You are on page 1of 9

ANALISIS MOTIVASI BELAJAR IPS

KELAS VII DI SMP NEGERI 11


KOTA PONTIANAK

Nai, Aminuyati, Okianna


Program Studi Pendidikan IPS FKIP Untan Pontianak
Email : naimpagestu63*@gmail.com

Abstract
This study aimed to obtain an overview of the level of learning motivation of class VII
students of SMPN 11 Kota Pontianak. The instrument of this study was a student
motivation motivation questionnaire. The method used in this study was the descriptive
method of the purpose of this method to make a systematic description or description of
the facts. This study used a qualitative descriptive approach. The sample in this study
was class VII students, amounting to 20 students. Questionnaire consists of 20 items
that contained 5 indicators, namely: The desire to succeed, there was encouragement
and need for learning, there was appreciation in learning, there was a conducive
learning environment, there were interesting activities in learning. The data analysis
technique used was student learning motivation questionnaire. The results of this study
indicated that there are 11 (61.2%) students who have very high learning motivation, 5
(19.5%) students who have high learning motivation and 4 (19.3%) students who have
moderate learning motivation. Based on the results of the score per item there was a
desire to succeed at 75.00%, the encouragement and learning needs of 80.00%, there
was an appreciation in learning at 81.25%, there was a conducive learning environment
of 87.50%, the existence of activities interesting in learning was 82.50%. It is known
that there was an increase in the results of learning motivation of class VII students of
SMP 11 Kota Pontianak.

Keywords: Class VII Students, IPS Learning, Motivation,

PENDAHULUAN Dorongan motivasi dalam belajar merupakan


Rendahnya mutu sumber daya manusia salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam
Indonesia memang tidak terlepas dari hasil upaya pembelajaran di sekolah” Motivasi
yang dicapai oleh pendidikan selama ini. belajar yang dimiliki siswa dalam setiap
Selama ini hasil pendidikan hanya tampak kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk
dari kemampuan menghafal fakta, konsep, meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
teori atau hukum. Walaupun banyak anak mata pelajaran tertentu. Peranan motivasi
mampu menyajikan tingkat hafalan yang dalam proses belajar adalah menumbuhkan
baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi gairah, merasa senang dan semangat untuk
pada kenyataannya mereka seringkali tidak belajar (Sumarmi, 2016:124).
memahami secara mendalam substansi SMP Negeri 11 Kota Pontianak motivasi
materinya. belajar masih didominasi siswa yang
Menurut Hamdu dan Agustina “Salah berkemampuan tinggi. Hal ini diperkuat dari
satu faktor yang mempengaruhi prestasi hasil observasi pada saat mengajar atau
siswa adalah motivasi. Dengan adanya praktek pengalaman lapangan (PPL) bahwa
motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi pada setiap proses pembelajaran selalu ikut
penuh dalam proses belajar pembelajaran. serta aktif dalam proses pembelajaran

