Professional Documents
Culture Documents
BKPM Sia
BKPM Sia
2. Dasar Teori
Pengembangan sistem informasi menjadi tuntutan bagi para
pelaku usaha terutama bagi manajer untuk menunjang proses
pengambilan keputusan. Informasi bisa didapatkan dari semua
sumber informasi, namun masih banyak informasi yang didapatkan
tidak akurat atau tidak relevan dengan kebutuhan manajer atau
pelaku usaha khususnya di bidang agroindustri.
Agroindustri berasal dari kata agricultural dan industry yang
berarti suatu industri yang menghasilkan suatu produk dengan
menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya,
maka agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis.
Sistem informasi agroindustri terdiri dari 3 pengertian dasar yaitu
sistem, informasi dan agroindustri yang terintegrasi menjadi
sebuah makna sistem yang bertujuan menampilkan informasi di
bidang agroindustri.
A. Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya
himpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan (Ramdhani,
2014). Sedangkan menurut Ludwig (1991) sistem adalah
1
seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam satu lingkungan tertentu. Suatu sistem ini
terdiri dari beberapa bagian yang beroperasi secara bersama-
sama untuk mencapai suatu tujuan (Davis, 1995; Mcleod,
2001).
B. Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, namun tidak
semua hasil pengolahan data tersebut dapat menjadi informasi.
Informasi adalah hasil dari pengolahan data yang memberikan
makna dan manfaat bagi seseorang. Sehingga menurut
Ramdhani (2014), ada 3 hal sesuatu dapat dikatakan sebagai
informasi yaitu :
1) Merupakan hasil pengolahan data
2) Memberikan makna dan arti
3) Berguna dan bermanfaat dalam meningkatkan kepastian
Jenis sistem secara umum terdiri atas sistem terbuka dan sistem
tertutup.
Mekanisme
Pengendalian
2
Menurut McLeod (2001) suatu informasi dikatakan berkualitas
harus memiliki ciri-ciri :
1) Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan
yang sebenarnya
2) Tepat waktu, artinya informasi harus tersedia saat
diperlukan
3) Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai
dengan yang dibutuhkan
4) Lengkap, artinya informasi tidak boleh diberikan per
bagian atau satu per satu. Misalnya informasi tentang
penjualan harus
C. Agroindustri
Pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin
(1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang
berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh
hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan
pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan,
pengemasan dan distribusi.
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang agroindustri, seperti
yang dikemukakan oleh Soekartawi (2001), bahwa agroindustri
dapat diartikan dua hal yaitu (1) Agroindustri adalah industri
yang berbahan baku utama dari produk pertanian dengan
menekankan pada manajemen pengolahan makanan dalam
suatu perusahaan produk olahan dimana minimal 20% dari
jumlah bahan baku yang digunakan adalah pertanian; (2)
Agroindustri adalah suatu tahapan pembangunan sebagai suatu
tahapan pembangunan pertanian tetapi sebelum tahapan
pembangunan industri.
3
3. Alat dan Bahan
No Alat/bahan Spesifikasi
1 Kertas A4 70 g
2 Spidol Marker dan boardmarker
3 Kertas folio bergaris Double
4 Bolpoint Tinta hitam
4. Prosedur Kerja
1) Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2) Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3) Mahasiswa dapat menggunakan bantuan internet, buku maupun
sumber pustaka lainnya untuk menjawab latihan soal
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 1, akan didapatkan :
a. Konsep dasar SIA
b. Ruang lingkup SIA
4
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
5
Praktikum : 2
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Database Sistem Informasi Agroindustri
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Terdapat 2 (dua) alasan manusia mengolah data dan informasi.
Pertama, karena dorongan alami manusia untuk menyatakan
jumlah kepemilikan dan harta kekayaan. Kedua, untuk survey
administratif pada kepemerintahan. Dalam perkembangan dunia
modern, kebutuhan akan data dan informasi semakin kompleks
sehingga diperlukan adanya sistem formal dalam pengolahan data
dan informasi.
Pengolahan data mengalami 4 (empat) revolusi perkembangan,
yaitu (1) pengembangan bahasa dan matematika; (2)
ditemukannya alat cetak; (3) berkembangnya media massa; dan
(4) berkembangnya computer digital (Ramdhani, 2014).
