You are on page 1of 8

Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768

Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16


EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM
MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI PADA SISWA KELAS X
DI SMA NEGERI 1 WEDI, KLATEN

Fajar Wulandari1, Sigit Santoso2, Sarwono3


Email : fajarwulandari3@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine: 1) Differences of students preparedness about earthquake
disaster in the implementation of comics media and GI model, GI and conventional model at X SMA
Negeri 1 Wedi; 2) Students preparedness about earthquake disaster in the implementation of
comics media and GI model that is more effective than conventional model at X SMA Negeri 1
Wedi; 3) Students preparedness about earthquake disaster in the implementation of GI model that
is more effective than conventional model at X SMA Negeri 1 Wedi.
The study is a quasi experimental research. Population of the study is: students of X SMA
Negeri 1 Wedi, Klaten. Sample of the study covers three classes which are XB, XF and XC with the
total of 69 students. Sampling technique uses simple random sampling, with research plan design
posttest only. Data collection employs questionnaire, test, and documentation. Data analysis
technique used is ANOVA and a further test Anova. Prerequisite test used are normality and
homogenity tests.
Results of the study conclude that: 1) There are differences of students preparedness about
earthquake disaster in the implementation of comics media and GI model, GI and conventional
model at X SMA Negeri 1 Wedi; 2) The implementation of comics media and GI model is more
effective than conventional model in the students preparedness about earthquake disaster at X SMA
Negeri 1 Wedi; 3) The implementation of GI model is more effective than conventional model in the
students preparedness about earthquake disaster at X SMA Negeri 1 Wedi.

Keywords: Comics Learning Media, Group Investigation Learning Model, Earthquake Disaster
Preparedness.

PENDAHULUAN oleh sebab itu diperlukan kesiapsiagaan untuk


Gempa tektonik dengan 5,9 skala menghadapi bencana gempabumi, dapat
Richter melanda kawasan Yogyakarta, Klaten melalui dunia pendidikan di sekolah-sekolah
dan beberapa kota lain di Jawa Tengah pada yang rawan terjadi gempa bumi.
hari Sabtu, tanggal 27 Mei 2006 pukul 05.55 Pendidikan merupakan salah satu
WIB dan berlangsung selama 57 detik. faktor penunjang yang penting bagi manusia.
Gempa yang terjadi dalam waktu yang Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
singkat telah mengakibatkan banyak dampak Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
yang luar biasa menimbulkan kerugian dari adalah usaha sadar dan terencana untuk
segi material dan korban jiwa. Kabupaten mewujudkan suasana belajar dan proses
Klaten merupakan daerah rawan bencana pembelajaran agar siswa secara aktif
gempabumi khususnya di Kecamatan Wedi mengembangkan potensi dirinya untuk

9
1
* Mahasiswa S2 PKLH, FKIP UNS
*2,3 Staff Mengajar Prodi S2 PKLH, FKIP UNS
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Model pembelajaran Group
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Investigation (GI) yang berpusat kepada siswa
akhlak mulia, serta keterampilan yang untuk lebih aktif dalam proses belajar
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan mengajar di kelas, sangat baik karena siswa
Negara. akan dibimbing untuk menemukan dan
Hasil dan proses pembelajaran di mendefinisikan masalah, kemudian
kelas, pentingnya peran serta penggunaan mengeksplorasi berbagai masalah yang
media dan model pembelajaran menjadi salah terdapat dalam materi belajar, sehingga siswa
satu pengaruh dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat menemukan maksud dan
sehingga harus tepat agar tujuan dari proses inti dari pembelajaran tersebut, sehingga
pembelajaran dapat terwujud dan berhasil, siswa mudah memahami pelajaran geografi
penerapan media komik dan model dalam kelompok di kelas. Tahapan dalam
pembelajaran group investigation dalam menerapkan model pembelajaran Group
pembelajaran akan lebih menarik perhatian Investigation (GI) menurut Slavin (2010:216-
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi 229) adalah sebagai berikut: 1) tahap
belajar (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, pengelompokan dan pemilihan topik, 2) tahap
2010:2). perencanaan, 3) tahap investigasi, 4) tahap
Meningkatkan kesiapsiagaan bencana pengorganisasian, 5) tahap presentasi, dan 6)
gempabumi, dapat melalui pendidikan yaitu evaluasi.
di sekolah-sekolah yang menjadi sarana Media komik merupakan media
penyalur pengetahuan bagi siswa, dalam pembelajaran yang disajikan dalam bentuk
mempersiapkan diri menghadapi bencana grafis, penggunaan media komik juga sangat
gempa bumi, untuk meningkatkan penting karena terdapat bentuk gambar yang
kesiapsiagaan siswa terdapat tindakan berupa mudah dipahami dan disertai dengan
pengetahuan dan sikap terhadap resiko penjelasan dalam bentuk tulisan yang
bencana, rencana penyelamatan, peringatan dirangkai dalam bentuk kata-kata, sehingga
bencana, mobilisasi sumberdaya, indeks menumbuhkan minat belajar siswa dan
gabungan (LIPI _UNESCO/ISDR, 2006). membantu siswa untuk mengingat dan
Siswa diharapkan akan siap dalam memahami pelajaran yang sedang
menghadapi bencana yang mungkin terjadi di dipelajarinya.
daerah tempat tinggal khususnya bencana Caesar Esaputra Sutrisna (2015:2)
gempabumi karena berada pada daerah rawan mengemukakan bahwa “melalui media
bencana gempabumi. komik, anak-anak dapat menyiapkan diri