1
berlangsung dan selalu mengerjakan tugas kegiatan, 2) Frekuensi kegiatan, 3)
rumah tanpa harus diberi ancaman atau Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4)
penghargaan. Siswa yang memiliki motivasi Ketabahan, keuletan dan kemampuannya
belajar kurang pada saat proses pembelajaran dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan
berlangsung tidak memperhatikan guru saat untuk mencapai tujuan, 5) Pengabdian dan
menjelaskan atau tidak mengerjakan tugas pengorbanan untuk mencapai tujuan, 6)
rumah sama sekali. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
Hal ini berarti siswa yang dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat
berkemampuan tinggi memiliki motivasi kualifikasi prestasi, 8) Arah sikapnya
belajar yang baik atau kemauan dalam terhadap sasaran kegiatan siswa”.
belajar sedangkan siswa yang memiliki Siswa yang memiliki motivasi belajar
motivasi kurang tidak memiliki kemauan akan dibarengi dengan kegiatan belajar yang
dalam proses pembelajaran yang diajarkan baik. Menurut Aunurrahman (2012:180)
oleh guru sehingga guru harus memberikan “siswa yang memiliki motivasi belajar akan
penghargaan agar siswa aktif belajar atau tampak melalui kesungguhan untuk terlibat di
mengarjakan tugas rumah, sehingga dalam proses pembelajaran, antara lain
diharapkan mampu meningkatkan motivasi nampak melalui keaktifan bertanya,
belajar siswa. mengemukakan pendapat, menyimpulkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembelajaran, mencatat, membuat resume,
guru IPS pada tanggal 22 Januari 2018 di mempraktekkan sesuatu, mengerjakan
SMP Negeri 11 Kota Pontianak, peneliti latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan
memperoleh informasi bahwa motivasi ketentuan pembelajaran”.
belajar siswa sangat rendah, pada mata Berdasarkan penelitan Kiswoyowati
pelajaran IPS. Hasil wawancara dengan siswa (2011:124), “terdapat pengaruh yang positif
kelas VII di SMP Negeri 11 Kota Pontianak dan signifikan antara motivasi belajar
menyatakan bahwa siswa kurang memiliki terhadap kegiatan belajar siswa, motivasi
kemauan dalam mengikuti pelajaran IPS belajar terhadap kecakapan hidup siswa dan
yang sedang berlangsung pada saat guru kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan
mengajar di kelas, siswa cenderung hidup siswa”.
bermalas-malasan ada yang bicara sama Dari hasil pengamatan di atas dijumpai
kawannya ada juga yang tidur pada saat guru kondisi belajar peserta didik saat
mengajar. Berdasarkan hasil wawancara guru berlangsungnya pembelajaran IPS di dalam
dan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas siswa cenderung bermalas-malasan ada
salah satu penyebab rendahnya ketuntasan yang bicara sama kawannya ada juga yang
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS tidur pada saat guru menjelaskan materi
dikarenakan rendahnya motivasi belajar pelajaran. Permasalahan ini disebabkan
siswa. karena siswa kurang memiliki motivasi
Koeswara menyatakan bahwa, dalam mengikuti proses belajar mengajar.
“Motivasi sebagai dorongan mental yang Berdasarkan permasalahan yang telah
menggerakkan dan mengarahkan perilaku dirumuskan, maka tujuan dalam penelitian ini
manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam untuk mengetahui : a) Adanya hasrat ingin
motivasi terkandung adanya keinginan yang berhasil siswa pelajaran IPS Kelas VII Di
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan SMP Negeri 11 Kota Pontianak b) Adanya
dan mengarahkan sikap serta perilaku pada dorongan dan kebutuhan dalam belajar siswa
individu belajar” (dalam Dimyati dan pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 11
Mudjiono, 2006:42). Kota Pontianak, c) Adanya penghargaan
Syamsudin (1996) yang dapat kita dalam belajar siswa pelajaran IPS Kelas VII
lakukan adalah “mengidentifikasi beberapa Di SMP Negeri 11 Kota Pontianak, d)
indikatornya dalam tahap-tahap tertentu. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Indikator motivasi antara lain: 1) Durasi siswa pelajaran IPS Kelas VII Di SMP

