You are on page 1of 2

Hakikat Ibadah Puasa

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Innalhamdalillah washolatu wasalamu ala rosulillah sayyidina Muhammad ibni abdilah


waala alihi wasohbihi wamawalah (amma ba'du).

Jemaah masjid yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini untuk menjalankan
perintah-Nya. Mudah-mudahan kita dapat meraih pahala dan pengampunan dari Allah
SWT di bulan penuh rahmat ini.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa diwajibkan
bagi umat Islam selama bulan Ramadhan pada setiap tahunnya. Ibadah puasa sejatinya
bukan syariat baru. Ibadah puasa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu
sebelum umat Nabi Muhammad saw.

Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik
secara jasmani maupun secara rohani. Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya
disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir
zaman.

Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Pada
ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu
(takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli,
ibadah puasa tidak terlihat secara kasat mata. Sifat takhalli ini menempatkan ibadah
puasa menjadi istimewa.

Adapun manfaat dari puasa adalah menurunkan keinginan-keinginan syahwat yang


menjadi lahan subur setan. Dengan lapar dan haus puasa, lahan subur dan medan pacu
setan menyempit dan terbatas.

Ibadah puasa bermanfaat untuk menaklukkan setan karena syahwat-syahwat itu


merupakan jalan masuk setan, "musuh" Allah. Sedangkan syahwat pada manusia itu
menguat oleh sebab makan dan minum.

Dari sini kemudian, ibadah puasa menjadi pintu ibadah dan tameng atau perisai bagi
mereka yang berpuasa. Ibadah puasa mempersempit ruang gerak setan di dalam tubuh
orang yang berpuasa.

Ketika puasa membatasi, mempersempit ruang gerak, dan menutup jalan bagi setan,
maka orang yang berpuasa layak diistimewakan oleh Allah dengan ganjaran yang tak
terduga baik kuantitas maupun kualitasnya. Wallahu a'lam.
Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon
dimaafkan. Saya akhiri dengan ucapan wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh

You might also like