10
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
mereka untuk menghadapi bencana alam, lebih efektif dari model konvensional di
terutama bencana alam gempabumi.” kelas X SMA Negeri 1 Wedi, Klaten.
Peneliti menggunakan media komik 3. Mengetahui kesiapsiagaan siswa dalam
sebagai media pembelajaran dalam penelitian menghadapi bencana gempabumi pada
ini dengan memanfaatkan kemampuan secara penerapan model GI lebih efektif dari
manual dengan menggunakan acuan materi model konvensional di kelas X SMA
pada pelajaran geografi kepada siswa SMAN Negeri 1 Wedi, Klaten.
1 Wedi kelas X untuk mengetahui
METODE PENELITIAN
kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
Penelitian ini menggunakan
bencana gempabumi digunakan acuan dari
pendekatan kuantitatif, metode yang
LIPI yang telah menjadi acuan pula pada
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga
Eksperimen Semu (Quasi experimental
diharapkan media komik yang merupakan
reseach) dengan dua kelompok dan membagi
gambar kartun yang berisikan tentang materi
kelas menjadi tiga yaitu kelompok
pembelajaran, pada penelitian ini
eksperimen I, kelompok eksperimen 2 dan
berhubungan dengan materi pelajaran
kelompok kontrol. Rancangan penelitian
geografi tentang kebencanaan dan
menggunakan eksperimen faktorial 3 x 1.
kesiapsiagaan siswa sehingga diharapkan
Tempat penelitian ini dilakukan
melalui media komik pelajaran dapat
adalah di SMA Negeri 1 Wedi pada kelas XB,
tersampaikan dengan baik dan mudah
XC dan XF IPS tahun pelajaran 2015/2016.
dipahami oleh siswa.
Peneliti tidak memungkinkan untuk membagi
Seiring dengan hal tersebut di atas
anak kedalam kelas yang baru sehingga
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
sampel penelitian diambil dengan teknik
mengetahui:
simple random sampling dan menggunakan
1. Mengetahui perbedaan kesiapsiagaan
design posttest only(Sigit Santoso, 2011:43).
siswa dalam menghadapi bencana
Instrument yang digunakan untuk
gempabumi pada penerapan media komik
mengumpulkan data dalam penelitian adalah
dan model GI, model GI dan model
tes pilihan ganda Kesiapsiagaan yang
konvensional di kelas X SMA Negeri 1
dianalisis menggunakan rumus Point Biserial
Wedi, Klaten.
dengan bantuan program excel untuk melihat
2. Mengetahui kesiapsiagaan siswa dalam
tingkat validitas, tingkat kesukaran, dan
menghadapi bencana gempabumi pada
reliabilitas pada test tersebut. Sedangkan pada
penerapan media komik dan model GI
pengujian normalitas menggunakan metode
Liliefors, dan untuk pengujian anava
11
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
menggunakan anava satu jalan (one way untuk kelas interval 17-19 memiliki
anava). frekuensi paling sedikit dengan 1 siswa
dan prosentase 4,35%.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Skor Kesiapsiagaan
Bencana Gempabumi pada Penerapan Media
Berdasarkan pada hasil penelitian di kelas
Komik dengan Model Pembelajaran
menggunakan media komik dan model GI, Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Model GI dan model ceramah sebagai kontrol Kelas Tepi Batas Presentase
No Frekuensi
Interval Kelas (%)
dapat diuraikan deskripsi data hasil penelitian
1 17-19 16,5-19,5 1 4,35
berikut ini: 2 20-22 19,5-22,5 3 13,04
3 23-25 22,5-25,5 8 34,78
1. Skor Hasil Kesiapsiagaan Siswa pada 4 26-28 25,5-28,5 9 39,13
Penerapan Media Komik dengan Model 5 29-31 28,5-31,5 2 8,70
Jumlah 23 100,00
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Sumber: data primer 2016