2
Negeri 11 Kota Pontianak, e) Adanya pembelajaran. Pada aktivitas pembelajaran
kegiatan yang menarik dalam belajar siswa sendiri, motivasi individu dimanifestasikan
pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 11 dalam bentuk ketahanan dan ketekunan
Kota Pontianak. dalam pemebajaran. Kesungguhan dalam
Istilah motivasi memiliki akar kata dari menyimak isi pembelajaran, kesungguhan
bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dan ketelatenan dalam mengerjakan tugas
dorongan untuk bergerak. Atau bisa disebut dan sebagainya. Sebaliknya siswa-siswa yang
dengan motif yang diartikan sebagai tidak atau kurang memiliki motivasi,
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, umumnya kurang mampu bertahan untuk
yang menyebabkan individu tersebut pembelajaran lebih lama, kurang sungguh-
bertindak atau berbuat guna mencapai suatu sungguh di dalam mengerjakan tugas. Sikap
tujuan. Berbagai ahli memberikan definisi yang kurang positif di dalam pembelajaran
tentang motivasi, motivasi menurut Hamzah ini semakin nampak ketika tidak ada orang
B Uno (2011: 4) “motivasi sebagai kontruk lain (guru, orang tua) yang mengawasinya.
hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan Oleh karna itu, rendahnya motivasi
keinginan, arah, intensitas dan keajegan merupakan masalah dalam pembelajaran,
perilaku yang diarahkan oleh tujuan.” Dan karana hal ini memberikan dampak bagi
menurut Greenberg (dalam Syaiful Bahri ketercapaian hasil belajar yang di harapkan.
Djamarah, 2008: 148) juga mengemukakan Menurut Sardiman, (2017:16)
bahwa “motivasi adalah suatu perubahan mengatakan motivasi dibagi menjadi dua
energi di dalam pribadi seseorang yang macam yaitu: (a) Motivasi intrinsik adalah
ditandai dengan timbulnya afekif (perasaan) motif-motif yang menjadi aktif atau
dan reaksi untuk mencapai tujuan” berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
Motivasi pada dasarnya merupakan luar, karena dalam setiap diri individu
dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri sudah ada dorongan untuk melakukan
untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada sesuatu. (b) Motivasi ekstrinsik adalah motif-
umumnya diarahkan untuk mencapai motif yang aktif dan berfungsi karena ada
sesuatu atau bertujuan. Motivasi dapat perangsang dari luar.
memberikan semangat (dorongan) yang Beberapa uraian di atas, nampak jelas
luar biasa terhadap seseorang untuk bahwa motivasi sebagai pendorong,
berprilaku dan dapat memberikan arah pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak
dalam belajar. (Imran 2015:171). Sedangkan prilaku seorang untuk mencapai suatu tujuan.
menurut Djamarah, (2008:148) mengatakan Guru merupakan faktor yang penting untuk
bahwa motivasi adalah suatu perubahan mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi
energi di dalam pribadi seseorang yang tersebut dengan cara dan terutama memenuhi
ditandai dengan timbulnya afektif atau kebutuhan siswa. Segala usaha yang di
perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu lakukan oleh manusia akan dapat berdampak
tujuan. baik/mencapai hasil yang baik jika yang di
Dari uraian diatas dapat disimpulkan dukung dengan motivasi yang kuat. Motivasi
bahwa motivasi merupakan perubahan energi yang kuat, seorang dapat melakukan hal-hal
dalam diri seseorang yang ditandai dengan yang istimewa, yang mustahil dilakukan pada
munculnya suatu pemikiran untuk belajar situasi biasa. Motivasi muncul karena adanya
yang lebih baik, sehingga siswa yang keinginan kuat yang berkaitan dengan adanya
memiliki motivasi belajar akan nampak kebutuhan dalam diri orang yang menuntut
melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam pemenuhannya. Segala pekerjaannya akan
proses pembelajaran, antara lain nampak sulit berjalan dan berkembang jika kita tidak
melalui keaktifan bertanya, mengemukakan memiliki motivasi untuk melaksanakan
pendapat, menyimpulakan pembelajaran, pekerjaan tersebut.
mencatat, mengerjakan latihan-latihan dan Menurut sardiman dalam buku Asih,
evaluasisesuai dengan ketentuan (2015:12) menyebutkan,ada tiga fungsi

