You are on page 1of 14

‫‪PERUSAK PAHALA SEDEKAH‬‬

‫م‬
‫َ‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫َُْ‬ ‫هُ‬
‫ه َ‬ ‫ُ‬ ‫ن‬
‫ت‬
‫و‬‫و‬
‫ْ‬
‫َ َ‬
‫ْ‬
‫َُ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫‪s‬‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ْ َّ‬
‫دِلل‬
‫َبا‬ ‫َو‬ ‫ب‬ ‫ون س َ‬ ‫ون س‬ ‫رَ بال‬ ‫ا لحم‬
‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ‬
‫َِّل‬ ‫ن ع‬ ‫َإ ل‬ ‫ت غ َف ُر‬ ‫د ت َع ي‬ ‫نح‬ ‫ْ‬
‫ْ ُ‬ ‫عا ل َم ي‬
‫و ذ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫ي َه‬ ‫ه‬ ‫ن ه‬ ‫ُ‬ ‫َم‬ ‫ن‬
‫ه‬
‫َ‬ ‫ُه‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َُ‪َ َ s‬‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ُ‬ ‫ها‬
‫َد‬ ‫ل َه َ ْ َ‬
‫ض مل‬ ‫ل فّلاِل‬ ‫ُروُشر نا أ ن وفي َسئ‬
‫سَا‬
‫َُ‬ ‫َ‬‫َ َ دا‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ه‪.‬‬ ‫و ض فل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ماَ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْم َ‬
‫ي‬ ‫م ُن َل ا‬ ‫ن ي‬ ‫ت ل‬
‫ي ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫ه‬ ‫نا‬ ‫َ ْ‬
‫ل‬ ‫اع‬
‫ََْ‬
‫َو‬ ‫ُ‬ ‫وأ‬
‫ش‬
‫ه‬ ‫ه ََ َ َ‬ ‫ْ َ ُْ‬
‫ُ‬ ‫َ‬‫ًَ ُ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫إ‬ ‫َإ‬ ‫أش ه‬
‫ر س‬ ‫َه‬
‫ْ ُ‬ ‫َ‬
‫د ع د ول ه‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ال ا و د ش ك‬ ‫ل‬ ‫د‬
‫ه‬ ‫ْ‬ ‫َن َ‬
‫ا ْب‬ ‫حه‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ري‬ ‫هل َ‬ ‫ُ‬ ‫ح‬
‫ِّلل‬
‫ُ‬
‫ال‬
‫أ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ه‬
‫ا‬
‫ه‬
‫َ‬
‫َ َ َإلى َم ال‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬
‫ت‬ ‫َو ع َ ص‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫َوالهصال َوالهس‬
‫‪ْ s‬‬
‫و َحا ب و ب َي ْو َ دي‬ ‫َ‬
‫ب ‪ s‬حهم‬ ‫ُ‬
‫ة ال م ع‬
‫ُ َ‬
‫َ‬ ‫لى آلَ أ َ‬
‫َ ن‪.‬‬
‫م َ‬
‫َه َ‬
‫َه‬ ‫َ َ ٍد‬ ‫َ‬
‫ع‬ ‫َ‬ ‫لى‬
‫ْ‬ ‫ي نا‬
‫ن ُ‬
‫ه‬

