You are on page 1of 15

252

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA


MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IIA
SDN 78 PEKANBARU

Seriani Panjaitan
seriani.panjaitan78@gmail.com
SD Negeri 78 Pekanbaru

ABSTRACT
Natural Sciences (IPA) is one of the important lesson in learning. Even for the upper
secondary level or high school level, this subject to one program penjurusan which will
determine the students majoring in College. In addition, this science subjects also joined the
national final examination (UAN) who became the main requirements for students
graduating. The research design used in this research is the class action research (PKT). The
aspect that is observed on each cycle and is the result of the learning and teaching process
subjects source of energy and its benefits using media pictures. The subject of the learning
improvement activities are the students of class 2 SDN 78 Pekanbaru with the number of
students 39 people with the details of 20 students of male and female students 19 people. The
results of research on the pre cycle, the value of the results of the learning science students,
the average 43,08 and there are no students who achieve KKM. Then on the cycle I the results
of learning science students an average of 1.807 and students who achieve KKM 9 students
(23%). At cycle II, the value of the average student learning results reach 82,56 and students
who achieve KKM 39 students (100%). The implementation of the media image can improve
the results of learning science students on the subjects of energy sources and benefits. The
learning process explains the source of energy and its benefits the sequence on each cycle
apply media image and be led by the researchers and observers.

Keywords : media pictures, learning results IPA

PENDAHULUAN menerapkannya di dalam kehidupan sehari-


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hari hingga menjadi manusia yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang bermartabat.
penting dalam pembelajaran. Mata Masalah mendasar yang menjadi
pelajaran IPA menjadi penting, karena keluhan guru kelas II A di SDN 78
memuat materi-materi yang berhubungan Pekanbaru pada pembelajaran IPA adalah
dengan cara mencari tahu tentang alam rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam
secara sistematis. Sehingga IPA bukan mengingat (C1) dan memahami (C2)
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan sesuatu. Terutama untuk mengenal
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, memahami pelajaran ilmu pengetahuan
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga alam khususnya energi dan kegunaannya.
merupakan suatu proses penemuan. Hal ini ditandai nilai rata-rata kelas siswa
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi dalam pra silus tentang materi tersebut,
wahana bagi peserta didik untuk yaitu 43,08 (kurang) dan persentase
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, ketuntasan belajarnya 23,07 (rendah),
serta pengembangan lebih lanjut dalam

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
253

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

ketidakmampuan siswa ketika diajak tanya Arsyad, 2011) “Apabila media itu
jawab oleh guru tentang materi tersebut. membawa pesan-pesan atau informasi yang
Berdasarkan hal tersebut, bertujuan instruksional atau mengandung
diasumsikan bahwa faktor penyebab maksud-maksud pengajaran maka media itu
rendahnya kemampuan siswa dalam disebut media pembelajaran“. Sementara
memahami pelajaran ilmu pengetahuan itu, Arsyad (2011) menyimpulkan bahwa
alam, khususnya energi dan kegunaannya. “Media pembelajaran adalah komponen
Faktor penyebab dari siswa adalah siswa sumber belajar atau wahana fisik yang
cenderung kurang dapat berimajinasi dan mengandung materi instruksional di
belum mampu berpikir abstrak, sedangkan lingkungan siswa yang dapat merangsang
faktor dari guru adalah kurang siswa untuk belajar” Dari kedua pendapat di
maksimalnya guru dalam menggunakan atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
alat/ bahan yang dapat membantu siswa salah satu alat bantu untuk mempermudah
dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti dalam kegiatan belajar mengajar karena
menyadari banyaknya faktor yang dengan menggunakan media gambar siswa
mempengaruhi rendahnya minat dan hasil lebih gampang memahami materi yang
belajar siswa, salah satu penyebabnya diajarkan.
adalah guru tidak menggunakan media di Levie & Lentz (dalam Arsyad 2011)
dalam mengajar terutama pada materi ilmu Mengemukakan empat fungsi media
pengetahuan alam, media gambar untuk pembelajaran, khususnya media visual,
menjelaskan belum pernah dilakukan. Guru yaitu “fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi
tidak berusaha untuk membuat kognitif, dan fungsi kompensatoris“.
pembelajaran ilmu pengetahuan alam Encyclopedia of Educational Research
khususnya mengenai sumber energi dan (dalam Hamalik 2007) merincikan manfaat
kegunaannya menjadi lebih mudah media pembelajaran sebagai berikut: (1)
dipahami, kecendrungan ini menyebabkan meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam berpikir, oleh karena itu mengurangi
khususnya sumber energi dan kegunaannya verbalisme. (2) memperbesar perhatian
menjadi kurang bermakna. Faktor lain siswa. (3) meletakkan dasar-dasar yang
adalah cara guru mengajar yang masih penting untuk perkembangan belajar, oleh
berpusat pada guru, sementara siswa kurang karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
beraktivitas di dalamnya, mengakibatkan (4) memberikan pengalaman nyata yang
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
Peneliti meyakini media gambar sendiri di kalangan siswa. (5)
akan mampu meningkatkan hasil belajar menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
siswa dalam pembelajaran ilmu continue, terutama melalui gambar hidup.
pengetahuan alam khususnya sumber energi (6) membantu tumbuhnya pengertian yang
dan kegunaannya, hal ini memungkinkan dapat membantu perkembangan
karena media gambar dapat mempermudah kemampuan berbahasa. (7) memberikan
pemahaman siswa dalam memahami pengalaman yang tidak mudah diperoleh.
pelajaran ilmu pengetahuan alam khususnya Dengan cara lain, dan membantu efisiensi
energi dan kegunaannya. Menurut Daryanto dan keragaman yang lebih banyak dalam
(2011) bahwa media adalah “alat yang belajar. Media gambar adalah segala
dapat membantu proses belajar mengajar sesuatu yang diwujudkan secara visual
yang berfungsi memperjelas makna pesan kedalam bentuk dua dimensi sebagai
yang disampaikan sehingga sampai pada curahan atau pun pikiran yang bentuknya
tujuannya.” Menurut Heinich (dalam bermacam-macam seperti lukisan, potret,

