You are on page 1of 10

JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 7 No.

2 Juli 2020
P-ISSN: 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online)
http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JPE

PENGEMBANGAN MEDIA EMODUL BERBASIS MULTIPLE


INTELLEGENCES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
STRUKTUR BUMI

Sinta Aniati1, I Nyoman Sudana Degeng2, Sugito3, Utama Alan Deta4


1,3
Program Pascasarjana, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
4
Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Surabaya
email: shint.first@gmail.com
email: nyoman.sudana.d.fip@um.ac.id
email: sugitounipa@gmail.com
email: utamadeta@unesa.ac.id

Abstract: In science learning students should build their own knowledge by discovering
concepts through observing and investigating natural phenomena. The limitations media make
it difficult for teachers to teach material learning. In the earth material structure students need
direct observation because the nature of the material tends to be abstract. Students need to
concretize the abstract concept into a concrete concept. Therefore, the purpose of this research
to determine attractiveness of emodule media science learning based on multiple intelligences
of earth structure material and differences in understanding of concept between control and
experimental class that use emodule. This research and development uses R&D with Borg and
Gall adapted development model. The subjects of this research were 120 seventh grade students
at SMP Negeri 1 Sugio. Instruments used was a validation sheet, a questionnaire of elegability
and product attractiveness for students, as well as a test sheet. The media development result
have valid and suitable for use with average validity 88.30% from material expert, design, and
science teacher. The research results obtained media attractiveness value 77.8% . The Z test
obtained significance 0.00 so that it can be concluded that learning media is interesting for
students. From t test on posttest value, obtained significance 0.00. This means that there are
differences in the results of understanding concept of earth structure material between student
at control and experimental class.

Keywords: media, emodule, multiple intelligences, the earth structure

Abstrak: Dalam pembelajaran IPA siswa hendaknya membangun pengetahuan mereka sendiri
dengan menemukan konsep melalui pengamatan dan penyelidikan fenomena alam.
Keterbatasan media menjadikan guru kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Pada materi struktur bumi siswa memerlukan pengamatan langsung karena sifat materi
tersebut cenderung abstrak. Siswa perlu mengkonkritkan konsep yang abstrak tersebut menjadi
konsep konkret. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemenarikan
media pembelajaran IPA emodul berbasis multiple intellegences materi struktur bumi dan
perbedaan pemahaman konsep antara kelas kontrol dan eksperimen yang menggunakan
emodul. Penelitian dan pengembangan ini memakai model penelitian R&D dengan model
pengembangan Borg and Gall yang telah diadaptasi. Subjek dari penelitian ini adalah 120
siswa kelas tujuh yang ada di SMP Negeri 1 Sugio. Instrumen yang digunakan berupa lembar
validasi, angket kelayakan dan kemenarikan produk bagi siswa, serta lembar tes. Hasil
pengembangan media memenuhi kriteria valid dan layak digunakan dengan rata-rata tingkat
kevalidan 88,30% dari ahli materi, desain, dan guru IPA. Hasil penelitian memperoleh nilai
kemenarikan media sebesar 77,8% .Uji Z mendapatkan nilai signifikansi 0,00 sehingga dapat
disimpulkan media pembelajaran menarik bagi siswa. Dari uji t terhadap nilai postes

103
104 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.2 Juli 2020

didapatkan signifikansi 0,00. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep
materi struktur bumi antara siswa kelas kontrol dan eksperimen.