3
motivasi yaitu: a) Mendorong manusia untuk konsekuensi negatif, seperti bertambahnya
berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor beban kerja, konflik, kegagalan atau bahkan
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal kritik dari mitra kerja.
ini merupakan langkah penggerak dari setiap
kegiatan yang akan di kerjakan. b) METODE PENELITIAN
Menentukan arah perbuatan yakni kearah Metode penelitian yang digunakan
tujuan yang hendak dicapai. Dengan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
demikian motivasi dapat memberikan arah Penelitian ini menggunakan pendekatan
dan kegiatan yang harus di kerjakan sesui deskritif kualitatif. Pendekatan kualitatif
dengan rumusan tujuannya.Menyeleksi dalam penelitian ini menghasilkan data
perbuatan, yakni menentukan perbuatan- deskriptif berupa tulisan naratif mengenai
perbuatan yang harus di kerjakan yang serasi motivasi belajar siswa berdasarkan indikator
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan pembelajaran. Peneliti memperoleh data-data
perbuatan-perbuatan yang tidak bermamfaat tersebut melalui hasil angket yang dihitung
bagi tujuan tersebut. besarnya.
Motivasi dapat diartikan sebagai Populasi adalah keseluruhan subjek
kekuatan atau daya dorong yang penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi
menggerakkan sekaligus mengarahkan dan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
kehendak dan prilaku sesorang dan segala SMP Negeri 11 Kota Pontianak Semester
kekuatan untuk mencapai tujuan yang Genap Tahun Ajaran 2017-2018 yang terdiri
diinginkannya yang muncul dari keinginan dari dua kelas sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan. Jadi, motivasi timbul
didorong oleh adanya kebutuhan yang ingin Tabel 1. Populasi Siswa Kelas VII
dicapai, baik kebutuhan akan fisiologis Kelas Jumlah Populasi
(seperti: makanan, minuman, tempat tinggal, VII A 20
kesehatan); kebutuhan keamanan dan VII B 25
keselamatan (seperti: kebutuhan akan
kemerdekaan dan ancaman, keamanan dari Sampel adalah sebagian atau wakil yang
kejadian); kebutuhan akan penghargaan diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel dalam
(seperti: kebutuhan akan harga diri dan penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP
penghargaan dari pihak lain); kebutuhan Negeri 11 Kota Pontianak berjumlah 20
aktualisasi diri (seperti: kebutuhan untuk siswa. Alasan mengambil kelas VIIA
memenuhi diri melalui memaksimumkan berdasarkan nilai ketuntatasan kelas VIIA
penggunaan kemampuan, keahlian dan lebih rendah dibanding kelas VII B sebagai
potensi); kebutuhan rasa memiliki, sosial dan berikut:
kasih sayang (seperti: kebutuhan akan
persahabatan kelompok, intraksi dan kasih Tabel 2. Sampel Siswa Kelas VII
sayang). Kelas Persentase %
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan VII A 68,21
bahwa motivasi timbul didorong oleh adanya VII B 79,57
kebutuhan yang ingin dicapai dan seorang
akan termotivasi untuk melakukan tugas- Maka ditetapkan yang menjadi sampel
tugas dalam pekerjaan, yang memungkinkan dalam penelitian ini adalah kelas VIIA.
seorang mendapatkan konsekuensi- Pemilihan sampel penelitian dilakukan
konsekuensi positif, seperti pujian atau dengan teknik purposive sampling. Purposive
kebanggaan yang semakin tinggi atau sampling adalah teknik penentuan sampel
peluang lebih diperhatikan oleh manajemen.
dengan pertimbangan tertentu
Sebaliknya orang yang tidak akan termotivasi (Arikunto,2010:183).
dalam melakukan tugas-tugas yang justru
akan menghadapkan anda pada konsekuensi-
Teknik Pengumpulan Data

