Professional Documents
Culture Documents
1-6 pISSN:2355-2352
EDUBIOLOGICA
Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Sekretariat: Jl. Pramuka No. 67 Kuningan 45512 Telepon/Fax. (1232) 878702
INFORMASI A R TI KE L AB S T R A C T
Keywords The purpose of the research is to get the description of science literacy
Science Literacy skill and technology after the learning process through science
Technolgy Literacy technology society learning model in the sub-concept of water pollution.
Science technology society The method that I used is free eksperimental and the sample of the
Water Pollution research is the class X of MIPA 4 from the population of the class X
SMAN 2 Indramayu. The research instruments are observation sheet
which purposing in analyzing the science literacy and technology of the
student, multiple choice consisting of 20 questions which are given
through pretest and posttest, and questionnaire which analyze the
student’s response after the learning. The observation result shows that
in the science technology society learning model have few obstacles:
inadequate of facilities and infrastructure, students’ lack of the
knowledge, lack of preparation and lack of time. In general, the students
are quite capable to do three kinds of the science literacy aspects and
two kinds aspects of technology literacy. The three aspects of science
literacy includes: explanation in regards to the scientific phenomena,
designing and evaluating scientific exploration, and the use of scientific
evidence. Technology literacy includes: management and evaluation of
information gathers from all source of media and understanding the
utilization of technology. Learning through Science technology society
model can improved the student’s science and technology literacy in
gaining knowledge, skill and attitude. The knowledge that the student get
are more meaningful and will be longer lasting in their mind. Based on
the analyisi the mean Pretest is 49,5 and the mean ( ) posttest is
70,7. After that, I conducted the test of t and the result is t hitung (0,86) >
ttabel (0,05), which means this is significantly different. The analysis of
questionnaire shows that most of the students give positive response to
the indicator with the mean of them is more than 75%.
APA Citation: Nugraha, J., A., Sulistyono, & Toharudin, U. (2019). Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan
Teknologi Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Edubiologica: Jurnal
Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi ,7 (1), 1 - 6.
https://journal.uniku.ac.id/index.php/edubiologica edubiologica_spsbio@uniku.ac.id
1
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi pISSN:2355-2352
Vol. 7, No. 1, Juni 2019, pp. 1-6
membaca. Sedangkan tahun 2012, tes PISA dibanding dengan kemampuan literasi sains
menitikberatkan pada literasi matematika. kelas kontrol.
Prestasi Indonesia dalam PISA sejak tahun Saleh (2015) dalam jurnal penelitian dengan
2003-2015 dirangkum dalam tabel 1. judul “Literasi Teknologi Informasi dan
Tabel 1. Hasil perolehan PISA Indonesia dari Komunikasi (TIK) Masyarakat di Kawasan
tahun 2003-2015 Mamminasata”. Penelitian ini bertujuan untuk
Jumlah
Tahun Mata
Skor Skor Rata-
Peringkat Negara mendeskripsikan tingkat literasi Teknologi
Rata-rata rata
Studi Pelajaran
Indonesia Internasional
Indonesia Peserta
Studi
Informasi dan Komunikasi (TIK) masyarakat di
Membaca 382 500 39 kawasan Mamminasata. Hasil Penelitian
2003 Matematika 360 500 38 40
Sains 395 500 38 menunjukan bahwa pengguna TIK di
Membaca 393 500 48 56
2006 Matematika 391 500 50
57
kawasan Mamminasata belum merata, yaitu
Sains 393 500 50
Membaca 402 500 57 masih didominasi oleh kelompok usia muda
2009 Matematika 371 500 61 65
Sains 383 500 60
dan kelompok masyarakat yang berpendidikan
2012
Membaca
Matematika
396
375
500
500
64
64 65
tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini
Sains 382 500 64 merekomendasikan agar dilakukan upaya-
Membaca 397 493 62
2015 Matematika 375 490 62 70 upaya peningkatan literasi TIK masyarakat
Sains 403 493 62
secara merata, baik dari aspek usia maupun
(Kemendikbud, 2016)
pendidikan.
Rendahnya mutu hasil belajar sains siswa
METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa proses pembelajaran sains
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
di sekolah-sekolah Indonesia telah
adalah free eksperimental (Arikunto, 2002),
mengabaikan perolehan kepemilikan LS siswa,
karena tidak menyertakan kelas kontrol sebagai
sehingga perlu segera dilakukan pembenahan
pembanding. Desain penelitian yang digunakan
dan pembaharuan agar dapat meningkatkan
dalam penelitian ini adalah Pretest dan Postest
kualitas pembelajaran sains khususnya pada
Design Group. Adapun rancangan desain
tingkat pendidikan dasar. Proses pembelajaran
penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
sains, yang dilakukan di sekolah adalah faktor
Tabel 3.1 Desain Penelitian
utama yang menentukan mutu hasil belajar
sains siswa (Toharudin, 2010). Mata pelajaran Pre-test Perlakuan Post-test
Biologi termasuk salah satu sains yang Q1 P Q2
didalamnya terdapat beberapa konsep yang Keterangan :
berkaitan dengan teknologi dan lingkungan, a. Q1: adalah pretest.
misalnya pada konsep pencemaran lingkungan. b. P: adalah perlakuan pembelajaran melalui
konsep tersebut menitikberatkan pada model STM
kemampuan siswa memecahkan masalah c. Q2: adalah postest.
lingkungan sehingga siswa perlu melakukan
banyak kajian literasi dan teknologi. Populasi yang digunakan untuk penelitian
Nisa, dkk. (2015) dalam jurnal penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 2
dengan judul “Efektivitas Penggunaan Modul Indramayu Kabupaten Indramayu tahun
Terintegrasi Etnosains dalam Pembelajaran pelajaran 2017-2018. Sampel sebanyak satu
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Literasi kelas yang diambil menggunakan teknik cluster
Sains Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk random sampling. Teknik tersebut dipilih
mengetahui efektivitas penggunaan modul pada dengan pertimbangan bahwa siswa pada
materi kalor terintegrasi etnosains dalam seluruh kelas memiliki kemampuan sama yang
pembelajaran berbasis masalah terhadap literasi dikaji dari rata-rata nilai harian mata pelajaran
sains siswa. Hasil Penelitian menunjukan Biologi.
bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
sebesar 81,38% sedangkan rata-rata kelas HASIL DAN PEMBAHASAN
kontrol sebesar 77,83 dengan N-gain kelas Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
eksperimen sebesar 0,65 kategori sedang dan pada saat pembelajaran berlangsung, baik pada
kelas kontrol 0,56 kategori sedang. Siswa yang jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran
diajar dengan menggunakan modul terintegrasi bahwa penerapan model pembelajaran STM
etnosains dalam pembelajaran berbasis masalah membutuhkan sarana dan prasarana yang
memiliki kemampuan literasi sains lebih tinggi mendukung. Contohnya ketersediaan wifi di
sekolah agar memudahkan siswa dalam
2
Julfi Adrian Nugraha et.al (Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Teknologi)
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Vol. 7, No. 1, Juni 2019, pp. 1-6
3
Julfi Adrian Nugraha et.al (Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Teknologi)
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi pISSN:2355-2352
Vol. 7, No. 1, Juni 2019, pp. 1-6
4
Julfi Adrian Nugraha et.al (Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Teknologi)
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Vol. 7, No. 1, Juni 2019, pp. 1-6
pencemaran air setelah menggunakan model dibuktikan dengan hasil angket respon siswa
Sains Teknologi Masyarakat memperoleh nilai pada indikator tanggapan siswa terhadap
rata rata sebesar 70,71. Hal ini membuktikan penerapan model pembelajaran STM mencapai
bahwa hasil belajar dengan menggunakan 82,89%, hasil tersebut menunjukkan bahwa
model pembelajaran STM dapat meningkatkan hampir seluruhnya pernyataan siswa merasa
kemampuan dasar literasi sains dan literasi senang dengan adanya pemanfaatan sains
teknologi siswa pada materi pencemaran air teknologi.
dengan kategori memuaskan karena telah
mencukupi batas Kriteria Ketuntasan Maksimal SIMPULAN
(KKM) mata pelajaran Biologi yang ditentukan Berdasarkan hasil analisis data dan
oleh sekolah yaitu 70. Namun demikian, pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
perolehan nilai postes siswa yang lulus KKM bahwa:
hanya sebesar 54%. Hal tersebut disebabkan 1. Hasil Kemampuan dasar Literasi Sains dan
tidak adanya tanggung jawab khusus secara Teknologi Siswa tidak jauh berbeda.
individu, melainkan kelompok sehingga Rerata nilai kemampuan literasi sains ialah
beberapa siswa hanya mengandalkan temannya 77.8, sedangkan literasi teknologi yaitu
dalam mengerjakan tugas kelompoknya. 77.9. Jika dilihat dari tiap indikator
Akibatnya pada saat diberikan tugas individu kemampuan literasi sains siswa meliputi
(postes) beberapa siswa tidak dapat mencapai menjelaskan fenomena ilmiah 85.1,
nilai KKM. Artinya, ketika seseorang memiliki merancang dan mengevaluasi penyelidikan
tanggung jawab yang baik maka ia akan ilmiah 75.9, dan menggunakan bukti
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik ilmiah 72.4. Sedangkan pada Literasi
dan memperoleh hasil yang baik. Hal ini teknologi meliputi Mengelola dan
senada dengan pendapat Mustari (2014) bahwa mengevaluasi informasi yang berasal dari
orang yang bertanggung jawab kepada dirinya berbagai media dengan baik 85.1, dan
adalah orang yang bisa melakukan kontrol memahami pemanfaatan teknologi 70.7.
internal sekaligus eksternal, dimana ia memiliki 2. Pembelajaran dengan model Sains
keyakinan bahwa ia boleh mengontrol dirinya, Teknologi Masyarakat pada subkonsep
dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya Pencemaran Air dapat meningkatkan
adalah hasil dari usaha sendiri. kemampuan Literasi sains dan teknologi
Tingginya literasi sains dan literasi teknologi siswa. Peningkatan kemampuan tersebut
siswa pada materi pencemaran air di kelas X berada pada kategori sedang. Hal ini
IPA 4 ini ditunjang dengan hasil respon siswa dibuktikan dengan hasil analisis data
yang hampir seluruhnya memberikan respon penelitian yang menunjukkan nilai sig <
positif pada setiap indikator, yang dapat dilihat 0,05.
pada Tabel 4.8. Dalam penelitian ini model 3. Pembelajaran subkonsep pencemaran air
pembelajaran STM memberi kesempatan pada melalui model pembelajaran Sains
siswa untuk terlibat secara langsung dalam Teknologi Masyarakat bernuansa literasi
memahami permasalahan terhadap alam sains dan teknologi mampu meningkatkan
sekitar, khususnya pada materi pencemaran air antusiame siswa dalam belajar. Dapat
dengan memanfaatkan teknologi yang ada. dibuktikan dengan hasil perolehan nilai
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Sabar rerata tanggapan siswa terhadap penerapan
(1991) bahwa dengan pembelajaran STM siswa model pembelajaran Sains Teknologi
diajak untuk terlibat mengorganisir kegiatan Masyarakat yaitu sebesar 82.89%,
pembelajaran meliputi penentuan tujuan, penerapan pembelajaran Sains Teknologi
perencanaan, pelaksanaan, cara mendapatkan Masyarakat dapat menciptakan hal yang
informasi, dan evaluasi pembelajarannya. baru dalam mempelajari materi
Besarnya antusiasme siswa terhadap model pencemaran air sebesar 84.21%, keaktifan
pembelajaran STM dikarenakan pada langkah- siswa dalam kegiatan pembelajaran
langkah pembelajaran terdapat sintak invitasi, sebesar 78.28%, pendapat siswa tentang
dimana guru merangsang peserta didik untuk penerapan model pembelajaran Sains
mengingat atau menampilkan kejadian-kejadian Teknologi Masyarakat pada pokok
yang ditemui baik dari media cetak maupun bahasan pencemaran air sebesar 79.82%,
media elektronik yang berkaitan dengan topik keseriusan siswa terhadap pembelajaran
yang merupakan hasil observasi. Hal ini sebesar 78.94%, pemahaman siswa pada
5
Julfi Adrian Nugraha et.al (Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Teknologi)
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi pISSN:2355-2352
Vol. 7, No. 1, Juni 2019, pp. 1-6
6
Julfi Adrian Nugraha et.al (Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Teknologi)