Investigation (GI).
2. Skor Hasil Kesiapsiagaan Siswa pada
Kelas X C yang diberikan Penerapan Model Pembelajaran
penerapan media komik dan model Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
pembelajaran kooperatif tipe GI diketahui
Kelas X F yang diberikan
dari hasil analisis data bahwa nilai modus
penerapan model pembelajaran
yaitu 27, median 25 dan memiliki skor
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
tertinggi pada tes kesiapsiagaan adalah
tanpa menggunakan media komik. Hasil
30. Sedangkan untuk skor terendah
analisis data menunjukkan skor tertinggi
adalah 17 dengan rata-rata 25,04 dan
yang dimiliki pada tes kesiapsiagaan
jumlah skor 576. Variansi dari
adalah 29 dan skor terendah adalah 15
keseluruhan skor dari variabel
dengan rata-rata 23,0 dan jumlah skor
kesiapsiagaan adalah 7,86 dengan standar
529. Variansi keseluruhan skor variabel
deviasi 2,80. Berikut akan disajikan tabel
kesiapsiagaan adalah 15,36 dengan
distribusi frekuensi agar lebih mudah
standar deviasi 3,92.
dipahami.
Berdasarkan tabel tersebut dapat
Berdasarkan Tabel tersebut dapat
diketahui bahwa kelas interval 24-26
diketahui bahwa kelas interval yang
dengan tepi batas kelas 23,5-26,5
memiliki frekuensi terbanyak berada pada
memiliki frekuensi terbanyak yaitu 9
kelas interval 26-28 dengan tepi batas
siswa dengan prosentase 39,13%
kelas 25,5-28,5 yaitu 9 siswa dengan
sedangkan untuk kelas interval 15-17 dan
presentase sebesar 39,13%. Sedangkan
12
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
21-23 memiliki frekuensi yang sama Tabel 3. Distribusi Skor
Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi
yaitu 2 siswa prosentase 8,70%.
pada Penerapan Model Pembelajaran
Konvensional
Tabel 2. Distribusi skor kesiapsiagaan
bencana gempabumi pada Penerapan Kelas Tepi Batas Presentase
No Frekuensi
Interval Kelas (%)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 1 6-8 5,5-8,5 1 4,35
Group Investigation (GI)
2 9-11 8,5-11,5 1 4,35
N Kelas Tepi Batas Frekue Presentase 3 12-14 11,5-14,5 1 4,35
o Interval Kelas nsi (%)
4 15-17 14,5-17,5 3 13,04
1 15-17 14,5-17,5 2 8,70
5 18-20 17,5-20,5 8 34,78
2 18-20 17,5-20,5 6 26,09
6 21-23 20,5-23,5 9 39,13
3 21-23 20,5-23,5 2 8,70
Jumlah 23 100
4 24-26 23,5-26,5 9 39,13
Sumber: data primer 2016
5 27-29 26,5-29,5 4 17,39
Jumlah 23 100,00 4. Uji Normalitas Data
Sumber: data primer 2016 Penelitian ini menggunakan uji
3. Skor Hasil Kesiapsiagaan Siswa pada normalitas dengan metode liliefors karena
Penerapan Model Konvensional data sampel kurang dari 30 dengan taraf
Kelas X B merupakan kelas yang signifikansi 5%. Penelitian ini
terkahir pada penelitian ini, proses menggunakan uji normalitas pada
pembelajaran dengan model ceramah variabel kesiapsiagaan siswa dalam
tanpa memberikan media. Dapat menghadapi bencana gempabumi yaitu
diketahui bahwa data penelitian pada kelas eksperiment dan kelas kontrol.
menunjukkan rata-rata 18, 48 dan jumlah Adapun uji normalitas pada
skor 425. Nilai median yaitu 19, nilai penelitian ini hasil tes kesiapsiagaan, dari
modus 21 untuk nilai tertinggi dan hasil perhitungan yang dilakukan
terendah adalah 23 dan 6, sedangkan (terlampir) maka dapat ditampilkan hasil
variansi dari keseluruhan skor dari uji normalitas data pada tabel dibawah
variabel kesiapsiagaan adalah 17,53 ini:
dengan standar deviasi 4,19. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Tabel 3 di atas dapat diketahui Variabel L-