4
Teknik pengumpulan data dalam Alat pengumpulan data untuk teknik
penelitian ini adalah, sebagai berikut: kemunikasi langsung adalah wawancara.
a) Teknik Observasi Langsung Wawancara adalah cara pengumpulan data
Menurut Sugiyono, (2014:145) Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
observasi lansung adalah cara yang dilakukan mendapatkan informasi langsung dari
melalui pengamatan dan pencatatan gejala- sumbernya. Wawancara yang digunakan
gejala yang tampak pada obyek penelitian adalah wawancara tidak terstruktur dimana
yang pelaksanaannya langsung pada tempat peneliti memberi kebebasan kepada
dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi narasumber (siswa SMPN 11 Kota
sedang terjadi. Pontianak) untuk menjawab pertanyaan.
b) Komunikasi tidak langsung d. Dokumentasi
Angket adalah kumpulan dari pertnyaan Dokumentasi meliputi bentuk naratif,
yang diajukan secara tertulis kepada bagan alir dan materi tertulis lainnya, yang
seseorang (yang dalam hal ini disebut menjelaskan bagaimana sebuah sistem
responden), cara menjawab juga dilakukan bekerja. Informasi ini meliputi siapa, apa,
secara tertulis. kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
c) Komunikasi langsung data dimasukkan menghasilkan informasi,
Wawancara adalah cara mengumpulkan serta bagaimana pengendalian sistemnya.
data yang mengharuskan seorang peneliti
mengadakan kontak lansung secara lisan atau Teknik Analisis Data
tatap muka dengan sumber data Teknik keabsahan data atau trigulasi
d) Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Dokumentasi meliputi bentuk naratif, (a) Pengumpulan Data ialah proses
bagan alir dan materi tertulis lainnya, yang penumpulan data dalam penelitian ini yaitu
menjelaskan bagaimana sebuah sistem peneliti mewancara siswa dan memberi
bekerja. Informasi ini meliputi siapa, apa, angke kepada siswa kemudia di olah hasil
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana angket tersebut. (b) Reduksi Data yaitu
data dimasukkan menghasilkan informasi, proses reduksi data dalam penelitian ini
serta bagaimana pengendalian sistemnya. dilakukan dengan cara merangkum hasil
wawancara, dan angket yang masih bersifat
Alat Pengumpulan Data acak ke dalam bentuk yang mudah dipahami.
Untuk mendapatkan data-data yang Angket yang digunakan untuk memperoleh
diperlukan dalam penelitian ini maka data dalam penelitian ini adalah angket
menggunakan alat pengumpul data sebagai motivasi belajar dan angket faktor-faktor
berikut: yang mempengaruhi motivasi balajar. a)
a. Lembar observasi Angket motivasi belajar siswa. Langkah-
Lembar observasi yang digunakan langkah dalam analisis angket yaitu: 1)
merupakan lembar observasi tidak Memeriksa dan menghitung skor dari setiap
terstruktur, dimana observasi yang dilakukan jawaban yang dipilih oleh siswa pada angket
untuk mengetahui proses kegiatan yang yang telah diberikan. 2) Merekapitulasi skor
dilakukan guru dan siswa dalam proses yang diproleh siswa . 3) Menghitung total
pembelajaran di dalam kelas berlangsung. skor per item pertanyaan dengan
b. Lembar angket menggunakan rumus. (Riduan,2011:41).
Alat pengumpulan data yang digunakan
pada teknik kemunikasi tidak langsung ∑
X= x 100%
adalah angket. Angket yang digunakan dalam
Keterangan:
penelitian ini yaitu angket untuk mengukur
x = persentase skor hasil angket
tingkat motivasi belajar siswa, penskoran
∑×= skor yang diperoleh siswa
angket mengacu pada skala linkert.
N = jumlah siswa
c. Pedoman Wawancara

5
a. Melakukan interpretasi skor angket Tabel 4. Persentase Hasil Pengisian
dengan menggunakan excel. Adapun rumus Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas VII
yang digunakan sebagai berikut: SMPN 11 Kota Pontianak
No Jumlah Persen Katagori
Tabel 3. Interprestasi Skor Angket siswa tase
Nilai (%) Tingkatan 1 5 orang 61.2 % Sangat Tinggi
70 % - 79 , 99 % Cukup/ Sedang 2 11 orang 19.5 % Tinggi
80 % - 89 , 99 % Tinggi 3 4 orang 19.3 % Cukup
90 % - 100 , 100 % Sangat Tinggi
Tebel 4. menunjukkan bahwa rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN variabel Motivasi belajar siswa dalam
Hasil Penelitian katagori sangat Tinggi terlihat sebanyak 5
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas orang siswa dengan persentase 61.2%
VII SMPN 11 kota Pontianak yang berjumlah sedangkan katagori motivasi Tinggi
25 orang. Tindakan dilakukan dengan sebanyak 11 orang dalam katagori Tinggi
memberikan angket Motivasi belajar siswa. dengan persentase 19,5 % %, sedangkan
Data yang diperoleh kemudian dianalisis. dalam katagori cukup sebanyak 4 orang
Pengukuran pengisian angket dapat dilihat dengan persentase 19,3 %.
pada tabel 4. Perhitungan Motivasi perindikator
belajar siswa kelas VII SMPN 11 kota
Pontianak dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Persentase Motivasi belajar siswa perindikator pada
kelas VII SMPN 11 Kota pontianak
Indikator Persentase Motivasi
Belajar Siswa (%)
Adanya hasrat ingin berhasil 75,00
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 80,00
danya penghargaan dalam belajar 81,25
Adanya lingkungan belajar yang kondusif 87,50
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 82,50
Pembahasan
Tabel 5. menunjukkan terdapat lima Di dalam proses pembelajaran
indikator yang dihitung, yaitu indikator diperlukan adanya motivasi belajar siswa.
adanya hasrat ingin berhasil, Adanya Motivasi diperlukan karena dapat menjadi
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, tenaga pendorong bagi siswa dalam
adanya penghargaan dalam belajar, Adanya mengeksplor potensi potensi yang ada dalam
lingkungan belajar yang kondusif, Adanya dirinya. Siswa yang memiliki Motivasi
kegiatan yang menarik dalam belajar. Dari belajar siswa akan nampak melalui
kelima indikator tersebut yang memiliki nilai kesungguhan untuk terlibat langsung dalam
persentasi kategori sangat Tinggi, tinggi proses pembelajaran dapat terlihat dari
cukup. Yaitu, Adanya hasrat ingin berhasil aktifnya bertanya, mengemukakan pendapat
memiliki nilai sebesar 75,00, Adanya (Aunurrahman, 2512: 180).
dorongan dan kebutuhan dalam belajar Untuk menganalisis Motivasi belajar
sebesar 80,00, adanya penghargaan dalam siswa, peneliti memberikan soal angket
belajar memiliki nilai sebesar 81,25, adanya sebanyak 25 yang terdiri dari 10 soal
lingkungan belajar yang kondusif dengan negative dan 10 soal positif. Yang terdiri dari
nilai sebesar persentasi 87,50 sedangkan lima indikator dan setiap indikator terdiri dari
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 2 sub indikator. Setelah angket diisi
memiliki nalai sebesar 82,50. kemudian peneliti melakukan olah data
dengan melakukan perhitungan. (1) Indikator

