Professional Documents
Culture Documents
1
Referensi
⚫ Pustaka Utama:
⚫ Bruneau, et.al, Ductile Design of Steel Structures, 2nd Ed.
⚫ Pustaka Pendukung
⚫ AISC LRFD Manual, 14th Ed, Vol. 1 dan 2
⚫ Beedle, Structural Steel Design
⚫ Galambos, Surovek, Structural Stability of Steel, Concept and Application
for Structural Engineers
⚫ McCormac, Csernak, Structural Steel Design, 5th Ed
⚫ Popov, Engineering Mechanics of Solids
⚫ Salmon, Johnson, Steel Structures: Design and Behavior, 5th Ed.
⚫ SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung
⚫ SNI 1729-2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 3
Behavior of
Steel Structures
Ductile Design of Steel Structures
2
Advantages of Steel as
A Structural Material
⚫ High strength per unit of weight → less structural weight,
important for long-span bridges, tall buildings, and structures
situated on poor foundations
⚫ Uniformity → properties do not change appreciably with time
⚫ Elasticity → linear up to fairly high stresses, behaves closer to
design assumptions
⚫ Permanence → long lasting if properly maintained
⚫ Ductility → may yield locally at critical points and preventing
premature failures, large deflections when overloaded give
warning prior to failure
⚫ Toughness → have both strength and ductility thus able to
absorb large amount of energy
⚫ Additions to existing structures can be done easily
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 5
Advantages of Steel as
A Structural Material
⚫ Others:
a) Ability to be fastened together by several simple
connection devices, including welds and bolts;
b) Adaptation to prefabrication;
c) Speed of erection;
d) Ability to be rolled into a wide variety of sizes and shapes
e) Possible reuse after a structure is disassembled;
f) Scrap value, even though not reusable in its existing form.
Steel is the ultimate recyclable material.
3
Struktur Kabel dan Pelengkung
(Cables and Arches)
⚫ Elemen aksial tarik
atau tekan murni
4
Struktur Rangka atau Portal (Frames)
⚫ Tersusun dari elemen lentur serta elemen dengan
kombinasi lentur dan aksial
⚫ Elemen lentur dapat memikul beban yang tidak
searah sumbu batang
⚫ Sambungan elemen adalah sambungan kaku atau sendi
⚫ Balok adalah struktur rangka paling sederhana
Struktur Permukaan
(Surface Structures)
⚫ Membentuk konfigurasi
ruang dengan permukaan
tiga dimensi
⚫ Memikul beban dengan
permukaannya sendiri
http://stadiumdb.com/stadiums/usa/superdome
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 10
10
5
Tower
11
Skyscraper
12
6
Bridges
13
Arch Bridges
14
7
Cantilever
Bridge
15
Suspension Bridge
16
8
Cable Stayed Bridge
17
Dome
18
9
Industrial Facilities
19
Pipeline
20
10
Transmission Towers
and Substations
21
Roller Coasters
22
11
Ductility Concept
⚫ Metal Handbook of the American Society for Metals
(ASM 1964):
⚫ Ductility: ability of a material to deform plastically
without fracture
⚫ Brittleness: quality of a material that leads to crack
propagation without plastic deformations
⚫ Ductile material: one that is capable to undergo large
inelastic deformations without losing strength
⚫ Ductility concept is advantageous for unexpected load,
e.g. earthquake load
23
24
12
History of Ductile Design
⚫ 1860s – plastic behavior of ductile metals
⚫ 1900 to 1950s – plastic properties of steel and steel
cross sections subjected to various stress conditions
⚫ 1950s to 1960s – significant research in plastic
behavior and plastic design
⚫ End of 1960s – earthquake loads were addressed in
plastic design
⚫ Prior to 1988 – no specific code regulations for
detailing seismic resistant steel structures
⚫ Present – most of the design of ductile steel
structures to resist earthquakes is implemented in
codes and standards
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 25
25
26
13
