You are on page 1of 14

ABSTRACK

EFFLEURAGE EFFECT OF MASSAGE PAIN RESPONSE STAGE OF


LABOR ON THE MATERNAL INPARTU I PRIMIPAROUS
IN BPS INDARWATI PAITON PROBOLINGGO
By: S.Tauriana

Effectiveness of relaxation massage effleurage to the reduction of maternal


pain because maternal stimulation causes the release of endorphins, and blocks the
transmission of pain stimulation. Maternal childbirth experience any pain
intolerable impacts that may result if the pain is not immediately reduced, there
peninggkatan sympathetic nervous system activity in response to pain and can
occur in case of fetal hypoxia in constant pain with no treatment. Effleurage
massage is the most viable alternative to reduce pain in labor. The purpose of this
study is to analyze the effect of effleurage massage techniques for labor pain
response in pregnant primiparous inpartu first stage in the BPS Indarwati Paiton
Probolinggo
The design of this study is the Pre-Postest Experiment Pretest Design. The
population in this study were primiparous mothers in maternity BPS Indarwati
Paiton Probolinggo. Variables Dependent variables studied were. Sample
consecutive sampling technique. Sample of 14 respondents to the effleurage
massage, using a statistical test with significance level Willcoxon α = 0.05.
Data is based on the data in Figure 4.1 shows the group before the massage
effleurage Mean value and standard deviation = 3.00, which means most of the
679 respondents experienced severe pain as much as 8 respondents and
respondents were homogeneous between pain and severe pain as much as 3
respondents as well as the statistical test with significance level α willcoxon =
0.05 was obtained value P value 0.01, which means there is the effect of
effleurage massage on the mother's labor pain response in primiparous partu first
stage in the BPS Indarwati Paiton Probolinggo.
The conclusion of this study is, effleurage Massage can reduce pain
transmission fibers C and delta A small diameter so that the gate closes synapses
implus transmission of pain and increase comfort.

Keywords: effleurage massage, labor pain, in partu primiparas.


Latar Belakang

Wanita hamil sering khawatir tentang rasa nyeri yang akan mereka
alami saat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk mengatasi
nyeri tersebut. Rasa tidak nyaman selama persalinan di sebabkan oleh dua hal,
pada tahap pertama persalinan. Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi serta
penipisan serviks dan iskemia rahim akibat penurunan aliran darah arteri
miometrium (Bobak, 2004). Pada setiap kontraksi uterus, klien mengalami rasa
nyeri sangat hebat. Rasa nyeri pada permulaan persalinan disebabkan oleh
hipoksia otot-otot uterus akibat kompresi pembuluh darah uterus. Nyeri ini tidak
dirasakan lagi bila saraf hipogastrikus, yang membawa serat-serat sensorik
visceral yang berasal dari uterus telah dipotong (Guyton, 2005 ). Rasa nyeri juga
dapat muncul akibat respon psikis, kecemasan, serta persepsi mengenai
persalinan.
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri. Studi
yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan
bahwa 90 % wanita merasakan manfaat massage untuk meredakan nyeri
persalinan (Findley & Chamberlain, 2009). Di Indonesia hanya 19,3% wanita
mendapatkan massage untuk meredakan nyeri persalinan dan hanya 5 % bidan di
laporkan menggunakan metode ini bagi wanita secara individu (Mander, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPS
Indarwati Paiton Probolinggo dengan metode wawancara pada 7 orang ibu
bersalin, 5 orang mengatakan bahwa selama kontraksi ibu memperoleh tindakan
pijat dipunggung dilakukan oleh bidan, sedangkan 2 orang ibu hanya di anjurkan
mengatur posisi yang nyaman dan menarik nafas saat kontraksi.
Dampak yang terjadi bila nyeri persalinan tidak diatasi
atau dikurangi, yakni terjadi peningkatan aktifitas sistem saraf
simpatik sebagai respon terhadap nyeri dan dapat
mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan, dan warna kulit. Serangan mual, muntah, panas,
dan keringat berlebih juga sangat sering terjadi. Ekspresi afektif
juga sangat sering terlihat. Perubahan afektif meliputi
peningkatan rasa cemas disertai lapang perseptual menyempit,
mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa
nyeri ) dan ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh
(Bobak, 2004). Selain itu, dampak dapat ditimbulkan bila nyeri
persalinan tidak segera ditangani, yakni berkurangnya
pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter, maka akan
mengakibatkan timbulnya hipoksia pada janin. Denyut jantung
melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis. Jika benar-benar terjadi hipoksia janin yang agak
lama, misalnya pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin
asfiksia dengan denyut jantung janin diatas 160 per menit dan
tidak teratur (Rustam M, 2001).
METODE
Desain / rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian yang, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain dapat digunakan peneliti sebagai
petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003).
Penelitian menggunakan desain penelitian Pra Experiment Pretest-
Postest Design, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan Satu kelompok subjek. Kelompok subjek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi (Nursalam, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
pretest (pengamatan awal) pada satu kelompok subjek terlebih dahulu sebelum
diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest
(pengamatan akhir) pada satu kelompok subjek.
Peneliti melakukan intervensi dan observasi sebelum di
lakukan relaksasi massage effleurage. Jadi, dalam desain ini
terdapat satu kelompok subjek
HASIL DAM PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Responden Berdasarkan Umur