Kata Kunci: media, emodul, multiple intellegences, struktur bumi

PENDAHULUAN jelas, (3) belum adanya pembelajaran


Pembelajaran IPA sedapat mungkin kompetensi ketrampilan yang dilatihkan,
dilakukan sesuai dengan karakteristik IPA. dan (4) belum adanya pembahasan dari
IPA merupakan proses dinamis mencari kegiatan dalam buku ajar sehingga siswa
pengetahuan melalui mencari, menyelidiki, kesulitan mengaitkan kegiatan yang mereka
dan memverivikasi perilaku alam yang lakukan dengan konsep yang dipelajari.
terjadi di lingkungan sekitar (Nowrgu & Keterbatasan bahan ajar menjadikan
Otum, 2014). Siswa hendaknya guru mengalami kesulitan dalam
membangun pengetahuan mereka sendiri membelajarkan konsep struktur bumi.
dengan menemukan konsep melalui Konsep tentang bumi dan fenomena yang
kegiatan pengamatan dan penyelidikan ada di dalamnya seperti lapisan penyusun
fenomena alam di lingkungan sekitar bumi, pergerakan lempeng, gempa bumi,
mereka. Dalam pembelajaran IPA siswa gunung berapi, dan siklus hidrologi yang
dilatih berfikir kritis untuk mencari jawaban dalam buku ajar hanya sebatas gambar,
atas masalah yang mereka hadapi dengan membuat siswa kesulitan memahami proses
menemukan hubungan antar fakta yang ada. yang sebenarnya terjadi. Hal ini akhirnya
Pada materi struktur bumi, gempa berdampak pada tidak tercapainya hasil
bumi, dan gunung api siswa memerlukan belajar yang sesuai dengan standar KKM.
pengamatan langsung karena sifat materi Pemahaman konsep dalam konteks
tersebut cenderung abstrak (Mahmudah et IPA adalah kemampuan siswa dalam
al, 2018). Untuk membangun pengetahuan menghubungkan konsep satu sama lain
mereka sendiri dalam mempelajari struktur sehingga bisa diterapkan untuk
bumi, siswa perlu mengkonkritkan konsep memecahkan masalah (Holme et al, 2015).
yang abstark tersebut menjadi konsep Pemahaman konsep IPA harus dikuasai
konkret. Pemahaman konsep mengenai oleh siswa, hal ini dikarenakan konsep IPA
struktur bumi akan menjadi lebih baik saling berkaitan satu sama lain. Rendahnya
apabila siswa diajak mengamati fenomena pemahaman konsep sebelumnya
langsung yang terjadi pada struktur bumi. menyebabkan siswa mengalami kesulitan
Berdasarkan wawancara yang memahami konsep lain yang saling
dilakukan pada guru IPA kelas VII SMP berhubungan.
Negeri 1 Sugio, hasil belajar siswa materi Media pembelajaran dapat
struktur bumi banyak yang belum memberikan kesamaan pengalaman kepada
memenuhi standar KKM (Kriteria siswa tentang peristiwa-peristiwa di
Ketuntasan Minimal). Guru juga lingkungan mereka, serta memungkinkan
menunjukkan bahwa media pembelajaran terjadinya interaksi langsung dengan guru,
yang digunakan dalam materi struktur bumi masyarakat, dan lingkungan sekitarnya
hanya terbatas dalam bentuk bahan ajar (Suherman, 2009). Media pembelajaran
cetak. Hasil pengamatan peneliti terhadap yang sesuai dapat memberikan pengalaman
bahan ajar yang digunakan di sekolah tentang peristiwa yang tidak mungkin
tersebut ditemukan beberapa masalah dialami secara langsung. Selain itu media
sebagai berikut: (1) bahasa pada buku ajar pembelajaran juga memberikan fenomena
sebagian besar berorientasi pada penulis nyata dari konsep yang bersifat abstrak. Hal
bukan pada siswa, (2) penjelasan pada buku ini diperkuat oleh Hasanudin (2017) bahwa
ajar belum bisa memvisualisasikan lapisan media dapat digunakan untuk menyalurkan
bumi dan fenomena di dalamnya secara pesan dari pengirim ke penerima sehingga
Aniati, Pengembangan Media Emodul…..105

