You are on page 1of 34

MODEL PENDEKATAN KNOWLEDGE-SKILL

APPROACH DALAM PERMAINAN TRADISIONAL


GOBAK SODOR TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN
JASMANI SANTRI DI PP NURUL FAIZAH 3
KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN
Proposal Penelitian

Oleh :
Muhamad Nur Faizi
NPM : 2191000510088

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan belajar

untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Yang dapat meningkatkan

keterampilan berfikir yang mampu memecahkan masalahmasalah yang ada

disekitarnya. Secara luas pendidikan dapat diartikan sebuah proses dengan langkah-

langkah tertentu sehingga peserta didik mendapatkan pemahaman, pengetahuan, dan

perilaku yang sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.Telah dijelaskan dalam

UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi. Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan,pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. UU No.

20.2003

Hal ini ditegaskan dalam undang-undang sistem Pendidikan Nasional

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar mampu menjadi manusia yang beriman

dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Bercakap,

1
kreatif, mandiri, dan menjadi Warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Tujuan pendidikan nasional mencakup aspek yang membentuk karakter dari

ketakwaan, kecakapan sampai bertanggung jawab. Cakap dapat diartikan sebagai

seseorang kreatif, dan bisa mengatasi permasalahan. Selain tujuan pendidikan

nasional, mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pun memiliki

tujuan yaitu mengembangkan pengalaman untuk dapat mengetahui dan mepraktikkan

aktivitas kebugaran jasmani dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan atau dikenal dengan (PJOK)

hal ini sejalan dengan penelitian dari Koc (2017) bahwa mata pelajaran pendidikan

jasmani mempunyai peran positif dalam perkembangan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran yang diajarkan dalam sekolah, pendapat lain dari penelitian de Greeff

dkk (2018) menunjukkan bahwa aktivitas fisik satu kali dapat menjadi strategi yang

berhasil untuk merangsang perhatian dan kinerja akademik, aktivitas fisik ini terdapat

pada mata pelajaran PJOK. Jadi pembelajaran PJOK yang diterapkan disekolah juga

memberikan peran positif dan penting bagi proses kinerja akademik dan aktivitas

fisik siswa, serta sebagai sarana meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak hal

ini selaras juga degan penelitian dari Curran & Standage (2017) yang menyatakan

bahwa mengemukakan bahwa pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang

memiliki kontribusi besar sebagai sarana meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

anak. (Permana, 2020) tentang PJOK merupakan suatu pembelajaran yang

2
mengarahkan terhadap kegiatan aktivitas fisik dan kesehatan yang bertujuan untuk

menciptakan peserta didik yang baik dalam segi fisik, mental, emosional. Kemudian

pendapat tersebut diperkuat lagi dari penelitian (Dwiyogo & Cholifah, 2016) yang

menjelaskan bahwa PJOK sebagai mata pelajaran penting ketika dikaitkan dengan

perkembangan dan pengalaman kegiatan jasmani dari masa anak-anak hingga

dewasa.

Dengan tujuan tersebut bahwa keterampilan proses penjas merupakan

keterampilan intelektual dan skill. Keterampilan proses jasmani menekankan proses

pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

Sehingga peserta didik memiliki berbagai macam aspek pengetahuan dan

keterampilan. Karena keterampilan proses penjas penting ditingkatkan dan

dikembangkan untuk memberikan pengalaman langsung, sebagai pengalaman dalam

proses pembelajaran, yang didasari kegiatan aktivitas kebugaran jasmani. Sehingga

mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran

pada dasarnya adalah interaksi sosial antara pendidik dan peserta didik dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan. Contohnya Proses pembelajaran PJOK yang

menekankan pada pemberian pengalaman dan untuk mengembangkan kompetensi

yang dimiliki oleh peserta didik. Bahwa adanya pengetahuan dan kemampuan yang

intelektual, maka cara belajar peserta didik yaitu meningkatkan berbagai aspek salah

satunya dengan pendekatan melalui model Knowledge and Skill Approach.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

3
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik

dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan untuk hasil

pengalamanya sendiri dalam interaksi lingkunganya. Proses belajar mengajar yang

mengandung Interaksi atau hubungan dalam timbal balik antar pendidik dengan

peserta didik yaitu merupakan persyaratan yang utama bagi berlangsungnya proses

belajar mengajar. Assesment adalah definisi secara umum yang digunakan sebagai

proses pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam rangka membuat keputusan

yang dilihat dari peserta didik, program-program dan kebijakan pendidikan.

Assessment (penilaian) oleh Linn dan Gronlund yaitu secara umum terdapat prosedur

yang mendaptakan informasi melalui belajar peserta didik (observasi, tes tertulis dan

format penilaian kemajuan belajar) penilaian kelas dilaksanakan dalam berbagai

teknik, seperti penilaian unjuk kerja (Performance), penilaian sikap, penilaian tertulis

(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui

kumpulan hasil kerja peserta didik (portofolio), dan penilaian diri (self assessment).