A. Data
Menurut Darmawan dan Fauzi (2015), data adalah fakta atau
apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam
menghasilkan informasi. Data bisa berupa bahan untuk diskusi,
pengambilan keputusan, perhitungan atau pengukuran.
6
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), data
diartikan sebagai kenyataan yang ada, yang berfungsi sebagai
bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat, keterangan
yang benar dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk
penalaran dan penyelidikan.
Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat data, sumber data,
cara memperolehnya, cakupan pengumpulannya, dinamika data
dan skala pengukuran.
a. Berdasarkan sifat data, dikenal dengan (1) data
kuantitatif yang berbentuk angka atau bilangan, dan (2)
data kualitatif yang berbentuk pernyataan atau kategori.
b. Berdasarkan sumber data, terdiri dari (1) data internal
yang berasal dari dalam organisasi; dan (2) data
eksternal yang berasal dari luar organisasi.
c. Berdasarkan cara memperolehnya, dikelompoknya
menjadi (1) data primer yaitu data yang dikumpulkan
langsung oleh peneliti dari sumber pertama dan belum
diolah; dan (2) data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari pihak kedua dari yang mengumpulkan data tersebut
dan umumnya data telah diolah dan diatur sedemikian
rupa oleh pengumpulnya.
d. Berdasarkan cakupan datanya, dikelompokkan menjadi
(1) data sensus yang diperoleh dari populasi; dan (2)
data sampel yang diperoleh dari sampel.
e. Berdasarkan dinamika data, terdiri atas (1) data statis
yaitu data yang dalam jangka waktu lama tidak akan
mengalami perubahan; (2) data semi dinamis yaitu data
yang dalam waktu tertentu kemungkinan mengalami
sedikit perubahan; dan (3) data dinamis yaitu data yang
menurut waktu akan mengalami banyak perubahan.
f. Berdasarkan skala pengukurannya, dikenal dengan data
nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
7
B. Database
Istilah database berawal dari ilmu computer, kemudian artinya
semakin luas dengan memasukkan hal-hal yang diluar bidang
elektronika. Database adalah kumpulan informasi yang disimpan
dalam computer secara sistematik untuk memperoleh informasi
dari basis data (Darmawan dan Fauzi, 2015). Database
merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada
suatu subyek tertentu untuk tujuan tertentu pula.
Database dapat dibuat dan diolah menggunakan suatu program
computer yaitu software (perangkat lunak). Software yang
digunakan untuk mengelola dan memanggil query database
disebut Database Management System (DBMS) atau sistem
manajemen basis data. Menurut Ramdhani (2014), DBMS terdiri
atas 2 (dua) komponen yaitu :
a. Retational Database Management System (RDBMS) yang
meliputi interface drivers, SQL engine, transaction engine,
relational engine dan storage engine.
b. Overview of Database Management System (ODBMS)
yang meliputi language drivers, query engine, transaction
engine dan storage engine
Sistem basis data adalah sistem terkomputerasi yang tujuan
utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi
tersebut tersedia saat dibutuhkan (Date, 1981; Putra, 2010)
C. Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk bekerja
dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi (Haag and Keen,
1996 dalam Rusdiana dan Irfan, 2014). Tekonologi informasi
dikelompokkan menjadi (1) Input technology, (2) Processing
machine, (3) Storage technology, (4) Output technology, dan
(5) Software technology.
8
3. Alat dan Bahan
No Alat/bahan Spesifikasi
1 Kertas A4 70 g
2 Spidol Marker dan boardmarker
3 Kertas folio bergaris Double
4 Bolpoint Tinta hitam
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan internet, buku maupun
sumber pustaka lainnya untuk menjawab latihan soal
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 2, akan didapatkan :
1). Konsep dasar data dan teknologi informasi
2). Hakikat database dan sistem manajemen data
9
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
10
Praktikum : 3 dan 4
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Pengambilan Keputusan Berbasis SIA
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Keputusan merupakan tindakan atau rangkaian tindakan yang
harus diikuti untuk memecahkan suatu masalah. Pengambilan
keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan
memilih alternatif solusi yang ada (Rusdiana dan Irfan, 2014).
