Professional Documents
Culture Documents
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui M 085aefb3
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui M 085aefb3
Seriani Panjaitan
seriani.panjaitan78@gmail.com
SD Negeri 78 Pekanbaru
ABSTRACT
Natural Sciences (IPA) is one of the important lesson in learning. Even for the upper
secondary level or high school level, this subject to one program penjurusan which will
determine the students majoring in College. In addition, this science subjects also joined the
national final examination (UAN) who became the main requirements for students
graduating. The research design used in this research is the class action research (PKT). The
aspect that is observed on each cycle and is the result of the learning and teaching process
subjects source of energy and its benefits using media pictures. The subject of the learning
improvement activities are the students of class 2 SDN 78 Pekanbaru with the number of
students 39 people with the details of 20 students of male and female students 19 people. The
results of research on the pre cycle, the value of the results of the learning science students,
the average 43,08 and there are no students who achieve KKM. Then on the cycle I the results
of learning science students an average of 1.807 and students who achieve KKM 9 students
(23%). At cycle II, the value of the average student learning results reach 82,56 and students
who achieve KKM 39 students (100%). The implementation of the media image can improve
the results of learning science students on the subjects of energy sources and benefits. The
learning process explains the source of energy and its benefits the sequence on each cycle
apply media image and be led by the researchers and observers.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
253
ketidakmampuan siswa ketika diajak tanya Arsyad, 2011) “Apabila media itu
jawab oleh guru tentang materi tersebut. membawa pesan-pesan atau informasi yang
Berdasarkan hal tersebut, bertujuan instruksional atau mengandung
diasumsikan bahwa faktor penyebab maksud-maksud pengajaran maka media itu
rendahnya kemampuan siswa dalam disebut media pembelajaran“. Sementara
memahami pelajaran ilmu pengetahuan itu, Arsyad (2011) menyimpulkan bahwa
alam, khususnya energi dan kegunaannya. “Media pembelajaran adalah komponen
Faktor penyebab dari siswa adalah siswa sumber belajar atau wahana fisik yang
cenderung kurang dapat berimajinasi dan mengandung materi instruksional di
belum mampu berpikir abstrak, sedangkan lingkungan siswa yang dapat merangsang
faktor dari guru adalah kurang siswa untuk belajar” Dari kedua pendapat di
maksimalnya guru dalam menggunakan atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
alat/ bahan yang dapat membantu siswa salah satu alat bantu untuk mempermudah
dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti dalam kegiatan belajar mengajar karena
menyadari banyaknya faktor yang dengan menggunakan media gambar siswa
mempengaruhi rendahnya minat dan hasil lebih gampang memahami materi yang
belajar siswa, salah satu penyebabnya diajarkan.
adalah guru tidak menggunakan media di Levie & Lentz (dalam Arsyad 2011)
dalam mengajar terutama pada materi ilmu Mengemukakan empat fungsi media
pengetahuan alam, media gambar untuk pembelajaran, khususnya media visual,
menjelaskan belum pernah dilakukan. Guru yaitu “fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi
tidak berusaha untuk membuat kognitif, dan fungsi kompensatoris“.
pembelajaran ilmu pengetahuan alam Encyclopedia of Educational Research
khususnya mengenai sumber energi dan (dalam Hamalik 2007) merincikan manfaat
kegunaannya menjadi lebih mudah media pembelajaran sebagai berikut: (1)
dipahami, kecendrungan ini menyebabkan meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam berpikir, oleh karena itu mengurangi
khususnya sumber energi dan kegunaannya verbalisme. (2) memperbesar perhatian
menjadi kurang bermakna. Faktor lain siswa. (3) meletakkan dasar-dasar yang
adalah cara guru mengajar yang masih penting untuk perkembangan belajar, oleh
berpusat pada guru, sementara siswa kurang karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
beraktivitas di dalamnya, mengakibatkan (4) memberikan pengalaman nyata yang
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
Peneliti meyakini media gambar sendiri di kalangan siswa. (5)
akan mampu meningkatkan hasil belajar menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
siswa dalam pembelajaran ilmu continue, terutama melalui gambar hidup.
