You are on page 1of 10

Pengelolaan dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Diterbitkan Oleh:

di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman Jurusan Pendidikan Olahraga


Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Fakultas Ilmu Keolahragaan
Volume 9, Nomor 2, November 2013 Universitas Negeri Yogyakarta

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA/MAN/SEDERAJAT
SE-KABUPATEN SLEMAN

Fathan Nurcahyo
Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta 55281
email: fathan_nurcahyo@uny.ac.id

Abstract
This study aims to determine the management system and the development of sports in high school extracurricular
activities/ MAN/ equivalent in Sleman, Yogyakarta in 2012. This research is a descriptive qualitative-quantitative.
The method used in this study is a survey method to test the technique. Subjects in this study were all high school
orchestra teacher of sports education/ MAN/ equivalent in Sleman district, Yogyakarta in 2012, taken by incidental
sampling, i.e. all orchestra teacher of sports education who attended the event MGMPs SMA/ MAN who totaled 13
orchestra teacher of sports education. The instrument used for data collection in this study using an open questionnaire
instrument. Data analysis techniques in this study using descriptive statistical analysis with qualitative - quantitative
percentages. The results showed that of the 13 teachers in 13 high schools / MAN / equivalent in Sleman, Yogyakarta
in detail there are 12 schools have implemented the management and development of sport extracurricular activities
with good and only 1 school who have not: (1) The function of organizing, from 13 schools there are 7 schools that
have a stewardship organization chart and the 6 school teachers feel no idea. (2) Planning functions are arranged in
two groups: long-term plans and short-term. (3) The function of most of the schools decision made ​​are determined
through consensus agreement with the involvement of managers, coaches, students, principals, and sometimes
involve parents or the school committee. (4) The function of supervision/ leadership (decision-making related functions)
mostly use the democratic leadership style (negotiate). (5) The function of control and control systems mostly use
books and monitoring presence on the ground. (6) The function improvement, evaluation and assessment systems
mostly use the practice test that is conducted every semester. (7) Planning staff and personnel functions, related to the
way the selection or hiring coaches conducted collaboratively between an open and a closed selection has the same
power (balanced). And (8) financial budgeting function, most of the operational funding comes from parent parents.
Keywords: Management and Development, Sports Extracurricular Activities.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahraga
di SMA/MAN/sederajat di Kab.Sleman, Yogyakarta pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif-kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes. Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh guru pend.jas orkes SMA/MAN/sederajat di kab. Sleman, Yogyakarta pada tahun
2012, yang diambil secara incidental sampling, yaitu semua guru pend.jas orkes yang hadir dalam kegiatan MGMP
SMA/MAN yang berjumlah 13 orang pend.jas orkes. Instrumen yang digunakan untuk melakukan pengambilan data
dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket terbuka. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis statistik deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 13 orang guru di 13 sekolah SMA/MAN/sederajat di kab.Sleman, Yogyakarta secara rinci ada 12 sekolah
telah melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahragadengan baik dan hanya
1 sekolah saja yang belum; (1) Fungsi pengorganisasian, dari 13 sekolah ada 7 sekolah yang memiliki bagan
organisasi kepengurusan dan yang 6 sekolah guru merasa tidak tahu. (2) Fungsi perencanaan disusun dalam dua
kelompok yaitu rencana jangka panjang dan jangka pendek. (3) Fungsi pengambilan keputusan sebagian besar
sekolah dibuat/ditentukan melalui musyawarah mufakat dengan melibatkan para pengelola, pelatih, siswa, kepala
sekolah, dan kadang-kadang melibatkan orangtua atau komite sekolah. 4) Fungsi pembimbingan/kepemimpinan
(terkait fungsi pengambilan keputusan) sebagian besar menggunakan gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis
(negosiasif). 5) Fungsi pengendalian dan sistem kontrol sebagian besar menggunakan buku presensi dan monitoring