Gambar 4.1 Menunjukan bahwa distribusi berdasarkan umur pada


kelompok perlakuan massage effleurage menunjukan sebagian besar berumur 20-
30 tahun sebanyak 8 orang (8,57%) dan hampir separuh berumur < 20 tahun
sebanyak 6 orang (6,43%).

Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan

Dari Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa distribusi berdasarkan


pendidikan pada kelompok perlakuan massage effleurage menunjukan hampir
setengah responden berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (54%) dan SMP
sebanyak 5 orang (5,38%), dan sebagian kecil berpendidikan perguruan tinggi
sebanyak 1 orang (8%).

Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan

Data dari Gambar 4.3 di atas lihat bahwa distribusi


berdasarkan pekerjaan pada kelompok perlakuan massage
effleurage menunjukan sebagian besar bekerja di bidang lain -
lain sebanyak 6 Responden (5,42%), swasta sebanyak 4
Responden (4,33%), dan Buruh sebanyak 3 Responden (2,17%)
dan sebagian kecil PNS sebanyak 1 orang (1,8%).
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 4.4 menunjukan seluruhnya kekehamilan
responden pada kelompok massage effleurage sebagian besar
usia kehamilan 38 – 42 minggu sebanyak 12 responden
(12,92% ) dan usia < 38 minggu sebanyak 2 responden (1,8%).

Gambaran Responden Berdasarkan Selama Hamil Perna


Pijat
Gambar 4.5 tersebut menunjukan sebagian besar responden
kelompok massage effleurage pernah pijat sebanyak 7
responden (8,53 %) dan yg tidak pernah pijat 7 responden ( 7,
47 %)

Respon nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I primipara


fase aktif sebelum perlakuan
Tabel 4.1 : Nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I primipara fase aktif
sebelum massage effleurage.

Nyeri Persalinan Sebelum Perlakuan


Massage Effleurage
Jumlah Responden
Nyeri ringan (skala 1-3) 0
Nyeri sedang (skala 4-6) 3
Nyeri berat (skala 7-9) 8
Nyeri sangat berat (skala 10) 3
Mean = 3.00
SD = .679

Gambar 4.5 tersebut menunjukan sebagian besar


responden kelompok massage effleurage pernah pijat sebanyak
7 responden (8,53 %) dan yg tidak pernah pijat 7 responden ( 7,
47 %)

Respon nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I primipara


fase aktif setelah perlakuan.
Tabel 4.2 : Nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I primipara fase aktif
setelah massage effleurage
Nyeri Persalinan Setelah Perlakuan
Massage Effleurage
Jumlah Responden
Nyeri ringan (skala 1-3) 0
Nyeri sedang (skala 4-6) 12
Nyeri berat (skala 7-9) 2
Nyeri sangat berat (skala 10) 0
Mean = 2.14
SD = 363
Data berdasarkan tabel 4.2 pada kelompok setelah
massage effleurage menunjukan nilai Mean = 2.14 dan standar
deviasi 363 yang artinya sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang sebanyak 12 responden dan yang mengalami nyeri
berat sebanyak 2 orang.