dapat merangsang pikiran, perasaan, Semenjak munculnya teori ini, teori


perhatian, dan minat siswa sedemikan rupa, multiple intelligence dirasa teori kecerdasan
sehingga proses belajar terjadi (Hasanudin, paling mutakhir yang mampu mengusung
2017). konsep pembagian kecerdasan pada diri
Emodul berupa modul yang berbasis manusia (Hasanudin & Fitrianingsih, 2020).
teknologi komputer dan berisi penggalan- Penjabaran ketujuh kecerdasan
penggalan dengan pertanyaan di setiap menurut Gadner adalah sebagai berikut: (1)
penggalan agar membuat pengguna lebih kecerdasan bahasa merupakan kecakapan
mudah memahami materi. Restrukturisasi berpikir dengan kata-kata dan bahasa, (2)
materi dalam media emodul dibuat dengan kecerdasan matematis logis merupakan
penambahan ilustrasi gambar, animasi, dan kecakapan memecahkan perhitungan
video (Meilinda et al, 2009). Emodul matematis, (3) kecerdasan spasial
merupakan variasi dari modul cetak yang merupakan kecakapan memvisualisasikan
biasa digunakan. Teknologi informasi gambar, (4) kecerdasan spasial kinestetis
dimanfaatkan dalam emodul sehingga tubuh merupakan kecakapan dalam gerakan
sajian yang diberikan lebih interaktif dan dan ketrampilan kecekatan kinestetik tubuh,
menarik. Dalam emodul kita bisa (5) kecerdasan musikal merupakan
menambahkan multimedia (gambar, kecakapan menghargai musik, melodi, dan
animasi, audio, dan video) dan evaluasi nada, (6) kecerdasan interpersonal
interaktif sehingga interaksi antara sumber merupakan kecakapan berinteraksi dengan
belajar dan siswa dapat leih terbangun. orang lain, dan (7) (kecerdasan
Emodul adalah sarana belajar yang intrapersonal merupakan kecakapan
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan memahami diri sendiri dan orang lain.
karena emodul bisa digunakan dimana saja Inti dari pembelajaran berbasis
dan kapan saja. Karena merupakan majemuk adalah bagaimana seorang
penggabungan dari media cetak dan pendidik mengemas gaya mengajar agar
computer, maka emodul dapat menyajikan mudah dipahami peserta didik, yaitu
informasi secara terstruktur, menarik, serta dengan pengenalan kecerdasan yang
memiliki tingkat interaktifitas yang tinggi. mereka miliki (Munif Chatib, 2012).
Selain itu, proses pembelajaran tidak lagi Peserta didik dalam hal ini siswa, tidak
bergantung pada instruktur sebagai satu- hanya belajar dengan menggunakan salah
satunya sumber informasi (Gunadharma, satu kecerdasan yang mereka miliki, tetapi
dalam Sugianto et al, 2013). E-modul juga dengan mengkombinasikan beberapa
sangat memberikan kontribusi pada kecerdasan lain yang ada pada diri mereka.
pembelajaran era digital dan mudah Hal ini dimaksudkan untuk
bersahabat dengan kaum milenial mengoptimalkan beberapa kecakapan yang
(Hasanudin, 2020). mereka miliki untuk meningkatkan hasil
Pengembangan emodul pada mata pembelajaran.
pelajaran IPA sejauh ini terus mengalami Berdasarkan latar belakang
perkembangan dan belum menemukan permasalahan di atas, perlu adanya solusi
masalah yang berarti. Penelitian untuk membelajarakan IPA khususnya
pengembangan emodul pada pokok bahasan materi struktur bumi. Dalam penelitian ini,
interaksi makhluk hidup dengan peneliti mencoba mengembangkan media
lingkungannya, berdasarkan uji validitas pembelajaran emodul berbasis multiple
ahli dan tanggapan dari siswa, emodul yang intellegences materi struktur bumi. Emodul
dikembangkan valid dan efektif untuk menggunakan aplikasi android studio,
digunakan serta mampu meningkatkan hasil aplikasi photoshop untuk pembuatan info
belajar siswa (Samiasih et al, 2017). grafis, dan aplikasi after effect untuk
Pada dasarnya manusia mempunyai pembuatan animasi. Emodul ini dapat
tujuh jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan digunakan tanpa harus terkoneksi internet
bahasa, matematis logis, spasial, kinestetis, dan dilengkapi info grafis, video, animasi
jasmani, musical, interpersonal, dan yang mendukung materi pembelajaran,
kecerdasan intrapersonal (Gadner, 1983). serta latihan soal. Penelitian ini memiliki
106 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.2 Juli 2020