pengetahuan alam khususnya sumber energi (6) membantu tumbuhnya pengertian yang
dan kegunaannya, hal ini memungkinkan dapat membantu perkembangan
karena media gambar dapat mempermudah kemampuan berbahasa. (7) memberikan
pemahaman siswa dalam memahami pengalaman yang tidak mudah diperoleh.
pelajaran ilmu pengetahuan alam khususnya Dengan cara lain, dan membantu efisiensi
energi dan kegunaannya. Menurut Daryanto dan keragaman yang lebih banyak dalam
(2011) bahwa media adalah “alat yang belajar. Media gambar adalah segala
dapat membantu proses belajar mengajar sesuatu yang diwujudkan secara visual
yang berfungsi memperjelas makna pesan kedalam bentuk dua dimensi sebagai
yang disampaikan sehingga sampai pada curahan atau pun pikiran yang bentuknya
tujuannya.” Menurut Heinich (dalam bermacam-macam seperti lukisan, potret,
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
254
slide, film, strip, opaque projector Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi
(Hamalik, 2007). Media gambar adalah menurut asal katanya, IPA berarti ilmu
media yang paling umum dipakai, yang tentang alam atau ilmu yang mempelajari
merupakan bahasan umum yang dapat peristiwa-peristiwa di alam (Iskandar,
dimengerti dan dinikmati dimana-mana 2007). IPA adalah pengetahuan yang
(Sadiman, 2011). Media gambar merupakan rasional dan obyektif tentang alam semesta
peniruan dari benda-benda dan dengan segala isinya (Darmodjo, 1992).
pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta Menurut Nash (dalam Darmodjo, 1992)
ukurannya relatif terhadap lingkungan IPA adalah cara atau metode untuk
(Soelarko, 1995). mengamati alam yang sifatnya analisis,
Menurut Aehsir (dalam Noor, 2010) lengkap, cermat serta menghubungkan
menyatakan bahwa “tujuan penggunaan antara fenomena alam yang satu dengan
media pembelajaran adalah (1) agar proses fenomena alam yang lainnya.
belajar mengajar yang sedang berlangsung IPA sering disebut juga dengan
dapat berjalan dengan tepat guna dan sains. Sains merupakan terjemahan dari
berdaya guna, (2) untuk mempermudah kata science yang berarti masalah kealaman
guru/ pendidik dalam menyampaikan (nature). Sains adalah pengetahuan yang
informasi materi kepada anak didik, (3) mempelajari tentang gejala-gejala alam
untuk mempermudah bagi anak didik dalam (Usman Samatowa, 2010). Sains adalah
menyerap atau menerima serta memahami pengetahuan yang kebenarannya sudah
materi yang telah disampaikan oleh guru/ diujicobakan secara empiris melalui metode
pendidik, (4) untuk dapat mendorong ilmiah (Toharrudin, dkk., 2011). Sains
keinginan anak didik untuk mengetahui merupakan cara penyelidikan untuk
lebih banyak dan mendalam tentang materi mendapatkan data dan informasi tentang
atau pesan yang disampaikan oleh guru/ alam semesta menggunakan metode
pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengamatan dan hipotesis yang telah teruji
pengertian atau salah paham antara anak (Toharrudin, dkk., 2011). Pembelajaran IPA
didik yang satu dengan yang lain terhadap di SD ditujukan untuk memberi kesempatan
materi atau pesan yang disampaikan oleh siswa memupuk rasa ingin tahu secara
guru / pendidik.” alamiah, mengembangkan kemampuan
Berdasarkan hasil analisis yang bertanya dan mencari jawaban atas
penulis kemukakan dalam analisis fenomena alam berdasarkan bukti, serta
permasalahan tersebut di atas penulis dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah.
merumuskan masalah yaitu ”Apakah Sesuai dengan tujuan pembelajaran
penggunaan media gambar dapat dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat
meningkatkan hasil belajar pembelajaran dipandang sebagai produk, proses dan
IPA dalam materi pokok energi dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di SD
kegunaannya pada siswa di kelas IIA SD harus memuat 3 dimensi IPA tersebut.