‫َ‬ ‫َ‬
‫م ْس‬
‫َ ُّ‬ ‫َت ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫ْ ه‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫َت‬ ‫َهءا َ ُم نوا ََ‬ ‫ه ها‬ ‫َ‬ ‫َت‬ ‫قا‬
‫َ‬
‫َل ُمَ و‬ ‫ُ هو إ‬ ‫و‬ ‫قا‬ ‫ح‬
‫ا ت قوا ا ِّل ه‬ ‫ي‬ ‫ل َ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫عال ى ا أ ا ل َذي‬
‫ن‬ ‫لق‬
‫ت ن ال‬ ‫ال‬ ‫َت َ ه‬ ‫َ‬
‫أن‬ ‫ن‬ ‫‪ :‬ي‬
‫ُ‬ ‫ُّ‬
‫ت‬
‫ْم‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫َو خ‬ ‫ل ق َم ن‬ ‫ها‬
ُ َ َ
ْ ْ ‫ه‬ ُ َ
‫ك م َم ن‬ ُ ‫ُّ َ ه‬ َ :‫عال ى‬ َ
ْ َ ‫ك ما ل‬ ‫ها ال ناُ ُس‬ ‫أي‬ ‫َقا‬
‫ن ف ٍ س َ وا‬ َ َ َ ْ ‫ه‬ ‫َيا‬
َ ‫َ ذي خ ل ق‬ ‫ا ت ق وا‬ ‫ت‬ ‫ل‬
‫ه‬
‫َح د ٍ ة‬ ‫َر ب‬
َْ
ْ‫َوالأ ر‬ ‫ه‬
َ َ ‫َ َ َه‬ ُ ْ َ َ ‫َز‬
َ َ ‫ِّلل ا ل َذي ت‬ ‫و وا ت‬ ‫َم ن ه‬
‫حا م‬ ُ
َ ْ َ َ ُ ‫ن‬ َ َ ْ
‫ه‬ ‫سا ء ل و ن َب‬ ‫ا‬ ‫قوا‬ َ ‫ك‬ ‫ما َر جال‬ ‫و ج و‬
‫َإ ن‬ ‫َسا‬ ً َ ‫َه‬
‫ًء‬ ‫ا‬ ‫ب‬
‫َه‬ ‫َثي‬ ‫ا ه‬
ً
‫را‬
‫ث‬
ُ
ْ
.‫ك م رقيبا‬ َ َ ‫ه‬
‫ا‬
َ
‫ِّلل كا ع‬
َ َ
‫ن ل‬
ْ
‫ي‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pertama, bersyukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan


“Alhamdulillah”, dengan limpahan nikmat, karunia dan hidayah dari
allah SWT kita semua bisa hadir dalam majlis ini dalam keadaan
sehat wal’afiyat.
Kedua, bershalawat kepada Rasulullah SAW dengan mengucapkan
“Allahumma sholli ala Muhammad”, semoga keselamatan diberikan
kepada Rasulullah, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan semoga
kita semua yang masih melestarikan dan menjalankan sunah-
sunahnya.
Ketiga, khatib menyampaikan wasiat taqwa untuk diri sendiri dan
untuk jamaah sekalian, mari kita tingkatkan iman dan taqwa, karena
iman dan taqwa adalah bekal yang paling baik yang akan kita bawa
untuk menghadap Allah SWT.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
dalamA llah SWT be rfirm an Hadid A Q.Sl- : 7
َ ُ ٰ ‫ه‬ ُ َ ُ َْ ‫ه‬ ٰ
ْ َُ ‫ْ َ َ ْم‬ ْ‫َ ف‬ ُ
‫ا َم ن ْوا َ با َِّلل َو َر ُس ْولَ ٖه َوان َفق َ ي َ ِۗهفال َذي ن ا ن وا َمنك‬
َ ْ َ َ َ ‫ْ ه‬
‫َ وا َ ِما َج علك ْم م ْس تخل َف ي ن‬
ُّ
ْ‫ْم َوانفق ْوا ل ُه م‬

ٌ ْ ْ
‫ا ج ٌ ر ك َب ي ر‬

Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan


nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan
kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara
kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya, maka ia
memperoleh pahala yang besar“. (QS. Al-Hadid : 7)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari ayat diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Allah SWT
memerintahkan kepada kita untuk bersedekah atau berinfaq, yaitu
menyisihkan sebagian harta yang kita miliki (harta yang berlebih)
untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, orang-orang
yang kekurangan, anak yatim maupun fakir miskin. Sedekah juga bisa
disalurkan untuk membangun Masjid, Mushola, maupun untuk
pendidikan. Dan Allah SWT berjanji (di akhir ayat diatas) akan
memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang bersedekah
maupun orang-orang yang berinfaq. Tentunya dilandasi dengan rasa
ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT.

