Professional Documents
Culture Documents
eISSN: 2686–3472
Graphical abstract
PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN PGPR (PLANT
GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN PARE (Momordica carantia L.)
1Fadli, 2
Iinnaninengseh, 3 Muhammad Rifky Auliah
Program Studi Agroteknologi Fakultas Ilmu Pertanian
Universitas Al Asyariah Mandar
Corresponding author
fadli123sarifudiin@gmail.com
Abstract Abstrak
Pare or Paria (Momordica Charabtia) is a fruit vegetable plant that Tanaman Pare Atau Paria (Momordica Charabtia)
has many benefits for human health (Supriyono, 2016). This Merupakan Tanaman Sayuran Buah Yang Memiliki
research was conducted in Bonne-Bonne Village, Mapilli District, Khasiat Yang Cukup Banyak Bagi Kesehatan Manusia.
Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province, and was carried Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonne-Bonne,
out from October to December 2020, This study aimed to determine Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi
the effect of growth and production of bitter melon (Momordica Sulawesi Barat, dan dilaksanakan pada Bulan Oktober
Charabtia) on the use of the PGPR system (Plant Growth Promoting sampai pada bulan Desember 2020, Penelitian ini
Rhizobacteria). The method used in this study was a Randomized bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan
Block Design (RAK) consisting of 1 factor, namely the provision of produksi Tanaman Pare (Momordica Charabtia) terhadap
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). The factor is Pgpr penggunaan sistem PGPR(Plant Growth Promoting
Fertilizer (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) which consists of Rhizobacteria).Metode yang digunakan dalam penelitian
four levels, namely P0: Control, P1: dIkocor 12 ml/liter water every ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri
6 days, B2: dIkocor 12 ml/liter water every 12 days, B3: dIkocor 12 dari 1 faktor yaitu pemberian PGPR (Plant Growth
ml/liter of water every 18 days. In this study, there were 4 (four) Promoting Rhizobacteria). Factor tersebut adalah Pupuk
treatments, and each treatment was repeated 4 times so that the Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang terdiri
number of treatment combinations was 16 treatment units and each dari empat taraf, yaitu P0 : Kontrol, P1 : dIkocor 12 ml/liter
treatment unit consisted of 2 plants in one bed so that the total air setiap 6 hari, B2 : dIkocor 12 ml/liter air setiap 12 hari,
number of plants was 32 plants. The results showed that the B3 : dIkocor 12 ml/liter air setiap 18 hari. Pada penelitian
administration of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) ini terdapat penelitian ini terdapat 4 (empat) perlakuan,
did not significantly affect the growth and production of bitter melon dan setiap perlakuan masing-masing diulang sebanyak 4
(Momordica charabtia) plants but gave the best results in P2 and P1 kali sehingga jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 16
treatments. unit perlakuan dan setiap unit perlakuan terdiri 2 tanaman
Keywords: Pare (Momordica Charabtia), PGPR (Plant Growth dalam satu bedengan sehingga jumlah tanaman
Promoting Rhizobacteria seluruhnya yaitu 32 tanaman. Hasil pengamatan
menunjukan bahwa Pemberian PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) tidak memberikan pengrauh
nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare
(momordica charabtia) namun memberikan hasil yang
terbaik pada perlakuan P2 dan P1.
Kata Kunci: Pare (Momordica Charabtia), PGPR (Plant
Growth Promoting Rhizobacteria)
Article history
DOI: https://dx.doi.org/10.35329/jp.v3i1.1984
Received : 20 Januari 2021 | Received in revised form : 18 Februari 2021 | Accepted : 25 April 2021
namun disisi lain pupuk organic atau hayati juga Jumlah Buah (cm)
memiliki kelemahan yaitu mengandung unsur hara Sidik ragam menunjukan adanya perlakuan
yang sangat sedikit sehingga perlu menggunakan Hasil pengamatan jumlah Buah tersaji pada table
dalam jumlah yang banyak. Hal ini sesuai dengan lampiran 1a. pada sidik ragam menunjukan tidak
pendapat (Sentana, 2010) pupuk organic mempunyai adanya perlakuan pemberian PGPR dengan interval
banyak kekurangan yang sudah diketahui sebelumnya penyiraman 6,12, dan 18 hari yang memberikan
yaitu bersifat ruah (bulky) dan kandungan unsur pengaruh nyata maupun sangat nyata.
haranya kecil.
.
Diagram batang pada gambar 1 menunjukan
rata-rata jumlah buah Tanaman Pare pada pemberian
PGPR dengan interval penyiraman 6,12, dan 18 hari
memiliki perbedaan. Rata-rata Jumlah buah terbaik
ditunjukan oleh perlakuan P1 dengan nilai rata-rata
1,75.