6
yang pertama yaitu adanya hasrat ingin karena tidak ada satu pun siswa yang
belajar, hasil yang diperoleh adalah untuk menjawab katagori sangat tinggi, Indikator
indikator Adanya hasrat ingin berhasil kedua dalam katagori tinggi berdasarkan
sebesar 75,00 sedangkan katagori Tinggi 61,2 jawaban dari angket yang telah diisi siswa
%, sangat Tinggi sebesar 19,5 %, sedang diperoleh angka 65% dengan jumlah siswa
sebesar 19,3 %. katagori sangat Tinggi hanya yang menjawab hasil angket dengan katgori
5 siswa yang menjawab sehingga hasil tinggi yaitu sebanyak 12 siswa. Selanjutnya
persentasenya menunjukan lebih kecil katagori sedang diperoleh angka 53,33%
dibandingkan dari katagori Tinggi. Nilai terdapat 8 siswa yang menjawab. Selanjutnya
persentase katagori Tinggi sebanyak,11 siswa dalam katagori lemah dalam Motivasi belajar
yang menjawab,sedangkan katagori sedang terdapat dari 25 siswa. Sub indikator pada
sebanyak 4 orang siswa, untuk katagori indikator Adanya dorongan dan kebutuhan
Tinggi yang termuat dalam angket diperoleh dalam belajar tadalah datang tepat waktu
angka sebesar 61,2% dengan jumlah siswa pada saat pembelajaran dan mempelajari
yang menjawab angket tersebut 11 siswa kembali materi pelajaran.
sehingga, katagori sedang, jumlah siswa Sub indikator datang tepat waktu saat
yang menjawab pertanyaan angket kataori pembelajaran juga merupakan salah satu
kurang dari peneliti yaitu berjumlah 4 orang Motivasi yang diukur, hal tersebut
siswa. merupakan kesiapan dimana seluruh kondisi
Sub indikator pada indikator adanya siswa siap untuk memulai sesuatu dan
hasrat ingin belajar yaitu belajar kelompok penyesuaian kondisi yang akan berpengaruh
dengan banyak membaca buku pelajaran IPS. pada kecendrungan untuk memberi respons.
Pada penelitian ini adalah keinginan pribadi Pada penelitian ini siswa tidak menyadari
siswa untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu bahwa datang tepat waktu merupakan awal
adalah keberhasilan dalam proses dari proses pembelajaran, jika siswa tidak
pembelajaran. Sesulit apapun pelajaran jika menyadari bahwa hal tersebut merupakan
dari diri pribadi siswa sudah memiliki sebuah kebutuhan maka mengakibatkan tidak
Motivasi yang tinggi maka segala sesuatu adanya dorongan untuk berusaha, karena
akan sangat mudah dilkasanakan. kebutuhan yang disadari mendorong
Berdasarkan nilai persentase untuk usaha/membuat seseoarang siap untuk
indikator adanya hasrat ingin belajar, berbuat dalam hal ini (dorongan untuk
kategori yang memiliki nilai paling tinggi belajar). Hal ini yang tidak dimiliki siswa
adalah kategori Tinggi dengan besar kelas VII SMPN 11 kota Pontianak sehingga
persentase 61,2%. Hal ini bisa saja nilai pesrsetasenya sebesar 0%. (3) Indikator
disebabkan beberapa faktor yang ketiga adanya penghargaan dalam belajardari
menyebabkan hal tersebut seperti metode hasil angket yang telah disebarkan sebesar
mengajar, seperti cara mengajar guru yang 81,25, dengan katagori sangat tinggi,tinggi,
kurang menguasai bahan pelajaran sehingga cukup, lemah, dan sangat lemah. Katagori
dalam menyampaikan pelajaran tidak jelas sangat tinggi diperoleh angka 30%, katagori
atau sikap guru terhadap siswa dan atau tinggi 60% sedang 63,33% . Hal ini diperoleh
terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak dari angket yang telah disebarkan kepada
Tinggi sehingga siswa kurang senang siswa kelas VII SMPN 11 kota Pontianak.
terhadap mata pelajaran itu sendiri (Slameto, Angket yang telah disebarkan mendapatkan
2515:63) sehingga bisa saja mengurangi hasil yang baik yang mana katagori sangat
keinginan untuk belajar. (2) Indikator kedua tinggi, tinggi, dibandangkan dengan katagori
adanya dorongan dan kebutuhan dalam sedang, karena katagori tinggi terdapat hasil
belajar sebesar 80,00. hasil yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan katagori
untuk kategori sangat tinggi sebesar 30%, sangat tinggi, sedang, diperoleh hasil sebesar
kategori tinggi 53,33, kategori sedang sebesar 50% dengan jumlah siswa yang menjawab
25,6 dan kategori sangat lemah 0%. Hal ini dikatagori sangat tinggi terdapat 5 siswa.