Pada hakikatnya, pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif
yang dihasilkan dan mengambil tindakan menurut perhitungan yang
tepat. Menurut Redford (1981) proses pengambilan keputusan
dibagi menjadi tiga proses sebagai berikut :
a. Intelligence (penyelidikan)
Lingkungan intern dan ekstern dari pengambilan keputusan
diselidiki untuk menemukan kondisi yang memerlukan
keputusan, lalu dikumpulkan informasi tentang aneka kondisi
tersebut.
b. Design (perancangan)
Berbagai macam tindakan yang tersedia pada para pengambil
keputusan ditetapkan,lalu dianalisis setelah melacak
11
problematika pemecahan potensial bagi setiap masalah
keputusan.
c. Choice (pilihan)
Salah satu langkah tindakan itu dipilih untuk dilaksanakan atas
dasar penilaian tentang keefektifannya guna mencapai sasaran.
Konsep sistem pengambil keputusan (SPK) adalah sebuh
konsep pemikiran penggunaan teknologi komputer untuk membantu
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Menurut Peter
G.W dalam Darmawan dan Fauzi (2015), tujuan yang harus dicapai
oleh SPK adalah :
1) Dapat membantu manajer dalam membuat keputusan saat
memecahkan berbagai masalah semi terstruktur
2) Dapat mendukung penilaian yang dilakukan oleh manajer
dan tidak mencoba menggantikan
3) Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajer dan bukan meningkatkan
efisiensinya.
Komputer
dan
Solusi Solusi
Manajer
komputer Manajer
(Solusi
SPK)
12
Model penyelesaian masalah dalam suatu SPK dibuat
berdasarkan data dan informasi untuk dimasukkan ke dalam
database. Perangkat yang diperlukan dalam membuat model SPK
berbasis SIA adalah (1) Perangkat lunak pembuat laporan, (2)
Perangkat lunak KSPK (Kelompok Sistem Pendukung Keputusan)
atau GDSS (Grup Decision Support System), dan (3) Model
matematika yang akan menghasilkan informasi dalam bentuk
simulasi yang melibatkan satu atau lebih aspek operasi dari
subsistem perusahaan.
Input Lingkungan
SISTEM
Umpan Balik
13
sistem. Sedangkan untuk output terdiri dari output yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki.
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan internet, buku maupun
sumber pustaka lainnya untuk menjawab latihan soal
14
Lembar Kerja 2
Berdasarkan data-data dibawah ini, buatlah skema identifikasi
permasalahan pengembangan agroindustri kedelai menggunakan
diagram input-output
Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan
jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein
yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai berperan
sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi
masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya. Sama halnya dengan
dua tanaman pangan sebelumnya, berbagai alternatif potensi untuk meningkatkan
nilai tambah kedelai termasuk produk sampingannya dapat dilakukan melelui
pemanfaatan teknologi pasca panen.
Kedelai dapat diolah untuk menghasilkan berbagai produk yang sangat dibutuhkan
bagi kehidupan manusia, baik sebagai produk pangan, farmasi (obat-obatan), aplikasi
dalam bidang teknik (industri) dan sebagai pakan. Bahkan bungkil kedelai salah satu
produk samping kedelai yang pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan
pakan hampir 100% masih diimpor.
Prospek pengembangan kedelai di Indonesia terutama untuk mengisi pasar domestik
masih sangat terbuka luas, mengingat produksi kedelai dalam negeri masih jauh
dibawah jumlah permintaan domestik. Pada tahun 1990, produksi domestik mampu
mengisi pasar domestik sekitar 83,32 persen, dan sisanya 26,68 persen didatangkan
dari impor. Kemampuan produksi dalam negeri untuk mengisi pasar domestik
semakin menurun, setelah tahun 2000 lebih dari 50 persen kebutuhan domestik
dipenuhi dari impor, dan bahkan pada tahun 2004 sudah mencapai 65 persen.
