Professional Documents
Culture Documents
Abstract:The problem in this research is how Motivation learn dribble in game of soccer at
student of class X High School State 9 Pontianak? This study aims to determine the
motivation to learn to dribble in a soccer game on the students of class X High School State
9 Pontianak. Variables are the factors or symptoms observed in the research. The variables
in this study is the motivation to learn in dribbling on the 9th grade students of State Senior
High School 9 Pontianak. the method used in this research is descriptive method that aims to
know the motivation to learn dribble in the game of football in the students of class X High
School State 9 Pontianak. The form used is a survey of research that seeks to see the
situation without giving treatment, and in this study. The population in this study were 318
sample students in this study using Cluster Sampling (Area Sampling) with a total of 64
students. Data collection techniques use measurement techniques. The data collection tool
uses a questionnaire. Data analysis technique of data analysis technique used in this
research is by questionnaire or questionnaire technique.
Based on the data analysis can be seen that the motivation to learn dribbling in the game of
football students in the class X High School State 9 Pontianak achieve the actual score of
5517 from the ideal score of 8192 means reaching 67.35% than it should, thus belonging to
the category "Good". This can be interpreted that the overall aspect of learning motivation
to dribble in a student's soccer game in the 9th grade of State Senior High School 9
Pontianak is good.
Pendidikan Jasmani merupakan proses dan bermain. Dengan demikian bagi siswa ,
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas gerak adalah kehidupan dan apabila gerak
jasmani dan direncanakan secara sistematik berhenti maka kehidupannya pun berakhir. Hal
bertujuan untuk meningkatkan individu secara ini sejalan dengan tujuan Pendidikan jasmani di
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, Sekolah Menengah Tingkat Atas, yang
sosial dan emosional, dengan fokus dijelaskan dalam (KTSP) Kurikulum Tingkat
pengembangan aspek kebugaran jasmani, Satuan Pendidikan (2004) sebagai berikut:
kemampuan gerak, kemampuan berfikir kritis, Mengembangkan sikap sportif, jujur,
stabilitas emosional, kemampuan sosial, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas percaya diri dan demokratis melalui
jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah aktivitas jasmani.
satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di Mengembangkan kemampuan gerak dan
Sekolah Menengah. Pendidikan jasmani kemampuan berbagai macam permainan
berperan penting dalam pembinaan dan dan olahraga.
pengembangan pribadi baik individu maupun Mengembangkan kemampuan pengelolaan
kelompok dalam menunjang pertumbuhan serta diri dalam upaya mengembangkan dan
perkembangan jasmani dan rohani. Siswa pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
disekolah aktifitas bermain merupakan bagian hidup sehat melalui berbagai aktivitas
dari sebagian besar kegiatan disekolah. Bahkan jasmani.
sebagian besar waktunya hanya untuk bermain
1
2
Seorang guru harus profesional dan harus dapat mengetahui kelebihan dan
Kekurangan para siswanya, sehingga guru menggiring dalam permainan sepak bola dengan
dapat mengetahui apa yang nantinya akan memberikan persepsi yang baik kepada siswa
diberikan atau diajarkan pada siswanya, tentang belajar menggiring dalam permainan
dan bagian otot-otot mana yang perlu sepak bola.
dilatih, sehingga otot-otot yang digunakan Berhasil tidaknya proses belajar mengajar
itu bisa kuat untuk bermain, ini tentunya pendidikan jasmani di sekolah sesuai dengan
harus sesuai dengan olahraga yang tujuan yang diharapkan ditentukan oleh banyak
dilakukan. Sedangkan untuk meningkatkan faktor baik dari internal maupun dari eksternal.
ketahanan maupun kekuatan, kelentukan Faktor internal yang berasal dari dalam diri
otot-otot diperlukan gerakan-gerakan siswa yang mempengaruhi keberhasilan dalam
latihan atau pola pembelajaran yang benar belajar diantaranya yaitu kondisi fisiologis,
dan sesuai dengan yang dibutuhkan siswa kondisi psikologis, kecerdasan (intelegensi) dan
sehingga menjadikan seorang siswa kematangan sedangkan faktor eksternal yang
menjadi kuat dan mampu menguasai berasal dari luar diri siswa diantaranya yaitu
kemampuan bermain sepak bola dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial yang
baik. Bentuk-bentuk pembelajaran tersebut meliputi keluarga, masyarakat dan sekolah.