Negeri 78 Pekanbaru?” Penelitian ini Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan
bertujuan meningkatkan hasil belajar penguasaan fakta, konsep dan prinsip
melalui media gambar pada pembelajaran tentang alam tetapi juga mengajarkan
IPA kelas II A SDN 78 Pekanbaru. metode memecahkan masalah, melatih
Perlu kita ketahui, IPA merupakan kemampuan berpikir kritis dan mengambil
singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” kesimpulan melatih bersikap objektif,
yang merupakan terjemahan dari bahasa bekerja sama dan menghargai pendapat
Inggris “Natural Science”. Natural berarti orang lain (Usman Samatowa, 2010).
alamiah atau berhubungan dengan alam. Pembelajaran IPA sebaiknya
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
255
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
256
berubah dalam setiap tingkah lakunya. mata pelajaran yang diajarkan, karakteristik
Baharudin dan Esa Nur Wahyumi (2007), siswa atau anak didik, perilaku pendidik
belajar merupakan proses manusia untuk dan tingkat keterampilannya, sasaran
mencapai berbagai macam kompetensi, pembelajaran mata pelajaran, hubungan
ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu
sejak manusia lahir sampai akhir hayat, dan tingkat keragaman media. Menurut
kemampuan manusia untuk belajar Sadiman, dkk (2011) mengemukakan
merupakan karakteristik yang membedakan pemilih media antara lain adalah a)
manusia dengan makhluk lainnya. Belajar bermaksud mendemonstrasikannya seperti
merupakan aktivitas yang dilakukan halnya pada kuliah tentang media, b)
seseorang untuk mendapatkan perubahan merasa sudah akrab dengan media tersebut,
dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
atau pengalaman-pengalaman. Menurut menggunakan proyektor transparansi, c)
Slameto (2010), belajar ialah suatu proses ingin memberi gambaran atau penjelasan
usaha yang dilakukan seseorang untuk yang lebih konkret, dan d) merasa bahwa
memperoleh suatu perubahan tingkah laku media dapat berbuat lebih dari yang bisa
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dilakukan, misalnya untuk menarik minat
pengalamannya sendiri dalam interaksi atau gairah belajar siswa.
dengan lingkungannya. Bundu (2006) 2. Fungsi Media pada Pembelajaran
menjelaskan hakikat belajar adalah “Kata Menurut Arsyad (2011) fungsi
media berasal dari bahasa latin medius yang utama media pembelajaran adalah sebagai
secara harfiah berarti tengah, perantara atau alat bantu mengajar yang turut
pengantar”. Dalam bahasa Arab media mempengaruhi iklim, kondisi, dan
adalah perantara atau pengantar pesan dari lingkungan belajar yang ditata dan
pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, diciptakan oleh guru. Menurut Hamalik
2011). Menurut Gerlach dan Ely yang (dalam Arsyad, 2011) bahwa pemakaian
dikutip oleh Arsyad (2011), media apabila media pembelajaran dalam proses belajar
dipahami secara garis besar adalah manusia, mengajar dapat membangkitkan keinginan
materi dan kejadian yang membangun dan minat yang baru, membangkitkan
kondisi yang membuat siswa mampu motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku psikologis terhadap siswa.
teks, dan lingkungan sekolah merupakan 3. Jenis Media Pembelajaran
media. Sedangkan menurut Criticos yang Sejalan dengan perkembangan
dikutip oleh Daryanto (2011) media teknologi, maka media pembelajaran pun
merupakan salah satu komponen mengalami perkembangan melalui
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan pemanfaatan teknologi itu sendiri.
dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan teknologi tersebut, Arsyad
1. Penggunaan dan Pemilihan Media (2011) mengklasifikasikan media atas
Pembelajaran empat kelompok, yaitu : (a) media hasil
Menurut Strauss dan Frost dalam teknologi cetak; (b) media hasil teknologi
Indriana (2011) mengidentifikasikan audio-visual; (c) media hasil teknologi yang
sembilan faktor kunci yang harus menjadi berdasarkan computer; dan (d) media hasil
pertimbangan dalam memilih media gabungan teknologi cetak dan komputer. Di
pengajaran. Kesembilan faktor kunci antara media pendidikan, gambar adalah
tersebut antara lain batasan sumber daya media yang paling umum dipakai. Dia
institusional, kesesuaian media dengan merupakan bahasa yang umum, yang dapat
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
257
dimengerti dan dinikmti dimana-mana. penelitian ini adalah: (a) lembar kerja
Oleh karena itu, pepatah Cina yang kelompok; dan (b) lembar tes tertulis
mengatakan bahwa sebuah gambar berupa pilihan ganda yang berjumlah
berbicara lebih banyak daripada seribu kata. masing-masing setiap siklus 10 soal,
Media gambar sesuai kelompoknya digunakan untuk mengetahui hasil belajar
merupakan media visual dua dimensi pada IPA siswa dari satu siklus ke siklus
bidang tidak transparan. Menurut Arsyad berikutnya. Teknik pengumpulan data pada
(2011) media gambar termasuk dalam penelitian ini, yaitu teknik tes. Teknik tes
bentuk visual berupa gambar representasi dilakukan untuk mendapatkan data
seperti gambar, lukisan, atau foto yang kuantitatif tentang hasil belajar siswa. Jenis
menunjukkan bagaimana tampaknya suatu tes yang digunakan berupa tes formatif.
benda. Sedangkan menurut Oemar (2003) Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini
berpendapat bahwa gambar adalah segala yaitu hasil belajar siswa menjelaskan
sesuatu yang diwujudkan secara visual sumber-sumber energi dan manfaatnya.
dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan Teknik analisis yang digunakan adalah:
perasaan atau pikiran. 1. Persentase pencapaian hasil belajar
siswa diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100%
Rancangan penelitian yang 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Nilai hasil belajar adalah :
penelitian tindakan kelas (PTK) atau a. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Classroom Action Research dengan kajian diperoleh dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
berdaur ulang yang terdiri dari empat 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, lebih jelasnya Ketuntasan hasil belajar berdasarkan
digambarkan sebagai berikut. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal di kelas II A
alur di atas maka hal pertama yang harus SD Negeri 78 Pekanbaru yaitu :
dilakukan adalah merencanakan proses 1. Bila nilai siswa ≥ 60, maka
belajar mengajar, melakukan tindakan dikategorikan tuntas (T)
pembelajaran, mengamati tindakan yang 2. Bila nilai siswa < 60, maka
dilakukan, dan terahir adalah merefleksikan dikategorikan belum tuntas (BT)
hasil pembelajaran sehingga dapat
melakukan perencanaan yang lebih matang. Untuk kategori nilai rata-rata hasil
Penelitian dilaksanakan di SDN 78 belajar menggunakan Arikunto (2010)
Pekanbaru kelas II A. Penelitian tindakan yaitu:
kelas ini berlangsung pada semester ganjil 1. Bilai nilai siswa ≥ 66, maka
tahun pelajaran 2014-2015. Pelaksanaan dikategorikan baik.
perbaikan pembelajaran sebanyak dua 2. Bila 55 ≤ nilai siswa < 65, maka
siklus yaitu siklus I dilakukan dua kali dikategorikan cukup.
pertemuan dan siklus II dilakukan dua kali 3. Bila nilai siswa < 55 maka kurang.