Adapun tujuan utama kegiatan penilaian adalah untuk mengetahui apakah

model knowledge dan skill approach dapat berpengaruh terhadap suatu sistem

pembelajaran yang berbasis assesment kinerja yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran oleh peserta didik. Untuk mengetahui kegiatan penilaian dalam proses

belajar mengajar dalam bentuk penilaian secara Tes (Post test), pendidik dapat

4
menggunakan penilaian perlakuan atau kerja (performance), kepada peserta didik.

Penilaian juga tidak hanya dilihat pada aspek kognitif, tetapi juga harus meliputi

aspek tujuan lain seperti pengembangan pribadi, kreativitas, dan keterampilan

interpersonal. Dengan cara demikian, maka di peroleh gambaran utuh tentang

keunggulan atau kelemahan peserta didik.

Penerapan adalah suatu proses seorang pendidik yang memiliki metode dan

model yang melalui proses belajar mengajar dengan menjelaskan atau menerangkan

suatu teori dan metode. Penerapan ini memiliki tujuan menumbuhkan keterampilan

proses penjas berbasis assesment kinerja dalam bentuk metode Knowledge and Skill

Approach. Karena dalam proses belajar harus memilki pengetahuan supaya lebih

mudah untuk memecahkan masalah dan mendorong peserta didik.

Dengan mengetahui tingkat pengetahuan (Knowledge) adalah untuk

mengukur kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau

mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima. Sedangkan untuk mengetahui

tingkat keterampilan (Skil Approach) adalah untuk melihat kecakapan atau keahlian

untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dalam praktek.

Dari latar belakang diatas penulis ingin memberikan bentuk kegiatan

pembelajaran permainan tradisional gobak sodor bervariasi kepada Santri Pondok

Pesantren Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab Pasuruan, sehingga tema dalam penelitian

kali ini yaitu: “Model Pendekatan Pembelajaran Bermain dalam Permainan

5
Tradisional Gobak Sodor Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani di PP Nurul Faizah 3

Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana respon guru dan peserta didik dengan adanya model

pembelajaran permainan tradisional gobak sodor?

2. Apakah permainan tradisional Gobak Sodor dapat meningkatkan

kebugaran jasmani santri PP Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab. Pasuruan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui respon guru maupun peserta didik terhadap model

pembelajaran permainan tradisional gobak sodor dalam pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan.

2. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani santri PP Nurul Faizah 3

Kec. Tutur Kab. Pasuruan terkait penggunaan model pembelajaran

permainan tradisional dalam pendidikan jasmani.

D. Manfaat Penelitian

Hasil pengembangan model pembelajaran permainan tradisional ini di

harapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru

6
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

menggunakan model pembelajaran permainan tradisional, mendapatkan

strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan ketertarikan

santri dalam pembelajaran PJOK khususnya permainan tradisional.

2. Santri

Untuk santri di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melaksanakan aktivitas kebugaran jasmani khususnya

permainan tradisional dan meningkatkan kesehatan jasmani dengan

pembelajaran yang mudah, senang dan aman dalam melaksanankan

pembelajaran PJOK khususnya permainan tradisional.

3. Lembaga PP Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab. Pasuruan

Sebagai bahan kajian guru untuk mengetahui seberapa besar

ketertarikan anak terhadap pengembangan model pembelajaran permainan

tradisional pada mata pelajaran PJOK, memiliki guru yang dapat

melakukan pembelajaran dengan professional dan meningkatkan mutu

bagi pembelajaran di PP Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab. Pasuruan.

4. Peneliti

Penelitian dan pengembangan bahan ajar pembelajaran ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan serta menambah pengalaman

dalam proses penelitian.

E. Definisi Operasional

7
Definisi operasional mencakup daftar kata, frasa, atau kalimat yang

mengungkapkan makna, keterangan atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau

aktivitas. Definisi operasional ini membantu membuat batasan makna untuk

kemudahan peneliti dan pembaca.

Permainan Tradisional : Permainan tradisional menurut Mulyani (2016: 47-48)

adalah suatu permainan warisan dari nenek moyang yang

wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai

kearifan lokal. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Marzoan

& Hamidi (2017: 46) menyimpulkan bahwa “permainan

tradisional merupakan kegiatan yang dilakukan dengan suka

rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur

oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasar tradisi

turun-temurun”. Sejalan dengan pernyataan tersebut,

“permainan tradisional merupakan permainan yang

dimainkan secara turun temurun yang bernilai suatu budaya

dan biasa dimainkan menggunakan bahasa maupun ciri khas

dari daerah tertentu” (Putri, 2016: 4).