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 101


Fathan Nurcahyo

langsung di lapangan. 6) Fungsi penyempurnaan, “Melalui aktivitas jasmani atau kegiatan olahraga
sistem evaluasi dan penilaian sebagian besar seseorang memperoleh kesempatan untuk bergaul,
menggunakan tes praktek yang dilakukan setiap
dan berorientasi antara satu dengan lainnya,” Hari
akhir semester. 7) Fungsi Penataan staf dan
personalia, yang terkait dengan cara seleksi atau Amirullah Rahman (2004: 59). Sikap dan perilaku
perekrutan pelatih dilakukan secara kolaboratif siswa dapat dibina melalui lingkungan pendidikan
antara seleksi secara terbuka dan tertutup memiliki jasmani.
kekuatan yang sama (seimbang). Dan 8) Fungsi
Banyaknya materi mata pelajaran pendidikan
penganggaran keuangan, sebagian besar dana
oprasional berasal dari orang tua wali murid. jasmani olahraga dan kesehatan yang ada dalam
Kata Kunci: Pengelolaan dan Pengembangan, kurikulum, serta keinginan dan harapan dari
Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga siswa mengadakan pengayaan, berekspresi,
mengembangkan bakat, minat, kesegaran jasmani,
maupun untuk mewujudkan prestasinya dalam
olahraga akan mendorong sekolah untuk berpikir ulang
PENDAHULUAN dalam menambah alokasi waktu yang telah tersedia.
Sekolah merupakan salah satu tempat di Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh sekolah
mana seseorang dapat memanfaatkannya untuk menambah waktu di luar jam pelajaran intrakurikuler
mencari atau menuntut ilmu pengetahuan baik yaitu dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
secara teriris maupun praktis. Di dalam lingkungan Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sangat
sekolah proses pendidikan dan pembelajaran ilmu diminati oleh siswa adalah kegiatan ekstrakulikuler
pengetahuan tersebut diberikan oleh guru kepada olahraga. Melalui kegiatan ekstrakulikuler olahraga
siswa atau murid. Pembelajaran merupakan proses di samping siswa memperdalam dan memperluas
pemberian ilmu pengetahuan, pengalaman belajar pengetahuan, juga dapat dimanfaatkan sebagai
dan mendapatkan pengalaman hidup bagi siswa upaya untuk melakukan pembinaan, pemantapan,
untuk menempuh kehidupan yang selanjutnya yang dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa, yang
akan ditempuh oleh siswa. Sedangkan pendidikan meliputi: kerjasama, saling menghargai, sportivitas,
adalah suatu proses untuk mendewasakan pikiran semangat dan percaya diri.
atau perasaan peserta didik agar dapat membedakan Pada kenyataannya saat ini kegiatan
mana yang baik/benar dengan mana yang buruk/ ekstrakulikuler yang dilakukan dilembaga pendidikan
salah sesuai dengan etika, estetika, norma atau atau sekolah mulai dari SD, SMP, SMA atau yang
aturan yang berlaku. sederajat hanya beberapa sekolah saja telah
Di sekolah mata pelajaran yang disampaikan berjalan dengan baik dan sebagian besar belum
kepada siswa selama proses kegiatan belajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
mengajar berlangsung sangat disesuaikan dengan Banyak sekolah-sekolah yang hanya mengutamakan
kurikulum yang digunakan oleh sekolah, alokasi kegiatan estrakurikuler yang lebih mendukung pada
waktu yang dimiliki, kemampuan dan kondisi baik perkembangan ranah kognitif saja atau bidang
sekolah maupun gurunya. Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran yang di UAN-kan (les atau kursus
banyaknya mata pelajaran dan materi yang harus mata pelajaran UAN). Banyak sekolah-sekolah
dikuasai siswa menyebabkan sekolah harus yang mengesampingkan ekstrakurikuler kesenian,
bekerja ekstra berat. Salah satu mata pelajaran praja muda karana (pramuka), dan secara khusus
yang diajarkan di sekolah adalah mata pelajaran ekstrakurikuler olahraga karena dianggap kurang
pendidikan jasmani yang mana penyampaian penting dan kurang memberikan kontribusi yang
materinya harus dilaksanakan dalam dua bentuk signifikan bagi kemajuan sekolah.
yaitu pembelajaran praktek dan teori. “Pendidikan Salah satu tujuan dalam kegiatan ekstrakurikuler
jasmani dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan olahraga adalah mengembangkan bakat dan
pendidikan nasional yang mencangkup aspek fisik, minat siswa menuju tercapainya prestasi olahraga.
emosi, sosial dan moral”, Tite Juliantine (2006: 11). Berdasarkan jenjang pendidikan formal, Sekolah

102 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pengelolaan dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman

Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Pengelolaan
merupakan sekolah yang berpeluang paling besar dan penyusunan fasilitas atau program jangka
menciptakan atlet-atlet atau olahragawan, karena pendek maupun jangka panjang bagi siswa dan
pada banyak teori dan kenyataan di lapangan usia pengelola sangat penting karena dapat mewujudkan
spesialisasi kecabangan olahraga dan usia emas keberhasilan dan cita-cita atau harapan yang
seorang olahragawan terjadi pada rentang usia 15-19 diinginkan serta akan mendapatkan kepuasan dan
tahun dan usia-usia tersebut adalah usia-usia pada kesejahteraan baik bagi pengelola atau siswa selama
masa SMA/SMK/MAN/yang sederajat. mengikuti atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi olahraga.
awal yang dilakukan oleh peneliti kepada guru Melalui pembelajaran dan pelatihan kegiatan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta ekstrakurikuler olahraga diharapkan seorang pelatih
kepada sebagian kecil siswa SMA/SMK/MAN/yang juga dapat berperan seperti seorang guru, di mana
sederajat, diperoleh data informasi bahwa hambatan- dalam kegiatan tersebut juga diajarkan bagaimana
hambatan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga bersikap, mengendalikan emosi, disiplin, kerja
di SMA/yang sederajat antara lain adalah: satu, tidak keras, fisik yang prima, sportif, menghargai orang
ada atau terbatasannya jumlah orang atau tenaga lain, kerja sama dan membangun karakter yang
pengelola (guru atau pelatih) yang berpengalaman lebih baik seperti halnya dalam dunia pendidikan
dalam melatih dan mengembangkan kegiatan yang mengajarkan bagaimana membentuk karakter
ekstrakurikuler khususnya olahraga. Dua, tidak ada seseorang, menaati peraturan, menerima keadaan,
atau terbatasannya jumlah dan sumber modal atau membentuk pribadi yang tangguh, ulet, rajin dan
keuangan untuk kemajuan dan pengembangan disiplin.
kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga. Tiga, Menjaga performance, kualitas dan jumlah
tidak ada atau terbatasnya jumlah alat dan sarana peminat kegiatan ekstrakurikuler olahraga agar
prasarana yang akan digunakan dan dikembangkan jumlahnya tetap relatif banyak bukanlah merupakan
untuk kemajuan dalam kegiatan ekstrakurikuler suatu hal yang mudah, tetapi merupakan serangkaian
khususnya olahraga. Empat, adanya gambaran usaha dan kinerja yang dilakukan oleh pengelola,
tentang masa depan yang kurang menyenangkan pelatih, guru, kepala sekolah maupun civitas
bagi atlet/olahragawan, yang mana setelah pensiun akademika dunia pendidikan secara terstruktur dan
atau tidak menjadi atlet lagi sudah tidak dihargai terprogram melalui proses manajemen. Menurut
oleh orang lain atau organisasi. Selanjutnya Sukintaka (2000: 15), “manajemen adalah segenap
yang kelima adalah tidak ada atau terbatasannya aktifitas untuk mengerahkan sekelompok manusia
perhatian dan pembinaan, baik dari orangtua (over dan menggerakan segala fasilitas dalam suatu usaha
protective atau ingin anaknya lulus UAN sehingga kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
diarahkan pada kegiatan ekstrakurikuler yang lain), tujuan tertentu“.
atau dari pemerintah dan masyarakat terhadap Tanpa mengesampingkan aspek-aspek yang
penyelenggaraan kejuaraan atau turnamen olahraga lain, dalam kesuksesan dan keberhasilan dari
kelompok umur (khususnya usia sekolah). pelaksanaan dan pencapaian prestasi olahraga
Kesuksesan atau kemenangan yang diraih melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah
oleh seseorang atau organisasi dapat terwujud maka penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi
dengan baik apabila ada kerjasama antar pihak, pengelolaan manajemen dan pembinaan kegiatan
saling pengertian, dan komunikasi yang baik. Di ekstrakurikuler olahraga di sekolah khususnya di
samping itu setiap individu atau stakeholder secara tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/MAN/yang
rutin, terprogram dan terencana wajib melakukan sederajat khususnya di wilayah kerja Kabupaten
pengelolaan, perencanaan, pengawasan dan Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan kenyataan yang
evaluasi program kerja. Dalam hal ini adalah ada pada saat ini kesuksesan dan keberhasilan
orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan suatu pengelolaan kegiatan sangat tergantung pada

