecahkan soal- yang lebih akrab. Adapun permainan
soal. dalam tahap pembentukan ini adalah
“menggambar wajah”, “kalimat
Para siswa yang tadinya memiliki bersambung”, “dongeng bersambung”,
motivasi belajar rendah, setelah diberikan “tangkap tangan”,“lempar spidol”.
layanan konseling kelompok teknik
modeling kini telah dapat meningkatkan Setelah dilaksanakan tahap
motivasi belajar dalam dirinya. Untuk pembentukan ini, hasil pelaksanaan
dapat membantu siswa meningkatkan konseling kelompok adalah terjadinya
motivasi belajarnya, peneliti memberikan perkenalan yang lebih luas dan
layanan konseling kelompok sebanyak mendalam pada anggota kelompok,
empat kali pertemuan pada kelompok. dengan berbagai permainan yang
Layanan konseling kelompok dimainkan sehingga terjadi suasana
memanfaatkan dinamika kelompok kehangatan dan kebersamaan dari setiap
dalam menyelesaikan masalah yang anggota kelompok.
dihadapi para siswa. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan (Prayitno, Selanjutnya peneliti menanyakan
1995:107) bahwa pelayanan konseling kesiapan seluruh anggota kelompok
kelompok memanfaatkan dinamika dalam mengikuti kegiatan konseling
kelompok untuk mencapai tujuan kelompok.seluruh anggota kelompok
pelayanan konseling. telah siap untuk mengikuti kegiatan
konseling kelompok. Konseling
Dinamika yang ada pada kelompok kelompok pertemuan pertama ini para
tentunya sangat menarik pada setiap siswa masih terlihat malu-malu, sukar
pertemuannya.Hal ini tentunya mengungkapkan pendapat, pendiam dan
dipengaruhi oleh keseriusan siswa dalam hanya menanggapi seperlunya
mengikuti kegiatan serta perasaan saja.Peneliti sangat dituntut untuk bisa
nyaman saat berada didalam kelompok. menghidupkan suasana kegiatan
konseling kelompok. Ice breaking sangat
membantu peneliti untuk mencairkan seperti itu, MAH bertanggapan ada faktor
suasana dalam kelompok sehingga suasa lain yang bisa menggangu sehingga
kelompok terasa sedikit akrab. nilainya rendah.

Pada pertemuan pertama, Jawaban dari RR untuk teman-


pemimpin kelompok mengajak anggota teman yang sudah memberikan
kelompok untuk menonton tayangan tanggapan yaitu, iiya saya paham itu
videotentang orang miskin yang sukses keselahan saya tidak ingin berusaha
agar anggota kelompok dapat mengamati bertanya dan berusa memecahkan soal-
dan dapat memberi kesimpulan tentang soal saat dikelas maupun dirumah, yang
video yang sudah ditayangkan serta dapat saya rasakan sangat malu kalau dikelas
mengungkapkan masalahnya yang saya yang sering mendapat nilai
berkaitan dengan video yang ditayangkan rendah.Tapi saya malu mau bertanya
oleh pemimpin kelompok, dalam hal ini karna takut tidak ada yg mau membantu
adalah kasus siswa yang mendapatkan saya.
nilai rendah atau prestasi rendah.
Saran dari teman-teman untuk RR,
Pemimpin kelompok menayangkan wk menagatakan kita harusnya berusaha
video tersebut yang berkaitan dengan dahulu kalau tidak bisa kita bisa bertanya
masalah yang dialami oleh siswa dengan temana atau bisa dengan
kemudian meminta anggota kelompok mengikuti kerja kelompok. DH harus
untuk menanggapinya.Beberapa anggota bisa mengoreksi diri dan harus bisa maju
kelompok terlihat ragu dalam karna kalau tidak kita akan tertinggal
mengungkapkan pendapat mereka. oleh teman yang lai, RA sebenarnya
Mereka terlihat canggung dan hanya kalau RR mau berusaha lebih baik
menatap satu sama lain dengan teman- dengan belajar pasti bisa berubah asalkan
temannya.Pemimpin kelompok terus itu tadi harus berusah. Kar sering diasah
berusaha memancing anggota kelompok dan jangan malas untuk belajar, MFF
agar mau berpendapat di dalam kegiatan buatlah teman berkelomok belajar tapi
konseling kelompok tersebut.Secara harus dengan sungguh-sungguh dan niat,
umum kegiatan dapat berjalan dengan MAH buatlah waktu belajar dsan cara
lancar, meskipun anggota kelompok belajar yang menyenangkan agar terasa
masih pasif dalam diskusi. susahnya.