Didalam hadis Rasulullah SAW yang sudah sangat populer


disebutkan bahwa:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda:
”Apabila ‘anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali
(amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus,
pengetahuan yang di manfaatkan, dan anak sholeh yang
mendoakan dia.” (HR Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Namun ada perkara-perkara yang bisa merusak pahala sedekah yang


sudah kita dapatkan. Jadi pahala yg sudah kita bangun capek-capek,
pahala yang sudah kita tenun bertahun-tahun, pahala yang sudah kita
kumpulkan dengan ikhlas secara tidak sadar kita merusaknya sendiri.
Dan perkara ini jika dilakukan terasa nikmat, terasa enak, tapi
sebenarnya merusak pahala yang sudah kita kumpulkan.
Perhatikan Al-Qur’anul karim menyebutkan perkara yang merusak
pahala sedekah itu dengan kata “bil manni wal adza”. Dua kata yang
sangat pendek dan singkat tapi begitu dalam maknanya.
Allah berfirman di dalam QS. Al-Baqarah : 264
ْ ٰ َ ْ َ ُ ‫ه‬ َ ٰٓ
‫ر َ ۤا‬
‫ئ َء الهنا ُي ؤ َم‬ َ
‫وال ا ذىۙ ما‬ ‫ك‬ ‫ص‬
َ ُ ْ
‫ي ايُّ ها ا ل َذي َط‬
َ
‫ه‬ ُ َ َ َ ‫ْ َ ه‬ ٰ َ ُ َ ْ ُ َ ٰ َ
‫َس َو ال ن َبا‬ ْ ُ ْ ْ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫ت‬
‫م َبا ل كا ل َذ ي ي ن ل‬ ْ ‫ن ا م ن وا ال‬
‫َِّلل‬ ٗ ُ s َ ‫ت‬ َ ْ ‫ب‬
‫وا‬
‫َف ق ه‬ َ‫م‬
‫ن‬
ُ َ ْ َْ َ
َ ‫ن‬
‫ت‬َ ‫ه‬‫َعص لفي وَا‬
ْ َ ْ َ
‫ش‬ ْ َ ْ ٌ ‫ا‬
‫ر‬ ٍ َ ٰ ْ
َ َ َ َ ٌ ْ
ْ ‫يق‬ ‫صل‬ ‫وا ب ل‬ ‫وا ل ي و َم ال ا َخ َ ِۗر ف‬
َ ‫ي ٍء‬ ْ‫د ُر و‬ َ ً َ ََ َ َ َ َ ُٗ َ َ
‫ه‬s ‫ع‬ َ ‫ال‬ ‫ِۗا‬
‫د‬ ‫َ ف ت ر‬ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫ب‬ ‫م ثل ه ك م ث َل‬
‫ِما‬ ٰ َ َ ‫ب‬ َ
‫لى‬ ‫ن‬ ٗ ٗ ‫ف‬
‫كه‬ ‫َ ه‬
‫ا‬
ٰ
‫ك َ ف َر ْ ي ن‬
َ ْ ‫َه‬ َ
ْ
‫َي ه َدى ا ل‬ ‫ك‬
َ ْ َ ‫و‬ ْ ُ َ
‫ق و م ال‬ ‫س ب و ِۗا ا ُِّلل‬
َ
‫لا‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan penerima). Seperti orang yang menginfakkan hartanya
karena ria
(pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
akhir.

Dalam kitab tafsir ibnu kasir Allah Swt. memberitahukan bahwa amal
sedekah itu pahalanya terhapus bila diiringi dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerimanya. Karena dengan
menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti hati penerimanya, maka
pahala sedekah menjadi terhapus oleh dosa keduanya.
Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman:
‫َكالَّ ِذي يُ ْن ِف ُق مالَُه ِرئا َء ال َّنا ِس‬
seperti orang yang membelanjakan hartanya karena riya (pamer)
kepada manusia. (Al-Baqarah: 264)