Pengaruh massage effleurage terhadap respon nyeri


persalinan pada ibu inpartu kala I primipara di BPS
Indarwati Paiton Probolinggo.
Tabel 4.3 :Pengaruh massage effleurage terhadap respon nyeri persalinan
pada ibu inpartu kala I primipara di BPS Indarwati Paiton
Probolinggo 05 Desember 2011 s/d 05 Februari 2012
Nyeri Persalinan Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Jumlah Responden Jumlah Responden
Nyeri ringan (skala 1-3) 0 0
Nyeri sedang (skala 4-6) 3 12
Nyeri berat (skala 7-9) 8 2
Nyeri sangat berat (skala 3 0
10)
Mean = 3.00 Mean = 2.14
SD = .679 SD = 363
PV = 0,001
Tabel 4.3 pada kelompok sebelum pemberian massage effleurage
menunjukan nilai Mean = 3.00 dan setandar deviasi .679, ini dapat diartikan
bahwa responden sebagian besar dalam keadaan nyeri berat sebanyak 8 orang dan
hampir setengah dalam keadaan nyeri sangat berat sebanyak 3 orang dan nyeri
seadang 3 orang, sedangkan pada kelompok setelah pemberian massage effleurage
menunjukan nilai Mean = 2,14 dan setandar deviasi 363 yang artinya responden
sebagian besar dalam keadaan nyeri sedang sebanyak sebanyak 12 orang dan
untuk nyeri berat sebanyak 2 orang

Diagram 1. Responden Berdasarkan Umur


Diagram 2. Responden Berdasarkan Pendidikan

Diagram 3. Responden Berdasarkan Pekerjaan


Diagram 4. Responden Berdasarkan Usia Kehamilan

Diagram 5. Responden Berdasarkan Selama Hamil Perna Pijat


Pembahasan

Nyeri Persalinan Sebelum Perlakuan.

Tingginya tingkat nyeri persalinan yang dialami responden tidak


hanya dikarenakan oleh kontraksi pada segmen atas rahim yang pertama-tama
akan melebarkan serviks dan kemudian mendorong bayi keluar melalui jalan lahir
tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat toleransi nyeri yang dimiliki responden
responden rendah dan tingkat imosional responden yang cenderung dalam
keadaan cemas.
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri. Di
mana keuntungan stimulasi kulit tindakan ini dapat dilakukan di rumah,sehingga
memungkinnkan klien dan keluarga melakukan upaya control gejala nyeri dan
penanganan. Penggunaan stimulasi yang benar dapat mengurangi persepsi nyeri
dan membantu mengurangin ketegangan otot, sebaliknya ketegangan otot dapat
meningkatkan nyeri.
Rangsangan nyeri kala I ditimbulkan oleh kontraksi uterus yang
menyebabkan regangan mulut rahim sehinnga menimbulkan rasa nyeri,
peregangan uterus bagian bawah, iskemia myometrium, dan akumulasi metabolit
serta tarikan ligamentum. Rangsangan dihantarkan melalui serabut simpatis dan
masuk ke dalam medulla spinalis thorakal X, XI, dan XII, kemudiaan rangsangan
naik ke traktus spinothalamicus lateral menuju nucleus posteramedial ventral dan
posterolateral thalamicus berakhir di postcentralis cortex cerebri untuk
dipersepsikan sebagai nyeri (Sweet, 2009). Rasa nyeri juga dapat muncul akibat
respon psikis, kecemasan serta persepsi mengenai persalinan. Di indonesia hanya
19, 3 % wanita yang mendapatkan massage untuk meredahkan nyeri persalinan
dan hanya 5 % bidan yang dilaporkan menggunakan metode ini bagi wanita
secara individu.
Data berdasarkan tabel 4.1 pada kelompok sebelum dilakukan
massage effleurage menunjukkan Mean = 3.00 dan standard Deviasi 679 yang
artinya sebagian besar responden mengalami nyeri berat 8 responden, dan
responden homogen antara nyeri sedang dan nyeri sangat berat 3 responden
Dampak yang terjadi bila nyeri persalinan tidak diatasi atau dikurangi,
yakni terjadi peningkatan aktifitas sistem saraf simpatik sebagai respon terhadap
nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
dan warna kulit. Serangan mual, muntah, panas, dan keringat berlebih juga sangat
sering terjadi. Ekspresi afektif juga sangat sering terlihat. Perubahan afektif
meliputi peningkatan rasa cemas disertai lapang perseptual menyempit,
mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri ) dan
ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh (Bobak, 2004). Selain itu, dampak
dapat ditimbulkan bila nyeri persalinan tidak segera ditangani, yakni
berkurangnya pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter, maka akan
mengakibatkan timbulnya hipoksia pada janin. Denyut jantung melambat dan
kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Jika benar-benar terjadi
hipoksia janin yang agak lama, misalnya pada kontraksi tetanik, maka terjadi
gawat janin asfiksia dengan denyut jantung janin diatas 160 per menit dan tidak
teratur (Rustam M, 2001
.
Nyeri Setelah Pemberian Massage Effluarage
Pemberian massage effleurage dapat meningkat rasa nyaman yang dialami
oleh responden dan dapat mengalihkan perhatian responden yang sedang
mengalami nyeri, selain itu dengan pemberian massage effleurage dapat
memperlancar peredaran darah sehingga suplai oksigen ke dalam sel terpenuhi.
Hasil uji statistik Willcoxon menunjukan nilai P value 0,01 ini berarti responden
sudah mulai nyaman dan ketegangan otot-otot sudah mulai berkurang karena
rangsangan massage effleurage meningkatkan transmisi serabut beta A dan
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A sehingga gerbang sinap
menutup tranmisi implus nyeri.
Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan endorphin, sehinnga memblok
transmisi stimulasi nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut beta A yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus nyeri (Guyton. 2007).
Data berdasarkan tabel 4.2 pada kelompok setelah massage effleurage
menunjukan nilai Mean = 2.14 dan standar deviasi 363 yang artinya sebagian
besar responden mengalami nyeri sedang sebanyak 12 responden dan yang
mengalami nyeri berat sebanyak 2 orang.Pengaruh massage effleurage terhadap
respon nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I primipara di BPS Indarwati
Paiton Probolinggo

Penggaruh massage effleurage terhadap respon nyeri persalinan pada ibu


Inpartu Kala I primipara di BPS Indarwati Paiton Probolinggo.

Data pada tabel 4.3 memperlihatkan penurunan skala nyeri yang dialami
oleh responden setelah pelaksanaan massage effleurage, ini dapat dilihat dari
penurunan mean sebelum massage effleurage 3,00 dan setelah massage effleurage
2,14 yang diartikan bahwa sebagian besar responden sebelum massage effleurage
pada tingakatan nyeri sangat berat dan separuh lebih setelah massage effleurage
tingkat nyeri responden turun menjadi nyeri berat.
Uji Willcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 pada kelompok
perlakuan dengan massage effleurage diperoleh nilia P value sebesar 0,01, ini
berarti Ho di tolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh massage effleurage
terhadap respon nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif di BPS
Indarawati Paiton Probolinggo
Pemberian massage effleurage dapat meningkat rasa nyaman yang dialami
oleh responden dan dapat mengalihkan perhatian responden yang sedang
mengalami nyeri, selain itu dengan pemberian massage effleurage dapat
memperlancar peredaran darah sehingga suplai oksigen ke dalam sel terpenuhi.
Hasil uji statistik Willcoxon menunjukan nilai P value 0,01 ini berarti responden
sudah mulai nyaman dan ketegangan otot-otot sudah mulai berkurang karena
rangsangan massage effleurage meningkatkan transmisi serabut beta A dan
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A sehingga gerbang sinap
menutup tranmisi implus nyeri.
Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan endorphin, sehinnga memblok
transmisi stimulasi nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut beta A yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus nyeri (Guyton. 2007).
Menurut Denise, Tiran (2005) nyeri persalinan ini disebabkan oleh
kontraksi pada segmen atas rahim yang pertama-tama akan melebarkan serviks
dan kemudian mendorong bayi keluar melalui jalan lahir. Whalley, Janet (2008)
mengungkapkan bahwa relaksasi pernafasan yang teratur dan dilakukan dengan
benar, tubuh akan menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat
mengalami stress dan bebas dari ancaman. Teori gate control dari Melzack dan
Wall (1982) menyatakan nyeri dipengaruhi oleh faktor fisiologis, dan psikologis
seperti respon prilaku dan emosional yang mempengaruhi persepsi nyeri.
Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan endorphin, sehinnga memblok transmisi
stimulasi nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut beta A yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus nyeri (Guyton. 1997).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Sebagian besar ibu inpartu kala 1 primipara di BPS Indarwati Paiton