Structural Analysis
⚫ Objectives
⚫ Better understanding of steel structures in
inelastic range using simple models
⚫ In most cases → predicting P vs Δ for a structure
into the inelastic range
⚫ Sequence of Analysis
27
28
14
Structural Steel
⚫ Main characteristics: strength, stiffness, toughness,
ductility, and strain hardening
⚫ Properties of materials depend on chemical
properties of steel (max 0.5% of carbon, or similar
value of carbon equivalent)
⚫ Types of steel:
⚫ Low-carbon steel: <0.15%
⚫ Mild steel: 0.15 – 0.29% (typical for common
structural steel)
⚫ Medium carbon steel: 0.3-0.59%
⚫ High carbon steel: 0.6-1.70%
29
30
15
Properties of Steel Material
Typical stress-strain curves for structural steel
31
Kekuatan (Strength)
⚫ Kemampuan material baja untuk mengakomodasi
tegangan yang terjadi
⚫ Sangat dipengaruhi komposisi kimia material baja
⚫ Kekuatan tekan baja sama dengan kekuatan tarik
⚫ Terdiri atas:
⚫ kuat leleh material, atau tegangan leleh (Fy)
⚫ kuat tarik material, atau tegangan tarik (Fu)
32
16
Kekakuan (Stiffness)
⚫ Kemampuan material baja untuk mengatasi
deformasi yang terjadi
⚫ Pada kondisi elastis:
⚫ Modulus Elastisitas (E) atau Modulus Young
⚫ Modulus Geser (G)
⚫ Modulus Elastisitas: kemiringan kurva tegangan regangan
baja sebelum kuat leleh tercapai (kondisi elastis)
stress
E= =
strain
⚫ Nilai Modulus Elastisitas umumnya sama untuk berbagai
mutu baja: ≈ 200,000 MPa (29,000 ksi)
33
Keliatan (Toughness)
⚫ Kemampuan material baja dalam menyerap energi
sebelum mengalami kegagalan
⚫ Besar energi yang diserap dihitung sebagai luas area di
bawah kurva tegangan-regangan baja
⚫ Baja dengan kuat leleh yang rendah (lower grade)
umumnya memiliki nilai keliatan yang tinggi, dan baja
dengan kuat leleh yang tinggi umumnya memiliki nilai
keliatan yang lebih rendah
⚫ Baja dengan kuat leleh yang rendah memiliki kinerja lebih
baik untuk diaplikasikan pada bangunan tahan gempa
34
17
Daktilitas/Kelenturan (Ductility)
⚫ Kemampuan baja dalam berdeformasi plastis
sebelum mengalami kegagalan
⚫ Umumnya dihitung sebagai rasio dari nilai
perpanjangan atau nilai regangan ultimate,
terhadap nilai perpanjangan atau nilai regangan
pada saat leleh
⚫ Berhubungan dengan toughness
⚫ Manfaat daktilitas:
⚫ Memungkinkan redistribusi tegangan
⚫ Memungkinkan terjadinya deformasi besar sebelum
terjadi keruntuhan struktur → warning/awareness
35
Daktilitas/Kelenturan (Ductility)
36
18
Strain Hardening and Strain Aging
(Unloading and Reloading)
37
38
19
Uji Tarik (Tensile Test)
⚫ Digunakan untuk mendapatkan kekuatan, kekakuan,
dan daktilitas material baja
⚫ Menggunakan benda uji standar yang disebut ‘coupon’,
yang dibentuk sehingga memiliki daerah dengan luas
penampang yang lebih kecil (S0) untuk melokalisasi
daerah fraktur
⚫ Benda uji ditandai di dua titik, dan jarak antara kedua
titik diukur (L0)
⚫ Benda uji dijepit pada mesin uji, dan ditarik dengan
gaya T hingga fraktur terjadi
⚫ Hasil dari pengujian adalah kurva tegangan-regangan
⚫ Kurva hasil pengujian umumnya perlu disesuaikan
untuk mendapatkan properties baja, terutama pada
penentuan titik awal (O)
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 for Civil and Construction Engineers 39
39
Tensile Test
40
20
Tegangan dan Regangan
⚫ Tegangan (stress):
beban (T) dibagi dengan luas penampang awal
(S0) dari spesimen
T
f=
S0
⚫ Regangan (strain):
perpanjangan spesimen (e) dibagi dengan
panjang awal (L0)
e L − L0
= =
L0 L0
41
Kurva Tegangan-Regangan
⚫ Daerah elastis
Zone/daerah ⚫ Daerah plastis
pada kurva σ - ɛ ⚫ Daerah strain hardening
⚫ Daerah necking
42
21
Stress – Strain Curve
43
44
22
Perilaku Material Baja
⚫ Regangan leleh, y
⚫ Regangan pada saat material
mencapai titik leleh
⚫ Umumnya 0.15% hingga 0.2%
⚫ Regangan plastis
⚫ Dibatasi oleh awal strain hardening