Peluang pasar domestik diperkirkan terus meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan kedelai dan produk turunannya. Walaupun produktivitasnya masih
rendah, pada tingkat harga yang relatif stabil (Rp 3.000/kg) secara finansial usahatani
kedelai cukup menguntungkan, yaitu Rp 2,05 juta/ ha pada tingkat B/C 2,14. Namun
demikian, usaha ini belum mampu bersaing dalam upaya meningkatkan substitusi
kedelai impor. Melalui perbaikan produktivitas merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan daya saing komoditas ini.
Industri berbasis kedelai yang telah berkembang adalah tempe, tauco, kecap, tahu
dan susu. Namun demikian produksi kedelai Indonesia baru mampu memenuhi
sekitar 35 persen, dan sebanyak 55 persen masih diimpor. Sehingga program
pengembangan kedelai dalam jangka pendek adalah meningkat produksi dalam
negeri dalam upaya mengurangi impor untuk memenuhi kebutuhan dari industri yang
telah berkembang selama ini. Baik dalam jangka menengah maupun panjang,
program pengembangan kedelai tetap diarahkan dalam meningkatkan substitusi
impor untuk memenuhi industri minyak goreng, mentega putih dan margarin yang
diharapkan mulai berkembang dalam program jangka menengah dan industri obat-
obatan dan kecantikan yang berbasis kedelai yang diharapkan tumbuh dalam
program jangka panjang.
Dari segi perolehan pendapatan bersih sekitar Rp.2,1 juta/ha per musim tanam,
sebenarnya prospek usahatani kedelai relatif baik. Peluang pengembangan agribisnis
kedelai domestik juga masih sangat terbuka mengingat ketersediaan sumberdaya
lahan, kesesuaian ekosistem lahan pertanian di Indonesia, dan tingginya market
demand bagi pengusahaan kedelai. Untuk peningkatan produksi dan produktivitas
kedelai, diperlukan strategi kebijakan melalui: perluasan areal tanam, peningkatan
efisiensi produksi dan kualitas produk, pengembangan infrastruktur, serta penguatan
dan pemberdayaan kelembagaan pendukungnya terkait petani di perdesaan termasuk
dukungan stabilisasi pemasaran dan tingkat harga yang menguntungkan sebagai
insentif dan keberpihakan bagi petani produsen)
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 3 dan 4, akan didapatkan :
1). Konsep pengambilan keputusan berbasis SIA
2). Pemecahan masalah agroindustri menggunakan SIA
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
16
dengan tata bahasa yang ilmiah
(akademis) secara lugas namun kurang
terperinci
17
Praktikum : 5
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Kemananan dan Pengendalian SIA
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Data yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih
mudah atau rawan terhadap ancaman atau gangungan yang
mungkin timbul dibandingkan dengan data yang disimpan secara
manual. Menurut Darmawan dan Fauzi (2015), beberapa ancaman
dan ganguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap
sistem informasi adalah :
a) Kerusakan perangkat keras
b) Perangkat lunak tidak berfungsi
c) Tindakan-tindakan personel
d) Penetrasi akses ke terminal
e) Pencurian data atau peralatan
f) Kebakaran
g) Permasalahan listrik
h) Kesalahan-kesalahan pengguna
i) Program berubah
Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua
sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak
yang tidak berwenang. Semakin meningkatnya kerentanan dan
gangguan terhadap teknologi informasi telah membuat para
18
pengembang dan pengguna sistem informasi untuk menempatkan
perhatian yang khusus, terutama aterhadap permasalahan
permasalahan yng dapat menjadi kendala untuk penggunaan
sistem informasi secara memadai. Menurut Pradirwan (2019),
setidaknya ada 3 hal yang menjadi fokus perhatian, yaitu : (1)
Bencana/disaster, Perangkat keras komputer, program-program,
file-file data, dan peralatan-peralatan komputer lain dapat dengan
seketika hancur oleh karena adanya bencana, seperti: kebakaran,
hubungan arus pendek (listrik), tsunami, dan bencana-bencana
lainnya; (2) Sistem Pengamanan (security), Merupakan kebijakan,
prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah
akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau
kerusakan fisik terhadap sistem informasi; dan (3) Kesalahan
(errors), Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat
terjadi di berbagai titik di dalam siklus prosesnya, misalnya: pada
saat entri-data, kesalahan program, operasional komputer, dan
perangkat keras.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang diterapkan,
baik untuk melindungi perusahaan dari resiko atau untuk
meminimalkan dampak dari resiko tersebut. Menurut Darmawan
dan Fauzi (2015), Pengendalian dibagi menjadi:
1). Pengendalian Teknis
Adalah pengendalian yang menjadi satu dalam sistem dan
dibuat oleh penyusun sistem selama masa siklus penyusunan
sistem.