Pertemuan pertama masalah yang Sesuai dengan kesepakatan yang


dibahas adalah masalah RR yaitu telah dibuat pada pertemuan sebelumnya,
mendapatkan nilai teredah dikelas.Wk konseling kelompok yang kedua ini tetap
menanggapi, menurut ku kurang dilaksanakan di sekolahan. Anggota
berusaha untuk mengerjakan dan mencari kelompok mulai mau mengemukakan
tau, pasti RR merasa minder/malu saat pendapatnya tanpa harus dipancing
tau nilainya rendah dikelas.Dilanjut terlebih dahulu, namun juga masih ada
dengan DH sebenarnya itu merugikan beberapa siswa yang masih malu dan
diri sendiri. Dilanjut dengan RA karna ragu dalam menyampaikan pendapatnya.
RR kurang berusaha untuk Pemimpin kelompok terus memancing
mengerjakannya tidak sungguh-sungguh. anggota agar suasana bimbingan menjadi
Kemudian Kar menanggapi tidak rileks dan nyaman menggunakan ice
mungkin mau jelek terus nilainnya, MFF breaking yaitu games pak polisi. Para
mengecewakan orangtua juga kalau
anggota tampak lebih rileks terlihat dari cara mengerjakannya.Saran dari teman-
tawa anggota. teman untuk kar yang sering mencontek
dikelas. MFF bisa bergabung dengan
Pada pertemuan kedua, pemimpin teman yang lain dan kelompok belajar
kelompok menayangkan video tentang dan ikut mengerjakan dan sering bertanya
itik yang berusaha pantang menyerah dan dengan guru atau teman pasti akan
setelah mengamati pemimpin kelompok dibantu. DH, kalau Kar tidak rubah itu
meminta setiap anggota untuk akan jadi kebiasaan buruk, seperti anak
menanggapainya sesuai dengan masalah itik yang ada divideo tadi yaitu tetap
yang akan dibahas. Anggota kelompok bersemangat dan berusaha walaupun
kemudian merespon dengan teman-temannya sudah sampai atas
mengemukakan pendapat mereka duluan. kar harus ada niat dan usaha
masing-masing.Kegiatan berjalan lancar perubahan dalam belajar.
dan aktif. Para angota saling bertukar
pendapat.Terkadang terdapat saling beda MAH, katergantungan adalah hal
pendapat namun hal tersebut tidak buruk itu merugikan bukankah lebih baik
mengurangi antusias para anggota.semua mendapatkan hasil sendiri itu lebih puas
anggota kelompok terlibat dalam diskusi gimanapun hasilnya kita terus berusaha
pembahasan masalah. Anggota merasa seperti itik pantang menyerah pasti bisa
senang, tenang, nyaman, dan puas dan membuat kita percaya dengan
mengikuti kegiatan konseling kelompok. jawaban sendiri. RA, kalau mau teman
Selain itu, anggota kelompok sudah yang lain memebritahu kita juga berusaha
memiliki rencana tindakan untuk belajar dan seirus teman juga pasti
mengatasi masalah sesuai kasus yang senang dan tidak dijauhkan.
dibahas tadi.Pertemuan kedua yang
dibahas adalah masalah kar yaitu sering RR kalau terus seperti itu apa kar
mencontek dikelas, MFF menanggapi itu mau tinggal kelas dan tidak ada yang
merugikan diri sendiri dan orang lain, menamani dari itu kita harus ada niat
DH membuat diri menjadi malas, MAH kemauan untuk berubah, seperti itik dia
membuat menjadi ketergantungan dengan berusaha walaupun terkahir ia sampai
orang lain, RA jelas banyak teman yang melwati tangga dia tetap berusaha dan
lain tidak mau bergabung karna sering dengan akhirnya baik itik juga bisa
dicontekin karna tidak ada usaha, WK seperti teman yang lain. Di pertemuan
saat orang lain tidak memberikan kita kedua ini juga pemimpin kelompok
akan kebingungan dan pasrah yang ada kembali membagikan post-test kedua