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 103


Fathan Nurcahyo

kemampuan pengurus dan orang-orang yang terlibat tingkat SMA/MAN/yang sederajat di wilayah kerja
didalamnya dalam melakukan sebuah pengelolaan Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 2012.
manajemen. Dengan adanya identifikasi terhadap Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
pengelolaan manajemen ini diharapkan dapat ini adalah teknik sampel kebetulan (Incidental
membantu seseorang khususnya guru, pengurus sampling), yaitu subjek dalam penelitian ini adalah
sekolah, pelatih, kepala sekolah, siswa, orang tua, seluruh guru pendidikan jasmani olahraga dan
civitas akademika pendidikan dan orang-orang yang kesehatan di tingkat SMA/MAN/yang sederajat di
terlibat didalamnya, dalam menyusun dan merancang wilayah kerja Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada
program kerja, program latihan, maupun kebijakan tahun 2012 yang kebetulan pada saat pengambilan
yang lain yang terkait dengan penyelenggaraan data hadir dalam acara pertemuan musyawarah guru
kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah agar mata pelajaran (MGMP) pendidikan jasmani olahraga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, dan kesehatan di MAN I Tempel yang berjumlah 13
lancar, aman, efektif, dan efisien. orang guru pendjas.
Berdasarkan beberapa penjelasan terkait latar Instrumen yang digunakan dalam penelitian
belakang masalah tersebut di atas, maka menjadikan ini adalah angket terbuka dan wawancara tidak
hal yang sangat menarik bagi peneliti untuk melakukan tersetruktur. Sebelum angket digunakan untuk
penelitian mengenai bagaimana pengelolaan dan mengambil data sebaiknya dilakukan kalibrasi dengan
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di orang atau dosen yang lebih ahli (expert judgement)
sekolah khususnya di tingkat SMA/MAN di kabupaten dalam bidang pengelolaan atau Manajemen
Sleman, Yogyakarta, pada tahun 2012. Olahraga (dengan Bapak Sulistiyono., M. Pd)
dan dosen pengajar mata kuliah Pengembangan
METODE PENELITIAN Ekstrakurikuler Olahraga Sekolah (dengan Bapak
Desain penelitian berkenaan dengan sebuah Soni Nopembri., M. Pd dan Ibu Indah T.P.S., M. Or)
metode yaitu suatu cara yang berkenaan dengan agar butir-butir pertanyaan tersebut memiliki validitas
bagaimana data atau informasi yang diperlukan dan reliabilitas serta tingkat keterbacaan yang tinggi.
dalam penelitian tersebut dapat diperoleh. Jenis Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif- dengan cara peneliti mendatangi tempat pertemuan
kualitatif (mix methods) yaitu suatu penelitian yang MGMP guru mata pelajaran pendidikan jasmani
bertujuan mendapatkan gambaran atau kenyataan olahraga dan kesehatan tingkat SMA/MAN/yang
yang sesungguhnya dari keadaan objek penelitian sederajat di wilayah kerja Kabupaten Sleman,
dengan didukung oleh data-data berupa jawaban Yogyakarta yang kebetulan pada saat itu bertempat
dari responden, dari hasil pengambilan data yaitu di MAN I Tempel. Langkah selanjutnya adalah
pengisian angket terbuka dan wawancara tidak peneliti memberikan angket terbuka dan memberikan
tersetruktur dan tanpa melakukan pengujian petunjuk praktis kepada responden untuk selanjutnya
hipotesis yang kemudian ada yang diangkakan atau mengisi anget dengan jawaban sendiri sesuai
dipersentasekan dan adapula yang dideskripsikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di masing-
dengan kata-kata atau gambar. Metode yang masing sekolah.
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Teknik analisis data pada penelitian ini
survei karena penelitian ini hanya menggambarkan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
keadaan objek secara terbatas. Objek dalam kualitatif-kuantitatif dengan persentase. Teknik
penelitian ini adalah pengelolaan manajemen dan analisis untuk data kualitatif (data yang berupa kata-
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahraga kata atau gambar) dilakukan dengan cara tri angulasi
di SMA/MAN/yang sederajat Se Kabupaten Sleman, data. Selanjutnya untuk menghitung persentase hasil
Yogyakarta pada tahun 2012. tes pengisian angket dan wawancara digunakan
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru rumus menurut Suharsimi Arikunto (1998: 245-246),
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sebagai berikut:

104 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pengelolaan dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman

P = F/N X 100 % Tabel 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Di Masing-masing


SMA/MAN Kabupaten Sleman
Keterangan:
P = Pesentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel

HASIL PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA/
MAN Se Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun
2012 yang secara kebetulan hadir dalam kegiatan
MGMP Penjas yang berjumlah 13 orang guru, dan
seluruhnya akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
Adapun ke 13 sekolah tersebut adalah:

Tabel 1. Daftar Sekolah dan Nama Guru yang Hadir Data Fungsi Perencanaan (Planning)
Sebagai Peserta MGMP Sistem atau pola kepengurusan organisasi dalam
Penjas SMA/MAN Se Kabupaten Sleman kegiatan pengelolaan ekstrakurikuler olahraga di
sekolah meliputi:

Tabel 3. Pembagian Tugas Pengelolaan


Ekstrakurikuler

Adapun informasi mengenai struktur atau


pola pengorganisasiannya, sebagian sekolah
memberikan informasi: ada 7 sekolah yang memiliki
Sumber: Data Presensi Kehadiran Guru Peserta MGMP struktur pengorganisasian dan ada 6 sekolah
Penjas SMA/MAN Kabupaten Sleman, Hari Senin, yang tidak memiliki struktur pengorganisasian.
Tanggal 1 Oktober 2012 Sebagian besar guru pendidikan jasmani merangkap
diberbagai posisi seperti: menjadi koordinator, pelatih
Adapun data yang terkumpul dan berhasil kecabangan, sie pertandingan dan kadang-kadang
diidentifikasi oleh peneliti antara lain adalah data sebagai penanggung jawab (bagi guru penjas yang
terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi waka kesiswaan). Selanjutnya sekolah yang
diselenggarakan di sekolah, berdasarkan data dari tidak memiliki struktur pengorganisasian rata-rata
13 guru penjas yang mengisi angket penelitian disebabkan karena para guru tidak mengetahui ada
diperoleh data yang bervariasi yaitu: tidaknya gambar dan struktur pengorganisasiannya.