Dengan kata lain, janganlah kalian menghapus pahala sedekah kalian


dengan perbuatan manna dan aza. Perbuatan riya juga membatalkan
pahala sedekah, yakni orang yang menampakkan kepada orang
banyak bahwa sedekah yang dilakukannya adalah karena
mengharapkan rida Allah, padahal hakikatnya ia hanya ingin dipuji
oleh mereka atau dirinya menjadi terkenal sebagai orang yang
memiliki sifat yang terpuji, supaya orang-orang hormat kepadanya,
atau dikatakan bahwa dia orang yang dermawan dan niat lainnya
yang berkaitan dengan tujuan duniawi, tanpa memperhatikan niat
ikhlas
karena Allah dan mencari rida-Nya serta pahala-Nya yang berlimpah.
Karena itu, disebutkan dalam firman selanjutnya:
‫ِ خ ِر‬
‫َ وال ي ْ ِبا َ َ او ْليَ ْو ِم‬
‫ا ْْل‬ ‫ؤ ُن َّل‬
‫ل‬ ‫ِم‬
ِ
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Al-Baqarah:
264)
Perumpamaan ini dibuatkan oleh Allah Swt. untuk orang yang pamer
(riya) dalam berinfak. Ad-Dahhak mengatakan bahwa orang yang
mengiringi infaknya dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti
perasaan penerimanya, perumpamaannya disebut oleh firman Allah
Swt.:
َ
‫ف َ َُمث ُله َك َمثَ ِل َص ْفوا „ن‬
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin. (Al-Baqarah: 264)
Lafaz safwan adalah bentuk jamak dari safwanah. Di antara ulama
ada yang mengatakan bahwa lafaz safwan dapat digunakan untuk
makna tunggal pula yang artinya sofa, yakni batu yang licin.
ِ ‫َعل ْي ِه تُرا ٌب َفأَصابَُه‬
‫واب ٌل‬ َ
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan
lebat. (Al-Baqarah: 264)
Yang dimaksud dengan wabilun ialah hujan yang besar. َ ‫فَتَ َر‬
‫كَ ص‬
˝‫ُه ْلدا‬
lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). (Al-Baqarah: 264)
Dengan kata lain, hujan yang lebat itu membuat batu licin yang
dikenainya bersih dan licin, tidak ada sedikit tanah pun padanya,
melainkan semuanya lenyap tak berbekas. Demikian pula halnya amal
orang yang riya (pamer), pahalanya lenyap dan menyusut di sisi
Allah, sekalipun orang yang bersangkutan menampakkan amal
perbuatannya di mata orang banyak seperti tanah (karena banyaknya
amal).
Perumpamaan (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada
debu kemudian batu itu ditimpa hujan yang lebat, maka tinggallah
batu licin itu sendiri . Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari
apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ayat diatas memberikan contoh orang yang sedekah karena pujian


yaitu seperti seseorang yang menyimpan pasir diatas batu yang licin.
Apa yang terjadi ? pasti pasirnya akan turun semua, tidak akan ada
satu pasirpun yang menempel diatas batu licin itu. Kemudian tiba-tiba
hujan lebat menimpanya pula, maka habis tersapu semuanya tidak ada
yang tersisa.
Biarlah Allah SWT dan kita saja yang mengetahui saat kita bersekah.
Jangan sekali kali ingin dipuji dan pamer, karena itu akan merusak
dan menghilangkan pahala sedekah kita. Wallahu a’lam bisshowab

‫ ُ ه َو‬،‫وه‬
ُ ْ ْ ْ ‫ فَا‬،‫ْ م‬ َ ِ ‫ٰ َ ْ ْ هلال‬ ‫َ أقُ ْو ُل َق ْو‬
‫ُك س غ ِإَّنُه ُر‬ ‫ه و س غ ُر ل و‬ ‫ِل ْي‬
‫َت‬ َ‫ْي ل‬ ‫ذَا أَ َت‬
‫ِف‬ ‫ِف‬
‫ِ ح ْي ُم‬ ‫ا ْ َلغفُ ْو ُر ال‬
‫َّر‬
‫‪Khutbah‬‬
‫‪ُ ُ kedua‬‬
‫َ َ ُ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َِّلل َومننعوشذ َُرباَور‬ ‫ْ ََ‬ ‫ه‬
‫َإ ن ا ْ َ َ َ ونس‬
‫َ‬ ‫َُ َ َ َ ْ‬
‫ت و تغ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫َع ي ن َف ُر‬ ‫ح د ْنح د‬
‫ُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫ه‬
‫ه‬ ‫س‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫ْم َ‬
‫م ُ‬
‫َِّل‬
‫ه‬ ‫ل‬
‫ْْ‬
‫َ ُ َضل‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ََ‪s‬‬
‫و‬
‫نمي‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ع‬‫ت‬
‫َ‬ ‫أ‬ ‫ي‬
‫ا‬
‫ئ‬‫س‬ ‫َ وم‬
‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ن َ‬ ‫ْ ُ‬
‫َ‬ ‫هم َ‬ ‫َ م َد ف‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫أن ف َ َ‬
‫ه‬
‫ال َض ل‬ ‫ن ْ ي َه ا‬ ‫ماَ‬ ‫س‬
‫ه ُ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫ِّلل‬ ‫ا‬
‫ن‬
‫ل‬
‫َ‬ ‫ْ َُ‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ْ َ‬ ‫أ‬ ‫وأ‬ ‫ه‬
‫د‬ ‫ش‬
‫َ ش ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬
‫ُ‬ ‫ال‬ ‫ُ ن ال َإ‬ ‫فال‬
‫د‬ ‫ْ‬ ‫ه‬
‫إل َه ال ا و ح َش ري ك ل ه‬ ‫ها ي‬
‫أ ن‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ه‬ ‫ُِّلل د‬ ‫َد ل‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫وأ‬ ‫ه‬ ‫ه‬