⚫ Regangan putus/ultimate, u
⚫ Regangan pada saat spesimen putus =
regangan maksimum
⚫ Umumnya 150-200 kali regangan elastis
⚫ Umumnya 10% hingga 40%
⚫ u bukan regangan pada saat fu tercapai
45
Perilaku
Material Baja
46
23
Perilaku
Material Baja
f stress
E= =
strain
⚫ Mencerminkan kekakuan material di daerah elastis
⚫ Nilai E umumnya sama untuk material baja dengan berbagai
kekuatan
⚫ Nilai yang umum digunakan: E = 200,000 MPa atau 29,000 ksi
⚫ Kekakuan yang tinggi adalah keuntungan utama baja
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 47
47
Perilaku
Material Baja
⚫ Modulus Tangen, ET
⚫ Slope/kemiringan kurva di atas batas proporsional
⚫ Kekakuan material di daerah inelastis
⚫ Modulus Strain Hardening, Est
⚫ Slope/kemiringan kurva di awal daerah strain hardening
⚫ Nilai tertinggi slope dicapai pada awal daerah strain
hardening, Est
⚫ Nilai Est bervariasi → untuk pemodelan umumnya diambil
2% dari E (Modulus Elastisitas)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 48
48
24
Perilaku
Material Baja
⚫ Daktilitas
⚫ Kemampuan material baja untuk mengalami deformasi
yang besar tanpa putus
⚫ Dapat ditinjau dari persentase perpanjangan yang terjadi
pada spesimen
L f − L0
e = 100
L0
⚫ Standar material baja: minimum 15%-20% perpanjangan
untuk suatu spesimen dengan panjang awal L0 = 20 cm
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 49
49
Ductile vs Brittle
https://subsurfwiki.org/wiki/Brittle_ https://www.eurekamagazine.co.uk/design-engineering-
and_ductile_behaviour news/ ductile-high-strength-steel-developed-in-wmg-
project/156839/
50
25
Perilaku Material Baja
⚫ Poisson’s Ratio, m
⚫ Fenomena bahwa suatu batang yang ditarik dan
memanjang (searah sumbu batang), akan mengalami
pengurangan dimensi (mengecil) di arah transversal
(tegak lurus sumbu batang)
⚫ Rasio dari regangan di arah transversal dan longitudinal
x
m =− =− y
z z
⚫ Tanda negatif menunjukkan pengurangan dimensi di arah
transversal (bidang xy) jika z adalah positif (seperti
perpanjangan pada spesimen yang mengalami gaya Tarik)
⚫ Untuk material baja: m = 0.3 (kondisi elastis) dan m = 0.5
(kondisi plastis)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 51
51
52
26
Uji Torsi
⚫ Untuk mendapatkan modulus geser material
53
Uji Getas –
Charpy V Notch Impact Test
⚫ Untuk menentukan toughness dari material
54
27
Uji Getas –
Charpy V Notch Impact Test
⚫ Toughness baja berkaitan
erat dengan temperatur
→ material berubah dari
daktail menjadi getas
dengan turunnya
temperatur
55
Uji Lentur
⚫ Untuk mengetahui daktilitas
baja (kemampuan
mengakomodasi lentur)
dengan meninjau ketahanan
retak akibat lentur
56
28
Hardness Test
⚫ Untuk mengetahui kekerasan
material
⚫ Umumnya murah, sederhana,
dan nondestruktif
⚫ Properties mekanik lain seperti
kekuatan dapat diestimasi dari
kekerasan
⚫ Metoda yang umum:
⚫ Brinnell hardness test
57
58
29
Contoh Hasil Uji Siklik
59
60
30
Baja Mutu Tinggi
⚫ Pada kurva tegangan dan regangan: semakin tinggi
kandungan karbon, tegangan ultimit akan bertambah
(mutu naik), yield plateau (daerah plastis) akan
semakin pendek, dan daktilitas akan semakin
berkurang
⚫ Semakin tinggi kandungan karbon, baja akan semakin
keras dan semakin kuat tetapi semakin getas
⚫ Semakin tinggi kandungan karbon, semakin sulit
proses pengelasan pada baja
⚫ Pemakaian baja mutu tinggi dibatasi untuk struktur
bangunan tahan gempa
61
62
31
Sifat Isotropis Baja
⚫ Generally assumed to be a
homogeneous and isotropic
material
⚫ In the production of structural
members, the final shape may
be obtained by cold rolling
⚫ Undergo plastic deformations
during cold rolling, with
degree of deformation
varying throughout the
member
⚫ Plastic deformation causes an Example of effect of specimen
orientation on measured
increase in yield strength and tensile properties of steel.
a reduction in ductility
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 for Civil and Construction Engineers 63
63
Lamellar Tearing
⚫ Lamellar berarti ‘terdiri dari lapisan-lapisan tipis’
⚫ Bentuk keruntuhan getas yang terjadi pada “bidang paralel
terhadap arah rolling dari ketebalan permukaan plat baja”
⚫ Akibat proses hot rolling, properties baja berbeda di arah
sejajar, tegak lurus, dan tebal dari proses rolling
⚫ Tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan → kekuatan
baja di segala arah hampir sama
⚫ Berpengaruh terhadap daktilitas baja → umumnya daktilitas
di arah tebal baja lebih rendah dibandingkan arah
longitudinal dan transversal
⚫ Berpengaruh terutama untuk plat yang tebal atau profil
ukuran besar (jumbo sections/heavy shapes)
64
32
Lamellar Tearing
65
Fatigue
⚫ Keruntuhan akibat adanya beban siklik atau berulang,
meskipun tegangan leleh belum terlampaui
⚫ Bersifat progresif dengan kondisi akhir perambatan retak
yang tidak dapat dihentikan
⚫ Faktor yang mempengaruhi fatigue:
⚫ Jumlah siklus pembebanan
⚫ Rentang beban maksimum dan minimum
⚫ Cacat awal pada baja
https://www.thecivilengineer.org/news
https://blog.thepipingmart.com/other/ /new-insights-on-metal-fatigue-process
what-is-metal-fatigue/ Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 66
66
33
Tegangan Sisa (Residual Stress)
⚫ Tegangan yang (masih) bekerja pada profil baja setelah
dibentuk menjadi produk jadi
⚫ Terjadi akibat adanya deformasi plastik yang disebabkan:
⚫ Proses pendinginan yang tidak merata setelah ‘hot-rolling'
67
Tegangan Sisa
(Residual Stress)
https://www.imetllc.com/
residual-stress/
https://civilengineeringx.com/
Typical residual stress distribution (+
structural-analysis/structural-
steel/residual-stresses/ indicates tension and – compression)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 68
68
34
Efek Temperatur
⚫ Material baja memuai dengan adanya kenaikan
temperatur
⚫ Nilai rata-rata koefisien ekspansi termal baja
⚫ a = 0.0000065 in./in. per derajat Fahrenheit pada
suhu 70- 100F
⚫ a = 12 x 10-6 / per derajat Celcius (SNI 03-1729-2002)
⚫ Properties mekanik (tegangan leleh, tegangan ultimit,
dan modulus elastisitas) berkurang dengan naiknya
temperatur
69
Effect of Temperature
Effect of temperature on
a) yield strength,
c) modulus of elasticity
of structural steels
70
35
Stress-Strain Curve
Baja Struktural – US Standard
≈ 350 MPa
≈ 250 MPa
71
Material Baja
Typical carbon steels
Ref: Brockenbrough and Merritt, Structural Steel Designer's Handbook: AISC, AASHTO, AISI, ASTM,
and ASCE-07 Design Standards
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 72
72
36
Material Baja
Typical High-strength low-alloy (HSLA) steels
Ref: Brockenbrough and Merritt, Structural Steel Designer's Handbook: AISC, AASHTO, AISI, ASTM,
and ASCE-07 Design Standards Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 73
73
Material Baja
Typical heat-treated carbon and HSLA steels
Ref: Brockenbrough and Merritt, Structural Steel Designer's Handbook: AISC, AASHTO, AISI, ASTM,
and ASCE-07 Design Standards Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 74
74
37
Material Baja
Typical heat-treated constructional alloy steels