2). Pengendalian Akses
Dasar untuk keamanan melawan ancaman yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak diotorisasi adalah dengan pengendalian
akses. Jika orang yang tidak diotorisasi maka tidak akan
diizinkan mendapat akses terhadap sumber daya informasi
sehingga pengrusakan tidak dapat dilakukan.
19
3). Pengendalian Kriptografis
Data dan informasi yang tersimpan dan ditransmisikan dapat
dilindungi dari pengungkapan yang tidak terotorisasi dengan
kriptografi, yaitu penggunaan kode yang menggunakan proses-
proses matematika
4). Pengendalian Fisik
Peringatan pertama terhadap gangguan yang tidak terotorisasi
adalah dengan mengunci pintu ruangan computer.
Perkembangan selanjutnya adalah dengan menghasilkan kunci-
kunci yang lebih canggih atau menempatkan pusat komputernya
di lokasi terpencil yang jauh dari kota dan wilayah sensitif
lainnya.
5). Pengendalian Formal
Pengendalian formal mencakup penentuan cara berperilaku,
dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan yang
diharapkan dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang
berbeda dengan panduan yang berlaku.
6). Pengendalian Informal
Pengendalian informal mencakup program-program pelatihan
dan edukasi serta program pembangunan manajemen kepada
karyawan.
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
20
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan internet, buku maupun
sumber pustaka lainnya untuk menjawab latihan soal
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 5, akan didapatkan :
1). Konsep pengamanan dan pengendalian sistem informasi
2). Sistem pengamanan dan pengendalian SIA
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
21
dalam diskusi kelompok
22
Praktikum : 6 dan 7
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Pengembangan SIA
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
A. Pengembangan Sistem Informasi Agroindustri.
Sistem informasi mulai berkembang pada tahun 1960-an
sebagai akibat dari meningkatnya kecepatan dan kekuatan
komputer. Sistem infomasi menyediakan informasi bagi pemakainya
dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model
matematika.
Informasi yang diberikan haruslah relevan, tepat waktu, akurat
dan lengkap. Untuk memperoleh kesempatan dalam keadaan
persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi dan efisiensi
waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan dan
peluang pasar.
Menurut Rusdiana dan Irfan (2014), Pengembangan sistem
informasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
a) Tahap perencanaan
b) Tahap analisis
c) Tahap perancangan/desain
d) Tahap pembangunan fisik/konstruksi
e) Tahap implementasi, dan
23
f) Tahap pascaimplementasi
Pengembangan merupakan berbagai cara atau pedekatan yang
bertujuan untuk menciptakan situasi agar perusahaan
meningkatkan kompetensi dan penampilannya serta tumbuh secara
professional.
B. Analisa Kebutuhan.
Sistem informasi agroindustri (SIA) merupakan sistem
informasi yang berbasis komputer yang menyajikan informasi-
informasi yang berkaitan dengan komoditas pertanian (agroindustri)
kepada penggunanya. SIA melibatkan beberapa pihak/Lembaga
yaitu petani, pengusaha, balai penelitian, pemerintah baik
departemen terkait (Dep. Pertanian, Dep. Perdagangan, Dep.
Perindustrian, Dep. Koperasi) maupun Lembaga non departemen
seperti BULOG dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Analisa kebutuhan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
sistem, kemudian spesifikasi sistem digunakan dalam pembuatan
rancang bangun dan akhirnya diimplementasikan dalam
pengembangan perangkat lunak. Dalam perancangan sebuah SIA,
Analisa kebutuhan pengguna informasi diutamakan untuk
pengusaha pengolahan hasil pertanian, investor, BKPM dan
Lembaga penelitian. Informasi yang dibutuhkan ditelusuri mulai
budidaya, pengolahan, pemasaran, sampai peraturan pemerintah.