tujuan untuk mengetahui kemenarikan a. Tahap Prapengembangan


media pembelajaran IPA emodul berbasis Pada tahap ini dilakukan analisis
multiple intellegences materi struktur bumi terhadap kompetensi dan konsep-konsep
di SMP dan mengetahui perbedaan yang akan dibelajarkan ke dalam media
pemahaman konsep siswa yang ada di kelas emodul yang dikembangkan. Tahap ini
kontrol dan eksperimen dalam meliputi kegiatan mengakaji kurikulum
menggunakan emodul tersebut. yang ada, pengamatan lapangan,
penyeleksian materi dan bahan, serta
METODE PENELITIAN penyusunan draf media emodul.
Model penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model b. Tahap Pengembangan Produk
penelitian R&D (Research and Pada tahap ini dilakukan pengelolaan
Development) yang berorientasi pada isi dan struktur, penyusunan kegiatan dalam
produk dalam bidang pendidikan pembelajaran, kegiatan praktikum, dan
(Sugiyono, 2012). Sedangkan model instrumen penilaian.
pengembangan dalam penelitian ini
menggunakan pada model pengembangan c. Tahap Validasi dan Revisi
Borg dan Gall yang efektif dalam Kegiatan pada tahap ini bertujuan
mengembangkan media yang peneliti mengetahui kelayakan draf awal hasil dari
lakukan. tahap pengembangan. Hasil akhir dari tahap
Penelitian dilakukan pada 120 siswa ini adalah draf media emodul yang lebih
kelas VII di SMP Negeri 1 Sugio tahun sempurna. Validasi produk dilaksanakan
ajaran 2019/2020. Teknik sampling yang melalui telaah dari kelompok ahli, yaitu
digunakan adalah simple random sampling ahli materi, ahli desain, dan praktisi/guru
karena anggota populasi dianggap homogen mata pelajaran. Kegiatan validasi produk
yaitu sama-sama berada pada kelas VII. dilakukan oleh ahli materi, desain, dan guru
Instrumen yang digunakan adalah lembar IPA. Kualifikasi ketiga ahli sebagai
validasi materi, desain, dan guru mata validator adalah sebagai berikut: (1) dosen
pelajaran; angket kelayakan bagi siswa, universitas atau guru dengan pendidikan
angket kemenarikan bagi siswa, dan lembar formal minimal gelar master dalam
tes. Teknik analisis data yang digunakan program studi fisika atau teknologi
adalah teknik analisis pada media pendidikan, (2) menguasai multimedia, dan
pembelajaran dan nilai tes. (3) menguasai materi ilmu bumi. Hasil
Prosedur pengembangan Borg dan evaluasi dari kelompok ahli selanjutnya
Gall diadaptasi menjadi empat tahap, yaitu digunakan sebagai bahan acuan dalam
tahap prapengembangan, tahap perbaikan media emodul.
pengembangan produk, tahap validasi dan Rata-rata hasil penilaian validator
revisi, dan tahap uji coba lapangan. ditentukan oleh presentase dan kategori
menurut Tabel 1:

Tabel 1. Kategori Validitas dan Kelayakan Emodul (Sugiyono, 2012)


Presentase
Tingkat Validasi Kriteria Kelayakan
(%)
90-100 Sangat valid sangat layak, tidak perlu revisi
75-89 valid layak, tidak perlu revisi
65-74 Cukup valid Cukup layak, perlu revisi
55-64 Kurang valid Kurang layak, perlu revisi
0-54 Sangat tidak valid tidak layak, revisi total

Emodul IPA berbasis multiple pembelajaran dalam proses belajar siswa


intellegences yang dikembangakan apabila memperoleh skor validasi
sudah dapat dipergunakan sebagai media minimal 70.
Aniati, Pengembangan Media Emodul…..107

d. Tahap Uji Coba Lapangan telah sempurna dan dapat digunakan oleh
Tahap uji coba lapangan melibatkan siswa.
15 siswa kelas VII. Siswa yang dilibatkan Angket yang diberikan kepada siswa
dalam uji coba lapangan terdiri dari mengandung penilaian dari aspek rekayasa
masing-masing lima siswa dengan prestasi perangkat lunak, komunikasi visual, dan
belajar rendah, sedang, dan tinggi. Tahapan pembelajaran dalam media. Selanjutnya
ini diperlukan untuk mengetahui apakah kategori kelayakan media pembelajaran
draf produk media emodul yang telah untuk siswa seperti ditunjukkan pada tabel
dikembangkan pada tahap sebelumnya 2.
layak digunakan oleh siswa. Hasil akhir
dari tahap ini adalah produk emodul yang

Tabel 2. Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran untuk Siswa


Skor Kriteria Rentang Nilai
5 Sangat layak 4,2 < x
4 layak 3,4 < x ≤ 4,2
3 Cukup layak 2,6 < x ≤ 3,4
2 Kurang layak 1,8 < x ≤ 2,6
1 Sangat kurang layak x ≤ 1,8

Setelah diketahui media design yaitu sebuah sampel kelas diberikan


pembelajaran yang dikembangkan valid dan tes awal (pretes) untuk mengetahui
layak untuk digunakan oleh siswa, maka pengetahuan awal siswa. Setelah
dilakukan penelitian untuk mengetahui mendapatkan data tersebut, peneliti
kemenarikan media emodul dan perbedaan memberikan perlakuan berupa
pemahaman konsep antara siswa kelas pembelajaran menggunakan media
kontrol dan eksperimen dalam pembelajaran emodul berbasis multiple
menggunakan media emodul. intellegences. Kemudian diberikan tes
Prosedur penelitian yang dilakukan setelah perlakuan (postes). Rancangan
menggunakan one group pretest-posttest penelitian disusun menurut tabel 3:

Tabel 3. Rancangan Penelitian


Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Tabel diadaptasi dari Cranmer (2017)

Kemenarikan media pembelajaran siswa ditentukan oleh presentase dan


Emodul berbasis multiple intellegences kriteria menurut tabel 4.
dapat dilihat dari hasil jawaban angket
respon siswa. Rata-rata hasil angket respon

Tabel 4. Kriteria Kemenarikan Emodul


Presentase (%) Tingkat Kemenarikan
90-100 Sangat menarik
70-89 menarik
50-69 Cukup menarik
55-64 Kurang menarik
0-49 Tidak menarik
Tabel diadaptasi dari Elice (2016)

Media pembelajaran IPA emodul media pembelajaran dalam kegiatan belajar


berbasis multiple intellegences yang disekolah jika memiliki skor kemenarikan
dikembangkan dianggap menarik sebagai minimal 70. Kemenarikan media
108 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.2 Juli 2020

pembelajaran selanjutnya dianalisis dengan normalitas dan homogenitas data. Semua


menggunakan uji Z dua pihak pengujian tersebut dilakukan menggunakan
menggunakan software analisis Statistical software SPSS 19.
Package for Social Sciences (SPSS) 19 for
windows. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan pemahaman konsep Model penelitian R&D (Research
struktur bumi antara siswa kelas kontrol and Development) dengan model
dan eksperimen dapat diketahui dengan uji t pengembangan Borg and Gall yang telah
terhadap nilai postes yang diberikan setelah diadaptasi terlaksana dengan baik. Hasil
pembelajaran selesai. Sebelum dilakukan validasi produk media pembelajaran
uji t, harus dilakukan uji persyaratan mendapatkan data kuantitatif seperti pada
analisis untuk memenuhi persyaratan uji tabel 5.
statistik parametrik yang meliputi uji

Tabel 5. Hasil Validasi Emodul


No Ahli Presentase Kategori
1 Materi 94,0% Sangat valid
2 Desain 85,0% Valid
3 Guru IPA 86,0% Valid
Rata-rata 88,3% Valid

Ahli materi memberikan hasil perbaikan mengenai format penulisan


validasi nilai rata-rata sebesar 94,0%. Dari emodul disesuaikan dengan format
nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan penulisan buku dan pemilihan jenis huruf
bahwa media emodul layak dan valid sesuai yang lebih menarik dan mudah dibaca.
kategori validitas dan kelayakan pada tabel Media valid dan layak setelah dilakukan
1. Perbaikan produk perlu dilakukan perbaikan berdasarkan masukan dari ahli
berdasarkankan data kualitatif hasil validasi desain, yaitu dengan penulisan format
materi yakni : (1) perlu penambahan tujuan emodul yang disesuaikan dengan format
pembelajaran dengan ranah pengetahuan penulisan buku dan penggunaan tipe huruf
tingkat tinggi, (2) perlu penambahan tujuan “Verdana” yang lebih menarik dan mudah
pembelajaran yang mencantumkan terbaca oleh siswa.
kompetensi ketrampilan, dan (3) perlu Guru mata pelajaran IPA
penambahan gambar dan video nyata pada memberikan nilai validasi rata-rata sebesar
media dan bukan hanya sekedar animasi. 86,0 %. Nilai validasi tersebut
Selanjutnya perbaikan dilakukan menunjukkan bahwa media emodul valid
berdasarkan saran ahli materi sehingga dan layak. Dari komentar guru diketahui
media valid dan layak sebagai berikut: (1) perlu beberapa perbaikan yakni: (1)
penambahan tujuan pembelajaran siswa penataan urutan materi harus disusun lebih
mampu menganalisis proses terjadinya urut, (2) soal yang diberikan pada latihan
pergerakan lempeng bumi, (2) penambahan harus disusun urut berdasarkan urutan
tujuan pembelajaran siswa mampu materi yang dipelajari, dan (3) perlu
menyajikan tindakan evakuasi bencana pengacakan pilihan jawaban pada latihan
alam dalam bentuk poster, dan (3) soal apabila dilakukan pengulangan
penambahan gambar bumi yang ditangkap pengerjaan soal. Revisi dilakukan
oleh satelit dan video nyata proses berdasarkan saran guru sehingga media
terjadinya gunung meletus. valid dan layak digunakan dengan rincian
Nilai rata-rata yang diberikan oleh sebagai berikut: (1) penataan materi lebih
ahli desain sebesar 85,0%. Berdasarkan diurutkan, (2) penataan latihan soal lebih
tabel 1, dapat diketahui bahwa media diurutkan berdasarkan urutan materi yang
pembelajaran valid dan layak untuk dipelajari, dan (3) dilakukan pengacakan
digunakan. Data kualitatif berupa komentar pilihan jawaban pada latihan soal apabila
ahli desain menyarankan beberapa dilakukan pengulangan pengerjaan soal.
Aniati, Pengembangan Media Emodul…..109

Secara menyeluruh diperoleh nilai rata-rata Dari tahap uji coba lapangan yang
dari ketiga validator sebesar 88,3%, dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
sehingga dapat disimpulkan media emodul
valid dan layak dipakai dalam kegiatan
pembelajaran.

Tabel 6. Hasil Uji Coba Lapangan


No Aspek Skor Rata-rata Kriteria
1 Rekayasa Perangkat Lunak 3,24 Layak
2 Komunikasi Visual 3,37 Layak
3 Pembelajaran 3,32 Layak
Rata-rata 3,31 Layak

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa Selanjutnya tingkat kemenarikan


skor rata-rata dari aspek rekayasa perangkat siswa pada media pembelajaran IPA
lunak, komunikasi visual, dan pembelajaran Emodul berbasis multiple intellegences
sebesar 3,31. Merujuk pada tabel 2, maka dapat diketahui dari jawaban angket
dapat diketahui bahwa media emodul yang kemenarikan terhadap media emodul oleh
dikembangkan termasuk kategori cukup siswa. Angket kemenarikan diberikan
layak. Media pembelajaran emodul kepada 60 siswa kelas VII SMP Negeri 1
dianggap siswa cukup layak untuk mereka Sugio yang sudah diberikan pretes,
manfaatkan dalam proses pembelajaran. perlakuan (treatment) dan postes. Respon
Siswa merasa cukup memahami materi dan siswa kelas eksperimen terhadap 16 butir
tertarik belajar menggunakan media pertanyaan dalam angket media
pembelajaran IPA emodul berbasis multiple pembelajaran emodul ditunjukkan pada
intellegences materi struktur bumi. gambar berikut:

Nilai Kemenarikan Terhadap Media


Pembelajaran Emodul
95,0

90,0

85,0

80,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516

Gambar 1. Hasil Angket Kemenarikan Terhadap Media Pembelajaran

Dari gambar 1 di atas dapat dilihat siswa terhadap media pembelajaran sebesar
bahwa nilai tertinggi sebesar 91,7% pada 77,8%.
butir item nomor 15, dimana siswa merasa Selanjutnya hasil penilaian angket
sangat mudah memahami materi dan dapat siswa terhadap kemenarikan media
menyelesaikan soal yang ada dalam latihan pembelajaran dianilisis menggunakan uji Z
soal dengan bantuan media pembelajaran menggunakan SPSS. Dari hasil Uji Z,
IPA Emodul berbasis multiple intellegences didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,00.
pada materi struktur bumi. Nilai minimum Karena 0,00 < 0,05 maka dapat
ada pada butir item angket nomor 2, yakni disimpulkan bahwa media pembelajaran
sebesar 84,0% siswa yang merasa tertarik IPA Emodul berbasis multiple intellegences
sebelum memulai pembelajaran. Secara menarik bagi siswa kelas VII di SMP
keseluruhan nilai rata-rata kemenarikan Negeri 1 Sugio.
110 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.2 Juli 2020