No Lo Kesimpulan
Kesiapsiagaan Tabel
bahwa kelas interval 6-8, 9-11dan 12–14 Kelas media
1 komik dan model 0,156 0,179 Normal
memiliki frekuensi sama yaitu 1 siswa GI
2 Kelas model GI 0,126 0,179 Normal
dengan prosentase 4,35%. Untuk kelas 3 Kelas kontrol 0,101 0,179 Normal
Sumber Peneliti, 2016
interval terbanyak jumlah frekuensi nya
Hasil pengujian normalitas pada tabel 13
21-23 dengan tepi batas kelas 20,5 – 23,5
dapat diketahui bahwa untuk hasil Lo<LTabel
yaitu 9 siswa dengan presentase 39,13%.
maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal

13
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
dari populasi yang berdistribusi normal baik signifikan 5% untuk mengetahui apakah
variabel kesiapsiagaan berdistribusi secara terdapat perbedaan antara penggunaan
normal untuk kelas eksperimen dan kelas media komik dan model pembelajaran GI
kontrol yang telah diterapkan pada kelas yang
berbeda. Hasil perhitungan analisis uji
5. Uji Homogenitas
anava sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan uji
Tabel 6. Uji Anava Kesiapsiagaan
homogenitas dengan metode barlett Rata-
Sumber Jumlah F F
dk Rata
Variasi Kuadrat hitung tabel
dengan taraf signifikansi 5%. Penelitian Dk
1. Antar
ini menggunakan uji homogenitas pada 519,22 2 259,61
Kelompok
19,10 3,14
2. Galat 896,70 66 13,59
variabel kesiapsiagaan siswa dalam Total 1415,92 68
menghadapi bencana gempabumi, tujuan Sumber Peneliti, 2016

untuk mengetahui varian bersifat secara Pada tabel 6 uji anava satu jalan
homogen (sama) atau tidak. dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh
Hasil perhitungan yang dilakukan bahwa Fhitung untuk variabel kesiapsiagaan
(terlampir) maka dapat ditampilkan hasil 19,10 dan Ftabel 3,14. Ternyata Ho ditolak
pengujian homogenitas sebagai, berikut: yang artinya terdapat perbedaan yang cukup
signifikan pada variabel kesiapsiagaan
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas
bencana gempabumi antara kelas eksperimen
2 2 Keputusa Kesim
Variabel 𝜒hitung 𝜒tabel
n pulan dan kelas kontrol yang menggunakan model
Kesiapsiaga
3,33 5,99 H0Diterim Homo konvensional.
an bencana
9 1 a gen
gempabumi
Hasil uji anava diatas menjelaskan bahwa
Sumber Peneliti, 2016
Kesiapsiagaan bencana gempabumi :
Tabel 5 uji homogenitas diatas
FHitung > FTabel maka Ho ditolak
dapat diketahui bahwa χ2hitung < χ2tabel
dapat disimpulkan bahwa variansi pada 7. Uji Tukey
penelitian ini berasal dari populasi yang Uji tukey (Post – Hoc Tes)
berdistribusi homogen atau sama dilakukan pada penelitian ini, tujuannya
untuk mengetahui efektivitas penggunaan
6. Pengajuan Hipotesis
media pembelajaran komik, model tipe
Setelah dilakukan uji normalitas
kooperatif GI (Group Investion) dan
dan uji homogenitas variansi diperoleh
model konvensional (ceramah) pada kelas
data yang berdistribusi normal dan
yang berbeda. Berikut penyelesaian
homogen. Kemudian dilanjutkan ke uji
dengan uji tukey:
anava satu jalan (One Way) dengan taraf