ada beberapa macam, di antaranya adalah Faktor motivasi belajar siswa juga
dengan lari zig-zag, yaitu latihan untuk mempunyai adil yang cukup besar terhadap hasil
meningkatkan kecepatan, kelincahan serta belajar siswa. Temuan awal ini sejalan dengan
secara psikologis bisa memberikan pendapat M. Sajoto (1995) yang menyatakan
dorongan atau motivasi bagi siswa dalam bahwa pencapaian prestasi olahraga terkait
belajra dan berlatih, di samping itu dangan faktor-faktor biologis, psikologis,
pembelajaran harus bertahap pada lingkungan, dan penunjang.
permulaan tetapi lama-kelamaan menjadi Berdasarkan pemaparan di atas, diduga ada
khusus dan dari yang sederhana ke yang pengaruh motivasi belajar yang dimiliki seorang
kompleks. siswa terhadap kemampuan menggiring dalam
Pra survey yang peneliti melakukan pada bermain sepak bola. Kondisi ini mendukung
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 9 siswa untuk memperoleh kemampuan
Pontianak di peroleh informasi bahwa menggiring bola yang maksimal dalam bermain
kemampuan siswa dalam menggiring bola cukup sepak bola. Berkaitan dengan permasalahan di
bervariasi. Terdapat beberapa siswa yang atas, maka peneliti mengadakan penelitian
memiliki kemampuan menggiring bola yang khususnya cabang sepak bola di Sekolah
baik, namun ada pula beberapa siswa yang Menengah Atas dan peneliti sebagai guru
memiliki kemampuan menggiring bola kurang penjaskesrek di sekolah tersebut, dengan judul
maksimal. Selain itu, diperoleh informasi dari “Motivasi belajar menggiring bola dalam
guru olahraga dari evaluasi hasil belajar. permainan sepak bola pada siswa kelas X
Kenyataan dilapangan secara psikologis Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak”.
motivasi belajar menggiring dalam permainan
sepak bola siswa di Sekolah Menengah Atas METODE
Negeri 9 Pontianak masih kurang begitu Metode yang digunakan dalam penelitian
termotivasi, siswa hanya memiliki motivasi ini adalah Metode Deskripif, Hadari Nawawi
karena adanya paksaan, oleh sebab itu guru (2006) mendefinisikan metode “deskriptif dapat
dalam membelajarkan siswa harus peduli dengan diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
masalah motivasi belajar. Guru harus yang diselidiki dengan
memotivasi siswa dalam belajar baik di sekolah menggambarkan/melukiskan keadaan
maupun di rumah. Adanya motivasi belajar subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
siswa akan mencapai hasil yang memuaskan masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
bagi siswa dan bagi guru. Guru diharapkan dapat berdasarkan fakta-fakta yang tampak,atau
membantu siswa dalam memotivasi belajar sebagaimana adanya”. metode deskriptif dalam
3
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Cara atau alat yang digunakan harus tepat agar
motivasi belajar menggiring bola dalam kesimpulan yang diambil tidak menyesatkan.
permainan sepak bola pada siswa kelas X Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak. adalah dengan teknik kuesioner atau angket.
Dalam penelitian ini bentuk yang Kuisionar atau angket merupakan alat untuk
digunakan adalah survei yaitu penelitian yang mengumpulkan data yang berupa daftar
berusaha melihat keadaan tanpa memberikan pertanyaan yang disampaikan kepada responden
perlakuan, dan dalam penelitian ini motivasi untuk dijawab secara tertulis Khomsin, (2008).