Pada penelitian pemberian PGPR dengan
interval penyiraman 6,12, dan 18 hari tidak
Diagram batang pada gambar 1 menunjukan memberikan pengaruh nyata maupun sangat nyata
rata-rata jumlah daun Tanaman Pare pada pemberian namun rata-rata jumlah buah terbaik dapat dilihat
PGPR dengan interval penyiraman 6,12, dan 18 hari pada perlakuan P1. Hal ini diduga karena interval
memiliki perbedaan. Rata-rata jumlah daun terbaik waktu pemberian PGPR pada tanaman pare tidak
ditunjukan oleh perlakuan P2 dengan nilai rata-rata sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman sehingga
10,375. bakteri pada PGPR tersebut tidak mampu
Pada penelitian pemberian PGPR dengan menyediakan unsur hara dalam jumlah optimum hal ini
interval penyiraman 6,12, dan 18 hari tidak sesuai dengan pendapat Schroth dan Sinclair (2003)
memberikan pengaruh nyata maupun sangat nyata dalam Jumini et al. (2012) yaitu perolehan unsur hara
namun rata-rata jumlah daun terbaik dapat dilihat dalam jumlah optimum serta berada pada waktu yang
pada perlakuan P2. Hal ini diduga karena interval tepat maka akan memberikan pertumbuhan dan
waktu pemberian PGPR pada tanaman pare tidak perkembangan tanaman secara maksimal.
sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman sehingga Rajak, O., Patty, J., & Nendissa, J, (2016)
bakteri pada PGPR tersebut tidak mampu menambahkan permasalahan waktu dan cara
menyediakan unsur hara dalam jumlah optimum hal ini pemupukan melalui daun merupakan hal yang sangat
sesuai dengan pendapat Schroth dan Sinclair (2003) penting agar penyerapan unsur hara oleh tanaman
dalam Jumini et al. (2012) yaitu perolehan unsur hara dapat terjadi secara efisien dalam jumlah yang tinggi.
dalam jumlah optimum serta berada pada waktu yang Menurut Karim ,dkk (2019) mengatakan Tanah yang
tepat maka akan memberikan pertumbuhan dan tidak subur menyebabkan penurunan hasil tanaman
perkembangan tanaman secara maksimal. karena tanaman tumbuh tidak optimal sehingga harus
Rosmarkam dan Yuwono (2011) menyatakan ditambahkan organic penyubur tanah
pemberian pupuk dengan waktu dan cara yang tepat PGPR merupakan bahan tambahan berupa
sangat penting, utamanya saat ketersediaan pupuk bakteri yang pembuatan dan cara memperolehnya
tersebut terbatas, sehingga pemakiaan pupuk harus dengan cara fermentasi. karakter dari PGPR ini
sesuai waktu pemberiannya dan pengaplikasian yang bersifat organik sehingga kinerjanya tidak terlalu
tepat sehingga memberikan peningktan hasil seoptimal bekerja secara aksimal . Hal ini sesuai dengan pendapat
mungkin. Sentana (2010) menambahkan pupuk atau bahan
Perolehan unsur hara oleh tanaman dalam organic mempunyai banyak kekurangan yang sudah
jumlah optimum serta berada pada waktu yang tepat diketahui sebelumnya yaitu bersifat ruah (bulky) dan
maka akan memberikan pertumbuhan dan kandungan unsur haranya kecil. Menurut Schroth dan
perkembangan tanaman secara maksimal menurut Sinclair (2003) dalam Jumini et al. (2012) menyatakan
Schroth dan Sinclair (2003) dalam Jumini et al. (2012). bahwa perolehan unsur hara dalam jumlah optimum
Menurut (Purnomo, Santoso, & Heddy, 2013) serta berada pada waktu yang tepat maka akan
kelebihan pupuk organic yaitu mampu memperbaiki memberikan pertumbuhan dan perkembangan
sifat fisik tanah dan kimianya namun penggunaannya tanaman secara maksimal.
harus dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan Bobot Buah (g)
dengan pupuk organic yang berada pada luasan yang Hasil pengamatan bobot Buah tersaji pada
sama. table lampiran 1a. pada sidik ragam menunjukan tidak
adanya perlakuan pemberian PGPR dengan interval
PGPR masih belum maksimal sehingga menyebabkan Herbie, Tandi. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat-
pembentukan bunga pada tanaman tidak optimal pada 226 Tumbuhan Obat untuk Penyembuhan
setiap perlakuan pemberian PGPR. hal ini sesuai Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta:
dengan pendapat Jasmi, Mahdjali, & Gunawan (2015) Octopus Publishing House, p:359
mengatakan yang menentukan cepatnya unsur hara
diserap oleh tanaman adalah daya larutnya atau unsur JAMBI, B. (2012). TEKNOLOGI BUDIDAYA PARIA
hara tersebut akan hilang.. PGPR merupakan bahan DALAM POT. JAMBI: 2012.Science and
organic yang bentuknya seperti POC dengan Agronomy Panca Budi , 2, 19.