1). Informasi budidaya
2). Informasi industri pengolahan
3). Informasi pemasaran produk (domestik, impor dan ekspor)
24
4). Informasi investasi
5). Informasi penelitian
6). Informasi peraturan/kebijakan pemerintah
25
3. Alat dan Bahan
No Alat/bahan Spesifikasi
1 Kertas A4 70 g
2 Spidol Marker dan boardmarker
3 Kertas folio bergaris Double
4 Bolpoint Tinta hitam
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan internet, buku maupun
sumber pustaka lainnya untuk menjawab latihan soal
4). Ketentuan khusus pengerjaan untuk tugas kelompok :
a) Merupakan tugas kelompok yang terdiri dari maksimal 5
orang dalam masing-masing kelompok
b) Setiap kelompok membuat rancang bangun SIA 1 (satu)
komoditas dan harus komoditas yang berbeda dengan
kelompok lainnya
c) Tugas diketik pada kertas A4, font ARIAL, ukuran 12. Diberi
halaman sampul(cover), dijilid mika bening pada bagian
depan dan buffalo hijau pada bagian belakang.
d) Tugas dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan, dan
wajib dipresentasikan pada pertemuan berikutnya
26
2). Jelaskan mengapa diperlukan pengembangan system informasi
khususnya SIA ?
3). Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan berorientasi
obyek (Object Oriented Approach) dalam melakukan rancang
bangun sebuah SIA !
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 6 dan7, akan didapatkan :
1). Konsep pengembangan sistem informasi agroindustri (SIA)
2). Rancang bangun SIA komoditas pertanian / perkebunan /
kehutanan / peternakan / perikanan
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
27
dalam diskusi kelompok
28
Praktikum : 8
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Pemograman Linier
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Pemograman linier menjadi alat standar yang banyak
menghemat banyak uang dari kebanyakan perusahaan atau bisnis
bahkan untuk ukuran perusahaan sedang. Pemograman linier
banyak digunakan didalam riset operasi dan digunakan hanya untuk
permasalahan keputusan linier.
Menurut Siringoringo (2005), Sifat linearitas suatu kasus dapat
ditentukan menggunakan beberapa cara antara lain :
a) Secara statistic, kita dapat memeriksa kelinearan
menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan
uji hipotesa
b) Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat
proposionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi
tujuan dan pembatas.
Urutan pertama dalam penyelesaian permasalahan adalah
mempelajari sistem relevan dan mengembangkan pernyataan
permasalahan yang dipertimbangkan dengan jelas. Tahap
berikutnya yang dilakukan setelah memahami permasalahan adalah
membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan
29
konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun
model matematik yang menggambarkan inti permasalahan.
Model matematis memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
pendeskripsian permasalahan secara verbal, keuntungan tersebut
adalah (1) model matematis menggambarkan permasalahan secara
lebih ringkas sehingga mudah dipahami dan membantu
mengungkapkan relasi sebab-akibat penting, (2) model matematis
memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan
keseluruhannya dan mempertimbangkan semua keterhubungannya
secara simultan, dan (3) model matematis membentuk jembatan ke
penggunaan teknik matematik dan computer kemampuan tinggi
untuk menganalisis permasalahan.
Sedangkan kelemahan model matematis adalah tidak semua
karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan
fungsi matematik.
Terdapat 2 (dua) fungsi dalam model matematis pemograman
linier yaitu :
a) Fungsi Tujuan
Maksimumkan atau minimumkan Z = C1X1+C2X2+…+CnXn
30
3. Alat dan Bahan
No Alat/bahan Spesifikasi
1 Kertas A4 70 g
2 Spidol Marker dan boardmarker
3 Kertas folio bergaris Double
4 Bolpoint Tinta hitam
5 Kalkulator Minimal tipe FX3600
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan kalkulator untuk
menjawab latihan soal
Soal 2
Perusahaan tas kulit “BERLIANO” membuat 2 macam tas yaitu merk
CARTERA dan merk PUERTO. Untuk membuat tas tersebut,
perusahaan memiliki 3 mesin. Mesin 1 khusus untuk memberi logo
CARTERA, mesin 2 khusus untuk memberi logo PUERTO sedangkan
mesin 3 untuk menjahit tas dan membuat resleting. Setiap lusin tas
31
merk CARTERA mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam,
kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selama
6 jam. Sedangkan untuk merk tas PUERTO tidak diproses di mesin
1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian
di mesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari untuk
mesin 1 = 8 jam, mesin 2 = 15 jam dan mesin 3 = 30 jam.