belajar menggiring bola dalam permainan sepak Angket dapat dibagikan secara serentak kepada
bola pada siswa kelas X Sekolah Menengah Atas responden dan dapat langsung dijawab sesuai
Negeri 9 Pontianak. dengan kemampuan dan kecepatan masing-
Populasi adalah kesuruhan sumber data atau masing responden dalam menjawab pertanyaan
totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, dan dapat diberi pertanyaan yang benar-benar
nilai, benda-benda, atau peristiwa. Suharsimi sama. Angket yang digunakan adalah angket tipe
Arikunto (2010: 173) mendefinisikan populasi pilihan ganda, artinya angket diberikan langsung
adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi kepada responden yang akan dimintai imformasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di tentang dirinya dengan cara memilih salah satu
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak. jawaban yang sudah tersedia
Untuk mengambil sampel peneliti menggunakan Dipilih angket tipe ini karena menarik,
teknik acak atau sampel random. Karena di sehingga responden terdorong untuk menjawab
dalam pengambilan sampel, peneliti atau mengisi angket tersebut, lebih mudah untuk
”mencampur” subjek – subjek di dalam populasi menjawab pertanyaan dan waktu yang
sehingga semua subjek dianggap sama. Sempel diperlukan untuk menjawab relatif singkat. Agar
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak penelitian lebih sistematis dan dapat mengenai
yang berjumlah 64 siswa dan sampel dalam sasaran, terlebih dahulu disusun kisi-kisi
penelitian ini diambil 20% dari jumlah populasi instrument, Kisi-kisi instrument tersebut
dengan random atau acak. dijabarkan ke dalam pertanyaan yang akan
Supaya data yang dihasilkan merupakan digunakan sebagai alat pengumpulan data.
data yang valid serta reliabel, maka diperlukan Instrument penelitian berkaitan dengan
teknik serta alat pengumpulan data yang baik. pengumpulan dan pengelolaan data, sebab
Menurut Hadari Nawawi, (2006) ada enam instrument penelitian merupakan pengelolaan
teknik pengumpulan data yaitu: data tentang variabel yang akan diteliti. Metode
Teknik observasi langsung. angket atau kuisioner yang digunakan dalam
Teknik observasi tidak langsung. penelitian ini adalah metode angket lansung
Teknik komunikasi langsung. tertutup dengan menggunakan empat pilihan
Teknik komunikasi tidak langsung. yaitu sangat setuju, setuju, kadang-kadang, dan
Teknik pengukuran. tidak pernah..
Teknik dokumenter/bibliografi.
Berdasarkan teknik pengumpulan data Teknik analisis data
tersebut di atas, dalam penelitian ini yang Uji Validitas dan reliabelitas
dianggap relevan adalah teknik komunikasi tidak Uji Validitas
langsung adalah cara pengumpulan data yang Validitas adalah suatu ukuran yang
bersifat kualitatif untuk mengetahui tingkat atau menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
derajat aspek tertentu serta untuk mengetahui kesasihan suatu instrument. Suatu instrument
seberapa jauh tingkat pendapat atau respon dari yang valid mempunyai validitas yang tinggi
seorang responden. Suharsimi Arikunto, (2006). Sebuah instrument
Data merupakan faktor yang penting dalam dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan
penelitian. Dengan adanya data, analisis dapat data dari variabel yang diteliti secara tepat.
dilakukan dan dapat ditarik suatu kesimpulan.
4
menentukan sampel bila obyek yang akan dengan tes motivasi belajar menggiring bola
diteliti atau sumber data sangat luas. Menurut menggunakan angket, Setelah dilakukan
Suharsimi Arikunto (2006) Sampel adalah pengukuran variable penelitian selanjutnya maka
apabila seseorang ingin meneliti semua elemen dilakukan penghitungan statistik deskriptif
yang ada dalam wilayah penelitian maka persentase. Penghitungan deskriptif persentase
penelitiannya merupakan penelitian populasi. tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
Sekedar ancer-ancer, apabila subyeknya kurang gambaran nyata tentang kondisi seluruh
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga responden, terkait dengan aspek-aspek variabel
penelitiannya merupakan penelitian populasi. yang diteliti. Setelah mendapatkan data langkah
Selanjutnya, jika subyeknya lebih dari 100 selanjutnya melakukan analisis data, langkah
maka dapat diambil antara 10% sampai 15%, analisis data siswa dimulai dari memasukan data
atau 20% sampai 25%, atau lebih. kualitatif menjadi nilai kuantitatif sebagai
Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa berikut:
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Mencari Jumlah Skor Aktual
Pontianak yang diambil dari 20% jumlah Cara mencari jumlah skor aktual yaitu
populasi dengan menggunakan cara jumlah skor sebenarnya peritem dijumlahkan
pengambilan sampel secara acak atau diambil lagi sehingga merupakan jumlah nilai
sebagian dari tiap tiap kelas dari populasi. sebenarnya secara total.