asal-asalan mengerjakannya. RR yang bertujuan untuk melihat
perbuatan yang tidak benar karna orang peningkatan anggota kelompok.
lain mengerjakan dengan sungguh-
sungguh sedangkan Kar tinggal menyalin Pada pertemuan ke tiga pemimpin
dan hasilnya itu bukan hasil kita yang kelompok kembali mengajak anggota
sebenarnya apa itu membanggakan. kelompok untuk memperhatikan
pemimpin kelompok yang sedang
Jawaban dari Kar setelah memperagakan sebuah ilustrasi tentang
mendengar tanggapan dari teman- batu besar. Dari ilustrasi tersebut akan
temannya yaitu, sebenarnya saya juga dapat menumbuhkan motivasi belajar
merasa kesusahan saat ujian karna tidak pada siswa-siswa, dalam pertemuan ini
mudah untuk melihat jawaban teman masalah yang akan dibahas adalah
disitu saya kebingungan karna tidak tahu masalah MAH. Dia memiliki masalah
sering terlambat datang Saran dari teman-teman untuk
kesekolah.kemudian meminta anggota MAH yang serin datang terlambat yaitu,
kelompok untuk menanggapinya. RR kamu harus bisa bertanggung jawab
sebagai siswa yang benar yaitu seperti
Pada pertemuan ketiga, anggota datang kesekolah jangan telat sengaja
merasa senang mengikuti kegiatan nongkrong kita bisa beli makan sebentar
konseling kelompok.Selain itu, anggota lalu bela masuk kamu bisa langsung
kelompok sudah memiliki rencana masuk kan kita ada bel untuk istirahat
tindakan untuk mengatasi masalah sesuai lagi dan jangan smpai guru masuk kamu
kasus yang dibahas tadi.Adapun baru masuk juga, itu bukan sebagian batu
tanggapan dan saran untu MAH yang besar yang harus kita utamakan sebagai
memiliki masalah tersebut. siwa. WK kalau kamu telat terus
dihukum dan pasti tertinggal pelajaran
RR menanggapi masalah MAH lalu bagaimana kalau ada PR kamu tidak
yaitu kebiasaan yang buruk yang harus tau bagaimana mengerjakannya kan
diubah seperi yang diilustrasikan dengan kamu rugi, dan aku tambah yakin dengan
pemimpin kelompok kita harus bisa ilustrasi yang sudah diperagakan oleh
mengutamakan batu besar yaitu hal yang pemimpin kelompok ternyata aku masih
terpenting tugas kita sebagai siswa banyak batu kecil atau kerikil ketimbang
karena, menurutnya hal itu membuat dia memikirkan yang ada didalam batu besar.
bertanggung jawab terhadap tugasnya MFF kalau kata aku kamu bisa berubah
sebagai siswa.Lanjut WK menanggapi untuk niat lebih baik kamu sungguh niat
sebenarnya kita rugi karna kita bisa kesekolah untuk belajar memang tidak
dihukum karna telat dan tertinggal kasihan dengan orangtua kalau kamu
pelajaran.Lalu MFF menanggapi hal terus seperti ini.DH, MAH kamu harus
seperti itu dapat berubah asalkan kita ada bisa membedakan mana hal yang lebih
niat.DH itu sudah kebiasaan disengaja peting dan tidak, setelah mengetahui itu
atau memang MAH sengaja agar datang kamu pasti mengerti mana yang harus
terlambat untuk bermain diluar.RA didahulukan untuk kita sebagai siswa.
menanggapi selain kita rugi waktu itu RA saran aku kamu tinggalkan dikit demi
juga tidak ada manfaat sebenarnya. Kar sedikit untuk hal yang meruigikan atau
menanggapi sama dengan WK dan RR tidak perlu dan kamu fikir lagi mana
yaitu merugikan diri sendiri dan itu tidak yang harus dilakukan kita sebagai siswa
ada tanggung jawab sebagai siswa. yang berprestasi diawali dengan niat kita
dan tujuan. Kar, kamu harus
Jawaban MAH setelah mendengar mengutamakan belajar daripada bermain