kandungan beberapa bakteri yang berfungsi untuk
mengurai unsur hara sehingga Ketika Jasmi, Mahdjali, & Gunawan, 2015. Pengaruh
pengapliasiannya salah maka akan mengurangi kinerja Konsentrasi Dan Interval Waktu Pemberian
bakteri tersebut dan unsur hara tidak akan tersedia Pupuk Organik Cair (Poc) Dan Kuda Laut
dalam jumlah optimum. hal ini sesuai dengan pendapat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Schroth dan Sinclair (2003) dalam Jumini et al. (2012) Terung (Vigna Sinensis L.). Agrotek Lestari, 1,
yaitu perolehan unsur hara dalam jumlah optimum 36.
serta berada pada waktu yang tepat maka akan
memberikan pertumbuhan dan perkembangan Karim, H. A., Fitriani, Kusmiah, N., & Nihlawati.
tanaman secara maksimal. (2019). Pengaruh Pupuk Organik Hasil
Fermentasi Biogas Kotoran Sapi Terhadap
4. SIMPULAN Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah
1. Tidak terdapat pengruh pemberian PGPR dengan (Arachis hypogaea L.). Agrovital : Jurnal Ilmu
interval penyiraman 6 HST terhadap Pertanian, 5, 79.
pertumbuhan dan produksi tanaman Pare
((Momordica charantia L) namun memberikan Kikan. 2011. Tumbuhan Berguna Indonesia III.
pengaruh terbaik terhada parameter jumlah buah, Jakarta: Yayasan Sarana.
dan bobot buah.
2. Tidak terdapat pengruh pemberian PGPR dengan Kratky, B.A. 2009. Noncirculating hydroponic method
interval penyiraman 12 HST terhadap for leaf and semihead lettuce. J Hort Tech. 3(2):
pertumbuhan dan produksi tanaman Pare 206-207. ISSN 1995-0756.
(Momordica charantia L) namun memberikan
pengaruh terbaik terhada parameter tinggi Kumar, S.K.P. dan Debjit Bhowmik. 2010. Traditional
tanaman dan jumlah daun. Medicinal Uses And Therapeutic Benefits Of
3. Tidak terdapat pengruh pemberian PGPR dengan Momordica Charantia Linn. International
interval penyiraman 18 HST terhadap Journal Of Pharmaceutical Sciences Review
pertumbuhan dan produksi tanaman Pare And Research. 4(3): 25.
(Momordica charantia L).
Natalia, C., Kusumarini, Y., & Poillot, J. F. (2017).
DAFTAR PUSTAKA Perancangan Interior Fasilitas Edukasi.
JURNAL INTRA , 5, 99.
Agustina, A. 2004. Pengaruh Pemupukan, Berat dan
Ukuran Benih Mahkota Dewa (Phaleria Poerwanto, R. dan Susila, A.D. 2014. Seri 1
macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Asal Salatiga Hortikultura Tropika, Teknologi Hortikultura.
Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bogor. IPB Press. 383p.
Bibit Di Persemaian Dan Lapangan. Skripsi.
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Purnomo, R., Santoso, M., & Heddy, S. (2013). Pengaruh
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Berbagai Macam Pupuk Organik Dan
Bogor. Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.). Vol.
chairani, Elfin, E., & Tamsil, R. (2017). Respon
1 No. 3, 1.
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Paria
(Momordica. Jurnal Penelitian Pertanian
BERNAS , 13, 52. Rahmawati, S. (2010). Produksi Tanaman Pare
(Momordica carantina L) Unggul di Multi
Hadiutomo, K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Global Agrindo (MGA),KARANGPANDANG,
Bogor. KARANGANYAR. TUGAS AKHIR untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna
Husnihuda, M. I., Sarwitri , R., & Susilowati, Y. E. memperoleh gelar ahli MADYA Pertanian
(2017). Respon Pertumbuhan Dan Hasil Kubis Uniersitas Sebelas Maret , 1.
Bunga (Brassica Oleracea Var. Botrytis,L.) Pada
Pemberian Pgpr Akar Bambu Dan Komposisi Rajak, O., Patty, J., & Nendissa, J. (2016). Pengaruh
Media Tanam. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika Dosis Dan Interval Waktu Pemberian Pupuk
dan Subtropika , 13. Organik Cair Bmw Terhadap Pertumbuhan Dan