14
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
Dengan membandingkan nilai 15 dan untuk kelas kontrol untuk jumlah 425
kontras dengan nilai kritis HSD dengan rata-rata 18,5 nilai median 19 nilai
menunjukkan ada dua nilai kontras yang modus 21 skor tertinggi 23 dan skor terendah
lebih besar dari pada nilai kritis HSD, 6.
yaitu nilai kontras pada kelas eksperimen Hipotesis :
I adalah 6,5 yang diberikan perlakuan Ho : Tidak ada perbedaan kesiapsiagaan siswa
media komik dan model GI, kelas dalam menghadapi bencana gempabumi pada
eksperimen II adalah 4,5 yang diberikan pada penerapan media komik, model
perlakuan model GI. Penjelasan tersebut kooperatif GI dan konvensional pada siswa
menyatakan bahwa penggunaan media kelas X SMA Negeri 1 Wedi, Klaten.
komik dan model GI efektif dalam Hi : ada perbedaan kesiapsiagaan siswa
meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam dalam menghadapi bencana gempabumi pada
menghadapi bencana gempabumi di SMA pada penerapan media komik, model
Negeri 1 Wedi, Klaten. Sedangkan untuk kooperatif GI dan konvensional pada siswa
kelas kontrol yang diterapkan model kelas X SMA Negeri 1 Wedi, Klaten.
Konvensional Ceramah memiliki nilai Hipotesis Hi dapat diterima karena ada
kontras yang lebih rendah dari pada nilai perbedaan hasil tes kesiapsiagaan siswa dalam
kritis yaitu 2. menghadapi bencana gempabumi pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Wedi, Klaten.
PEMBAHASAN
Penelitian yang relevan pada penelitian
Dari data penelitian diperoleh perbedaan terdapat beberapa penelitian yang
nilai untuk kesiapsiagaan siswa dalam menggunakan model pembelajaran tipe
menghadapi bencana gempabumi kelas X di kooperatif Group Investigation namun tidak
SMA Negeri 1 Wedi, dapat dilihat dari diberikan pembelajaran dengan media
analisis data pada tiga kelas yang digunakan pembelajaran seperti media komik.
dalam penelitian dengan memberikan Efektivitas penggunaan media komik dan
perlakuan yang berbeda sehingga terdapat model GI peneliti melakukan uji lanjut yaitu
perbedaan pada hasil kesiapsiagaan tersebut. uji tukey, pada variabel kesiapsiagaan
Kelas eksperimen I memiliki jumlah 576 rata- bencana gempabumi menunjukkan bahwa
rata 25 nilai median 25 nilai modus 27 skor nilai kontras > nilai kritis untuk kelas
tetinggi 30 skor terendah 17. Sedangakn eksperimen I yang diberikan pembelajaran
untuk kelas eksperimen II memiliki jumlah dengan media komik dan model GI adalah 6,5
529 dengan rata-rata 23 nilai median 24 nilai > 2,61.
modus 24 skor tertinggi 29 dan skor terendah

15
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 9-16
Hasil tersebut menjelaskan bahwa mangrove mencapai 531,596 hektar atau
penerapan media komik dan model GI meningkat 63% dari kondisi sekarang.
memiliki nilai kontras yang lebih tinggi dari
nilai kritis, sehingga penerapan media komik DAFTAR PUSTAKA
dan model GI efektif dalam meningkatkan Baderan Dewi., 2012. Model Valuasi
Ekonomi Sebagai Dasar Untuk
kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
Rehabilitasi Kerusakan Hutan Mangrove
bencana gempabumi kelas X di SMA Negeri di Wilayah Pesisir Kecamatan Kwandang
Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi
1 Wedi, Klaten.
Gorontalo. Disertasi. Universitas Gadjah
Efektivitas penggunaan model GI dari Mada. Yogyakarta.
model konvensional (ceramah) peneliti Hartono., 2003. Aplikasi Penginderaan Jauh
melakukan uji lanjut yaitu uji tukey, pada dan SIG untuk Kajian Persebaran Hutan
Kota. Dalam : Kursus Pengembangan
variabel kesiapsiagaan bencana gempabumi Hutan Kota Angkatan IV Fakultas
menunjukkan bahwa nilai kontras > nilai Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta 30 Juli 2 Agustus 2003
kritis untuk kelas eksperimen II yang
Katili., Abubakar Sidik. 2009. Struktur
diberikan pembelajaran dengan model GI
Vegetasi Mangrove Di Kecamatan
adalah 4,5 > 2,61. Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.
Jurnal Pelangi Ilmu, ISSN : 1979-
Hasil tersebut menjelaskan bahwa
5262.Volume 2.
penerapan model GI pada proses
Rauf, A., 1994. Identifikasi Jenis Mangrove
pembelajaran di kelas X SMA Negeri 1 Wedi Di Kecamatan Kwandang. Makalah
memiliki nilai kontras yang lebih tinggi dari Tidak dipublikasikan.

nilai kritis, sehingga penerapan model GI Saparinto, C., 2007. Pendayagunaan


Ekosistem Mangrove Mengatasi
efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan Kerusakan Wilayah Pantai dan
siswa dalam menghadapi bencana gempabumi meminimalisasi Dampak Gelombang
Tsunami. Effhar dan Dahara Prize.
kelas X di SMA Negeri 1 Wedi, Klaten. Semarang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Laju perubahan luasan hutan mangrove
dilihat dari Citra Digital Landsat ETM+ tahun
2000 hutan mangrove di lokasi penelitian
yang rusak adalah seluas 155,8 Ha, dan selang
waktu 10 tahun, berdasarkan Citra
ALOS/AVNIR-2 tahun 2010 perubahan luasan
mangrove yang telah mengalami kerusakan
mencapai 687,3 hektar. Melihat data ini
terjadi peningkatan kerusakan hutan
16

You might also like