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
254

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

slide, film, strip, opaque projector Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi
(Hamalik, 2007). Media gambar adalah menurut asal katanya, IPA berarti ilmu
media yang paling umum dipakai, yang tentang alam atau ilmu yang mempelajari
merupakan bahasan umum yang dapat peristiwa-peristiwa di alam (Iskandar,
dimengerti dan dinikmati dimana-mana 2007). IPA adalah pengetahuan yang
(Sadiman, 2011). Media gambar merupakan rasional dan obyektif tentang alam semesta
peniruan dari benda-benda dan dengan segala isinya (Darmodjo, 1992).
pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta Menurut Nash (dalam Darmodjo, 1992)
ukurannya relatif terhadap lingkungan IPA adalah cara atau metode untuk
(Soelarko, 1995). mengamati alam yang sifatnya analisis,
Menurut Aehsir (dalam Noor, 2010) lengkap, cermat serta menghubungkan
menyatakan bahwa “tujuan penggunaan antara fenomena alam yang satu dengan
media pembelajaran adalah (1) agar proses fenomena alam yang lainnya.
belajar mengajar yang sedang berlangsung IPA sering disebut juga dengan
dapat berjalan dengan tepat guna dan sains. Sains merupakan terjemahan dari
berdaya guna, (2) untuk mempermudah kata science yang berarti masalah kealaman
guru/ pendidik dalam menyampaikan (nature). Sains adalah pengetahuan yang
informasi materi kepada anak didik, (3) mempelajari tentang gejala-gejala alam
untuk mempermudah bagi anak didik dalam (Usman Samatowa, 2010). Sains adalah
menyerap atau menerima serta memahami pengetahuan yang kebenarannya sudah
materi yang telah disampaikan oleh guru/ diujicobakan secara empiris melalui metode
pendidik, (4) untuk dapat mendorong ilmiah (Toharrudin, dkk., 2011). Sains
keinginan anak didik untuk mengetahui merupakan cara penyelidikan untuk
lebih banyak dan mendalam tentang materi mendapatkan data dan informasi tentang
atau pesan yang disampaikan oleh guru/ alam semesta menggunakan metode
pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengamatan dan hipotesis yang telah teruji
pengertian atau salah paham antara anak (Toharrudin, dkk., 2011). Pembelajaran IPA
didik yang satu dengan yang lain terhadap di SD ditujukan untuk memberi kesempatan
materi atau pesan yang disampaikan oleh siswa memupuk rasa ingin tahu secara
guru / pendidik.” alamiah, mengembangkan kemampuan
Berdasarkan hasil analisis yang bertanya dan mencari jawaban atas
penulis kemukakan dalam analisis fenomena alam berdasarkan bukti, serta
permasalahan tersebut di atas penulis dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah.
merumuskan masalah yaitu ”Apakah Sesuai dengan tujuan pembelajaran
penggunaan media gambar dapat dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat
meningkatkan hasil belajar pembelajaran dipandang sebagai produk, proses dan
IPA dalam materi pokok energi dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di SD
kegunaannya pada siswa di kelas IIA SD harus memuat 3 dimensi IPA tersebut.
Negeri 78 Pekanbaru?” Penelitian ini Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan
bertujuan meningkatkan hasil belajar penguasaan fakta, konsep dan prinsip
melalui media gambar pada pembelajaran tentang alam tetapi juga mengajarkan
IPA kelas II A SDN 78 Pekanbaru. metode memecahkan masalah, melatih
Perlu kita ketahui, IPA merupakan kemampuan berpikir kritis dan mengambil
singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” kesimpulan melatih bersikap objektif,
yang merupakan terjemahan dari bahasa bekerja sama dan menghargai pendapat
Inggris “Natural Science”. Natural berarti orang lain (Usman Samatowa, 2010).
alamiah atau berhubungan dengan alam. Pembelajaran IPA sebaiknya

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
255

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

dilaksanakan secara inkuiri dan berbuat Aspek penting yang harus


untuk memperoleh pemahaman yang diperhatikan guru dalam pelaksanaan
mendalam tentang alam dan menumbuhkan pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap siswa secara aktif dalam pembelajaran
ilmiah (Mulyasa, 2010). Jadi, pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
IPA di SD/ MI lebih menekankan pada berpikirnya. Pembelajaran IPA dimulai
pemberian pengalaman langsung sesuai dengan memperhatikan konsepsi/
kenyataan di lingkungan melalui kegiatan pengetahuan awal siswa yang relevan
inkuiri untuk mengembangkan dengan apa yang akan dipelajari.
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Selanjutnya aktivitas pembelajaran
Keterampilan proses IPA yang diberikan dirancang melalui berbagai kegiatan nyata
kepada anak usia SD harus dimodifikasi dengan alam. Kegiatan pengalaman nyata
dan disederhanakan sesuai tahap dengan alam ini dapat dilakukan di kelas
perkembangan kognitifnya. Struktur atau laboratorium dengan alat bantu
kognitif anak berbeda dengan struktur pelajaran maupun dilakukan langsung di
kognitif ilmuwan. Proses dan alam terbuka. Melalui kegiatan nyata
perkembangan belajar anak sekolah dasar dengan alam inilah, siswa dapat
memiliki kecenderungan belajar dari hal-hal mengembangkan keterampilan proses dan
konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sikap ilmiah seperti mengamati, mencoba,
sebagai satu kesatuan yang utuh, terpadu menyimpulkan hasil kegiatan dan
dan melalui proses manipulatif. Oleh karena mengkomunikasikan kesimpulan
itu, keterampilan proses IPA yang diberikan kegiatannya. Kegiatan pembelajaran IPA
kepada anak usia SD harus dimodifikasi juga dirancang sebanyak mungkin memberi
dan disederhanakan sesuai tahap kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
perkembangan kognitifnya. Dengan bertanya anak akan berlatih
Keterampilan proses IPA yang harus mengemukakan gagasan dan respon
dikembangkan meliputi: (1) observasi, (2) terhadap permasalahan yang dihadapinya
klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) sehingga dapat mengembangkan
hipotesis, (6) mengendalikan variabel, (7) pengetahuan IPA. Di samping bertanya,
merencanakan dan melaksanakan siswa juga diberi kesempatan untuk
penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan menjelaskan suatu masalah berdasarkan
(10) komunikasi (Darmodjo dan Kaligis, pemikirannya. Berdasarkan uraian di atas,
1992). Menurut Rezba et.al (dalam Bundu, pembelajaran IPA yang dilakukan dengan
2006: 12) keterampilan dasar proses sains mengangkat permasalahan dalam dunia
untuk tingkat sekolah dasar meliputi nyata yang dialami oleh anak akan lebih
keterampilan mengamati (observing), menarik bagi anak, sehingga anak
mengelompokkan (clasifying), mengukur dilibatkan secara aktif dalam
(measuring), mengkomunikasikan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
(communicating), meramalkan (predicting), Adapun materi yang difokuskan dalam
dan menyimpulkan (inferring), sedangkan penelitian ini adalah tentang “Energi”.
menurut Paolo Marten (dalam Samatowa, Menurut Bundu (2006), hasil belajar
2010) mendefiniskan keterampilan proses seseorang sering tidak langsung kelihatan
anak- anak adalah mengamati, mencoba tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk
memahami apa yang diamati, memperlihatkan kemampuan yang
mempergunakan pengetahuan baru untuk diperolehnya melalui belajar. Namun
meramalkan apa yang akan terjadi dan demikian, karena hasil belajar adalah
menguji kebenaran ramalan tersebut. perubahan yang mengakibatkan manusia