Ref: Brockenbrough and Merritt, Structural Steel Designer's Handbook: AISC, AASHTO, AISI, ASTM,
and ASCE-07 Design Standards Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 75
75
Steel Grades
76
38
Structural Steel
⚫ Common structural steel (per US Standard):
⚫ A36 steel (mild carbon)
min Fy = 36 ksi, min Fu = 58 ksi
⚫ A572 Gr. 50 steel (high strength low alloy)
min Fy = 50 ksi, min Fu = 65 ksi
⚫ AISC requirement:
⚫ Fy < 65 ksi (general)
⚫ Fy < 50 ksi (seismic design)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 77
77
⚫ Persyaratan:
⚫ Fy/Fu < 0.85
⚫ Daerah plateau cukup panjang
⚫ Elongasi > 20% (untuk panjang pengukuran 50 mm)
⚫ Mudah dilas
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 78
78
39
Mill Test Report
⚫ Umum disebut Mill Certificate (Sertifikat Pabrik)
⚫ Data material dari produsen/pabrik baja, berisi:
⚫ Nomor order, jumlah, dan ukuran baja yang dikirimkan
⚫ Identifikasi mutu setiap jenis baja serta properties
mekanik material
⚫ Komposisi kimiawi material baja
⚫ Nilai properties mekanik pada mill certificate umumnya
lebih besar dari nilai yang ditetapkan (nominal)
⚫ Hanya menunjukkan material baja memenuhi syarat
⚫ Uji Tarik tetap harus dilakukan untuk mendapatkan
karakteristik aktual material baja
79
⚫ Mill Certificate
80
40
Mill
Certificate
81
Mill Certificate
82
41
Codes/Standards
⚫ Ensuring that all new construction and renovated buildings
provide a minimum level of safety, health, and welfare to the
occupants and public at large
⚫ Do not regulate aspects of design that relate to a building’s
appearance (aesthetics, color, and form-related attributes)
⚫ Regulated by an impartial authority, such as the government
⚫ In more specific terms, a building code regulates the
following aspects of building design and construction:
⚫ Life safety
⚫ Fire safety
⚫ Structural safety
⚫ Health and welfare
⚫ Property protection
83
84
42
Standar, Pedoman, dan Manual
⚫ AISC, Specifications for Structural Steel Buildings - Load and
Resistance Factor Design (LRFD) → AISC 360-16, AISC 341-16,
AISC 358-16
⚫ AISC, Code of Standard Practice for Steel Buldings and Bridges
⚫ AISC, Specifications for Structural Steel Buildings - Allowable
Stress Design and Plastic Design (ASD)
⚫ AISI, Specification for the Design of Cold-Formed Steel Structural
Members
⚫ ASTM, ASTM A6 Standard Specification for General Requirements
for Rolled Steel Plates, Shapes, Sheet Piling, and Bars for
Structural Use
⚫ ASTM, A 307 Standard Specification for Carbon Steel Bolts and
Studs. 60000 psi Tensile Strength
⚫ ASTM, A36 Standard Specification for Carbon Structural Steel
⚫ AWS, Structural Welding Code-Steel (AWS D1.1)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 85
85
Konsep
Perilaku Inelastis
Model Matematis dan Kriteria Leleh
86
43
Model Matematis Sederhana
untuk Kurva -
⚫ Model matematis umum digunakan untuk
menunjukkan perilaku tegangan-regangan uniaxial
pada material logam
⚫ Model matematis juga dapat digunakan untuk
menggambarkan perilaku penampang, elemen atau
hubungan beban-perpindahan struktur (contoh: M-f,
M-q, P−D)
⚫ Model matematis dapat dibedakan untuk:
1. Beban Monotonik (Monotonic loading)
2. Beban Siklik (Cyclic loading)
87
88
44
Monotonic Loading –
1. Elastic Model
⚫ Basis for Elastic Analysis