tanggapan dari teman-temannya, iya dan bersantai yang tidak ada gunanya.
menanggapi bahwa ia datang terlambat
kesekolah karna sering santai dan Pertemuan keempat ini para
berhenti untuk nongkrong diwarung anggota kelompok sudah terlihat sangat
depan sekolah, sebenarnya ia mengatakan mandiri dan sudah sangat mengingat apa
dia tidak terlambat tapi ia sengaja karena itu pengertian konseling kelompok,
tidak ingin berlama-lama didalam kelas tujuan konseling kelompok, dan asas-asas
dan menunggu sampai ada bel masuk dan yang ada di dalam konseling kelompok.
guru masuk dalam kelas lalu ia masuk Pada pertemuan keempat ini juga para
juga. anggota terlihat sudah sangat nyaman
dalam mengungkapkan pendapat dan
sanggahannya, sudah tidak terlihat lagi
para anggota yang pasif maupun malu- mengobrol dikelas, membuat peraturan
malu. yang di sepakati bersama. Misalnya tidak
boleh main dan ngobrol pada saat waktu
Pada pertemuan keempat, belajar tiba,hal ini harus di patuhi oleh
pemimpin kelompok mendatangkan seorang anak dan jika ia tidak menepati
tokoh yaitu siswa yang memiliki prestasi kesepakatan ini di beri sangsi, karna kita
dan selalu mendapatkan juara kelas dan semua ingin seperti candra yang
siswa ini pun akan berbagi cerita berprestasi juga. Mengisi waktu dengan
pengalamannya saat mengikuti lomba, belajar di kelas untuk mengajak teman
cara belajar yang baik dan mebagi waktu sebangku ngobrol tapi gunakan waktu
belajar lalu para anggota dipersilakan tersebut untuk mengerjakan soal-soal
untuk bertanya dan akan dijawab oleh sambil tetap memperhatikan apa yang
siswa berprestasi tersebut. sedang gurunya jelaskan, mengobrol
sebenarnya tidak masalah tetapi
Pada pertemuan keempat yaitu waktunya yang tepat dan bermanfaat.
yang dibahas adalah masalah MFF sering Kalau saran aku coba kamu pindah
mengobrol saat guru sedang tempat duduk atau tidak berganti teman
menerangkan didalam kelas DH sebangku, karna kalau teman kita suka
menanggapi, hal seperti itu akan ngobrol maka kita akan ikut tetapi kalau
mengganggu teman yang laiinya saat teman sebangku diam dan ulet
mereka sedang belajar, Kar menaggapi mengerjakan sesuatu kitab akan terbawa
saat mengobrol dijam pelajaran itu rajin, kalau kita bisa memilih teman yang
merugikan dan mengganggu yang pintar pasti kita terbawa untuk ikutan
lainnya juga, MAH menrut aku hak kita pinta dan rajin belajar. Kamu harusnya
untuk ngobrol tapi waktunya yang tidak bisa konsisten kalau kamu mau merubaha
tepat karna kita ada istirahat disitulah dan kamu diajak ngobrol kamu fokus
waktu kita untuk mengobrol. belajar dan mendengan penjelasan guru
didepan, lebih bermanfaat mengobrol
RA mungkin MFF sering tentang pelajaran daripada mengobrol
mengobrol karna ia sudah memahami yang tidak jelas. Kata aku juga benar
materi yang diterangkan oleh guru. WK kamu harus bisa merubah posisi duduk
kalau mengobrol tau batasan dan sebentar atau memilih teman duduk atau tidak
karna bertanya si itu bermanfaat tetapi dipilihkan oleh guru untuk merubah sikap
kalau mengobrol diluar pelajaran sangat buruk saat dikelas dan kamu bisa juara
merugikan kita. RR kebiasaan buruk dikelas kalau rajin belajar, kita semua
harus diubah kalau tidak akan seperti itu bisa seperti candra yang memiliki
terus dan kamu tidak ada kemajuan prestasi di SMP ini.
dalam belajar.
Di pertemuan keempat ini juga