Disini peneliti mengambil 20% dari tiap-tiap Mencari Jumlah Skor Ideal
kelas dan diperoleh sampel sebanyak 64 siswa. Cara mencari jumlah skor ideal yaitu
Pelaksanaan pengumpulan data dalam jumlah skor maksimal per item dikali banyaknya
penelitian ini dengan cara melakukan pengisian sampel dan item soal, karena skor maksimal,
angket motivasi belajar menggiring bola. Tes sampel dan jumlah itemnya sudah diketahui,
tersebut dilakukan oleh siswa kelas X yaitu skor maksimal 4, sampel 64 dan item soal
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak 32 dengan jumlah keseluruhan skor ideal 8192.
berlangsung tanggal 2 November 2017 dengan Mencari Skor Ideal
menggunakan jam khusus yaitu pagi hari Cara mencari skor ideal untuk peritem yaitu
sesuai waktu yang dialokasikan oleh Kepala jumlah skor maksimal per item dikali banyaknya
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak. sampel, maka diperoleh: 4 x 32 = 256
Setelah pelaksanaan pengambilan data Mencari Skor Aktual
selesai maka pihak sekolah kemudian Cara mencari skor aktual yaitu dengan
mengeluarkan Surat Keterangan telah menjumlahkan skor peritem.
melaksanakan penelitian Sekolah Menengah Mencari Skor Maksimal Ideal
Atas Negeri 9 Pontianak. Data hasil tes Cara mencari skor maksimal ideal yaitu
Kesegaran jasmani pada siswa kelas X Sekolah bayaknya butir item setiap sub masalah dikali
Menengah Atas Negeri 9 Pontianak yang skor idealnya.
diperoleh dalam penelitian, akan dianalisis Mencari Persentase
dengan teknik statistik, Data hasil penelitian Cara mencari persentase yaitu skor aktual
yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dibagi skor ideal dikali 100%.
untuk selanjutnya dapat diambil simpulan. Menentukan Tolok Ukur
Karena jumlah item berbeda pada setiap
Temuan Penelitian sub masalahnya, maka untuk menentukan
Hasil pengukuran motivasi belajar kategori ”Baik Sekali” ,”baik ”Cukup” dan
menggiring bola pada 64 siswa putra Sekolah ”Kurang” diseragamkan hanya dengan melihat
Menengah Atas Negeri 9 Pontianak dilakukan persentase saja, sebagai berikut:
8
Tabel 4 Persentase Motivasi Belajar Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola
Skor Skor
Variabel dan Sub Variabel / Aspek % Kategori
Ideal Aktual
Motivasi belajar menggiring bola dalam
8192 5517 67.35 Baik
permainan sepak bola
a) Motivasi intrinsic 4608 3115 67.69 Baik
1. Keberhasilan diri 512 379 74.02 Baik
2. Cita-cita 768 509 66.28 Baik
3. Motorik/ gerak 768 450 58.59 Baik
4. Kepuasan 512 373 72.85 Baik
5. Percaya diri 768 238 57.03 Baik
6. Kebutuhan 512 397 77.54 Baik Sekali
7. Rasa Senang 768 569 74.09 Baik
b) Motivasi ekstrinsik 3584 2402 67.02 Baik
1. Perhatian 512 388 85.61 Baik Sekali
2. Sekolah 512 310 44.70 Cukup
3. Fasilitas 768 488 59.85 Baik
4. Guru 768 Baik Sekali
597 86.62
5. Teman Baik Sekali
512 335 82.95
6. Hadiah Baik Sekali
512 284 72.35
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 512 berarti mencapai skor 72,85% dari
Pontianak” secara lebih rinci dapat dilihat dari yang seharusnya, dengan demikian
penjelasan sebagai berikut: tergolong kategori “ Baik”.