pertemuan. Subjek dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas
IIA SDN 78 Pekanbaru dengan jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa 39 orang dengan rincian 20 orang
A. Hasil Penelitian
siswa laki-laki dan 19 orang siswa Penelitian tindakan kelas ini
perempuan. Instrumen penilaian dalam dilakukan di kelas II A SDN 78 Pekanbaru.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
258
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
259
Berdasarkan tabel di atas, diketahui kepada siswa untuk bertanya dan menjawab
bahwa nilai kemampuan hasil belajar siswa pertanyaan; dan (d) menggunakan waktu
dengan kategori baik berjumlah 1 siswa yang efektif dan efesien.
dengan persentase sebesar 3% kemampuan
siswa dengan kategori cukup berjumlah 8 2. Pembelajaran Siklus I
siswa dengan persentase sebesar 21% dan a. Pelaksanaan
kemampuan hasil belajar dengan kategori Siklus I dilakukan sebanyak dua kali
kurang berjumlah 30 siswa dengan pertemuan, satu kali pembelajaran dan satu
presentase 77%. Secara keseluruhan, rata- kali tes akhir. Pertemuan pertama
rata kemampuan hasil belajar siswa di pra berlangsung selama 2 x 45 menit dan
siklus sebesar 43,08 dengan kategori dilaksanakan pada Jum’at, 5 September
kurang. 2014 pada pukul 07.30-8.50 WIB diikuti
c. Refleksi oleh 39 siswa. Materi pembelajaran pada
Berdasarkan hasil tindakan pra pertemuan pertama siklus I, guru
siklus dan pengamatan yang dilakukan oleh menjelaskan dan mendemonstrasikan
guru dalam melaksaanakan pembelajaran mengenai materi membandingkan sumber
menggunakan alat peraga benda asli, masih energi dan manfaatnya. Alat peraga yang
banyak kendala yang dihadapi oleh guru. disediakan oleh guru adalah berupa gambar
Selain faktor dari guru peneliti, pengelolaan yang sudah didesain untuk media
pembelajaran masih kurang baik pembelajaran mengenai sumber energi dan
disebabkan dari siswa itu sendiri, misalnya: manfaatnya dan contoh-contoh di sekitar
(a) siswa kurang serius memperhatikan lingkungan, berupa alat belajar. Selanjutnya
penjelasan dan demontrasi guru peneliti; (b) guru memberikan LKS, membandingkan
siswa belum terbiasa dengan pembelajaran sumber energi dan manfaatnya dan siswa
yang diberikan oleh guru peneliti; (c) ditugaskan mengerjakan LKS, siswa diajak
kurangnya kerja sama antar siswa dalam berdiskusi mempresentasikan hasil
berdiskusi menggunakan LKS, dan pekerjaan mereka. Kemudian hasil
komunikasi; dan (d) dalam presentasi pekerjaan LKS mereka dikumpulkan untuk
masing-masing kelompok belum dinilai oleh guru. Pada pertemuan kedua,
memanfaatkan memanfatkan alat peraga Senin 8 September 2014, guru memberikan
dan sebagian siswa ribut atau mengobrol sedikit tes awal berupa tanya jawab selama
sesama siswa. Berdasarkan refleksi pada 10 menit untuk mengulang ingatan siswa
pra siklus, maka dapat direkomendasikan pada pertemuan sebelumnya.
perbaikan untuk guru peneliti agar tidak b. Hasil Kemampuan Belajar Siswa
terulang pada siklus berikutnya. Hasil kemampuan belajar siswa
Rekomendasi untuk siklus I adalah: (a) diperoleh dengan melakukan tes evaluasi
membimbing siswa dalam berdiskusi dan yang berjumlah 10 soal disetiap akhir
melakukan presentasi; (b) membangun siklus. Data kemampuan hasil belajar siswa
komunikasi yang baik dengan siswa; (c) pada siklus I secara umum dapat dilihat
memberikan kesempatan yang lebih banyak pada tabel di bawah ini.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
260
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
261
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
262
15
10
0
Baik Cukup Kurang
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
263
20
15
10
0
Baik Cukup Kurang
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
264
35
30
25
20
15
10
5
0
Baik Cukup Kurang
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
265
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
266
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |