Professional Documents
Culture Documents
Wanita hamil sering khawatir tentang rasa nyeri yang akan mereka
alami saat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk mengatasi
nyeri tersebut. Rasa tidak nyaman selama persalinan di sebabkan oleh dua hal,
pada tahap pertama persalinan. Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi serta
penipisan serviks dan iskemia rahim akibat penurunan aliran darah arteri
miometrium (Bobak, 2004). Pada setiap kontraksi uterus, klien mengalami rasa
nyeri sangat hebat. Rasa nyeri pada permulaan persalinan disebabkan oleh
hipoksia otot-otot uterus akibat kompresi pembuluh darah uterus. Nyeri ini tidak
dirasakan lagi bila saraf hipogastrikus, yang membawa serat-serat sensorik
visceral yang berasal dari uterus telah dipotong (Guyton, 2005 ). Rasa nyeri juga
dapat muncul akibat respon psikis, kecemasan, serta persepsi mengenai
persalinan.
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri. Studi
yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan
bahwa 90 % wanita merasakan manfaat massage untuk meredakan nyeri
persalinan (Findley & Chamberlain, 2009). Di Indonesia hanya 19,3% wanita
mendapatkan massage untuk meredakan nyeri persalinan dan hanya 5 % bidan di
laporkan menggunakan metode ini bagi wanita secara individu (Mander, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPS
Indarwati Paiton Probolinggo dengan metode wawancara pada 7 orang ibu
bersalin, 5 orang mengatakan bahwa selama kontraksi ibu memperoleh tindakan
pijat dipunggung dilakukan oleh bidan, sedangkan 2 orang ibu hanya di anjurkan
mengatur posisi yang nyaman dan menarik nafas saat kontraksi.
Dampak yang terjadi bila nyeri persalinan tidak diatasi
atau dikurangi, yakni terjadi peningkatan aktifitas sistem saraf
simpatik sebagai respon terhadap nyeri dan dapat
mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan, dan warna kulit. Serangan mual, muntah, panas,
dan keringat berlebih juga sangat sering terjadi. Ekspresi afektif
juga sangat sering terlihat. Perubahan afektif meliputi
peningkatan rasa cemas disertai lapang perseptual menyempit,
mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa
nyeri ) dan ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh
(Bobak, 2004). Selain itu, dampak dapat ditimbulkan bila nyeri
persalinan tidak segera ditangani, yakni berkurangnya
pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter, maka akan
mengakibatkan timbulnya hipoksia pada janin. Denyut jantung
melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis. Jika benar-benar terjadi hipoksia janin yang agak
lama, misalnya pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin
asfiksia dengan denyut jantung janin diatas 160 per menit dan
tidak teratur (Rustam M, 2001).
METODE
Desain / rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian yang, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain dapat digunakan peneliti sebagai
petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003).
Penelitian menggunakan desain penelitian Pra Experiment Pretest-
Postest Design, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan Satu kelompok subjek. Kelompok subjek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi (Nursalam, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
pretest (pengamatan awal) pada satu kelompok subjek terlebih dahulu sebelum
diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest
(pengamatan akhir) pada satu kelompok subjek.
Peneliti melakukan intervensi dan observasi sebelum di
lakukan relaksasi massage effleurage. Jadi, dalam desain ini
terdapat satu kelompok subjek
HASIL DAM PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Responden Berdasarkan Umur
Data pada tabel 4.3 memperlihatkan penurunan skala nyeri yang dialami
oleh responden setelah pelaksanaan massage effleurage, ini dapat dilihat dari
penurunan mean sebelum massage effleurage 3,00 dan setelah massage effleurage
2,14 yang diartikan bahwa sebagian besar responden sebelum massage effleurage
pada tingakatan nyeri sangat berat dan separuh lebih setelah massage effleurage
tingkat nyeri responden turun menjadi nyeri berat.
Uji Willcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 pada kelompok
perlakuan dengan massage effleurage diperoleh nilia P value sebesar 0,01, ini
berarti Ho di tolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh massage effleurage
terhadap respon nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif di BPS
Indarawati Paiton Probolinggo
Pemberian massage effleurage dapat meningkat rasa nyaman yang dialami
oleh responden dan dapat mengalihkan perhatian responden yang sedang
mengalami nyeri, selain itu dengan pemberian massage effleurage dapat
memperlancar peredaran darah sehingga suplai oksigen ke dalam sel terpenuhi.
Hasil uji statistik Willcoxon menunjukan nilai P value 0,01 ini berarti responden
sudah mulai nyaman dan ketegangan otot-otot sudah mulai berkurang karena
rangsangan massage effleurage meningkatkan transmisi serabut beta A dan
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A sehingga gerbang sinap
menutup tranmisi implus nyeri.
Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan endorphin, sehinnga memblok
transmisi stimulasi nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut beta A yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus nyeri (Guyton. 2007).
Menurut Denise, Tiran (2005) nyeri persalinan ini disebabkan oleh
kontraksi pada segmen atas rahim yang pertama-tama akan melebarkan serviks
dan kemudian mendorong bayi keluar melalui jalan lahir. Whalley, Janet (2008)
mengungkapkan bahwa relaksasi pernafasan yang teratur dan dilakukan dengan
benar, tubuh akan menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat
mengalami stress dan bebas dari ancaman. Teori gate control dari Melzack dan
Wall (1982) menyatakan nyeri dipengaruhi oleh faktor fisiologis, dan psikologis
seperti respon prilaku dan emosional yang mempengaruhi persepsi nyeri.
Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan endorphin, sehinnga memblok transmisi
stimulasi nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut beta A yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri serabut C dan delta A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinap menutup tranmisi implus nyeri (Guyton. 1997).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Whalley,J(2008).PanduanPraktisBagiCalonIbuKehamilian&Persalianan.
AlihBahasa:Purnama, Meiliana. Jakarta : BIP.
________(2007). Massage Effleurage. www.Easyvigour. net.. 27 Maret 2008.