Keberhasilan diri siswa dalam belajar Percaya diri siswa dalam belajar mencapai
mencapai skor aktual 379 dari skor skor aktual 438 dari skor maksimal ideal
maksimal ideal 512 berarti mencapai skor 768 berarti mencapai skor 57,03% dari
74,02% dari yang seharusnya, dengan yang seharusnya, dengan demikian
demikian tergolong kategori “ Baik”. tergolong kategori “ Baik”
Cita-cita siswa dalam belajar mencapai skor Kebutuhan siswa dalam belajar mencapai
aktual 509 dari skor maksimal ideal 768 skor aktual 397 dari skor maksimal ideal
berarti mencapai skor 66,28% dari yang 512 berarti mencapai skor 77,54% dari
seharusnya, dengan demikian tergolong yang seharusnya, dengan demikian
kategori “ Baik”. tergolong kategori “ Baik Sekali”
Motorik/ gerak siswa dalam belajar Rasa Senang siswa dalam belajar mencapai
mencapai skor aktual 450 dari skor skor aktual 569 dari skor maksimal ideal
maksimal ideal 768 berarti mencapai skor 768 berarti mencapai skor 74,09% dari
58,59% dari yang seharusnya, dengan yang seharusnya, dengan demikian
demikian tergolong kategori “ Baik”. tergolong kategori “ Baik”. Untuk lebih
Kepuasan siswa dalam belajar mencapai jelasnya dapat dilihat dalam diagram batang
skor aktual 373 dari skor maksimal ideal di bawah ini:
100 74,09
74,02 72,85 77,54
80 %% 66,28 58,59 57,03
60
40
20
0
ta
ik
ri
n
n
ng
di
sa
ila
a
or
ci
na
uh
a-
a
ot
a
as
pu
ay
Se
cit
t
M
rh
bu
rc
Ke
sa
be
Ke
Pe
Ra
ke
768 berarti mencapai skor 63,53% dari berarti mencapai skor 65,43% dari yang
yang seharusnya, dengan demikian seharusnya, dengan demikian tergolong
tergolong kategori “ Baik”. kategori “ Baik”
Faktor Guru dalam belajar mencapai skor Faktor pemberian hadiah dalam belajar
aktual 597 dari skor maksimal ideal 768 mencapai skor aktual 284 dari skor
berarti mencapai skor 77,73% dari yang maksimal ideal 512 berarti mencapai skor
seharusnya, dengan demikian tergolong 55,47% dari yang seharusnya, dengan
kategori “ Baik Sekali”. demikian tergolong kategori “ Baik.
Faktor teman dalam belajar mencapai skor
aktual 335 dari skor maksimal ideal 512
100 77,73
75,78
80 63,53 65,43
60,55 55,47
60 %%
40
20
0
Perhatian Sekolah Fasilitas Guru Teman Hadiah
bergerak kesana-kemari dalam latihan sepak dalam belajar pembelajaran menggiring bola. 6)
bola, karena itu dampak yang akan timbul pada Faktor pemberian hadiah dalam belajar
anak adalah adanya rasa capek dan haus, karena pembelajaran menggiring bola.
itu siswa membutuhkan istirahat yang cukup Selain itu juga karena mereka ingin
untuk memulihkan kondisi. Dan sebelum mengikuti kejuaraan sepak bola antar sekolah
melakukan kegiatan pembelajaran menggiring yang bisa membawa nama baik sekolah mereka
bola mereka juga memerlukan pemanasan dan dan akan menjadi kebanggaan tersendiri untuk
setiap akhir melakukan pembelajaran mereka. Seperti kita ketahui juga kesukaan atau
menggiring bola mwereka juga membutuhkan perhatian dan keikutsertaan anak kadang-kadang
penenangan. tidak selalu sama walaupun mereka satu kelas,
Kebutuhan siswa yang terakhir adalah jadi ada juga anak yang memanfatkan teman
keingian mereka mengerjakan sesuatu. Bagi sekelasnya yang sudah duluan ikut untuk tempat
mereka keinginan mengerjakan sesuatu didasari bertanya tentang pembelajaran menggiring bola.