Peneliti melakukan uji normalitas berikut:


pada nilai pretes siswa dengan hasil sebagai

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes


Kelas Sig. Kolmogorov-Smirnova Sig. Shapiro-Wilk
Kontrol 0,14 0,22
Eksperimen 0,16 0,21

Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui bahwa nilai pretes kelas kontrol dan kelas
pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai eksperimen adalah sama atau homogen.
signifikansinya 0,14 pada kelas kontrol dan Pemahaman konsep materi struktur
0,16 pada kelas eksperimen. Pada kolom bumi dengan menggunakan media
Shapiro Wilk nilai signifikansinya 0,22 pembelajaran IPA emodul berbasis multiple
pada kelas kontrol dan 0,21 pada kelas intellegences pada materi struktur bumi
eksperimen. Nilai-nilai tersebut lebih dari diukur dari hasil nilai postes setelah
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran selesai dilakukan. Nilai
seluruh data penelitian terdistribusi normal. postes pada kelas kontrol dan eksperimen
Uji homogenitas yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
terhadap nilai pretes mendapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,961. Karena nilai
0,961 > 0,05 maka dapat disimpulkan

Tabel 8. Hasil Nilai Postes


Nilai
Kelas Siswa tuntas KKM
Minimal Maksimal Rata-rata
Kontrol 60,0 96,0 80,7 22
Eksperimen 72,0 100,0 86,9 30

Dari tabel 8 di atas dapat diketahui postes yang memenuhi standar. Pemahaman
seluruh siswa pada kelas eksperimen konsep pada siswa kelas kontrol dan
memiliki nilai yang memenuhi standar eksperimen seperti digambarkan pada
KKM, sedangkan pada kelas kontrol hanya gambar 2 di bawah ini:
22 orang siswa yang mendapatkan nilai

Pemahaman Konsep Pemahaman Konsep


Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

27%
73% 100
%

Tuntas KKM Tuntas KKM


Tidak Tuntas KKM Tidak Tuntas KKM
Gambar 2. Hasil Pemahaman Konsep Siswa Materi Struktur Bumi

Dari gambar 2 terlihat bahwa pada menunjukkan bahwa pemahaman konsep


100% siswa pada kelas yang diberikan materi struktur bumi pada siswa di kelas
perlakuan memiliki nilai postes memenuhi yang diberikan perlakuan lebih baik
standar KKM, sedangkan pada kelas dibandingkan dengan siswa di kelas
kontrol hanya 73% siswa yang memiliki kontrol.
nilai memenuhi standar. Hal ini
Aniati, Pengembangan Media Emodul…..111

Hasil uji normalitas pada nilai postes


mendapatkan nilai seperti pada tabel
berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistik Sig.
Kontrol 0,13 0,14
Eksperimen 0,13 0,16

Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui Selanjutnya dilakukan uji


nilai signifikansi yang diperoleh sebesar homogenitas pada nilai postes dengan hasil
0,14 pada kelas kontrol dan 0,16 pada kelas seperti pada tabel berikut:
eksperimen. Nilai-nilai tersebut lebih dari
0,05, maka dapat dikatakan data
terdistribusi normal.

Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas


Lavene’s Test df1 df2 Sig.
0,002 1 118 0,961

Dari tabel 10 bisa dilihat nilai Setelah diketahui data terdistribusi


signifikansi yang didapatkan sebesar 0,961. normal dan homogen, dilaksanakan uji t
Karena nilai sig. 0,961 > 0,05, maka dapat nilai postes siswa untuk mengetahui
disimpulkan bahwa nilai postes pada kelas perbedaan hasil pemahaman konsep materi
kontrol dan kelas eksperimen adalah sama struktur bumi antara kelas kontrol dan
atau homogen. eksperimen.