‫َو‬ ‫َ‬ ‫َ ه َ ه َ َُ‬ ‫ُ َ ه ًَ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫لى َ ْ‬ ‫م‬ ‫وال س‬ ‫وال ص‬ ‫و ر‬ ‫ع‬ ‫مح م‬
‫صح‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫و آل‬ ‫ه‬
‫ال م ع ح م‬‫ُ‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫د ْ ب د ُس و ل‬
‫َب َه‪.‬‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫ه‪.‬‬ ‫ُ‬
‫َه‬ ‫لى ٍد‬ ‫ه‬ ‫ا‬
‫ع‬

‫َ ه‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬


‫ر ال زا َد‬ ‫ال ى ‪ َ :‬دوا‬
‫ْ‬ ‫ه‬
‫َ َ َ‬ ‫ا لا َ ُ‬
‫َ‬ ‫و ف‬
‫ه خ ال ت ق وى‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫ف ِّل‬
‫َإ‬ ‫ت‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ل‬
‫َزهو ن ي‬
‫ع‬ ‫ق‬
ْ ‫ا‬
‫بع‬ َ
ُ َ ‫ه‬
:‫د‬ ‫أ م‬
Maasiral Muslimin Rahimakumullah..

Di khutabah kedua ini khatib mengingatkan Kembali marilah

kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan

yang sebenar-benarnya taqwa.

Kemudian marilah kita Manfaatkan sisa waktu yang ada

untuk melakukan amal sholeh diantaranya adalah sedekah

atau berinfak, dan juga amal amal baik lainnya…

Terkahir mari kita tutup dengan berdoa kepada Allah agar

kita selalu berada dalam hidayah dan naungan dari Nya.