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
256

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

berubah dalam setiap tingkah lakunya. mata pelajaran yang diajarkan, karakteristik
Baharudin dan Esa Nur Wahyumi (2007), siswa atau anak didik, perilaku pendidik
belajar merupakan proses manusia untuk dan tingkat keterampilannya, sasaran
mencapai berbagai macam kompetensi, pembelajaran mata pelajaran, hubungan
ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu
sejak manusia lahir sampai akhir hayat, dan tingkat keragaman media. Menurut
kemampuan manusia untuk belajar Sadiman, dkk (2011) mengemukakan
merupakan karakteristik yang membedakan pemilih media antara lain adalah a)
manusia dengan makhluk lainnya. Belajar bermaksud mendemonstrasikannya seperti
merupakan aktivitas yang dilakukan halnya pada kuliah tentang media, b)
seseorang untuk mendapatkan perubahan merasa sudah akrab dengan media tersebut,
dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
atau pengalaman-pengalaman. Menurut menggunakan proyektor transparansi, c)
Slameto (2010), belajar ialah suatu proses ingin memberi gambaran atau penjelasan
usaha yang dilakukan seseorang untuk yang lebih konkret, dan d) merasa bahwa
memperoleh suatu perubahan tingkah laku media dapat berbuat lebih dari yang bisa
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dilakukan, misalnya untuk menarik minat
pengalamannya sendiri dalam interaksi atau gairah belajar siswa.
dengan lingkungannya. Bundu (2006) 2. Fungsi Media pada Pembelajaran
menjelaskan hakikat belajar adalah “Kata Menurut Arsyad (2011) fungsi
media berasal dari bahasa latin medius yang utama media pembelajaran adalah sebagai
secara harfiah berarti tengah, perantara atau alat bantu mengajar yang turut
pengantar”. Dalam bahasa Arab media mempengaruhi iklim, kondisi, dan
adalah perantara atau pengantar pesan dari lingkungan belajar yang ditata dan
pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, diciptakan oleh guru. Menurut Hamalik
2011). Menurut Gerlach dan Ely yang (dalam Arsyad, 2011) bahwa pemakaian
dikutip oleh Arsyad (2011), media apabila media pembelajaran dalam proses belajar
dipahami secara garis besar adalah manusia, mengajar dapat membangkitkan keinginan
materi dan kejadian yang membangun dan minat yang baru, membangkitkan
kondisi yang membuat siswa mampu motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku psikologis terhadap siswa.
teks, dan lingkungan sekolah merupakan 3. Jenis Media Pembelajaran
media. Sedangkan menurut Criticos yang Sejalan dengan perkembangan
dikutip oleh Daryanto (2011) media teknologi, maka media pembelajaran pun
merupakan salah satu komponen mengalami perkembangan melalui
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan pemanfaatan teknologi itu sendiri.
dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan teknologi tersebut, Arsyad
1. Penggunaan dan Pemilihan Media (2011) mengklasifikasikan media atas
Pembelajaran empat kelompok, yaitu : (a) media hasil
Menurut Strauss dan Frost dalam teknologi cetak; (b) media hasil teknologi
Indriana (2011) mengidentifikasikan audio-visual; (c) media hasil teknologi yang
sembilan faktor kunci yang harus menjadi berdasarkan computer; dan (d) media hasil
pertimbangan dalam memilih media gabungan teknologi cetak dan komputer. Di
pengajaran. Kesembilan faktor kunci antara media pendidikan, gambar adalah
tersebut antara lain batasan sumber daya media yang paling umum dipakai. Dia
institusional, kesesuaian media dengan merupakan bahasa yang umum, yang dapat

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
257

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

dimengerti dan dinikmti dimana-mana. penelitian ini adalah: (a) lembar kerja
Oleh karena itu, pepatah Cina yang kelompok; dan (b) lembar tes tertulis
mengatakan bahwa sebuah gambar berupa pilihan ganda yang berjumlah
berbicara lebih banyak daripada seribu kata. masing-masing setiap siklus 10 soal,
Media gambar sesuai kelompoknya digunakan untuk mengetahui hasil belajar
merupakan media visual dua dimensi pada IPA siswa dari satu siklus ke siklus
bidang tidak transparan. Menurut Arsyad berikutnya. Teknik pengumpulan data pada
(2011) media gambar termasuk dalam penelitian ini, yaitu teknik tes. Teknik tes
bentuk visual berupa gambar representasi dilakukan untuk mendapatkan data
seperti gambar, lukisan, atau foto yang kuantitatif tentang hasil belajar siswa. Jenis
menunjukkan bagaimana tampaknya suatu tes yang digunakan berupa tes formatif.
benda. Sedangkan menurut Oemar (2003) Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini
berpendapat bahwa gambar adalah segala yaitu hasil belajar siswa menjelaskan
sesuatu yang diwujudkan secara visual sumber-sumber energi dan manfaatnya.
dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan Teknik analisis yang digunakan adalah:
perasaan atau pikiran. 1. Persentase pencapaian hasil belajar
siswa diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100%
Rancangan penelitian yang 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Nilai hasil belajar adalah :
penelitian tindakan kelas (PTK) atau a. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Classroom Action Research dengan kajian diperoleh dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
berdaur ulang yang terdiri dari empat 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, lebih jelasnya Ketuntasan hasil belajar berdasarkan
digambarkan sebagai berikut. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal di kelas II A
alur di atas maka hal pertama yang harus SD Negeri 78 Pekanbaru yaitu :
dilakukan adalah merencanakan proses 1. Bila nilai siswa ≥ 60, maka
belajar mengajar, melakukan tindakan dikategorikan tuntas (T)
pembelajaran, mengamati tindakan yang 2. Bila nilai siswa < 60, maka
dilakukan, dan terahir adalah merefleksikan dikategorikan belum tuntas (BT)
hasil pembelajaran sehingga dapat
melakukan perencanaan yang lebih matang. Untuk kategori nilai rata-rata hasil
Penelitian dilaksanakan di SDN 78 belajar menggunakan Arikunto (2010)
Pekanbaru kelas II A. Penelitian tindakan yaitu:
kelas ini berlangsung pada semester ganjil 1. Bilai nilai siswa ≥ 66, maka
tahun pelajaran 2014-2015. Pelaksanaan dikategorikan baik.
perbaikan pembelajaran sebanyak dua 2. Bila 55 ≤ nilai siswa < 65, maka
siklus yaitu siklus I dilakukan dua kali dikategorikan cukup.
pertemuan dan siklus II dilakukan dua kali 3. Bila nilai siswa < 55 maka kurang.
pertemuan. Subjek dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas
IIA SDN 78 Pekanbaru dengan jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa 39 orang dengan rincian 20 orang
A. Hasil Penelitian
siswa laki-laki dan 19 orang siswa Penelitian tindakan kelas ini
perempuan. Instrumen penilaian dalam dilakukan di kelas II A SDN 78 Pekanbaru.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
258

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

Penelitian ini memperhatikan pagi, siang, dan sore hari.


perkembangan siswa selama proses 1. Pembelajaran Pra Siklus
pembelajaran menggunakan alat peraga. a. Pelaksanaan
Proses pembelajaran tersebut kemudian Pertemuan pertama berlangsung
membuktikan perkembangan aktivitas dan selama 2 x 35 menit yang dilaksanakan
hasil belajar siswa. Selengkapnya hasil pada Senin, 1 September 2014, yang diikuti
belajar dapat dilihat dari penjelasan di oleh 39 siswa. Materi pembelajaran pada
bawah ini. pertemuan ini yaitu, sumber energi dan
Pelaksanaan penelitian tindakan di manfaatnnya. Pada pertemuan pertama guru
kelas IIA SD Negeri 78 Pekanbaru. Peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan
dibantu oleh seorang pengamat yaitu Bapak mengenai materi mengenal sumber energi
Khairil Amal, S.Pd Kepala SDN 78 dan manfaatnya. Alat peraga yang
Pekanbaru. Pengamat membantu peneliti disediakan oleh guru adalah berupa benda
mengumpulkan data selama proses asli yaitu gambar untuk media
pembelajaran berlangsung. Kemudian pembelajaran mengenai sumber energi dan
Pengamat memberikan saran bagi peneliti manfaatnya. Selanjutnya guru memberikan
untuk perbaikan dalam pelaksanaan LKS mengenai sumber energi dan
pembelajaran berikutnya. Setiap siklus manfaatnya dan siswa ditugaskan
dalam penelitian ini dilakukan satu kali mengerjakan LKS tersebut secara
tatap muka. Setiap tindakan dalam setiap berkelompok. Setelah mereka mengerjakan
siklus merupakan tindakan yang LKS, siswa diajak berdiskusi dan
berkesinambungan dengan harapan ada memperagakan hasil pekerjaan mereka.
peningkatan proses pembelajaran maupun Kemudian hasil pekerjaan LKS mereka
hasil yang dicapai. Setiap siklus terdiri atas dikumpulkan untuk dinilai oleh guru. Pada
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pertemuan kedua guru memberikan sedikit
observasi dan refleksi. Refleksi dilakukan tes awal berupa tanya jawab selama 10
untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan menit untuk mengulang ingatan siswa apa
pada siklus berikutnya. Dalam refleksi yang sudah dijelaskan oleh guru. Kemudian
dituliskan rekomendasi yang merupakan diadakan tes pra siklus yang diikuti oleh 39
saran yang harus dilakukan pada siklus siswa. Hasil belajar pra siklus, siswa yang
berikutnya. Aspek yang dinilai dalam upaya mencapai KKM adalah 9 siswa dan yang
peningkatan kemampuan menunjukkan belum mencapai KKM 30 siswa.
sumber panas, bunyi dan cahaya melalui b. Hasil Kemampuan Belajar Siswa
alat rumah tangga. Siswa dapat Hasil kemampuan belajar siswa
membedakan panas matahari pagi, siang diperoleh dengan melakukan tes evaluasi
dan sore hari. Siswa dapat memahami yang berjumlah 10 soal disetiap akhir
kegunaan panas dan cahaya matahari dalam siklus. Data kemampuan hasil belajar siswa
kehidupan sehari-hari dan siswa dapat pada pra siklus secara umum dapat dilihat
memahami adanya kedudukan matahari pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Kemampuan Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus


No Kategori Jumlah Persentase Predikat Ketuntasan
1 65-100 1 3% Baik Tuntas
2 55-64 8 21% Cukup Tidak Tuntas
3 <55 30 77% Kurang Tidak Tuntas
Rata-Rata 43.08 Kurang Tidak Tuntas

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
259

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui kepada siswa untuk bertanya dan menjawab
bahwa nilai kemampuan hasil belajar siswa pertanyaan; dan (d) menggunakan waktu
dengan kategori baik berjumlah 1 siswa yang efektif dan efesien.
dengan persentase sebesar 3% kemampuan
siswa dengan kategori cukup berjumlah 8 2. Pembelajaran Siklus I
siswa dengan persentase sebesar 21% dan a. Pelaksanaan
kemampuan hasil belajar dengan kategori Siklus I dilakukan sebanyak dua kali
kurang berjumlah 30 siswa dengan pertemuan, satu kali pembelajaran dan satu
presentase 77%. Secara keseluruhan, rata- kali tes akhir. Pertemuan pertama
rata kemampuan hasil belajar siswa di pra berlangsung selama 2 x 45 menit dan
siklus sebesar 43,08 dengan kategori dilaksanakan pada Jum’at, 5 September
kurang. 2014 pada pukul 07.30-8.50 WIB diikuti
c. Refleksi oleh 39 siswa. Materi pembelajaran pada
Berdasarkan hasil tindakan pra pertemuan pertama siklus I, guru
siklus dan pengamatan yang dilakukan oleh menjelaskan dan mendemonstrasikan
guru dalam melaksaanakan pembelajaran mengenai materi membandingkan sumber
menggunakan alat peraga benda asli, masih energi dan manfaatnya. Alat peraga yang
banyak kendala yang dihadapi oleh guru. disediakan oleh guru adalah berupa gambar
Selain faktor dari guru peneliti, pengelolaan yang sudah didesain untuk media
pembelajaran masih kurang baik pembelajaran mengenai sumber energi dan
disebabkan dari siswa itu sendiri, misalnya: manfaatnya dan contoh-contoh di sekitar
(a) siswa kurang serius memperhatikan lingkungan, berupa alat belajar. Selanjutnya
penjelasan dan demontrasi guru peneliti; (b) guru memberikan LKS, membandingkan
siswa belum terbiasa dengan pembelajaran sumber energi dan manfaatnya dan siswa
yang diberikan oleh guru peneliti; (c) ditugaskan mengerjakan LKS, siswa diajak
kurangnya kerja sama antar siswa dalam berdiskusi mempresentasikan hasil
berdiskusi menggunakan LKS, dan pekerjaan mereka. Kemudian hasil
komunikasi; dan (d) dalam presentasi pekerjaan LKS mereka dikumpulkan untuk
masing-masing kelompok belum dinilai oleh guru. Pada pertemuan kedua,
memanfaatkan memanfatkan alat peraga Senin 8 September 2014, guru memberikan
dan sebagian siswa ribut atau mengobrol sedikit tes awal berupa tanya jawab selama
sesama siswa. Berdasarkan refleksi pada 10 menit untuk mengulang ingatan siswa
pra siklus, maka dapat direkomendasikan pada pertemuan sebelumnya.
perbaikan untuk guru peneliti agar tidak b. Hasil Kemampuan Belajar Siswa
terulang pada siklus berikutnya. Hasil kemampuan belajar siswa
Rekomendasi untuk siklus I adalah: (a) diperoleh dengan melakukan tes evaluasi
membimbing siswa dalam berdiskusi dan yang berjumlah 10 soal disetiap akhir
melakukan presentasi; (b) membangun siklus. Data kemampuan hasil belajar siswa
komunikasi yang baik dengan siswa; (c) pada siklus I secara umum dapat dilihat
memberikan kesempatan yang lebih banyak pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Data Kemampuan Hasil Belajar IPA Siswa pada Siklus I


No Kategori Frekuensi Persentase Predikat Ketuntasan
1 65 -100 13 33% Baik Tuntas
2 55 – 64 7 18% Cukup Tidak Tuntas
3 <55 19 49% Kurang Tidak Tuntas
Rata-Rata 61.79 Cukup Tidak Tuntas

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
260

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui 3. Pembelajaran Siklus II


bahwa nilai kemampuan hasil belajar siswa a. Pelaksanaan
dengan kategori baik berjumlah 13 siswa Siklus II dilakukan sebanyak dua
dengan persentase sebesar 33% kemampuan kali pertemuan, satu kali pembelajaran dan
siswa dengan kategori cukup berjumlah 7 satu kali tes akhir. Pertemuan pertama
siswa dengan persentase sebesar 18% dan siklus II berlangsung seama 70 menit dan
kemampuan hasil belajar dengan kategori dilaksanakan pada Jum’at, 12 September
kurang berjumlah 19 siswa dengan 2014 diikuti oleh 39 siswa. Materi
presentase 49%. Secara keseluruhan, rata- pembelajaran pada pertemuan ini yaitu,
rata kemampuan hasil belajar siswa di mengenai bentuk sumber energi dan
siklus I sebesar 61,79 dengan kategori manfaatnya. Pada pertemuan pertama siklus
cukup. II, guru menjelaskan dan
c. Refleksi mendemonstrasikan mengenai materi yang
Berdasarkan hasil tindakan siklus I mengaitkan langsung dengan kehidupan
dan pengamatan yang dilakukan oleh guru sehari-hari. Alat peraga yang disediakan
mitra diperoleh kesimpulan, bahwa guru oleh guru adalah berupa media gambar
peneliti telah berupaya melaksanakan yang sudah di desain untuk media
pembelajaran IPA, dan mengunakan pembelajaran mengenai sumber energi dan
metode demonstrasi media gambar dan manfaatnya dan contoh-contoh di sekitar
tanya jawab ternyata sedikit ditemukan lingkungan, berupa alat belajar, dan lain-
kendala dalam proses pembelajaran. Faktor lain. Selanjutnya guru memberikan LKS,
kendala yang ditemukan dalam siklus I dan siswa ditugaskan mengerjakan LKS
yaitu: (a) masih ada siswa yang mengobrol tersebut secara bekelompok. Setelah
dengan siswa lain; (b) sebagian siswa masih mereka mengerjakan LKS, siswa diajak
ada kekurangan kerja sama antar siswa berdiskusi, mempresentasikan hasil
dalam berdiskusi menggunakan LKS; (c) pekerjaan mereka, dan memberikan
komunikasi antar siswa masih kurang baik; contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
dan (d) sebagian kecil siswa kurang Kemudian hasil pekerjaan siswa dari LKS
memperhatikan penjelasan guru. dikumpulkan untuk dinilai oleh guru. Pada
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pertemuan kedua guru memberikan sedikit
maka dapat direkomondasikan perbaikan tes awal berupa tanya jawab 10 menit untuk
untuk guru peneliti agar tidak terulang pada mengulang ingatan siswa pada pertemuan
siklus berikutnya. Rekomondasi untuk sebelumnya, kemudian diadakan tes siklus
siklus II adalah: (a) menegur siswa yang II yang diikuti oleh 39 siswa. Hasil belajar
masih kurang memperhatikan penjelasan siklus II ini untuk mengetahui sejauh mana
demonstrasi yang dilakukan oleh guru; (b) siswa mengikuti pembelajaran IPA.
memberikan kesempatan yang lebih banyak b. Hasil Belajar Siswa
kepada siswa untuk bertanya dan menjawab Hasil belajar siswa diperoleh dengan
pertanyaan; dan (c) penggunaan waktu yang melakukan tes evaluasi yang berjumlah 10
efektif dan efisien. soal disetiap akhir siklus. Data kemampuan
hasil belajar siswa pada sikus II, secara
umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
261

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

Tabel 3. Data Kemampuan Hasil Belajar IPA Siswa pada Siklus II


No Kategori Frekuensi Persentase Predikat Ketuntasan
1 65 -100 38 97% Baik Tuntas
2 55 – 64 1 3% Cukup Tuntas
3 <55 - -% - -
Rata-Rata 82.56 Baik Tuntas

Berdasarkan tabel di atas, diketahui menunjukan bahwa indikator kinerja telah


bahwa nilai kemampuan hasil belajar siswa tercapai, yang dilihat dari hasil belajar
dengan kategori baik berjumlah 38 siswa siswa, dengan demikian, dapat dikatakan
dengan persentase sebesar 97% kemampuan bahwa model pembelajaran IPA
siswa dengan kategori cukup berjumlah 1 menggunakana alat peraga pada materi
siswa dengan persentase sebesar 3% dan sumber energi dan manfaatnya dapat
kemampuan hasil belajar dengan kategori meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
kurang berjumlah 0 siswa dengan selanjutnya model pembelajaran a yaitu
presentase 0%. Secara keseluruhan, rata- media gambar yang diterapkan dikelas IIA,
rata kemampuan hasil belajar siswa di dapat digunakan dalam proses pembelajaran
siklus II sebesar 82,56 dengan kategori di kelas lainnya.
baik. Berdasarkan hasil tindakan siklus II
dan pengamatan yang dilakukan oleh guru, B. Temuan Selama Proses
diperoleh kesimpulan bahwa guru peniliti Pembelajaran
telah berupaya melaksanakan pembelajaran Selama proses pembelajaran IPA
mengunakan alat peraga pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
IPA, dan mengguankan metode demontrasi alat peraga, peneliti mengalami kesulitan.
dan ternyata sedikit ditemukan kendala Proses pembelajaran di kelas pada prasiklus
dalam proses pembelajaran. Faktor dan belum tuntas, karena penggunaan waktu
kendala yang ditemukan dalam siklus II yang tidak tepat. Untuk mengatasinya
yaitu: (a) masih ada siswa yan mengobrol peneliti kemudian mengubah rencana
dengan siswa lain; dan (b) sebagian kecil pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
siswa yang kurang memperhatikan dengan waktu jam pembelajaran.
penjelasan guru. Pelaksanaan para siklus belum dapat
c. Refleksi dikatakan berhasil, dilihat dari hasil belajar
Pada akhir siklus II diperoleh yang masih di bawah indikator
keterangan, bahwa hasil belajar siswa sudah keberhasilan. Hal ini disebabkan karena
memenuhi indikator keberhasilan yang siswa belum terbiasa dengan model
telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran IPA menggunakan alat
siswa sudah terbiasa dengan model peraga, selain itu ada beberapa siswa yang
pembelajaran menggunakan media gambar. keluar kelas sebelum proses pembelajaran
Namun tidak dipungkiri bahwa masih ada berlangsung. Oleh karena itu, siswa tidak
kendala yang dihadapi selama proses melakukan Aktivitas mendengarkan
pembelajaran berlansung. Kendala-kendala penjelasan guru dan mencatat materi
tersebut antara lain : (a) perhatian guru pelajaran. Selain itu diskusi kelompok
terhadap kelompok yang kurang aktif masih kurang. Aktivitas yang rendah ini
belum optimal.; dan (b) ada beberapa siswa berdampak pula terhadap hasil belajar
yang belum berani untuk mengajukan siswa. Hasil belajar siswa masih di bawah
pertanyaan, baik kepada guru maupun indikator keberhasilan. Keluarnya siswa
temannya. Hasil belajar siklus II sebelum proses pembelajaran berlangsung

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
262

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

dapat diatasi dengan memberikan Temuan pada siklus II diantaranya adalah


pengarahan kepada siswa agar tidak keluar masih ada sebagian kecil siswa yang masih
kelas sebelum proses pembelajaran mengobrol dalam proses
berlangsung. Diskusi kelompok yang pembelajaran.tetapi hal ini dapat di
kurang dapat diatasi dengan cara minimalisir dengan cara memberi teguran.
menambah jumlah lembar kerja sisiwa Selain itu instrumen diskusi, yaitu LKS
(LKS). Dengan demikian siswa tidak akan untuk tiap-tiap siswa tidak terjadi
saling menunggu LKS dari temannya. kekurangan. Siklus II berjalan dengan
Pada siklus I, walaupun hasil belajar lancar untuk proses pembelajaran sehingga
sedikit meningkat tetapi masih ada temuan- hasil belajar siswa berjalan dengan baik.
temuan yang membuat proses pembelajaran
terganggu.Hal-hal yang mengganggu C. Pembahasan
tersebut misalnya, siswa mengobrol pada Pembelajaran yang dilakukan pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran, penelitian ini adalah menggunakan alat
kurang adanya kerjasama dengan siswa lain peraga untuk mempermudah siswa dalam
saat berdiskusi, dan kurangnya komunikasi memahami materi pembelajaran. Siswa
antar siswa. Dengan demikian guru harus tidak terpaku pada pembelajaran yang
melakukan tindakan agar meminimalisir disampaikan guru. Melainkan berdiskusi
terjadinya hambatan-hambatan tersebut. dan bekerjasama untuk mencari
Tindakan guru adalah memberi teguran keingintahuan siswa dalam memahami
kepada siswa yang mengobrol, mengajak materi pembelajaran menggunakan media
siswa untuk lebih aktif lagi saat berdiskusi, gambar.
misalnya memberi pertanyaan atau tugas 1. Perkembangan Kemampuan
tambahan dalam kelompok belajar bagi Menggunakan Media Gambar pada
siswa yang belum aktif. Pada saat siklus I, Pembelajaran IPA
semua instrumen diskusi untuk tiap siswa Penerapan penggunaan media
sudah terpenuhi, tidak ada siswa yang tidak gambar untuk meningkatkan hasil belajar
memiliki instrumen LKS, hal yang IPA dengan kompetensi dasar menjelaskan
dilakukan untuk lebih meningkatkan sumber energi dan manfaatnya dan
Aktivitas siswa dan proses diskusi siswa. urutannya pada siswa kelas IIA SD Negeri
Pada siklus II temuan-temuan yang 78 Pekanbaru dapat dilihat dalam gambar
menghambat proses belajar sedikit sekali berikut:
dilakukan oleh siswa. Hal ini disebabkan a. Hasil Belajar Pra Siklus
siswa sudah terbiasa dengan metode Untuk lebih jelasnya perhatikan
pembelajaran yang digunakan guru saat gambar di bawah ini
menyampaikan pesan dalam pembelajaran.
.
20

15

10

0
Baik Cukup Kurang

Gambar 1. Hasil Belajar Pra Siklus

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
263

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

Berdasarkan gambar di atas, sebagai bahan diskusi. Para siklus pada


diketahui bahwa nilai kemampuan hasil penellitian ini kurang mendapat respon dari
belajar siswa dengan kategori baik siswa, disebabkan siswa belum terbiasa
berjumlah 4 siswa dengan persentase dengan metode yang digunakan oleh guru,
sebesar 3% kemampuan siswa dengan masih ada siswa yang kurang serius
kategori cukup berjumlah 5 siswa dengan memperhatikan demonstrasi dengan media
persentase sebesar 21% dan kemampuan gambar. Oleh karena itu, guru harus lebih
hasil belajar dengan kategori kurang memperhatikan keaktifan siswa saat
berjumlah 30 siswa dengan presentase 77%. mendemonstrasikan media gambar.
Secara keseluruhan, rata-rata kemampuan Misalnya dengan memerhatikan indikator
hasil belajar siswa di pra siklus sebesar keaktifan siswa, demonstrasi, bertanya,
43,08 dengan kategori kurang. mendengarkan uraian, dan mengingat.
Pada pra siklus ada beberapa Dengan demikian temuan pada siklus I
kelompok yang masih bingung dengan harus diantisipasi pada pertemuan untuk
langkah-langkah percobaan yang terdapat siklus I. Catatan yang harus diperbaiki pada
dalam lembar kerja, jadi guru peneliti siklus I adalah membimbing siswa dalam
berkeliling kesetiap kelompok yang diskusi, memberi kesempatan siswa untuk
kesulitan dalam melakukan diskusi. Hal ini bertanya, memberikan kesempatan siswa
terjadi karena siswa belum terbiasa dengan untuk menguraikan media gambar yang
metode yang digunakan oleh guru. dijelaskan.
Sehingga pada siklus I guru masih dominan
membimbing siswa. Tidak hanya cukup b. Hasil Belajar Siklus I
dengan memperagakan media gambar yang Untuk lebih jelasnya perhatikan
dijelaskan, tetapi membimbing siswa dalam gambar di bawah ini.
menemukan jawaban lembar kerja siswa

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang

Gambar 2. Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan gambar di atas, berjumlah 19 siswa dengan presentase 49%.


diketahui bahwa nilai kemampuan hasil Secara keseluruhan, rata-rata kemampuan
belajar siswa dengan kategori baik hasil belajar siswa di siklus I sebesar 61,79
berjumlah 13 siswa dengan persentase dengan kategori cukup. Hasil belajar pada
sebesar 33% kemampuan siswa dengan pra siklus mendapat kategori kurang, hal ini
kategori cukup berjumlah 7 siswa dengan disebabkan kurangnya aktivitas siswa pada
persentase sebesar 18% dan kemampuan saat proses pembelajaran. Hasil belajar
hasil belajar dengan kategori kurang kognitif siswa bisa diperbaiki dengan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
264

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

memperbaiki kualitas pembelajaran oleh komunikasi yang baik antar kelompok


guru dan aktivitas siswa. Hasil belajar belajar dalam berdiskusi. Selain hasil
menunjukan pada prestasi belajar, itu belajar aktivitas siswa pada siklus lebih
merupakan indikator adanya perubahan baik dibanding pada para siklus. Aktivitas
tingkah laku siswa. Hasil belajar sebagai siswa diantaranya bekerjasama, bertanya,
tanda terjadinya perubahan tingkah laku mengeluarkan pendapat, dan mengambil
dalam bentuk perubahan pengetahuan. kesimpulan dapat lebih diaktifkan.
Hasil belajar pada siklus I lebih baik
dibanding pada para siklus. Hal ini karena c. Hasil Belajar Siklus II
dilakukan tindakan, antara lain memberikan Untuk lebih jelasnya perhatikan
pengarahan kepada siswa dalam hal gambar di bawah ini.

