Professional Documents
Culture Documents
Dalam kondisi ekonomi yang serba tidak menentu, naik turunnya harga
jual bensin jenis Pertamax dan Pertamax Plus dari Pertamina, atau
produk swasta dari Shell maupun Petronas, kadang menyebalkan.
Apalagi, selang waktu naik turunnya kadang begitu cepat.
Cara lain yang juga biasa dipakai adalah memasukkan alat berbentuk pil
ke dalam tangki bahan bakar mobil. Ada beberapa produk seperti
Broquet, Fitch Fuel Catalyst, Specta Fuel Catalyst, Prozone, Fuelstar,
Fuelcat, dan Enviromax Plus, yang diklaim bisa memperbaiki kualitas
pembakaran. Teorinya katalis akan mengubah rantai molekul bensin,
untuk menyempurnakan pembakaran di ruang bakar. Formula bahan
bakar terstimulasi sehingga rantai molekulnya menjadi lebih pendek
sehingga terbakar lebih sempurna.
Sebenarnya teknologi ini bukan temuan baru karena dipakai oleh Rusia
di era Perang Dunia II. Justru karena "tuanya" teknologi ini, banyak pihak
memperdebatkan efektivitasnya. Ada yang menyatakan alat itu tidak
banyak pengaruhnya untuk mesin-mesin mobil modern. Apalagi, katalis
ini diklaim bisa dipakai untuk bensin maupun solar, dua jenis BBM yang
karakternya jauh berbeda.
Cara lain adalah dengan meletakkan magnet pada saluran bahan bakar.
Produk ini banyak beredar di Indonesia karena harganya relatif murah—
mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 600.000—, pemasangannya mudah
dan tak butuh perawatan.
Metode yang sudah dikenal sejak akhir 1970-an ini terus berkembang
dengan berbagai varian. Ada yang memakai dua keping magnet yang
saling tarik, ada yang justru tolak-menolak. Ada pula yang tak langsung
memakai magnet, tetapi logam yang secara elektrik berproses seperti
magnet. Beberapa merek beredar di Indonesia, seperti Fuelmax, Fuel
Xtreme, MAXPower, FuelSaverPro, Femax, Motosave, Option Ring,
Ecoflow, atau Prozone. Penghematan bahan bakar diklaim 15 hingga 27
persen.
Metode ini juga diwarnai pro-kontra. Beberapa tabloid otomotif juga telah
melakukan tes dan memberi kesaksian atas efektivitas alat ini dalam
menghemat bahan bakar hingga 22 persen. Departemen Kelautan dan
Perikanan dan sebuah produsen mobil bahkan pernah memberi
rekomendasi pada magnet ini.
Sebaliknya ada yang menilai magnet tak terlalu besar pengaruhnya pada
bahan bakar hidrokarbon. Kalaupun ada, penyatuarahan molekul dan
kecepatan bakar yang dihasilkannya tak signifikan menyebabkan
penghematan.
Ada yang bilang, penyatuarahan molekul hanya terjadi saat bahan bakar
melewati magnet. Setelah lewat, apalagi dengan kecepatan tinggi dan
kendaraan yang bergetar, arah molekul bahan bakar akan kembali
"berantakan" saat masuk ke ruang bakar. Lagi pula, kalau memang
efektif, mengapa produsen mobil tak memasang magnet di produk
mereka? Soal-soal ini lah yang oleh pengamat otomotif Tony Cains juga
digugat panjang lebar lewat situsnya FuelSaving.info.
Menggarap udara
Mesin akan bergerak mulus pada kisaran 0,9 lambada. Artinya ada 10
persen dari partikel bensin yang terbuang, berupa hidrokarbon yang tak
terbakar dan karbon monoksida. Yang dilakukan peranti penghemat itu
adalah mengoptimalkan keseimbangan udara dan bensin sehingga tak
ada lagi yang terbuang. Inilah yang diklaim bisa melakukan penghematan
15 hingga 22 persen. Beberapa uji coba yang dilakukan beberapa media
otomotif memberi persentase lebih tinggi, hingga 36 persen saat dicoba
pada sepeda motor, sementara untuk mobil penghematannya 10 hingga
15 persen.
Prinsipnya begini. Bensin atau solar harus diuapkan dulu agar bisa
dibakar. Ini menyebabkan proses pembakaran lebih lambat, misalnya
dibanding gas. Padahal, kinerja mesin ditentukan kecepatan
pembakaran. Produk ini bekerja mempercepat pembakaran dengan
membuat pusaran udara yang masuk ke ruang bakar harus bergerak
cepat, untuk memacu proses penguapan dan menyebarkan uap bensin
ke seluruh ruang bakar. Namun, efektivitas peranti ini juga sangat
ditentukan kemampuan produsen mobil mendesain saluran masuk udara
dan sistem turbolensi.
Modifikasi mesin
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0607/21/Otomotif/2787204.htm
Alamat: http://www.kpbb.org/utama_2.html