Jawaban MFF untuk teman- pemimpin kelompok kembali
temannya yang sudah memberikan membagikan post-test kedua yang
tanggapan terhadap masalahnya, MFF bertujuan untuk melihat peningkatan
mengatakan bahwa Ia mengobrol agar motivasi belajar anggota kelompok.
tidak ngantuk dan ia memilih duduk Selain pada peningkatan nilai dari pretest
dibelakang karna agar tidak terlalu ke juga postest, peneliti juga melihat
terlihat guru dan tidak sering perubahan pola berfikir pada siswa. Dari
ditanya.Saran dari teman-teman untuk yang sebelumnya mereka hanya
MFF yang memiliki masalah sering mengikuti pelajaran karena menganggap
itu suatu kewajiban, namun nampak dipertemuan ketigadankeempat masing-
sekarang mereka mulai memikirkan masing ada satu anggota yang
bagaimana agar bias berprestasi menyampaikan masalahnya. Dengan
disekolah. Mereka juga mulai menyadari pertimbangan-pertimbangan itulah maka
pentingnya belajar agar mencapai peneliti memutuskan untuk
keberhasilan dan bisa menjadi orang menghentikan pemberian layanan
yang sukses. konseling kelompok pada pertemuan
kelima.
Pada pemberian layanan konseling
kelompok kelima peneliti memutuskan Keberhasilan dalam kegiatan
untuk memberhentikan pemberian konseling teknik modeling juga
layanan konseling kelompok.Hal itu bergantung pada keseriusan siswa dalam
dikarenakan hasil nilai posttest yang mmengikuti kegiatan konseling.Selain itu
kelima sudah menunjukkan peningkatan juga telihat dari kegiatan konseling
yang cukup tinggi. Pada pemberian kelompok yang menunjukkan keaktifan
posttest keduanilai posttest para klien para siswa dalam berpendapat.
sudah menunjukkan peningkatan, namun
belum terlalu tinggi, dan di posttest Dalam kegiatan konseling
keempat nilai posttest klien sudah kelompok teknik modeling tersebut,
meningkat cukup tinggi. terdapat dinamika kelompok yang
tumbuh dan berkembang. Hal ini terlihat
Selain itu hal tersebut juga di dari interaksi mereka yang saling
dukung oleh perilaku yang terlihat pada bertanya dan memberikan masukan satu
masing-masing klien.Pada awal sama lain, mereka lebih mampu
pertemuan rata-rata klien masih bingung mengeluarkan pendapatnya saat
dan ragu-ragu untuk mengikuti kegiatan berdiskusi kelompok,menghargai
konseling kelompok, bahkan ketika pendapat teman, serta tidak lagi
konseling kelompok sudah dilaksanakan memaksakan pendapatnya yang kurang
para anggota masih terlihat pasif, dan di diterima dalam kelompok.
pertemuan berikutnya klien sudah sedikit
demi sedikit menunjukkan perubahan Dalam layanan konseling
seperti sudah mulai mau mengangkat kelompok teknik modeling selain dapat
tangan ketika pemimpin kelompok membantu guru BK untuk menyelesaikan
bertanya.Ketika dipertemuan keempat masalah siswa yang berhubungan dengan
para anggota sudah sangat aktif dan tidak motivasi belajar siswa yang rendah, juga
ragu-ragu lagi dalam menjawab. Bahkan menambah kemampuan komunikasi
para anggota sudah bisa menjelaskan siswa. Karena saling memberikan
dengan jelas apa itu pengertian konseling masukan dan pendapat pada kelompok
kelompok, tujuan, bahkan asas-asas yang menggambarkan adanya interaksi yang
ada di konseling kelompok. membuktikan bahwa adanya dinamika
dalam kelompok itu sendiri.
Dalam lima kali pertemuan tersebut
masing-masing anggota juga sudah Dari seluruh kegiatan dan
mengungkapkan semua masalahnya, prosedur yang telah dilakukan maka