35
30
25
20
15
10
5
0
Baik Cukup Kurang

Gambar 3. Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan gambar di atas, yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar


diketahui bahwa nilai kemampuan hasil siswa di siklus II memperoleh kategori
belajar siswa dengan kategori baik baik. Siswa-siswa yang tidak aktif menjadi
berjumlah 38 siswa dengan persentase aktif. Hanya saja masih ada temuan-temuan
sebesar 97% kemampuan siswa dengan pada siklus II diantaranya siswa masih ada
kategori cukup berjumlah 1 siswa dengan yang mengobrol dan sebagian kecil siswa
persentase sebesar 3% dan kemampuan masih ada yang tidak memperhatikan
hasil belajar dengan kategori kurang penjelasan guru.
berjumlah 0 siswa dengan presentase 0%.
Secara keseluruhan, rata-rata kemampuan d. Grafik Nilai Rata-rata Pembelajaran
hasil belajar siswa di siklus II sebesar 82,56 IPA pada Pra Siklus, Siklus I dan
dengan kategori baik. Pada siklus II proses Siklus II
pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa Untuk lebih jelasnya perhatikan
mulai terbiasa dengan penerapan gambar di bawah ini.
pembelajaran menggunakan media gambar

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
265

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4. Nilai Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan II

Berdasarkan hasil rata-rata nilai refleksi, penerapan media gambar dapat


siswa untuk menjelaskan sumber energi dan meningkatkan hasil pembelajaran IPA,
manfaatnya dan urutannya dengan media khususnya kompetensi dasar menjelaskan
gambar mengalami peningkatan. Pada pra sumber energi dan manfaatnya. Hal ini
siklus sebesar 43,08, siklus I sebesar 61,79 dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
dan siklus II sebesar 82,56. Berdasarkan tindakan pada setiap siklusnya. Penerapan
data yang diperoleh pada siklus I, terjadi media gambar dalam proses pembelajaran
peningkatan dan pencapaian indikator yang IPA dapat meningkatkan keterampilan
cukup dan siswa yang mencapai nilai di siswa menjelaskan sumber energi dan
atas KKM sebanyak 20 siswa. Pada siklus manfaatnya dan urutannya. Hal ini dapat
II, terjadi peningkatan dan pencapaian membantu meningkatkan hasil belajar
indikator yang cukup tinggi dan siswa yang siswa. Media gambar dapat memotivasi
mencapai nilai di atas KKM sebanyak 39 siswa untuk bekerja secara kelompok dan
siswa sehingga tidak perlu lagi diadakan memotivasi siswa untuk menjelaskan
siklus selanjutnya dan penelitian sumber energi dan manfaatnya, karena IPA
dihentikan. Untuk pembelajaran IPA dapat membuat siswa percaya diri terampil
selanjutnya, guru dapat menggunakan menjelaskan sumber energi dan
media gambar, karena alat tersebut dapat manfaatnya.
meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar
mata pelajaran IPA siswa kelas IIA SD
Negeri 78 Pekanbaru. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan
e. Pembelajaran Menjelaskan Sumber pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Energi dan Manfaatnya dan penerapan media gambar pada
Urutannya pada Pembelajaran IPA pembelajaran IPA dapat meningkatkan nilai
Pembelajaran menjelaskan sumber rata-rata hasil belajar siswa. kelas IIA SD
energi dan manfaatnya dan urutannya pada Negeri 78 Pekanbaru, hal ini dibuktikan
pembelajaran IPA pada kelas IIA SD dengan:
Negeri 78 Pekanbaru menggunakan media 1. Hasil belajar IPA siswa mengalami
gambar. Alat ini dipilih oleh peneliti karena peningkatan, pada prasiklus rata-rata
dapat mengatasi kesulitan siswa ketika nilai siswa adalah 43,08, pada siklus I
menjelaskan sumber energi dan rata-rata nilai siswa meningkat hingga
manfaatnya. Setelah peneliti melakukan 61,79 dan siswa yang mencapai KKM 9
prosedur PTK, yang dimulai dari siswa (23%). Pada siklus II, nilai rata-
perencanaan, tindakan, observasi, dan rata hasil belajar siswa mencapai 82,56

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
266

Hasil Belajar IPA, Media Gambar


Seriani Panjaitan

dan siswa yang mencapai KKM 39 siswa Tinggi Departemen Pendidikan


(100%). dan Kebudayaan
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang Bandung: Nurani Sejahtera
dilakukan, maka disarankan hal-hal sebagai Hamalik, Oemar. 2003. Media pendidikan.
berikut: Bandung: Citra Aditya Bakti
1. Guru atau peneliti harus lebih Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar
memahami media gambar sebagai Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
pembelajaran yang digunakan, agar Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu
proses pembelajaran berjalan dengan Media Pengajaran. Jogjakarta:
lancar. Diva Perss
2. Pada saat proses pembelajaran, guru atau Iskandar, Srini M.. 2007. Pendidikan Ilmu
peneliti harus tegas dalam memberikan Pengetahuan Alam. Jakarta:
sanksi kepada siswa yang membuat DIKTI
gaduh di dalam kelas agar pembelajaran Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional
tidak terganggu. (Menciptakan Pembelajaran
3. Dalam pembagian kelompok harus Kreatif dan Menyenangkan).
sesuaikan dengan jumlah siswa laki-laki Bandung: Rosda. Cetakan
dan perempuan sehingga pada suatu saat kesembilan
kelompok berjalan dengan lancar karena Noor, Muhammad. 2010. Media
dalam kelompok tersebut tidak Pembelajaran Berbasis Teknologi.
didominasi oleh siswa laki-laki ataupun Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
perempuan. Sadiman, Arif S. 2011. Media Pendidikan,
4. Pengelolaan waktu dalam pembelajaran Pengertian, Pengembangan, dan
harus tepat, sehingga pembelajaran Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
sesuai dengan rencana yang telah dibuat Grafindo Persada
dan mendapatkan hasil optimal. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor–faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA Soelarko, R.M,1995. Audio Visual Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Komunikasi Media Pendidikan.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta: Bimacipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Toharudin, Uus., dkk. 2011. Membangun
Jakarta: Rajawali Press Literasi Sains Peserta Didik.
Baharuddin & Nur Wahyuni. 2007. Teori Bandung: Humaniora
Belajar dan Pembelajaran. Usman Samatowa. 2010. Bagaimana
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Membelajarkan IPA di Sekolah
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Dasar. Jakarta: Departemen
Keterampilan Proses dan Sikap Pendidikan Nasional
Ilmiah Dalam Pembelajaran
Sains-SD. Jakarta: Depdiknas
Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis.
1992. Pendidikan IPA. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |

You might also like