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 105


Fathan Nurcahyo

Gambar 1. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler

Jumlah pengelola kegiatan ekstrakurikuler


olahraga tersebut menurut para guru pendidikan
jasmani, ada 7 orang guru penjas yang menjawab
sudah ideal meskipun ada yang merangkap jabatan,
selanjutnya ada 6 orang guru penjas yang menjawab
belum, dikarenakan: (a) Tenaga pengelola keuangan
tidak ada, (b) Peralatan P3K tidak ada, (c) Belum
memenuhi harapan sekolah, (d) Sie pertandingan
tidak ada, dan (e) Kesulitan mencari pelatih yang Berdasarkan jawaban dari para guru pend.jas dari
ideal. masing-masing sekolah, tujuan dari penyelenggaraan
Pengelola atau pengurus kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstratrakurikuler antara lain adalah untuk:
olahraga mengadakan kerjasama dengan pihak lain (1) Untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi
(baik perseorangan maupun secara organisasi), unggul siswa, (2) Menjaring dan memilih bakat siswa
berdasarkan informasi yang diperoleh ada 7 sekolah untuk meningkatkan prestasi olahraga sekolah, (3)
yang mengadakan kerjasama dan ada 6 sekolah Menyiapkan tim sekolah untuk menhadapi event/
yang tidak mengadakan kerjasama dengan pihak pertandingan olahraga diberbagai level kejuaraan,
manapun. Adapun jalinan kerjasama sekolah tersebut (4) Meningkatkan dan mempersatukan hubungan di
antara lain dengan pihak: (1) Komite Sekolah, (2) antara para siswa dan guru, (5) Membangun karakter
Dinas pendidikan, (3) Koordinator KONI Kelurahan/ siswa, (6) Pemenuhan jam dan melengkapi program
Kecamatan, (4) Sekolah lain, (5) Pihak swasta, dan sekolah, (7) Sebagai pedoman atau acuan dalam
(6) Alumni Sekolah. Selanjutnya kerja sama tersebut melaksanakan kegiatan pengajaran dan pelatihan
antara lain dalam hal: (a) Pendanaan/keuangan, (b) harian atau mingguan, (8) Untuk mengisi waktu
Pengembangan dan Perijinan, (c) Latih tanding, (d) luang siswa dengan kegiatan yang positif, dan (9)
Sewa lapangan/GOR dan (e) Kegiatan pelatihan. Untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dan mengurangi terjadinya kenakalan
Data Fungsi Perencanaan (Planning) anak-anak remaja.
Cara alternatif yang sering digunakan oleh
Selanjutnya berdasarkan jawaban dari para
sekolah untuk pengembangan program kegiatan
guru pend.jas, terdapat 9 sekolah yang menyusun
ekstrakurikuler olahraga, antara lain adalah:
proposal perencanaan program pengembangan
Tabel 4. Perencanaan Pengembangan Program kegiatan ekstrakurikuler olahraga sekolah dan ada
Ekstrakurikuler Olahraga 4 sekolah yang tidak menyusun program. Adapun
alasan mengapa para guru pend.jas menyusun
program pengembangan tersebut, diantaranya
karena: (1) Sebagai syarat penyelenggaran kegiatan
ekstrakurikuler, (2) Memperlancar proses turunnya
pendanaan, (3) Memperlancar pelaksanaan dan

106 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pengelolaan dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman

pencapaian tujuan atau target kegiatan, (4) Untuk kegiatan seperti: (a) Mengikuti diklat kepelatihan, (b)
mengetahui tujuan dan keterlaksaan program yang Mengikuti pertemuan rutim MGMP, (c) Mengadakan
disusun sehingga dapat digunakan sebagai alat sharing dengan pelatih atau sekolah yang lain, (d)
evaluasi untuk program selanjutnya, dan (5) Untuk Mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi, (e) Mengikuti
mengukur kebutuhan dan kemampuan sekolah workshop dan seminar kepelatihan, dan (e) Mengikuti
dalam melaksanakan kegiatan tersebut. kursus atau penataran kepelatihan.
Bagi sekolah atau para guru yang menyusun Berdasarkan jawaban dari para guru pend.jas
rencana atau program kerja tersebut yang disusun usaha yang dilakukan oleh pengelola atau sekolah
dalam 2 tahap yaitu rencana jangka panjang dan jika terjadi kekosongan posisi jabatan/pekerjaan,
rencana jangka pendek, adapun program rencana antara lain dengan cara: (a) Diadakan guru atau
jangka pendeknya meliputi: (a) Latihan rutin harian, petugas piket, (b) Disposisi kepengurus yang lain,
(b) Pengadaan sarana prasarana, (c) Perekrutan (c) Mencari orang yang bisa menjalankan tugas, (d)
siswa/anggota baru, (d) Ujicoba/latih tanding, dan Diadakan pemilihan ulang, (e) Dipercayakan kepada
(e) Membentuk tim untuk masing-masing cabang siswa yang memiliki pengaruh di cabang olahraga
olahraga. Sedangkan program rencana jangka tersebut, dan (f) Koordinasikan dengan pengurus
panjangnya meliputi: (a) Mengikuti kompetisi atau atau pengelola atau pembina atau pelatih yang lain.
turnamen antar sekolah, kecamatan, kabupaten,
Data Fungsi Penganggaran Keuangan
propinsi (PORKAB, OOSN) atau tingkat nasional
(LPI), (b) Penyempurnaan jumlah dan kualitas (Budgeting)
sarana-prasarana olahraga, dan (c) Pengadaan Berdasarkan jawaban dari para guru pend.jas
seragam untuk masing-masing cabang olahraga. sumber dana utama yang diperoleh oleh pengelola
atau sekolah saat ini dalam menyelengarakan
Data Fungsi Penataan Staf dan Personalia kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah
(Staffing) berasal dari biaya BOS sebanyak 1 sekolah, biaya
Berdasarkan jawaban dari para guru pend.jas sumbangan dari orang tua siswa sebanyak 10
cara perekrutan pelatih dan pengelola kegiatan sekolah, dana lain-lain seperti: dana DIPA, Dana
ekstrakurikuler olahraga dilakukan dengan cara dari sekolah sebanyak 2 sekolah. Namun adapula
terbuka (dipilih melalui tes&seleksi) ada 5 sekolah, sumber dana tambahan lainnya sepert: uang hadiah
dengan cara tertutup (langsung direkrut tanpa kejuaraan (uang pembinaan), sumbangan dari
diseleksi) ada 6 sekolah dan dengan cara lain-lain ada donator atau alumni.
2 sekolah. adapun cara lain-lain tersebut misalnya Pengelola/pengurus/pelatih dalam menyusun
cari orang yang sudah dikenal dan berkompetensi, proposal program pengembangan kegiatan
siswa mantan alumni sekolah sehingga pelatih ekstrakurikuler olahraga selalu dipertanggung
kegiatan ekstrakurikuler olahraga sekolah tersebut jawabkan pada akhir tahun. Pengelola atau pengurus
ada yang berasal dari dalam sekolah (guru penjas, dalam melakukan pemanfaatan atau penggunaan
guru mapel lain, karyawan) dan ada pula yang penganggaran dana tersebut harus dimanfaatkan
berasal dari luar sekolah. Dari para pelatih kegiatan sesuai dengan rencana dan kebutuhan, pertimbangan
ekstrakurikuler olahraga tersebut ada yang memiliki dan pembatasan pengeluaran agar tidak defisit yang
ijasah/sertifikat dan ada pula yang tidak atau masih nantinya dipertanggung jawabkan pada akhir tahun.
berstatus sebagai mahasiswa. Kebanyakan dari para Adapun proposal dan laporan akhir semester
pelatih tersebut adalah lulusan FIK UNY (dari PJKR yang dipertanggungjawabkan oleh para pengelola/
dan PKO), namun ada pula yang sudah berlisensi D pengurus/pelatih kepada kepala sekolah atau
dan ada pula yang berlisensi C. komite sekolah tersebut antara lain meliputi: (a)
Berdasarkan jawaban dari para guru pend.jas Honor koordinator, pengelola, dan pelatih kegiatan
pengembangan dan pelatihan untuk meningkatkan ekstrakurikuler yang besarannya berkisar antara Rp.
keterampilan pengelola atau pelatih dilakukan oleh 15.000,00-50.000,00/dating, (b) Biaya oprasional
sekolah atau yang bersangkutan melalui kegiatan- harian (beli gallon air mineral), (c) Biaya mengikuti