pada pertemuan pertama terdapat dua dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
orang anggota yang menyampaikan peningkatan motivasi belajar siswa dari
masalahnya, dipertemuan kedua juga yang tadinya rendah menjadi tinggi.
terdapat dua orang anggota, dan
SIMPULAN / CONCLUSION motivasi belajar agar siswa
mendapatkan prestasi yang tinggi.
Kesimpulan penelitian adalah
terdapat peningkatan motivasi belajar 2. Kepada Siswa
melalui layanan konseling kelompok Sebagai siswa perlu menyadari
teknik modelingpada siswa kelas VIII pentingnya belajar, dengan begitu
SMP Negeri 5 Tulang Bawang Tengah akan memicu motivasi untuk
tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini berprestasi sehingga siswa akan
ditunjukkan dari sikap dan hasil pretest mencapai nilai-nilai yang baik dan
yang sebelum diberikan perlakuan mendapatkan prestasi disekolah.
memiliki motivasi belajar yang rendah,
dan setelah diberi perlakuan konseling 3. Penelti Selanjutnya
kelompok motivasi belajar dapat Hendaknya mengetahui faktor-faktor
meningkat yang ditunjukkan dengan penyebab rendahnya motivasi belajar
adanya perubahan sikap dan perilaku siswa sehingga dapat menggali lebih
serta nilai posttest konseli. dalam permasalahan tersebut dan
mendapatkan penanganan yang lebih
Berdasarkan hasil analisis data intensif.
dengan menggunakan uji wilcoxon,
dimana diperoleh harga zhitung= 1,866. DAFTAR RUJUKAN / REFERENCES
Harga ini selanjutnya dibandingkan
dengan ztabel = 2,013. Ketentuan Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
pengujian bila zhitung<ztabelmaka Ho Tindakan Kelas. Jakarta: PT
ditolak dan Ha diterima. Ternyata zhitung= Rineka Cipta.
1,866< ztabel = 2.013maka Ho ditolak dan
Ha diterima.Kesimpulannya adalah Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan
terdapat peningkatan motivasi belajar Pembelajaran. Jakarta: Bumi
siswa setelah diberikan layanan Aksara.
konseling kelompok dengan
menggunakan teknik modelingpada siswa Komalasari, Gantina, dkk. 2011.
kelas VIII SMP Negeri 5Tulang Bawang Asesmen Teknik Non Tes
Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta: PT.
Setelah penulis menyelesaikan Indeks.
penelitian, membahas dan mengambil
kesimpulan dari penelitian ini, maka Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan
dengan ini penulis mengajukan saran dalam Proses Belajar
sebagai berikut: Mengajar. Bandung: Bumi
1. Kepada guru BK dan Mata Pelajaran Aksara.
Guru hendaknya mengetahui cara
untuk meningkatkan motivasi belajar Prayitno, 1995.Layanan Bimbingan dan
siswa dalam kegiatan belajar Konseling Kelompok. Jakarta :
mengajar didalam lingkungan GahliaIndonesia.
sekolah maupun dirumah.
Contohnya peneliti menggunakan Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran
layanan konseling kelompok dengan Terpadu.Yogyakarta: Familia.
teknik modeling untuk meningkat
Ridwan. 2008. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Penelitian.
Bandung: Alfabeta.

Santoso, Singgih. 2004. Statistik


Deskriptif: Konsep, Aplikasi
dengan Microsoft Ecxel dan
SPSS .Yogyakarta: Andi.

Sardiman. A. M. 2006. Interaksi dan


Motivasi Belajar-Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Pengantar


Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Uno, Hamzah B. 2010. Perencanaan


Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

You might also like