atas kesenangan atau untuk mencapai tujuan Selain bukti lainnya motivasi siswa
tertentu. Artinya alasan kesenangan disebabkan terhadap pembelajaran menggiring bola yaitu
anak dalam mengikuti kegiatan olahragaa sepak kesenangan mereka memperhatikan
bola hanya sekedar untuk menyalurkan hobi dan perkembangan cabang pembelajaran menggiring
untuk mencari keenangan, tetapi bila kebutuhan bola karena menyadari perlunya memperhatikan
siswa mengerjakan sesuatu tersebut untuk perkembangan pembelajaran menggiring bola
mencapai tujuan tertentu artinya mereka yang mereka tekuni dan siswa perlu informasi
bertujuan untuk berpretasi di bidang tersebut. yang berkaitan dengan sepak bola misalnya tim
Sebab pada masa mereka saat ini masih Indonesia terbaik, pemain terbaik, idola mereka,
memiliki tenaga yang sangat besar, jadi dari gaya dan teknik yang mereka sukai yang
pada bermain tanpa aturan dan manfaatnya tidak berguna bagi mereka kelak bila terjun
begitu jelas lebih baik disalurkan pada keiatan kepertandinangan. Sebagai seorang siswa tentu
yang lebih bermanfaat, siapa tahu mereka bisa harus selalu mengetahui cara penilaian,
mendapatkan prestasi di kegiatan yang mereka perwasitan dan peraturan baru setiap saat yang
ikuti khususnya kegiatan olagraga sepak bola bisa berubah. Walaupun mereka tidak terpilih
dengan jalan yang rutin dan bisa menguasai untuk mewakili sekolah tetapi mereka tetap
teknik-teknik yang dibutuhkan pada cabang mendukung teman yang bertanding, karena
pembelajaran menggiring bola. Tetapi mereka berfikiran bila tim sekolahnya menang
sayangnya mereka kurang bersedia menambah mereka juga merasakan kemenangan tersebut,
jam latihan sendiri dengan tujuan untuk dan siswa yang terpilih tentu lebih senang dan
mencapai prestasi yang lebih baik karena bangga serta mempunyai beban tersendiri
sebagai seorang pelajar mereka masih dibandingkan siswa yang terpilih.
membutuhkan waktu untuk belajar dan Selain ekstrinsik di atas keinginan akan
beristirahat dengan cukup. sesuatu juga merupakan salah satu kebutuhan
yang harus dipenuhi selagi masih dalam batas
Sub Fokus Faktor Ekstrinsik toleransi atau kegiatan yang berdampak positif
Berdasarkan hasil analisis maka wujud dari bagi anak, seperti halnya mereka untuk selalu
faktor ekstrinsik siswa dalam pembelajaran berprestasi dalam kegiatan yang mereka ikuti,
menggiring bola mencapai 67,02%, dengan dalam hal ini pembelajaran menggiring bola.
demikian tergolong kategori “ Baik”. hasil Seperti kita ketahui anak-anak sesusia mereka
mereka didasari atas : 1) Faktor pemberian egoisme dirinya masih tinggi dan selalu ingin
perhatian siswa dalam belajar pembelajaran menang sendiri dan ingin merasa lebih dari
menggiring bola. 2) Faktor sekolah dalam teman yang lain. Sebab dengan berprestasi
belajar pembelajaran menggiring bola. 3) Faktor mereka akan dikatakan hebat oleh orang-orang
Fasilitas dalam belajar pembelajaran menggiring di sekitar mereka, selain utu juga ada fikiran jika
bola. 4) Faktor Guru dalam dalam belajar dengan berprestasi maka itu merupakan titik
pembelajaran menggiring bola. 5) Faktor teman awal bagi mereka untuk menjadi seorang siswa
12
dalam cabang pembelajaran menggiring bola. Atas Negeri 9 Pontianak diperoleh hasil
Motivasi merupakan kondisi atau energy penelitian dengan skor aktual 3115 dari skor
yang menggerakan diri siswa yang terarah atau maksimal ideal 4608, bearti mencapai 67,60%
tertuju untuk mencapai tujuan guru atau dari yang seharusnya, dengan demikian
pengelola sekolah. Sikap mental guru yang pro tergolong kategori “ Baik”.
dan positif terhadap situasi belajar itulah yang Motivasi belajar menggiring bola dalam
memperkuat motivasi belajarnya untuk permainan sepak bola melalui aspek motivasi
mencapai motivasi belajar maksimal. Motivasi ekstrinsik pada siswa kelas X Sekolah
timbul dalam diri seseorang apabila terdapat Menengah Atas Negeri 9 Pontianak diperoleh
dorongan dan ketegangan dalam dirinya. hasil penelitian dengan skor aktual 2402 dari
Motivasi dalam diri seseorang dapat terbentuk skor maksimal ideal 3584, bearti mencapai
melalui beberapa tahap, maka untuk mengetahui 67,02% dari yang seharusnya, dengan demikian
secara jelas proses dari terbentuknya sebuah tergolong kategori “ Baik”.
motivasi secara umum. Motivasi adalah proses Dengan demikian motivasi belajar menggiring
yang ikut menentukan intensitas, arah, dan bola dalam permainan sepak bola dikategorikan
ketekunan individu dalam usaha mencapai “baik” dengan porsetase 67,35%.
sasaran. Motivasi adalah “suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang Saran
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila maka dikemukakan saran saran sebagai berikut:
kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai Mengingat olahraga sepak bola cukup diminati
suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang oleh siswa kelas X Sekolah Menengah Atas
belum terpuaskan akan menimbulkan Negeri 9 Pontianak perlu kiranya ditingkatkan
ketegangan, sehingga perlu dilakukan lagi kegiatan pembelajaran Pendididkan jasmani
serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian khususnya dalam kompetensi dasar sepak bola.
tujuan khusus yang dapat memuaskan kelompok Guru pendidikan jasmani memperhatikan faktor
kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi intrinsik dan ekstrinsik dalam menggiring sepak
berkurang”. bola karena faktor tersebut memberi sumbangan
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian yang besar mengenai motivasi siswa Sekolah
ini dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa Menengah Atas Negeri 9 Pontianak terhadap
terhadap pembelajaran menggiring bola olahraga sepak bola agar siswa termotivasi
khususnya kelas X di Sekolah Menengah Atas untuk mengikuti pembelajaran pendidikan
Negeri 9 Pontianak sebesar 67,35% dalam jasmani yang akan diadakan mendatang.
kategori Baik. Hendaknya pihak sekolah meningkatkan sarana
dan prasarana terutama untuk peralatan olah
PENUTUP raga sepak bola sehigga bisa menumbukan minat
Kesimpulan siswa dalam pembelajaran pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan jasmani khususnya menggiring dalam sepak
pembahasan tentang motivasi siswa dalam bola.
belajar menggiring bola, dapat diketahui bahwa
motivasi belajar menggiring bola dalam
permainan sepak bola siswa di kelas X Sekolah DAFTAR RUJUKAN
Menengah Atas Negeri 9 Pontianak mencapai
skor aktual 5517 dari skor ideal 8192 berarti Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
mencapai 67,35% dari yang seharusnya, dengan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
demikian tergolong kategori ”Baik”.” dan Jakarta :
kesimpulan khusus dalam penelitian ini adalah : Hadari Nawawi. (2006). Metode Penelitian
Motivasi belajar menggiring bola dalam Ilmu-Ilmu Sosial, Gadjah Mada Press,
permainan sepak bola melalui aspek motivasi Jogyakarta
intrinsik pada siswa kelas X Sekolah Menengah
13
Ismaryati. (2006) Tes dan Pengukuran olah raga S. Nasution (2008). Berbagai Pendekatan dalam
,Surakarta, UNS Pers.Isjoni, (2009). Proses Belajar mengajar. Bandung : Bumi
Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta : Aksara
Pustska Belajar Singarimbun, (2000). Metode Penelitian Survey.
Khomsim. (2008) Buku Ajar Metodologi LP3ES, Jakarta
Penelitian Dasar. Semarang: Universitas Sudjana, Nana. (1998). Dasar-dasar Proses
Negeri Semarang Pers Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2004) Baru Agresindo.
M. Sajoto. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Dalam Olahraga. Semarang: IKIP Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Semarang.