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 107


Fathan Nurcahyo

event atau pengiriman atlet/kontingan, (d) Kadang- tertutup memiliki kekuatan yang sama (seimbang).
kadang ada komsumsi, (e) Sewa lapangan atau Kebanyakan pelatih diambil secara kombinatif yaitu
GOR, (f) Biaya ATK (alat tulis kantor), (g) Biaya dari luar dan dalam sekolah karena dianggap melalui
dokumentasi, (h) Membeli sarana dan prasarana, seleksi ini pelatih atau pengelola akan dapat lebih
(i) Biaya perawatan sarana dan prasarana, (j) Biaya mengenal siswa dan lebih yang berkompetensi
P3K, dan (k) Biaya lain-lain: loundri kostim, biaya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
transportasi, biaya honor wasit. Terkait data dari fungsi penganggaran keuangan,
sebagian besar dana oprasional kegiatan
PEMBAHASAN ekstrakurikuler olahraga di sekolah-sekolah
Data dari 13 sekolah yang telah teridentifikasi di kabupaten Sleman berasal dari dana yang
hanya ada 1 sekolah yang tidak menyelenggarakan dibayarkan oleh orang tua wali murid. Sebagian
kegiatan ekstrakurikuler olahraga dikarenakan besar sekolah-sekolah di kabupaten Sleman pada
jumlah siswanya tidak memenuhi target yang setiap akhir tahun ajaran sekolah selalu menyusun
diharapkan, tetapi pada tahun-tahun sebelumnya laporan pertanggung jawaban keuangan terhadap
sekolah tersebut tetap menyelenggarakan kegiatan dana atau keuangan yang telah digunakan untuk
ekstrakurikuler. Selanjutnya guru memberikan menjalankan program kegiatan eksrakurikuler di
solusi atau jalan keluar bagi anak didiknya tersebut sekolah. Sebagian besar dana atau keuangan
untuk dititipkan atau mengikuti latihan diklub atau tersebut digunakan untuk membayar pelatih dan
perkumpulan olahraga lain. pengelola, pengadaan sarana-prasarana olahraga,
Terkait dengan data dari fungsi pengorganisasian oprasional harian, biaya mengikuti suatu kejuaraan
dari 13 sekolah ada 7 sekolah yang memiliki bagan atau event, dan membayar sewa gedung.
organisasi kepengurusan dan yang 6 sekolah guru
merasa tidak tahu. Dan dari sekolah yang memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
bagan organisasi tersebut sebagian besar kepala Berdasarkan data hasil penelitian dan
sekolah adalah sebagai penanggung jawab terhadap pembahasan yang telah diuraikan pada BAB
seluruh kegiatan ekstrakurikuler dan dengan bantuan sebelumnya, maka dapat dideskripsikan data sebagai
wakil kepala urusan kesiswaan serta guru pendaping. berikut: dari 13 sekolah yang telah teridentifikasi
Untuk mengifisienkan waktu, tenaga, dan biaya hanya ada 1 sekolah yang tidak menyelenggarakan
kadang-kadang ada penambahan atau rangkap kegiatan ekstrakurikuler olahraga dikarenakan
jabatan. Dari data tersebut ada kemungkinan bahwa jumlah siswanya tidak memenuhi target yang
terdapat sekolah yang tidak melakukan pengelolaan diharapkan, tetapi pada tahun-tahun sebelumnya
dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sekolah tersebut tetap menyelenggarakan kegiatan
dengan baik. ekstrakurikuler. Selanjutnya guru dari sekolah
Terkait dengan data dari fungsi perencanaan tersebut memberikan solusi atau jalan keluar bagi
diperoleh informasi bahwa perencanaan disusun anak didiknya tersebut untuk dititipkan atau mengikuti
dalam dua kelompok yaitu rencana jangka panjang latihan di klub atau perkumpulan olahraga lain.
dan jangka pendek. Hal tersebut dimaksudkan agar Tekait dengan data dari fungsi pengorganisasian
dapat memperlancar jalnnya program latihan. Namun dari 13 sekolah ada 7 sekolah yang memiliki bagan
juga ada sekolah-sekolah yang hanya menjalankan organisasi kepengurusan dan yang 6 sekolah guru
programnya tersebut secara asal-asalan hanya untuk merasa tidak tahu. Dan dari sekolah yang memiliki
mengisi waktu atau program sekolah saja. bagan organisasi tersebut sebagian besar kepala
Terkait dengan data dari fungsi Penataan staf sekolah adalah sebagai penanggung jawab terhadap
dan personalia, yang terkait dengan cara seleksi seluruh kegiatan ekstrakurikuler dan dengan bantuan
atau perekrutan pelatih yang dilakukan oleh sekolah- wakil kepala urusan kesiswaan serta guru pendaping.
sekolah yang ada di kabupaten Sleman dilakukan Untuk mengifisienkan waktu, tenaga, dan biaya
secara kombinasi antara seleksi secara terbuka dan kadang-kadang ada penambahan atau rangkap