Tabel 11. Hasil Uji t Nilai Postes


Sig. Levene's Test for Equality Sig. t-test for Equality of
of Variances Means
Equal variances assumed 0,02 0,00
Equal variances not assumed 0,00

Dari tabel 11 diatas, dapat dilihat baik dibandingkan dengan siswa yang
nilai signifikansi yang didapatkan sebesar menggunakan bahan ajar konvensional.
0,00. Nilai Sig. 000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan DAFTAR RUJUKAN
hasil pemahaman konsep materi struktur
Alice, Y. L., Lee. (2016). Teaching Media
bumi yang berarti antara kelas kontrol dan
Literacy through Laptop Computers
kelas eksperimen. Berdasarkan nilai
and Ipads. Media Education in The
deskriptifnya terbukti kelas eksperimen
School 2.0: Global Media and China,
mendapatkan rata-rata nilai postes yang
1-5
lebih baik yakni 86,9.
Chatif, Munif. (2012). Sekolahnya
SIMPULAN Manusia: Sekolah Berbasis Multiple
Berdasarkan hasil pembahasan di Intellegence di Indonesia. Bandung:
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kaifa.
produk media pembelajaran IPA emodul
berbasis multiple intellegences materi Cranmer, G. A. (2017). One-Group Pretest-
struktur bumi menarik bagi siswa kelas VII Posttest Design. In The SAGE
SMP Negeri 1 Sugio. Siswa yang Encyclopedia of Communication
menggunakan media pembelajaran IPA Research Merthods, 1126
emodul berbasis multiple intellegences
memiliki pemahaman konsep yang lebih
112 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.2 Juli 2020

Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Nworgu, L.N., & Victoria, V.O. (2014).
Theory of Multiple Intellegences. Effect of Guided Inquiry with
New York: Basic Books Analogy Instructional Strategy on
Students Acquisition of Science
Hasanudin, C. (2017). Media Process Skills. Journal of Education
Pembelajaran: Kajian Teoritis dan and Practice, 4(27), 35-40
Kemanfaatan. Yogyakarta:
Deepublish Publisher. Samiasih, Reny, S., & Henry, P. (2017).
Pengembangan E-Module Mata
Hasanudin, C. (2020). Pengembangan e- Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
modul apresiasi sastra berbasis media Pokok Bahasan Interaksi Makhluk
flipbook digital dengan aplikasi Hidup Dengan Lingkungannya.
kvisoft. Dalam A. Rahmat & Edcomtech. 2(2), 119-124
Yuhelson (Eds.), Media
Pembelajaran Transformatif Sugianto, D., Ade, G.A., S.E., & Yuda, M.
(halaman 57-70). Gorontalo. (2013). Modul Virtual: Multimedia
Indonesia: Ideas Publishing. Flipbook Dasar Teknik Digital.
Innovation of Vocational Technologi
Hasanudin, C., & Fitrianingsih, A. (2020). Education (INVOTEC), 9(2), 101-
Verbal linguistic intelligence of the 116
first-year students of Indonesian
education program: a case in reading Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
subject. European Journal of Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Educational Research, 9(1), 117-128. Bandung: Alfabeta
Doi https://doi.org/10.12973/eu-
jer.9.1.117. Suherman, Yuyus. Pengembangan Media
Pembelajaran. Makalah disajikan
Holme, T. A., Luxford, C. J, dan Brandiet, dalam Diklat Profesi Guru PLB
A. 2015. Defining Conceptual Wilayah X Jawa Barat Bumi
Understanding in General Chemistry. Makmur, Bandung, 2008
Journal of Chemical Education,
92(9), 1477-1483

Mahmudah, M., & Erni, Y. (2018). Studi


Validitas dan Reabilitas Multimedia
Interaktif Science Edutainment Pada
Topik Bumi Untuk Siswa SMP Kelas
VII. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA), 8(1), 42-50

Meilinda, R., N.Y., & Ari, W. Interactive


Emodule of Constructivism Based On
Genetic Material to Increase The
Concept Mastery of Biology Teacher
in Secondary School. Makalah
disajikan dalam Proseding The Third
International Seminar on Science
Education: “Challenging Science
Education in The Digital Era”,
Palembang, 17 Oktober 2009

You might also like