Gobak Sodor : Permainan gobak sodor dikenal pula dengan nama galasin

atau galah asin. Menurut Handayani (2016: 8) Gobag sodor

mempunyai aturan yang telah ditentukan oleh masing-

masing kelompok, sehingga permainan gobag sodor ini

membutuhkan tempat yang cukup luas atau dapat dimainkan

8
di lapangan. dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional

gobak sodor adalah suatu permainan yang dimainkan dengan

maju mundur untuk dapat masuk melalui pintu-pintu yang

telah digaja.

Kebugaran Jasmani : Kebugaran jasmani adalah kapasitas fungsional seseorang

untuk menghadapi tugas sehari-hari tanpa merasakan

kelelahan berarti. Pada hakekatnya para ahli mengemukakan

pendapatnya masing-masing. Menurut Kurniawan

(2017:13), mengemukakan bahwa kebugaran jasmani

memiliki arti bagaimana kememampuan jasmani seseorang

dalam melakukan tugas kejasmanian sehari-hari secara

optimal dan bahkan masih dapat melakukan keiatan jasmani

tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti. Selanjutnya menurut Rachman (2017:45), kebugaran

jasmani merupakan aspek penting yang dibutuhkan manusia

untuk mejalani aktivitas sehari-hari.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

9
Pendidikan merupakan hal yang mengalami perkembangan terus menerus

sejak dahulu kala hingga saat ini. Pendidikan merupakan faktor utama dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bumi. Oleh karena itu pendidikan

dapat dan harus berkontribusi untuk visi baru tentang pembangunan global secara

berkelanjutan (UNESCO, 2017, p. 7). Pendidikan yang terlaksana dengan baik juga

berdampak baik bagi pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional maka perlu upaya untuk yang matang dalam menyusun perencanaan,

pendekatan, dan strategi yang baik. Sistem pendidikan nasional di Indonesia diatur

dalam regulasi kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat pendidikan jasmani (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 37h).

Pendidikan jasmani dari waktu kewaktu juga mengalami sebuah inovasi atau

perubahan. Pendidikan olahraga ialah suatu proses pendidikan yang menggunakan

aktivitas fisik yang mana tujuannya untuk menggunakan semua fungsi tubuh untuk

bergerak secara menyeluruh, untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani dari segi

aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Menurut (Roesdiyanto, 2017)

pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan bisa memberikan tambahan terhadap

peserta didik agar menjadi manusia yang bugar secara jasmani. Secara teoretis

pendidikan jasmani dianggap sebagai komponen wajib pendidikan anak sebagai

konsekuensinya, telah ada tradisi yang signifikan di kebanyakan negara demokrasi

untuk menganjurkan nilai intrinsik yang berkaitan dengan pendidikan anak-anak

(Whitehead, Telfer, & Lambert, 2013, p. 16).

10
Pendidikan Jasmani adalah tahapan dari program pendidikan umum yang

memberikan kontribusi pada keseluruhan pertumbuhan dan perkembangan pada anak,

terutama melalui pengalaman gerakan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik, untuk menghasilkan

perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta

emosional. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Program pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memberikan perhatian pada semua

domain pembelajaran, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomorik. Inti dari Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah pembelajaran melalui gerak, dimana terdapat

dua hal yang harus dipahami yaitu menjadikan gerak sebagai alat dalam pendidikan

dan menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan pengembangan potensi peserta

didik. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai kesatuan yang utuh,

makhluk total, daripada menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas

fisik dan mentalnya (Suherman, 2014). Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, perseptual,

kognitif, dan emosional. Maka pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah

suatu pembelajaran yang dilakukan dengan menggikut sertakan anggota tubuh untuk

digerakkan agar tubuh menjadi lebih sehat. Tujuan dari pendidikan adalah

seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah

diselenggarakannyakegiatan pendidikan3. Selain itu dengan adanya pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan maka siswa tidak hanya terpaku belajar dalam bentuk

11
teori saja melainkan siswa dapat melakukan sesuatu aktivitas keterampilan gerak

tubuh, salah satunya adalah permainan. Hubungan pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dengan bermain, yaitu dimana bermain adalah aktivitas yang digunakan

sebagi hiburan yang bersifat fsikal yang tidak kompetitif meskipun bermain tidak

harus selalu bersifat fisik didalamnya. Kita tidak dapat menarik kesimpulan dari

olahraga tersebut tanpa memikirkan suatu pertandingan atau kompetisi. Dimana

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya sebuah permainan biasa saja,

melainkan didalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terdapat aspek

kompetitif yang penting.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan

dan ketiganya dapat melumat dalam konteks pendidikan, jika digunakan untuk

tujuan-tujuan kependidikan. Dengan bermain dapat membuat kita merasa senang dan

menghibur tanpa ada tujuan dari pendidikan tersebut, namun olahraga tetap jaya

tanpa ada tujuan dari kependidikan. Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan

mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan pendidikan jasmani

dan kesehatan tidak hanya pada aspek emosional, sosial, mental dan spiritual.

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan social.

12
2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka

aktivitas jasmani.

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal

untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani

baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan

keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam

hubungan antar orang.

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk

permainan olahraga.

Diringkaskan dalam terminology yang popular, maka tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain

kognitif dan tak kalah pentingnya domain afektif.

a) Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua

tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan

kedua, mencapai perkembangan aspek perceptual motorik. Ini menegaskan

bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang

mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat

pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Pengembangan

13
keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau

tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar,

kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons

berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses

pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang

bervariasi, sehingga setiap sekali anak selalu mengerahkan kemampuannya

dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara itu,

kepekaan system saraf anak semakin dikembangkan.

b) Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih

penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek

kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan

pengetahuan factual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap

gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah

pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.

c) Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur

kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat

yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan

komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak.

Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang

kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat

diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka

setelah dewasa kelak.

14
Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi

setiap anak setinggi-tingginya. Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan tersebut jika di paparkan dalam bentuk bagan meliputi tiga ranah (domain)

sebagai satu kesatuan, yaitu sebagai berikut:

Sumber : Post oleh Adica di silabus.web.id

Gambar 1 bagan pembelajaran penjas

B. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya

proses belajar proses belajar mengajar, melalui bahan pelajaran ini siswa diantarkan

kepada tujuan pengajaran (Nana Sudjana,2017). Bahan ajar adalah separangkat atau

alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode pembelajaran, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik

15
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai kompetensi atau

subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan jasmadi dalam lestari

2013:1).

Bahan ajar bisa berupa buku cetak, modul, LKS, buku panduan, audio visual

seperti film dan video, audio seperti kaset dan radio, visual seperti foto dan gambar

dan multimedia. Bahan ajar yang sudah ada dapat digunakan sebagai solusi bagi guru

yang belum mampu menghadirkan atau menghasilkan media belajar secara mandiri.

Selain itu bahan ajar memiliki fungsi sebagai pedoman untuk guru dan peserta didik

dalam proses belajar mengajar, alat evaluasi pecapaian dan penguasaan hasil

pembelajaran. Bahan ajar yang layak digunakan merupakan bahan ajar yang sudah di

uji secara akademis dan uji empiris (praktek).

C. Pengertian Model

Model merupakan gambaran tentang suatu, yang digunakan untuk

menjelaskan aspek-aspek suatu persoalan atau ruang lingkup persoalan dan dapat

menjelaskan pula hubungan-hubungan yang penting. Maka model adalah suatu pola

atau gambar yang digunakan untuk menjunjukan atau menjelaskan suatu objek

tertentu agar dapat difahami. Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang

dimanfaatkan untuk merancang. Model pembelajaran adalah berupa stategi

pengajaran yang di gunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Model

pembelajaran terbagi menjadi 3 macam, yaitu model pembelajaran secara tatap muka

(bertemu langsung), pembelajaran secara online (pemberian tugas via online atau

16
media masa), pembelajaran secara offline (pembelajaran secara tatap muka namun

menggunakan sebuah media). Pentingnya penggunaan model yaitu sebagai:

1. Dengan adanya model maka hubungan fungsional (beberapa fungsi) di antara

berbagai komponen, unsur atau elemen tertentu dapat diperjelas.

2. Dengan adanya model maka prosedur yang akan ditempuh dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan dapat diidentifikasikan secara tepat.

3. Dengan adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat di

kendalikan.

4. Dengan adanya model mempermudah para administrator untuk

mengidentifikasikan komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan terasa adanya ketidak efektifkan atau

ketidak produktifitas.

5. Dengan adanya model maka dapat di identifikasikan secara tepat untuk

mengadakan perubahan jika terdapat adanya ketidak sesuaian dari apa yang

telah dirumuskan.

Dengan rumusan di atas hendaknya pencapaian tujuan Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan di sekolah menengah sebaiknya mempertimbangkan tujuan

pembelajaran, kemampuan siswa, metode, materi, sarana dan prasarana, aktivitas

belajar serta kesenangan siswa. Unsur-unsur tersebut di atas harus diperhatikan, agar

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sukses, sehingga tujuan yang

diharapkan akan tercapai.

D. Pengertian Permainan

17
Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani dan

kesehatan yang dapat membuat anak bergerak namun tetap menyenangkan adalah

permainan. Permainan dan bermain merupakan bagian dari dunia anak-anak. Melalui

bermain permainan anak-anak dapat memperoleh kesenangan. Bermain permainan

merupakan salah satu jenis aktivitas fisik yang dapat membantu tumbuh kembang

anak. Dalam bermain itu pula terdapat banyak hal yang diperoleh oleh anak dan tidak

ditemukan dalam aktifitas selain bermain, untuk mendukung perkembangan anak

baik secara fisik maupun psikis anak membutuhkan bermain karena dalam bermain

itulah anak mempunyai kebebasan untuk menyalurkan dan mengekspresikan apa

yang menjadi kehendak hatinya tanpa harus merasa salah dan terbatasi oleh

peraturan.

Dalam hal ini bermain bagi anak adalah belajar. Yang dalam pembelajaran itu,

terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam suatu permainan, anak mendapatkan

pengalaman baru, menjadi diri sendiri, merangsang kecerdasan otak dan lai-lain.

Bermain bukan hanya tentang kegiatan yang membantu perkembangan fisik anak saja

akan tetapi bermain dapat juga mengengambangkan kemampuan kognitif anak yang

mencakup identifikasi, pengelompokan, menebak, menentukan sebab dan akibat.

Sehingga anak dapaat mengasah kemampuan logikannya. Namun, seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), bermain tidak lagi menjadi

aktivitas fisik yang mendukung tumbuh kembang anak. Permainan yang di mainkan

adalah jenis permainan sepeti game online atau permainan yang terdapat pada

gadget.

18
E. Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang sudah ada sejak jaman

dahulu dan di wariskan secara turun-temurun. Permainan tradisional sering disebut

juga permainan rakyat, merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada

masa lalu terutama tumbuh di masyarakat pedesaan.Permainan tradisional adalah

kegiatan yang bermacam-macam,karena di setiap daerah memiliki beragam jenis

permainan tradisional. Hal tersebut bergantung pada adat atau kebiasaan di daerah

tersebut yang turun temurun bisa mempengaruhi bentuk dan nama permainan

tradisional tersebut.

Permainan tradisional bisa dikategorikan dalam 3 golongan, yaitu: Permainan

untuk bermain, Permainan untuk bertanding, Permainan yang bersifat edukatif.

Permainan tradisional yang bersifat bermain pada umumnya dilakukan pada hal yang

positif yaitu untuk mengisi waktu yang cukup luang. Permainan tradisional yang

bersifat untuk bertanding memiliki ciri-ciri khusus seperti :terorganisir, bersifat

kompetitif, dimainkan paling sedikit oleh 2 orang, mempunyai kriteria yang dapat

menunjukkan siapa pemenang dan siapa yang kalah dalam permainan, dan

mempunyai sebuah peraturan yang harus diterima serta ditaati bersama. Sedangkan

untuk permainan tradisional yng bersifat edukatif didalam permainan tersebut

terdapat unsur permainan di dalam permainan tersebut.

Permainan tradisional umumnya bersifat rekreatif, karena banyak memerlukan

kreasi anak. Permainan ini biasanya merekonstruksi berbagai kegiatan sosial dalam

19
masyarakat. Meski memiliki unsur rekreatif, nyatanya permainan tradisional mulai di

tinggalkan oleh generasi jaman sekarang. Permainan tradisional mendapat pengaruh

yang kuat dari budaya setempat, oleh karena itu permainan tradisional mengalami

perubahan baik berupa pergantian, penambahan maupun pengurangan sesuai dengan

kondisi daerah setempat. Adapun yang terjadi pada permainan tradisional di era

modern seperti sekarang diantaranya karena keterbatasan lahan di perkotaan serta

munculnya permainan elektronik modern. Kemajuan teknologi yang semakin pesat

ternyata juga mempengaruhi aktivitas bermain anak. Sekarang, anak-anak lebih

menggemari permainan di smartphone seperti game-game e-sport.

F. Permainan Tradisional Gobak Sodor

Permainan Gobak Sodor adalah suatu permainan tradisional yang memiliki

berbagai macam nama diberbagai daerah. Permainan gobak sodor memiliki nama

yang berbeda seperti di Jakarta permainan ini di namakan galasin. Di Jawa Tengah

permainan ini dikenal dengan nama gobak sodor. Permainan gobak sodor terkenal di

pulau Jawa. Permainan gobak sodor berasal dari Yogyakarta, nama gobak sodor

berasal dari kata gobak dan sodor. Gobak yang berarti bergerak dengan bebas,

sedangkan sodor artinya tombak, dahulunya para prajurit mempunyai sebuah teknik

latihan dengan sebuah permainan yang bernama sodoran sebagai latihan sebelum

berperang dan sodor ialah tombak dengan panjang kira-kira 2 meter tanpa mata

tombak yang tajam di ujungnya. Permainan gobak sodor adalah suatu permainan

dimana satu kelompok orang berusaha untuk mengahalangi dan memecahkan

20
konsentrasi kelompok lain dalam melewati petak-petak dalam permainan gobak

sodor.

Di dalam permainan gobak sodor terdapat unsur pendidikan jasmani

dan kesehatan didalamnya yang sangat sesuai dengan karakteristik siswa.

Karakteristik tersebut adalah gerak lari, menyenangkan, permainan yang mudah

dimainkan, sosialisasi untuk anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

dan kelincahan. Permainan gobak sodor merupakan permainan menghalangi lawan

untuk mencapai garis akhir. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok. Satu tim

sebagai penghalang dan satu tim sebagai penyerang. Gobak sodor dimainkan pada

lapangan berbentuk persegi panjang yang pembatasnya ditandai dengan kapur. Posisi

penyerang dan penjaga ditukar ketika pemain penyerang disentuh oleh pemain

penghalang. Gobak sodor merupakan permainan beregu. Permainan gobak sodor

memiliki tahapan atau langkah-langkah seperti di bawah ini:

1. Lapangan permainan gobak sodor berbentuk persegi panjang dengan garis

berpetak-petak, ukuran lapangannya adalah 15x9 meter dana di dalam

lapangan terdapat 6 petak yang masing-masing berukuran 4,5x5 meter.

2. Permainan ini dimainkan oleh dua regu.

3. Siswa bersuit, yang menang bergabung dengan sesama yang menang

4. begitu sebaliknya.

5. Kelompok yang kalah menjadi regu penjaga.

6. Kelompok yang menang menjadi regu penyerang yang harus melewati garis

dan menghindari lawan.

21
7. Setiap pemain yang melewati seluruh garis akan memperoleh poin, jika

seluruh pemain selesai pada gilirannya, maka posisi penjaga dan penyerang

ditukar.

8. Poin yang diperoleh oleh masing-masing tim menjadi penentu pemenang

permainan godak sodor.

G. Penelitian yang Relevan

Berikut penelitian yang relevan yang pernah di lakukan oleh peneliti

sebelumnya sebagai berikut:

1. Lutfi Tajul Arifin, dengan judul dalam jurnal Pengaruh Penerapan Permainan

Tradisional Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMPN 1

CIASEM KABUPATEN SUBANG (Studi eksperimen pada Siswa Kelas VIII

SMPN 1 Ciasem). Pada skripsi ini peneliti menggunakan teknik purposive

sampling atau sampel bertujuan, berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan

data dengan uji statistik, paired sampel T-test, yang bertujuan melihat

pengaruh signifikan permainan tradisional terhadap kebugaran jasmani siswa.

2. Adek Diah Safitri, dengan judul dalam skripsi Implementasi Permainan

Tradisional Gobag Sodor Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Usia

Dini di TK Pertiwi 2 Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung

Timur. Pada skripsi ini peneliti mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada

peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak-anak di TK Pertiwi 2

Sidodadi.

22
3. Dwi Agus Mawati, dengan judul skripsi Pengembangan Model Permainan

Tradisional Gobak Sodor Siswa Kelas III SD NEGERI 1 CAMPANG RAYA.

Pada skripsi menghasilkan produk berupa pengembangan permainan

tradisional gobak sodor yang di modifikasikan dengan karakteristik anak SD

yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam prosedur

penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2014:6). Jenis penelitian

kualitatif memiliki sifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Deskriptif,

yaitu penelitian dengan metode untuk menggambarkan suatu hasil penelitian. Sesuai

dengan namanya, jenis penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan

deskripsi, penjelasan, juga validasi mengenai fenomena yang tengah di teliti

(Ramdhan, 2017). Proses dan makna lebih di tonjolkan dalam jenis penelitian ini

dengan landasan teori yang di manfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan model pembelajaran bermain permainan tradisional gobak sodor

terhadap tingkat kebugaran jasmani setelah dilakukan pengamatan secara cermat.

Bertitik tolak pada permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

23
maka metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif.

Menurut Ibrahim (2018: 59) metode penelitian deskriptif kualitatif

dimaksudkan untuk melukiskan, menggambarkan, atau memaparkan keadaan objek

yang diteliti sebagaimana apa adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi penelitian

dilakukan. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara

holistik dengan cara deskriptif dalam suatu konteks khusus yang alami tanpa ada

campur tangan manusia dan dengan memanfaatkan secara optimal sebagai metode

ilmiah yang lazim digunakan. Dalam hal ini pendekatan deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatakan informasi lengkap tentang “Model Pendekatan

Pembelajaran Bermain dalam Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Tingkat

Kebugaran Jasmani Santri di PP Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten

Pasuruan”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada semester genap di pertemuan pertama

sampai ketiga tahun ajaran 2023/2024 dengan metode pendekatan pembelajaran

bermain dalam permainan tradisional gobak sodor di PP. Nurul Faizah 3 Kec. Tutur

Kab. Pasuruan.

C. Data dan Sumber Data

24
Data merupakan segala bentuk informasi, fakta dan realita yang terkait atau

relevan dengan penelitian (Ibrahim, 2018: 67). Data dalam penelitian ini adalah

transkrip wawancara, observasi, fotografi, vidiotape, dokumen pribadi, memo dan

rekaman-rekaman resmi lainya.

Sumber data adalah orang, benda, objek yang memberikan informasi, fakta

dan realitas terkait dengan penelitian (Ibrahim, 2018: 67). Sumber data dalam

penelitian ini yaitu. Pertama, Sumber data primer, yaitu data yang di peroleh

langsung dari Guru Penjas PP. Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab. Pasuruan. Kemudian

sumber data sekunder, yaitu data yang di peroleh dari buku-buku, jurnal, literatur, dan

artikel yang memiliki relevansi terhadap objek penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan s1istematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang

objektif dan valid, maka digunakan beberapa metode ilmiah sebagai landasan untuk

mencari pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Adapun teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah :

1. Observasi

25
Menurut Ibrahim (2018: 82) observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang memanfaatkan keseluruhan panca indra untuk mengamati dam

memahami sebuah realitas. Metode observasi merupakan metode pengumpulan

data yang menggunakan catatan dan pengamatan di lokasi penelitian. Jadi dapat

di simpulkan bahwa observasi ialah suatu kegiatan yanag di lakukan untuk

mengumpulkan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi

lingkungan objek penelitian sehingga dapat memperoleh gambaran secara jelas

mengenai objek yang akan di teliti. Observasi di lakukan dalam penelitian ini

dengan cara berkunjung atau datang langsung ke lokasi penelitian tempat penulis

meneliti. Dengan metode ini, peneliti akan dapat mengetahui secara jelas

bagaimana Model Pendekatan Pembelajaran Bermain dalam Permainan

Tradisional Gobak Sodor Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Santri di PP

Nurul Faizah 3 Kec. Tutur Kab. Pasuruan. Alasan peneliti melakukan observasi

adalah peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang menjadi kajian

penelitian. Selain itu dalam melakukan penelitian ini peneliti berterus terang

kepada pada informan. Hal itu dilakukan untuk menghindari kesalah pahaman

atas tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Dengan begitu, kegiatan peneliti di

lapangan diketahui secara jelas oleh Pendidik Pondok Pesantren. Adapun kegiatan

yang diamati oleh peneliti adalah penggunaan bentuk kegiatan, strategi, dan

penilaian digunakan Pendidik PP Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten

Pasuruan.

2. Wawancara

26
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab dengan orang yang dapat memberikan keterangan. Metode ini

mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tertentu,

mencoba untuk mendapatkan keterangan atau pendapat secara lisan langsung dari

seorang informan. Wawancara atau interview dapat diartikan dapat sebagai teknik

mengumpulkan data dengan mengggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka

ataupun melalui saluran media tertentu.

Wawancara ini ditunjukkan kepada Ibu Istiqotul Millah S. Pd selaku

tenaga pendidik di PP Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan yang

dapat memberikan informasi tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

data, dan sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku, majalah,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Teknik yang di

gunakan untuk mencatat data-data sekunder yang tersedia dalam bentuk arsip atau

dokumen-dokumen. Teknik ini di pergunakan untuk mengetahui data

dokumentasi yang berkaitan dengan hal-hal yang akan penulis teliti. Metode ini

dipergunakan sebagai pelengkap dari metode lainnya dan diharapkan akan lebih

luas dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam

metode ini peneliti ini ingin memperoleh data tentang : Sejarah berdirinya PP

Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, visi, misi dan tujuan PP

27
Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, Struktur Organisasi, data

Pendidik dan karyawan, dan data PP Nurul Faizah 3 Kecamatan Tutur Kabupaten

Pasuruan

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah keseluruhan upaya yang dilakukan peneliti dalam

memahami data dan menemukan makna sistematis, rasional, argumentatif, yang

mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan baik dan jelas (Ibrahim, 2018: 107).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1994). Menurut Miles dan Huberman 1994

(dalam Ibrahim, 2015: 109), kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan sesuatu yang saling

berkaitan serta merupakan proses siklus pada saat, sebelum, dan sesudah

pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang

disebut analisis. Berikut adalah teknik analisis data yang digunakan pada penelitian

ini:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan,

pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus menenerus

selama penelitian berlangsung atau selama pengumpulan data. Reduksi data

28
juga termasuk mengkodekan, menggolongkan, dan mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.

2. Penyajian Data

Miles dan Huberman (dalam Ibrahim, 2018: 110) menyatakan bahwa

penyajian data merupakan upaya menampilan, memaparkan atau menyajikan

data secara jelas dalam bentuk gambar, grafik, bagan, tabel dan sebagainya.