⚫ Parameter: E
89
Monotonic Loading –
2. Elastic Perfectly Plastic Model
⚫ Most widely used for Simple Inelastic Analysis
⚫ Parameter: E, Fy
Fy
E
E
90
45
Monotonic Loading –
3. Rigid Plastic Model
⚫ Useful if strength prediction is of interest, not deformation
⚫ Frequently used to represent M-θ
⚫ Parameter: Fy
σ
Fy
91
Monotonic Loading –
4. Elastic Plastic with Strain
Hardening Model
⚫ Parameter: Fy, E, Esh, ε0
Fy Esh
E E
ε
ε0
92
46
Monotonic Loading –
5. Bilinear Model
⚫ Widely used for M-f dan M-q
⚫ Parameter: Fy, E, Esh
Fy Esh
E
E
93
Monotonic Loading –
6. Multilinear Model
⚫ Generally difficult to use due to large number of parameters
⚫ Parameter, Fy, E, E’, E’’, E’’’, etc
σ
E’”
E”
Fy E’
E
E
94
47
Monotonic Loading –
7. Curvilinear Model
⚫ Many formulations are possible
⚫ Common models: Ramberg-Osgood and Menegotto-Pinto
⚫ Parameters are determined from experimental results
Fy
ΔE
ΔE
ε
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 95
95
96
48
Cyclic Loading –
1. Elastic Perfectly Plastic
Fy
E
E
ε
Fy
97
Cyclic Loading –
2. Elastic Linear Isotropic Strain
Hardening Model
⚫ Generally overestimates hardening
⚫ Parameter: E, Esh, Fy σ
Fy Es
σmax2 E h
E σmax1
E
ε
σmax2 σmax1
Es
h
98
49
Cyclic Loading –
3. Elastic Linear Kinematic Strain
Hardening Model
⚫ Most widely used, simple cyclic model
⚫ Parameter: E, Esh, Fy
σ
Fy Esh
E
E
E
ε
2 Fy 2 Fy
Esh
99
⚫ Referensi Tambahan:
1. Ramberg, W., and Osgood, W., “Description of Stress-Strain
Curves by Three Parameters”, NASA Technical Note no. 902,
1943
2. Menegotto, M., and Pinto, P., “Slender RC Compressed
Members on Biaxial Bending”, Journal of Structural Division
ASCE vol. 103, no. 3, 1977
100
50
Model Material Nonlinear –
Power Function
⚫ Regangan adalah fungsi tegangan, ε = f(σ)
⚫ Bentuk kurva ditentukan parameter a dan n
−
E = EL + PL
n
= + a
E E
101
log PL
2
log PL = log a + n log( EL )
log PL − log PL
2 1
n=
log EL − log EL
2 1
log a = log PL − n log EL
1
1 1
log EL
102
51
Model Material Nonlinear –
Ramberg – Osgood
⚫ Regangan adalah fungsi tegangan, = f()
n
= + a
o o o
⚫ Merupakan alternatif dari Power Function, umum
untuk material baja
⚫ o dan o adalah nilai karakteristik tegangan dan
regangan leleh, dimana E = o/o
⚫ Untuk a = a on-1, Ramberg-Osgood Function
menghasilkan nilai yang sama dengan Power Function
103
n=1
o
n=3
n=5
n=50
n=~
1 1+ a
o
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 104
104
52
Model Material Nonlinear –
Menegotto – Pinto
⚫ Tegangan adalah fungsi regangan, = f()
⚫ o dan o adalah nilai karakteristik tegangan dan regangan
leleh, dimana E = o/o
(1 − b)
o
=b +
o o [1 + ( ) n ]1 / n
o
105
106
53
Leleh/Yielding
⚫ Uji tarik baja (coupon test) memberikan nilai titik leleh
untuk kondisi tegangan uniaksial (satu arah)
1
2 = 3 = 0
1
⚫ Leleh/yielding dicapai pada saat σ1 = Fy
⚫ Leleh/yielding pada kondisi tegangan yang lain sulit
ditentukan secara eksperimental
⚫ Kondisi tegangan pada saat leleh untuk kondisi tegangan
multiaksial sembarang ditentukan secara teoritis dengan
Kriteria Leleh (Yield Criteria)
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 107
107
Kriteria Leleh
⚫ Material daktail → pada saat leleh terjadi slip di
sepanjang bidang kritisnya → kelelehan