7
Dari hasil yang telah didapatkan dalam KESIMPULAN DAN SARAN
katagori tinggi bisa dikatakan 11 siswa yang Kesimpulan
menjawab dikatagori tinggi memiliki tingkat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Motivasi belajar yang cukup dibandingkan dilakukan pada kelas VII SMPN 11 Kota
dengan siswa yang lainnya. (4) Indikator Pontianak maka dapat ditarik kesimpulan
keempat adanya lingkungan yang kondusif sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan
dari hasil angket yang telah disebarkan keinginan berhasil memiliki nilai sebesar
memiliki nalai sebesar 87,50% sedangkan 75,00 (Cukup). (2) Adanya dorongan dan
dengan katagori sangat tinggi, 60% katagori kebutuhan dalam belajar memiliki nilai
tinggi sebesar 45% dan katagori sedang sebesar 80,00 (Tinggi). (3) Adanya
sebesar 30%. Hal ini diperoleh dari angket penghargaan dalam belajar memilki nilai
yang telah disebarkan kepada siswa kelas VII sebesar 81,25 (Tinggi). (4) Adanya
SMPN 11 kota Pontianak. Angket yang telah lingkungan belajar yang kondusif memiliki
disebarkan mendapatkan hasil yang baik nilai sebsar 87,50 (Tinggi). (5) Adanya
yang mana katagori sangat tinggi, tinggi, kegiatan yang menarik dalam belajar meliki
dibandangkan dengan katagori sedang, nilai sebesar 82,50 (Cukup).
karena katagori tinggi terdapat hasil lebih Saran
besar dibandingkan dengan katagori sangat Adapun saran dalam penelitian ini
tinggi, sedang, diperoleh hasil sebesar 60% sebagai berikut: (1) Bagi guru, pembelajaran
dengan jumlah siswa yang menjawab motivasi belajar siswa dapat dijadikan
dikatagori sangat tinggi terdapat 5 siswa. sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil
Dari hasil yang telah didapatkan dalam belajar peserta didik. (2) Bagi sekolah,
katagori tinggi bisa dikatakan 11 siswa yang hendaknya menyediakan sarana dan
menjawab dikatagori tinggi memiliki tingkat prasarana yang dibutuhkan dalam proses
Motivasi belajar yang cukup dibandingkan belajar, sehingga proses pembelajaran
dengan siswa yang lainnya. (5) Indikator ke berjalan secara efektif. (3) Peneliti
lima adanya kegiatan yang menarik dari hasil selanjutnya dapat melakukan peenelitian
angket yang telah disebarkan memiliki nalai motivasi belajar siswa, yang dipadukan
sebesar 82,50% sedangkan dengan katagori dengan media pembelajaran sesuai materi.
sangat tinggi, 50% katagori tinggi sebesar (4) Dari dua indikator yang nilainya Cukup
65% dan katagori sedang sebesar 35%. Hal seperti: hasrat dan keinginan berhasil, dan
ini diperoleh dari angket yang telah adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
disebarkan kepada siswa kelas VII SMPN 11 Supaya ditingkatkan menjadi tinggi.
kota Pontianak. Angket yang telah
disebarkan mendapatkan hasil yang baik DAFTAR RUJUKAN
yang mana katagori sangat tinggi, tinggi, Aunurrahman. (2013). Belajar dan
dibandangkan dengan katagori cukup, karena Pembelajaran. Bandung:
katagori tinggi terdapat hasil lebih besar Alfabeta.BNSP. 2006. Standar Isi
dibandingkan dengan katagori sangat tinggi, untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
sedang, diperoleh hasil sebesar 60% dengan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
jumlah siswa yang menjawab dikatagori Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
sangat tinggi terdapat 5 siswa. Dari hasil suatu pendekatan praktek. Edisi
yang telah didapatkan dalam katagori tinggi Revisi. Jakarta: Raneka Cipta.
bisa dikatakan 11 siswa yang menjawab Syamsudin.A (1996). Psikologi
dikatagorikan memiliki tingkat motivasi yang Kependidikan. Bandung: PT Remaja
tinggi belajar yang cukup dibandingkan Rosda Karya.
dengan siswa yang lainnya. Benny. P. A. (2009). Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Mudjiono dan Dimyati. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