Probolinggo sebelum pemberian tehnik massage effluarage mengalami
nyeri sedang 3,nyeri berat 3 dan nyeri sangat berat 8 responden.
2. Sebagian besar ibu inpartu kala 1 primipara di BPS Indarwati Paiton
Probolinggo sesudah nyeri sedang sebanyak 12 responden dan yang
mengalami nyeri berat sebanyak 2 orang
3. Ada pengaruh massage effluarage terhadap respon nyeri persalinan pada
ibu inpartu primipara. Hasil uji statistik Willcoxon menunjukan nilai P
value 0,01 ini berarti responden sudah mulai nyaman dan ketegangan otot-
otot sudah mulai berkurang karena rangsangan massage effleurage
meningkatkan transmisi serabut beta A dan menurunkan transmisi nyeri
serabut C dan delta A sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus
nyeri.
Saran
1. Bagi Responden.
Diharapkan ibu in partu kooperatif selama dilakukan massage effluarage.
2. Bagi Bidan Praktik Swasta (BPS)
Di harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acauan untuk penyusunan
protap pada penanganan masalah nyeri ibi in partu terutama di BPS
Indarwati tempat dilakukan penelitian.
3. Bagi Tenaga Kesehatan ( Bidan/ perawat )
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai wahana belajar dan
menerapkan ilmu dan teori yang didapatkan selama kuliah dan praktik,
peningkatan daya pikir dan mengamatin suatu permasalahan sehingga
meningkatkan kepuasan dan motivasi dalam perawat menjelaskan manfaat
massage effluarage untuk mengurangin nyeri.
4. Bagi Peneiliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan, berguna bagi
pengembangan ilmu dan digunakan sebagai acuan untuk peneliti
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A(2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Salemba


Medika : Jakarta.

Arikunto, S (2008). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi


Revisi IV, PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Bobak, L .J (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Farrer, H (2006). Perawatan Maternitas. Edisi : 2. Jakarta : EGC.

FK UNPAD (2005). Obstetri Fisiologi. Elstar Effset : Bandung.

Guyton. (20077). Patofisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.

Laily,Y (2008). Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode Non


Farmakologi.Malang :Bayu Media Publishing,

Mander, R (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC.


Mochtar, R (2008). Sinapsis Obstetri : Obtetri Fisiologis, Obtetri Patologis.
Edisi : 2. Jakarta : EGC.

Nursalam dan Siti, P (2001). Pendekatan Riset Keperawatan. EGC : Jakarata.

Nursalam(2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Intrumen Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Nursalam(2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Intrumen Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Perry, A.G & Potter, P.A (2003).Fundamentals of Nursing : Concepts,


Process & Practice. Edition : 3. Mosby. CO :USA.

Seaward, B.L (2004).ManajemenStres.Alih bahasa : Palupi, W. EGC : Jakarta.

Whalley,J(2008).PanduanPraktisBagiCalonIbuKehamilian&Persalianan.
AlihBahasa:Purnama, Meiliana. Jakarta : BIP.
________(2007). Massage Effleurage. www.Easyvigour. net.. 27 Maret 2008.

________(2007). Massage Effleurage. www.korantempo.com..27 Maret 2008

You might also like