Sumbangan terhadap laba untuk setiap lusin tas merk CARTERA $3,
sedangkan merk PUERTO $5. Maka kali ini tentukan berapa lusin
sebaiknya tas merk CARTERA dan merk PUERTO yang dibuat agar
bisa memaksimumkan laba.
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 8, akan didapatkan :
1). Formulasi dan model matematik kasus/permasalahan
pemrograman linier
2). Pemecahan permasalahan agroindustri menggunakan
pemrograman linier
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
32
Membuat model matematik kasus
pemrograman linier dan menyelesaikan
masalah agroindustri menggunakan
pemrograman linier namun kurang
terperinci
Praktikum : 9 dan 10
33
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Analisis Trend
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Produk dihasilkan melalui proses konversi sumber daya alam ke
dalam bentuk yang berwujud (tangible) atau tidak berwujud
(intangible). Proses konversi dapat berupa kegiatan sederhana atau
serangkaian kegiatan dengan tahapan panjang dan cukup kompleks
(Sinulingga, 2013). Dalam prakteknya, proses konversi dengan
efisiensi yang tinggi sering sangat sulit diwujudkan dan
mengakibatkan proses konversi menjadi tidak terkendali. Untuk
meminimalkan pengaruh negatif maka proses konversi dan semua
elemen pendukungnya harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan yang baik akan memberikan proses konversi terkendali
sehingga output yang diinginkan dapat dihasilkan secara efisien.
Output yang
Input Sumberdaya diingankan
Proses Konversi
Bahan
Tenaga buruh Umpan balik
Mesin-mesin
Energi Output yang
tidak diingankan
34
Peramalan (Forecasting) adalah suatu aktivitas memperkirakan
kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
berdasarkan data masa lalu dan data saat ini, dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu dan metode statistik. Peramalan permintaan
berperan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
khususnya dalam bidang produksi.
Kegiatan peramalan adalah salah satu fungsi bisnis untuk
memperkirakan permintaan serta penggunaan produk agar produk-
produk tersebut dapat di produksi dalam jumlah yang tepat. Teknik
peramalan ada yang bersifat formal maupun non – formal. Pada
umumnya, aktivitas peramalan di lakukan oleh bagian pemasaran
yang dimana hasilnya sering disebut juga sebagai ramalan
permintaan.
Forecasting (analisis trend) merupakan suatu metode analisis
yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan
pada masa yang akan dating. Dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus regresi
Y = a + bX
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
35
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan kalkulator untuk
menjawab latihan soal
Lembar Kerja 2
1). Berikut merupakan data penjualan roti “MANIS”
Tahun Penjualan (buah)
1989 176
1990 170
1991 182
1992 197
1993 205
1994 212
1995 236
1996 225
1997 250
1998 270
a) Gambarkan data observasi (dalam titik) pada grafik
b) Buat tabel penolong
c) Hitung nilai a dan b
d) Hitung Peramalan penjualan 4 tahun yang akan datang
36
a) Gambarkan data observasi (dalam titik) pada grafik
b) Buat tabel penolong
c) Hitung nilai a dan b
d) Hitung Peramalan penjualan 5 tahun yang akan datang
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 9 dan 10, akan didapatkan :
1). Fungsi perencanaan produksi
2). Analisis trend produksi (forecasting)
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
37
Praktikum : 11 dan 12
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Project Evaluation And Review Technique
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Kompleksitas sebuah pengelolaan proyek membutuhkan
identifikasi dan pemetaan atas rangkaian kegiatan yang bias saja
harus dilakukan secara berurutan ataupun pararel. Pemetaan ini
dapat disusun dalam bentuk jaringan.
Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu
model jaringan yang mampu memetakan waktu penyelesaian
kegiatan yang acak. Teknik PERT adalah suatu metode yang
bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai
bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat
selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu
pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran
dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan
untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi
bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek
(Setianingrum, 2011). PERT juga merupakan suatu metode yang
bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya
38
penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun
rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan
menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan
pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati,
2010).