8
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Siswa Kelas IV Sd Negeri 1 Rajabasa
Jakarta: Reneka Cipta. Raya Bandar Lampung. Skripsi
Hamzah B. Uno, (2013). Teori Motivasi Dan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Pendidikan Universitas Lampung
Aksara. Bandar Lampung.
Hamalik Oemar, (2013). Dasar-dasar Novita. (2001). Meningkatkan Motivasi
Pengembangan Kurikulum. Belajar Ips Melalui Penggunaan
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Media Ganbar Pada Siswa Kelas III
Imran. (2015). Meningkatkan Motivasi di SDN 05 Bunobogu. Jurnal Kreatif
Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Tadulako Online, Vol.5 No. 4.ISSN
Penggunaan Media Gambar Pada 2354-614X.
Siswa Kelas IV SDN 2 Posona 2015. Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. Kemampuan Awal dalam
2 No. 4 ISSN 2354-614X. KegiatanPembelajaran.Jakarta:Delia
Jampel. (2016). Analisis Motivasi Dan Gaya Press.
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sumarmi. (2016). Meningkatkan Motivasi
Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Belajar Siswa Pada Pembelajaran
dan Pengajaran Jilid 49, N0. 3, hlm. Ips Menggunakan Model
109-119. Pembelajaran Kooperatif Tipe
Kurniawan. D. K., & Muldayanti, N. D. Group Investigation. Jurnal Teori
(2013). Implementasi Model dan Praksis Pembelajaran IPS,Vol.1
Pembelajran Inkuiri Terbimbing No.2.ISSN 2503-1201.
Berbantuan Makro Media Flesh 8 Suprijono, A, (2015). Cooperatif Learning.
Pada Mata Pembelajaran IPS Teori Dan Aplikasi
Berbasis Lesson Study di SMP, Paikem.Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
Penelitian Dosen Pemula Ponti. Senjaya. W. (2006). Pembelajaran Dan
Kiswoyowati. A. (2011). Pengaruh Motivasi Implementasi Kurikulum Berbasis
Belajar Dan Kegiatan Belajar Siswa Kompetensi. Jakarta: Kencana Media
Terhadap Kecakapan Hidup Siswa. Group.
Jurnal Edisi Khusus (1). ISSN:1412- Syaiful. S. (2009). Konsep Dan Makna
565X. Pembelajaran. Bandung: Alfabet
Khumairah. (2017). Hubungan Motivasi
Belajar Dengan Hasil Belajar Ips

You might also like