Penyajian data dirancang untuk menggabungkan informasi yang telah

diklasifikasikan dalam reduksi data sehingga menjadi suatu bentuk yang

disederhanakan, padu, dan mudah dipahami. Informasi yang telah tersusun

tersebut akan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Miles dan Huberman (dalam Ibrahim, 2018: 110) menjelaskan tahap

akhir analisis data adalah penarikan simpulan dalam rangka mempertajam

data dan memperjelas pemahaman tafsiran yang dibuat peneliti sebelum

dilakukan kesimpulan akhir. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah

mendeskripsikan data yang telah diklasifikasikan sesuai interpretasi dan

pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti dalam bentuk analisis. Kemudian

dilanjutkan dengan membuat simpulan akhir.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti melakukan penelitian dalam

teknik analisis data dengan pengumpulan data yang akan didapatkan dari hasil

wawancara, observasi serta dokumentasi terhadap Pengurus Pondok, Pendidik dan

Peserta Didik PP Nurul Faizah 3 Kec. Tutur, dimana peneliti mencari dan menyusun

29
secara sistematis data yang didapatkan dari hasil wawancara, dan akan dilakukan cek

ulang atau hasil wawancara yang didapat dari hasil observasi di PP Nurul Faizah 3

Kec. Tutur dengan cara triangulasi teknik analisis data dan sumber data yaitu

Pengurus Pondok, Pendidik dan Peserta Didik, serta waktu wawancara yang berbeda,

kemudian setelah itu peneliti ini dikumpulkan diklarifikasikan dan ditarik kesimpulan

secara induktif, yaitu dari penelitian atau kejadian yang bersifat khusus berdasarkan

pengalaman nyata.

F. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, hal

tersebut dilakukan untuk menguji data agar valid. Moleong (2014: 330)

mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

dilakukan dengan cara membandingkan antara sumber, teori, dan metode/teknik

penelitian. Oleh karena itu, Moleong membagi triangulasi menjadi triangulasi

sumber, triangulasi metode/teknik, dan triangulasi teori. Dalam penelitian ini peneliti

akan menguji keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber. Triangulsi

sumber dipilih karena peneliti ingin membuktikan bahwa data penelitian ini juga

banyak ditemukan di berbagai sumber data lain. Triangulasi sumber dilakukan

dengan cara mengecek keabsahan data menurut beberapa sumber data.

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara peneliti melakukan cek ulang

terhadap informasi yang didapat, yang awalnya peneliti dapat dari hasil observasi,

dan cek ulang dengan wawancara dan dokumentasi sehingga akan memberikan data

yang lebih valid dan lebih kredibel. Peneliti kualitatif harus memiliki kredibilitas

30
sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Kredibilitas adalah adalah keberhasilan

mencapai masalah mengeksplorasi masalah yang majemuk atau keterpercayaan

terhadap hasil data penelitian. Data yang terkumpul dalam proses penelitian

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Disini peneliti

mencoba membandingkan sumber data yang sama dari observasi dengan data dari

wawancara, yaitu observasi pada peserta didik. Untuk menjamin keabsahan data yang

diperoleh oleh peneliti.

31
DAFTAR PUSTAKA

Adek Diah Safitri. 2020. “ Implementasi Permainan Tradisional Gobak Sodor

Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Usia Dini Di TK Pertiwi 2

Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur” Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Insititut Agama Islam Negeri Metro.

Dwi Agus Mawati, 2019. “Pengembangan Model Permainan Tradisional Gobak

Sodor Siswa Kelas III SD Negeri 1 Campang Raya” Fakultas Tarbiyah

Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Fathurrohman, 2006. “Model-Model Pembelajaran” FAKULTAS ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Gatot M.U ,Harwanto. 2021. ”Penerapan Permainan Tradisional Dalam Upaya

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjas Angkatan

2019 UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA” Jurnal Kejaora:

Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga Volume 6 Nomor 1, Edisi April

2021.

32
Ibrahim, 2018. “Merodologi Penelitian Kualitatif Panduan Penelitian beserta

Contoh Proposal Kualitatif” Bandung: Alfabeta.

Ina M, Tini S, Silvi N, Nasrullah, Dinda A.A, 2020. “Analisis Bahan Ajar” Jurnal

Pendidikan dan Ilmu Sosial Volume 2, Nomor 2, Juli 2020.

Lutfi T.A, Iyan N.H, 2018. “Pengaruh Penerapan Permainan Tradisional Terhadap

Kebugran Jasmani Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ciasem Kabupaten Subang

(Studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 1 Ciasem)” Jurnal Ilmiah

FKIP Uiversitas Subang Vol 4 No. 1 Februari 2018.

Moelong, Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kalitatif” Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yoga B.S, Danang A.S, Puji S. 2021. “Ethnosport Permainan Tradisional Gobak

Sodor” Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. Vol. 7, No. 2, Hal. 450-462.

33

You might also like