Proyek yang kompleks menggunakan metode PERT (Program
Evaluation Review Technical), maka akan diketahui :
a) Kapan proyek selesai
b) Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan
selesainya
c) Pekerjaan mana yang paling lama
d) Pekerjaan mana yang tertunda
e) Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan
waktu (Soeharto, 2002):
1. Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat
bagi penyelesaian aktivitas
2. Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian
yang memiliki probabilitas tertinggi (berbeda dengan :
waktu yang diharapkan), dan
3. Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin
diperlukan suatu kegiatan.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau
bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram
jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh
(milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor
(garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan
(task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis
menunjukan suatu urutan pekerjaan.
39
START
FINISH
4. Prosedur Kerja
1). Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
2). Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
40
3). Mahasiswa dapat menggunakan bantuan kalkulator untuk
menjawab latihan soal
Lembar Kerja 2
1). Berikut ini merupakan data dari PT. JAYA ABADI:
Aktivitas Waktu (hari)
Aktivitas
Pendahulu Optimis Realistis Pesimis
A == 1 1 1
B A 3 6 8
C A 4 5 6
D A 2 3 4
E A 9 9 15
F B 7 8 8
G B 4 7 9
H C 1 3 9
I D 5 6 7
J F,G,H 3 4 8
K E,I,J 2 3 7
Maka,
a. Buatlah bagan proyeknya
b. Tentukan waktu penyelesaian proyek
41
2). Berdasarkan data-data pada tabel berikut
Aktivitas Waktu (hari)
Aktivitas
Pendahulu Optimis Realistis Pesimis
A == 1 2 3
B == 2 3 4
C A 1 2 3
D B 2 4 6
E C 1 4 7
F C 1 2 9
G D,E 3 4 11
H F,G 1 2 3
Maka,
a. Buatlah bagan proyeknya
b. Tentukan waktu penyelesaian proyek
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 11 dan 12, akan didapatkan :
1. Definisi, karateristik dan langkah kerja PERT
2. Pengelolaan proyek menggunakan metode PERT
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
42
Praktikum : 13 dan 14
Pokok Bahasan : Pengantar Sistem Informasi Agroindustri
Judul Praktikum : Critical Path Method (CPM)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Lokasi : Ruang Kelas dan Laboratorium Manajemen
Agroindustri (MID)
2. Dasar Teori
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan
kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam
rangka memprediksi durasi total. Kegiatan yang digambarkan
sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal
atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis
antara titik.
Konsep CPM integrated ini secara sederhana bermaksud untuk
membuat schedule yang berukuran besar pada proyek besar
menjadi schedule yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa
schedule yang lebih kecil berarti schedule tersebut lebih managable
atau dapat lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya peran konsep
ini dalam mengatasi kompleksitas proyek yang besar. Istilah Dalam
CPM :
a) E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya
suatu peristiwa.
b) L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang
masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
43
c) ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal
suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam,
maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
d) EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal
suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan
berikutnya.
e) LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan
boleh dimulai tanpa memperlambat proyek
4. Prosedur Kerja
a) Masing-masing mahasiswa mengerjakan soal latihan yang
terdapat pada lembar kerja
b) Jawaban dikerjakan di lembar kertas folio bergaris yang telah
disediakan
c) Mahasiswa dapat menggunakan bantuan kalkulator untuk
menjawab latihan soal
44
Lembar Kerja 2
1). Berdasarkan data-data dibawah ini :
Kegiatan Aktivitas Pendahulu Waktu
A = 2
B = 2
C A 3
D A,B 3
E B 4
a. Buatlah bagan proyeknya
b. Buatlah jalur kritisnya
6. Kesimpulan
Di akhir acara praktek 13 dan 14, akan didapatkan :
1. Definisi, karateristik dan langkah kerja CPM
2. Pengelolaan proyek menggunakan metode CPM
7. Rubrik Penilaian
Nilai Grade Indikator Kinerja
45
tertulis dengan tata bahasa yang ilmiah
(akademis) secara lugas namun kurang
terperinci
46