108 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pengelolaan dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman

jabatan. Dari data tersebut ada kemungkinan bahwa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
terdapat sekolah yang tidak melakukan pengelolaan Terkait data dari fungsi penganggaran keuangan,
dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagian besar dana oprasional kegiatan
dengan baik. ekstrakurikuler olahraga di sekolah-sekolah
Terkait dengan data dari fungsi perencanaan di kabupaten Sleman berasal dari dana yang
diperoleh informasi bahwa perencanaan disusun dibayarkan oleh orang tua wali murid. Sebagian
dalam dua kelompok yaitu rencana jangka panjang besar sekolah-sekolah di kabupaten Sleman pada
dan jangka pendek. Hal tersebut dimaksudkan setiap akhir tahun ajaran sekolah selalu menyusun
agar dapat memperlancar jalnnya program latihan. laporan pertanggung jawaban keuangan terhadap
Namun juga ada sekolah-sekolah yang hanya dana atau keuangan yang telah digunakan untuk
menjalankan programnya tersebut secara asal- menjalankan program kegiatan eksrakurikuler di
asalan hanya untuk mengisi waktu atau program sekolah. Sebagian besar dana atau keuangan
sekolah saja. Pengambilan keputusan sebagian tersebut digunakan untuk membayar pelatih dan
besar sekolah dibuat/ditentukan melalui musyawarah pengelola, pengadaan sarana-prasarana olahraga,
mufakat dengan melibatkan para pengelola, oprasional harian, biaya mengikuti suatu kejuaraan
pelatih, siswa, kepala sekolah, dan kadang-kadang atau event, dan membayar sewa gedung.
melibatkan orangtua atau komite sekolah. Rapat
atau musyawarah sering dilakukan pada awal tahun DAFTAR PUSTAKA
ajaran baru dan akhir tahun pelajaran sekolah dan Alex Gunur. (1979). Manajemen (kerangka-kerangka
melibatkan pihak-pihak selalu tersebut. sebagian pokok). Jakarta: Bharata Karya Aksara.
besar monitoring atau pengendalian pelaksanaan Daft R. L. (1988). Management. New York: Holt
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah yang ada Rainhart.
di kabupaten Sleman sebagian besar menggunakan Faidilah Kurniawan, Trihadi Karyono. (2010).
buku presensi dan monitoring langsung di lapangan Ekstrakulikuler Sebagai Wahana Pembentukan
dari para pengelola atau oleh kepala sekolah Karakter Siswa Di Lingkungan Pendidikan
langsung. Hal tersebut dianggap cukup efektif untuk Sekolah. Yogyakarta: FIK UNY.
mengendalikan dan mengevaluasi terhadap jalannya Hani Handoko T. (2000). Manajemen (edisi ke dua).
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
oleh pihak sekolah. Penyempurnaan program Hersey P. dan Blanchard K.H. (1988). Management of
menggunakan sistem evaluasi dan penilaian yang organizational behavior utilizing human resource.
diterapkan di sekolah-sekolah di kabupaten Sleman Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
sebagian besar adalah menggunakan tes praktek Ibnu Syamsi. S. U. (1994). Pokok-pokok organisasi
yang dilakukan setiap akhir semester. Apabila dan manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
dirasa masih jauh dari yang diharapkan maka perlu ................................. (1992). Manajemen (edisi ke
ada remidi, pengayaan dan bila perlu diadakan dua jilid 2). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Erlangga.
penambahan jam kegiatan ekstrakurikuler.
Terkait dengan data dari fungsi Penataan staf Lexy J. Moleong. (2001). Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
dan personalia, yang terkait dengan cara seleksi
atau perekrutan pelatih yang dilakukan oleh sekolah- Parks Janet B., Zanger Beverly R. K., & Quarterman
Jerome. (1998). Contemporary sport manajement.
sekolah yang ada di kabupaten Sleman dilakukan
USA: Human Kinetics.
secara kombinasi antara seleksi secara terbuka dan
Siti Partini Suardiman. (1995). Psikologi
tertutup memiliki kekuatan yang sama (seimbang).
perkembangan. Yogyakarta: FIP-IKIP Yogyakarta.
Kebanyakan pelatih diambil secara kombinatif yaitu
Stoner James A. F. (1995). Manajemen (edisi ke
dari luar dan dalam sekolah karena dianggap melalui
dua jilid 1). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
seleksi ini pelatih atau pengelola akan dapat lebih
Erlangga.
mengenal siswa dan lebih yang berkompetensi

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 109


Fathan Nurcahyo

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Zakiah Darajat. (1976). Ilmu jiwa II (Prinsip-
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka prinsip dan implementasinya dalam pendidikan).
Cipta. Bandung: Bulan Bintang.
Sukintaka. (2000). Administrasi pendidikan Roger L. Luft. (2009). A definition of management.
j a s m a n i . Yo g y a k a r t a : F a k u l t a s I l m u English IT Support Japan Helpdesk, Network
Keolahragaan UNY. Support Services Consulting & Project
Wawan S. Suherman. (2002). Manajemen olahraga. Management. Tersedia online dalam www.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. systemsgo.asia.

110 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013

You might also like