Doa
‫َ‬ ‫َ‬
‫ع‬
‫َُ َ َ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫ه ه َ ََُ‬
‫ل‬ ‫َ‬ ‫ع لى‬ ‫ص‬ ‫و‬ ‫َإ ن ا‬
‫ه‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ال ن ب ‪s‬ي ‪ ،‬ي أ ها َذي َءا ْ ن ص ْ‬ ‫كُ ل و‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ِلل‬
‫ّ‬
‫ا ه ن م وا ُّ ي َه‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َئ‬
‫ل‬ ‫يال‬ ‫ن‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫وا‬ ‫ُّ‬
‫ت‬
‫ه َ‬ ‫َ َُ َ‬ ‫‪s‬‬
‫َ‬ ‫ًه َ َ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ص‬ ‫م‬ ‫َ لى‬ ‫م‬ ‫ُه‬ ‫َو َس َ ل‬
‫ع‬ ‫َ‬
‫و آ ل ح هم ك ل ْ ي َ‬ ‫م َّهل ص ع حهم‬ ‫س‬
‫ُموا ت‬
‫لى‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ا ال ‪َ s‬‬ ‫َلي‬
‫ت‬ ‫ٍد‬ ‫لى ٍد‬
‫ع‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫ما‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َُ َ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ َُ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫با‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫و با‬ ‫ََ‬ ‫َإ ب َرا َ‬
‫ع‬
‫ك َ‬ ‫َر‬ ‫م‬ ‫هي وآ إ ْب ه م ر ْ ك حهم و آ حه‬
‫ك‬ ‫ي‬
‫َ لى‬ ‫َل‬ ‫َم َل َرا ‪َ َ َ ،‬‬
‫ٍد‬ ‫ع ل ى ٍد‬
‫َ‬
‫ت‬ ‫ما‬
‫ٌ‬ ‫َ‬
‫َمجي د‬ ‫ْ َم‪َ ،‬‬ ‫إ ْب َرا َهي‬
‫ح‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫َم َوآ َ‬ ‫َ‬
‫را َهي َإن‬‫َ‬
‫َمي‬ ‫َ‬ ‫َل‬
‫ٌ‬ ‫ك‬
‫د‬
‫ْ‬
‫ح‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫وا ل م ؤ َم‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬
‫َ يا‬ ‫ما‬ ‫َّهلال ا غ َف ر س َل َمي ن‬
‫ْ‬
‫َ َ ُ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت َء‬ ‫ا‬
‫ن‬ ‫َني ن وا ل م ؤ‬ ‫‪،‬‬
‫ت‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َل ل م وا ل م س َل‬
‫َْ‬
‫الأ‬ ‫َم‬
‫ه‬
‫َق ري ُب ال د‬ ‫ه َ‬ ‫ْ‬
‫ٌ ُ َ‬ ‫َم ْن ُه ْم َوالأ َ َإن ك‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬
‫ب َمحي ع وا َت‬ ‫ت س َمي ع‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫م‬
‫‪،‬‬ ‫َ‬
‫وا‬
‫َ‬
‫َ ه‬ ‫ه َ ْ‬
‫نا‬ ‫ُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ‬
‫تج َف ق‬ ‫ما‬ ‫خ وانَ نا ا ل َذي ن س‬ ‫َر ب نا غ َف‬
‫َ ي ُ‬ ‫َ ُ َ ْ‬ ‫ا ْ َ َ‬
‫َن‬ ‫و‬
‫لوبَ‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫ب قو نا َبال َإي َ َ‬ ‫َل‬
‫ر ل نا‬
‫و ال ل‬ ‫َإ‬
‫َ‬ ‫َ ه‬
‫ك ٌَر‬ ‫ُ نا ٌَإن‬
‫َحي م‪.‬‬ ‫ه‬
‫ؤو ف ر‬ ‫ه ه َ َم ُ‬
‫نو‬ ‫َغ ال َل َذي ن آ‬
‫ا‬
‫ه‬
‫َر ب‬

‫َ َْ‬ ‫ََ َ‬
‫ْ َ ُ َم ن ا ل خا‬ ‫ه ْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َه‬
‫و َإن ل م ت غ َف ر ل‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ظ‬ ‫ب‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َس َري ن‬ ‫َ‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ن‬
‫َ كو‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ا نا أن ف َ َنا َ و ت ْ‬
‫ن‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬
‫َه‬ ‫نا‬
‫نن‬
‫َ هَ‬
‫َ َ ‬ ‫ر نا‬
‫ب‬
‫َو َق نا ع‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫ح َس ن ة َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫الآ‬ ‫في‬ ‫و‬ ‫ال‬ ‫في‬ ‫ا‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫ات‬‫ء‬
‫ذا َ ب ال نا‬ ‫َ َ ََ ً‬ ‫َ‬ ‫ُّ َ ْ َ‬
‫َخ ر َة ح س ن ة‬ ‫دن يا‬
‫َر ‪.‬‬
‫ً‬
‫را‬ ‫ً‬ ‫َُ‬ ‫َ َ‬ ‫ر‬ ‫َ َ ْ ُد ه َ ِّلل َ ‬
‫م حمد تسلي ماكثي‬ ‫و صلى اِّلل‬ ‫َ‬ ‫وال ح م‬
‫َ َ‬ ‫ْ َ َ‬
‫وسلم ع لى‬ ‫َ ‪s‬ب ا ل عا ل‬
‫َ‬
‫َمي ن‬

‫َ‬ ‫ْ َ َ‬
‫َر َ ‪s‬ب ا ل عا ل َمي ن‪.‬‬ ‫َ ْ َ َ‬
‫وآخر د ع وا نا والحمد ِّلل‬
‫وأقيم الصالة‪.‬‬

You might also like