berhubungan dengan tegangan geser
108
54
Kriteria Leleh Tresca
⚫ Kriteria Leleh Tresca: Fy
max =
2
⚫ Asumsi dasar: leleh terjadi pada saat tegangan geser maksimum
mencapai suatu nilai kritis
⚫ Nilai kritis ditentukan dari uji tarik uniaksial, dimana τmax = σ1/2
untuk kondisi tegangan uniaksial
1 max τmax= σ1 /2
2 = 3 = 0
1 1
Slip pada bidang
geser 45ᶛ
109
1
2 2 3 = 0
1
110
55
Kriteria Leleh Tresca
⚫ Untuk kondisi tegangan biaksial
σ1 dan σ2 positif,
2 1
= σ1> σ2, σ3=0 τmax= σ1/2
Fy Fy
τ σ1
τmax
1 σ2
σ3 σ2 σ1 σ
le
le
h
σ1
σ2 σ2
σ3 σ2 σ1 σ
-1
σ1
111
12 − 22 + 1 2 = (Fy )2
⚫ Asumsi dasar:
⚫ Leleh terjadi pada saat energi regangan yang berhubungan
dengan distorsi geser mencapai suatu nilai kritis, atau,
⚫ Leleh terjadi pada saat invariant kedua dari tensor tegangan
deviatorik (J2) mencapai suatu nilai kritis
⚫ Nilai kritis dapat ditentukan dari uji tarik uniaxial
112
56
Kriteria Leleh Von Mises vs Tresca
• Bentuk persamaan Kriteria Leleh untuk kondisi tegangan
biaksial (dua arah)
2 1
=
Fy Fy Tresca
Von
Mises
(1,1)
1
2 1
=
-1 1 Fy Fy
-1
113
Mises umumnya
sedikit lebih
akurat dalam
menggambarkan
karakteristik
material baja
(Tresca)
114
57
Perbandingan Berbagai Kriteria Leleh
dan Hasil Pengujian Material
⚫ Kriteria Leleh Tresca dan Von Mises hanya sesuai untuk material
daktail → material menunjukkan large deformation (‘plastic
flow’) akibat slip di sepanjang bidang tegangan geser maksimum
⚫ Kriteria leleh tidak dapat
digunakan untuk material getas
(brittle) → material tidak
menunjukkan plastic flow, tetapi
memperlihatkan fracture
(misalnya beton, cast iron, dll)
⚫ Kriteria runtuh untuk material
getas umumnya mengasumsikan
bahwa fracture terjadi pada saat
tegangan normal maksimum
mencapai suatu nilai kritis
115
General
vs
Uniaxial
State of
Stress
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 116
116
58
Kondisi Tegangan Hidrostatis
2
3
1 1
3 1 = 2 = 3 1 = 2 = 3
2
⚫ Pada kondisi tegangan hidrostatis tidak terdapat tegangan geser
dan tidak terjadi slip → material tidak akan mengalami leleh
tetapi mengalami fracture
⚫ Material baja harus berdeformasi agar kelelehan terjadi. Pada
coupon test, deformasi ditunjukkan oleh ‘necking’ yang terjadi.
Jika ‘necking’ dicegah, maka leleh tidak akan terjadi dan material
baja akan runtuh melalui fracture
⚫ Kondisi tegangan hidrostatis dapat dijumpai pada elemen yang
disambungkan/dibuat dengan proses las atau ‘jumbo shapes’ →
las mengakibatkan terbentuknya kondisi tegangan hidrostatis
(triaxial tension) sehingga material menjadi brittle atau getas
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 117
117
⚫ Solusi:
Tentukan tegangan-tegangan utama:
1 =
1 =
2 = -
2 1
2 = -
118
59
Contoh Soal Kriteria Leleh
Fy
⚫ Kriteria Leleh Tresca: max = =
2
Fy
y =
2
y = 0.5 Fy
1 + 2 + 1 2 = ( Fy ) 2
2 2
⚫ Kriteria Leleh Von Mises:
2 + 2 + 2 = ( Fy ) 2
3 2 = ( Fy ) 2
Fy
y =
3
y = 0.557 Fy
⚫ Perhatikan bahwa pada AISC LRFD: y = 0.6 Fy
Set 1 - SI 5211 - Sem 2, 2023/2024 119
119
Leleh/Yielding
⚫ Referensi Tambahan:
1. Blodgett, O.W., “The Challenge of Welding Jumbo Shapes,
Part II: Increasing Ductility of Connection”, pp 9-13.
2. Chen and Han, Plasticity for Structural Engineers.
3. Chen and Zhang. Structural Plasticity: Theory, Problems, and
CAE Software
120
60